Anda di halaman 1dari 64

foreword perspektif

Penerapan sistem INSW


Kata sambutan dari kepala
di KPPBC Tipe Madya
PP INSW selaku Pemimpin
Pabean Balikpapan
Umum INSW Magz
03 42 dan KPPBC Tipe Madya
Pabean Ngurah Rai.

main portal suara mereka


Dalam layanan impor ekspor Menampilkan opini
sering didengar istilah LARTAS beberapa tokoh yang patut
(Larangan dan Pembatasan), disimak: PT Teka dan
simak lebih lanjut apa yang Woro Nur Endang Sariati

04 46
dimaksud dengan LARTAS (Kepala Balai Karantina
dan mengapa perlu LARTAS. Ikan Denpasar)

teropong INSW
@ the moment
Lartas, yang jelas, Larangan
yang dikeluarkan, harus Mozaik galeri yang
tetap diawasi dan dapat merangkum peristiwa-

28
peristiwa yang terjadi di
memberikan manfaat
bagi negara. 50 lingkungan PP INSW

Talawang adalah tameng


atau perisai Suku Dayak
yang terbuat dari kayu
ulin atau kayu besi yang
dihias ukiran kebudayaan oase
Dayak. Talawang berbentuk
persegi panjang yang Jendela wawasan yang
dibuat runcing pada membagikan pengetahuan,
bagian atas dan bawahnya. inspirasi dan ide-ide
Panjang talawang sekitar
1 -2 meter dengan lebar
maksimal 50 centimeter.
58 yang akan memperkaya
khazanah wawasan.

Sumber: Wikipedia

PEMIMPIN UMUM: Djadmiko P EM I M P I N REDAKS I : Harmen Sembiring WA K I L P E MI MPI N R E DA K SI : Andrie Kriesniawan,


Sri Dewi Merdekawati RE DAKTU R: Maulana Ali, Ali Manshur, Damar Wijayanto, Tatiana JP E D I TO R : Heru B
D ESAIN GR AFIS: Ricky N FOTOGRAFER: Ibrahim Ghozi S E K R E TA R I AT: Budiyanti A L A MAT R E DA K SI : PP INSW, Gedung Sarana Jaya 3,
Jl. Rawamangun No. 59C, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat Telp. 021-2148 0000 / 2148 0001 / 2148 0002 (Hunting).
Majalah Ini dapat diakses melalui www.insw.go.id
DJADMIKO
Kepala PP INSW

LARTAS
K etika berbicara mengenai Lartas, ada hal menarik yang kita bisa pelajari bersama. Lartas
yang secara terminologi berasal dari kata larangan dan pembatasan ini memiliki cakupan
bahasan yang lebih luas, tidak hanya sebatas pada larangan dan pembatasan semata.

fo rewo rd
Secara umum Lartas sering dipandang hanya sebagai sebuah standar proses dalam meneliti
kelengkapan dokumen berserta isinya oleh petugas Negara yang menjaga keluar masuknya
barang-barang ekspor maupun impor ke dalam kawasan kepabeanan Indonesia.

Kenyataannya, Lartas tidak sekadar digunakan untuk menjaga keluar masuknya barang di
kawasan kepabeanan, namun masih banyak pihak lain yang terlibat di dalamnya. Beberapa
Kementerian/Lembaga juga terlibat dengan keberadaan Lartas. Keterlibatan ini lebih
kepada pemberian dokumen rekomendasi teknis sebagai syarat untuk bisa memperoleh
izin akhir terkait pengawasan barang-barang yang secara teknis memiliki risiko Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan hidup (K3L).

Pada hakikatnya, fungsi utama diberlakukannya Lartas adalah untuk melindungi kepentingan
nasional. Lartas sendiri masuk dalam agenda Paket Kebijakan Ekonomi ke-15 khususnya
dalam hal penyederhanaan tata niaga yang akan berdampak pada kemudahan berusaha (Ease
of Doing Business/EODB). Salah satu target yang ingin diraih pemerintah Indonesia di tahun
2018 adalah peningkatan EODB hingga peringkat ke-40 yang tentunya tidak bisa lepas dari
mekanisme Lartas dalam kegiatan ekspor impor.

Sejumlah insight mengenai Lartas dipaparkan lebih lanjut oleh para Pimpinan dari beberapa
Kementerian/Lembaga dalam majalah INSWMagz edisi ke-3 ini. Agar cakupan tulisan bersifat
cover both side, tim redaksi juga meminta pandangan dari pihak luar yakni Direktur Institute
for Development of Economics and Finance (INDEF) mengenai dampak Lartas terhadap iklim
investasi di Indonesia.

Semoga majalah INSWMagz ini mampu menambah khazanah pemikiran para pembaca
mengenai Lartas dan manfaatnya terutama untuk melindungi dan menjaga kepentingan
nasional. Kritik dan saran yang membangun akan terus kami nantikan sebagai perbaikan
untuk edisi kedepannya. Akhir kata saya mengucapkan selamat kepada tim redaksi yang telah
mengangkat Lartas sebagai topik bahasan pada INSWMagz edisi ke 3 ini, selamat membaca…

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 3


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Hari S. Noegroho

Deputi I Bidang Proses Bisnis

APA DAN
MENGAPA
LARTAS
Dalam layanan impor ekspor sering didengar istilah
LARTAS, yang sebenarnya perpanjangan dari dua
kata Larangan dan Pembatasan, namun tidak banyak
masyarakat umum memahami apa yang dimaksud
dengan LARTAS atau singkatan dari larangan dan
pembatasan, dan mengapa perlu LARTAS.

Lartas dan Border Control Karena pelaksanaan proses tindakan penelitian LARTAS dapat
LARTAS yang dilaksanakan oleh dilakukan sebelum Border control,
Sebenarnya proses LARTAS
Petugas Bea dan Cukai di Border karena sebelum realisasi Impor/
bukanlah suatu Larangan dan
Area bersamaan dengan tugas ekspor ada proses pembuatan
Pembatasan dalam arti kata
pemeriksaan lainnya, maka proses izin final, dan sebelum penerbitan
sebenarnya, dan lebih tepat bila
tersebut merupakan bagian dari izin final disyaratkan kelengkapan
diartikan sebagai suatu standar
prosedur Border control DJBC. dokumen dan data pendukung
proses , yaitu standar proses
bila diperlukan. Sehingga
meneliti kelengkapan dokumen LARTAS merupakan tahap pertama
penelitian atas kelayakan
dan isinya oleh Petugas DJBC, proses border control, yang bila
dokumen pendukung seharusnya
agar terjamin telah sesuai dengan seluruh data dan dokumen sudah
sudah dapat dilakukan bertahap
persyaratan impor/ekspor yang memenuhi syarat, maka proses
sebelumnya, dan tidak harus
harus dipenuhi oleh pelaku usaha, dilanjutkan dengan pemeriksaan
dilakukan seluruhnya oleh Petugas
dan merupakan bukti bahwa lain untuk dapat diperoleh customs
Bea Cukai.
komoditi yang diimpor/ekspor clearance dan Cargo release..
dilaksanakan sepengetahuan Menjadi pertanyaan berikut,
Sebagai bentuk pemeriksaan
semua kementerian / lembaga mengapa selama ini LARTAS
kelengkapan dokumen dari seluruh
teknis terkait, juga telah menjadi bagian dari proses Border
K/L Teknis dan pemberian izin telah
memenuhi ketentuan yang control, yang dapat diungkap
sesuai persyaratan Impor/ekspor,
disyaratkan di negara tujuan bagi dari perkembangan kebutuhan
bila diamati dari sudut siklus
kelancaran ekspor. LARTAS di masa lalu.
proses Impor Ekspor, sebenarnya

4
Perkembangan Lartas menyusun daftar LARTAS yang yang memerlukan pertimbangan
berisi kelengkapan syarat dokumen Petugas karena Kebijakan atas
Untuk mendapatkan Izin, bagi
yang wajib dilengkapi bagi setiap komoditi tertentu yang tidak bisa
beberapa komoditi disyaratkan
komoditi, yang selanjutnya dikenal diotomasi, maka beban kerja
adanya rekomendasi teknis dari
sebagai TABEL LARTAS. Selanjutnya Petugas Analyzing Point untuk
K/L penanggung jawab atas
pemeriksaan akurasi data dilakukan memeriksa secara manual hasil
pengawasan barang2 yang secara
dengan pencocokan manual atas proses OTOMASI LARTAS masih
teknis memiliki risiko Keamanan,
konsistensi isi data dalam dokumen banyak ditemukan.
keselamatan, kesehatan dan
rekomendasi, izin hingga pengajuan
lingkungan hidup (K3L), dan
realisasi Impor/ekspor.
Pengawasan Syarat Edar
beberapa kebijakan lainnya, yang di Border
realisasinya dibuktikan dengan Proses LARTAS mulai berubah
dengan adanya INSW sebagai Khusus untuk barang impor, selain
terbitnya dokumen rekomendasi
hub untuk merelasikan data dan wajib memenuhi persyaratan untuk
teknis sebagai syarat untuk bisa
proses antar KL, sehingga secara pengamanan risiko K3L, juga ada
memperoleh izin Final.
bertahap akurasi dan sinkronisasi komoditi yang harus memenuhi
Pada proses secara manual, persyaratan peredaran dan standar
data rekomendasi dan Izin Final
dimana verifikasi atas dokumen nasional yang harus dipenuhi oleh
dilakukan dengan pembandingan
rekomendasi dilakukan dengan importir. Untuk semua komoditi
data elektronik. Sehingga apabila
verifikasi fisik, dan proses yang berisiko K3L wajib dilakukan
semua proses penerbitan
pembuatan izin berdasar data

m ain p o r t al
izin secara bisa diverifikasi penelitian persyaratan dan
dari dokumen rekomendasi, maka pemeriksaan sebelum keluar dari
kesesuaian isinya dengan data
terdapat risiko kemungkinan Area Pabean.
rekomendasi, maka sebenarnya
kesalahan verifikasi maupun
izin final dapat dipastikan pasti Dalam realisasi border control di
kesalahan pengambilan data,
akurat isinya dengan rekomendasi Indonesia, selain komoditi berisiko
yang menyebabkan izin final yang
pendukungnya. K3L terdapat pula komoditi tanpa
diterbitkan mengandung risiko
Demikian pula untuk kelengkapan risiko K3L yang diawasi pada
akurasi sehingga diperlukan “dual
dokumen syarat izin impor ekspor, Border Area, yaitu barang 2 yang
control” atau penelitian ulang.
dengan adanya data elektronik wajib memenuhi Standar Nasional
Risiko akurasi bertambah ketika dan Syarat untuk bisa diedarkan di
yang mencerminkan isi dokumen
percepatan layanan menjadi Wilayah NKRI, yang pelaksanaan
dari seluruh K/L, maka proses
proritas, sehingga risiko dokumen penelitian persyaratannya oleh
pemeriksaan kelengkapan dokumen
aspal, akurasi dll, menjadi risiko K/L teknis penerbit persyaratan
dapat diotomasi dengan melakukan
yang harus diamankan oleh pihak didelegasikan ke Kemenkeu untuk
konversi TABEL LARTAS menjadi
independen. dilaksanakan oleh Petugas BC.
Tabel Pembuatan Keputusan
Oleh karena beberapa risiko (Decision Support Table) secara Selanjutnya pengawasan syarat edar
administrasi dari proses manual elektronik. Sehingga beban tugas tersebut diperlakukan sama sebagai
tersebut, dan ditambah risiko Analyzing Point menjadi ringan komoditi LARTAS dan masuk dalam
K3L pada komoditas tertentu, dengan proses OTOMASI penelitian TABEL LARTAS untuk diawasi.
maka pengawasan dini oleh K/L kelengkapan dokumen LARTAS Penggabungan pengawasan
Teknis yang dinyatakan dengan yang dijalankan di Portal INSW. kelengkapan syarat edar dalam
kelengkapan syarat impor / ekspor, border control, menjadikan
Namun karena adanya risiko
wajib diawasi ulang kelengkapan Indonesia istimewa dibanding
akurasi akibat belum semua
dokumen dan akurasi datanya dengan negara lain, karena jumlah
proses izin final di verifikasi
sebelum barang diperiksa lebih komoditi yang diawasi oleh petugas
secara elektronik, dan adanya
lanjut sesuai prosedur pengawasan BC dalam border control extra
Kebijakan Pemerintah yang isinya
Border oleh petugas Bea Cukai. besar jauh diatas rata-rata dengan
tidak dapat diotomasi, maka ada
Dalam proses LARTAS secara sebagian kegiatan Impor ekspor negara lain. Untuk itu Pemerintah
manual, dilakukan penelitian dari Komoditi berisiko K3L yang membuat kebijakan mengurangi
kelengkapan dokumen persyaratan ternyata prosesnya tidak memenuhi beban normalisasi border control,
yang wajib dipenuhi, untuk syarat yang tercantum dalam yaitu dengan mengeluarkan semua
kemudahan proses tersebut DJBC TABEL LARTAS, atau realisasi Komoditi Non K3L dari daftar

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 5


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
syarat edar adalah pemeriksaan adanya otomasi penelitian LARTAS
fisik, yang dilakukan berdasar di INSW menjadi jauh lebih cepat
realisasi Impor dengan risiko tinggi dan dan jauh lebih ringan di banding
(jalur merah) yaitu hasil terapan ketika pengawasan masih dilakukan
Manajemen risiko. Sehingga secara manual. Sehingga seharusnya
praktis tidak banyak barang yang dengan cara yang sama dengan
tidak berisiko K3L yang diperiksan proses pemeriksaan dokumen
secara fisik. Lartas, yaitu otomasi pengawasan
Sehingga bila syarat edar atas syarat edar bagi dokumen Impor
komoditi yang tidak berisiko K3L secara otomatis tidak akan menjadi
dikeluarkan dari Border control dan beban bagi K/L terkait, apabila
menjadi bagian dari Post Border sudah ada penegasan Unit kerja
LARTAS Border control sehingga
control, maka minimal diperlukan yang melaksanakan tugas atas
pengawasannya dilakukan Post Border.
adanya aplikasi computer sejenis penyimpangan yang dijumpai dalam
Adanya kebijakan mengalihkan untuk otomasi pengawasan proses otomasi pengawasan syarat
pengawasan standar dan syarat edar kelengkapan dokumen dan isi edar, sebagaimana tugas Analyzing
barang non K3L keluar Border Area syarat edar, dengan logika proses Point yang harus dilakukan atas hasil
merupakan hal yang mengejutkan bagi seperti otomasi pengawasan proses otomasi syarat LARTAS.
semua K/L, karena sudah lama mereka dokumen LARTAS di Bea Cukai, dan Demikian pula dengan teknis
tidak melakukan tugas pengawasan selanjutnya perlu ditata manajemen pemeriksaan fisik di Border oleh Bea
penuh dengan mendelegasikan tugas risiko pada satuan kerja pelaksana Cukai, semuanya dengan terapan
pengawasan atas seluruh syarat edar pengawasan disemua K/L Manajemen Risiko menjadi beban
kepada DJBC untuk dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan ringan bagi Bea Cukai, karena yang
sebelum customs clearance. Namun pengawasan fisik terencana yang diperiksa hanya realisasi impor/
bila semua K/L memahami apa saja dilaksanakan secara realistis ekspor yang diidentifikasi berisiko
yang dilakukan selama ini dalam berdasar tingkat risiko tinggi. tinggi saja. Oleh karenanya bagi
melaksanakan pengawasan standars
Ada atau tidak adanya pengalihan pelaksanaan Border control tidak
dan syarat edar oleh Petugas Bea
pengawasan syarat edar dari akan menjadi beban bagi K/L
Cukai, seharusnya tidak perlu
Border menjadi Post Border, penanggung jawab pengawasan
ditakutkan, karena teknis pengawasan
tetap diperlukan pelaksanaan edar apabila telah menerapkan
yang selama ini dilakukan oleh DJBC
Manajemen Risiko di semua Manajemen Risiko bagi kemudahan
juga seharusnya dapat dilakukan oleh
K/L peserta INSW, sebagai Pemeriksaan, dengan menegaskan
K/L masing-masing.
bagian dalam rencana terapan satuan kerja pelaksana Manajemen
Pengawasan Syarat Edar ISRM (Indonesia Single Risk Risiko dan pelaksana Pemeriksaan.
dalam Lartas Management). Sehingga dapat Sehingga dapat disimpulkan
Bahwa sebagaimana proses penelitian disusun rencana kerja peralihan kemudahan Pengawasan Edar
atas Komoditi LARTAS, semua syarat Border control menjadi Post Border dapat diperoleh apabila Otomasi
edar yang diwajibkan bagi komoditi Control tanpa menambah banyak pemeriksaan Syarat Edar dan
Non K3L yang dititipkan sebagai beban kerja tambahan disemua K/L Manajemen Risiko dijalankan dalam
LARTAS dilaksanakan sama dengan peserta INSW. kegiatan Pengawasan Barang Edar.
proses LARTAS komoditi K3L, yaitu Otomasi dan Manajemen
pemeriksaan dengan memanfaatkan MENYEMPURNAKAN
Risiko bagi Pengawasan
fasilitasi Otomasi penelitian
Edar OTOMASI
kelengkapan dokumen persyaratan PEMERIKSAAN
LARTAS untuk memeriksa kelayakan Proses LARTAS yang sebelum
dokumen syarat edar secara otomatis, terapan INSW merupakan proses KELENGKAPAN
dan hanya yang tidak lolos dari pemeriksaan dokumen pelengkap DOKUMEN
pemeriksaan Aplikasi OTOMASI LARTAS kepabeanan secara manual dan
Hasil evaluasi atas proses otomasi
yang diperiksan secara manual oleh memakan waktu lama untuk
LARTAS sebagai bagian dari Border
Petugas Analyzing Point. Pemeriksaan dikerjakan oleh Unit Kerja Analyzing
control dijumpai masih banyak
berikutnya sesudah pemeriksaan Point disetiap Border Area, setelah
beban proses pemeriksaan manual

6
oleh petugas Analyzing Point. Hal tersebut
diakibatkan beberapa hal antara lain:

• Kesalahan Pengurusan Dokumen karena


keterlambatan pengkinian INTR,
• Kesalahan pengurusan dokumen
karena ketidak taatan Pelaku usaha
• Kebijakan yang penuh perkecualian
dan tidak bisa di otomasi
• Adanya komoditi dengan ID
sama namun spesifikasi rinci
dan perlakuannya berbeda
• Untuk dapat meningkatkan manfaat dari
proses Pemeriksaan Dokumen yang
diotomasi baik bagi kepentingan LARTAS
maupun SYARAT EDAR, diperlukan Produsen Data yaitu pejabat yang berwenang melakukan
beberapa perbaikan antara lain: Create, Update & Delete atas isi INTR.
• Penegasan tata kelolaan peraturan yang Kesiapan K/L baru tampak pada DJBC yang sejak awal
merupakan isi dari INTR di Portal INSW, INTR membantu menyediakan isi INTR. Untuk kejelasan

m ain p o r t al
untuk menjadi tanggung jawab langsung tanggung jawab diperlukan penegasan Pejabat pelaksana
semua satuan kerja penanggung jawab pemeliharaan INTR dari semua K/L terkait.
penyampaian kebijakan pemerintah
kepada Publik, sebagai produsen Disamping INTR, ada pula tugas yang harus sinkron dengan
data dari masing-masing K/L, isi INTR, yaitu petugas pelaksana pemerliharaan TabeL
sehingga isi INTR dijamin akurat dan Pembuatan Keputusan yang diperlukan bagi otomasi
dapat dipertanggung jawabkan oleh pemeriksaan kelengkapan dokumen dan data, yaitu TABEL
produsen data masing-masing K/L.
LARTAS dan TABEL Syarat EDAR yang seharusnya ada
• Peningkatan sanksi atas ketidaktaatan dalam mendukung otomasi pemeriksaan dokumen syarat
pelaku usaha yang mampu menimbulkan edar dalam pelaksanaan Post Border control. Untuk
efek jera atas penyimpangan Lartas Tabel LARTAS sudah jelas, dipelihara oleh DJBC, sedang
maupun Penimpangan syarat edar untuk Tabel Syarat Edar masih perlu pembahasan untuk
yang dijumpai dalam Border control
penunjukan penanggung jawabnya.
maupun Post Border control.
Keberadaan penanggung jawab tersebut menjadi penting
• Melakukan analisa ulang atas semua
Kebijakan yang tidak bisa diotomasi agar proses otomasi pemeriksaan dokumen dapat
untuk disempurnakan agar dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
diotomasi proses pengawasannya.
Peningkatan Sanksi atas Penyimpangan
• Melakukan penyempurnaan sistem
Dari faktor ketidaktaatan pelaku usaha umumnya terjadi
dengan melengkapi teknis proses
otomasi dengan menambah ID teknis karena sanksi yang masih dianggap ringan. Hal tersebut
atas setiap komoditi berbeda yang ada perlu dibuktikan dengan penelitian atas dampak regulasi
dalam satu HS code, tanpa melakukan terkait untuk menjadi dasar penyempurnaan kebijakan
perubahan HS Code yang sudah ada. Pemerintah dengan pengaturan sanksi yang lebih tepat agar
Penanggung Produsen Data INTR mereka patuh.
dan Tabel Lartas/Syarat Edar Kebijakan sanksi banyak dilakukan negara yang
Tatakelola INTR memerlukan banyak menerapkan prinsip “self assessment” atas pengisian
perbaikan yang belum bisa dijalankan permohonan maupun dokumen pendukung, yang akan
karena perlu kesiapan seluruh K/L untuk menjadi object post audit, dan selanjutnya atas temuan
menyediakan tenaga pelaksana tugas penyimpangan saat post audit akan menjadi dasar
pemeliharaan yang menjalankan tugas pengenaan sanksi yang mampu menyebabkan pelaku usaha
dengan status Kewenangan akses sebagai atau perantara proses tidak berani melakukan penimpangan
atau kebohongan dalam proses impor ekspor.

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 7


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Penataan Isi Kebijakan untuk Otomasi Dalam pelaksanaan otomasi pemeriksaan
kelayakan persyaratan dokumen dan
Dari sudut kebijakan atas komoditi, dijumpai data impor ekspor tidak bisa lepas
beberapa hambatan kebijakan yang tidak dari adanya “satu HS Code” dengan
bisa otomasi. Umumnya terjadi karena rincian beberapa komoditi yang
ketidakkepastian isi kebijakan karena berbeda, sehingga menyebabkan
mengandung dengan perkecualian yang bagi HS Code tersebut tidak dapat dilakukan proses
memerlukan pertimbangan Petugas. otomasi pemeriksaan Dokumen, baik LARTAS maupun
SYARAT EDAR. Untuk itu beberapa negara mengatasi
dengan membuat ID teknis diluar HS Code, agar bagi
komoditi memiliki rincian yang tidak sesuai dengan
HS code dapat dilakukan otomasi proses pengawasan
dokumen dan data untuk memastikan persyaratan
telah dipenuhi dan juga dapat dilakukan otomasi
proses perhitungan tarif dan lain-lain untuk percepatan
layanan dan kemudahan perolehan data statistik.
Sebagai contoh:

• Singapura membuat Product Code untuk


highlight proses pengawasan atas komoditi
tertentu dan mengatasi perbedaan
dalam satu HS code yang sama.
Untuk itu dalam setiap penyusunan kebijakan, • Amerika menerbitkan commodity code yang
khususnya dalam melakukan analisa dampak selaras dengan HS code dengan menambahkan
kebijakan diperlukan analisa logika atas terapan 4 digit lebih panjang dari HS Code Internasional,
kebijakan tersebut, perlu sinkronisasi isi sehingga dikenal adanya tabel komoditi (Schedule
B) yang diterbitkan oleh US Census Bureau,
kebijakan agar isinya dapat dimasukkan dalam
yang dimanfaatkan untuk otomasi pengawasan,
Tabel Pembuat Keputusan (TABEL LARTAS atau otomasi perhitungan dan analisa statistik.
TABEL SYARAT EDAR) yang untuk dapat diotomasi
proses pemeriksaan dokumen dan isinya.
Sinkronisasi tersebut menjadi perlu masuk
dalam daftar pemeriksaan kelayakan kebijakan,
mengingat untuk percepatan layanan dan
pemeriksaan seharusnya seluruh proses
dapat diotomasi untuk memberikan hasil yang
akurat bebas dari risiko penyimpangan dalam
pembuatan keputusan oleh Pejabat Pelaksana.

Melengkapi HS Code dengan


ID Teknis bagi Spesifikasi Rinci
atas Komoditi
Wacana terapan Product Code maupun Commodity Code
untuk mengatasi kekurangan rincian dalam HS Code
selama ini sudah banyak dibahas, namun karena batasan
DJBC selalu pengendali HS Code yang tidak diperkenankan
melakukan perubahan HS Code, maka masalah tersebut
tidak pernah tuntas, untuk itu diperlukan penunjukan Lead
Agency di luar DJBC agar kebutuhan kode teknis untuk
rincian komoditi di luar HS Code dapat direalisasikan,
sebagaimana telah dilaksanakan oleh Pemerintah Amerika
Serikat yang menerbitkan ID Komoditi nasional Non HS
Code di bawah US Census Bureau.

8
Satuan tugas pelaksana Manajemen Risiko dan
pelaksana analisa risiko tersebut sebenarnya hanya
diperlukan ada satu dalam setiap K/L sesuai Concern
yang ditugaskan dalam tugas dan fungsi masing-
masing K/L, namun masih banyak K/L yang belum
memiliki Organisasi tersebut.
Organisasi pelaksana Manajemen Risiko sebenarnya
memerlukan relasi erat dengan penerbit kebijakan,
dan pelaksana pemeriksaan, karena penerbit kebijakan
bisa membuat ketentuan yang mengatur agar K/L
terhindar dari kondisi yang tidak diinginkan, dan
pelaksana pemeriksaan bisa menjadi pelaksana
MANAJEMEN RISIKO BAGI
evaluasi atas kelayakan analisa risiko dan ramalan
PENGAWASAN BARANG EDAR yang dibuat oleh satuan pelaksana Manajemen Risiko
Pengawasan fisik dalam Border control atas tersebut.
komoditi yang wajib memenuhi syarat edar dapat Dengan adanya manajemen risiko, maka pemeriksaan
diperkecil % jumlahnya dengan terapan Manajemen fisik pada pelaksanaan Post Border control maupun
Risiko di Bea Cukai, dan bila komoditi yang sama pengawasan Barang Edar bisa dilakukan sesuai
menjadi Post Border maka diperlukan terapan dengan Area dan Tingkat risiko yang diperoleh dari

m ain p o r t al
manajemen risiko yang sama untuk mendukung analisa risiko. Apabila risiko peredaran cukup tinggi
efektifitas dan efisiensi oleh K/L teknis maupun K/L proses tetap dilakukan di Border, bila area risiko tinggi
penerbit izin final. dijumpai dalam proses distribusi, maka dapat diatur
Untuk melaksanakan Manajemen Risiko diperlukan syarat logistik pergudangan bagi komoditi tertentu.
dua Komponen utama, yaitu: Dan apabila area risiko tinggi komoditi tertentu
mudah diperoleh dan terjadi di pasar, maka proses
• Analisa Risiko sesuai Concern K/L masing- pemeriksaan dilakukan pasar, untuk itu diperlukan
masing, untuk menemukan kelompok area penataan kebijakan untuk kemudahan pengawasan
risiko dari setiap Komoditi dan pelaku usaha, pasar bagi komoditi tersebut.
untuk kemudian dinilai tingkat risiko masing-
masing area berdasar analisa atas data Dengan siklus realisasi kebijakan yang dikombinasikan
statistik time series yang mencerminkan dengan terapan manajemen risiko dan pengawasan, maka
semua transaksi dalam satu periode, yang akan mempermudah Pemerintah menata perekonomian
secara statistik layak menjadi dasar analisa. nasional secara strategis dan tepat sasaran.
• Pemanfaatan nilai risiko yang dihasilkan oleh
kelompok tugas pelaksana analisa risiko, KESIMPULAN
untuk dipergunakan dalam otomasi proses
Bahwa LARTAS dan Manajemen Risiko merupakan
layanan dan pengawasan dengan aplikasi
komputer, maupun pembuatan keputusan oleh salah satu contoh komponen proses pemeriksaan dan
petugas pelaksana layanan dan pengawasan. pengawasan yang bisa diotomasi untuk mendukung
efektifitas kebijakan pemerintah dalam mengatur
Dari kedua komponen tersebut yang paling sulit adalah perekonomian nasional.
melaksanakan kegiatan untuk komponen pertama yang
akan memberikan gambaran area risiko berikut nilai Untuk itu perlu dukungan untuk optimalisasi otomasi
peringkat risikonya yang layak guna. lartas agar tercapai transparansi layanan dan pengawasan
Pemerintah yang dipahami dan diketahui publik agar
Untuk melakukan analisa risiko bukan hanya perekonomian Nasional bisa tertib dan terkendali.
dibutuhkan data time series realisasi impor /
ekspor yang akurat dan memenuhi syarat analisa Diperlukan beberapa penyesuaian kebijakan dan
statistik saja, tetapi juga SDM - tenaga analis yang komitmen untuk melaksanakan otomasi dalam
lengkap dan bertugas rutin dalam satu satuan mendukung pengawasan Impor ekspor dan Barang
tugas, karena analisa risiko bersifat time series edar agar Perekonomian Nasional bisa dikendalikan
sesuai perkembangan waktu yang tidak mungkin untuk kepentingan dan kemakmuran Masyarakat dan
dilaksanakan sebagai tugas sampingan. Bangsa Indonesia. (HARI S. NOEGROHO)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 9


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PENGAWASAN BARANG LARANGAN PEMBATASAN
OLEH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

B. Wijayanta B.M.

Direktur Penindakan dan Penyidikan DJBC

Menjawab Tantangan,
Menyusun Strategi
berada di batas negara, maka
tugas lainnya yang bersifat non
tariff barrier pun “dititipkan”
kepada Bea dan Cukai. Hal ini
sejalan dengan penjelasan Pasal
53 ayat (1) bahwa, “Sesuai dengan
praktik kepabeanan internasional,
pengawasan lalu lintas barang
yang masuk atau keluar dari
daerah pabean dilakukan oleh
instansi pabean. Dengan demikian,
agar pelaksanaan pengawasan
peraturan larangan dan
pembatasan menjadi efektif dan
“W aduuh Pak, mana saya Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), terkoordinasi, instansi teknis yang
tahu ada aturan seperti itu. Tolong juga berkewajiban melaksanakan bersangkutan wajib menyampaikan
lah,” terdengar seloroh dari sudut pengawasan larangan pembatasan peraturan dimaksud kepada
ruangan kargo bandara di tengah saat barang diimpor. Lalu apa Menteri untuk ditetapkan dan
dentuman suara pesawat. “Barang pasal, sehingga Direktorat Jenderal dilaksanakan oleh Direktorat
yang saya beli ini untuk saya pakai Bea dan Cukai juga “mengurusi” Jenderal Bea dan Cukai”.
sendiri, masa harus urus izin masalah perizinan masuk dan
segala,” suara lelaki itu berkilah. keluar barang impor maupun Sengaja, diawal sudah disampaikan
ekspor? Toh izin-izin tersebut kan dasar hukum berupa Undang-
Kejadian seperti itu hampir setiap diterbitkan oleh kementerian teknis Undang agar ada mindset yang
hari ditemui pelayanan impor atau lembaga lainnya, bukan DJBC? sama, bahwa kewenangan ini
maupun ekspor di Direktorat adalah amanat Undang-undang.
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Sejatinya aparat pabean
Tugas DJBC, selain fokus terhadap merupakan fiskus, yang melakukan Lalu bagaimana? Apakah begitu
pemungutan penerimaan negara pemungutan pajak di sektor impor diterbitkan dan diundangkan oleh
dari sektor kepabeanan seperti dan ekspor. Namun, mengingat kementerian/lembaga langsung
Bea Masuk, Bea Keluar, dan posisi pelaksanaan tugasnya dilaksanakan pengawasannya?

10
Tunggu dulu, tidak serta merta akan disampaikan ke Portal
Subjek
peraturan yang diterbitkan oleh Indonesia National Single Window Siapa subjek pengawasan barang
kementerian/lembaga langsung (INSW) sebagai referensi tunggal larangan pembatasan? Secara
dilaksanakan pengawasannya. ketentuan larangan dan/atau umum subjek pengawasan barang
Pasal 53 ayat (1) Undang-undang pembatasan impor atau ekspor. larangan pembatasan adalah
Kepabeanan mengamanatkan, eksportir dan importir yang
“Untuk kepentingan pengawasan Ruang Lingkup membawa barang yang diatur
terhadap pelaksanaan ketentuan Dalam berbagai kesempatan, oleh peraturan dari kementerian/
larangan dan pembatasan, instansi media masa memberitakan lembaga. Importir atau eksportir,
teknis yang menetapkan peraturan tentang penindakan Petugas Bea harus memberitahukan
larangan dan/atau pembatasan dan Cukai di laut terhadap barang barang Impor yang dilarang
atas impor atau ekspor wajib dilarang atau dibatasi. Lalu, atau dibatasi sebagai barang
memberitahukan kepada Menteri”. apakah memang pengawasannya larangan dan/atau pembatasan.
melingkupi sampai dengan perairan
Lebih lanjut, ada mekanisme dan batas negara? Sebagaimana Objek
penelitian dan “konversi” barang yang masuk ke dalam Masing-masing dalam Peraturan

m ain p o r t al
peraturan Kementerian/Lembaga, daerah pabean telah tertuang Menteri Perdagangan nomor
sehingga dapat diawasi oleh DJBC Bea Masuk. Dalam pengawasan 48/M-DAG/PER/7/2015 tentang
sebagaimana amanat Pasal 53 UU Bea dan Cukai sebagaimana Ketentuan Umum di Bidang
Kepabeanan, ayat (2) dan Peraturan diatur Pasal 2 Undang-undang Impor dan Peraturan Menteri
Menteri Keuangan nomor 224/ Kepabeanan, terhadap barang Perdagangan nomor 13/M-DAG/
PMK.04/2015 tentang Tentang impor yang terkena ketentuan PER/3/2012 tentang Ketentuan
Pengawasan Terhadap Impor Atau larangan pembatasan, pemenuhan Umum di Bidang Ekspor,
Ekspor Barang Larangan dan/ persyaratannya dalam bentuk penggolongan barang impor
atau Pembatasan. Mekanisme perizinan juga harus telah dipenuhi maupun ekspor antara lain:
ini semata-mata agar peraturan sebelum barang masuk ke daerah
yang disampaikan untuk diawasi pabean. Hal ini sebagaimana diatur  Barang bebas impor
dapat dilaksanakan dengan baik pada Pasal 6 ayat (1) Peraturan atau ekspor;
oleh Petugas Bea dan Cukai. Menteri Perdagangan nomor  Barang dibatasi impor
Kejelasan jenis barang, kejelasan 48/M-DAG/PER/7/2015 tentang atau ekspor;
dokumen yang dipersyaratkan, Ketentuan Umum di Bidang Impor.  Barang dilarang impor
kejelasan satuan barang dalam hal atau ekspor.
kuota, dan kejelasan instrumen Oleh sebab itulah Petugas Bea
administrasi yang digunakan dan Cukai dapat melakukan Objek pengawasan terkait
DJBC untuk pengawasan adalah pengawasan sejak saat masuk larangan pembatasan adalah
objek dari penelitian ini. ke dalam daerah pabean dengan barang yang dibatasi atau
melakukan pemeriksaan dilarang sebagaimana peraturan
Jika telah lulus “tes uji” maka atas kapal, muatannya, dan kementerian atau lembaga yang
akan diterbitkan Keputusan dokumennya. Dalam skema ekspor telah ditetapkan oleh Menteri
Menteri Keuangannya. Mulai dari juga begitu. Sebelum barang Keuangan untuk diawasi,
sinilah perintah pengawasan akan dimuat ke sarana pengangkut untuk sebagaimana tercantum pada
dijalankan. Selanjutnya, data dikeluarkan dari daerah pabean, data larangan pembatasan Portal
barang yang tercantum dalam persyaratan berupa perizinan harus Indonesia Natinal Single Window
Keputusan Menteri Keuangan sudah dipenuhi terlebih dahulu. (INSW) sebagai single refference.

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 11


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Mekanisme Secara umum, penelitian atas 3. Sedangkan dalam hal penelitian
Konsep pertama yang menjadi perizinan larangan dan pembatasan sebagaimana dimaksud pada
pegangan dalam pengawasan yang disampaikan oleh importir huruf a dan b tidak dapat
barang larangan pembatasan atau eksportir dilakukan dengan dilakukan atau PIB disampaikan
adalah pemberitahuan pabean mekanisme sebagai berikut: dalam bentuk tulisan di
akan dilayani setelah ketentuan atas formulir, penelitian
larangan pembatasannya 1. Untuk Kantor Pabean yang pemenuhan ketentuan
dipenuhi terlebih dahulu telah terhubung dengan Portal larangan atau pembatasan
sebagaimana diatur dalam INSW, penelitian pemenuhan secara administratif
Peraturan Direktur Jenderal ketentuan larangan dan/ dilakukan oleh Pejabat
Bea dan Cukai Nomor Per-16/ atau pembatasan dilakukan yang menangani penelitian
BC/2016 tentang Petunjuk oleh Sistem Komputer larangan dan pembatasan.
Pelaksanaan Pengeluaran Pelayanan melalui atau
Barang Impor Untuk Dipakai menggunakan Portal INSW; Jika persyaratan larangan
dan Per-32/BC/2014 tentang 2. Untuk Kantor Pabean yang pembatasan telah dipenuhi,
Tata Laksana Kepabeanan belum terhubung dengan selanjutnya adalah mekanisme
di Bidang Ekspor. Dengan Portal INSW namun telah billing (pembayaran) dan penerbitan
konsep tersebut, penelitian menggunakan Sistem Komputer nomor pendaftaran pemberitahuan
terhadap pemberitahuan barang Pelayanan, penelitian pemenuhan pabean. Secara sederhana,
larangan dan/atau pembatasan ketentuan larangan dan/atau proses penelitian pemenuhan
dilakukan saat pengajuan pembatasan dilakukan oleh ketentuan larangan pembatasan,
pemberitahuan pabean. Sistem Komputer Pelayanan; adalah sebagai berikut:

LARANGAN REJECT

CEK
DOKUMEN AJU KETENTUAN
PIB/PEB LARTAS ADA
PERIZINAN PROSES

PEMBATASAN
TIDAK ADA
PERIZINAN REJECT

Pengecekan Ketentuan Lartas dilakukan secara:


 Otomatis melalui Portal INSW
 Manual melalui Petugas Analyzing Point SUS SISTEM
PENJALURAN

12
Tantangan dan Strategi
pengawasan dengan memeriksa secara umum, wewenang
Wilayah geografis menjadi tantangan fisik seluruh barang. DJBC harus petugas Bea dan Cukai dalam
tersendiri dalam pengawasan bisa melakukan pemetaan wilayah melaksanakan pengawasan
kepabeanan, apalagi saat ini yang rawan, tingkatan profil impor atau ekspor adalah:
Indonesia tercatat memiliki sekitar importir, eksportir, dan komoditi.
a. Pencegahan barang dan
17.500 pulau. Terkesan klasik Dengan begitu, dapat menentukan
sarana pengangkut;
memang. Namun, realitas yang objek dan subjek pemeriksaan
b. Pengawasan dan penyegelan;
dihadapi para petugas di lapangan, fisik. Inilah yang dikatakan c. Pemeriksaan atas Barang;
dengan jumlah pegawai DJBC saat sebagai manajemen risiko, d. Pemeriksaan Pembukuan;
ini sekitar 14.000 orang, menjadi tujuannya tentu agar pengawasan e. Pemeriksaan Bangunan
tidak mungkin menempatkan menjadi efektif dan efisien. dan Tempat Lain;
pegawai di sepanjang garis batas f. Pemeriksaan Sarana
negara bahkan tidak cukup untuk Manajemen risiko melahirkan Pengangkut;
mengawasi masing-masing pulau. penjaluran yang saat ini dikenal g. Pemeriksaan Badan.
antara lain, jalur hijau yang hanya Hal yang tidak boleh
Sebagai respon dari tantangan dilakukan pemeriksaan atas dikesampingkan dalam

m ain p o r t al
kondisi geografis yang ada, Direktorat dokumen setelah barang diberikan pengawasan, adalah kerjasama
Jenderal Bea dan Cukai menyusun persetujuan keluar, jalur kuning dengan instansi teknis dan
skema organisasi sebagaimana yang dilakukan pemeriksaan penegak hukum lainnya seperti
dituangkan dalam Peraturan Menteri dokumen terlebih dahulu sebelum TNI, POLRI, Badan Narkotika
Keuangan nomor 188/PMK.01/2016 diberikan persetujuan keluar, Nasional, Kementerian
tentang Organisasi dan Tata Kerja dan jalur merah yang dilakukan Perdagangan, Direktorat
Instansi Vertikal DJBC dengan pemeriksaan fisik dan dokumen Jenderal Imigrasi, BPOM, Badan
format kewilayahan yang terdiri sebelum diberikan persetujuan Karantina Petanian, BKIPM,
dari 20 Kantor wilayah dan 104 keluar. Selain itu, pemeriksaan dan instansi pemerintah/
Kantor Pelayanan dan Pengawasan juga dapat dilakukan dalam hal lembaga negara lainnya.
Bea Cukai. Serta secara organisasi terdapat informasi berupa Nota
memiliki unit pengawasan dari Hasil Intelijen, sehingga barang Hasil Penindakan
tingkat pusat sampai Kantor Pabean dengan jalur hijau maupun kuning Hasil dari kerja pengawasan
yang didukung oleh peralatan tetap bisa dilakukan intersepsi oleh Direktorat Jenderal Bea
dan sarana prasarana seperti: untuk diperiksa fisiknya. dan Cukai, secara nasional dari
1 Januari 2015 sampai dengan
1. kapal patroli;
Dalam melaksanakan amanat 12 September 2017 tergambar
2. mesin x-ray;
Undang-undang Kepabeanan, dalam grafik data penindakan.
3. mesin gamma ray;
4. unit anjing pelacak;
5. Radiation Portal Monitor; 4.189
16.457
6. Radar; 14.890
7. Narcotest Kit; 3.935
8. dll 10.009
3.701
Dalam kerangka perdagangan luar
negeri (ekspor-impor) jumlah pelaku
usaha sangatlah besar dan barang 2015 2016 2017 2015 2016 2017
yang diperdagangkan juga memiliki
cakupan sangat luas. Karenanya
JUMLAH PENINDAKAN NILAI BHP (Miliar Rp)
sangat mustahil jika melaksanakan

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 13


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
WAWANCARA

Enny Sri Hartati

Direktur INDEF (Institute for Development


of Economics and Finance)

Lartas, harus
hati-HATi
Fungsi utama diberlakukannya Larangan dan Pembatasan (Lartas) adalah
melindungi kepentingan nasional. Lartas yang masuk di dalam Paket Kebijakan
Ekonomi yang dicanangkan pemerintah, menjadi sorotan masyarakat. Jumlah
Lartas yang ada saat ini, dianggap terlalu banyak, sehingga menjadi kendala
tersendiri bagi dunia usaha. Dengan diberlakukannya Paket Kebijakan
Ekonomi (PKE) ke-15 tahun ini, ada upaya mengurangi jumlah Lartas yang
bertujuan untuk memberikan kemudahan pada perdagangan internasional.
Bagaimana sebenarnya dampak Lartas terhadap iklim investasi di Indonesia,
Berikut wawancara INSW Magz dengan Direktur Institute for Development of
Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati.

INSW MAGZ: Sebenarnya, seberapa PKE-PKE stimulus yang semestinya INSW MAGZ: Memangnya kendala
besar dampak Paket Kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah. Jadi ada dimana?
Ekonomi (PKE) yang di gulirkan arahnya di dua itu saja, peningkatan
pemerintah sejak tahun 2015? (ESH): Setelah ada evaluasi, tentang
produktivitas dan daya saing, karena itu
bagaimana implementasi dari paket-
juga yang ada di nawacitanya Jokowi.
ENNY SRI HARTATI (ESH): Iya, potret paket kebijakan ekonomi ini, ternyata
Tapi ketika kita lihat bagaimana PKE-1,
dari semua PKE-1 hingga PKE-16 problemnya ada di implementasi. Jadi
dikeluarkan PKE-2 sampai PKE-16
itu sebenarnya pemerintah punya paketnya oke dan komitmennya oke,
memang ada irisan untuk peningkatan
komitmen untuk memperbaiki kinerja. tapi ada beberapa hal yang di level
produktivitas dan peningkatan daya
Nah, itu kita apresiasi. Dimulai dari implementasi ini tidak terealisasi. Nah
saing. Tetapi ketika kita lihat PKE-2,
PKE-1 mengenai paket deregulasi tidak terealisasinya ada beberapa hal,
PKE-3 itu tidak fokus. Setelah lebih
dan debirokratisasi. Sebenarnya, ada tumpang tindih kewenangan, ada
banyak dikritik mulai PKE-5 ke atas,
awal mula komitmen pemerintah ketidak jelasan program, dan juga over
kan langsung lebih spesifik. Komitmen
di PKE-1 itu kan jelas, ada dua hal respon dari kementerian-kementerian
(goodwill) dari pemerintah atas PKE
paling utama yang dicatat masyarakat teknis terkait.
yang spesifik tadi ternyata belum
sebagai target pemerintahan Jokowi,
mempunyai dampak nyata terhadap Ada sinyal dari pemerintah untuk
yakni meningkatkan produktivitas dan
perbaikan yang diharapkan oleh melakukan berbagai macam
daya saing. Nah itu seharusnya yang
masyarakat, terutama dunia usaha. kemudahan, ini tidak terealisasi atau
menjadi payung dasar untuk seluruh

14
sekadar koordinasi, tapi bagaimana
ini juga terimplementasi. Siapa yang
bisa benar-benar memastikan bahwa
di dalam implementasi di lapangan itu
terjadi seperti yang dikomitmenkan oleh
pemerintah.

INSW MAGZ: Bukankah ada satgas


untuk mengawasi?

(ESH): Saya tidak yakin dengan beberapa


satgas-satgas yang dibentuk pemerintah
akan menyelesaikan masalah, karena
yang dibutuhkan itu sistem. Jadi
sekarang problemnya adalah masing-
masing daerah itu banyak sekali
memiliki aturan yang berbeda-beda.
Ini kan butuh harmonisasi, solusinya
tidak bisa langsung hanya pemerintah
menghilangkan sekian ratus perda,

m ain p o r t al
misalnya. Kalau itu dilakukan (perda
komitmen itu. Saya tidak tahu miss-nya dari sisi ekspor ada KITE, dari sisi yang
dihapus-red) lalu apa yang menjadi
di mana tetapi di level kementerian- PKE-15 kemarin yang keluhan dari sisi
dasar mereka untuk melakukan
kementerian teknis ini tidak terealisasi logistik juga ada. Dan PKE-16 ini lebih
kegiatan-kegiatan layanan publik?
secara penuh seperti goodwill yang spesifik lagi. Keyakinan dari dunia
Padahal, selama ini mereka melakukan
ada di pemerintah pusat. Apalagi di usaha kita tidak mempunyai efek yang
pelayanan publik berdasarkan aturan
pemerintah daerah. Jadi sebenarnya signifikan secara konkret.
teknis dan yang mereka jadikan
kan pemerintah pusat dan Kementerian-
INSW MAGZ: Sebenarnya, apakah panduan itu adalah perda. Nah kalau
Kementerian berada langsung di
PKE ini sudah sesuai dengan perda dihapus, panduannya apa?
bawah Kepala Negara dan Kepala
kebutuhan pelaku usaha? Jadi tidak bisa hanya sekedar paket
Pemerintahan, Presiden. Yang setiap
pekan setiap bulan ada Ratas Kabinet, dikeluarkan tetapi implementasinya di
(ESH): Iya, jadi secara komitmen
tetapi persoalan-persoalan tumpang lapangan itu masih banyak persoalan-
memang ada beberapa yang ditunggu-
tindih kewenangan dan juga ternyata persoalan. Jadi ini yang akhirnya
tunggu. Nah, tetapi seperti tadi
juga tidak terselesaikan. paket-paket stimulus itu seolah-olah
realisasinya ini tidak sesuai dengan
tidak mempunyai efek. Tidak terasakan
harapan dunia usaha. Misalnya,
INSW MAGZ: Jadi persoalannya ada realiasinya oleh masyarakat terutama
tadikan pemerintah menjanjikan untuk
pada komitmen? oleh dunia usaha. Jadi kalau kita tanya
penurunan gas industri sampai sekarang
ke pengusaha, sampai hari ini kita
(ESH): Jadi ini yang menurut kami ini sudah satu setengah tahun belum
juga mengurus izin tetap susah, masih
justru paling krusial. Bagaimana juga terealisasi. Penurunan untuk TDL
berbelit belit tidak ada kepastian waktu
mungkin ketika pemerintah sudah industri juga persyaratannya banyak,
dan sebagainya.
punya komitmen. Ini kan komitmennya jadi mereka juga tidak menikmati.
eksplisit karena terimplikasi atau Sebenarnya yang paling dikeluhkan INSW MAGZ: Indef sudah memberi
terefleksi secara konkret di dalam selama ini oleh dunia usaha adalah masukan ke pemerintah?
paket-paket stimulus kebijakan untuk memulai usaha itu berbagai
yang dikeluarkan oleh pemerintah. macam persyaratan perizinan. (ESH): Tidak hanya Indef, tapi pelaku
Beda dengan misalnya tahun-tahun usahanya sendiri juga menyampaikan.
Untuk perizinan ini ada tiga kali paket
sebelumnya ini kan tidak ada paket- Jadi di dalam pokja di situ seluruh
yang menyentuh perizinan termasuk
paketan sampai dengan 2016. Nah, pemangku kepentingan ada. Jadi ada
di PKE-15, itu sampai ditetapkan
tetapi kenapa justru dengan pemerintah pengusaha, pengamat, ekonom dan
bahwa waktu sekian dengan biaya
mengeluarkan paket pun dan sudah sebagainya. Semuanya ada termasuk
sekian tapi juga tidak teralisasi. Ini
detail satu per satu, misalnya, dari sisi dari sisi pemerintahnya. Nah, cuma
yang musti harus ada. Bukan hanya
tenaga kerja misalnya ada pengupahan memang ini butuh satu leadership

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 15


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
yang mampu mengkoordinasi dan
mensinergikan, ini yang harus Ketika ada dominasi pasar, yang dibutuhkan
dimainkan. Misalnya, ketika pemerintah
adalah regulasi yang bisa memecah dominasi
pusat tidak bisa sentralistik lagi,
pemerintah pusat masih mempunyai
kekuatan tadi. Makanya dulu mekanismenya kan
banyak instrumen yang bisa jadi dengan sistem operasi pasar, dengan pemerintah
bargaining dengan kepala-kepala memiliki buffer stock dan sebagainya."
daerah. Jadi pemerintah menetapkan
─ ENN Y SRI HARTATI
skala prioritas secara transparan, secara
akuntabel, dan detail, target-targetnya
jelas, dan komitmennya jelas. Tinggal
komitmen dari kepala kepala daerah, mampu dikoordinasikan disinergikan, oke karena tertuang dalam paket-paket
nah tentu tidak bisa uniform. sebenarnya keluhan keluhan tadi antara stimulus, tapi bagaimana itu sampai
komitmen paket stimulus dengan dengan konkret terealisasi itu memang
Misalnya, pemerintah targetnya adalah
implemetasi atau realisasi dari program bisa dikatakan rendah. Jadi ada dua hal
normatif tapi jelas. Seperti misalnya
yang tidak nyambung tidak perlu terjadi. yang berbeda. Nah ini yang akhirnya
dua saja, fokusnya adalah peningkatan
masyarakat menstigmakan, ini sama
produktivitas dan daya saing. Masing
INSW MAGZ: Kalau begitu apa saja dengan pemerintah sebelumnya.
masing daerah tentu mempunyai
persoalannya? Bahwa yang dilakukan hanya sekedar
comparative advantage yang berbeda
pencitraan. Ya, karena sebuah kebijakan
beda. Sumatera misalnya mereka kaya (ESH): Tidak ada yang mengerjakan.
itu yang diukur adalah implementasi.
dengan perkebunan, Kalimantan kaya Begini, paket-paket stimulus itu
dengan tambang, dan sebagainya. kan keluarnya melalui Menko INSW MAGZ: Tentang larangan
Pemerintahkan bisa berkomunikasi Perekonomian, setelah itu siapa ini yang terbatas, bagaimana sebenarnya?
jadi apa pun komoditas yang bisa day to day memonitor, paket-paket ini
memberikan nilai tambah terbesar buat implementasinya gimana. Atau sebelum (ESH): Jadi begini di dalam mekanisme
perekonomian daerah setempat dan paket itu dikeluarkan pernah tidak ekonomi itu sebenarnya pola-pola yang
kawasan, maka marilah kita menyusun stakeholder yang nanti terkait terhadap efisien itu adalah melalui mekanisme
sebuah roadmap untuk berbagai macam paket itu sudah diajak rembugan. Pada pasar, itu yang banyak diakui itu justru
stimulus. Nah nanti bisa bagi tugas apa awal-awal paket kan tidak tahu, tapi akan menghasilkan efisiensi. Nah,
yang bisa dikerjakan oleh daerah apa setelah ke sini baru ada. Jadi mereka tetapi memang pasar atau mekanisme
yang harus dikerjakan oleh pusat. Tapi Perindustrian dan Perdagangan itu pasar tidak selalu bekerja sesuai dengan
jangan curang. tidak dilibatkan, termasuk kalangan persaingan yang sehat. Ada beberapa
dunia usaha. yang terjadi yang namanya kegagalan
INSW MAGZ: Jangan curang, pasar (market failure). Ketika terjadi
maksudnya? Dunia usaha ini kan banyak ya tapi
market failure maka memang perlu
mustinya pemerintah menetapkan
sebuah intervensi. Tetapi selama pasar
(ESH): Jangan curang itu artinya seperti, misalnya, ketika berbicara
itu berjalan secara sehat dan efisien,
mustinya pemerintah daerah itu bisa persoalan ketenagakerjaan. Ini kan
maka ketika ada intervensi pemerintah,
melakukan A,B,C,D. Ini kan kalau asosiasi buruh banyak mustinya
justru akan menimbulkan government
ada support dari pemerintah pusat. pemerintah ini tegas bahwa pemerintah
failure (kegagalan pasar yang diakibatkan
Artinya, misalnya infrastruktur apa yang hanya berdiskusi atau akan menampung
karena intervensi pemerintah) itu prinsip
harus dipenuhi agar tadi katakanlah aspirasinya dengan asosiasi yang diakui
dasarnya.
industrialisasi sektor perkebunan, saja. Artinya nanti baik pengusaha
industrialisasi sektor pertambangan maupun buruh ini kalau aspirasinya Sekarang untuk kasus Indonesia,
misalnya. Kalau itu dijadikan satu ingin didengar dia akan mencari memang ada beberapa komoditas
fokus ya. Nah, tentu pemerintah pusat yang formal yang diakui pemerintah. terutama yang strategis seperti pangan,
ini juga harus berbagi memberikan Jangan malah pemerintahnya terjadi kegagalan pasar. Karena ada
kemudahan-kemudahan. Termasuk membiarkan, seperti misalnya Kadin dominasi kekuatan yang menyebabkan
mendukung alokasi anggaran untuk saja ada dua. Keduanya diakui, jadi pasar bersaing tidak secara sehat.
percepatan terpenuhinya kebutuhan pemerintah sendiri memberikan Misalnya petani tidak punya cukup posisi
energi dan sebagainya. Pemerintah peluang tidak efektifnya komunikasi tawar sehingga ketika ada pemodal
daerah juga harus berkomitmen antar pemangku kepentingan. besar petani hanya bisa terima harga.
mengenai kemudahan pembebasan Si pemodal besar itu yang menentukan
lahan dan sebagainya. Kalau sinergi itu Mungkin komitmen dalam hal kebijakan
harga, baik harga di level petani

16
maupun harga di level konsumen. dia bisa menghasilkan lebih pasti yang diciptakanlah suatu produk imajinasi
Kondisinya seperti itu maka perlu diperdagangkan tidak banyak. Kecuali yang namanya gula rafinasi, yang ini
intervensi pemerintah. Tapi intervensi yang besar ya seperti Amerika, Australia, pun dibatasi. Pembatasan itu justru
pemerintah jangan malah merusak termasuk Cina dan sebagainya. menumbuh suburkan para pemburu
pasar. Tapi meraka tetap akan tahan. rente untuk mencari keuntungan
berbisnis di gula rafinasi.
Jadi, ketika ada dominasi pasar, yang INSW MAGZ: Artinya strategi
dibutuhkan adalah regulasi yang bisa kebijakan pembatasan menjadi Karena gula rafinasi ini, impornya
memecah dominasi kekuatan tadi. penting? katakanlah hanya ditugaskan kepada
Makanya dulu mekanismenya kan kesebelas perusahaan importir, yang
dengan sistem operasi pasar, dengan (ESH): Ya. Artinya, kalau Indonesia ingin memasok kebutuhan gula untuk
pemerintah memiliki buffer stock strategi pangannya untuk swasembada industri. Padahal kenyataannya industri
dan sebagainya. Tidak bisa langsung maka kebijakan-kebijakan pembatasan di Indonesia itu 99 persen itu adalah
ditebas dengan regulasi yang sifatnya itu harus benar. Seperti contoh yang UMKM. Bila di-breakdown lagi, survey
komando. Ekonomi berbeda dengan lalu, pemerintah misalnya mengatur dari BPS terakhir itu adalah UMKM
politik, jadi kalau politik begitu mengenai impor daging yang harganya mikro kecil. Bagaimana mikro kecil
pemerintah menetapkan regulasi dipaksa harus 80 ribu. Akhirnya yang tadi bisa akses langsung ke importir
dilarang ormas ABCD, maka ormas diimpor daging-daging murah. Yang tadi dengan proses lelang segala
tersebut langsung mati bisa. Kalau jadi masalah adalah yang harganya macam yang banyak sekali biayanya. Di
ekonomi tidak bisa. dianggap mahal oleh pemerintah itu samping itu, kebutuhan mereka hanya
kan memang daging segar. Sementara

m ain p o r t al
berapa puluh kilo tidak sampai satu
INSW MAGZ: Contohnya seperti apa? daging segar itu memang kalau di pasar ton. Ketidakkonsistenan regulasi itu
internasional itu harganya sudah lebih bukan justru menyelesaikan persoalan
(ESH): Misalnya, oke ini karena
dari 100 ribu. Jadi kalau pemerintah malah menumbuhkan satu bisnis baru
disparitas harga produsen konsumen
ingin menurunkan harga daging segar, yang namanya pemburu rente untuk
tinggi, maka pemerintah langsung
solusinya kan bukan meningkatkan mengurusi impor. Di dalam ekonomi
menetapkan HET. Nah hati hati
impor daging beku. Mestinya kan impor justru mempunyai peluang untuk
justru bisa jadi dengan pemerintah
bibit atau sapi bakalan. Sehingga supply terjadinya berbagai macam perilaku risk
menetapkan HET itu bisa terjadi
untuk daging segar itu meningkat. taker atau moral hazard.
scarcity (kelangkaan). Nah kalau
terjadi kelangkaan justru yang terjadi Demikian juga misalnya gula di mana
INSW MAGZ: Apakah Lartas untuk
sebaliknya, harga semakin melambung. kebutuhan impornya untuk industri
melindungi kepentingan nasional
Impor juga demikian. sudah sangat tinggi. Mungkin lebih
suatau Negara?
dari 70 persen. Selanjutnya pemerintah
Jadi impor ini kan harus kita
membuat kreativitas membedakan (ESH): Sebenarnya tidak ada satu negara
kendalikan itu pasti. Tidak ada satu
antara gula rafinasi dan gula kristal pun yang menganut perdagangan
negara pun yang menggantungkan
putih. Padahal yang namanya gula itu bebas. Termasuk sebelum transformasi
kebutuhan dalam negerinya dari
tinggal diolahnya seperti apa, semua Amerika mempunyai lebih dari 4700
impor, apalagi untuk yang strategis.
raw sugar itu bisa jadi gula rafinasi non tariff measure (non tariff barier),
Katakanlah pangan, hampir semua
atau gula kristal putih. Jadi tergantung Cina lebih dari 2000, Indonesia cuma
negara menganggap strategis.
mau dijadikan apa, semua raw sugar. 272 itu pun kalah setelah digugat oleh
Hanya kalau kita lihat dalam volume
Sekarang ini kan pemerintah dengan WTO. Jadi tidak ada satu pun yang
perdagangan internasional, total
alasan gula rafinasi untuk industri melakukan perdagangan bebas dan
perdagangan sektor pangan itu hanya
supaya melindungi pabrik gula terbuka 100 persen, sekalipun sudah
kurang dari 15 persen. Mayoritas untuk
dalam negeri dan sebagainya. Maka ada perjanjian namanya GATT (general
diperdagangkan itu adalah barang
Agreement Tariff) di WTO.
barang industri. Jadi kalau kita impor
antar negara itu coba cek total volume Jadi yang mereka setujui itu hanya
perdagangan yang besar itu pasti di perjanjian tarif, tetapi non tarif
manufacturing. Pangan itu jumlahnya itu banyak sekali. Ada safe guard,
pasti terbatas, apalagi di negara-negara ada dumping, ada anti dumping, ada
yang wilayah daratannya kecil bukan safe guard khusus, ada anti dumping
negara agraris seperti Indonesia mereka khusus, quota, sanitary (lingkungan),
pasti hati-hati sekali untuk mengelola dan sebagainya. Jumlahnya ada lebih
pasokan pangannya. Maka sekalipun dari 10 jenis pembatasan (barrier)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 17


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
untuk non tariff measure. Setiap negara
punya komitmen untuk melindungi
kepentingan nasional interestnya. Itu
kata kunci semuanya. Termasuk dalam
GATT untuk sektor pertanian pun
sampai sekarang belum putus masih
mengambang, karena pertanian itu
menjadi salah satu unsur stabilitas
nasional. Oleh karenanya kalau satu
negara mempunyai instrumen untuk
pengendalian impor, apapun itu
bentuknya pasti sah. Itu satu. Tapi
sekarang pengendalian impor yang tadi
menimbulkan market failure tidak?

INSW MAGZ: Bagaimana dengan


ada keterjaminan untuk petani. Harga Makanya impor tidak harus dengan
Lartas yang diberlakukan
tembakau berfluktuatif, sehingga mekanisme quota, tapi mana yang lebih
Indonesia?
insentif petani untuk secara sustainable efektif. Misalnya kedelai--lebih dari 70%
(ESH): Jadi kalau kita lihat sekarang menanam tembakau ini juga angin- impor--jadi untuk apa di quota. Instrumen
justru impor-impor yang bahan baku anginan. Melihat nanti harganya bisa pembatasannya adalah dengan tarif. Nanti
malah aturannya banyak sekali dan bagus atau tidak. Kalau kondisinya kalau harga dunia tinggi ditambah dengan
pengenaan biaya masuknya cukup begitu, bukan berarti kita tidak mampu tarif akan semakin tidak kompetitif. Maka
tinggi. Sementara impor-impor barang- menyediakan kebutuhan tembakau para pengusaha dalam negeri mungkin
barang konsumsi itu justru 0%. Nah ini yang dibutuhkan industri. Tetapi yang bisa bekerja sama dengan petani-petani
karena kita waktu melakukan perjanjian dibutuhkan adalah kepastian. Nah kalau kedelai. Petani kedelainya pun juga harus
FTA kita tidak detail. Mustinya yang seperti itu yang dijadikan instrumen, itu mendapatkan insentif dari kementerian
harus dilakukan itu seperti Cina, bukan pelarangan impor tapi insentif teknisnya, jadi ada titik temu. Tapi kalau
misalnya. Cina, ketika ingin FTA dengan dan disinsentif. tidak ada insentif, tetap saja walaupun
Indonesia dia sudah melakukan kajian ada kenaikan nilai tukar, ada shock di
INSW MAGZ: Contoh konkretnya internasional tetap saja akan lebih murah
yang sangat detail dengan market
seperti apa? harga internasional. Seperti gula saat ini
intelijen mereka. Jadi mereka sudah
petakan barang Cina yang dibutuhkan (ESH): Jika industri menggunakan kan sudah 2,8 kali harga internasional,
masyarakat Indonesia itu sudah dilist. tembakau lokal diberikan insentif, beras juga hampir 2 kali lipat harga
Misalnya 10, nah 10 barang ini akan tapi kalau menggunakan tembakau internasional. Karena problemnya adalah
dilobikan untuk mendapatkan tarif bea impor diberikan disinsentif. Sehingga high cost di hulunya sektor pangan kita.
masuk yang murah sampai 0. Sebagai memaksa industri untuk memilih.
INSW MAGZ: Bagaimana seharusnya
resiprokalnya pasti Cina menawarkan Silahkan kalau mau pakai tembakau
Lartas di Indonesia dijalankan?
ke Indonesia, kita akan kasih anda bea impor tapi pemerintah tidak kasih
masuk 0% juga untuk barang-barang insentif, yang diberikan justru (ESH): Jadi Lartas harus diidentifikasi
ekspor Indonesia. Nah barang-barang disinsentif (dengan cukai yang lebih sesuai dengan kebutuhan nasional kita.
ekspor Indonesia itu adalah misalnya mahal). Ini akan dengan sendirinya Jadi kalau untuk barang-barang yang
komoditi, sebagai input untuk Cina. tidak berlawanan dengan mekanisme sifatnya bahan baku yang bisa berpotensi
Jadi bayangkan, Cina mendapatkan pasar. Tapi kalau pemerintah meningkatkan nilai tambah industri dalam
input yang murah termasuk yang 0% menetapkan melarang yang terjadi negeri itu yang diberikan kemudahan. Ini
dan dia bisa menjual ke kita dengan malah ilegal. Ilegalnya gimana? yang harus ada kajian white paper-nya ada
biaya 0% juga. bisa macam-macam. Bisa impor hp benchmark-nya ada pohon industrinya.
Seperti tembakau, kita notabene masih rasa tembakau, atau dengan yang Untuk barang-barang konsumsi sebenarnya
punya ketergantungan impor 40%-an lain-lain. Apalagi kalau sistem di bisa dilakukan subtitusi industri, itu yang
lebih. Untuk beberapa jenis tertentu pelabuhan kita belum terintegrasi. dikendalikan. Tapi pengendaliannya juga
lebih dari 50%. Padahal beberapa INSW kan kewenangannya hanya diimbangi dengan memberikan stimulus
tembakau ini hampir semuanya bisa mencatat. Tapi apakah INSW bisa terhadap industri-industri substitusi impor.
kita produksi terutama untuk jenis- melarang? ini boleh ini tidak, kan Jadi harus berjalan berbarengan. Jadi satu
jenis tertentu. Tapi ini tidak pernah bukan kewenangannya untuk itu. sisi impornya dikendalikan untuk yang

18
bisa disubstitusi tapi industri-industri pun, itu terserah pemerintah sebagai kalau ada yang lain-lain dia sendiri yang
substitusi impornya juga diberikan penentu atau regulatornya. Tapi rugi. tapi pemerintah sudah memberikan
fasilitasi kemudahan-kemudahan. yang memutuskan ini barang reject guidance yang jelas. Tinggal di check
atau tidak itu harus satu otoritas. list di sana dokumennya lengkap sudah.
Termasuk investasi-investasi asing,
Itu namanya penguasa wilayah Bahwa suratnya itu keluar di sini yaitukan
daripada misalnya kita impor
kepabeanan seperti di banyak negara. sambil katakanlah sambil barangnya jalan
langsung dalam bentuk jadi, mustinya
Jadi nanti bukan karena oh ini jalur suratnya diproses. Tetapi checklist itu
industri-industri komponen ini
hijau, jalur hijau tidaknya nanti sudah harus mulai dari sana, sudah clearance.
diberikan kemudahan. Tax holiday
by sistem. Jadi misalnya kriterianya Clearance nya itu sudah dari pelabuhan
lah atau apapun lah. Supaya mereka
A B C D masukan ke sistem komputer sana. Nah itu akan memudahkan. Jadi
berinvestasi di dalam negeri sehingga
dengan sendirinya dia terkategori jalur nanti tidak ada yang namanya surat sakti
yang nanti kita kendalikan diberikan
hijau, dan yang lain juga demikian. apapun tidak ada. Jadi misalnya kalau
misalnya tarif tinggi itu adalah yang
Yang kita perlukan bagaimana pengusaha sudah dikasih sosialisasi
sifatnya end product. Tapi komponen-
membangun sistem itu dengan prinsip seperti itu tapi dia ingin mengakali nah
komponennya mereka sudah di sini
itu tadi single otorisasi. dia rugi sendiri. Pasti tidak akan keluar.
jadi investornya juga punya pilihan.
Jadi artinya kita tetap mentoleransi
Jadi investor itu tidak perlu dipaksa, INSW MAGZ: Bagaimana dengan bahwa surat itu kan birokrasi kan kadang
asal mereka untungnya lebih besar wacana perubahan pengawasan
juga memerlukan waktu. Tetapi asal
pasti dia akan ikuti. Tapi kalau ini Lartas dari entry border ke post
dengan persyaratan-persyaratan itu nanti
misalnya dibatasi terus di sini tidak ada border?
barang itu biasanya kan sehari dua hari di

m ain p o r t al
industri komponennya, permintaan
(ESH): Itu bukannya menimbulkan kapal jalan sambil proses. Tetapi dalam
konsumennya besar, ya ilegal.
ketidak pastian? Pernah terjadi, waktu proses itu barang-barang itu sudah
Blackmarket yang terjadi, jadi itu tidak
waktu itu di impor adalah kasusnya clearance.
akan efektif juga.
di Surabaya. Jadi dia sudah masuk
barangnya mengurus perizinannya itu INSW MAGZ: Dari dunia usaha, apa
INSW MAGZ: Kalau begitu, apa yang yang sebenarnya mereka inginkan?
sampai tidak cukup satu dua minggu.
paling dibutuhkan?
Begitu tidak keluar izin, barangnya
(ESH): Kalau dari pengusaha adalah
(ESH): Jadi ini yang perlu satu sinergi. dikembalikan sudah tidak diterima.
mana yang lebih memberikan jaminan
Sebenarnya dulu konsep dari single Sekaligus diterima dia juga harus
kepastian. Jadi kalau dengan ini bisa
window sebuah otoritas bukan hanya membayar ongkos. Nah itu justru
memberikan jaminan kepastian dan
sekedar computerized. Salah satu menimbulkan ketidakpastian. Padahal
lebih cepat pasti mereka terima. Asal
instrumennya itu adalah computerized, kalau dengan sistem computerized,
penjelasan dan sosialisasinya jelas. Jadi
karena kalau komputer akan mental ini spesifikasinya jelas. Mana barang
kalaupun itu dianggap tetap post border
disogok, sementara kalau orang ya yang boleh masuk dan mana yang
tetapi post border-nya itu katakanlah
bisa main-main. Tapi computerized tidak boleh masuk. Mana barang
dengan inovasi, malah lebih terjamin.
itu cuma salah satu instrumen untuk impor yang masuk kategori 1 2 3 kan
Jangan post border nanti untuk
menjalankan komitmen atau sistem sudah ada kategorinya masing-masing.
menginjak, akal-akalan seperti selama
yang single window tadi. Titik crucial- Wilayah asal kepabeanan dan di tujuan
ini. Jadi barang sudah sampai mau tidak
nya adalah bagaimana penguasaan origin atau di sini asal, tinggal dicek
mau untuk barang keluar dia harus tetap
atau keputusan di wilayah kepabeanan melalui dokumen. Kalau dokumennya
bayar. Nah itu sebenarnya, jadi bukan
misalnya itu ada satu otoritas yang oke barang tinggal dikirim, itu lebih
di post border-nya. Tapi moral hazard
ditunjuk oleh pemerintah. Nanti memberikan kepastian terhadap
diakibatkan oleh sistem post border.
kementerian-kementerian yang terkait dunia usaha. Dengan syarat memang
Intinya dunia usaha pokoknya tidak
itu dibuat satu rule apa yang menjadi verifikasinya harus cepat.
rugi dan yang penting pemerintahnya
persyaratan-persyaratan mereka.
Kenapa pengusaha ambil barang harus konsisten. Jadi kalau diganti-ganti
Misalnya karantina untuk produk- dulu, karena menunggu verifikasinya nanti malah barang semua diurus di sini
produk tertentu syaratnya apa saja, yang lama. Tapi kalau prosedurnya yang terjadi malah barang-barang yang
diserahkan kepada lembaga yang ini sudah jelas, transparan dan itu tidak bisa masuk, tapi malah bisa masuk
menangani single window ini. Siapa disosialisasikan secara terbuka apakah asal ada hengki peengki. Kebijakan itu
pun lah dia apakah nanti itu diserahkan di semua websitenya secara detail. tidak bisa diserahkan ke pada siapa
kepada INSW apa Bea Cukai apa Barang kalau mau impor makanan itu itu prinsipnya, tapi harus pakai sistem
misalnya angkasa pura atau siapa kriteria yang boleh A,B,C,D. Nah nanti yang maju. (BUDIYANTI & ROTUA N.T.)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 19


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
WAWANCARA

Edy Putra Irawady

Deputi Menko Perekonomian Bidang


Koordinasi Perniagaan dan Industri

PENYEDERHANAAN LARTAS
BAGIAN DARI KEBIJAKAN
TATA NIAGA
Kebijakan penyederhanaan tata niaga, dimana Pembatasan dan Larangan
(Lartas) berada didalamnya, memiliki dua tujuan utama: meningatkan citra
investasi Indonesia dan kelancaran arus barang di pelabuhan, terutama untuk
mengurangi dwelling time. Namun, ada hal terpenting dari kebijakan Lartas
ini: menjaga kepentingan nasional. Lantas, seberapa efektif Lartas ini sudah
dilaksanakan dalam mencapai tujuan-tujuan itu? Benarkah ada hambatan
serius yang harus segera diatasi? Berikut wawancara Ali Manshur dan Ibrahim
Ghozi dari INWS Magz dengan Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi
Perniagaan dan Industri Edi Putra Irawady, beberapa waktu lalu.

INSW MAGZ: Bagaimana konsep kebijakan alasan misalnya, untuk melindungi supply
penyederhanaan ketentuan Lartas? domestic. Kenapa? agar ada jaminan
EDI PUTRA IRAWADY (EPI): Konsep kebijaksanaan barang yang sampai ke konsumen sesuai
penyederhanaan Lartas pada dasarnya untuk dengan kebutuhannya. Tata niaga dibagi
memberikan kemudahan pengadaan bahan menjadi dua, pertama tata niaga dalam
baku dan kelancaran arus barang. Kenapa perlu negeri, misalnya, tata niaga distribusi
disederhanakan? Sebelum kita sampai ke sana pupuk bersubsidi. Kedua, tata niaga
perlu dipahami, kebijakan Lartas merupakan cross border (ekspor-impor), dilakukan
bagian kebijakan tata niaga. Tata niaga secara dengan dua cara, yaitu Lartas ditata
terminologi adalah penyampaian barang atau dengan kontrol di border/pelabuhan
jasa dari produsen kepada konsumen. Ini yang dan post border control (ditata setelah
perlu dilakukan pengaturan karena beberapa barang keluar dari border/pelabuhan).

20
EPI: Betul. Penerapan ini juga untuk
pengawasan barang produksi dalam
negeri. Penyederhanaan tata niaga
adalah dengan memindahkan border
control ke post border. Inilah yang
dimaksud dengan kebijakan trade
facilitation. Secara definisi trade
facilitation adalah fasilitas untuk
mendorong kemudahan arus barang
secara efisien. Dalam Bahasa inggris,
trade Facilitation is an essential
mean in reducing trade cost,
enhancing efficiency production as
well as accessing global value chain.

Sementara itu, kebijakan


penyederhanaan Lartas arahnya

m ain p o r t al
adalah untuk meningkatkan citra
INSW MAGZ: Di tingkat internasional, karena merupakan pengamanan
investasi Indonesia. Saat ini,
apakah ada kesepakatan tentang kedaulatan. Sedangkan untuk
tata niaga ekspor-impor ini? pengaturan tata niaga cross border
tujuan yang lain dilakukan melalui
dengan Lartas (control di border)
EPI: Ya, salah satunya melaksanakan post border control seperti dalam
mencapai 48,3% dari total Pos Tariff
artikel 20 dan 21 WTO. Barang rangka melindungi konsumen serta
(HS) barang sebanyak 10.852. Ini
yang menyangkut SPS, security, melindungi supply domestic. Post
terlalu besar dibandingkan rata-rata
food safety, terancam kepunahan, border control dilakukan dengan
negara tetangga di kawasan ASEAN
menyangkut perlindungan dua cara, yaitu sebelum edar dan
yang hanya 17%. Untuk itu, perlu
moral, diberikan hak oleh WTO setelah edar.
disederhanakan.
untuk melakukan pengaturan Instrumen yang digunakan untuk
dengan pertimbangan Kesehatan Perlu diingat juga, selain dapat
control sebelum edar misal
dan Keselamatan Kerja serta meningatkan citra investasi
dengan adanya Standard Nasional
Lingkungan (K3L).tata niaga Indonesia, penyederhanaan tata
Indonesia (SNI) untuk melindungi
ekspor-impor dilaksanakan dengan niaga, dimana salah satunya
konsumen, sedangkan untuk
mekanisme trade control di border kebijakan Lartas bisa mengurangi
menjaga keamanan makanan dan
maupun post border. dwelling time karena dapat
obat dilakukan dengan adanya
menurunkan beban di front line.
Saat ini, tata niaga ekspor- syarat edar (izin edar) merk luar
Tetapi pengawasan ini tidak
impor yang telah berjalan lebih negeri. Sementara itu, instrumen
berkurang, hanya memindahkan
ke control di border/pelabuhan. setelah edar dilakukan melalui
tempat dimana pengawasan tata
Dengan tujuan utamanya supaya pengawasan dengan sistem
niaga itu dilakukan.
industri menjadi efisien karena post audit. Dengan demikian,
kelancaran bahan baku. Ekspor persyaratan seperti label, INSW MAGZ: Terkait pelaksanaan
kebijakan pergeseran Lartas dari
dari hasil industri lebih efisien standard, dll, digunakan untuk
border ke post border, apa manfaat
dan berdaya saing. Kebijakan tata pengawasan post border.
dan risikonya?
niaga arahnya adalah agar control INSW MAGZ: Artinya, penerapan ini
EPI: Manfaat dari kebijakan tersebut
di border atau dipelabuhan hanya tidak hanya terhadap barang impor
adalah untuk mengurangi biaya
untuk yang terkait dengan K3L, saja?
perdagangan, meningkatkan

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 21


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
efisiensi biaya produksi, masuk EPI: Harus diakui. Karena di satu Untuk mengatasi risiko terkait
dalam global value chain. Sehingga sisi kita mengharapkan kecepatan kapasitas K/L tersebut, perlu
meningkatkan daya saing global customs clearance, di sisi lain ada transisi kapasitas, misal
dari produk-produk Indonesia, memerlukan suatu keahlian untuk barang-barang pra-edar
meningkatkan penerimaan negara membedakan barangnya berbahaya harus memakai surveyor. Kalau
karena pengawasan efektif jika atau tidak, labelnya benar atau PNS harus mengawasi sampai
pelayanannya efisien. Manfaat- tidak, standarnya benar atau ke pabriknya kan kurang cocok
manfaat tersebut sebenarnya sejalan tidak, dan lain-lain. Makanya, walaupun data sudah disediakan
dengan konsep NSW. Bagaimana selama ini ada mekansisme oleh sistem INSW. Karena dalam
bisa efektif kalau pelayanannya Pertimbangan Teknis (PERTEK) hal ini dibutuhkan spesifikasi
rumit? Inilah manfaat paling besar yang sebenernya sifatnya formalitas keahlian. Artinya, kewenangan
dari kebijakan tersebut, di samping karena tidak didasarkan pada tetap di K/L tapi yang ngecek
menurunkan dwelling time menjadi nyata barang itu. Paling tepat fisik barang di lapangan
dua hari rata-rata aggregate di adalah dengan memberikan Tim Ahli atau Surveyor.
akhir tahun 2017. standard kemudian diinspeksi
INSW MAGZ: Pola pengawasan
secara tepat. Masalahnya, inspeksi seperti apa yang efektif untuk
Mengenai risikonya yang
yang dilakukan selama ini melalui K/L dalam melaksanakan
utama adalah terkait kesiapan
laporan surveyor ditugaskan sangat pengawasan post border?
K/L yang bertanggung jawab
sumir, hanya memeriksa jenis
untuk mengawasi tata niaga EPI: Agar pengawasan dapat efektif
barang nomor HS, negara asal,
pos border tersebut. Sebab, perlu ada early warning dari
manufaktur, pelabuhan tujuan.
membutuhkan kapasitas yang INSW. Tugas INSW akan lebih
Sedangkan yang kita butuhkan
cukup dan kompetensi yang berat karena akan men-divided
lebih dari itu, misalkan detail
tepat. Sebagaimana saya jelaskan mana untuk kepentingan border
barang untuk bisan membedakan
sebelumnya, pengawasan post control, mana untuk kepentingan
antara alloy steel dengan carbon
border untuk barang-barang post border, sehingga atas barang-
steel Karena itu memerlukan uji
yang dianggap bisa mengganggu barang yang pengawasannya
laboratorium.
supply domestic, baik industri digeser ke post border INSW
maupun nonindustri, dilakukan Untuk barang-barang sejenis ini, tetap berperan memberikan
melalui control pra-edar. Sehingga, walaupun dilakukan pergeseran data importasi kepada K/L
sebelum diberikan clearance oleh dari border ke post border tetapi yang bertanggung jawab. Di sini
K/L terkait tidak bisa diedarkan. diharapkan dilakukan melalui peran berat/vital INSW untuk
Nah, untuk keperluan clearance control pra-edar bukan post audit. memberikan data tepat waktu
tersebut, K/L harus memiliki Untuk itu, perlu manajemen risiko. dan tepat K/L. Kalau ada suatu
kapasitas, misalnya, bagaimana Atas barang dengan risiko rendah barang diawasi oleh 3 K/L, ke-3
bisa membedakan antara alloy melalui post audit, sedangkan K/L tersebut diberitahu. Skema
steel dengan carbon steel? Kalau barang dengan risiko lebih tinggi sudah dibuat, tinggal dilakukan
K/L tidak mempunyai kepiawaian dengan pra-edar. Di sinilah uji coba secara bertahap.
atau keahlian untuk mengawasinya peran INSW diperlukan untuk Diharapkan tahun 2018 secara
bisa lolos. inilah yang saya memberikan informasi kepada penuh diterapkan, pengawasan
maksud sebagai risiko yang perlu setiap K/L atas importasi barang- di border sebatas barang-barang
diantisipasi. barang yang menjadi concern K/L K3L yang mengancam kedaulatan
tersebut untuk kemudian dapat ekonomi Indonesia, sisanya
INSW MAGZ: Artinya, pengawasan
barang secara material di border dilakukan pengawasan baik pra- dilakukan penyederhanaan
masih sulit? edar maupun post audit. melalui pergeseran post border.

22
"Selain dapat meningatkan citra investasi
Indonesia, penyederhanaan tata niaga,
dimana salah satunya kebijakan Lartas bisa
mengurangi dwelling time karena dapat
menurunkan beban di front line. "
─ E DY P U T R A I R AWA DY

Sehingga bila dilihat dari perspektif Ekspektasi para pimpinan terhadap negosiasi teknis, untuk mengawasi

m ain p o r t al
internasional trade/ komitmen INSW sangat besar, oleh karena bilateral ekspor. Ekspor kita ini
WTO, kita akan mengurangi NTB itu perlu dilakukan penguatan yang tidak jelas atau tidak tercatat
dan beralih ke NTM. kelembagaan terhadap INSW. mencapai USD8,6 miliar per tahun.
Selain itu dari sisi kewenangan Misalnya lagi untuk kerja sama
INSW MAGZ: Jadi, INSW berperan
besar dalam proses pergeseran juga harus diperkuat, karena INSW pengawasan ekspor timah dengan
pengawasan border ke post harus mempunyai otoritas. Misal Malaysia dengan skema Malaysia
border? Lalu, apa yang sebaiknya ada kerjasama technical seperti baru bisa meng-clearance impor
dilakukan? ICT Control dengan Negara lain timah dari Indonesia setelah ada
EPI: Tentu INSW berperan besar. siapa yang berwenang atas hal konfirmasi dari INSW. Karena
Karena itu diperlukan penguatan tersebut? Kan saat ini belum jelas. barang-barang ini, seperti timah,
kelembagaan INSW. Pengembangan Oleh karena itu sesuai agreement batubara, nikel, dll, keluarnya
sistem INSW harus dilakukan ASEAN, competence authority-nya dari daerah remote area sehingga
sebaik mungkin dan user friendly, itu, ya INSW. susah mengontrolnya dari dalam
dengan teknologi termodern agar negeri. Untuk itu yang kita pegang
INSW MAGZ: Artinya, INSW juga
dwelling time turun, kelancaran berada pada posisi sangat pengimpornya.
arus barang dan penerimaan negara strategis? Kewenangan untuk mereview
terjamin. Supaya INSW bekerja EPI: Secara kelembagaan, regulasi-regulasi dan birokrasi
lebih efektif, selain didukung INSW saat ini berada di bawah yang menimbulkan friksi atau
dengan teknologi yang mutakhir Menteri Keuangan dan Menko pemeriksaan lebih lama atau
perlu dikembangkan yang namanya Perekonomian sebagai pengarah, menimbulkan ketidakpastian. Yang
product code, seperti di Singapura, istilahnya Ibu-nya Menkeu mempunyai data tersebut kan sistem
lebih spesifik dari HS code untuk Bapaknya Menko. Menko elektronik, makanya INSW juga
menghindari trade malpractices. Perekonomian dapat menggunakan diminta untuk mereview/evaluasi
Hal ini sejelan dengan semakin INSW untuk berbagai kepentingan regulasi/birokrasi yang akan masuk
besarnya pengawalan atas tata termasuk dalam pengembangan ke sistem INSW melalui skema Tim
niaga. Karena pengawasan kalau digital ekonomi. Untuk itu, perlu Tata Niaga). Artinya NSW juga akan
tidak secara precisely akan dijadikan competence authority menjadi dapurnya Tim Tata Niaga.
mengganggu kegiatan ekspor impor. misalnya untuk melakukan (ALI MANSHUR DAN IBRAHIM GHOZI)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 23


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Kasan Muhri
Kepala Badan Penelitian dan Pengkajian
Kementerian Perdagangan

PENYEDERHANAAN LARTAS
MENUJU INDONESIA
yang BERDAYA SAING
Bicara Lartas tak bisa dilepaskan dari target pemerintahan adalah peringkat ke 40 di tahun
Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam hal pencapaian 2019. Artinya jika ingin mencapai
target tersebut, maka lompatan
peringkat kemudahan berusaha di Indonesia. Kepala Badan
pencapaian target tersebut harus
Penelitian dan Pengkajian Kementerian Perdagangan Kasan cukup signifikan yaitu minimal
Muhri menguraikan secara detail bagaimana Lartas berperan 20 peringkat setiap tahunnya
penting dalam memenuhi target pemerintah tersebut. agar peringkat ke-40 di akhir
tahun 2019 dapat terwujud.
Dalam upaya mencapai target
EODB tersebut banyak komponen

S ejak tahun 2015 lalu, Presiden


RI telah menetapkan target
pencapaian peringkat Ease of Doing
dikeluarkan sebanyak 15 Paket
dan terakhir, meskipun tidak
yang dapat diperbahurui agar
lompatannya signifikan sesuai
disebut Paket ke-16, juga
harapan Presiden tersebut.
Business (EODB) atau kemudahan telah dikeluarkan yaitu fokus
Salah satu upaya yang sedang
berusaha Indonesia pada posisi pada kebijakan Kemudahan
digarap oleh Pemerintah adalah
ke¬-40 pada tahun 2019 dari posisi Kelangsungan Berusaha. Berbagai
penyederhanaan terhadap
yang saat itu menempati peringkat upaya Pemerintah tersebut
larangan pembatasan atau biasa
ke 106. Dalam upaya mencapai telah membuahkan hasil dengan
disebut dengan Lartas khususnya
target tersebut, berbagai kebijakan perbaikan peringkat EODB
yang terkait prosedur/perizinan
Pemerintah telah dikeluarkan yang Indonesia di tahun 2016 yang naik
eskpor impor. Dalam terminologi
tercantum dalam Paket Kebijakan 15 peringkat yaitu menempati
perdagangan internasional Lartas
Ekonomi (PKE) mencakup posisi ke-91 dan pada tahun 2017
bisa disejajarkan dengan Non Tariff
berbagai sektor termasuk yang naik menjadi peringkat 72. Apakah
Barrier (NTB) yang kebanyakan
terkait dengan kebijakan dalam Presiden cukup puas dengan
tidak sejalan dengan peraturan
rangka mendorong perbaikan pencapaian tersebut? Tentu saja
perdagangan internasional dalam
peringkat EODB Indonesia. jawabannya pasti belum puas
kerangka WTO. Barrier atau
mengingat target yang ditetapkan
Paket Kebijakan Ekonomi telah hambatan yang secara aturan

24
m ain p o r t al
internasional dianjurkan dan barang ekspor serta impor Pembatasan atau biasa disebut
comply dengan aturan WTO adalah terutama kelancaran penyediaan Tata Niaga merupakan salah satu
Non Tariff Measures (NTM) dalam bahan baku impor yang belum instrumen perdagangan yang
berbagai bentuk seperti SPS, dan dapat diproduksi di dalam negeri. mengatur aliran suatu barang
Technical Barrier to Trade (TBT) Kementerian Perdagangan dari produsen/supplier kepada
dan lainnya. Berdasarkan catatan berupaya melakukan konsumen/pemakai sesuai dengan
yang ada jumlah Lartas ekspor penyederhaaan Lartas sebagai kepentingan nasional, termasuk
impor justru meningkat pasca salah satu upaya mencapai hak dan kewajiban dalam ranah
pemerintah mengeluarkan Paket target pemerintah. kerjasama internasional.
Kebijakan Ekonomi (PKE) bulan Berdasarkan catatan Indonesia
September 2015 lalu. Fakta ini
Penyederhanaan
prosedur ekspor impor National Single Window (INSW),
tentu saja sangat tidak sejalan dari sejumlah 10.826 kode HS
dengan upaya pemerintah dalam Menyadari bahwa pencapaian
BTKI 2017, sebanyak 5.271 kode
mereformasi regulasi khususnya berbagai paket kebijakan ekonomi
HS atau setara dengan 48,6% di
kemudahan prosedur ekspor impor tersebut ternyata masih perlu terus
antaranya terdapat pengaturan
yang selama ini masih dikeluhkan ditingkatkan, khususnya dalam hal
Lartas. Jumlah tersebut dirasakan
oleh para pelaku usaha nasional prosedur ekspor impor yang hingga
cukup banyak dibandingkan dengan
bahkan para investor asing di saat ini masih banyak dikeluhkan
negara-negara lain di kawasan
Indonesia. Untuk itu, pemerintah oleh para pelaku usaha di sektor
ASEAN. Pengaturan mengenai
saat ini telah mengambil keputusan perdagangan luar negeri, maka
Lartas tersebut dimuat dalam
untuk menyederhanakan Lartas Pemerintah terus berupaya hingga
beberapa regulasi yang diterbitkan
di bidang ekspor impor tersebut tercapai target yang diharapkan.
oleh instansi Pemerintah seperti
agar sejalan dengan upaya Salah satu fokus perbaikan
Kementerian Perdagangan dan
memperbaiki peringkat EODB yaitu penyederhanaan kebijakan
Kementerian/ Lembaga teknis
di samping dapat memperbaiki Larangan dan Pembatasan, yang
terkait lainnya, tercatat terdapat
kondisi lainnya yaitu mengurangi di dalamnya mengatur perizinan
15 K/L atau 18 unit perizinan yang
dwelling time, perbaikan indeks terkait aktifitas ekspor dan
terlibat dalam pengaturan Lartas.
logistic dan kelancaran arus impor. Kebijakan Larangan dan

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 25


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Keberadaan regulasi-regulasi Kebijakan penyederhanaan dan Strategi dan Target
tersebut memberi dampak pengurangan Lartas yang saat ini
Untuk menangani regulasi yang
langsung pada Logistic Cost yang digulirkan Pemerintah tidak serta
tidak efisien dan tidak efektif,
dibebankan kepada pelaku usaha merta mengurangi kewenangan
beberapa negara maju terutama
dan kelancaran arus barang di Kementerian/Lembaga teknis
yang tergabung dalam OECD telah
pelabuhan sehingga menyebabkan terkait. Bahkan justru akan
menerapkan program reformasi
terjadinya Dwelling Time. Dengan memberikan kewenangan
regulasi dalam skala besar, dengan
kata lain, berbagai regulasi yang lebih jelas dalam hal
tujuan untuk meningkatkan kualitas
tersebut dapat menyebabkan pengawasan oleh masing-masing
regulasi dan mengurangi beban
bertambahnya waktu dan biaya Kementerian/Lembaga yang
regulasi, serta menghilangkan
pada proses bongkar muat di terlibat dalam pengeluaran atau
regulasi yang tidak diperlukan. Saat
pelabuhan yang pada akhirnya pengaturan perizinan ekspor
ini, reformasi regulasi pada negara-
mempengaruhi peringkat Indonesia impor. Lartas masih tetap
negara OECD menggunakan konsep
pada Ease of Doing Business dan dimungkinkan untuk diterapkan,
yang lebih luas yaitu“good regulatory
Logistic Performance Index (LPI). dan dengan adanya pengecualian
governance”, berdasarkan peran
Mengingat besarnya jumlah HS tersebut diatas menunjukkan
proaktif dari Pemerintah dalam
yang terkait Lartas, Pemerintah tingginya komitmen Pemerintah
mengembangkan rezim perumusan
mengambil beberapa langkah untuk memberikan perlindungan
regulasi yang efektif dan berorientasi
strategis. Langkah-langkah kepada konsumen, lingkungan
pasar, serta perlindungan lingkungan
tersebut yaitu langkah dan juga para investor yang
dan sosial pada standar yang tinggi.
penyederhanaan yang secara telah menanamkan dananya di
Hal ini berdasarkan pemahaman
lebih detil meliputi penerapan Indonesia dari potensi lonjakan
bahwa praktek perumusan regulasi
simplifikasi perizinan, otomatisasi impor sehingga dapat terhindar
yang baik dapat meningkatkan
perizinan, single risk management, dari fenomena deindustrialisasi.
kinerja pasar, efektivitas sektor
dan pergeseran pengawasan Regulasi merupakan instrumen publik dan kepuasan masyarakat,
Lartas ke post border. Langkah penting yang digunakan oleh melalui kombinasi antara
lain yang diambil Pemerintah Pemerintah untuk melaksanakan deregulasi, re-regulasi, dan
adalah pengurangan jumlah kebijakan publik khususnya regulasi dengan kualitas yang
Lartas terutama pada komoditas- di bidang ekonomi. Meskipun lebih baik, yang didukung oleh
komoditas di luar Article XX dan demikian, terdapat risiko bahwa kelembagaan yang baru.
Article XXI WTO-GATT, Undang- regulasi dapat menghambat
Konsep good regulatory governance
Undang Nomor 7 Tahun 2014 inovasi dan menimbulkan
dirancang untuk memaksimalkan
Tentang Perdagangan, dan hambatan yang tidak perlu
efisiensi dan efektivitas suatu
instrumen kebijakan pengamanan bagi dunia usaha terutama
regulasi yang didasarkan pada
perdagangan (Trade Defense). UKM, perdagangan, investasi
pendekatan terpadu terhadap
Perlu diketahui, Article XX dan dan peluang atas pasar global.
(3) tiga elemen yang saling
Article XXI WTO-GATT mengatur Berbagai studi menyimpulkan
mendukung sebagai berikut:
pengecualian bagi negara- bahwa regulasi yang tidak
efisien, usang, dan yang tidak 1. Adopsi kebijakan regulasi pada
negara anggota WTO untuk
diimplementasikan dengan baik, tingkat politis. Pada banyak
memberikan perlindungan
akan mengurangi kinerja dunia negara OECD, elemen mendasar
terkait Kesehatan, Keselamatan,
usaha. Riset oleh Bank Dunia, dari suatu kebijakan regulasi,
Keamanan Lingkungan Hidup
misalnya, menyimpulkan bahwa telah diadopsi dalam peraturan
dan Moral dari aktivitas ekspor
regulasi dipandang merupakan dan perundangan. Ini berarti
dan impor. Aturan di tingkat
kendala terbesar dalam strategi kepatuhan yang bermutu
nasional mengatur pula hal
menjalankan usaha di negara- tinggi harus dilampirkan pada
tersebut, sebagaimana tercantum
negara maju seperti terdapat tuntutan oleh Pemerintah
dalam Pasal 54 Undang-Undang
pada negara anggota OECD. terhadap kebijakan regulasi.
no.7/2014 Tentang Perdagangan.

26
2. Alat kontrol kualitas regulasi.
Untuk memastikan good
regulatory governance diperlukan
alat yang efektif dalam
menjaga kualitas regulasi yang
dihasilkan, yang didalamnya
termasuk Konsultasi publik,
Perbandingan alternatif
regulasi dan tindakan untuk
mengurangi beban regulasi.
menurunkan disparitas harga besar. Kemudian, perekonomian
3. Kapasitas manajemen
barang dan menurunkan inflasi, nasional akan bergerak lebih
regulasi yang berkelanjutan
serta akan membuka peluang dinamis, membuka banyak
melalui kelembagaan.
kerja yang lebih banyak. lapangan kerja, dan penerimaan
Terkait dengan hal tersebut, negara akan meningkat serta
Selama ini, beban regulasi dan
kebijakan penyederhanaan tingkat kesejahteraan masyarakat
birokrasi menjadi salah satu
regulasi berupa kebijakan Lartas pun akan semakin membaik.
kendala efisiensi perdagangan
yang digulirkan oleh Pemerintah
dalam memenuhi kebutuhan Dalam kebijakan deregulasi ini
saat ini merupakan kelanjutan

m ain p o r t al
industri, konsumsi, dan ekspor. Pemerintah memangkas peraturan,
dari kebijakan reformasi regulasi
Begitu banyak identitas yang menyederhanakan berbagai
atau biasa disebut Deregulasi yang
dikenakan kepada para pelaku perizinan, dan mengurangi
telah dimulai sejak akhir 2015
usaha ekspor maupun impor serta persyaratan yang tidak relevan,
lalu. Di dalam Paket Kebijakan
begitu beragamnya perizinan, serta menghilangkan pemeriksaan
Ekonomi Tahap I, terdapat sekitar
rekomendasi, pemeriksaan, yang tidak diperlukan, yang selama
134 peraturan perundang-
dan persyaratan dokumen yang ini ditetapkan oleh 15 kementerian/
undangan yang menjadi bagian
diwajibkan untuk melakukan lembaga atau 18 unit penerbit
dari Deregulasi Kebijakan dimana
kegiatan ekspor dan impor. perizinan. Deregulasi ini tidak
32 diantaranya merupakan
Akibatnya, kemampuan bersaing berhenti karena masih akan terus
bagian dari tugas Kementerian
di pasar global bukan semata dari berlanjut sampai ke peraturan
Perdagangan. Tujuan utama
faktor eksternal dan kapasitas dan perizinan di tingkat daerah.
deregulasi tersebut adalah untuk
sumber daya manusia, melainkan Untuk itu, regulasi yang
mendukung upaya peningkatan
beban regulasi dan birokrasi yang mengatur Tata Niaga ekspor
kelancaran arus barang dalam
memperlambat pelaku usaha maupun impor yang diterbitkan
rangka ekspor, impor dan
dalam merebut peluang bisnis. Pemerintah diharapkan dapat
distribusi barang di dalam negeri
serta meningkatkan iklim usaha Secara akumulatif, efisiensi lebih bersahabat dengan dunia
yang sehat dan berdaya saing. inilah yang kemudian akan usaha. Ditargetkan Lartas impor
mereduksi ekonomi biaya tinggi, yang saat ini mencapai 48,3%
Paket deregulasi ekspor-impor
menurunkan disparitas harga (5.229 Pos Tarif) akan berkurang
di Kementerian Perdagangan
antar wilayah, menciptakan menjadi sekitar 20,8% (2.256 Post
dilakukan untuk meningkatkan
pemerataan pembangunan dan Tarif) dari seluruh kode HS dalam
daya saing di sektor industri dan
dalam konteks persaingan global BTKI 2017. Target pengurangan
membuka peluang bisnis yang
akan meningkatkan daya saing Lartas tersebut akan dilakukan
lebih luas. Paket deregulasi
ekonomi Indonesia. Sehingga, para dengan menggeser pengawasan
diharapkan akan mampu
pelaku usaha akan diuntungkan, impor dari border ke post border
menciptakan efisiensi pada
para investor akan berlomba- dan simplifikasi Lartas ekspor.
supply chain sehingga diharapkan
lomba menanamkan modalnya Kementerian Perdagangan telah
akan mengatasi kelangkaan
karena efisiensi biaya juga berarti melakukan identifikasi komoditi
barang di berbagai daerah,
marjin keuntungan yang lebih yang akan dilakukan pergeseran

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 27


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
pengawasan impor dari border ke pengawasan di post border dapat lainnya untuk menerapkan otomasi
post border dengan menetapkan dilakukan melalui post audit. perizinan serta bekerja sama
kriteria komoditi yang dilaksanakan dengan DJBC untuk penerapan
Berdasarkan identifikasi
pengawasan di border berdasarkan single risk management.
yang dilakukan, Kementerian
Article XX dan Article XXI WTO-
Perdagangan telah melakukan Kemendag juga melakukan upaya
GATT dan Pasal 54 Undang-Undang
analisis dan menargetkan untuk lain seperti penyederhanaan
Nomor 7 Tahun 2014 Tentang
melakukan revisi 35 Permendag perizinan Lartas. Penyederhanaan
Perdagangan terkait Kesehatan,
terkait Lartas dengan total 3.418 perizinan dilakukan dengan
Keselamatan, Keamanan,
Pos Tarif atau 65,4% dari total
Lingkungan Hidup dan Moral mengharmonisasikan antar-
Pos Tarif Lartas. Komoditas
(K3LM), konvensi internasional peraturan Lartas melakukan
yang dilakukan pengawasan di
dan ratifikasi Indonesia pada koordinasi dengan K/L, sehingga
border sebanyak 24 komoditas (21
Perjanjian Internasional. peraturan-peraturan Lartas yang
Permendag) sebesar 27,1% total
Pergeseran pengawasan yang berbeda namun mengatur komoditi
Pos Tarif Lartas (1.417 Pos Tarif)
dilakukan juga mempertimbangkan yang sama dapat disederhanakan
dan 25 komotitas (14 Permendag)
peraturan perundang-undangan menjadi satu peraturan/perizinan
sebesar 38,3% total Pos Tarif Lartas
yang berlaku sehingga dalam Lartas (single licensing) yang
(2.001 Pos Tarif) pengawasannya
pelaksanaannya tidak menyalahi/
yang akan dilaksanakan di post diterbitkan oleh K/L yang memiliki
melanggar perundangan, seperti
border. Pemetaan terhadap rencana kepentingan utama/leading sector.
Undang-Undang Nomor 10
penyederhanaan dan pemindahan
Tahun 1995 tentang Kepabeanan, Di samping itu, mengingat tingginya
pengawasan dari border ke post
Undang-Undang Nomor 32 Tahun kebutuhan atas bahan baku produk
border tersebut masih akan terus
2009 tentang Perlindungan dan asal impor yaitu bahan baku produk
berkembang sejalan dengan proses
Pengelolaan Lingkungan Hidup. untuk kebutuhan industri masih
penyiapan dan penentuan model
Pengawasan di post border harus diimpor karena belum dapat
pengawasan khususnya di post
dilakukan dengan melihat diproduksi di dalam negeri ataupun
border yang paling efektif dan tetap
kriteria selain pengawasan belum memenuhi spesifikasi
dapat menjaga dan melindungi
di border seperti Non Tariff
daya saing industri dalam negeri yang diinginkan, maka diperlukan
Measures (standar dan label).
serta melindungi konsumen. kemudahan proses importasi untuk
Langkah selanjutnya adalah menjaga kelangsungan proses
Selain melakukan pergeseran
mengidentifikasi komoditas produksi industri khususnya skala
pengawasan dari border ke post
yang pengawasannya di border
border, Kemendag juga akan kecil dan menengah. Kemendag
dipindahkan/digeser ke Pusat
melakukan penyederhanaan berkoordinasi dengan K/Luntuk
Logistik Berikat (PLB). Tujuan
dokumen impor kepabeanan memberikan kemudahan kebijakan
pergeseran ke fasilitas PLB yang
dan mendorong Kementerian Lartas melalui revisi Permendag
masih dalam wilayah kepabeanan
adalah untuk mengurangi waktu
bongkar muat (dwelling time) di
pelabuhan, mendekatkan bahan "Kementerian Perdagangan
baku dengan industri, menciptakan telah melakukan analisis
efisiensi biaya logistik dan dan menargetkan untuk
menciptakan peluang investasi. melakukan revisi 35
Pengawasan yang dilaksanakan Permendag terkait Lartas
di post border dapat dilakukan dengan total 3.418 Pos Tarif
dengan pra edar dan post audit. atau 65,4% dari total Pos
Untuk komoditi/barang yang Tarif Lartas."
telah diberlakukan SNI wajib

28
PERGESERAN PENGAWASAN LARTAS IMPOR KEMENDAG

LARTAS BORDER KOMODITI


(setelah pergeseran) BORDER

1. Udang 10. Hewan 18. Gula


POS TARIF 2. Bahan Peledak 11. Mesin yang 19. BPO
LARTAS 3. PCMX menggunakan 20. Pakaian Bekas
1,417 HS 4. Limbah B3 12. Limbah Non-B3 21. MMEA
(27,1%)
EXISTING 5. Gombal 13. TPT 22. B2

POS TARIF
21 +1 BERIRISAN 6. Preskursor
7. Nitro Cellulose
8. Garam
14. Batik & Motif Batik
15. Obat Tradisional
16. Beras
23. Mesin Multifungsi
Berwarna
24. Barang Modal
PERMENDAG LARTAS
LARTAS 9. Produk Hewan 17. Hortikultura Tidak baru
3,418 HS
(65,4%) LARTAS
35 POST BORDER KOMODITI
PERMENDAG LARTAS (setelah pergeseran) POST BORDER

POS TARIF 1. Perkakas Ringan 8. Mainan anak-anak 18. Jagung


LARTAS 2. Preparat 9. Pangan 19. Migas
2,001 HS bau-bauan 10. Sepatu dan alas kaki 20. Elektronik (HP)
(38,3%) mengandung 11. Pakaian jadi 21. Mutiara

m ain p o r t al
14 +1 BERIRISAN
alkohol
3. Sakarin
12. Semen
13. Bahan baku plastik
22. Keca lembaran
23. Keramik
PERMENDAG LARTAS 4. Ban 14. Baja paduan 24. UTTP (ukur, tata,
5. Intan kasar 15. Besi atau Baja timbang, penetapannya
6. Elektronik 16. Produk Turunan asal impor)
7. Kosmetik 17. Pelumas 25. Produk kehutanan

Source : BPPP, Kemendag

Lartas bagi pelaku usaha skala pemerintah maupun lembaga pemahaman kepada semua pihak
kecil dan menengah. Industri Kecil terkait memiliki pemahaman yang terkait dalam mewujudkan target
Menengah (IKM) membutuhkan sama atas manfaat dan dampak penyederhanaan Lartas dan
kecepatan pengadaan bahan dari kebijakan tersebut. Selain model pengawasan yang efektif
baku asal impor dengan jenis manfaat positif yang bisa diperoleh baik di border maupun post border
dan jumlah sesuai kebutuhannya baik bagi pemerintah dalam upaya agar tetap dapat melindungi
serta sesuai dengan kemampuan memperbaiki peringkat EODB dan menjaga daya saing industri
pembayarannya. Hal itu disebabkan dan daya saing nasional di pasar nasional maupun melindungi
oleh kemampuan IKM yang global, upaya tersebut juga akan konsumen dalam negeri. (*)
memiliki keterbatasan dalam mengubah peta kebijakan Lartas
melakukan ekspor dengan ekspor impor yang lebih pro bisnis.
volume, persyaratan, dan sistem Dampak selanjutnya adalah akan
pembayaran yang ditetapkan menggerakan ekonomi khususnya
oleh mitra di luar negeri. ekspor dan investasi yang juga telah
Lebih Pro Bisnis ditetapkan pemerintah sebagai
Upaya pemerintah melakukan dua komponen yang diharapkan
penyederhanaan kebijakan Lartas menjadi penopang pertumbuhan
ekspor impor yang saat ini sedang ekonomi nasional di tahun depan.
dalam proses akan berhasil dan Namun demikian, masih terdapat
mencapai target apabila semua tantangan yang saat ini harus
pihak yang terlibat baik dari diatasi antara lain menyamakan

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 29


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PENGAWASAN PRODUK
OBAT DAN MAKANAN IMPOR
YANG BEREDAR DI PASAR
OLEH BADAN POM
Indonesia adalah negara yang dan makanan/minuman yang produk obat dan makanan yang
beredar terjamin keamanan, digunakan/dikonsumsi. Pengawasan
sangat luas. Sekitar 75%
khasiat/manfaat, dan mutunya. oleh konsumen sangat penting
wilayahnya berupa laut. Sejumlah Tujuannya untuk meningkatkan dilakukan karena pada akhirnya
negara yang berbatasan laut jaminan produk Obat dan Makanan konsumen lah yang mengambil
aman, bermanfaat, dan bermutu keputusan untuk membeli/
dengan Indonesia adalah India,
guna meningkatkan kesehatan menggunakan suatu produk.
Thailand, Singapura, Vietnam, masyarakat serta meningkatkan 3. SUB-SISTEM
Filipina, Palau, dan Australia. daya saing Obat dan Makanan di PENGAWASAN PEMERINTAH
pasar lokal dan global dengan
Sementara di daratan, Indonesia Sistem pengawasan oleh pemerintah
menjamin mutu dan mendukung
berbatasan dengan Malaysia, dalam hal ini Badan POM melalui
inovasi, atau terciptanya iklim
pengaturan dan standardisasi;
Timor Leste, dan Papua Nugini. inovasi yang kondusif dalam rangka
penilaian keamanan, khasiat dan
meningkatkan daya saing Obat dan
mutu produk sebelum diizinkan
I ndonesia juga memiliki jumlah
penduduk yang sangat besar
dan perekonomian yang sedang
Makanan di pasar lokal dan global.
Sistem pengawasan obat
beredar di Indonesia; inspeksi,
pengambilan sampel dan pengujian
tumbuh. Inilah pasar potensial dan makanan (SISPOM) laboratorium produk yang beredar;
untuk peredaran obat dan dilakukan tiga lapis. serta peringatan kepada publik yang
makanan. Di samping itu, era didukung penegakan hukum. Dan
1. SUB-SISTEM
globalisasi, perubahan gaya hidup untuk meningkatkan pengetahuan
PENGAWASAN PRODUSEN
masyarakat dan semakin canggihnya dan kesadaran masyarakat
Sistem pengawasan internal oleh
teknologi membuat entry barrier selaku konsumen, pemerintah
produsen melalui pelaksanaan
antar negara semakin tipis. Hal juga melaksanakan kegiatan
cara produksi yang baik atau
ini merupakan tantangan bagi komunikasi, informasi, dan edukasi.
good manufacturing practices agar
pengawasan obat dan makanan. setiap bentuk penyimpangan dari Pengawasan Obat dan Makanan
standar mutu dapat dideteksi terkait dengan banyak sektor, baik
Indonesia menghadapi potensi
sejak awal. Secara hukum pemerintah maupun non pemerintah,
ancaman masuknya produk
produsen bertanggung jawab sehingga perlu dijalin kerjasama yang
selundupan dari luar negeri.
atas keamanan, manfaat, dan baik. Pengawasan oleh pelaku usaha
Pengawasan terpadu dari hulu ke
mutu produk yang dihasilkannya. sebaiknya dilakukan dari hulu ke
hilir dilakukan untuk mengamankan
Apabila terjadi penyimpangan dan hilir, mulai dari pemeriksaan bahan
rantai distribusi obat dan makanan
pelanggaran terhadap standar baku, proses produksi, distribusi,
dan meminimalisasi peredaran obat
yang telah ditetapkan maka hingga produk tersebut dikonsumsi
dan makanan yang tidak memenuhi
produsen dikenakan sanksi, baik oleh masyarakat. Pelaku usaha
persyaratan keamanan, manfaat dan
administratif maupun pro-justisia. mempunyai peran penting dalam
mutu serta potensi pemalsuan dan
memberikan jaminan produk obat dan
penyalahgunaan obat dan makanan. 2. SUB-SISTEM
makanan yang aman, bermanfaat,
Sebagai institusi pemerintah, Badan PENGAWASAN KONSUMEN
dan bermutu melalui proses produksi
Pengawas Obat dan Makanan Sistem pengawasan oleh yang sesuai dengan ketentuan.
(Badan POM) melaksanakan tugas masyarakat selaku konsumen
melalui peningkatan pengetahuan Tanpa meninggalkan tugas utama
pengawasan obat dan makanan
dan kesadaran terhadap pengawasan, Badan POM berupaya
agar produk obat, obat tradisional,
keamanan, manfaat, dan mutu memberikan dukungan kepada pelaku
suplemen kesehatan, kosmetika,

30
usaha untuk memperoleh kemudahan Badan POM sebagai instansi berlakunya SKI Prioritas, maka
dalam usahanya yaitu dengan pemerintah yang memegang layanan importasi obat dan makanan
memberikan insentif, clearing house, Lartas terbanyak kedua setelah menjadi lebih cepat 2,3 jam dibanding
dan pendampingan regulatory. Untuk Kementrian Perdagangan dalam sebelumnya, sehingga saat ini rata-
mendorong kemitraan dan kerjasama mekanisme pengawasan tata niaga rata Service Level Agreement(SLA)
yang lebih sistematis dapat dilakukan ekspor-impor akan melakukan Badan POM hanya 5,7 jam dari SLA
melalui tahapan identifikasi tingkat penyederhanaan atau simplifikasi awal yaitu 8 jam. Layanan Importasi
kepentingan setiap lembaga/institusi Lartas sesuai arahan Presiden Prioritas elektronik ini berbasis web
baik pemerintah maupun sektor swasta RI yang diamanatkan dalam yang dapat digunakan juga pada
dan kelompok masyarakat terhadap Paket Kebijakan Ekonomi. versi android. Pelaku usaha dapat
tugas pokok dan fungsi Badan POM, menginput data, analisis tanpa
Pada 2 November 2015, Badan POM
identifikasi sumber daya yang dimiliki dibatasi waktu, paperless, dan dapat
telah melakukan terobosan layanan
oleh masing-masing institusi tersebut mencetak hasil rekomendasi tanpa
publik dengan meluncurkan
dalam mendukung tugas yang menjadi harus datang ke Badan POM.
Layanan Importasi Prioritas Bahan
mandat Badan POM, dan menentukan
Baku Obat dan Makanan sebagai Saat ini Badan POM sedang berproses
indikator bersama atas keberhasilan
upaya untuk menurunkan dweeling perubahan penyederhanaan
program kerjasama. Komunikasi yang
time. Peluncuran SKI Prioritas ini Lartas impor melalui pergeseran
efektif dengan mitra kerja di daerah
merupakan salah satu terobosan pengawasan Lartas ke post border.
merupakan hal yang wajib dilakukan,
untuk memberikan kemudahan Pengawasan tidak dilakukan pada
baik oleh Pusat maupun Balai Besar/
berinvestasi bagi pelaku usaha. saat proses clereance, seluruh proses
Balai POM (BB/BPOM) sebagai
Debirokratisasi mekanisme dilakukan secara otomatis. Badan
tindak lanjut hasil pengawasan.

m ain p o r t al
perizinan ini juga bertujuan untuk POM akan tetap berintegrasi secara
menggerakkan ekonomi nasional aktif dengan portal INSW dalam
guna meningkatkan daya saing pertukaran data pengawasan post
Terobosan Badan POM
bangsa di kancah global guna border. Fasilitas single submission
mendukung Paket Kebijakan (SSM) akan tetap dimanfaatkan
Paket Kebijakan Ekonomi XV
Ekonomi Tahap I yang diluncurkan secara optimal untuk pertukaran
mengamanatkan penyederhanaan
Presiden JOKO WIDODO pada data. Sebagai perlindungan
peraturan tata niaga ekspor-impor.
September 2015 dan dilakukan masyarakat dari obat dan makanan
Kegiatan ekspor-impor dibagi ke dalam
berdasarkan analisis kajian risiko yang berisiko, Badan POM tetap
pengawasan border (Lartas) dan post
pada tahap pre-customs clearance. memberlakukan pengawasan produk
border (syarat edar). Penerbitan SKI
impor obat dan makanan yang masuk
merupakan mekanisme pengawasan Langkah debirokratisasi revitalisasi
ke wilayah Indonesia berkoordinasi
di pintu masuk (border control) yang layanan importasi bahan baku Obat
dengan Bea Cukai melalui Portal
mengikuti skema barang larangan dan dan Makanan penting dilakukan,
INSW dalam pertukaran data
pembatasan (Lartas). Proses clearance mengingat sebagian besar bahan
secara terintegrasi. Evaluasi
obat dan bahan obat impor hanya dapat baku obat dan makanan berasal
dilakukan dalam dua hal, yaitu
dilakukan setelah SKI diterbitkan. dari produk impor. Dengan
penindakan atau pembinaan terhadap
penyalahgunaan informasi yang
dilaporkan dan memberikan tindakan
rekomendasi di Border terhadap
perusahaan yang melakukan
penyalahgunaan informasi (Blokir).
Pengalihan pengawasan dari Border
ke Post Border tidak akan mengurangi
perlindungan yang diberikan oleh
Badan POM kepada masyarakat
terhadap obat dan makanan impor
yang berisiko terhadap kesehatan,
dengan tetap melakukan pengawasan
terhadap pemenuhan persyaratan
sebelum produk di edarkan (pre-
edar) dan post audit yang akan
diintensifkan. (BADAN POM)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 31


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
LARANGAN DAN
PEMBATASAN
EKSPOR DAN IMPOR
DI INDONESIA

Veri Anggrijono

Direktur Impor
Ditjen Perdagangan Luar Negeri,

demi
Kementerian Perdagangan

kepentingan
nasional
Dunia mengakui Lartas sebagai masyarakat serta untuk melindungi b. untuk menjaga neraca pembayaran
hak kekayaan intelektual; dan/atau dan/atau neraca Perdagangan
bentuk perlindungan dari berbagai
untuk melindungi kesehatan dan
ancaman yang justeru merugikan Berdasarkan hal-hal tersebut diatas
keselamatan manusia, hewan, ikan,
maka eksportir/importir dilarang
negara. Indonesia menegaskan tumbuhan, dan lingkungan hidup.
mengekspor/mengimpor barang
sikapnya Demi kepentingan Ada beberapa alasan yang yang ditetapkan sebagai barang yang
nasional, Lartas harus ditegakkan. menjadi pertimbangan dilakukan dilarang ekspor/impor dan/atau
pembatasan ekspor dan/atau impor barang yang tidak sesuai dengan

U ntuk mengatur kegiatan


perdagangan luar negeri,
sesuai Undang-Undang No. 7
barang antara lain:
Alasan penetapan pembatasan
ketentuan pembatasan barang untuk
diekspor/diimpor. Apabila eksportir/
importir melanggar ketentuan
ekspor barang:
tahun 2014 tentang Perdagangan, tersebut maka akan dikenakan sanksi
Pemerintah Indonesia dalam hal ini a. menjamin terpenuhinya dan barang yang akan diekspor
Kementerian Perdagangan melakukan kebutuhan dalam negeri; dikuasai oleh negara sesuai dengan
pengendalian di bidang ekspor b. menjamin ketersediaan bahan ketentuan peraturan perundang-
dan impor melalui kebijakan yang baku yang dibutuhkan oleh industri undangan sedangkan untuk barang
diarahkan untuk: pengolahan di dalam negeri; yang diimpor wajib diekspor
c. melindungi kelestarian kembali, dimusnahkan oleh importir,
a. peningkatan daya saing sumber daya alam; atau ditentukan lain oleh Menteri
produk ekspor Indonesia; Perdagangan. Oleh sebab itu larangan
d. meningkatkan nilai tambah
b. peningkatan dan perluasan ekonomi bahan mentah dan/atau dan pembatasan (Lartas) digunakan
akses Pasar di luar negeri; dan sumber daya alam; sebagai salah satu instrumen
c. peningkatan kemampuan eksportir e. mengantisipasi kenaikan harga pengendalian ekspor dan impor di
dan importir sehingga menjadi yang cukup drastis dari komoditas Indonesia.
Pelaku Usaha yang andal. ekspor tertentu di pasaran Lartas atas barang ekspor dan impor
Pada prinsipnya semua barang dapat internasional; dan/atau ditetapkan melalui Peraturan Menteri
diekspor atau diimpor, kecuali yang f. menjaga stabilitas harga komoditas Perdagangan. Mekanisme penetapan
dilarang, dibatasi, atau ditentukan tertentu di dalam negeri Lartas tersebut berdasarkan usulan
lain oleh undang-undang. Pemerintah Alasan penetapan pembatasan dari pemangku kepentingan antara
melarang impor atau ekspor barang impor barang: lain usulan dari Kementerian Teknis
untuk kepentingan nasional antara Pembina, yang ditindaklanjuti dalam
a. untuk membangun, mempercepat,
lain untuk melindungi keamanan rapat koordinasi bersama seluruh
dan melindungi industri tertentu di
nasional atau kepentingan umum, pemangku kepentingan dengan
dalam negeri; dan/atau
termasuk sosial, budaya, dan moral mempertimbangkan faktor-faktor

32
Border bertujuan untuk mengurangi
jumlah Lartas di Border. Pengawasan
di Post Border dapat dilakukan
sepanjang instrument pengawasan
Post Border telah memadai seperti
Izin Edar dan Standard/SNI, namun
di sisi lain perlu diperhatikan
lebih lanjut terhadap dampak dari
pergeseran pengawasan Post Border
tersebut.
Menurut hemat kami pergeseran
pengawasan tersebut harus tetap
mempertimbangkan faktor-
faktor Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, Lingkungan Hidup
dan Moral Bangsa. Selain itu ada
beberapa komoditi yang perlu
dilakukan pengawasan di awal
kepentingan nasional. Umumnya Bea dan Cukai. Dengan demikian yang bersifat pencegahan dan hal

m ain p o r t al
rapat koordinasi akan dilakukan eksportir/ importir tidak dapat tersebut juga di dukung dengan
beberapa kali guna mendapatkan melakukan ekspor/impor apabila kesepakatan internasional,
informasi dan masukan dari tidak memenuhi ketentuan sehingga untuk komoditi tersebut
seluruh pemangku kepentingan pembatasan barang ekspor/impor tidak dimungkinkan dilakukan
sebelum disepakati ketentuan yang atau dengan kata lain pengawasan pengawasan di Post Border.
akan digunakan sebagai Lartas terhadap pembatasan ekspor/impor Namun di sisi lain barang-barang
ekspor atau impor. dilakukan oleh Petugas Bea dan tersebut merupakan bahan baku
Dalam peraturan Menteri Cukai di pelabuhan/ border sesuai dan bahan penolong, tetapi risiko
Perdagangan tersebut ditetapkan peraturan yang telah ditetapkan. penyimpangan, pencemaran
ketentuan Lartas ekspor/impor Namun di sisi lain dalam rangka lingkungan dan keselamatan
atas barang tersebut antara lain mendukung program pemerintah sangat tinggi. Oleh sebab itu untuk
dapat berupa: untuk membangun, mempercepat ketentuan impor Limbah Non B3,
dan melindungi industri Prekursor, Bahan Perusak Lapisan
EKSPOR Ozon (BPO) dan Barang yang
dalam negeri, maka Presiden
mengamanatkan melalui Paket menggunakan BPO/Barang Berbasis
1. Penunjukan/Penetapan
Kebijakan Ekonomi XV untuk Sistem Pendingin, Bahan Peledak,
Eksportir Terdaftar (ET)
melakukan penyederhanaan tata Nitrocellullose dan Bahan Berbahaya
2. Surat Persetujuan Ekspor (SPE)
niaga ekspor dan impor. Saat ini sebaiknya mengedepankan sifat
3. Verifikasi Teknis/ pencegahan sehingga pengawasan
dari 10.826 Kode HS dalam Buku
Laporan Surveyor (LS) Lartas tetap dilakukan di Border.
Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun
IMPOR 2017 (BTKI 2017) sebanyak 5.229 Dengan demikian pengawasan di
Kode HS terkena Lartas Impor Post Border yang menggunakan
1. Penunjukan/Penetapan atau dengan kata lain 48,3% dari instrumen standar ataupun izin
Importir Terdaftar (IT) seluruh barang yang terdapat edar memerlukan dukungan dan
2. Pengakuan Sebagai dalam BTKI 2017 terkena Lartas. peran serta aktif dari Kementerian
Importir Produsen (IP) Mengacu pada arah kebijakan Teknis Pembina. Dimana
3. Verifikasi Teknis/ ekonomi tersebut, maka Kementerian Teknis Pembina
Laporan Surveyor (LS) pengawasan impor barang dapat menetapkan pemberlakuan
Peraturan Menteri Perdagangan dilakukan pergeseran yang semula wajib standard (Standard Nasional
terkait Lartas tersebut disampaikan dilakukan di Border dipindahkan Indonesia/SNI) atas barang impor
kepada Menteri Keuangan untuk di Post Border. Perpindahan sehingga pengawasan dapat
dapat ditindaklanjuti oleh Petugas pengawasan impor barang di Post dilakukan Post Border. (*)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 33


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Pelaksanaan
Aturan Lartas
di Border
R. Fadjar Donny Tjahjadi

Direktur Teknis Kepabeanan

B arang larangan dan/atau


pembatasan atau yang kerap
disebut dengan barang lartas
pelabuhan udara. Sesuai dengan
praktik kepabeanan internasional,
pengawasan lalulintas barang
sistem untuk memudahkan serta
mempercepat penyampaian dokumen
perizinan secara online, oleh karenanya
merupakan kelompok barang yang yang masuk atau keluar dari pengawasan secara otomatis saat ini
dilarang dan/atau dibatasi importasi suatu negara dilakukan oleh dilakukan melalui portal Indonesia
atau eksportasinya. Di Indonesia, institusi kepabeanan. Dengan National Single Window (INSW).
kegunaan penetapan barang lartas demikian, agar pelaksanaan Apabila mengacu pada ketentuan lartas
impor dilakukan dalam rangka pengawasan peraturan lartas sebagaimana diatur dalam Undang-
untuk melindungi keamanan menjadi efektif dan terkoordinasi, Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
nasional atau kepentingan umum, K/L yang bersangkutan wajib Perdagangan, pengawasan barang
termasuk sosial, budaya, dan moral menyampaikan peraturan lartas dapat dibedakan menjadi dua
masyarakat; untuk melindungi hak dimaksud kepada Menteri kelompok, yaitu Pengawasan Lartas
kekayaan intelektual; dan/atau Keuangan untuk ditetapkan dan yang berkaitan dengan keselamatan,
untuk melindungi kesehatan dan dilaksanakan oleh Direktorat kesehatan dan keamanan masyarakat
keselamatan manusia, hewan, ikan, Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) (dapat disebut Lartas Keselamatan)
tumbuhan, dan lingkungan hidup. yang merupakan institusi dan Pengawasan Lartas yang berkaitan
Barang yang dikategorikan sebagai kepabeanan di Indonesia dengan perlindungan ekonomi dalam
barang terkena ketentuan lartas (diintisarikan dari Pasal 53 negeri (dapat disebut Lartas Ekonomi).
saat ini di Indonesia penetapannya Undang-Undang Kepabeanan). Di Indonesia saat ini sebanyak
di lakukan oleh kurang lebih 18 Dalam rangka penanganan 48,3% (5.229 kode HS) dari total pos
Kementerian/Lembaga (K/L) yang barang lartas tersebut tentu tarif sesuai Buku Tarif Kepabeanan
membidanginya melalui peraturan dilakukan melalui berbagai cara Indonesia 2017 (BTKI 2017, 10.826
perundang-undangan. Sehingga oleh Petugas Bea dan Cukai kode HS) termasuk barang terkena
dalam setiap impor/eskpor baik secara manual maupun ketentuan lartas impor yang perlu
barang yang khususnya terkena secara otomatis menggunakan penanganan khusus untuk importasi
ketentuan pembatasan umumnya sistem demi mengoptimalkan maupun eksportasinya. Dari 48,3%
harus mendapatkan izin dari salah pelayanan namun tidak terlepas barang lartas dari total pos tarif
satu atau lebih K/L tersebut. juga dari fungsi pengawasannya BTKI 2017 tersebut dapat dipisahkan
Pengawasan barang lartas saat di border. Mengingat penerbitan antara Lartas Keselamatan sebanyak
ini dibebankan di border (pintu izin terhadap impor/ekspor 37% (1.956 HS) dan Lartas Ekonomi
masuk dan keluarnya barang barang lartas dilakukan oleh sebanyak 63% (3.273 HS). Jika mengacu
ekspor/impor) baik di pelabuhan banyak K/L yang terlibat, pada best practice internasional
laut, pelabuhan darat, maupun sehingga diperlukan suatu pelaksanaan pengawasan barang

34
pengguna jasa yang memang
nyata-nyata memerlukan
pengawasan lebih mendalam yang
disertai kewajiban pemenuhan
perizinan, dengan komoditi
dan pengguna jasa yang tidak
memerlukan pengawasan
khusus dan dikecualikan dari
kewajiban pemenuhan perizinan.
Dengan penerapan kebijakan ini
diharapkan dapat mempercepat
proses penyelesaian formalitas
impor (dikecualikan dari dokumen
perizinan lartas) bagi pengguna
jasa dengan rekam jejak baik
dan memiliki risiko rendah (jalur
lartas di border diutamakan pada pengawasan impor barang yang berkaitan prioritas). Sebagai kontrol terhadap

m ain p o r t al
Lartas Keselamatan, hal ini juga selaras dengan fungsi DJBC sebagai kebijakan risk management
community protector. Sebagai contoh untuk Lartas Keselamatan seperti tersebut, maka dapat dilakukan
importasi bahan peledak, karantina/penyakit, radiasi, dan limbah B3. post audit oleh K/L penerbit izin/
aturan lartas yang pelaksanaannya
Adanya ketentuan mengenai barang lartas yang pengawasannya
dapat dilakukan sewaktu-waktu.
dibebankan di border, tentu memberikan timbal-balik kepada kegiatan
importasi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Timbal- 3. SIMPLIFIKASI PERIZINAN
balik positifnya yaitu mempermudah kegiatan importasi yang pada
Penerapan simplifikasi perizinan
nyatanya tidak banyak berkontribusi di sektor impor. Sebaliknya, timbal-
dilakukan dengan melakukan
balik negatif yang diberikan lebih dominan terhadap lamanya waktu
harmonisasi terhadap peraturan-
yang dibutuhkan untuk perizinan impor yang berdampak pada tingginya
peraturan lartas yang mengatur
dwelling time dan pengurusan barang impor/ekspor membutuhkan biaya
barang yang sama, sehingga
lebih tinggi (high cost). Dampak jangka panjangnya, investasi dalam negeri
terhadap barang tersebut dapat
akan merosot karena hilangnya tingkat kepercayaan investor asing.
diterbitkan satu dokumen
Dalam rangka menanggulangi dampak negatif dari pengaturan perizinan yang mewakili kriteria
barang lartas tersebut, diperlukan adanya suatu kebijakan strategis dokumen perizinan yang lain.
dari pemerintah terkait penanganan barang lartas, berupa:
Penerapan kebijakan strategis
tersebut di atas dapat dilakukan
1. PERGESERAN PENGAWASAN di border/entry point hanya
secara simultan dan diharapkan
BARANG LARTAS KE dilakukan untuk barang yang
dapat menekan dwelling time,
POST BORDER berkaitan dengan Lartas
menekan biaya logistik (logistic
Keselamatan. Dengan penerapan
Pergeseran pengawasan barang cost), meningkatkan peringkat
kebijakan ini diharapkan akan
lartas yang semula dilakukan di EODB (Ease of Doing Business) dan
menurunkan jumlah barang
border/entry point dipindahkan LPI (Logistic Performance Index).
lartas yang diawasi di border
menjadi pengawasan sebelum Dalam perumusan kebijakan
menjadi sekitar 18% (1.956 HS)
barang beredar (di gudang strategis tersebut tentu bukan hanya
dari total pos tarif BTKI 2017.
importir/tempat lain yang dilakukan oleh DJBC, tetapi juga
ditentukan) sehingga pemenuhan 2. PENERAPAN RISK perlu adanya peran seluruh K/L
perizinan lartas dilakukan MANAGEMENT dalam pemerintah serta komitmen
sebelum barang tersebut bersama untuk menemukan solusi
Penerapan risk management
diedarkan ke konsumen/pasar dan strategi dalam penanganan
dilakukan dengan membedakan/
atau digunakan, sedangkan barang lartas demi terwujudnya
memisahkan komoditi dan
pengawasan barang lartas Indonesia yang makin baik. n

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 35


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DUKUNGAN
SIMPLIFIKASI LARTAS

Pengelola Portal Indonesia National Single Window (PP INSW) dengan Ditjen Bea dan Cukai
dan Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian dan Ditjen Imigrasi (Badan
Inspeksi),” tegas Banun.
Pertanian bertemu pada medio Agustus 2017 untuk membahas
sejumlah hal penting pada program simplifikasi barang Pada bagian lain, Kepala PP-INSW
larangan dan pembatasan (lartas) DJADMIKO menjelaskan sejumlah
isu strategis dan program PP-
INSW yang perlu mendapatkan
dukungan dari Kepala Barantan
seperti implementasi SSM yang
dimulai pada tanggal 28 Agustus
2017, ISRM dan INTR. PP INSW
saat ini sedang menyiapkan
dashboard data realisasi untuk K/L.
“Berkenaan dengan hal tersebut,
PP-INSW berharap setiap K/L dapat
menyamakan satuan pada Lartas
yang diterbitkan,” kata Djadmiko.
Barantan sendiri menginginkan
akses terhadap data realisasi dan
Pertama, untuk produk Barantan Menanggapi hal ini, Kepala satuan pada Lartas akan dibahas
yang tergolong high risk, Barantan BANUN HARPINI, lebih lanjut pada rapat teknis.
pengawasan tetap dapat dilakukan menegaskan akan segera
Sebagai tindak lanjut, Deputi Bidang
di border. Sedangkan, untuk menyiapkan legal formal
Hubungan Antar Lembaga akan
pengawasan di post border, PP- pelaksanaan SSM di Barantan dan
melaksanakan rapat tindaklanjut
INSW akan menyampaikan data PIB akan menyampaikan usulan pelaku
persiapan implementasi SSM dan
kepada K/L terkait dan Ditjen Bea usaha yang akan ikut berpartisipasi.
pembahasan final ISRM pada hari
dan Cukai akan menyampaikan red Barantan juga sangat mendukung
Jumat, tanggal 11 Agustus 2017 di
notice jika suatu barang dianggap ide pencantuman product
Ruang Rapat PP INSW. Sedangkan,
tidak memenuhi ketentuan Lartas. code untuk barang Lartas,
Deputi Bidang Pengembangan
sekaligus mengusulkan perlu
Kedua, kebijakan pengurangan dan Operasional Sistem PP INSW
adanya fasilitas buffer zone di
Lartas dipastikan tidak mengurangi akan segera menyelesaikan
pelabuhan. Pada kesempatan
otoritas K/L dalam melakukan dashboard data realisasi untuk
itu, Banun juga meminta akses
pengawasan dan tetap dapat disampaikan kepada K/L terkait.
kepada PP INSW untuk dapat
melakukan pemeriksaan walaupun
memperbarui peraturan/Lartas Yang mengemuka pula adalah perlu
Lartas beririsan dengan K/L lain,
pada sistem INTR-INSW. segera dibentuk tim teknis PP
misalnya dengan BPOM. Ketiga,
INSW bekerja sama dengan Ditjen
cara yang dapat dipertimbangkan “Terkait status Badan Karantina
Bea dan Cukai dan K/L penerbit
untuk meningkatkan akurasi Pertanian di pelabuhan, maka
Lartas, dalam rangka penyusunan
pengawasan yaitu dengan disepakati bahwa posisi Badan
product code bagi barang-barang
pencantuman product code Karantina Pertanian sebagai
high risk. (DAMAR WIJAYANTO)
untuk barang high risk. bagian CIQ di pelabuhan sejajar

36
Lartas Tak
Terdapat tiga prinsip dalam
agreement on TBT: non-

Sepenuhnya "Haram"
discrimination, tidak menimbulkan
hambatan yang tidak perlu, dan
harmonis dengan ketentuan lainnya.

World Trade Organization (WTO) dikenal sebagai Dalam proses perumusan


organisasi yang mempromosikan perdagangan bebas. peraturan Lartas, WTO meminta
agar dilakukan konsultasi dengan
Dalam menyikapi larangan dan pembatasan (Lartas),
stakeholders. Anggota WTO juga
WTO tidak sepenuhnya mengharamkannya. Terlihat diminta untuk menyediakan enquiry
sedikit paradoksal tetapi begitulah aturan yang digariskan point untuk menjawab pertanyaan
WTO melalui Agreement on Technical Barrier to Trade negara lain dan stakeholders
terkait peraturan Lartas yang akan
(TBT). Ali Manshur menuliskannya untuk pembaca.
diterbitkan. WTO mengklasifikasikan
Lartas / Technical Barrier to Trade
dalam 3 bentuk yaitu technical

t e ro p o n g I N S W
regulation, standar, dan comformity
assessment procedures.

Technical regulation didefinisikan


sebagai dokumen yang mengatur
karakteristik atau proses produksi,
termasuk juga ketentuan
administrasi yang wajib dipenuhi
oleh suatu produk. Pengaturan ini
termasuk juga ketentuan mengenai
terminologi, simbol, pengemasan,
penandaan (marking) atau labelling
yang menandakan karakteristik atau
proses produksi produk tersebut.

Sedangkan standar adalah


D alam beleid tersebut, WTO Organisasi perdagangan dunia
memperkenankan negara- juga mengamanatkan bahwa dokumen yang keluarkan oleh
negara anggotanya untuk peraturan Lartas harus dihentikan lembaga yang diakui sebagai
menerapkan ketentuan Lartas ketika tujuan yang mendasarinya pedoman untuk menentukan
dengan catatan untuk tujuan telah tercapai atau ditemukan karakteristik atau proses produksi
tertentu seperti perlindungan mekanisme yang less-restrictive suatu produk. Berbeda dengan
keamanan nasional, mencegah untuk mencapai tujuan tersebut. technical regulation, standar
penipuan, serta sebagai tindakan Jika terdapat standar internasional tidak bersifat wajib, kecuali
untuk melindungi kesehatan terkait peraturan teknis Lartas ditentukan lain oleh otoritas.
manusia, hewan, tumbuhan yang akan dikenakan, maka Sementara itu, comformity
dan lingkungan. Amanat WTO, negara anggota WTO diwajibkan assessment procedure merupakan
penerapan Lartas harus untuk menggunakan standar prosedur yang baik langsung
dirumuskan melalui serangkaian tersebut, kecuali jika terdapat maupun tidak langsung
pertimbangan yang didasarkan kondisi atau faktor tertentu yang menentukan terpenuhi atau
pada data dan informasi teknis membuat standar internasional tidaknya technical regulation atau
serta ilmiah. tidak dapat diterapkan. standar yang telah ditetapkan.

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 37


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
cukup untuk dapat mengajukan
permohonan dan apabila ada batas
waktu pengajuan maka harus
dimungkinkan perpanjangan waktu
minimal 21 hari yang diberikan
kepada pemohon untuk melengkapi
dokumen pengajuaanya. Pemohon
seharusnya hanya diwajibkan
mengurus izin pada satu
Kementerian/Lembaga. Apabila
tidak dimungkinkan dengan hanya
satu Kementerian/Lembaga, maka
maksimal 3 Kementerian/Lembaga
yang harus ditemui pemohon
untuk mengajukan perizinan.
Khusus terkait dengan technical perusahaan yang diperbolehkan Dalam WTO agreement on import
regulation, ketentuan tersebut mengajukan, Kementerian/Lembaga licensing procedure dikenal istilah
harus sama diberlakukan untuk yang terkait, dan daftar produk yang automatic import licensing dan non-
produk sejenis (like products) terkena ketentuan izin impor, harus automatic import licensing. Automatic
baik yang diproduksi di dalam dipublikasikan secara terbuka. import licensing didefinisikan
negeri maupun impor.
Terkait dengan publikasi, WTO sebagai perizinan dan permohonan
WTO juga memiliki agreement mengatur beberapa ketentuan: izin akan ototamis disetujui dalam
yang mengatur perizinan sebagai Publikasi harus dibuat maksimal segala kondisi. Perizinan impor
pelaksanaan peraturan Lartas 21 hari sebelum ketentuan izin otomatis bertujuan untuk keperluan
khususnya untuk Lartas impor. impor tersebut berlaku. Perubahan pengumpulan statistik dan
Aturan tersebut dituangkan atas ketentuan izin impor juga informasi impor yang diperlukan.
dalam WTO Agreement on Import harus dipublikasikan paling Sedangkan Non-automatic
Licensing Procedures. lambat 21 hari sebelum perubahan import licensing merupakan jenis
tersebut diterapkan secara efektif. perizinan impor yang memerlukan
Import licensing adalah prosedur
Salinan dipublikasikan, ketentuan persyaratan tertentu untuk dapat
administratif yang membutuhkan
izin impor harus disampaikan disetujui. WTO menekankan
pengajuan permohonan dan/
ke Sekretariat WTO. Negara bahwa kedua jenis perizinan impor
atau dokumen-dokumen (selain
anggota WTO berhak memberikan tersebut harus diterapkan secara
dokumen yang disampaikan ke
tanggapan atas ketentuan non-discriminatory.
Customs) kepada Kementerian/
Lembaga untuk memenuhi izin impor dan Negara yang Beleid WTO ini ibarat permainan
persyaratan tertentu sebelum mengeluarkan ketentuan harus layang-layang yang dilepas
importasi dilakukan. Terdapat mempertimbangkan tanggapan dari di langit, bebas terbang
beberapa prinsip dalam WTO Negara anggota WTO tersebut. sesukanya, tetapi tetap saja
Agreement on Import Licensing WTO agreement on import licensing dikendalikan oleh benang. Meski
Procedures, yaitu:  aturan procedure juga mengamatkan mempromosikan pasar bebas,
import licensing harus bersifat bahwa form pengajuan izin impor WTO tetap membolehkan larangan
adil dan tidak memihak  segala harus dibuat sederhana. Prosedur dan pembatasan. Ketentuan ini
ketentuan mengenai prosedur pengajuan izin impor juga harus diatur agar berbagai larangan
untuk mengajukan izin impor dibuat sederhana. Pemohon dan pembatasan tidak menjadi
termasuk di dalamnya orang/ harus diberikan waktu yang penghambat perdagangan bebas.

38
Sinkronisasi, Koordinasi, dan Harmonisasi
Penyederhanaan Tata Niaga Ekspor-Impor

t e ro p o n g I N S W
Lartas di border saat ini belum beranjak secara signifikan menjadi post
border. Ada pergeseran. Dari 49% Lartas yang memenuhi border kini
mulai digeser ke post border menjadi 19%. Target inilah yang menjadi PR
banyak institusi. Ridky Irfan Wirautama, Kepala Subdivisi Harmonisasi dan
Transformasi Proses Bisnis II, PP INSW menuliskannya untuk pembaca.

S eperti diketahui bersama bahwa


pemerintah pada tanggal 15
Juni 2017 telah menerbitkan
Cakupan PKE Tahap XV terdiri dari
18 (delapan belas) pokok kebijakan,
antara lain salah satunya mengenai
yang saat ini ada atau mendekati
rata-rata non tariff barrier negara-
negara ASEAN. Untuk memenuhi
kembali Paket Kebijakan Ekonomi Kebijakan Penyederhanaan Tata target tersebut, salah satu upaya
Tahap XV (PKE XV) yang fokus Niaga Ekspor Impor. Terdapat 4 yang dilakukan oleh pemerintah
pada peningkatan pengembangan (empat) besaran kebijakan yang dalam hal ini yaitu Kementerian
usaha dan daya saing penyedia tercakup dalam pengaturan Koordinator Bidang Perekonomian
jasa logistik nasional dengan Tata Niaga Ekspor Impor, yaitu telah menerbitkan Surat Keputusan
tujuan untuk meningkatkan daya a. Pengurangan Lartas Border, (SK) Menteri Koordinator Bidang
saing industri, investasi, ekspor, b. Penyederhanaan Perizinan Perekonomian Nomor 71 Tahun
wisata, pangan, dan logistik, serta Lartas Border, c. Harmonisasi 23 2017 tentang Tim Tata Niaga Ekspor
meningkatkan kelancaran arus Peraturan Lartas, dan d. Super Impor dan Keputusan Deputi Menko
barang ekspor impor. Langkah Mudah Tata Niaga untuk Industri Perekonomian Bidang Koordinasi
dan tindakan tersebut dilakukan Kecil dan Menengah. Perniagaan dan Industri Nomor 07
oleh pemerintah dengan dasar Tahun 2017 tentang Tim Teknis Tata
Dalam uraian kebijakan tersebut,
pertimbangan yaitu untuk Niaga Ekspor Impor.
pada tahap awal ini pemerintah
melengkapi sejumlah Paket
sangat concern terhadap Sesuai dengan dua keputusan
Kebijakan Ekonomi (PKE) yang
pengurangan ketentuan Larangan di atas, keberadaan PP INSW
telah diterbitkan sebelumnya (PKE
dan Pembatasan impor dengan menduduki peran, tugas, dan
Tahap I, VIII, IX dan XI).
menargetkan 19% dari 49% tanggung jawab yang cukup

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 39


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
besar bersama Kementerian Keuangan/ pengulangan/redundant/irisan peraturan antar
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Kementerian/Lembaga dan transformasi ke
perlindungan tarif dan standar.
Perdagangan, dan perwakilan dari Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian. Dalam 3. Melakukan analisis atas konsep/usulan regulasi
pelaksanaan tugasnya, guna merumuskan dari Kementerian/Lembaga yang berkaitan
dengan ekspor impor.
Kebijakan Penyederhanaan Tata Niaga
tersebut, Tim Tata Niaga Ekspor Impor selalu 4. Melakukan evaluasi pelaksanaan ketentuan
mengedepankan dan memperhatikan koordinasi, peraturan perundang-undangan terkait larangan
dan pembatasan/tata niaga dengan tarif kuota,
sinkronisasi dan harmonisasi dengan seluruh
daya saing industri investasi dan ekspor impor.
stakeholders terkait, serta selalu berhati-hati
dalam merumuskan kebijakan. Dengan posisi peran, tugas, dan tanggung
jawab yang begitu besar dibebankan kepada
Pelaksanaan kebijakan tersebut akan dilakukan
Tim Tata Niaga Ekspor Impor, maka tim ini telah
secara bertahap mengingat masa kerja tim Tata
menyelenggarakan Rapat-rapat Koordinasi
Niaga Ekspor dan Impor berlaku hingga akhir
baik di Level Tingkat Menteri terkait maupun
Desember 2019. Selain itu, perlu disampaikan
Rapat Koordinasi Teknis di Tingkat Eselon I,
pula bahwa kewenangan pengaturan ketentuan
guna memperoleh kesepakatan bersama dalam
ekspor dan impor ini dimiliki oleh 15 (lima belas)
melaksanakan Kebijakan Penyederhanaan Tata
Kementerian/Lembaga yaitu: 1) Kementerian
Niaga. Beberapa catatan utama yang diputuskan
Keuangan, 2) Kementerian Perdagangan, 3)
dalam Rapat-rapat Koordinasi antara lain:
Kementerian Perindustrian, 4) Kementerian
Pertanian, 5) Kementerian Kelautan dan Perikanan, 1. Sebagaimana disepakati dalam Rakortas
6) Kementerian Kesehatan, 7) Kementerian Tingkat Menteri pada tanggal 8 dan 31
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 8) Kementerian Agustus 2017 yang diselenggarakan oleh
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Energi dan Sumber Daya Mineral, 9) Kementerian
penyederhanaan kebijakan tata niaga akan
Komunikasi dan Informatika, 10) Kementerian
ditempuh melalui pergeseran pengawasan tata
Pertahanan, 11) Kementerian Perhubungan, niaga impor dari yang selama ini dilakukan di
12) Mabes Polri, 13) Badan Pengawas Obat dan border digeser ke post border.
Makanan, dan 14) Badan Pengawas Tenaga Nuklir,
2. Salah satu tujuan dari dilakukannya pergeseran
dan 15} Bank Indonesia. pengawasan tata niaga dari border ke post
border adalah untuk meningkatkan kelancaran
Ruang lingkup Tugas Tim Tata Niaga Ekspor
pergerakan arus barang di pelabuhan dan
Impor sebagaimana diamanatkan dalam Pasal
meningkatkan kelancaran aktifitas ekspor
2 Keputusan Menteri Koordinator Bidang dan impor. Selain itu kebijakan tersebut juga
Perekonomian Nomor 71 Tahun 2017, adalah dimaksudkan untuk mengurangi jumlah Lartas
sebagai berikut: impor di border, dengan target pengurangan dari
48,3% menjadi 20,8%.
1. Menyederhanakan ketentuan peraturan
perundangan terkait tata niaga ekspor impor 3. Berdasarkan prinsip best practices dan
untuk mendrong daya saing industri, investasi, mempertimbangkan kepentingan nasional
ekspor, wisata, pangan, dan logistik serta terkait Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan
melindungi kepentingan nasional. serta Lingkungan (K3L), Tim Teknis Tata Niaga
Ekspor Impor telah melakukan identifikasi
2. Mengurangi ketentuan peraturan perundangan- terhadap peraturan perundangan yang
undangan terkait larangan dan pembatasan/ mengatur mengenai larangan dan pembatasan
tata niaga ekspor impor sesuai mekanisme best ekspor dan impor. Identifikasi tersebut,
practice dengan prinsip menghilangkan duplikasi, menghasilkan sebanyak 72 (tujuh puluh dua)

40
peraturan Lartas impor yang diterbitkan oleh Terkait langkah kebijakan penyederhanaan
7 (tujuh) Kementerian/Lembaga (K/L) yang tata niaga ekspor impor tersebut, Tim Teknis
pengawasannya diusulkan untuk digeser dari Tata Niaga Ekspor Impor yang diketuai oleh
border ke post border, yaitu Kementerian
Kepala PP INSW telah melakukan serangkaian
Perdagangan, Kementerian Perindustrian,
rapat-rapat pembahasan teknis dengan
Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Kementerian Pertanian, Kementerian seluruh anggota dan K/L terkait yang dimulai
Kesehatan, Kementerian ESDM dan Badan tanggal 24 Mei 2017 sejak SK Tim Tata Niaga
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ekspor Impor ditanda tangani pada tanggal 3
4. Daftar peraturan Lartas impor yang diusulkan Mei 2017. Sejumlah K/L yang telah melakukan
untuk digeser pengawasannya dari border ke pembahasan mengenai pelaksanaan
post border tersebut telah disampaikan kepada pergeseran pengawasan tata niaga (Lartas)
masing-masing Kementerian/Lembaga (K/L) impor dari border ke post border, antara lain
yang bersangkutan melalui surat Deputi Menko
Kementerian Perdagangan, Kementerian
Perekonomian Bidang Koordinasi Perniagaan
dan Industri selaku Ketua Tim Tata Niaga Ekspor Perindustrian, Kementerian Komunikasi
Impor Nomor: S-104/D.V.M.EKON/08/2017 dan Informatika, Kementerian Kesehatan,
tanggal 29 Agustus 2017 untuk dilakukan revisi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Melalui surat tersebut, juga sudah dijelaskan Kementerian Pertanian, Kementerian Energi

t e ro p o n g I N S W
mengenai hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dan Sumber Daya Mineral, dan Badan
dalam melakukan revisi peraturan dimaksud.
Pengawas Obat dan Makanan).

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di


atas, guna mewujudkan tercapainya target
pengurangan Lartas, maka diperlukan
bantuan dan dukungan seluruh pihak terkait
agar kebijakan penyederhanaan tata niaga
ekspor impor dapat dilaksanakan dengan
baik. Pelaksanaan sinkronisasi, koordinasi
dan harmonisasi antara Tim Tata Niaga
Ekspor Impor dengan semua K/L pun akan
terus berlanjut antara lain melalui sosialisasi
yang intensif, baik kepada semua K/L maupun
kepada pelaku usaha mengenai langkah dan
usulan kebijakan yang akan ditempuh oleh
pemerintah dalam rangka penyederhanaan
tata niaga ekspor impor.

Besar harapan Kebijakan Penyederhanaan


Tata Niaga Ekspor Impor melalui pergeseran
pengawasan tata niaga impor ke post border ini
dapat meningkatkan daya saing perekonomian
nasional, terutama untuk memperbaiki
peringkat kemudahan berusaha (Ease of Doing
Business /EODB) Indonesia yang saat ini telah
menduduki di posisi di 72 dari 190 negara.

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 41


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PELABUHAN SEMAYANG &
Laporan Kunjungan PELABUHAN PETI KEMAS KARIANGAU
Daerah Tim PP INSW

INSW MENJADI
SINGLE REFERENCE
LARTAS
Kalimantan Timur sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil
tambang seperti minyak gas alam dan batu bara. Provinsi yang
berada di ujung timur pulau Kalimantan itu memiliki kawasan
industri yang terkonsentrasi di Balikpapan dan Bontang.
Kota Balikpapan sebagai kota industri, perdagangan, dan jasa
memiliki bandara dan pelabuhan berskala internasional. Sebut
saja bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan,
Pelabuhan Semayang, Pelabuhan Peti Kemas Kariangau, serta
pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.

P elabuhan Semayang dan


Pelabuhan Peti Kemas
Kariangau yang dikelola oleh
Korea, Cina, negara-negara Timur
Tengah dan Eropa.
Point (AP) lebih mudah melakukan
pemeriksaan perizinan ekspor-
impor yang disampaikan oleh
Penerapan sistem Indonesia
PT Pelindo IV (Persero) Cabang pelaku usaha, karena ada acuan
National Single Window (INSW)
Balikpapan, merupakan pintu tunggal (single reference).
di Kantor Pengawasan dan
gerbang (Gateway) masuknya
Pelayan Bea dan Cukai (KPPBC) Meski diakui ada kemudahan,
kapal/pengangkut laut ke wilayah
Tipe Madya Pabean Balikpapan namun pelaksanaan teknis INSW
Kaltim. Dengan perannya ini, kedua
secara mandatory dilaksanakan masih dijumpai kendala. Seperti
pelabuhan menjadi penghubung
sejak tahun 2009. Sejak sistem diakui seorang pejabat Hanggar
antarnegara dalam menjalankan
INSW dijalankan, proses ekspor- KPPBC Balikpapan, sistem INSW
kegiatan impor-ekspor. Keduanya
impor menjadi lebih cepat karena masih belum terintegrasi dengan
juga menjadi penghubung muatan
karena pelaku usaha tidak harus sistem CEISA sehingga petugas
yang diangkut sarana pengangkut
menunggu hardcopy dokumen AP masih harus membuka dua
laut dan sarana pengangkut darat.
perizinan dikirimkan dari aplikasi. Selain itu, jaringan yang
Pelabuhan Semayang dan Kementerian/Lembaga (K/L) yang terkadang down hingga lebih dari
Pelabuhan Peti Kemas Kariangau berada di Jakarta. Data elektronik dua jam, menyebabkan penundaan
melayani kegiatan bongkar muat dokumen dapat diterima KPPBC proses customs clearance.
peti kemas untuk perdagangan Balikpapan melalui sistem INSW. Akibatnya, pelaku usaha tidak
domestik dan Internasional. Sehingga, proses customs clearance memperoleh kepastian waktu.
Komoditi utama yang dilayani berjalan lebih cepat.
Pejabat Penyuluhan dan Layanan
adalah peralatan pertambangan, Kepala KPPBC Tipe Madya Informasi (PLI) KPPBC Balikpapan,
peralatan industri minyak, gas Pabean Balikpapan, KUNAWI, Takari, memberikan beberapa
alam dan batu bara. Negara mitra mengapresiasi penerapan sistem catatan yang perlu menjadi
dagang utama ekspor dan impor INSW di Balikpapan. Melalui perhatian terkait Larangan dan
yaitu Malaysia, Singapura, Jepang, sistem INSW, petugas Analyzing Pembatasan (Lartas) di sistem

42
INSW. Pertama, masih adanya Perhatian khusus terhadap mempunyai spesifikasi khusus
jeda waktu pengaktifan Lartas di implementasi Lartas di Balikpapan sehingga tidak dapat dipenuhi oleh
sistem INSW, rata-rata sekitar juga disampaikan Kepala Seksi produk lokal,” kata Heri.
satu bulan. Kedua, adanya Impor, Dinas Perdagangan
Kebijakan Lartas dipandang perlu
peraturan Lartas yang belum Kota Balikpapan, Heri. Ia
untuk diterapkan secara hati-hati.
update. Ketiga, belum semua bercerita kendala terkait proses
Kebijakan Lartas yang kurang
Lartas masuk ke sistem INSW. permohonan izin Lartas dari
tepat—yang semula ditujukan
K/L di Jakarta. Lamanya proses
Terhadap hal ini, Direktorat untuk mendorong industri Besi dan
ini secara langsung berdampak
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Baja—di sisi lain dapat memberikan
pada meningkatnya biaya dan
sepakat: hanya mengacu pada dampak yang menghambat industri
waktu yang harus ditanggung
sistem INSW sebagai single pertambangan. Untuk itu, Dinas
pelaku usaha. Contoh Lartas
reference. Apabila Lartas belum Perdagangan Kota Balikpapan
yang menjadi hambatan saat
ada di sistem INSW, maka mengharapkan sistem INSW dapat
ini, khususnya di Balikpapan
barang ekspor atau impor berperan dan dikembangkan
adalah Lartas impor Besi dan
tidak akan diperiksa dan akan lebih luas sehingga permohonan
Baja yang merupakan komoditas
memperoleh izin untuk keluar/ perizinan/rekomendasi kepada
penting mengingat pelaku usaha
masuk wilayah pabean. Ke K/L tidak harus datang ke Jakarta,
di Balikpapan mayoritas adalah
depan, diharapkan K/L penerbit namun dapat diajukan melalui
industri pertambangan yang banyak
perizinan dapat memperoleh sistem INSW sehingga dapat
membutuhkan komponen/suku
hak akses untuk memperbarui menghemat waktu dan biaya
cadang yang berasal dari Besi
Lartas di sistem INSW secara pelaku usaha di daerah. (DAMAR
dan Baja. “Kedua jenis barang ini

p e r s pe k t if
lebih mudah dan cepat. WIJAYANTO DAN MAULANA ALI)
terkadang harus diimpor karena

Dengan informasi ini, pelaku usaha mengharapkan ada solusi


usaha dapat mempersiapkan dan kepastian waktu yang jelas
rekomendasi/perizinan yang kapan kendala ini dapat diatasi,
diperlukan dari Kementerian/ sehingga tidak menghambat
Lembaga (K/L) terkait. Tapi, kegiatan ekspor-impor.
menurut pengakuan PT. Mulia
Santika, peraturan Lartas Umumnya, pelaku usaha di
dari K/L terkadang terlambat Balikpapan meminta sistem
diunggah pada Portal INSW. Hal INSW dapat dikembangkan
ini sering menimbulkan masalah lebih luas dan berharap dapat
menyampaikan perizinan secara
MENUNGGU
di lapangan: perizinan harus
telah selesai sebelum barang dalam jaringan (daring) melalui
aplikasi Single Submission (SSM)
SINGLE
tiba. Selain itu, pada menu INTR
belum dimutakhirkan bea masuk ke semua K/L, tanpa harus ke
Jakarta. Bila kendala ini dapat
SUBMISSION
dan pajak yang harus dibayar
serta tidak dilengkapi pajak untuk diatasi, bukan tidak mungkin
barang mewah. “mimpi” pelaku usaha di daerah

P elaku usaha di Balikpapan


merasakan manfaat sistem
INSW dalam rangka kegiatan
Pengakuan sama datang dari
UIT Logistic, yang merasakan
agar Lartas tidak menjadi
hambatan dalam berusaha
dapat terwujud. Dengan adanya
ekspor dan impor. Sistem INSW dampak positif penerapan perbaikan dan pengembangan
terutama dimanfaatkan pada sistem INSW, meski diakui juga sistem INSW, diharapkan akan
menu Indonesia National Trade ada yang masih perlu dibenahi, terwujud empat pilar INSW:
Repository (INTR) di Portal seperti jaringan INSW kerap Transparency, Consistency,
INSW untuk mencari informasi mengalami gangguan. Persoalan Simplicity, Efficiency yang sangat
tentang ketentuan Larangan dan ini mengakibatkan dokumen ditunggu oleh pelaku usaha di
Pembatasan (Lartas) atas barang PIB dan/atau PEB tidak dapat Balikpapan. (DAMAR WIJAYANTO
yang akan diekspor atau diimpor. diproses dengan cepat. Pelaku DAN MAULANA ALI)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 43


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Laporan Kunjungan HARAPKAN
Daerah Tim PP INSW PENINGKATAN
LAYANAN INSW

Kepala Kantor Pengawasan


dan Pelayanan Bea dan
S elama ini, kata Himawan,
KPPBC Ngurah Rai banyak
melayani ekspor-impor
INSW memberikan kepastian dan
ketenangan bagi petugas Bea
dan Cukai dalam menegakkan
Cukai (KPPBC) Tipe
yang menggunakan pos atau peraturan yang diterbitkan
Madya Pabean Ngurah Rai,
Himawan Indarjono, Perusahaan Jasa Titipan (PJT). Kementerian/Lembaga. ”Kita
mengapresiasi sistem Sayangnya, seringkali nilai mengacu pada INSW sebagai
INSW yang dinilai ekspor-impor itu di bawah single refference untuk peraturan
bermanfaat mendukung batas yang diwajibkan untuk Lartas. Jadi misalkan ada
pelaksanaan tugas memenuhi ketentuan larangan peraturan yang sudah terbit
KPPBC Ngurah Rai dalam
dan pembatasan (Lartas). Dalam dari Kementerian/Lembaga tapi
pengawasan kegiatan
ekspor dan impor yang kesempatan pertemuan dengan belum di-upload di INSW, kita
melewati Bandara Tim INSW 31 Oktober 2017, belum akan melaksanakannya,”
Ngurah Rai Denpasar. Himawan mengakui, sistem terang Himawan.

Keterangan Himawan sesuai


dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 224/2015,
dimana setiap peraturan yang
diterbitkan Kementerian/
Lembaga (K/L) harus terlebih
dahulu disampaikan ke Menteri
Keuangan dan dianalisa Ditjen
Bea dan Cukai, untuk kemudian
diunggah di portal INSW sebelum
dapat diterapkan. Analisa
Ditjen Bea dan Cukai meliputi
kesesuaian kode barang dan
instrumen Lartas yang digunakan.
Hasil analisa dituangkan dalam

44
KPPBC minta agar 1 username
dapat berfungsi sebagai admin yang
dapat mengatur username AP yang
bertugas sesuai dengan absensi.

Bagi belaku usaha, pelaksanaan


sistem INSW sudah cukup
membantu. PT. Alamboga Lestari,
perusahaan importer penyediaan
produk-produk kebutuhan restoran,
misalnya mengaku sistem INSW
memberikan kecepatan yang
Keputusan Menteri Keuangan yang harusnya cukup dilakukan dibutuhkan perusahaannya.

p e r s pe k t if
ditandatangani oleh Dirjen Bea dan di Portal INSW. Sehingga, Ramainya wisatawan asing yang
Cukai atas nama Menteri Keuangan. setelah AP memberikan berkunjung ke Bali membutuhkan
keputusan terkait pemenuhan pasokan produk berkualitas
KPPBC Ngurah Rai sempat Lartas di Portal INSW, maka secara cepat ke berbagai restoran.
mengalami masalah terkait permasalahan pemenuhan Kebanyakan bahan baku makanan
penerapan Lartas. Kejadiannya, Lartasnya sudah clear dan tidak restoran tidak tersedia di pasar
ketika Kementerian Kelautan perlu lagi dilakukan pemberian lokal, sehingga harus impor.
dan Perikanan (KKP) meminta keputusan di CEISA. KPPBC Dengan adanya sistem INSW,
agar KPPBC mencegah ekspor menganggap ini persoalan serius pengajuan impor ke KPPBC dapat
benih lobster yang melewati yang harus mendapat perhatian, diproses secara lebih cepat. (ALI
Bandara Ngurah Rai, sementara agar dapat disederhanakan MANSHUR DAN MAULANA ALI)
pengaturan pencegahan harus dengan menghilangkan duplikasi
terlebih dahulu diproses sesuai pengambilan keputusan AP.
prosedur PMK 224/2015.
Permasalahan lain yang ditemui
Meski mengapresiasi manfaat dari adalah persoalan pembagian
sistem INSW, KPPBC Ngurah Rai petugas yang memanfaatkan
mengaku ada sejumlah perbaikan Portal INSW. KPPBC Ngurah
yang harus terus dilakukan Rai saat ini hanya mendapat 1
agar pemanfaatan sistem INSW username dan password Portal
berjalan optimal. Untuk beberapa INSW, sehingga menimbulkan
importasi yang masuk kategori flag masalah apabila petugas
1 (membutuhkan keputusan dari yang bersangkutan sedang
analyzing point / AP), keputusan AP berhalangan. KPPBC Ngurah
seringkali harus dilakukan 2 kali di Rai berharap mendapatkan
Portal INSW dan di CEISA. Padahal, tambahan username Portal
saat ini penyampaian PIB di KPPBC INSW, sehingga dapat dilakukan
Ngurah Rai sudah menggunakan pengaturan petugas yang dapat
PDE EDI. Artinya keputusan AP menggunakan Portal INSW.

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 45


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
CEGAH EKSPOR ILEGAL
KEKAYAAN LAUT
INDONESIA
Jika ditemukan permasalah integrasi dan sharing profile
Balai Karantina Ikan hukum—setelah komoditas pelaku usaha dari beberapa
Denpasar termasuk diproses karantina—dengan mudah Kementerian/Lembaga. Dengan
lembaga yang secara diselesaikan karena sistem INSW begitu, pengawasan akan lebih
aktif memanfaatkan menghubungkan Karantina dengan kuat dan terintegrasi. Kebijakan
sistem INSW. Balai ini
Bea dan Cukai yang dilakukan ini seharusnya bisa mengurangi
memanfaatkann INSW
dengan mengirimkan secara elektronik. Masalah risiko terjadinya pelarian HS.
respon karantina ke Ditjen yang umum terjadi, perilaku
Bea dan Cukai untuk eksportir coba menghindar dari Tantangan lain yang kerap
ekspor-impor komoditas- ketentuan dengan cara melakukan ditemui Balai Karantina
komoditas perikanan pelarian HS. Sekadar diketahui, Denpasar adalah seringnya
wajib karantina. Maklum, eksportir melakukan perubahan
komoditas ekspor harus memenuhi
pengurusan karantina yang
beberapa ketentuan perizinan, identitas untuk menghindari
dilayani di Balai Karantina
Denpasar terkait ekspor, bahkan terkena larangan, apabila pajak. Upaya PP-INSW dan Ditjen
banyak menghasilkan komoditas tersebut menggunakan Bea dan Cukai untuk melakukan
komoditas hasil laut yang kode HS tertentu. Untuk single registration kepabeanan
bernilai tinggi, seperti menghindari pengaturan tersebut, diyakini akan mempersempit
kerang mutiara. ruang pelanggaran. (ALI MANSHUR
eksportir seringkali dengan
sengaja menggunakan kode HS DAN MAULANA ALI)

yang tidak semestinya. Inilah yang

“B alai Denpasar fokusnya


justru ke ekspor, karena
kita ingin melindungi agar
dimaksud dengan pelarian HS.

Sebagai solusinya, diperlukan


kekayaan laut kita tidak dengan penguatan koordinasi antara
mudah diekspor apalagi secara Kementerian/Lembaga
ilegal dan tidak memberikan terkait. PP-INSW
kontribusi ke perekonomian sendiri saat ini tengah
daerah sekitar,” kata Kepala mengembangkan
Balai Karantina Ikan Denpasar Single Risk
WORO NUR ENDANG Management
SARIATI dalam kesempatan melalui
pertemuan dengan Tim dari PP-
INSW tanggal 31 Oktober 2017.

46
"LARTAS, JANGAN
MENYULITKAN..."

s u ara m e re k a
Penetapan Lartas—sesuai
Perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk hubungan
Undang-Undang—dilakukan oleh
ekonomi yang dilakukan oleh dua negara atau lebih, bukan saja
Kementerian/Lembaga (K/L)
urusan dua atau lebih pedagang. Ada peran negara di sana. Negara
yang membidanginya. Ada 18 K/L
harus hadir mengatur perdagangan, menjamin kelancaran arus yang mengeluarkan ketetapan
dari keluar masuknya barang. Sebagai konsekuensi dari kegiatan Lartas dengan tujuan melindungi
perdagangan antarnegara, transaksi yang terjadi bukan semata kepentingan nasional. Pengelola
pertukaran komoditi, melainkan beberapa ikutan lainnya. Sebut Portal Indonesia National
Single Window (PP-INSW)
saja, teknologi, ilmu pengetahuan, budaya, bahkan manusia sebagai
sebagai lembaga diamanahi
tenaga kerja. Semuanya memberikan dampak positif atau negatif.
untuk mengelola sistem INSW
memungkinkan untuk melakukan

T entu menjadi tugas negara pengawasan secara ‘dalam


untuk melindungi kepentingan jaringan’ (daring) terkait Lartas.
nasionalnya. Caranya adalah mengatur Langkah awal proses Lartas
hubungan perdagangan internasional adalah melakukan pengecekan
lewat serangkaian kebijakan. Salah terhadap dokumen perizinan
satunya dengan memberlakukan yang dikeluarkan oleh 18
pengawasan atas komiditi yang Kementerian/Lembaga.
diperdagangkan. Ada sebuah
Bagi pelaku usaha, kebijakan
kebijakan tata niaga yang diperlukan
tata niaga, seperti Lartas tentu
untuk mengatur perdagangan agar
memberikan dampak bagi
sesuai dengan kepentingan nasional.
perusahaan, dan secara luas
Kebijakan itu adalah pengawasan
terhadap industri dalam negeri.
dalam bentuk larangan dan
Seperti diakui oleh salah satu
pembatasan (Lartas) atas komoditas.

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 47


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
perusahaan penanaman modal menyediakan kolom PPh dan rekomendasi di Kementerian
asing (PMA) antara pemerintah PPnBM pada aplikasi. Usulan ini Perindustrian mengenai kuantitas,
Spanyol dengan Indonesia, PT. muncul karena sebelumnya terjadi produksinya apa saja. Setelah
Teka P & T Internasional (PT. Teka). pengalaman tidak mengenakkan, keluar rekomendasi, kemudian
Perusahaan yang bergerak dalam sistem ditolak karena alasan mengurus surat Persetujuan
industri pembuatan (perakitan) kurang bayar PPh. Impor dari Kementerian
alat-alat teknik untuk kebutuhan Perdagangan. Pengurusan di
dapur yang diperuntukan bagi Seperti telah diakui, PT. Teka kedua kementerian itu diakui
konsumen rumah tangga itu selalu memantau aplikasi masih sulit dan membutuhkan
mengaku salama ini kegiatan perkembangan Lartas, tetapi waktu yang lama, tidak ada
ekspor-impornya selalau tetap saja menimbulkan kepastian terhadap janji layanan.
menggunakan aplikasi INSW. kebingungan. Pasalnya, komoditi
yang terkena Lartas tidak secara Sekitar Februari 2017 silam, banyak
Maklum, produsen glass hob jelas memuat syarat-syarat yang produsen “berteriak” karena ada
(kompor tanam), free standing harus dipenuhi pengusaha. Ketika kebijakan pemberlakuan Lartas
(kompor dengan beberapa bertanya kepada industri sejenis baru. Pasalnya, semua besi baja
tungku), sink, kulkas ini masih lainnya, jawaban yang didapat terkena Lartas, tanpa pengecualian.
mendatangkan hampir seluruh justru mengatakan komoditi Dampaknya, kegiatan produksi
komponen untuk produknya dari yang dimaksud tidak terkena terhambat, berujung kenaikan harga.
luar negeri (Eropa) untuk kemudian kebijakan Lartas. Sementara,
dilakukan perakitan di Indonesia. jika dilihat dari kode HS, maka PT. Teka nampaknya “bersuara”
Impor dilakukan karena alas an akan terkena Lartas PI besi baja, sendiri. Produsen mengaku belum
keamanan pemakai dan demi misalnya. Kode HS 73.21 adalah tergabung dalam asosiasi produsen
menjaga kualitas produk agar untuk kompor tapi kalau kode HS kompor yang ada karena alasan
sesuai dengan standar di dunia untuk komponen kompor ada di belum memproduksi kompor secara
(khususnya Eropa). Hingga kini 7321.19.90 masuk ke lain-lain. penuh. Sejauh ini PT. Teka baru
perusahaan masih kesulitan dan Akhirnya muncul kebingunan: pengenalan pasar, belum sepenuhnya
belum menemukan komponen lokal akan dilarikan ke mana tidak bisa, merambah pasar lokal. Alasan
dalam negeri yang memiliki kualitas karena seluruhnya sudah terkena lainnya karena produsen ini belum
yang sesuai standar Eropa. Lartas untuk besi. mengetahui secara persis sikap
asosiasi produsen kompor atas
Aplikasi paling sering digunakan Pada pelaksanaannya di kebijakan Lartas yang memberatkan
PT. Teka adalah pengecekan Lartas. lapangan, pengurusan dokumen ini. PT. Teka hanya berharap
Meski diakui sudah hafal ketentuan untuk memenuhi persyaratan pemerintah dapat meninjau ulang
yang harus dipenuhi, pengecekan Lartas, masih menemui beberapa kebijakannya memberlakukan Lartas
tetap harus dilakukan mengingat kesulitan. Pertama, mengurus besi baja. (BUDIYANTI)
adanya kemungkinan peraturan
Lartas terbaru. Kendala utama
yang ditemui justru sistem yang
sering down tidak dapat diakses,
terutama ketika menggunakan
aplikasi yang tiap pekan digunakan
(antara Kamis-Jumat). Untuk
memudahkan pengusaha, PT.
Teka mengusulkan agar PP-INSW

48
EODB, LARTAS DAN INSW

Ali Manshur

Kepala Subdivisi
Kerjasama Luar Negeri

K emudahan berusaha di suatu


negara dapat diketahui dengan
melilat ranking Ease of Doing
pembenahan total, reform total.
Semuanya harus semakin baik”.
compliance menggambarkan
proses penanganan kargo
di pelabuhan, sedangkan
Salah satu dari 10 indikator
Business (EODB) negara tersebut. documentary compliance mengukur
EODB yang disurvey yaitu Trading
EODB merupakan laporan yang waktu dan biaya pengurusan
Across Borders (TAB) merupakan
disusun untuk mengukur tingkat perijinan ekspor/impor.
indikantor yang memberikan
reformasi regulasi yang dilakukan
sumbangan terhadap lonjakan Meskipun angka-angka waktu
oleh suatu Negara yang berdampak
peringkat Indonesia. Bank Dunia dan biaya documentary compliance

s u ara m e re k a
pada peningkatan kemudahan
mencatat terjadi peningkatan tersebut dapat diperdebatkan
berusaha. Laporan yang diterbitkan
Distance to Frontier (DTF) untuk karena merupakan hasil
oleh Bank Dunia tersebut pertama
indikator TAB dari sebelumnya survei yang sifatnya subyektif,
kali diluncurkan pada tahun 2003
65,87 menjadi 66,59. DTF namun angka-angka tersebut
yang mencakup 133 Negara dengan
menunjukkan rentang jarak mengindikasikan perlunya
5 indikator yang disurvei. Saat ini,
pencapaian setiap negara terhadap kebijakan untuk menyederhanakan
laporan EODB telah mencakup 190
frontier (batas) pencapaian proses perijinan ekspor/impor,
negara dengan 10 indikator yaitu:
terbaik dari seluruh negara sejak yang dapat diawali dengan
starting a business, dealing with
tahun 2005. Untuk indikator TAB, penyederhanaan ketentuan Lartas.
construction permits, registering
survey EODB dilakukan terhadap Sejalan dengan kebutuhan untuk
property, getting electricity, paying
kegiatan ekspor dan impor di meningkatkan peringkat EODB
taxed, getting credit, protecting
Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Indonesia tersebut, pemerintah
minority investors, trading across
dan Tanjung Perak Surabaya. saat ini sedang melakukan analisa
border, enforcing contracts, dan
Berdasarkan laporan EODB 2018, menyeluruh terhadap ketentuan
resolving insolvency. Survei EODB
Bank Dunia mencatat waktu Lartas yang salah satu tujuannya
dilakukan secara sampling terhadap
rata-rata yang diperlukan untuk adalah untuk mengurangi jumlah
pelaku usaha di kota-kota besar
proses documentary compliance pos tariff komoditas yang terkena
di seluruh dunia. Untuk Indonesia,
ekspor di Pelabuhan Tanjung Lartas dari 49% menjadi 19%.
dipilih Jakarta dan Surabaya.
Priok 60 jam dengan biaya sebesar Selain pengurangan komoditas
Dalam laporan EODB 2018 yang dirilis USD 130, sedangkan untuk impor yang terkena Lartas, Pemerintah
oleh Bank Dunia pada November proses documentary compliance juga sedang memformulasikan
2017, Indonesia mengalami lonjakan membutuhkan waktu 119 jam kebijakan pergeseran Lartas
perbaikan yang signifikan sebanyak dengan biaya USD 160. Sementara dari border ke post-border
13 peringkat dari sebelumnya itu, di Pelabuhan Tanjung Perak, dan memperluas cakupan
peringkat ke-91 menjadi peringkat proses documentary compliance pelayanan sistem INSW. Dengan
ke-72. Meskipun pencapaian ini untuk ekspor membutuhkan ketiga kebijakan yang sedang
sangat menggembirakan, Pemerintah waktu 66 jam dan biaya USD 170, dipersiapkan dan dibangun oleh
masih harus terus bekerja keras sedangkan untuk impor waktu Pemerintah dimana PP-INSW
untuk mencapai target peringkat documentary compliance yang turut berperan besar, maka
40 besar dunia. Presiden JOKO dibutuhkan adalah 120 jam dengan diharapkan akan mempercepat
WIDODO pada suatu kesempatan biaya USD 180. Sebagai catatan, proses dan mengurangi biaya
kunjungan kerja menyampaikan Bank dunia membagi pengukuran kegiatan ekspor/impor di border
“Target kemudahan berusaha TAB untuk ekspor/impor menjadi sehingga mendukung pencapaian
pada tahun 2019 harus ke level 2 bagian, yaitu border compliance target peringkat EODB Indonesia
40 besar dunia. Artinya harus ada dan documentary compliance. Border yang dicanangkan Presiden. n

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 49


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KULIAH UMUM PP INSW DI UNS SOLO
Surakarta, INSWmagz─ Pengelola Portal Indonesia National
Single Window (PP-INSW) secara konsisten melakukan
sosialisasi kepada publik tentang peran dan fungsi INSW. Kali
ini, PP-INSW ambil bagian dalam Kuliah Kerja Lapangan yang
diselenggarakan Program Pascasarjana Magister Ekonomi
dan Studi Pembangunan (MESP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univestitas Sebelas Maret (UNS)

P ada acara yang digelar di Jakarta, 10-11 Oktober 2017 itu,


PP-INSW mengisi diskusi dengan mengangkat tema “Peran
INSW dan hubungan antar lembaga, komunikasi, dan penyiapan
rekomendasi peraturan terkait pengelolaan portal single window
dalam penanganan dokumen kepabean, penzam, logistic, dan
kebendarudaraan”.

Selain PP-INSW, acara diskusi lainnya menghadirkan Otoritas


Jasa Keuangan, dengan tema “Sustainable Finance”. Selain itu, The
World Bank, mengangkat tema “Efektifitas Dana Desa: Terobosan
Desentralisasi Fiskal dalam Mengurangi Kesenjangan Pendapatan
di Indonesia. Sedangkan, Global Green Growth Institute (GGGI),
berdikusi dengan topik “Green Growth Indonesia”. (ALI MANSHUR)

ANTUSIASME ITB bisa mempelajari INSW


MAHASISWA SBM secara lebih mendalam
di kemudian hari.
ITB MENGIKUTI
“Salah satu tugas yang sempat
PERKULIAHAN PP INSW diberikan berupa pelatihan
Bandung, INSWmagz─ Mahasiswa pemanfaatan Indonesia
Sekolah Bisnis dan Manajemen National Trade Repository
Program Studi Manajemen Institut (INTR) untuk mencari kode
Teknik Bandung (ITB) tertarik HS dan perizinan beberapa
mengelaborasi sistem INSW. Melalui produk ekspor impor di
perkuliahan resmi yang diikuti sekitar Indonesia,” ungkap Harmen.
40 mahasiswa, Deputi Hubungan Antar awal November 2017 usai
Kegiatan dosen tamu yang digagas
Lembaga PP INSW Harmen Sembiring memberikan perkuliahan di ITB.
oleh pihak SBM-ITB ini merupakan
dan Kadiv Kerjasama Luar Negeri PP Perkuliahan berlangsung cukup upaya komitmen pihak kampus untuk
INSW Ali Manshur memberi materi lama sejak dimulai pukul 13.00 mencapai sistem pembelajaran yang
perkuliahan tentang sistem INSW. WIB dan berakhir 15.30 WIB. excellent bagi para mahasiwa. Ke
Mahasiswa terlihat sangat antusias depan, generasi muda Indonesia ini

“M ahasiswa ingin mengetahui


konsep dan teori National Single
Window yang diterapkan Indonesia dan
mengikuti pembelajaran. Banyak
informasi baru yang belum pernah
sudah memiliki pengetahuan yang
mumpuni mengenai sistem perizinan
didengar mahasiswa sebelumnya. ekspor impor secara elektronik guna
kaitannya dengan sistem yang sama Banyak pula inspirasi yang muncul menjadi pelaku usaha ekspor impor
di sejumlah negara,” kata Harmen, dalma perkuliahan ini. Mahasiswa yang handal dan kredibel. (ALI MANSHUR)

50
INTEGRASI DATA dan data HS, PP-INSW bahkan proses integrasi. Yakni, laporan rapat
menyediakan update data yang awal identifikasi kebutuhan teknis
BP BATAM dibuthkan ke sistem BP Batam selesai pada minggu pertama Agustus
Batam, INSWmagz─ Integrasi data setiap ada data Lartas dan data 2017. Kemudian, laporan teknis
merupakan isu penting dalam HS yang diperbarui. Sedangkan integrasi data selesai pada minggu
pengelolaan Indonesia National untuk data rekomendasi yang terakhir bulan Agustus 2017. Untuk
Single Window (INSW). Berkaitan diterbitkan oleh K/L, BP Batam uji coba integrasi data dilaksanakan
dengan update kode HS, Larangan dapat menarik data dari PP INSW. minggu kedua bulan Oktober 2017.
dan Pembatasan (Lartas), “Integrasi data dimulai pada 10
Sedangkan, Perwakilan KPU Bea
Badan Pengusahaan Kawasan November 2017,” tegas Kukuh.
dan Cukai tipe B Batam berharap
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
data penerbitan izin dari BP Batam Dalam diskusi yang dibuka oleh
Bebas Batam dan PP-INSW
dapat diintegrasikan ke sistem Bea Direktur Lalu Lintas Barang BP Batam
bersama perwakilan KPU Bea dan
dan Cukai Batam sehingga dapat Tri Novianta Putra, Deputi Bidang
Cukai tipe B Batam membahas
meningkatkan pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga PP-INSW,
integrasi data serta rekomendasi
pelayanan pabean khususnya di Harmen Sembiring, memaparkan
perizinan ekspor dan impor.
pelabuhan Batam. Pertemuan itu peran INSW dalam simplifikasi ekspor
juga menyepakati, proses teknis dan impor, pemaparan proses bisnis
S

@ the moment
eperti disampaikan Direktur
Lalu Lintas Barang BP Batam, dan legal formal integrasi data dan sistem perizinan di BP Batam,
Tri Novianta Putra, ada sejumlah akan dilaksanakan secara pararel. penyampaian tujuan dan target integrasi
kesepakatan yang dicapai dari hasil Namun, proses legal formal data, penyiapan legal formal, dan
diskusi tersebut. Pertama, dalam perlu didukung dengan adanya tahapan pelaksanaan integrasi data.
rangka peningkatan pengawasan detail elemen data yang akan
Sebagai tindaklanjutnya, Deputi
dan keakuratan perizinan yang diintegrasikan.
Bidang Pengembangan dan
diterbitkan oleh BP Batam, Sekretaris Operasional Sistem PP-INSW akan
diperlukan integrasi data dengan PP-INSW, segera melakukan koordinasi teknis
PP-INSW yang mencakup daftar KUKUH S. dengan BP Batam terkait elemen data
kode HS, data Lartas dan data BASUKI, yang diperlukan, dan konsinyering
rekomendasi yang diterbitkan sebagai integrasi data. Sedangkan rapat
oleh Kementerian/Lembaga. pemimpin finalisasi draft MoU integrasi data
Kedua, integrasi data dengan diskusi antara PP-INSW dengan BP Batam
PP-INSW sangat diperlukan yang diselenggarakan 4 Mei 2017 rencananya dilaksanakan setelah
dalam upaya mencegah terjadinya menyampaikan beberapa tahapan laporan teknis integrasi data selesai.
pemalsuan dokumen melalui (DAMAR WIJAYANTO)

validasi data dan informasi


dari INSW. Disampaikan bahwa
jumlah dokumen perizinan
yang diterbitkan setiap hari
sekitar 130-150 dokumen yang
meliputi 46 jenis perizinan.

Dari sisi PP-INSW, Perwakilan


Deputi Bidang Pengembangan
dan Operasional Sistem PP-INSW
menyebut, tidak ada kendala
teknis untuk proses integrasi
data. Terkait update data Lartas

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 51


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BIMBINGAN TEKNIS SSM UNTUK PELAKU USAHA
Jakarta, INSWmagz─ Pengelola
Portal Indonesia National Single
Window (INSW) memberikan pelatihan
penggunaan modul Single Submission
(SSM) kepada pelaku usaha. Pelatihan
implementasi SSM yang dilaksanakan
28 Agustus 2017 itu sekaligus sebagai
forum sosialisasi untuk memberikan
pemahaman terhadap SSM dan SSI yang
sedang dikembangkan oleh PP INSW.

S osialisasi dan Bimbingan Teknis


yang dibuka oleh Kepala PP-INSW
Djadmiko, menghasilkan sejumlah
akses modul SSM kepada PPJK,
maka konsekwensi pemberian hak
akses menjadi tanggung jawab
PP-INSW dan Deputi Bidang
Pengembangan dan Operasional
Sistem, PP-INSW. Sedangkan Deputi
kesimpulan bersama. Pada tahap awal, masing-masing perusahaan. Bidang Hubungan Antar Lembaga,
pengunaan modul SSM disepakati PP INSW akan mengagendakan
Kedua, persyaratan untuk
bahwa perizinan hanya untuk impor rapat dengan Kementerian
memperoleh perizinan dan
dan bersifat transaksional. Persyaratan Perdagangan dalam rangka untuk
Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
perizinan tanpa memerlukan mengikutsertakan Kementerian
di modul SSM pada prinsipnya sama
rekomendasi dari K/L lain. Permohonan Perdagangan kedalam sistem SSM.
seperti persyaratan pada saat pelaku
perizinan hanya untuk barang dengan
usaha mengajukan permohonan ke Hasil pertemuan juga disepakati
Lartas flag 0 (nol), namun jika terdapat
K/L, perbedaannya hanya terletak agar perlunya dibentuk tim help desk
Lartas flag 1 maka akan tetap diperiksa
pada interface pada saat awal yang siap sedia 24 jam/ 7 hari, dalam
oleh petugas Analyzing Point (AP). Serta,
pengajuan yaitu menggunakan rangka membantu pelaku usaha
Pengajuan permohonan perizinan hanya
modul SSM dan tidak mengunakan menggunakan modul SSM sehingga
terbatas untuk pelabuhan tertentu,
modul dari sistem yang ada di K/L. pelaku usaha dapat nyaman dan tertarik
sesuai kesepakatan masing-masing K/L.
menggunakan modul SSM tersebut.
Ketiga, setiap kebijakan atau
Dari hasil diskusi pihak perwakilan Unit
peraturan yang dikeluarkan oleh Deputi Bidang Proses Bisnis PP
Pelayanan Teknis (UPT) dan perwakilan
K/L, akan disosialisasikan oleh K/L INSW, HARI S. N., pada kesempatan
K/L di daerah, mengharapkan agar
terkait, baik dengan mengundang itu juga memaparkan tentang maksud
pemanfaatan modul SSM secara bertahap
langsung pelaku usaha ataupun dan tujuan SSM, pengembangan SSM,
dikembangkan tidak hanya untuk
dengan menggunakan sarana media persiapan implementasi, perubahan
impor dan hanya di empat K/L, namun
seperti pada web site, e-mail, berita prosedur pelayanan perizinan, dan
juga diperuntukkan untuk ekspor dan
media massa & elektronik. tindaklanjut persiapan SSM di K/L.
mencakup seluruh K/L penerbit izin/
rekomendasi. Selain itu, setiap UPT Acara diikuti secara aktif dari
Menanggapi hasil diskusi itu, PP
dan perwakilan K/L di daerah meminta perwakilan Ditjen Bea dan Cukai
INSW akan mengevaluasi sistem
agar memperoleh hak akses SSM Kemenkeu, Dit. Fasilitasi Ekspor dan
SSM secara berkisinambungan
sehingga dapat memantau realisasi izin/ Impor Kemendag, Badan Karantina
dan akan terus dilakukan
rekomendasi yang telah diterbitkan. Ikan dan Pengendaluan Mutu
pengembangan sehingga dapat
(BKIPM), Kementerian Kelautan
Sedangkan, hasil diskusi dengan mencakup perizinan/rekomendasi
dan Perikanan, Badan Karantina
pelaku usaha disepakati sejumlah hal. ekspor dan impor di 15 K/L. Sebagai
Pertanian Kementan dan Badan
Pertama, Akses modul SSM untuk tindak lanjut, implementasi SSM
Pengawas Obat dan Makanan.
saat ini hanya diberikan kepada pelaku akan dimonitoring dan dievaluasi
(DAMAR WIJAYANTO)
usaha, bila pelaku usaha memberikan oleh Deputi Bidang Proses Bisnis,

52
SINERGI PENYEDERHANAAN SYAHRUL MAMMA DJADMIKO

TATA NIAGA EKSPOR-IMPOR

Jakarta, INSWmagz─ Kepala Pengelola Portal (PP-


INSW) Djadmiko dan Direktur Jenderal Perlindungan
Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian
Perdagangan SYAHRUL MAMMA melakukan
pertemuan membahas isu-isu strategis dan program
PP-INSW. Pada rapat yang dilakukan 14 November

@ the moment
2017 itu, DJADMIKO menjelaskan penyederhanaan
tata niaga ekspor dan impor melalui pergeseran
pengawasan Lartas dari border ke post border.

A da tiga hal penting yang


disampaikan Djadmiko.
Pertama, untuk barang
Pada kesempatan itu, Djadmiko
berharap dukungan dari
Ditjen PKTN. Di antaranya,
diharapkan dapat langsung
diterima oleh Ditjen PKTN tanpa
melalui sistem Inatrade. Sehingga,
yang dikategorikan high risk, implementasi SSM yang telah pengawasan dan penindakan
pengawasan tetap dapat dilakukan dimulai sejak tanggal 28 Agustus terhadap potensi pelanggaran
di border, sedangkan untuk 2017. Selain itu program lainnya Lartas dapat dilakukan secara real
pengawasan di post border, PP seperti ISRM, INTR dan Data time tanpa ada jeda waktu.
INSW akan menyampaikan data PIB Realisasi perlu pula mendapat
Dalam kesempatan itu, muncul
kepada K/L terkait dan Ditjen Bea dukungan Ditjen PKTN.
sejumlah usulan. Seperti:
dan Cukai akan menyampaikan red
Menghadapi hal ini, Syahrul
notice jika suatu barang dianggap 1. Mengusulkan agar Ditjen PKTN
mengatakan, persiapan
tidak memenuhi ketentuan Lartas. dapat memberikan notifikasi
pengawasan di post border,
Kedua, kebijakan pengawasan balik kepada Ditjen Bea dan
pihaknya akan berkoordinasi
Lartas dari border ke Post Border Cukai untuk melakukan
dengan K/L terkait. Pasalnya saat
tidak mengurangi otoritas K/L pengawasan yang lebih ketat
ini telah ada MoU dengan K/L
dalam melakukan pengawasan pada kegiatan impor berikutnya
untuk pengawasan barang-barang
dan tetap dapat melakukan bagi pelaku usaha yang telah
yang beredar di pasar. Selain itu,
pemeriksaan walaupun Lartas terbukti melakukan pelanggaran;
Syahrul mengakui, masih perlu
beririsan dengan K/L lain, misalnya
memformulasikan mekanisme 2. Saat ini Ditjen PKTN dan
dengan Kementerian Perindustrian.
pengawasan di post border, Ditjen Daglu telah membentuk
Ketiga, untuk meningkatkan
sanksi kepada pelaku usaha dan tim persiapan pengawasan di
akurasi pengawasan, PP INSW akan
persyaratan tambahan, seperti post border, namun demikian
menyediakan notifikasi berupa E
kepemilikan gudang. implementasi pelaksanaannya
reporting dan Secure File Transfer
masih menunggu penugasan
Protocol (SFTP) yang dapat diunduh Syahrul juga mengatakan,
resmi dari Menteri Perdagangan.
oleh Ditjen PKTN. notifikasi dari PP-INSW
(DAMAR WIJAYANTO)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 53


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
INTERNALISASI BUDAYA KERJA
PP-INSW
MESKIPUN BEBERAPA PROSEDUR
MASIH MANUAL, LIVE OPERATION
ASW TETAP SESUAI JADWAL
Jakarta, INSWmagz─ Pertemuan The Working Group
on Technical Matters for ASEAN Single Window (TWG-
ASW) ke-41 menegaskan komitmen untuk memulai Live
Operation ASW pada 1 Januari 2018 yang sebelumnya
telah disepakati pada pertemuan ASW Steering
Committee (ASWSC) ke-19. Pertemuan yang diadakan
di Hanoi Grand Plaza Hotel, Vietnam pada tanggal
17-20 Oktober 2017 tersebut dipimpin oleh Dr. Ramlah
Mukhtar dengan dihadiri oleh 8 negara anggota ASEAN
yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina,
Thailand, Singapura, Vietnam, dan Myanmar. Selain itu,
ASEAN Secretariat (ASEC) dan USAID-ACTI juga turut
Jakarta, INSWmagz─ Dalam rangka pengenalan budaya hadir dalam pertemuan tersebut.
kerja dan meningkatkan rasa kebersamaan di antara
pegawai Pengelola Portal Indonesia National Single
Window (PP-INSW), khususnya untuk para pegawai
L ive Operation ASW yang ditandai dengan penerapan
penggunaan e-form D untuk pemberian bea
masuk preferensi merupakan capaian penting untuk
baru hasil seleksi pemenuhan kebutuhan pegawai PP-
mempermudah pertukaran data antar negara anggota
INSW sesuai surat Pengumuman Nomor: PENG-03/
ASEAN dengan menggunakan sistem elektronik. Hal ini
PSPPINSW/2017 Tanggal 7 September 2017 dan Nomor:
sesuai dengan tujuan pembentukan ASEAN Economic
PENG-03/PANSEL/PPINSW/2017 Tanggal 6 Oktober 2017,
Community (AEC) yaitu untuk mempercepat arus
diadakan kegiatan Program Internalisasi Budaya PP INSW.
perdagangan antar negara di kawasan ASEAN.

P elaksanaan kegiatan berlangsung dari 13 November


2017 hingga 17 November 2017, bertempat di Pusat
Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Bea dan Cukai,
Dari 10 negara anggota ASEAN, Indonesia bersama
Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam menyatakan
siap untuk memulai Live Operation ASW pada 1 Januari
Jakarta. Program Internalisasi Budaya PP-INSW 2018. Namun demikian prosedur retroactive check,
dimaksudkan agar para pegawai baru PP-INSW bisa cancellation, dan replacement masih akan menggunakan
mengenal dan langsung membaur dengan budaya kerja cara manual dikarenakan sistem di negara ASEAN
yang telah ada di Kementerian Keuangan dimana PP-INSW belum juga siap. Hal ini juga disampaikan oleh delegasi
bernaung. Indonesia saat mempresentasikan aplikasi yang telah
Selama kegiatan Program Internalisasi Budaya PP INSW disiapkan untuk melakukan proses cancellation dan
berlangsung, para pegawai baru dididik dan digembleng retroactive check. Delegasi Indonesia mengatakan bahwa
tentang disiplin dan etika kerja dengan bantuan para saat ini belum bisa melaksanakan testing aplikasi karena
pelatih/Pembina yang ada di Pusdiklat Bea dan Cukai. belum ada negara anggota ASEAN lainnya yang siap.
Selain itu juga setiap harinya ada pembekalan dari para Pembahasan mengenai prosedur retroactive check,
Pejabat dan Pegawai PP INSW mengenai Sejarah, Program cancellation, dan replacement akan dibahas lebih lanjut
Kerja, Visi dan Misi, dan Tugas dan Fungsi PP INSW. Mulai dengan tidak mengganggu Live Operation ASW pada 1
dari Kedeputian III Bidang Hubungan Antar Lembaga, Januari 2018. Pembahasan lanjutan tersebut bertujuan
Kedeputian I Bidang Proses Bisnis, Kedeputian II Bidang agar prosedur-prosedur di atas dapat dilakukan melalui
Pengembangan dan Operasional Sistem, dan ditutup oleh sistem sehingga tidak lagi dengan cara manual. (ALI
Sekretariat PP INSW. (MAULANA ALI) MANSHUR DAN VALENTINE DUNAM)

54
KESEPAKATAN
MEMBANGUN SISTEM
K esepakatan yang diteken pada
16 November 2017 bertempat di
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
INFORMASI HANDAL Bea dan Cukai itu dalam rangka
pemberian rekomendasi Rencana
Jakarta, INSWmagz─ Untuk Kebutuhan Barang Impor (RKBI),
membangun suatu sistem penandasahan Rencana Impor
informasi yang akuntabel, Barang (RIB), dan penerbitan
handal, dan transparan untuk surat keputusan pembebasan Bea
Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Masuk (BM) dan tidak dipungut
Gas Bumi, empat pejabat dari Pajak Dalam Rangka Impor
instansi berbeda melakukan Nota (PDRI) atas impor barang operasi tunggal untuk penyelesaian
Kesepahaman. Nota bersama keperluan Kontraktor Kontrak kepabeanan dan pengeluaran
ditandatangani Deputi Bidang Kerjasama (K3S) barang (single decision making for
Hubungan Antar Lembaga, PP custom release and clearance of
INSW, Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Kerjasama ini adalah selaras cargoes).
Dirjen Bea dan Cukai serta Kepala dengan tugas PP-INSW yang
diamanatkan pada Peraturan Melalui kerjasama ini, PP-
Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Presiden No. 76 Tahun 2014 tentang INSW berharap dapat terus
Kegiatan Usaha Hulu Minyak

@ the moment
Pengelola Portal Indonesia Single dikembangkan sehingga sistem
dan Gas Bumi untuk melingkupi
Window, yaitu menyelenggarakan informasi yang dibangun dapat
kerja sama dalam pengembangan
penyampaian data dan informasi memberikan manfaat yang lebih
integrasi sistem informasi dalam
secara tunggal (single submission of besar lagi kepada para kontraktor
rangka pemberian fasilitas
data and information), pemrosesan kerjasama untuk kegiatan hulu
fiskal atas impor barang operasi
data dan informasi secara tunggal migas dan gas bumi serta menarik
keperluan Kontraktor Kontrak
dan sinkron (single and synchronous investor Kontraktor Kontrak
Kerja Sama (K3S) untuk Kegiatan
processing of data and information), Kerjasama (K3S) beroperasi di
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
dan pembuatan keputusan secara Indonesia. [DAMAR W.]

Laos, INSWmagz─ Empat Negara


ASEAN SEPAKAT anggota ASEAN yakni Indonesia,
LIVE OPERATION Malaysia, Singapura dan Vietnam
ASW DIMULAI menyatakan telah siap untuk
memulai Live Operation ASEAN Single
1 JANUARI 2018 Window (ASW) pada 1 Januari 2018
mendatang. Komitmen ini ditegaskan
oleh para delegasi dari keempat
negara tersebut dalam Pertemuan
ASEAN Single Window Steering
Committee (ASWSC) yang berlangsung
dari tanggal 26-27 September 2017 di
Vientiane, Laos. Pertemuan ASWSC
ke-19 ini dihadiri oleh para delegasi
dari 10 Negara ASEAN, ASEAN
Secretariat (ASEC) dan juga USAID-
ACTI. Angelica Sarmiento, Director
IV Department of Finance of the
Philippines didapuk sebagai Pemimpin
pertemuan yang berlokasi di Crowne
Plaza Hotel, Vientiane, Laos.

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 55


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
L ive operation ASW akan diikuti
oleh 5 Negara, Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand
NEPAL TERINSPIRASI SISTEM INSW
Jakarta, INSWmagz─ Nepal, satu dari negeri dari Benua Afrika,
dan Vietnam. Pada pertemuan terinspirasi sistem yang dibangun Indonesia National Single
ASWSC ke-19, Thailand sempat Window (INSW). Sebuah sistem elektronik yang memungkinkan
menyatakan mundur dari live data dan dokumen sampai secara mudah, cepat dan akurat yang
operation 1 Januari 2018 karena mensinkronisasi tak kurang dari 22 Kementerian/Lembaga
masih membutuhkan waktu
pemerintah. Inspirasi INSW ini akan menjadi bagian penting rencana
untuk penyesuaian legal dan
penerapan sistem ekspor impor yang akan dibangun di Nepal.
teknis. Namun demikian, pada
pertemuan Sub Committee on
the Agreement of Rules of Origin
(SCAROO) ke-25 tanggal 21-24
S ebanyak 9 orang delegasi Pemerintah Nepal datang
menyambangi kantor PP INSW yang berlokasi di Gedung Sarana
Jaya 3, Jakarta Pusat. Kunjungan yang berlangsung pada Rabu,
November 2017 di Nay Pyi Taw
(25/10) membahas pengembangan dan operasional sistem dari
Myanmar, Thailand menyatakan
kembali pada komitmen Indonesia National Single Window (INSW). Diskusi berlangsung
awal untuk ikut live operation dengan cukup atraktif. Secara bergantian, para Deputi INSW
ASW pada 1 Januari 2018. memberikan penjelasan setiap pertanyaan yang diajukan oleh
delegasi Pemerintah Nepal.
Sementara itu, dalam pertemuan
ASWSC ini pihak pemerintah “Sistem Single Window yang sudah diterapkan di Indonesia cukup
Brunei Darussalam turut pula meng-encourage dan sangat menginspirasi kami untuk dapat
memberikan update bahwa dikenalkan serta diterapkan di Nepal. Technical system memang
mereka telah sukses melakukan menjadi highlight utama kami dalam kunjungan ini,” ungkap Sishir
testing pertukaran e-Form D Kumar Dhungana, Ketua Delegasi Pemerintah Nepal.
dengan 4 negara ASEAN yaitu
Indonesia, Malaysia, Thailand Pria yang menjabat sebagai The Revenue Secretary Kementerian
dan Vietnam. Sedangkan testing Keuangan Nepal ini cukup optimis ketika mengetahui bahwa sistem
dengan Singapura masih INSW sudah diimplementasikan sejak tahun 2007 silam.
mengalami kendala teknis yang
masih perlu diselesaikan. Hal lain yang dianggap cukup meng-influence delegasi Pemerintah
Nepal adalah ketika PP-INSW sudah mampu menerapkan sistem
Live Operation ASW ini memang
mandatory terhadap 22 Kementerian/ Lembaga di Indonesia. Hal
menjadi sebuah momentum
ini menjadi tantangan bagi pemerintah Nepal. Kisah sukses dari
yang telah lama dinantikan
Indonesia ini nantinya akan disampaikan oleh delegasi Pemerintah
oleh para pelaku usaha di
kawasan ASEAN. Live Operation Nepal kepada para pemangku kepentingan di Nepal.
ASW sendiri mengacu pada Selain berdiskusi mengenai sistem INSW, para delegasi dari
proses penggunaan SKA Form
Pemerintah Nepal juga disuguhi presentasi singkat mengenai
D elektronik (e-Form D) untuk
INATRADE dari Kementerian Perdagangan. Paparan ini diharapkan
pemberian bea masuk preferensi.
akan mampu menambah insight para delegasi Pemerintah Nepal
Hadirnya terobosan ASW ini tentu
saja akan sangat menguntungkan dalam hal pengurusan izin ekspor impor secara elektronik di
pebisnis ekspor-impor sebab tanah airnya. Pihak Pemerintah Nepal berharap akan segera
akan mampu menekan biaya merealisasikan sistem single window ini di negaranya.
operasional dan memangkas
Selepas dari Indonesia, rencananya Pemerintah Nepal akan
waktu dalam proses pengerjaan
langsung melanjutnya study visit untuk belajar mengenai sistem
dokumen. (ALI MANSHUR DAN
single window dan masalah kepabeanan lainnya di Australia dan New
ROTUA NURAINI TAMPUBOLON)
Zealand. (ALI MANSHUR & ROTUA N. TAMPUBOLON)

56
INSW GARDA DEPAN
TRADE CONTROL
Jakarta, INSWmagz─ PP INSW
diminta menjadi garda depan dalam
pelaksanaan trade control, baik border
maupun post border. Penegasan ini
disampaikan Deputi Bidang Koordinasi impor, logistik dan sistem TIK yang
dilaksanakan melalui sistem INSW.
Tata Niaga dan Industri Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian a. FGD mengharapkan agar PP
dalam Focus Group Discussion INSW mampu membangun INSW
Generasi ke-2 yang handal dalam
(11/10/2017) di Hotel Harris Vertu.
mewujudkan proses perizinan
ekspor impor yang efektif dan

“I NSW harus menjadi garda


terdepan pelaksanaan trade
control, baik border maupun post-
efisien, sehingga terjadi percepatan
arus barang dan dokumen
perdagangan internasional yang
border, sehingga dapat meningkatkan pada akhirnya akan meningkatkan
daya saing ekonomi nasional, daya saing ekonomi nasional.
optimalisasi penerimaan negara, dan b. Untuk itu, semua stakeholders harus

@ the moment
melakukan pengawasan kegiatan berpartisipasi aktif bersinergi dalam
ekspor-impor. Untuk itu, tiap-tiap membangun INSW Generasi ke-2.
K/L diharapkan dapat memperjelas
c. Dalam menyambut INSW
kebutuhan fitur layanan dalam
Generasi ke-2, maka diharapkan
INSW, serta menyiapkan sistem IT
semua K/L mempersiapkan:
yang terintegrasi dan melakukan
penyesuaian proses bisnis ekspor impor • Legal framework proses
untuk INSW Generasi ke-2,”tegasnya. bisnis masing-masing K/L;
• Menyiapkan SDM yang
Kegiatan bertajuk “Harmonisasi
kompeten; dan
Proses Bisnis Layanan Ekspor Impor
• Infrastruktur penunjang lainnya.
Dalam Rangka Meningkatkan Daya
Saing Perekonomian Nasional melalui Dalam upaya memperoleh pemahaman
Pengembangan INSW Generasi Kedua” bersama dan peningkatan dukungan
ini bertujuan memperkuat sinergi K/L terkait rencana pembangunan INSW
antarkementerian dan lembaga. Generasi II maka perlu disampaikan
Acara FGD dibuka dan dipimpin hasil FGD dimaksud kepada pimpinan
oleh Kepala PP INSW Djatmiko dan K/L terkait. Berkenaan dengan hal
dihadiri pimpinan dan staf dari 19 tersebut, bersama ini dengan hormat
Kementerian/Lembaga (K/L). kami sampaikan konsep surat Bapak
kepada pimpinan K/L peserta FGD.
Sejumlah narasumber hadir
memberikan pandangannya seperti Kepala PP INSW Djatmiko dalam
Sekretaris PP INSW, pejabat Deputi sambutan pembukaannya menyampaikan
Bidang Proses Bisnis, PP INSW, pembangunan dan pengembangan INSW
pejabat Deputi bidang Pengembangan Generasi ke-2 diperlukan penyesuaian
Operasional Sistem, PP INSW, dan pengembangan. Hal ini disebabkan,
Brainmatics dengan Deputi Bidang tugas yang melibatkan peran INSW
Hubungan Antar Lembaga. semakin kompleks seiring dengan adanya
beberapa Paket Kebijakan Ekonomi yang
Acara ini dibagi dalam 2 sesi,
diluncurkan oleh pemerintah. “Oleh
yaitu sesi pertama membahas
sebab itu, sistem yang akan dibangun
perkembangan kemajuan penerapan
tentunya memerlukan pandangan,
INSW saat ini (INSW Generasi ke-
saran, harapan dan koreksi sehingga
1) dan kendala yang dihadapi. Sesi
akan bermanfaat bagi kepentingan dan
kedua membahas sinkronisasi dan
kebutuhan K/L dan seluruh pihak yang
harmonisasi perumusan kebijakan
di proses bisnis perizinan ekspor terkait,” ujarnya. (DAMAR WIJAYANTO)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 57


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
"INSW bukan ojek. Ojek juga bukan INSW.
Tetapi keduanya memiliki kemiripan
fungsi dalam menciptakan solusi."

ojek & insw

MUNGKIN BANYAK YANG BERTANYA, APA HUBUNGAN Pada tahun 70-an, pelanggan ojek dengan mudah
OJEK DAN INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW dapat membedakan antara sepeda ojek dengan sepeda
(INSW). SECARA KELAKAR MUNGKIN HUBUNGANNYA non ojek yaitu ditandai dari tempat duduk boncengan
BAIK-BAIK SAJA HEHE. TIDAK SALING MENEGASKAN sepeda. Boncengan sepeda ojek selalu ditambah dengan
APALAGI BERTENGKAR. BAIKLAH, SAYA AKAN bahan busa empuk agar penumpang lebih nyaman
PAPARKAN CERITA MASA LALU BAGAIMANA OJEK duduk di boncengan.
MEMILIKI “HUBUNGAN” SANGAT ERAT DENGAN
INSW TERUTAMA SECARA FUNGSIONAL. Kondisi Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun itu cukup
semrawut. Seingat saya, kantor-kantor perusahaan

O
JEK menurut Wikipedia adalah transportasi pelayaran, perusahaan perdagangan, Ekspedisi Muatan
umum tidak resmi di Indonesia berupa sepeda Kapal Laut (EMKL), pergudangan, kantor pemerintahan
motor atau sepeda ontel. Penumpang ojek duduk yang terkait pengangkutan dan muatan kapal laut
di jok belakang dan pengemudi duduk di jok depan. banyak berlokasi di pelabuhan atau di sekitarnya. Dapat
Tahun 1971, ketika saya baru menginjakkan kaki di Ibu dibayangkan bagaimana hiruk pikuk lalu lintas angkutan
Kota, ojek sepeda ontel sudah beroperasi di Pelabuhan dan orang di Tanjung Priuk. Jika tidak salah angkutan
Tanjung Priok. Pada saat itu seingat saya, ojek bebas umum opelet dan pedagang asongan, penjual makanan
beroperasi di sana dan tarifnya ditetapkan berdasar dan minuman “bebas” masuk ke pelabuhan.
hasil kesepakatan bersama antara pengojek dengan
penumpang. Ojek yang berkembang saat itu berupa Kondisi pelayanan pemerintah terhadap perizinan barang
sepeda ontel. Di kampung saya di Brastagi, sepeda di pelabuhan pada masa itu dilakukan secara manual dan
ontel ini sering disebut “kereta angin”. Saat ini sepeda diatur secara ketat. Hampir semua pergerakan barang
ontel ditinggalkan dan berganti motor atau kata orang perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri
Medan disebut “kereta.” harus mendapat izin dari pejabat berwenang. Perizinan

58
sepeda. Sejak saat itu, ojek menjadi akan pergi ke kantor, atau bahkan
solusi mengatasi keruwetan lalu antar jemput pesanan makanan
lintas dan solusi bagi petugas dari restoran atau warung.
perusahaan mengurus perizinan
dari satu kantor instansi ke kantor Untuk mengelola sistem INSW
instansi lainnya. Jadi sejak tersebut, Pemerintah Indonesia
dulu, telah berjasa mengatasi sejak Agustus 2015 telah membentuk
masalah kesemrawutan tersebut. Pengelola Portal INSW atau PP-
HARMEN SEMBIRING Saat ini, sedikit banyak, ojek INSW. Suatu satuan kerja baru di
juga telah ikut andil menambah bawah Kementerian Keuangan RI.
keramaian berlalu lintas di
Indonesia khususnya di Jakarta. INSW bukan ojek. Ojek juga bukan
INSW. Tetapi keduanya memiliki
Lantas, apa hubungan ojek dengan kemiripan fungsi dalam menciptakan
INSW? INSW adalah suatu sistem solusi. Ojek mampu menjadi solusi
pelayanan perizinan ekspor – transportasi yang cepat, menerobos
impor berbasis elektronik yang kemacetan untuk mengirim

o as e
memungkinkan penyampaian data penumpang dari satu tempat ke
dan informasi kepada instansi tempat lainnya. INSW juga demikian.
yang berwenang di border secara Berbagai dokumen tak perlu lagi
tunggal secara mudah, cepat dan diantar ke sana kemari tetapi cukup
akurat sehingga pengambilan diinput secara elektronik dan tinggal
keputusan oleh pejabat yang klik. Semua dokumen sudah sampai
harus mendapatkan paraf dari staf berwenang dapat dilakukan dengan ke tujuan masing-masing secara
baru kemduain ditandatangani oleh tepat dan cepat. Dengan sistem cepat dan akurat.
pejabat. Belum lagi bila perizinan tersebut, pengusaha tidak perlu lagi
membutuhkan rekomendasi dari harus mondar mandir mendatangi Dalam melaksanakan fungsinya,
instansi lain yang berbeda sehingga berbagai kantor untuk mengurus INSW didukung oleh dua pilar utama
dokumen harus dibawa ke berbagai perizinan yang berkaitan dengan yaitu TRADE.NET dan INAPORT.
tempat untuk diparaf atau mendatangi ekspor dan impor. NET. Trade.net berkaitan dengan
berbagai instansi untuk mendapat flows of document yang saat ini
rekomendasi. Adanya INSW sedikit banyak telah sistemnya telah dibangun di 18 K/L
berkontribusi mengurangi trafik dan telah terintegrasi ke sistem
Intinya untuk mendapat izin, petugas lalu lintas di jalan raya karena INSW. Sedangkan INAPORT.NET
perusahaan harus mondar mandir petugas perusahaan tidak perlu berkaitan dengan flows of cargo yang
dari satu kantor ke kantor lain di lagi mondar-mandir ke kantor- sedang dibangun oleh Kemenhub.
wilayah pelabuhan. Karena perlu cepat kantor pemerintah mengurus Dengan prinsip transparency,
padahal kondisi infrastruktur dan perizinan. Mereka dapat mengurus consistency, efficiency, simplicity,
transportasi yang belum sepenuhnya perizinan secara elektronik dari INSW harus mampu menjadi solusi
mendukung maka terjadi kemacetan mana saja dan kapan saja. Ojek dalam dua pilar tersebut yaitu dalam
dan kesemerautan di jalan raya. pun tak lagi melayani penumpang percepatan arus dokumen (flows of
Karena itu diperlukan alat transportasi yang ingin mengurus perizinan document) dan arus muatan barang
yang lincah, yang dapat mengatasi ekspor impor tetapi lebih banyak (flows of cargo). Dengan begitu,
kesulitan dan kesemrawutan tersebut mengantar jemput anak sekolah, daya saing nasional Indonesia akan
yaitu sepeda atau dikenal juga ojek melayani penumpang yang meningkat di dunia internasional. (*)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW


59
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TREN EKONOMI DIGITAL YANG
TENGAH TERJADI SAAT INI DI
BERBAGAI BELAHAN DUNIA
MENJADI SEBUAH FENOMENA
YANG KEHADIRANNYA TAK DAPAT
DIBENDUNG LAGI. BAHKAN
NEGARA-NEGARA KELOMPOK
G-20 BERKOMITMEN MENJADIKAN
EKONOMI DIGITAL SEBAGAI PILAR
PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL.
INDONESIA MERUPAKAN PASAR
YANG SANGAT POTENSIAL UNTUK
PENGEMBANGAN EKONOMI DIGITAL.
BONUS DEMOGRAFI, PERTUMBUHAN Becermin
KELAS MENENGAH DAN PENETRASI
INTERNET YANG TERUS MENINGKAT dari Bisnis
MERUPAKAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MENDUKUNG PENGEMBANGAN
Digital Startup
EKONOMI DIGITAL DI INDONESIA.

D
ilansir dari eMarketer, Menjamurnya para netter tanah air TAPSCOTT (1998) seorang ahli
sebuah lembaga riset pasar dianggap sebagai sebuah peluang ekonomi digital, menjelaskan bahwa
yang berbasis di New York, oleh pihak pemerintah untuk ekonomi digital merupakan sebuah
populasi netter (pengguna internet) menjadikan Indonesia sebagai sosiopolitik dan sistem ekonomi
di Indonesia pada tahun 2017 The Digital Energy of Asia. Niatan yang memiliki ciri sebagai sebuah
mencapai angka 112 juta orang tersebut semakin dipertegas oleh ruang intelijen, meliputi informasi,
atau berada pada peringkat ke-6 Presiden JOKO WIDODO setelah berbagai akses instrumen informasi
terbesar di dunia, mengalahkan mengunjungi kawasan industri dan pemrosesan informasi, serta
Jepang yang harus puas berada digital Silicon Valley di California kapasitas komunikasi. Keberadaan
tahun 2016 lalu. Presiden ekonomi digital akan ditandai dengan
di posisi ke-5. Di atas Indonesia,
menginstruksikan 8 Kementerian semakin maraknya perkembangan
empat negara lainnya yang
berkolaborasi membentuk roadmap bisnis atau transaksi perdagangan
masuk dalam pengguna internet
perdagangan digital agar capaian yang memanfaatkan internet
terbesar di dunia secara berurutan
industri di Indonesia tahun 2020 sebagai medium komunikasi,
diduduki oleh Tiongkok, Amerika
senilai 130 miliar dolar, dengan kolaborasi dan kooperasi antar
Serikat, India dan Brazil. Masih
angka pertumbuhan sekitar 50 perusahaan ataupun individu.
dari data hasil riset eMarketer, persen per tahunnya. Selain adanya
negara berkembang seperti E-commerce Roadmap, pemerintah Bukti nyata dari perkembangan
Indonesia dan India memiliki sendiri berupaya membuat ekonomi digital di Indonesia adalah
potensi atas ruang pertumbuhan target untuk dapat menciptakan dengan lahirnya berbagai perusahaan
jumlah pengguna internet 1.000 technopreuners baru di bisnis startup (rintisan) sebagai
yang besarnya bisa mencapai tahun 2020 dengan nilai valuasi E-marketplace seperti Go-Jek,
dua digit setiap tahunnya. bisnis sebesar 10 miliar dolar. Bukalapak, Tokopedia, Traveloka,

60
Lazada dan lainnya. Sederhananya memenuhi kualifikasi walaupun pada saat kebutuhan transportasi
E-marketplace adalah sebuah situs tidak ada pertemuan fisik. sangat tinggi dan juga banyaknya
di internet yang mempertemukan supir yang ingin mendapatkan
antara pembeli dan penjual BILL GROSS , pendiri Idealab dalam penghasilan tambahan.
secara virtual. Masyarakat sebuah sesi TEG Talks menjelaskan
(konsumen) tidak perlu lagi harus ada 5 faktor yang akan sangat Walaupun demikian bukan berarti
dipusingkan atas waktu maupun menentukan keberhasilan bisnis 4 faktor lainnya tidak berpengaruh
biaya tambahan yang harus startup, yaitu ideas, team, business terhadap keberlangsungan hidup dari
dikeluarkan demi mendapatkan model, funding dan timing. Bill sebuah bisnis startup. Faktor business
sebuah barang ataupun jasa. melakukan riset terhadap 200 model sangat penting. Startup tahap
Barang/jasa yang pada awalnya startup yang berada di dalam awal masih dapat berdiri tanpa adanya
hanya dapat diperdagangkan Idealab dan juga di luar Idealab faktor tersebut. Begitu pula dengan
melalui transaksi konvensional, (Uber, AirBnb, Youtube) kemudian funding. Bill mengungkapkan bahwa
kini sudah dapat dilakukan dalam menganalisis yang sukses dan akan sangat mudah bagi para startup
bentuk transaksi digital. Dalam gagal. Ternyata dari 200 startup untuk mendapatkan dana segar/
bisnis digital start-up, faktor yang diteliti, timing memegang investasi di saat sekarang ini dengan
trust (kepercayaan) memegang posisi puncak sebagai faktor yang catatan startup tersebut memiliki tim
peranan kunci. Transaksi yang sangat berpengaruh terhadap yang solid dan daya tarik tersendiri.
difasilitasi oleh platform tertentu keberhasilan menjalankan bisnis
tanpa pertemuan langsung antara ini. Ada sebesar 42% kesuksesan Hasil riset yang dipublikasikan oleh

o as e
pengguna dan penyedia jasa mereka dipengaruhi oleh faktor Bill Gross di tahun 2015 ini memang
tentunya membutuhkan trust yang timing yang tepat. Kemudian bukanlah sebuah isapan jempol
besar terhadap platform tersebut. diikuti oleh faktor team/execution belaka. Majalah Forbes bahkan pernah
Isu trust ini akan menentukan sebesar 32%. Faktor ide harus menjuluki Bill Gross sebagai mad
berkembang atau matinya puas menempati peringkat ketiga scientist dengan jiwa entrepreuner
sebuah bisnis. Dalam bisnis, trust dengan persentase sebesar 28%. karena kemampuan Bill melihat ide
tidak akan bisa muncul begitu Sementara itu faktor business dan mewujudkannya dari nol untuk
saja di benak pengguna karena model dan funding berada di membuatnya menjadi sesuatu.
dibutuhkan serangkaian effort urutan keempat dan kelima dengan
yang kontinu dan konsisten. besaran persentase 24% dan 14%. Penerapan program-program
yang sedang dikembangkan INSW
Dalam konteks trust tersebut, Startup ternama seperti AirBnb dan seperti single submission, single
sistem Indonesia National Single Uber menjadi dua contoh startup risk management, dan INSW Gen-2
Window (INSW) memiliki yang berhasil karena mereka dapat bercermin dari hasil riset Bill
kedekatan fungsi dengan platform- menjalankan bisnis dengan sangat Gross tersebut. Menentukan timing
platform start-up digital. Sistem memperhatikan faktor timing. yang tepat untuk meluncurkannya
INSW diarahkan sebagai platform Contoh pertama adalah AirBnb. merupakan faktor paling penting
untuk mempertemukan pelaku Ketika banyak orang beranggapan untuk kesuksesan program tersebut.
usaha sebagai pemohon perizinan tidak akan ada orang yang akan Diperlukan riset yang memadai
dengan Kementerian/Lembaga mau menyewakan rumah mereka untuk mengidentifikasi tingkat
sebagai pemberi izin. Tanpa trust ke orang asing, ternyata anggapan urgensi dan kesiapan pelaku
yang cukup maka sistem INSW tersebut salah. AirBnb hadir ketika usaha sebagai pengguna terhadap
tidak dapat berjalan secara efektif. orang-orang sangat memerlukan program-program tersebut. Dengan
Pelaku usaha perlu diyakinkan uang tambahan dan mereka akan demikian, ketika mulai diterapkan
bahwa permohonan yang mereka mendapatkan uang tersebut dengan program tersebut benar-benar
ajukan benar-benar diterima oleh memberikan fasilitas penyewaan memenuhi harapan dan kebutuhan
pihak-pihak yang berwenang. rumah/kamar/tempat tinggal pengguna. Beri porsi perhatian lebih
Begitu juga dengan Kementerian/ mereka melalui aplikasi ini. pada faktor timing namun tetap
Lembaga, mereka perlu yakin tidak menyepelekan faktor-faktor
bahwa permohonan secara Contoh kedua adalah Uber. Bill lain seperti ideas, team, business
elektronik benar-benar diajukan mengungkapkan bahwa Uber model, dan funding. (ALI MANSHUR
oleh pelaku usaha yang nyata dan muncul di saat yang tepat, yakni & ROTUA NURAINI TAMPUBOLON)

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW


61
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
AI, Kecerdasan
Buatan (Buat) Siapa?
TEKNOLOGI SANGAT ERAT KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
MANUSIA SEKARANG INI, KHUSUSNYA SETELAH ERA PENEMUAN
INTERNET. PERUBAHAN TERBESAR DI BIDANG KOMUNIKASI
40 TAHUN TERAKHIR (SEJAK MUNCULNYA TELEVISI) ADALAH
PENEMUAN DAN PERTUMBUHAN INTERNET. PERKEMBANGAN
INTERNET SENDIRI SANGAT MEMPENGARUHI KEHIDUPAN SOSIAL
SERTA CARA BERKOMUNIKASI SESEORANG. KEHADIRAN INTERNET
JUGA TELAH MEMBERI PENGARUH CUKUP BESAR TERHADAP
CARA ORANG BERSOSIALISASI DENGAN ORANG LAINNYA.

T
eknologi komunikasi cenderung memungkinkan Komunikasi yang terjalin tidak lagi harus bertatap
terjadinya transformasi berskala luas dalam muka, tapi cukup dengan menatap layar komputer
kehidupan manusia. Internet membuat ataupun layar ponsel pintar saja. Komunikasi
hampir semua orang di belahan dunia dapat yang dilakukan dengan bermedia (mediated
saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah. communication) mengubah perilaku komunikasi
Transformasi tersebut telah memunculkan perubahan yang dulunya face to face menjadi face to screen.
dalam berbagai pola hubungan antar manusia
(patterns of human communication), yang pada Pergeseran pola komunikasi ini tentu saja membawa
hakikatnya adalah interaksi. Pertemuan tatap angin segar dalam hal efisiensi dan efektivitas
muka (face to face) secara berhadapan telah dapat khususnya bagi para pelaku usaha ekspor impor.
dilakukan dalam jarak yang sangat jauh melalui Dulunya untuk dapat memenuhi segala persyaratan
citra atau image to image dalam sebuah ruang izin ekspor impor, seseorang harus bertatap muka
yang akrab di telinga dengan istilah cyberspace. langsung dengan pihak-pihak yang terlibat. Namun,
seiring perkembangan teknologi komunikasi
HOWARD RHEINGOLD ini, para pelaku usaha dan para pemberi izin
(2000) dalam bukunya (Kementerian/Lembaga) tidak lagi harus saling
yang berjudul The bertemu muka dalam hal pengurusan dokumen-
Virtual Community: dokumen perizinan. Disinilah INSW berperan
Homesteading on The dalam menciptakan suasana business cyberspace
Electronic Frontier tersebut. Secara bertahap dan berkelanjutan, INSW
menegaskan bahwa terus melakukan inovasi untuk bisa mengakomodir
cyberspace merupakan fasilitas perizinan ini dengan bantuan teknologi.
ruang konseptual ketika
semua kata, hubungan
Kecerdasan Buatan
manusia, data,
kesejahteraan dan juga kekuatan dimanifestasikan
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan
oleh setiap orang melalui teknologi CMC atau
merupakan teknologi yang paling sering digunakan
Computer Mediated Communication. Dalam
dalam menjalankan sebuah proses bisnis. Perusahaan
ruang tersebut setiap individu dapat berinteraksi
riset pasar Forrester bahkan memprediksi di tahun
dan melakukan berbagai urusan, mulai dari saling
2017 ini, investasi terhadap kecerdasan buatan akan
berkenalan, berbisnis bahkan bergosip secara leluasa.

62
meningkat sebesar 300 persen. Prediksi tersebut Ketika berbicara tentang dampak positifnya terhadap
disebabkan oleh kemampuan AI dalam mengolah umat manusia, AI adalah salah satu contoh teknologi
data menjadi insight yang berguna. Konsep Artificial yang dapat mengubah sejarah manusia secara
Intelligence sebenarnya sudah jauh dipikirkan, keseluruhan, terutama ketika berbicara tentang
bahkan sejak zaman Yunani Kuno. Talos dari Crete, otomatisasi dan pengolahan data yang masif.
robot perunggu dari Hephaestus, dan Galatea dari Kecerdasan buatan adalah bidang ilmu yang terus
Pygmalion menjadi beberapa contoh ide “mesin yang berkembang pesat. Dengan implementasi yang
hidup” yang dicetuskan di era tersebut. Walaupun baik, ilmu ini bisa mengubah cara kerja produk
demikian, konsep dari Artificial Intelligence ini teknologi secara drastis dan mendatangkan banyak
baru sekitar setengah abad lalu berubah dari hanya manfaat. Tapi untuk mencapai hal itu dibutuhkan
sebuah mitos menjadi sebuah realitas yang faktual. banyak biaya serta tenaga-tenaga ahli yang tidak bisa
didapatkan dengan mudah. Mungkin jalannya masih
ALAN TURING , seorang ahli
panjang hingga AI dapat menjadi teknologi yang
matematika dari Inggris
sempurna, tetapi efek positif yang akan dihasilkannya
yang merupakan pemecah
terhadap lingkungan kerja dalam hal efisiensi
kode di Perang Dunia ke-2
dan efektivitas tentunya sangat tidak ternilai.
menjadi salah satu tokoh
yang paling berpengaruh
Walaupun AI memiliki kemampuan yang sangat
dalam pencetusan ide tentang
luar biasa untuk mempelajari informasi, teknologi
teknologi “kecerdasan buatan”
ini belum dapat mereplikasi akal dan intuisi, yang

o as e
ini di tahun 1950. Melalui
menjadi tolak ukur manusia dalam memilih untuk
ide-idenya saat itu, istilah
melakukan hal yang baik atau buruk. AI masih sangat
artificial intelligence cukup
mengandalkan manusia dalam perkembangannya.
ALAN TURING populer pada pertengahan
Dibutuhkan keseimbangan dalam bekerja dengan AI.
tahun ’50-an. Bahkan hingga
Turing meninggal pada
tahun 1954, istilah tersebut
masih menjadi perbincangan
hangat di kalangan peneliti
di masa itu. Akan tetapi,
dibutuhkan hingga beberapa
ELON MUSK
dekade bagi masyarakat
dunia untuk dapat mengenal
potensi sebenarnya dari AI.
Beberapa figur teknologi
terkenal seperti ELON MUSK
dan STEPHEN HAWKING masih
Di INSW sendiri teknologi yang digunakan memang
terus memperbincangkan
belum sampai pada level AI dan masih dalam tahap
perkembangan artificial
otomasi saja. Tidak menutup kemungkinan ke depan,
intelligence hingga hari ini.
sistem yang dibangun pada Gen-2 INSW akan mulai
memanfaatkan AI sebagai sumber utama dalam hal
pemprosesan izin antar Kementerian/Lembaga.

Sebagai sistem berbasis teknologi komunikasi,


INSW tetap harus update terhadap perkembangan
dan peristiwa yang terjadi di seluruh dunia. Jangan
sampai INSW tertinggal dan ditinggalkan oleh
pelaku usaha baik nasional maupun internasional.
Kemajuan teknologi justru harus makin memperkuat
sistem yang kini diterapkan INSW. (ROTUA NT)

STEPHEN HAWKING

PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW


63
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai