INSWMagz Ed. 3 - Layout Design-FA LowRes PDF
INSWMagz Ed. 3 - Layout Design-FA LowRes PDF
04 46
dimaksud dengan LARTAS (Kepala Balai Karantina
dan mengapa perlu LARTAS. Ikan Denpasar)
teropong INSW
@ the moment
Lartas, yang jelas, Larangan
yang dikeluarkan, harus Mozaik galeri yang
tetap diawasi dan dapat merangkum peristiwa-
28
peristiwa yang terjadi di
memberikan manfaat
bagi negara. 50 lingkungan PP INSW
Sumber: Wikipedia
LARTAS
K etika berbicara mengenai Lartas, ada hal menarik yang kita bisa pelajari bersama. Lartas
yang secara terminologi berasal dari kata larangan dan pembatasan ini memiliki cakupan
bahasan yang lebih luas, tidak hanya sebatas pada larangan dan pembatasan semata.
fo rewo rd
Secara umum Lartas sering dipandang hanya sebagai sebuah standar proses dalam meneliti
kelengkapan dokumen berserta isinya oleh petugas Negara yang menjaga keluar masuknya
barang-barang ekspor maupun impor ke dalam kawasan kepabeanan Indonesia.
Kenyataannya, Lartas tidak sekadar digunakan untuk menjaga keluar masuknya barang di
kawasan kepabeanan, namun masih banyak pihak lain yang terlibat di dalamnya. Beberapa
Kementerian/Lembaga juga terlibat dengan keberadaan Lartas. Keterlibatan ini lebih
kepada pemberian dokumen rekomendasi teknis sebagai syarat untuk bisa memperoleh
izin akhir terkait pengawasan barang-barang yang secara teknis memiliki risiko Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan hidup (K3L).
Pada hakikatnya, fungsi utama diberlakukannya Lartas adalah untuk melindungi kepentingan
nasional. Lartas sendiri masuk dalam agenda Paket Kebijakan Ekonomi ke-15 khususnya
dalam hal penyederhanaan tata niaga yang akan berdampak pada kemudahan berusaha (Ease
of Doing Business/EODB). Salah satu target yang ingin diraih pemerintah Indonesia di tahun
2018 adalah peningkatan EODB hingga peringkat ke-40 yang tentunya tidak bisa lepas dari
mekanisme Lartas dalam kegiatan ekspor impor.
Sejumlah insight mengenai Lartas dipaparkan lebih lanjut oleh para Pimpinan dari beberapa
Kementerian/Lembaga dalam majalah INSWMagz edisi ke-3 ini. Agar cakupan tulisan bersifat
cover both side, tim redaksi juga meminta pandangan dari pihak luar yakni Direktur Institute
for Development of Economics and Finance (INDEF) mengenai dampak Lartas terhadap iklim
investasi di Indonesia.
Semoga majalah INSWMagz ini mampu menambah khazanah pemikiran para pembaca
mengenai Lartas dan manfaatnya terutama untuk melindungi dan menjaga kepentingan
nasional. Kritik dan saran yang membangun akan terus kami nantikan sebagai perbaikan
untuk edisi kedepannya. Akhir kata saya mengucapkan selamat kepada tim redaksi yang telah
mengangkat Lartas sebagai topik bahasan pada INSWMagz edisi ke 3 ini, selamat membaca…
APA DAN
MENGAPA
LARTAS
Dalam layanan impor ekspor sering didengar istilah
LARTAS, yang sebenarnya perpanjangan dari dua
kata Larangan dan Pembatasan, namun tidak banyak
masyarakat umum memahami apa yang dimaksud
dengan LARTAS atau singkatan dari larangan dan
pembatasan, dan mengapa perlu LARTAS.
Lartas dan Border Control Karena pelaksanaan proses tindakan penelitian LARTAS dapat
LARTAS yang dilaksanakan oleh dilakukan sebelum Border control,
Sebenarnya proses LARTAS
Petugas Bea dan Cukai di Border karena sebelum realisasi Impor/
bukanlah suatu Larangan dan
Area bersamaan dengan tugas ekspor ada proses pembuatan
Pembatasan dalam arti kata
pemeriksaan lainnya, maka proses izin final, dan sebelum penerbitan
sebenarnya, dan lebih tepat bila
tersebut merupakan bagian dari izin final disyaratkan kelengkapan
diartikan sebagai suatu standar
prosedur Border control DJBC. dokumen dan data pendukung
proses , yaitu standar proses
bila diperlukan. Sehingga
meneliti kelengkapan dokumen LARTAS merupakan tahap pertama
penelitian atas kelayakan
dan isinya oleh Petugas DJBC, proses border control, yang bila
dokumen pendukung seharusnya
agar terjamin telah sesuai dengan seluruh data dan dokumen sudah
sudah dapat dilakukan bertahap
persyaratan impor/ekspor yang memenuhi syarat, maka proses
sebelumnya, dan tidak harus
harus dipenuhi oleh pelaku usaha, dilanjutkan dengan pemeriksaan
dilakukan seluruhnya oleh Petugas
dan merupakan bukti bahwa lain untuk dapat diperoleh customs
Bea Cukai.
komoditi yang diimpor/ekspor clearance dan Cargo release..
dilaksanakan sepengetahuan Menjadi pertanyaan berikut,
Sebagai bentuk pemeriksaan
semua kementerian / lembaga mengapa selama ini LARTAS
kelengkapan dokumen dari seluruh
teknis terkait, juga telah menjadi bagian dari proses Border
K/L Teknis dan pemberian izin telah
memenuhi ketentuan yang control, yang dapat diungkap
sesuai persyaratan Impor/ekspor,
disyaratkan di negara tujuan bagi dari perkembangan kebutuhan
bila diamati dari sudut siklus
kelancaran ekspor. LARTAS di masa lalu.
proses Impor Ekspor, sebenarnya
4
Perkembangan Lartas menyusun daftar LARTAS yang yang memerlukan pertimbangan
berisi kelengkapan syarat dokumen Petugas karena Kebijakan atas
Untuk mendapatkan Izin, bagi
yang wajib dilengkapi bagi setiap komoditi tertentu yang tidak bisa
beberapa komoditi disyaratkan
komoditi, yang selanjutnya dikenal diotomasi, maka beban kerja
adanya rekomendasi teknis dari
sebagai TABEL LARTAS. Selanjutnya Petugas Analyzing Point untuk
K/L penanggung jawab atas
pemeriksaan akurasi data dilakukan memeriksa secara manual hasil
pengawasan barang2 yang secara
dengan pencocokan manual atas proses OTOMASI LARTAS masih
teknis memiliki risiko Keamanan,
konsistensi isi data dalam dokumen banyak ditemukan.
keselamatan, kesehatan dan
rekomendasi, izin hingga pengajuan
lingkungan hidup (K3L), dan
realisasi Impor/ekspor.
Pengawasan Syarat Edar
beberapa kebijakan lainnya, yang di Border
realisasinya dibuktikan dengan Proses LARTAS mulai berubah
dengan adanya INSW sebagai Khusus untuk barang impor, selain
terbitnya dokumen rekomendasi
hub untuk merelasikan data dan wajib memenuhi persyaratan untuk
teknis sebagai syarat untuk bisa
proses antar KL, sehingga secara pengamanan risiko K3L, juga ada
memperoleh izin Final.
bertahap akurasi dan sinkronisasi komoditi yang harus memenuhi
Pada proses secara manual, persyaratan peredaran dan standar
data rekomendasi dan Izin Final
dimana verifikasi atas dokumen nasional yang harus dipenuhi oleh
dilakukan dengan pembandingan
rekomendasi dilakukan dengan importir. Untuk semua komoditi
data elektronik. Sehingga apabila
verifikasi fisik, dan proses yang berisiko K3L wajib dilakukan
semua proses penerbitan
pembuatan izin berdasar data
m ain p o r t al
izin secara bisa diverifikasi penelitian persyaratan dan
dari dokumen rekomendasi, maka pemeriksaan sebelum keluar dari
kesesuaian isinya dengan data
terdapat risiko kemungkinan Area Pabean.
rekomendasi, maka sebenarnya
kesalahan verifikasi maupun
izin final dapat dipastikan pasti Dalam realisasi border control di
kesalahan pengambilan data,
akurat isinya dengan rekomendasi Indonesia, selain komoditi berisiko
yang menyebabkan izin final yang
pendukungnya. K3L terdapat pula komoditi tanpa
diterbitkan mengandung risiko
Demikian pula untuk kelengkapan risiko K3L yang diawasi pada
akurasi sehingga diperlukan “dual
dokumen syarat izin impor ekspor, Border Area, yaitu barang 2 yang
control” atau penelitian ulang.
dengan adanya data elektronik wajib memenuhi Standar Nasional
Risiko akurasi bertambah ketika dan Syarat untuk bisa diedarkan di
yang mencerminkan isi dokumen
percepatan layanan menjadi Wilayah NKRI, yang pelaksanaan
dari seluruh K/L, maka proses
proritas, sehingga risiko dokumen penelitian persyaratannya oleh
pemeriksaan kelengkapan dokumen
aspal, akurasi dll, menjadi risiko K/L teknis penerbit persyaratan
dapat diotomasi dengan melakukan
yang harus diamankan oleh pihak didelegasikan ke Kemenkeu untuk
konversi TABEL LARTAS menjadi
independen. dilaksanakan oleh Petugas BC.
Tabel Pembuatan Keputusan
Oleh karena beberapa risiko (Decision Support Table) secara Selanjutnya pengawasan syarat edar
administrasi dari proses manual elektronik. Sehingga beban tugas tersebut diperlakukan sama sebagai
tersebut, dan ditambah risiko Analyzing Point menjadi ringan komoditi LARTAS dan masuk dalam
K3L pada komoditas tertentu, dengan proses OTOMASI penelitian TABEL LARTAS untuk diawasi.
maka pengawasan dini oleh K/L kelengkapan dokumen LARTAS Penggabungan pengawasan
Teknis yang dinyatakan dengan yang dijalankan di Portal INSW. kelengkapan syarat edar dalam
kelengkapan syarat impor / ekspor, border control, menjadikan
Namun karena adanya risiko
wajib diawasi ulang kelengkapan Indonesia istimewa dibanding
akurasi akibat belum semua
dokumen dan akurasi datanya dengan negara lain, karena jumlah
proses izin final di verifikasi
sebelum barang diperiksa lebih komoditi yang diawasi oleh petugas
secara elektronik, dan adanya
lanjut sesuai prosedur pengawasan BC dalam border control extra
Kebijakan Pemerintah yang isinya
Border oleh petugas Bea Cukai. besar jauh diatas rata-rata dengan
tidak dapat diotomasi, maka ada
Dalam proses LARTAS secara sebagian kegiatan Impor ekspor negara lain. Untuk itu Pemerintah
manual, dilakukan penelitian dari Komoditi berisiko K3L yang membuat kebijakan mengurangi
kelengkapan dokumen persyaratan ternyata prosesnya tidak memenuhi beban normalisasi border control,
yang wajib dipenuhi, untuk syarat yang tercantum dalam yaitu dengan mengeluarkan semua
kemudahan proses tersebut DJBC TABEL LARTAS, atau realisasi Komoditi Non K3L dari daftar
6
oleh petugas Analyzing Point. Hal tersebut
diakibatkan beberapa hal antara lain:
m ain p o r t al
untuk menjadi tanggung jawab langsung tanggung jawab diperlukan penegasan Pejabat pelaksana
semua satuan kerja penanggung jawab pemeliharaan INTR dari semua K/L terkait.
penyampaian kebijakan pemerintah
kepada Publik, sebagai produsen Disamping INTR, ada pula tugas yang harus sinkron dengan
data dari masing-masing K/L, isi INTR, yaitu petugas pelaksana pemerliharaan TabeL
sehingga isi INTR dijamin akurat dan Pembuatan Keputusan yang diperlukan bagi otomasi
dapat dipertanggung jawabkan oleh pemeriksaan kelengkapan dokumen dan data, yaitu TABEL
produsen data masing-masing K/L.
LARTAS dan TABEL Syarat EDAR yang seharusnya ada
• Peningkatan sanksi atas ketidaktaatan dalam mendukung otomasi pemeriksaan dokumen syarat
pelaku usaha yang mampu menimbulkan edar dalam pelaksanaan Post Border control. Untuk
efek jera atas penyimpangan Lartas Tabel LARTAS sudah jelas, dipelihara oleh DJBC, sedang
maupun Penimpangan syarat edar untuk Tabel Syarat Edar masih perlu pembahasan untuk
yang dijumpai dalam Border control
penunjukan penanggung jawabnya.
maupun Post Border control.
Keberadaan penanggung jawab tersebut menjadi penting
• Melakukan analisa ulang atas semua
Kebijakan yang tidak bisa diotomasi agar proses otomasi pemeriksaan dokumen dapat
untuk disempurnakan agar dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
diotomasi proses pengawasannya.
Peningkatan Sanksi atas Penyimpangan
• Melakukan penyempurnaan sistem
Dari faktor ketidaktaatan pelaku usaha umumnya terjadi
dengan melengkapi teknis proses
otomasi dengan menambah ID teknis karena sanksi yang masih dianggap ringan. Hal tersebut
atas setiap komoditi berbeda yang ada perlu dibuktikan dengan penelitian atas dampak regulasi
dalam satu HS code, tanpa melakukan terkait untuk menjadi dasar penyempurnaan kebijakan
perubahan HS Code yang sudah ada. Pemerintah dengan pengaturan sanksi yang lebih tepat agar
Penanggung Produsen Data INTR mereka patuh.
dan Tabel Lartas/Syarat Edar Kebijakan sanksi banyak dilakukan negara yang
Tatakelola INTR memerlukan banyak menerapkan prinsip “self assessment” atas pengisian
perbaikan yang belum bisa dijalankan permohonan maupun dokumen pendukung, yang akan
karena perlu kesiapan seluruh K/L untuk menjadi object post audit, dan selanjutnya atas temuan
menyediakan tenaga pelaksana tugas penyimpangan saat post audit akan menjadi dasar
pemeliharaan yang menjalankan tugas pengenaan sanksi yang mampu menyebabkan pelaku usaha
dengan status Kewenangan akses sebagai atau perantara proses tidak berani melakukan penimpangan
atau kebohongan dalam proses impor ekspor.
8
Satuan tugas pelaksana Manajemen Risiko dan
pelaksana analisa risiko tersebut sebenarnya hanya
diperlukan ada satu dalam setiap K/L sesuai Concern
yang ditugaskan dalam tugas dan fungsi masing-
masing K/L, namun masih banyak K/L yang belum
memiliki Organisasi tersebut.
Organisasi pelaksana Manajemen Risiko sebenarnya
memerlukan relasi erat dengan penerbit kebijakan,
dan pelaksana pemeriksaan, karena penerbit kebijakan
bisa membuat ketentuan yang mengatur agar K/L
terhindar dari kondisi yang tidak diinginkan, dan
pelaksana pemeriksaan bisa menjadi pelaksana
MANAJEMEN RISIKO BAGI
evaluasi atas kelayakan analisa risiko dan ramalan
PENGAWASAN BARANG EDAR yang dibuat oleh satuan pelaksana Manajemen Risiko
Pengawasan fisik dalam Border control atas tersebut.
komoditi yang wajib memenuhi syarat edar dapat Dengan adanya manajemen risiko, maka pemeriksaan
diperkecil % jumlahnya dengan terapan Manajemen fisik pada pelaksanaan Post Border control maupun
Risiko di Bea Cukai, dan bila komoditi yang sama pengawasan Barang Edar bisa dilakukan sesuai
menjadi Post Border maka diperlukan terapan dengan Area dan Tingkat risiko yang diperoleh dari
m ain p o r t al
manajemen risiko yang sama untuk mendukung analisa risiko. Apabila risiko peredaran cukup tinggi
efektifitas dan efisiensi oleh K/L teknis maupun K/L proses tetap dilakukan di Border, bila area risiko tinggi
penerbit izin final. dijumpai dalam proses distribusi, maka dapat diatur
Untuk melaksanakan Manajemen Risiko diperlukan syarat logistik pergudangan bagi komoditi tertentu.
dua Komponen utama, yaitu: Dan apabila area risiko tinggi komoditi tertentu
mudah diperoleh dan terjadi di pasar, maka proses
• Analisa Risiko sesuai Concern K/L masing- pemeriksaan dilakukan pasar, untuk itu diperlukan
masing, untuk menemukan kelompok area penataan kebijakan untuk kemudahan pengawasan
risiko dari setiap Komoditi dan pelaku usaha, pasar bagi komoditi tersebut.
untuk kemudian dinilai tingkat risiko masing-
masing area berdasar analisa atas data Dengan siklus realisasi kebijakan yang dikombinasikan
statistik time series yang mencerminkan dengan terapan manajemen risiko dan pengawasan, maka
semua transaksi dalam satu periode, yang akan mempermudah Pemerintah menata perekonomian
secara statistik layak menjadi dasar analisa. nasional secara strategis dan tepat sasaran.
• Pemanfaatan nilai risiko yang dihasilkan oleh
kelompok tugas pelaksana analisa risiko, KESIMPULAN
untuk dipergunakan dalam otomasi proses
Bahwa LARTAS dan Manajemen Risiko merupakan
layanan dan pengawasan dengan aplikasi
komputer, maupun pembuatan keputusan oleh salah satu contoh komponen proses pemeriksaan dan
petugas pelaksana layanan dan pengawasan. pengawasan yang bisa diotomasi untuk mendukung
efektifitas kebijakan pemerintah dalam mengatur
Dari kedua komponen tersebut yang paling sulit adalah perekonomian nasional.
melaksanakan kegiatan untuk komponen pertama yang
akan memberikan gambaran area risiko berikut nilai Untuk itu perlu dukungan untuk optimalisasi otomasi
peringkat risikonya yang layak guna. lartas agar tercapai transparansi layanan dan pengawasan
Pemerintah yang dipahami dan diketahui publik agar
Untuk melakukan analisa risiko bukan hanya perekonomian Nasional bisa tertib dan terkendali.
dibutuhkan data time series realisasi impor /
ekspor yang akurat dan memenuhi syarat analisa Diperlukan beberapa penyesuaian kebijakan dan
statistik saja, tetapi juga SDM - tenaga analis yang komitmen untuk melaksanakan otomasi dalam
lengkap dan bertugas rutin dalam satu satuan mendukung pengawasan Impor ekspor dan Barang
tugas, karena analisa risiko bersifat time series edar agar Perekonomian Nasional bisa dikendalikan
sesuai perkembangan waktu yang tidak mungkin untuk kepentingan dan kemakmuran Masyarakat dan
dilaksanakan sebagai tugas sampingan. Bangsa Indonesia. (HARI S. NOEGROHO)
B. Wijayanta B.M.
Menjawab Tantangan,
Menyusun Strategi
berada di batas negara, maka
tugas lainnya yang bersifat non
tariff barrier pun “dititipkan”
kepada Bea dan Cukai. Hal ini
sejalan dengan penjelasan Pasal
53 ayat (1) bahwa, “Sesuai dengan
praktik kepabeanan internasional,
pengawasan lalu lintas barang
yang masuk atau keluar dari
daerah pabean dilakukan oleh
instansi pabean. Dengan demikian,
agar pelaksanaan pengawasan
peraturan larangan dan
pembatasan menjadi efektif dan
“W aduuh Pak, mana saya Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), terkoordinasi, instansi teknis yang
tahu ada aturan seperti itu. Tolong juga berkewajiban melaksanakan bersangkutan wajib menyampaikan
lah,” terdengar seloroh dari sudut pengawasan larangan pembatasan peraturan dimaksud kepada
ruangan kargo bandara di tengah saat barang diimpor. Lalu apa Menteri untuk ditetapkan dan
dentuman suara pesawat. “Barang pasal, sehingga Direktorat Jenderal dilaksanakan oleh Direktorat
yang saya beli ini untuk saya pakai Bea dan Cukai juga “mengurusi” Jenderal Bea dan Cukai”.
sendiri, masa harus urus izin masalah perizinan masuk dan
segala,” suara lelaki itu berkilah. keluar barang impor maupun Sengaja, diawal sudah disampaikan
ekspor? Toh izin-izin tersebut kan dasar hukum berupa Undang-
Kejadian seperti itu hampir setiap diterbitkan oleh kementerian teknis Undang agar ada mindset yang
hari ditemui pelayanan impor atau lembaga lainnya, bukan DJBC? sama, bahwa kewenangan ini
maupun ekspor di Direktorat adalah amanat Undang-undang.
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Sejatinya aparat pabean
Tugas DJBC, selain fokus terhadap merupakan fiskus, yang melakukan Lalu bagaimana? Apakah begitu
pemungutan penerimaan negara pemungutan pajak di sektor impor diterbitkan dan diundangkan oleh
dari sektor kepabeanan seperti dan ekspor. Namun, mengingat kementerian/lembaga langsung
Bea Masuk, Bea Keluar, dan posisi pelaksanaan tugasnya dilaksanakan pengawasannya?
10
Tunggu dulu, tidak serta merta akan disampaikan ke Portal
Subjek
peraturan yang diterbitkan oleh Indonesia National Single Window Siapa subjek pengawasan barang
kementerian/lembaga langsung (INSW) sebagai referensi tunggal larangan pembatasan? Secara
dilaksanakan pengawasannya. ketentuan larangan dan/atau umum subjek pengawasan barang
Pasal 53 ayat (1) Undang-undang pembatasan impor atau ekspor. larangan pembatasan adalah
Kepabeanan mengamanatkan, eksportir dan importir yang
“Untuk kepentingan pengawasan Ruang Lingkup membawa barang yang diatur
terhadap pelaksanaan ketentuan Dalam berbagai kesempatan, oleh peraturan dari kementerian/
larangan dan pembatasan, instansi media masa memberitakan lembaga. Importir atau eksportir,
teknis yang menetapkan peraturan tentang penindakan Petugas Bea harus memberitahukan
larangan dan/atau pembatasan dan Cukai di laut terhadap barang barang Impor yang dilarang
atas impor atau ekspor wajib dilarang atau dibatasi. Lalu, atau dibatasi sebagai barang
memberitahukan kepada Menteri”. apakah memang pengawasannya larangan dan/atau pembatasan.
melingkupi sampai dengan perairan
Lebih lanjut, ada mekanisme dan batas negara? Sebagaimana Objek
penelitian dan “konversi” barang yang masuk ke dalam Masing-masing dalam Peraturan
m ain p o r t al
peraturan Kementerian/Lembaga, daerah pabean telah tertuang Menteri Perdagangan nomor
sehingga dapat diawasi oleh DJBC Bea Masuk. Dalam pengawasan 48/M-DAG/PER/7/2015 tentang
sebagaimana amanat Pasal 53 UU Bea dan Cukai sebagaimana Ketentuan Umum di Bidang
Kepabeanan, ayat (2) dan Peraturan diatur Pasal 2 Undang-undang Impor dan Peraturan Menteri
Menteri Keuangan nomor 224/ Kepabeanan, terhadap barang Perdagangan nomor 13/M-DAG/
PMK.04/2015 tentang Tentang impor yang terkena ketentuan PER/3/2012 tentang Ketentuan
Pengawasan Terhadap Impor Atau larangan pembatasan, pemenuhan Umum di Bidang Ekspor,
Ekspor Barang Larangan dan/ persyaratannya dalam bentuk penggolongan barang impor
atau Pembatasan. Mekanisme perizinan juga harus telah dipenuhi maupun ekspor antara lain:
ini semata-mata agar peraturan sebelum barang masuk ke daerah
yang disampaikan untuk diawasi pabean. Hal ini sebagaimana diatur Barang bebas impor
dapat dilaksanakan dengan baik pada Pasal 6 ayat (1) Peraturan atau ekspor;
oleh Petugas Bea dan Cukai. Menteri Perdagangan nomor Barang dibatasi impor
Kejelasan jenis barang, kejelasan 48/M-DAG/PER/7/2015 tentang atau ekspor;
dokumen yang dipersyaratkan, Ketentuan Umum di Bidang Impor. Barang dilarang impor
kejelasan satuan barang dalam hal atau ekspor.
kuota, dan kejelasan instrumen Oleh sebab itulah Petugas Bea
administrasi yang digunakan dan Cukai dapat melakukan Objek pengawasan terkait
DJBC untuk pengawasan adalah pengawasan sejak saat masuk larangan pembatasan adalah
objek dari penelitian ini. ke dalam daerah pabean dengan barang yang dibatasi atau
melakukan pemeriksaan dilarang sebagaimana peraturan
Jika telah lulus “tes uji” maka atas kapal, muatannya, dan kementerian atau lembaga yang
akan diterbitkan Keputusan dokumennya. Dalam skema ekspor telah ditetapkan oleh Menteri
Menteri Keuangannya. Mulai dari juga begitu. Sebelum barang Keuangan untuk diawasi,
sinilah perintah pengawasan akan dimuat ke sarana pengangkut untuk sebagaimana tercantum pada
dijalankan. Selanjutnya, data dikeluarkan dari daerah pabean, data larangan pembatasan Portal
barang yang tercantum dalam persyaratan berupa perizinan harus Indonesia Natinal Single Window
Keputusan Menteri Keuangan sudah dipenuhi terlebih dahulu. (INSW) sebagai single refference.
LARANGAN REJECT
CEK
DOKUMEN AJU KETENTUAN
PIB/PEB LARTAS ADA
PERIZINAN PROSES
PEMBATASAN
TIDAK ADA
PERIZINAN REJECT
12
Tantangan dan Strategi
pengawasan dengan memeriksa secara umum, wewenang
Wilayah geografis menjadi tantangan fisik seluruh barang. DJBC harus petugas Bea dan Cukai dalam
tersendiri dalam pengawasan bisa melakukan pemetaan wilayah melaksanakan pengawasan
kepabeanan, apalagi saat ini yang rawan, tingkatan profil impor atau ekspor adalah:
Indonesia tercatat memiliki sekitar importir, eksportir, dan komoditi.
a. Pencegahan barang dan
17.500 pulau. Terkesan klasik Dengan begitu, dapat menentukan
sarana pengangkut;
memang. Namun, realitas yang objek dan subjek pemeriksaan
b. Pengawasan dan penyegelan;
dihadapi para petugas di lapangan, fisik. Inilah yang dikatakan c. Pemeriksaan atas Barang;
dengan jumlah pegawai DJBC saat sebagai manajemen risiko, d. Pemeriksaan Pembukuan;
ini sekitar 14.000 orang, menjadi tujuannya tentu agar pengawasan e. Pemeriksaan Bangunan
tidak mungkin menempatkan menjadi efektif dan efisien. dan Tempat Lain;
pegawai di sepanjang garis batas f. Pemeriksaan Sarana
negara bahkan tidak cukup untuk Manajemen risiko melahirkan Pengangkut;
mengawasi masing-masing pulau. penjaluran yang saat ini dikenal g. Pemeriksaan Badan.
antara lain, jalur hijau yang hanya Hal yang tidak boleh
Sebagai respon dari tantangan dilakukan pemeriksaan atas dikesampingkan dalam
m ain p o r t al
kondisi geografis yang ada, Direktorat dokumen setelah barang diberikan pengawasan, adalah kerjasama
Jenderal Bea dan Cukai menyusun persetujuan keluar, jalur kuning dengan instansi teknis dan
skema organisasi sebagaimana yang dilakukan pemeriksaan penegak hukum lainnya seperti
dituangkan dalam Peraturan Menteri dokumen terlebih dahulu sebelum TNI, POLRI, Badan Narkotika
Keuangan nomor 188/PMK.01/2016 diberikan persetujuan keluar, Nasional, Kementerian
tentang Organisasi dan Tata Kerja dan jalur merah yang dilakukan Perdagangan, Direktorat
Instansi Vertikal DJBC dengan pemeriksaan fisik dan dokumen Jenderal Imigrasi, BPOM, Badan
format kewilayahan yang terdiri sebelum diberikan persetujuan Karantina Petanian, BKIPM,
dari 20 Kantor wilayah dan 104 keluar. Selain itu, pemeriksaan dan instansi pemerintah/
Kantor Pelayanan dan Pengawasan juga dapat dilakukan dalam hal lembaga negara lainnya.
Bea Cukai. Serta secara organisasi terdapat informasi berupa Nota
memiliki unit pengawasan dari Hasil Intelijen, sehingga barang Hasil Penindakan
tingkat pusat sampai Kantor Pabean dengan jalur hijau maupun kuning Hasil dari kerja pengawasan
yang didukung oleh peralatan tetap bisa dilakukan intersepsi oleh Direktorat Jenderal Bea
dan sarana prasarana seperti: untuk diperiksa fisiknya. dan Cukai, secara nasional dari
1 Januari 2015 sampai dengan
1. kapal patroli;
Dalam melaksanakan amanat 12 September 2017 tergambar
2. mesin x-ray;
Undang-undang Kepabeanan, dalam grafik data penindakan.
3. mesin gamma ray;
4. unit anjing pelacak;
5. Radiation Portal Monitor; 4.189
16.457
6. Radar; 14.890
7. Narcotest Kit; 3.935
8. dll 10.009
3.701
Dalam kerangka perdagangan luar
negeri (ekspor-impor) jumlah pelaku
usaha sangatlah besar dan barang 2015 2016 2017 2015 2016 2017
yang diperdagangkan juga memiliki
cakupan sangat luas. Karenanya
JUMLAH PENINDAKAN NILAI BHP (Miliar Rp)
sangat mustahil jika melaksanakan
Lartas, harus
hati-HATi
Fungsi utama diberlakukannya Larangan dan Pembatasan (Lartas) adalah
melindungi kepentingan nasional. Lartas yang masuk di dalam Paket Kebijakan
Ekonomi yang dicanangkan pemerintah, menjadi sorotan masyarakat. Jumlah
Lartas yang ada saat ini, dianggap terlalu banyak, sehingga menjadi kendala
tersendiri bagi dunia usaha. Dengan diberlakukannya Paket Kebijakan
Ekonomi (PKE) ke-15 tahun ini, ada upaya mengurangi jumlah Lartas yang
bertujuan untuk memberikan kemudahan pada perdagangan internasional.
Bagaimana sebenarnya dampak Lartas terhadap iklim investasi di Indonesia,
Berikut wawancara INSW Magz dengan Direktur Institute for Development of
Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati.
INSW MAGZ: Sebenarnya, seberapa PKE-PKE stimulus yang semestinya INSW MAGZ: Memangnya kendala
besar dampak Paket Kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah. Jadi ada dimana?
Ekonomi (PKE) yang di gulirkan arahnya di dua itu saja, peningkatan
pemerintah sejak tahun 2015? (ESH): Setelah ada evaluasi, tentang
produktivitas dan daya saing, karena itu
bagaimana implementasi dari paket-
juga yang ada di nawacitanya Jokowi.
ENNY SRI HARTATI (ESH): Iya, potret paket kebijakan ekonomi ini, ternyata
Tapi ketika kita lihat bagaimana PKE-1,
dari semua PKE-1 hingga PKE-16 problemnya ada di implementasi. Jadi
dikeluarkan PKE-2 sampai PKE-16
itu sebenarnya pemerintah punya paketnya oke dan komitmennya oke,
memang ada irisan untuk peningkatan
komitmen untuk memperbaiki kinerja. tapi ada beberapa hal yang di level
produktivitas dan peningkatan daya
Nah, itu kita apresiasi. Dimulai dari implementasi ini tidak terealisasi. Nah
saing. Tetapi ketika kita lihat PKE-2,
PKE-1 mengenai paket deregulasi tidak terealisasinya ada beberapa hal,
PKE-3 itu tidak fokus. Setelah lebih
dan debirokratisasi. Sebenarnya, ada tumpang tindih kewenangan, ada
banyak dikritik mulai PKE-5 ke atas,
awal mula komitmen pemerintah ketidak jelasan program, dan juga over
kan langsung lebih spesifik. Komitmen
di PKE-1 itu kan jelas, ada dua hal respon dari kementerian-kementerian
(goodwill) dari pemerintah atas PKE
paling utama yang dicatat masyarakat teknis terkait.
yang spesifik tadi ternyata belum
sebagai target pemerintahan Jokowi,
mempunyai dampak nyata terhadap Ada sinyal dari pemerintah untuk
yakni meningkatkan produktivitas dan
perbaikan yang diharapkan oleh melakukan berbagai macam
daya saing. Nah itu seharusnya yang
masyarakat, terutama dunia usaha. kemudahan, ini tidak terealisasi atau
menjadi payung dasar untuk seluruh
14
sekadar koordinasi, tapi bagaimana
ini juga terimplementasi. Siapa yang
bisa benar-benar memastikan bahwa
di dalam implementasi di lapangan itu
terjadi seperti yang dikomitmenkan oleh
pemerintah.
m ain p o r t al
misalnya. Kalau itu dilakukan (perda
komitmen itu. Saya tidak tahu miss-nya dari sisi ekspor ada KITE, dari sisi yang
dihapus-red) lalu apa yang menjadi
di mana tetapi di level kementerian- PKE-15 kemarin yang keluhan dari sisi
dasar mereka untuk melakukan
kementerian teknis ini tidak terealisasi logistik juga ada. Dan PKE-16 ini lebih
kegiatan-kegiatan layanan publik?
secara penuh seperti goodwill yang spesifik lagi. Keyakinan dari dunia
Padahal, selama ini mereka melakukan
ada di pemerintah pusat. Apalagi di usaha kita tidak mempunyai efek yang
pelayanan publik berdasarkan aturan
pemerintah daerah. Jadi sebenarnya signifikan secara konkret.
teknis dan yang mereka jadikan
kan pemerintah pusat dan Kementerian-
INSW MAGZ: Sebenarnya, apakah panduan itu adalah perda. Nah kalau
Kementerian berada langsung di
PKE ini sudah sesuai dengan perda dihapus, panduannya apa?
bawah Kepala Negara dan Kepala
kebutuhan pelaku usaha? Jadi tidak bisa hanya sekedar paket
Pemerintahan, Presiden. Yang setiap
pekan setiap bulan ada Ratas Kabinet, dikeluarkan tetapi implementasinya di
(ESH): Iya, jadi secara komitmen
tetapi persoalan-persoalan tumpang lapangan itu masih banyak persoalan-
memang ada beberapa yang ditunggu-
tindih kewenangan dan juga ternyata persoalan. Jadi ini yang akhirnya
tunggu. Nah, tetapi seperti tadi
juga tidak terselesaikan. paket-paket stimulus itu seolah-olah
realisasinya ini tidak sesuai dengan
tidak mempunyai efek. Tidak terasakan
harapan dunia usaha. Misalnya,
INSW MAGZ: Jadi persoalannya ada realiasinya oleh masyarakat terutama
tadikan pemerintah menjanjikan untuk
pada komitmen? oleh dunia usaha. Jadi kalau kita tanya
penurunan gas industri sampai sekarang
ke pengusaha, sampai hari ini kita
(ESH): Jadi ini yang menurut kami ini sudah satu setengah tahun belum
juga mengurus izin tetap susah, masih
justru paling krusial. Bagaimana juga terealisasi. Penurunan untuk TDL
berbelit belit tidak ada kepastian waktu
mungkin ketika pemerintah sudah industri juga persyaratannya banyak,
dan sebagainya.
punya komitmen. Ini kan komitmennya jadi mereka juga tidak menikmati.
eksplisit karena terimplikasi atau Sebenarnya yang paling dikeluhkan INSW MAGZ: Indef sudah memberi
terefleksi secara konkret di dalam selama ini oleh dunia usaha adalah masukan ke pemerintah?
paket-paket stimulus kebijakan untuk memulai usaha itu berbagai
yang dikeluarkan oleh pemerintah. macam persyaratan perizinan. (ESH): Tidak hanya Indef, tapi pelaku
Beda dengan misalnya tahun-tahun usahanya sendiri juga menyampaikan.
Untuk perizinan ini ada tiga kali paket
sebelumnya ini kan tidak ada paket- Jadi di dalam pokja di situ seluruh
yang menyentuh perizinan termasuk
paketan sampai dengan 2016. Nah, pemangku kepentingan ada. Jadi ada
di PKE-15, itu sampai ditetapkan
tetapi kenapa justru dengan pemerintah pengusaha, pengamat, ekonom dan
bahwa waktu sekian dengan biaya
mengeluarkan paket pun dan sudah sebagainya. Semuanya ada termasuk
sekian tapi juga tidak teralisasi. Ini
detail satu per satu, misalnya, dari sisi dari sisi pemerintahnya. Nah, cuma
yang musti harus ada. Bukan hanya
tenaga kerja misalnya ada pengupahan memang ini butuh satu leadership
16
maupun harga di level konsumen. dia bisa menghasilkan lebih pasti yang diciptakanlah suatu produk imajinasi
Kondisinya seperti itu maka perlu diperdagangkan tidak banyak. Kecuali yang namanya gula rafinasi, yang ini
intervensi pemerintah. Tapi intervensi yang besar ya seperti Amerika, Australia, pun dibatasi. Pembatasan itu justru
pemerintah jangan malah merusak termasuk Cina dan sebagainya. menumbuh suburkan para pemburu
pasar. Tapi meraka tetap akan tahan. rente untuk mencari keuntungan
berbisnis di gula rafinasi.
Jadi, ketika ada dominasi pasar, yang INSW MAGZ: Artinya strategi
dibutuhkan adalah regulasi yang bisa kebijakan pembatasan menjadi Karena gula rafinasi ini, impornya
memecah dominasi kekuatan tadi. penting? katakanlah hanya ditugaskan kepada
Makanya dulu mekanismenya kan kesebelas perusahaan importir, yang
dengan sistem operasi pasar, dengan (ESH): Ya. Artinya, kalau Indonesia ingin memasok kebutuhan gula untuk
pemerintah memiliki buffer stock strategi pangannya untuk swasembada industri. Padahal kenyataannya industri
dan sebagainya. Tidak bisa langsung maka kebijakan-kebijakan pembatasan di Indonesia itu 99 persen itu adalah
ditebas dengan regulasi yang sifatnya itu harus benar. Seperti contoh yang UMKM. Bila di-breakdown lagi, survey
komando. Ekonomi berbeda dengan lalu, pemerintah misalnya mengatur dari BPS terakhir itu adalah UMKM
politik, jadi kalau politik begitu mengenai impor daging yang harganya mikro kecil. Bagaimana mikro kecil
pemerintah menetapkan regulasi dipaksa harus 80 ribu. Akhirnya yang tadi bisa akses langsung ke importir
dilarang ormas ABCD, maka ormas diimpor daging-daging murah. Yang tadi dengan proses lelang segala
tersebut langsung mati bisa. Kalau jadi masalah adalah yang harganya macam yang banyak sekali biayanya. Di
ekonomi tidak bisa. dianggap mahal oleh pemerintah itu samping itu, kebutuhan mereka hanya
kan memang daging segar. Sementara
m ain p o r t al
berapa puluh kilo tidak sampai satu
INSW MAGZ: Contohnya seperti apa? daging segar itu memang kalau di pasar ton. Ketidakkonsistenan regulasi itu
internasional itu harganya sudah lebih bukan justru menyelesaikan persoalan
(ESH): Misalnya, oke ini karena
dari 100 ribu. Jadi kalau pemerintah malah menumbuhkan satu bisnis baru
disparitas harga produsen konsumen
ingin menurunkan harga daging segar, yang namanya pemburu rente untuk
tinggi, maka pemerintah langsung
solusinya kan bukan meningkatkan mengurusi impor. Di dalam ekonomi
menetapkan HET. Nah hati hati
impor daging beku. Mestinya kan impor justru mempunyai peluang untuk
justru bisa jadi dengan pemerintah
bibit atau sapi bakalan. Sehingga supply terjadinya berbagai macam perilaku risk
menetapkan HET itu bisa terjadi
untuk daging segar itu meningkat. taker atau moral hazard.
scarcity (kelangkaan). Nah kalau
terjadi kelangkaan justru yang terjadi Demikian juga misalnya gula di mana
INSW MAGZ: Apakah Lartas untuk
sebaliknya, harga semakin melambung. kebutuhan impornya untuk industri
melindungi kepentingan nasional
Impor juga demikian. sudah sangat tinggi. Mungkin lebih
suatau Negara?
dari 70 persen. Selanjutnya pemerintah
Jadi impor ini kan harus kita
membuat kreativitas membedakan (ESH): Sebenarnya tidak ada satu negara
kendalikan itu pasti. Tidak ada satu
antara gula rafinasi dan gula kristal pun yang menganut perdagangan
negara pun yang menggantungkan
putih. Padahal yang namanya gula itu bebas. Termasuk sebelum transformasi
kebutuhan dalam negerinya dari
tinggal diolahnya seperti apa, semua Amerika mempunyai lebih dari 4700
impor, apalagi untuk yang strategis.
raw sugar itu bisa jadi gula rafinasi non tariff measure (non tariff barier),
Katakanlah pangan, hampir semua
atau gula kristal putih. Jadi tergantung Cina lebih dari 2000, Indonesia cuma
negara menganggap strategis.
mau dijadikan apa, semua raw sugar. 272 itu pun kalah setelah digugat oleh
Hanya kalau kita lihat dalam volume
Sekarang ini kan pemerintah dengan WTO. Jadi tidak ada satu pun yang
perdagangan internasional, total
alasan gula rafinasi untuk industri melakukan perdagangan bebas dan
perdagangan sektor pangan itu hanya
supaya melindungi pabrik gula terbuka 100 persen, sekalipun sudah
kurang dari 15 persen. Mayoritas untuk
dalam negeri dan sebagainya. Maka ada perjanjian namanya GATT (general
diperdagangkan itu adalah barang
Agreement Tariff) di WTO.
barang industri. Jadi kalau kita impor
antar negara itu coba cek total volume Jadi yang mereka setujui itu hanya
perdagangan yang besar itu pasti di perjanjian tarif, tetapi non tarif
manufacturing. Pangan itu jumlahnya itu banyak sekali. Ada safe guard,
pasti terbatas, apalagi di negara-negara ada dumping, ada anti dumping, ada
yang wilayah daratannya kecil bukan safe guard khusus, ada anti dumping
negara agraris seperti Indonesia mereka khusus, quota, sanitary (lingkungan),
pasti hati-hati sekali untuk mengelola dan sebagainya. Jumlahnya ada lebih
pasokan pangannya. Maka sekalipun dari 10 jenis pembatasan (barrier)
18
bisa disubstitusi tapi industri-industri pun, itu terserah pemerintah sebagai kalau ada yang lain-lain dia sendiri yang
substitusi impornya juga diberikan penentu atau regulatornya. Tapi rugi. tapi pemerintah sudah memberikan
fasilitasi kemudahan-kemudahan. yang memutuskan ini barang reject guidance yang jelas. Tinggal di check
atau tidak itu harus satu otoritas. list di sana dokumennya lengkap sudah.
Termasuk investasi-investasi asing,
Itu namanya penguasa wilayah Bahwa suratnya itu keluar di sini yaitukan
daripada misalnya kita impor
kepabeanan seperti di banyak negara. sambil katakanlah sambil barangnya jalan
langsung dalam bentuk jadi, mustinya
Jadi nanti bukan karena oh ini jalur suratnya diproses. Tetapi checklist itu
industri-industri komponen ini
hijau, jalur hijau tidaknya nanti sudah harus mulai dari sana, sudah clearance.
diberikan kemudahan. Tax holiday
by sistem. Jadi misalnya kriterianya Clearance nya itu sudah dari pelabuhan
lah atau apapun lah. Supaya mereka
A B C D masukan ke sistem komputer sana. Nah itu akan memudahkan. Jadi
berinvestasi di dalam negeri sehingga
dengan sendirinya dia terkategori jalur nanti tidak ada yang namanya surat sakti
yang nanti kita kendalikan diberikan
hijau, dan yang lain juga demikian. apapun tidak ada. Jadi misalnya kalau
misalnya tarif tinggi itu adalah yang
Yang kita perlukan bagaimana pengusaha sudah dikasih sosialisasi
sifatnya end product. Tapi komponen-
membangun sistem itu dengan prinsip seperti itu tapi dia ingin mengakali nah
komponennya mereka sudah di sini
itu tadi single otorisasi. dia rugi sendiri. Pasti tidak akan keluar.
jadi investornya juga punya pilihan.
Jadi artinya kita tetap mentoleransi
Jadi investor itu tidak perlu dipaksa, INSW MAGZ: Bagaimana dengan bahwa surat itu kan birokrasi kan kadang
asal mereka untungnya lebih besar wacana perubahan pengawasan
juga memerlukan waktu. Tetapi asal
pasti dia akan ikuti. Tapi kalau ini Lartas dari entry border ke post
dengan persyaratan-persyaratan itu nanti
misalnya dibatasi terus di sini tidak ada border?
barang itu biasanya kan sehari dua hari di
m ain p o r t al
industri komponennya, permintaan
(ESH): Itu bukannya menimbulkan kapal jalan sambil proses. Tetapi dalam
konsumennya besar, ya ilegal.
ketidak pastian? Pernah terjadi, waktu proses itu barang-barang itu sudah
Blackmarket yang terjadi, jadi itu tidak
waktu itu di impor adalah kasusnya clearance.
akan efektif juga.
di Surabaya. Jadi dia sudah masuk
barangnya mengurus perizinannya itu INSW MAGZ: Dari dunia usaha, apa
INSW MAGZ: Kalau begitu, apa yang yang sebenarnya mereka inginkan?
sampai tidak cukup satu dua minggu.
paling dibutuhkan?
Begitu tidak keluar izin, barangnya
(ESH): Kalau dari pengusaha adalah
(ESH): Jadi ini yang perlu satu sinergi. dikembalikan sudah tidak diterima.
mana yang lebih memberikan jaminan
Sebenarnya dulu konsep dari single Sekaligus diterima dia juga harus
kepastian. Jadi kalau dengan ini bisa
window sebuah otoritas bukan hanya membayar ongkos. Nah itu justru
memberikan jaminan kepastian dan
sekedar computerized. Salah satu menimbulkan ketidakpastian. Padahal
lebih cepat pasti mereka terima. Asal
instrumennya itu adalah computerized, kalau dengan sistem computerized,
penjelasan dan sosialisasinya jelas. Jadi
karena kalau komputer akan mental ini spesifikasinya jelas. Mana barang
kalaupun itu dianggap tetap post border
disogok, sementara kalau orang ya yang boleh masuk dan mana yang
tetapi post border-nya itu katakanlah
bisa main-main. Tapi computerized tidak boleh masuk. Mana barang
dengan inovasi, malah lebih terjamin.
itu cuma salah satu instrumen untuk impor yang masuk kategori 1 2 3 kan
Jangan post border nanti untuk
menjalankan komitmen atau sistem sudah ada kategorinya masing-masing.
menginjak, akal-akalan seperti selama
yang single window tadi. Titik crucial- Wilayah asal kepabeanan dan di tujuan
ini. Jadi barang sudah sampai mau tidak
nya adalah bagaimana penguasaan origin atau di sini asal, tinggal dicek
mau untuk barang keluar dia harus tetap
atau keputusan di wilayah kepabeanan melalui dokumen. Kalau dokumennya
bayar. Nah itu sebenarnya, jadi bukan
misalnya itu ada satu otoritas yang oke barang tinggal dikirim, itu lebih
di post border-nya. Tapi moral hazard
ditunjuk oleh pemerintah. Nanti memberikan kepastian terhadap
diakibatkan oleh sistem post border.
kementerian-kementerian yang terkait dunia usaha. Dengan syarat memang
Intinya dunia usaha pokoknya tidak
itu dibuat satu rule apa yang menjadi verifikasinya harus cepat.
rugi dan yang penting pemerintahnya
persyaratan-persyaratan mereka.
Kenapa pengusaha ambil barang harus konsisten. Jadi kalau diganti-ganti
Misalnya karantina untuk produk- dulu, karena menunggu verifikasinya nanti malah barang semua diurus di sini
produk tertentu syaratnya apa saja, yang lama. Tapi kalau prosedurnya yang terjadi malah barang-barang yang
diserahkan kepada lembaga yang ini sudah jelas, transparan dan itu tidak bisa masuk, tapi malah bisa masuk
menangani single window ini. Siapa disosialisasikan secara terbuka apakah asal ada hengki peengki. Kebijakan itu
pun lah dia apakah nanti itu diserahkan di semua websitenya secara detail. tidak bisa diserahkan ke pada siapa
kepada INSW apa Bea Cukai apa Barang kalau mau impor makanan itu itu prinsipnya, tapi harus pakai sistem
misalnya angkasa pura atau siapa kriteria yang boleh A,B,C,D. Nah nanti yang maju. (BUDIYANTI & ROTUA N.T.)
PENYEDERHANAAN LARTAS
BAGIAN DARI KEBIJAKAN
TATA NIAGA
Kebijakan penyederhanaan tata niaga, dimana Pembatasan dan Larangan
(Lartas) berada didalamnya, memiliki dua tujuan utama: meningatkan citra
investasi Indonesia dan kelancaran arus barang di pelabuhan, terutama untuk
mengurangi dwelling time. Namun, ada hal terpenting dari kebijakan Lartas
ini: menjaga kepentingan nasional. Lantas, seberapa efektif Lartas ini sudah
dilaksanakan dalam mencapai tujuan-tujuan itu? Benarkah ada hambatan
serius yang harus segera diatasi? Berikut wawancara Ali Manshur dan Ibrahim
Ghozi dari INWS Magz dengan Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi
Perniagaan dan Industri Edi Putra Irawady, beberapa waktu lalu.
INSW MAGZ: Bagaimana konsep kebijakan alasan misalnya, untuk melindungi supply
penyederhanaan ketentuan Lartas? domestic. Kenapa? agar ada jaminan
EDI PUTRA IRAWADY (EPI): Konsep kebijaksanaan barang yang sampai ke konsumen sesuai
penyederhanaan Lartas pada dasarnya untuk dengan kebutuhannya. Tata niaga dibagi
memberikan kemudahan pengadaan bahan menjadi dua, pertama tata niaga dalam
baku dan kelancaran arus barang. Kenapa perlu negeri, misalnya, tata niaga distribusi
disederhanakan? Sebelum kita sampai ke sana pupuk bersubsidi. Kedua, tata niaga
perlu dipahami, kebijakan Lartas merupakan cross border (ekspor-impor), dilakukan
bagian kebijakan tata niaga. Tata niaga secara dengan dua cara, yaitu Lartas ditata
terminologi adalah penyampaian barang atau dengan kontrol di border/pelabuhan
jasa dari produsen kepada konsumen. Ini yang dan post border control (ditata setelah
perlu dilakukan pengaturan karena beberapa barang keluar dari border/pelabuhan).
20
EPI: Betul. Penerapan ini juga untuk
pengawasan barang produksi dalam
negeri. Penyederhanaan tata niaga
adalah dengan memindahkan border
control ke post border. Inilah yang
dimaksud dengan kebijakan trade
facilitation. Secara definisi trade
facilitation adalah fasilitas untuk
mendorong kemudahan arus barang
secara efisien. Dalam Bahasa inggris,
trade Facilitation is an essential
mean in reducing trade cost,
enhancing efficiency production as
well as accessing global value chain.
m ain p o r t al
adalah untuk meningkatkan citra
INSW MAGZ: Di tingkat internasional, karena merupakan pengamanan
investasi Indonesia. Saat ini,
apakah ada kesepakatan tentang kedaulatan. Sedangkan untuk
tata niaga ekspor-impor ini? pengaturan tata niaga cross border
tujuan yang lain dilakukan melalui
dengan Lartas (control di border)
EPI: Ya, salah satunya melaksanakan post border control seperti dalam
mencapai 48,3% dari total Pos Tariff
artikel 20 dan 21 WTO. Barang rangka melindungi konsumen serta
(HS) barang sebanyak 10.852. Ini
yang menyangkut SPS, security, melindungi supply domestic. Post
terlalu besar dibandingkan rata-rata
food safety, terancam kepunahan, border control dilakukan dengan
negara tetangga di kawasan ASEAN
menyangkut perlindungan dua cara, yaitu sebelum edar dan
yang hanya 17%. Untuk itu, perlu
moral, diberikan hak oleh WTO setelah edar.
disederhanakan.
untuk melakukan pengaturan Instrumen yang digunakan untuk
dengan pertimbangan Kesehatan Perlu diingat juga, selain dapat
control sebelum edar misal
dan Keselamatan Kerja serta meningatkan citra investasi
dengan adanya Standard Nasional
Lingkungan (K3L).tata niaga Indonesia, penyederhanaan tata
Indonesia (SNI) untuk melindungi
ekspor-impor dilaksanakan dengan niaga, dimana salah satunya
konsumen, sedangkan untuk
mekanisme trade control di border kebijakan Lartas bisa mengurangi
menjaga keamanan makanan dan
maupun post border. dwelling time karena dapat
obat dilakukan dengan adanya
menurunkan beban di front line.
Saat ini, tata niaga ekspor- syarat edar (izin edar) merk luar
Tetapi pengawasan ini tidak
impor yang telah berjalan lebih negeri. Sementara itu, instrumen
berkurang, hanya memindahkan
ke control di border/pelabuhan. setelah edar dilakukan melalui
tempat dimana pengawasan tata
Dengan tujuan utamanya supaya pengawasan dengan sistem
niaga itu dilakukan.
industri menjadi efisien karena post audit. Dengan demikian,
kelancaran bahan baku. Ekspor persyaratan seperti label, INSW MAGZ: Terkait pelaksanaan
kebijakan pergeseran Lartas dari
dari hasil industri lebih efisien standard, dll, digunakan untuk
border ke post border, apa manfaat
dan berdaya saing. Kebijakan tata pengawasan post border.
dan risikonya?
niaga arahnya adalah agar control INSW MAGZ: Artinya, penerapan ini
EPI: Manfaat dari kebijakan tersebut
di border atau dipelabuhan hanya tidak hanya terhadap barang impor
adalah untuk mengurangi biaya
untuk yang terkait dengan K3L, saja?
perdagangan, meningkatkan
22
"Selain dapat meningatkan citra investasi
Indonesia, penyederhanaan tata niaga,
dimana salah satunya kebijakan Lartas bisa
mengurangi dwelling time karena dapat
menurunkan beban di front line. "
─ E DY P U T R A I R AWA DY
Sehingga bila dilihat dari perspektif Ekspektasi para pimpinan terhadap negosiasi teknis, untuk mengawasi
m ain p o r t al
internasional trade/ komitmen INSW sangat besar, oleh karena bilateral ekspor. Ekspor kita ini
WTO, kita akan mengurangi NTB itu perlu dilakukan penguatan yang tidak jelas atau tidak tercatat
dan beralih ke NTM. kelembagaan terhadap INSW. mencapai USD8,6 miliar per tahun.
Selain itu dari sisi kewenangan Misalnya lagi untuk kerja sama
INSW MAGZ: Jadi, INSW berperan
besar dalam proses pergeseran juga harus diperkuat, karena INSW pengawasan ekspor timah dengan
pengawasan border ke post harus mempunyai otoritas. Misal Malaysia dengan skema Malaysia
border? Lalu, apa yang sebaiknya ada kerjasama technical seperti baru bisa meng-clearance impor
dilakukan? ICT Control dengan Negara lain timah dari Indonesia setelah ada
EPI: Tentu INSW berperan besar. siapa yang berwenang atas hal konfirmasi dari INSW. Karena
Karena itu diperlukan penguatan tersebut? Kan saat ini belum jelas. barang-barang ini, seperti timah,
kelembagaan INSW. Pengembangan Oleh karena itu sesuai agreement batubara, nikel, dll, keluarnya
sistem INSW harus dilakukan ASEAN, competence authority-nya dari daerah remote area sehingga
sebaik mungkin dan user friendly, itu, ya INSW. susah mengontrolnya dari dalam
dengan teknologi termodern agar negeri. Untuk itu yang kita pegang
INSW MAGZ: Artinya, INSW juga
dwelling time turun, kelancaran berada pada posisi sangat pengimpornya.
arus barang dan penerimaan negara strategis? Kewenangan untuk mereview
terjamin. Supaya INSW bekerja EPI: Secara kelembagaan, regulasi-regulasi dan birokrasi
lebih efektif, selain didukung INSW saat ini berada di bawah yang menimbulkan friksi atau
dengan teknologi yang mutakhir Menteri Keuangan dan Menko pemeriksaan lebih lama atau
perlu dikembangkan yang namanya Perekonomian sebagai pengarah, menimbulkan ketidakpastian. Yang
product code, seperti di Singapura, istilahnya Ibu-nya Menkeu mempunyai data tersebut kan sistem
lebih spesifik dari HS code untuk Bapaknya Menko. Menko elektronik, makanya INSW juga
menghindari trade malpractices. Perekonomian dapat menggunakan diminta untuk mereview/evaluasi
Hal ini sejelan dengan semakin INSW untuk berbagai kepentingan regulasi/birokrasi yang akan masuk
besarnya pengawalan atas tata termasuk dalam pengembangan ke sistem INSW melalui skema Tim
niaga. Karena pengawasan kalau digital ekonomi. Untuk itu, perlu Tata Niaga). Artinya NSW juga akan
tidak secara precisely akan dijadikan competence authority menjadi dapurnya Tim Tata Niaga.
mengganggu kegiatan ekspor impor. misalnya untuk melakukan (ALI MANSHUR DAN IBRAHIM GHOZI)
PENYEDERHANAAN LARTAS
MENUJU INDONESIA
yang BERDAYA SAING
Bicara Lartas tak bisa dilepaskan dari target pemerintahan adalah peringkat ke 40 di tahun
Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam hal pencapaian 2019. Artinya jika ingin mencapai
target tersebut, maka lompatan
peringkat kemudahan berusaha di Indonesia. Kepala Badan
pencapaian target tersebut harus
Penelitian dan Pengkajian Kementerian Perdagangan Kasan cukup signifikan yaitu minimal
Muhri menguraikan secara detail bagaimana Lartas berperan 20 peringkat setiap tahunnya
penting dalam memenuhi target pemerintah tersebut. agar peringkat ke-40 di akhir
tahun 2019 dapat terwujud.
Dalam upaya mencapai target
EODB tersebut banyak komponen
24
m ain p o r t al
internasional dianjurkan dan barang ekspor serta impor Pembatasan atau biasa disebut
comply dengan aturan WTO adalah terutama kelancaran penyediaan Tata Niaga merupakan salah satu
Non Tariff Measures (NTM) dalam bahan baku impor yang belum instrumen perdagangan yang
berbagai bentuk seperti SPS, dan dapat diproduksi di dalam negeri. mengatur aliran suatu barang
Technical Barrier to Trade (TBT) Kementerian Perdagangan dari produsen/supplier kepada
dan lainnya. Berdasarkan catatan berupaya melakukan konsumen/pemakai sesuai dengan
yang ada jumlah Lartas ekspor penyederhaaan Lartas sebagai kepentingan nasional, termasuk
impor justru meningkat pasca salah satu upaya mencapai hak dan kewajiban dalam ranah
pemerintah mengeluarkan Paket target pemerintah. kerjasama internasional.
Kebijakan Ekonomi (PKE) bulan Berdasarkan catatan Indonesia
September 2015 lalu. Fakta ini
Penyederhanaan
prosedur ekspor impor National Single Window (INSW),
tentu saja sangat tidak sejalan dari sejumlah 10.826 kode HS
dengan upaya pemerintah dalam Menyadari bahwa pencapaian
BTKI 2017, sebanyak 5.271 kode
mereformasi regulasi khususnya berbagai paket kebijakan ekonomi
HS atau setara dengan 48,6% di
kemudahan prosedur ekspor impor tersebut ternyata masih perlu terus
antaranya terdapat pengaturan
yang selama ini masih dikeluhkan ditingkatkan, khususnya dalam hal
Lartas. Jumlah tersebut dirasakan
oleh para pelaku usaha nasional prosedur ekspor impor yang hingga
cukup banyak dibandingkan dengan
bahkan para investor asing di saat ini masih banyak dikeluhkan
negara-negara lain di kawasan
Indonesia. Untuk itu, pemerintah oleh para pelaku usaha di sektor
ASEAN. Pengaturan mengenai
saat ini telah mengambil keputusan perdagangan luar negeri, maka
Lartas tersebut dimuat dalam
untuk menyederhanakan Lartas Pemerintah terus berupaya hingga
beberapa regulasi yang diterbitkan
di bidang ekspor impor tersebut tercapai target yang diharapkan.
oleh instansi Pemerintah seperti
agar sejalan dengan upaya Salah satu fokus perbaikan
Kementerian Perdagangan dan
memperbaiki peringkat EODB yaitu penyederhanaan kebijakan
Kementerian/ Lembaga teknis
di samping dapat memperbaiki Larangan dan Pembatasan, yang
terkait lainnya, tercatat terdapat
kondisi lainnya yaitu mengurangi di dalamnya mengatur perizinan
15 K/L atau 18 unit perizinan yang
dwelling time, perbaikan indeks terkait aktifitas ekspor dan
terlibat dalam pengaturan Lartas.
logistic dan kelancaran arus impor. Kebijakan Larangan dan
26
2. Alat kontrol kualitas regulasi.
Untuk memastikan good
regulatory governance diperlukan
alat yang efektif dalam
menjaga kualitas regulasi yang
dihasilkan, yang didalamnya
termasuk Konsultasi publik,
Perbandingan alternatif
regulasi dan tindakan untuk
mengurangi beban regulasi.
menurunkan disparitas harga besar. Kemudian, perekonomian
3. Kapasitas manajemen
barang dan menurunkan inflasi, nasional akan bergerak lebih
regulasi yang berkelanjutan
serta akan membuka peluang dinamis, membuka banyak
melalui kelembagaan.
kerja yang lebih banyak. lapangan kerja, dan penerimaan
Terkait dengan hal tersebut, negara akan meningkat serta
Selama ini, beban regulasi dan
kebijakan penyederhanaan tingkat kesejahteraan masyarakat
birokrasi menjadi salah satu
regulasi berupa kebijakan Lartas pun akan semakin membaik.
kendala efisiensi perdagangan
yang digulirkan oleh Pemerintah
dalam memenuhi kebutuhan Dalam kebijakan deregulasi ini
saat ini merupakan kelanjutan
m ain p o r t al
industri, konsumsi, dan ekspor. Pemerintah memangkas peraturan,
dari kebijakan reformasi regulasi
Begitu banyak identitas yang menyederhanakan berbagai
atau biasa disebut Deregulasi yang
dikenakan kepada para pelaku perizinan, dan mengurangi
telah dimulai sejak akhir 2015
usaha ekspor maupun impor serta persyaratan yang tidak relevan,
lalu. Di dalam Paket Kebijakan
begitu beragamnya perizinan, serta menghilangkan pemeriksaan
Ekonomi Tahap I, terdapat sekitar
rekomendasi, pemeriksaan, yang tidak diperlukan, yang selama
134 peraturan perundang-
dan persyaratan dokumen yang ini ditetapkan oleh 15 kementerian/
undangan yang menjadi bagian
diwajibkan untuk melakukan lembaga atau 18 unit penerbit
dari Deregulasi Kebijakan dimana
kegiatan ekspor dan impor. perizinan. Deregulasi ini tidak
32 diantaranya merupakan
Akibatnya, kemampuan bersaing berhenti karena masih akan terus
bagian dari tugas Kementerian
di pasar global bukan semata dari berlanjut sampai ke peraturan
Perdagangan. Tujuan utama
faktor eksternal dan kapasitas dan perizinan di tingkat daerah.
deregulasi tersebut adalah untuk
sumber daya manusia, melainkan Untuk itu, regulasi yang
mendukung upaya peningkatan
beban regulasi dan birokrasi yang mengatur Tata Niaga ekspor
kelancaran arus barang dalam
memperlambat pelaku usaha maupun impor yang diterbitkan
rangka ekspor, impor dan
dalam merebut peluang bisnis. Pemerintah diharapkan dapat
distribusi barang di dalam negeri
serta meningkatkan iklim usaha Secara akumulatif, efisiensi lebih bersahabat dengan dunia
yang sehat dan berdaya saing. inilah yang kemudian akan usaha. Ditargetkan Lartas impor
mereduksi ekonomi biaya tinggi, yang saat ini mencapai 48,3%
Paket deregulasi ekspor-impor
menurunkan disparitas harga (5.229 Pos Tarif) akan berkurang
di Kementerian Perdagangan
antar wilayah, menciptakan menjadi sekitar 20,8% (2.256 Post
dilakukan untuk meningkatkan
pemerataan pembangunan dan Tarif) dari seluruh kode HS dalam
daya saing di sektor industri dan
dalam konteks persaingan global BTKI 2017. Target pengurangan
membuka peluang bisnis yang
akan meningkatkan daya saing Lartas tersebut akan dilakukan
lebih luas. Paket deregulasi
ekonomi Indonesia. Sehingga, para dengan menggeser pengawasan
diharapkan akan mampu
pelaku usaha akan diuntungkan, impor dari border ke post border
menciptakan efisiensi pada
para investor akan berlomba- dan simplifikasi Lartas ekspor.
supply chain sehingga diharapkan
lomba menanamkan modalnya Kementerian Perdagangan telah
akan mengatasi kelangkaan
karena efisiensi biaya juga berarti melakukan identifikasi komoditi
barang di berbagai daerah,
marjin keuntungan yang lebih yang akan dilakukan pergeseran
28
PERGESERAN PENGAWASAN LARTAS IMPOR KEMENDAG
POS TARIF
21 +1 BERIRISAN 6. Preskursor
7. Nitro Cellulose
8. Garam
14. Batik & Motif Batik
15. Obat Tradisional
16. Beras
23. Mesin Multifungsi
Berwarna
24. Barang Modal
PERMENDAG LARTAS
LARTAS 9. Produk Hewan 17. Hortikultura Tidak baru
3,418 HS
(65,4%) LARTAS
35 POST BORDER KOMODITI
PERMENDAG LARTAS (setelah pergeseran) POST BORDER
m ain p o r t al
14 +1 BERIRISAN
alkohol
3. Sakarin
12. Semen
13. Bahan baku plastik
22. Keca lembaran
23. Keramik
PERMENDAG LARTAS 4. Ban 14. Baja paduan 24. UTTP (ukur, tata,
5. Intan kasar 15. Besi atau Baja timbang, penetapannya
6. Elektronik 16. Produk Turunan asal impor)
7. Kosmetik 17. Pelumas 25. Produk kehutanan
Lartas bagi pelaku usaha skala pemerintah maupun lembaga pemahaman kepada semua pihak
kecil dan menengah. Industri Kecil terkait memiliki pemahaman yang terkait dalam mewujudkan target
Menengah (IKM) membutuhkan sama atas manfaat dan dampak penyederhanaan Lartas dan
kecepatan pengadaan bahan dari kebijakan tersebut. Selain model pengawasan yang efektif
baku asal impor dengan jenis manfaat positif yang bisa diperoleh baik di border maupun post border
dan jumlah sesuai kebutuhannya baik bagi pemerintah dalam upaya agar tetap dapat melindungi
serta sesuai dengan kemampuan memperbaiki peringkat EODB dan menjaga daya saing industri
pembayarannya. Hal itu disebabkan dan daya saing nasional di pasar nasional maupun melindungi
oleh kemampuan IKM yang global, upaya tersebut juga akan konsumen dalam negeri. (*)
memiliki keterbatasan dalam mengubah peta kebijakan Lartas
melakukan ekspor dengan ekspor impor yang lebih pro bisnis.
volume, persyaratan, dan sistem Dampak selanjutnya adalah akan
pembayaran yang ditetapkan menggerakan ekonomi khususnya
oleh mitra di luar negeri. ekspor dan investasi yang juga telah
Lebih Pro Bisnis ditetapkan pemerintah sebagai
Upaya pemerintah melakukan dua komponen yang diharapkan
penyederhanaan kebijakan Lartas menjadi penopang pertumbuhan
ekspor impor yang saat ini sedang ekonomi nasional di tahun depan.
dalam proses akan berhasil dan Namun demikian, masih terdapat
mencapai target apabila semua tantangan yang saat ini harus
pihak yang terlibat baik dari diatasi antara lain menyamakan
30
usaha untuk memperoleh kemudahan Badan POM sebagai instansi berlakunya SKI Prioritas, maka
dalam usahanya yaitu dengan pemerintah yang memegang layanan importasi obat dan makanan
memberikan insentif, clearing house, Lartas terbanyak kedua setelah menjadi lebih cepat 2,3 jam dibanding
dan pendampingan regulatory. Untuk Kementrian Perdagangan dalam sebelumnya, sehingga saat ini rata-
mendorong kemitraan dan kerjasama mekanisme pengawasan tata niaga rata Service Level Agreement(SLA)
yang lebih sistematis dapat dilakukan ekspor-impor akan melakukan Badan POM hanya 5,7 jam dari SLA
melalui tahapan identifikasi tingkat penyederhanaan atau simplifikasi awal yaitu 8 jam. Layanan Importasi
kepentingan setiap lembaga/institusi Lartas sesuai arahan Presiden Prioritas elektronik ini berbasis web
baik pemerintah maupun sektor swasta RI yang diamanatkan dalam yang dapat digunakan juga pada
dan kelompok masyarakat terhadap Paket Kebijakan Ekonomi. versi android. Pelaku usaha dapat
tugas pokok dan fungsi Badan POM, menginput data, analisis tanpa
Pada 2 November 2015, Badan POM
identifikasi sumber daya yang dimiliki dibatasi waktu, paperless, dan dapat
telah melakukan terobosan layanan
oleh masing-masing institusi tersebut mencetak hasil rekomendasi tanpa
publik dengan meluncurkan
dalam mendukung tugas yang menjadi harus datang ke Badan POM.
Layanan Importasi Prioritas Bahan
mandat Badan POM, dan menentukan
Baku Obat dan Makanan sebagai Saat ini Badan POM sedang berproses
indikator bersama atas keberhasilan
upaya untuk menurunkan dweeling perubahan penyederhanaan
program kerjasama. Komunikasi yang
time. Peluncuran SKI Prioritas ini Lartas impor melalui pergeseran
efektif dengan mitra kerja di daerah
merupakan salah satu terobosan pengawasan Lartas ke post border.
merupakan hal yang wajib dilakukan,
untuk memberikan kemudahan Pengawasan tidak dilakukan pada
baik oleh Pusat maupun Balai Besar/
berinvestasi bagi pelaku usaha. saat proses clereance, seluruh proses
Balai POM (BB/BPOM) sebagai
Debirokratisasi mekanisme dilakukan secara otomatis. Badan
tindak lanjut hasil pengawasan.
m ain p o r t al
perizinan ini juga bertujuan untuk POM akan tetap berintegrasi secara
menggerakkan ekonomi nasional aktif dengan portal INSW dalam
guna meningkatkan daya saing pertukaran data pengawasan post
Terobosan Badan POM
bangsa di kancah global guna border. Fasilitas single submission
mendukung Paket Kebijakan (SSM) akan tetap dimanfaatkan
Paket Kebijakan Ekonomi XV
Ekonomi Tahap I yang diluncurkan secara optimal untuk pertukaran
mengamanatkan penyederhanaan
Presiden JOKO WIDODO pada data. Sebagai perlindungan
peraturan tata niaga ekspor-impor.
September 2015 dan dilakukan masyarakat dari obat dan makanan
Kegiatan ekspor-impor dibagi ke dalam
berdasarkan analisis kajian risiko yang berisiko, Badan POM tetap
pengawasan border (Lartas) dan post
pada tahap pre-customs clearance. memberlakukan pengawasan produk
border (syarat edar). Penerbitan SKI
impor obat dan makanan yang masuk
merupakan mekanisme pengawasan Langkah debirokratisasi revitalisasi
ke wilayah Indonesia berkoordinasi
di pintu masuk (border control) yang layanan importasi bahan baku Obat
dengan Bea Cukai melalui Portal
mengikuti skema barang larangan dan dan Makanan penting dilakukan,
INSW dalam pertukaran data
pembatasan (Lartas). Proses clearance mengingat sebagian besar bahan
secara terintegrasi. Evaluasi
obat dan bahan obat impor hanya dapat baku obat dan makanan berasal
dilakukan dalam dua hal, yaitu
dilakukan setelah SKI diterbitkan. dari produk impor. Dengan
penindakan atau pembinaan terhadap
penyalahgunaan informasi yang
dilaporkan dan memberikan tindakan
rekomendasi di Border terhadap
perusahaan yang melakukan
penyalahgunaan informasi (Blokir).
Pengalihan pengawasan dari Border
ke Post Border tidak akan mengurangi
perlindungan yang diberikan oleh
Badan POM kepada masyarakat
terhadap obat dan makanan impor
yang berisiko terhadap kesehatan,
dengan tetap melakukan pengawasan
terhadap pemenuhan persyaratan
sebelum produk di edarkan (pre-
edar) dan post audit yang akan
diintensifkan. (BADAN POM)
Veri Anggrijono
Direktur Impor
Ditjen Perdagangan Luar Negeri,
demi
Kementerian Perdagangan
kepentingan
nasional
Dunia mengakui Lartas sebagai masyarakat serta untuk melindungi b. untuk menjaga neraca pembayaran
hak kekayaan intelektual; dan/atau dan/atau neraca Perdagangan
bentuk perlindungan dari berbagai
untuk melindungi kesehatan dan
ancaman yang justeru merugikan Berdasarkan hal-hal tersebut diatas
keselamatan manusia, hewan, ikan,
maka eksportir/importir dilarang
negara. Indonesia menegaskan tumbuhan, dan lingkungan hidup.
mengekspor/mengimpor barang
sikapnya Demi kepentingan Ada beberapa alasan yang yang ditetapkan sebagai barang yang
nasional, Lartas harus ditegakkan. menjadi pertimbangan dilakukan dilarang ekspor/impor dan/atau
pembatasan ekspor dan/atau impor barang yang tidak sesuai dengan
32
Border bertujuan untuk mengurangi
jumlah Lartas di Border. Pengawasan
di Post Border dapat dilakukan
sepanjang instrument pengawasan
Post Border telah memadai seperti
Izin Edar dan Standard/SNI, namun
di sisi lain perlu diperhatikan
lebih lanjut terhadap dampak dari
pergeseran pengawasan Post Border
tersebut.
Menurut hemat kami pergeseran
pengawasan tersebut harus tetap
mempertimbangkan faktor-
faktor Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, Lingkungan Hidup
dan Moral Bangsa. Selain itu ada
beberapa komoditi yang perlu
dilakukan pengawasan di awal
kepentingan nasional. Umumnya Bea dan Cukai. Dengan demikian yang bersifat pencegahan dan hal
m ain p o r t al
rapat koordinasi akan dilakukan eksportir/ importir tidak dapat tersebut juga di dukung dengan
beberapa kali guna mendapatkan melakukan ekspor/impor apabila kesepakatan internasional,
informasi dan masukan dari tidak memenuhi ketentuan sehingga untuk komoditi tersebut
seluruh pemangku kepentingan pembatasan barang ekspor/impor tidak dimungkinkan dilakukan
sebelum disepakati ketentuan yang atau dengan kata lain pengawasan pengawasan di Post Border.
akan digunakan sebagai Lartas terhadap pembatasan ekspor/impor Namun di sisi lain barang-barang
ekspor atau impor. dilakukan oleh Petugas Bea dan tersebut merupakan bahan baku
Dalam peraturan Menteri Cukai di pelabuhan/ border sesuai dan bahan penolong, tetapi risiko
Perdagangan tersebut ditetapkan peraturan yang telah ditetapkan. penyimpangan, pencemaran
ketentuan Lartas ekspor/impor Namun di sisi lain dalam rangka lingkungan dan keselamatan
atas barang tersebut antara lain mendukung program pemerintah sangat tinggi. Oleh sebab itu untuk
dapat berupa: untuk membangun, mempercepat ketentuan impor Limbah Non B3,
dan melindungi industri Prekursor, Bahan Perusak Lapisan
EKSPOR Ozon (BPO) dan Barang yang
dalam negeri, maka Presiden
mengamanatkan melalui Paket menggunakan BPO/Barang Berbasis
1. Penunjukan/Penetapan
Kebijakan Ekonomi XV untuk Sistem Pendingin, Bahan Peledak,
Eksportir Terdaftar (ET)
melakukan penyederhanaan tata Nitrocellullose dan Bahan Berbahaya
2. Surat Persetujuan Ekspor (SPE)
niaga ekspor dan impor. Saat ini sebaiknya mengedepankan sifat
3. Verifikasi Teknis/ pencegahan sehingga pengawasan
dari 10.826 Kode HS dalam Buku
Laporan Surveyor (LS) Lartas tetap dilakukan di Border.
Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun
IMPOR 2017 (BTKI 2017) sebanyak 5.229 Dengan demikian pengawasan di
Kode HS terkena Lartas Impor Post Border yang menggunakan
1. Penunjukan/Penetapan atau dengan kata lain 48,3% dari instrumen standar ataupun izin
Importir Terdaftar (IT) seluruh barang yang terdapat edar memerlukan dukungan dan
2. Pengakuan Sebagai dalam BTKI 2017 terkena Lartas. peran serta aktif dari Kementerian
Importir Produsen (IP) Mengacu pada arah kebijakan Teknis Pembina. Dimana
3. Verifikasi Teknis/ ekonomi tersebut, maka Kementerian Teknis Pembina
Laporan Surveyor (LS) pengawasan impor barang dapat menetapkan pemberlakuan
Peraturan Menteri Perdagangan dilakukan pergeseran yang semula wajib standard (Standard Nasional
terkait Lartas tersebut disampaikan dilakukan di Border dipindahkan Indonesia/SNI) atas barang impor
kepada Menteri Keuangan untuk di Post Border. Perpindahan sehingga pengawasan dapat
dapat ditindaklanjuti oleh Petugas pengawasan impor barang di Post dilakukan Post Border. (*)
34
pengguna jasa yang memang
nyata-nyata memerlukan
pengawasan lebih mendalam yang
disertai kewajiban pemenuhan
perizinan, dengan komoditi
dan pengguna jasa yang tidak
memerlukan pengawasan
khusus dan dikecualikan dari
kewajiban pemenuhan perizinan.
Dengan penerapan kebijakan ini
diharapkan dapat mempercepat
proses penyelesaian formalitas
impor (dikecualikan dari dokumen
perizinan lartas) bagi pengguna
jasa dengan rekam jejak baik
dan memiliki risiko rendah (jalur
lartas di border diutamakan pada pengawasan impor barang yang berkaitan prioritas). Sebagai kontrol terhadap
m ain p o r t al
Lartas Keselamatan, hal ini juga selaras dengan fungsi DJBC sebagai kebijakan risk management
community protector. Sebagai contoh untuk Lartas Keselamatan seperti tersebut, maka dapat dilakukan
importasi bahan peledak, karantina/penyakit, radiasi, dan limbah B3. post audit oleh K/L penerbit izin/
aturan lartas yang pelaksanaannya
Adanya ketentuan mengenai barang lartas yang pengawasannya
dapat dilakukan sewaktu-waktu.
dibebankan di border, tentu memberikan timbal-balik kepada kegiatan
importasi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Timbal- 3. SIMPLIFIKASI PERIZINAN
balik positifnya yaitu mempermudah kegiatan importasi yang pada
Penerapan simplifikasi perizinan
nyatanya tidak banyak berkontribusi di sektor impor. Sebaliknya, timbal-
dilakukan dengan melakukan
balik negatif yang diberikan lebih dominan terhadap lamanya waktu
harmonisasi terhadap peraturan-
yang dibutuhkan untuk perizinan impor yang berdampak pada tingginya
peraturan lartas yang mengatur
dwelling time dan pengurusan barang impor/ekspor membutuhkan biaya
barang yang sama, sehingga
lebih tinggi (high cost). Dampak jangka panjangnya, investasi dalam negeri
terhadap barang tersebut dapat
akan merosot karena hilangnya tingkat kepercayaan investor asing.
diterbitkan satu dokumen
Dalam rangka menanggulangi dampak negatif dari pengaturan perizinan yang mewakili kriteria
barang lartas tersebut, diperlukan adanya suatu kebijakan strategis dokumen perizinan yang lain.
dari pemerintah terkait penanganan barang lartas, berupa:
Penerapan kebijakan strategis
tersebut di atas dapat dilakukan
1. PERGESERAN PENGAWASAN di border/entry point hanya
secara simultan dan diharapkan
BARANG LARTAS KE dilakukan untuk barang yang
dapat menekan dwelling time,
POST BORDER berkaitan dengan Lartas
menekan biaya logistik (logistic
Keselamatan. Dengan penerapan
Pergeseran pengawasan barang cost), meningkatkan peringkat
kebijakan ini diharapkan akan
lartas yang semula dilakukan di EODB (Ease of Doing Business) dan
menurunkan jumlah barang
border/entry point dipindahkan LPI (Logistic Performance Index).
lartas yang diawasi di border
menjadi pengawasan sebelum Dalam perumusan kebijakan
menjadi sekitar 18% (1.956 HS)
barang beredar (di gudang strategis tersebut tentu bukan hanya
dari total pos tarif BTKI 2017.
importir/tempat lain yang dilakukan oleh DJBC, tetapi juga
ditentukan) sehingga pemenuhan 2. PENERAPAN RISK perlu adanya peran seluruh K/L
perizinan lartas dilakukan MANAGEMENT dalam pemerintah serta komitmen
sebelum barang tersebut bersama untuk menemukan solusi
Penerapan risk management
diedarkan ke konsumen/pasar dan strategi dalam penanganan
dilakukan dengan membedakan/
atau digunakan, sedangkan barang lartas demi terwujudnya
memisahkan komoditi dan
pengawasan barang lartas Indonesia yang makin baik. n
Pengelola Portal Indonesia National Single Window (PP INSW) dengan Ditjen Bea dan Cukai
dan Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian dan Ditjen Imigrasi (Badan
Inspeksi),” tegas Banun.
Pertanian bertemu pada medio Agustus 2017 untuk membahas
sejumlah hal penting pada program simplifikasi barang Pada bagian lain, Kepala PP-INSW
larangan dan pembatasan (lartas) DJADMIKO menjelaskan sejumlah
isu strategis dan program PP-
INSW yang perlu mendapatkan
dukungan dari Kepala Barantan
seperti implementasi SSM yang
dimulai pada tanggal 28 Agustus
2017, ISRM dan INTR. PP INSW
saat ini sedang menyiapkan
dashboard data realisasi untuk K/L.
“Berkenaan dengan hal tersebut,
PP-INSW berharap setiap K/L dapat
menyamakan satuan pada Lartas
yang diterbitkan,” kata Djadmiko.
Barantan sendiri menginginkan
akses terhadap data realisasi dan
Pertama, untuk produk Barantan Menanggapi hal ini, Kepala satuan pada Lartas akan dibahas
yang tergolong high risk, Barantan BANUN HARPINI, lebih lanjut pada rapat teknis.
pengawasan tetap dapat dilakukan menegaskan akan segera
Sebagai tindak lanjut, Deputi Bidang
di border. Sedangkan, untuk menyiapkan legal formal
Hubungan Antar Lembaga akan
pengawasan di post border, PP- pelaksanaan SSM di Barantan dan
melaksanakan rapat tindaklanjut
INSW akan menyampaikan data PIB akan menyampaikan usulan pelaku
persiapan implementasi SSM dan
kepada K/L terkait dan Ditjen Bea usaha yang akan ikut berpartisipasi.
pembahasan final ISRM pada hari
dan Cukai akan menyampaikan red Barantan juga sangat mendukung
Jumat, tanggal 11 Agustus 2017 di
notice jika suatu barang dianggap ide pencantuman product
Ruang Rapat PP INSW. Sedangkan,
tidak memenuhi ketentuan Lartas. code untuk barang Lartas,
Deputi Bidang Pengembangan
sekaligus mengusulkan perlu
Kedua, kebijakan pengurangan dan Operasional Sistem PP INSW
adanya fasilitas buffer zone di
Lartas dipastikan tidak mengurangi akan segera menyelesaikan
pelabuhan. Pada kesempatan
otoritas K/L dalam melakukan dashboard data realisasi untuk
itu, Banun juga meminta akses
pengawasan dan tetap dapat disampaikan kepada K/L terkait.
kepada PP INSW untuk dapat
melakukan pemeriksaan walaupun
memperbarui peraturan/Lartas Yang mengemuka pula adalah perlu
Lartas beririsan dengan K/L lain,
pada sistem INTR-INSW. segera dibentuk tim teknis PP
misalnya dengan BPOM. Ketiga,
INSW bekerja sama dengan Ditjen
cara yang dapat dipertimbangkan “Terkait status Badan Karantina
Bea dan Cukai dan K/L penerbit
untuk meningkatkan akurasi Pertanian di pelabuhan, maka
Lartas, dalam rangka penyusunan
pengawasan yaitu dengan disepakati bahwa posisi Badan
product code bagi barang-barang
pencantuman product code Karantina Pertanian sebagai
high risk. (DAMAR WIJAYANTO)
untuk barang high risk. bagian CIQ di pelabuhan sejajar
36
Lartas Tak
Terdapat tiga prinsip dalam
agreement on TBT: non-
Sepenuhnya "Haram"
discrimination, tidak menimbulkan
hambatan yang tidak perlu, dan
harmonis dengan ketentuan lainnya.
t e ro p o n g I N S W
regulation, standar, dan comformity
assessment procedures.
38
Sinkronisasi, Koordinasi, dan Harmonisasi
Penyederhanaan Tata Niaga Ekspor-Impor
t e ro p o n g I N S W
Lartas di border saat ini belum beranjak secara signifikan menjadi post
border. Ada pergeseran. Dari 49% Lartas yang memenuhi border kini
mulai digeser ke post border menjadi 19%. Target inilah yang menjadi PR
banyak institusi. Ridky Irfan Wirautama, Kepala Subdivisi Harmonisasi dan
Transformasi Proses Bisnis II, PP INSW menuliskannya untuk pembaca.
40
peraturan Lartas impor yang diterbitkan oleh Terkait langkah kebijakan penyederhanaan
7 (tujuh) Kementerian/Lembaga (K/L) yang tata niaga ekspor impor tersebut, Tim Teknis
pengawasannya diusulkan untuk digeser dari Tata Niaga Ekspor Impor yang diketuai oleh
border ke post border, yaitu Kementerian
Kepala PP INSW telah melakukan serangkaian
Perdagangan, Kementerian Perindustrian,
rapat-rapat pembahasan teknis dengan
Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Kementerian Pertanian, Kementerian seluruh anggota dan K/L terkait yang dimulai
Kesehatan, Kementerian ESDM dan Badan tanggal 24 Mei 2017 sejak SK Tim Tata Niaga
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ekspor Impor ditanda tangani pada tanggal 3
4. Daftar peraturan Lartas impor yang diusulkan Mei 2017. Sejumlah K/L yang telah melakukan
untuk digeser pengawasannya dari border ke pembahasan mengenai pelaksanaan
post border tersebut telah disampaikan kepada pergeseran pengawasan tata niaga (Lartas)
masing-masing Kementerian/Lembaga (K/L) impor dari border ke post border, antara lain
yang bersangkutan melalui surat Deputi Menko
Kementerian Perdagangan, Kementerian
Perekonomian Bidang Koordinasi Perniagaan
dan Industri selaku Ketua Tim Tata Niaga Ekspor Perindustrian, Kementerian Komunikasi
Impor Nomor: S-104/D.V.M.EKON/08/2017 dan Informatika, Kementerian Kesehatan,
tanggal 29 Agustus 2017 untuk dilakukan revisi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Melalui surat tersebut, juga sudah dijelaskan Kementerian Pertanian, Kementerian Energi
t e ro p o n g I N S W
mengenai hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dan Sumber Daya Mineral, dan Badan
dalam melakukan revisi peraturan dimaksud.
Pengawas Obat dan Makanan).
INSW MENJADI
SINGLE REFERENCE
LARTAS
Kalimantan Timur sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil
tambang seperti minyak gas alam dan batu bara. Provinsi yang
berada di ujung timur pulau Kalimantan itu memiliki kawasan
industri yang terkonsentrasi di Balikpapan dan Bontang.
Kota Balikpapan sebagai kota industri, perdagangan, dan jasa
memiliki bandara dan pelabuhan berskala internasional. Sebut
saja bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan,
Pelabuhan Semayang, Pelabuhan Peti Kemas Kariangau, serta
pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.
42
INSW. Pertama, masih adanya Perhatian khusus terhadap mempunyai spesifikasi khusus
jeda waktu pengaktifan Lartas di implementasi Lartas di Balikpapan sehingga tidak dapat dipenuhi oleh
sistem INSW, rata-rata sekitar juga disampaikan Kepala Seksi produk lokal,” kata Heri.
satu bulan. Kedua, adanya Impor, Dinas Perdagangan
Kebijakan Lartas dipandang perlu
peraturan Lartas yang belum Kota Balikpapan, Heri. Ia
untuk diterapkan secara hati-hati.
update. Ketiga, belum semua bercerita kendala terkait proses
Kebijakan Lartas yang kurang
Lartas masuk ke sistem INSW. permohonan izin Lartas dari
tepat—yang semula ditujukan
K/L di Jakarta. Lamanya proses
Terhadap hal ini, Direktorat untuk mendorong industri Besi dan
ini secara langsung berdampak
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Baja—di sisi lain dapat memberikan
pada meningkatnya biaya dan
sepakat: hanya mengacu pada dampak yang menghambat industri
waktu yang harus ditanggung
sistem INSW sebagai single pertambangan. Untuk itu, Dinas
pelaku usaha. Contoh Lartas
reference. Apabila Lartas belum Perdagangan Kota Balikpapan
yang menjadi hambatan saat
ada di sistem INSW, maka mengharapkan sistem INSW dapat
ini, khususnya di Balikpapan
barang ekspor atau impor berperan dan dikembangkan
adalah Lartas impor Besi dan
tidak akan diperiksa dan akan lebih luas sehingga permohonan
Baja yang merupakan komoditas
memperoleh izin untuk keluar/ perizinan/rekomendasi kepada
penting mengingat pelaku usaha
masuk wilayah pabean. Ke K/L tidak harus datang ke Jakarta,
di Balikpapan mayoritas adalah
depan, diharapkan K/L penerbit namun dapat diajukan melalui
industri pertambangan yang banyak
perizinan dapat memperoleh sistem INSW sehingga dapat
membutuhkan komponen/suku
hak akses untuk memperbarui menghemat waktu dan biaya
cadang yang berasal dari Besi
Lartas di sistem INSW secara pelaku usaha di daerah. (DAMAR
dan Baja. “Kedua jenis barang ini
p e r s pe k t if
lebih mudah dan cepat. WIJAYANTO DAN MAULANA ALI)
terkadang harus diimpor karena
44
KPPBC minta agar 1 username
dapat berfungsi sebagai admin yang
dapat mengatur username AP yang
bertugas sesuai dengan absensi.
p e r s pe k t if
ditandatangani oleh Dirjen Bea dan di Portal INSW. Sehingga, Ramainya wisatawan asing yang
Cukai atas nama Menteri Keuangan. setelah AP memberikan berkunjung ke Bali membutuhkan
keputusan terkait pemenuhan pasokan produk berkualitas
KPPBC Ngurah Rai sempat Lartas di Portal INSW, maka secara cepat ke berbagai restoran.
mengalami masalah terkait permasalahan pemenuhan Kebanyakan bahan baku makanan
penerapan Lartas. Kejadiannya, Lartasnya sudah clear dan tidak restoran tidak tersedia di pasar
ketika Kementerian Kelautan perlu lagi dilakukan pemberian lokal, sehingga harus impor.
dan Perikanan (KKP) meminta keputusan di CEISA. KPPBC Dengan adanya sistem INSW,
agar KPPBC mencegah ekspor menganggap ini persoalan serius pengajuan impor ke KPPBC dapat
benih lobster yang melewati yang harus mendapat perhatian, diproses secara lebih cepat. (ALI
Bandara Ngurah Rai, sementara agar dapat disederhanakan MANSHUR DAN MAULANA ALI)
pengaturan pencegahan harus dengan menghilangkan duplikasi
terlebih dahulu diproses sesuai pengambilan keputusan AP.
prosedur PMK 224/2015.
Permasalahan lain yang ditemui
Meski mengapresiasi manfaat dari adalah persoalan pembagian
sistem INSW, KPPBC Ngurah Rai petugas yang memanfaatkan
mengaku ada sejumlah perbaikan Portal INSW. KPPBC Ngurah
yang harus terus dilakukan Rai saat ini hanya mendapat 1
agar pemanfaatan sistem INSW username dan password Portal
berjalan optimal. Untuk beberapa INSW, sehingga menimbulkan
importasi yang masuk kategori flag masalah apabila petugas
1 (membutuhkan keputusan dari yang bersangkutan sedang
analyzing point / AP), keputusan AP berhalangan. KPPBC Ngurah
seringkali harus dilakukan 2 kali di Rai berharap mendapatkan
Portal INSW dan di CEISA. Padahal, tambahan username Portal
saat ini penyampaian PIB di KPPBC INSW, sehingga dapat dilakukan
Ngurah Rai sudah menggunakan pengaturan petugas yang dapat
PDE EDI. Artinya keputusan AP menggunakan Portal INSW.
46
"LARTAS, JANGAN
MENYULITKAN..."
s u ara m e re k a
Penetapan Lartas—sesuai
Perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk hubungan
Undang-Undang—dilakukan oleh
ekonomi yang dilakukan oleh dua negara atau lebih, bukan saja
Kementerian/Lembaga (K/L)
urusan dua atau lebih pedagang. Ada peran negara di sana. Negara
yang membidanginya. Ada 18 K/L
harus hadir mengatur perdagangan, menjamin kelancaran arus yang mengeluarkan ketetapan
dari keluar masuknya barang. Sebagai konsekuensi dari kegiatan Lartas dengan tujuan melindungi
perdagangan antarnegara, transaksi yang terjadi bukan semata kepentingan nasional. Pengelola
pertukaran komoditi, melainkan beberapa ikutan lainnya. Sebut Portal Indonesia National
Single Window (PP-INSW)
saja, teknologi, ilmu pengetahuan, budaya, bahkan manusia sebagai
sebagai lembaga diamanahi
tenaga kerja. Semuanya memberikan dampak positif atau negatif.
untuk mengelola sistem INSW
memungkinkan untuk melakukan
48
EODB, LARTAS DAN INSW
Ali Manshur
Kepala Subdivisi
Kerjasama Luar Negeri
s u ara m e re k a
pada peningkatan kemudahan
mencatat terjadi peningkatan tersebut dapat diperdebatkan
berusaha. Laporan yang diterbitkan
Distance to Frontier (DTF) untuk karena merupakan hasil
oleh Bank Dunia tersebut pertama
indikator TAB dari sebelumnya survei yang sifatnya subyektif,
kali diluncurkan pada tahun 2003
65,87 menjadi 66,59. DTF namun angka-angka tersebut
yang mencakup 133 Negara dengan
menunjukkan rentang jarak mengindikasikan perlunya
5 indikator yang disurvei. Saat ini,
pencapaian setiap negara terhadap kebijakan untuk menyederhanakan
laporan EODB telah mencakup 190
frontier (batas) pencapaian proses perijinan ekspor/impor,
negara dengan 10 indikator yaitu:
terbaik dari seluruh negara sejak yang dapat diawali dengan
starting a business, dealing with
tahun 2005. Untuk indikator TAB, penyederhanaan ketentuan Lartas.
construction permits, registering
survey EODB dilakukan terhadap Sejalan dengan kebutuhan untuk
property, getting electricity, paying
kegiatan ekspor dan impor di meningkatkan peringkat EODB
taxed, getting credit, protecting
Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Indonesia tersebut, pemerintah
minority investors, trading across
dan Tanjung Perak Surabaya. saat ini sedang melakukan analisa
border, enforcing contracts, dan
Berdasarkan laporan EODB 2018, menyeluruh terhadap ketentuan
resolving insolvency. Survei EODB
Bank Dunia mencatat waktu Lartas yang salah satu tujuannya
dilakukan secara sampling terhadap
rata-rata yang diperlukan untuk adalah untuk mengurangi jumlah
pelaku usaha di kota-kota besar
proses documentary compliance pos tariff komoditas yang terkena
di seluruh dunia. Untuk Indonesia,
ekspor di Pelabuhan Tanjung Lartas dari 49% menjadi 19%.
dipilih Jakarta dan Surabaya.
Priok 60 jam dengan biaya sebesar Selain pengurangan komoditas
Dalam laporan EODB 2018 yang dirilis USD 130, sedangkan untuk impor yang terkena Lartas, Pemerintah
oleh Bank Dunia pada November proses documentary compliance juga sedang memformulasikan
2017, Indonesia mengalami lonjakan membutuhkan waktu 119 jam kebijakan pergeseran Lartas
perbaikan yang signifikan sebanyak dengan biaya USD 160. Sementara dari border ke post-border
13 peringkat dari sebelumnya itu, di Pelabuhan Tanjung Perak, dan memperluas cakupan
peringkat ke-91 menjadi peringkat proses documentary compliance pelayanan sistem INSW. Dengan
ke-72. Meskipun pencapaian ini untuk ekspor membutuhkan ketiga kebijakan yang sedang
sangat menggembirakan, Pemerintah waktu 66 jam dan biaya USD 170, dipersiapkan dan dibangun oleh
masih harus terus bekerja keras sedangkan untuk impor waktu Pemerintah dimana PP-INSW
untuk mencapai target peringkat documentary compliance yang turut berperan besar, maka
40 besar dunia. Presiden JOKO dibutuhkan adalah 120 jam dengan diharapkan akan mempercepat
WIDODO pada suatu kesempatan biaya USD 180. Sebagai catatan, proses dan mengurangi biaya
kunjungan kerja menyampaikan Bank dunia membagi pengukuran kegiatan ekspor/impor di border
“Target kemudahan berusaha TAB untuk ekspor/impor menjadi sehingga mendukung pencapaian
pada tahun 2019 harus ke level 2 bagian, yaitu border compliance target peringkat EODB Indonesia
40 besar dunia. Artinya harus ada dan documentary compliance. Border yang dicanangkan Presiden. n
50
INTEGRASI DATA dan data HS, PP-INSW bahkan proses integrasi. Yakni, laporan rapat
menyediakan update data yang awal identifikasi kebutuhan teknis
BP BATAM dibuthkan ke sistem BP Batam selesai pada minggu pertama Agustus
Batam, INSWmagz─ Integrasi data setiap ada data Lartas dan data 2017. Kemudian, laporan teknis
merupakan isu penting dalam HS yang diperbarui. Sedangkan integrasi data selesai pada minggu
pengelolaan Indonesia National untuk data rekomendasi yang terakhir bulan Agustus 2017. Untuk
Single Window (INSW). Berkaitan diterbitkan oleh K/L, BP Batam uji coba integrasi data dilaksanakan
dengan update kode HS, Larangan dapat menarik data dari PP INSW. minggu kedua bulan Oktober 2017.
dan Pembatasan (Lartas), “Integrasi data dimulai pada 10
Sedangkan, Perwakilan KPU Bea
Badan Pengusahaan Kawasan November 2017,” tegas Kukuh.
dan Cukai tipe B Batam berharap
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
data penerbitan izin dari BP Batam Dalam diskusi yang dibuka oleh
Bebas Batam dan PP-INSW
dapat diintegrasikan ke sistem Bea Direktur Lalu Lintas Barang BP Batam
bersama perwakilan KPU Bea dan
dan Cukai Batam sehingga dapat Tri Novianta Putra, Deputi Bidang
Cukai tipe B Batam membahas
meningkatkan pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga PP-INSW,
integrasi data serta rekomendasi
pelayanan pabean khususnya di Harmen Sembiring, memaparkan
perizinan ekspor dan impor.
pelabuhan Batam. Pertemuan itu peran INSW dalam simplifikasi ekspor
juga menyepakati, proses teknis dan impor, pemaparan proses bisnis
S
@ the moment
eperti disampaikan Direktur
Lalu Lintas Barang BP Batam, dan legal formal integrasi data dan sistem perizinan di BP Batam,
Tri Novianta Putra, ada sejumlah akan dilaksanakan secara pararel. penyampaian tujuan dan target integrasi
kesepakatan yang dicapai dari hasil Namun, proses legal formal data, penyiapan legal formal, dan
diskusi tersebut. Pertama, dalam perlu didukung dengan adanya tahapan pelaksanaan integrasi data.
rangka peningkatan pengawasan detail elemen data yang akan
Sebagai tindaklanjutnya, Deputi
dan keakuratan perizinan yang diintegrasikan.
Bidang Pengembangan dan
diterbitkan oleh BP Batam, Sekretaris Operasional Sistem PP-INSW akan
diperlukan integrasi data dengan PP-INSW, segera melakukan koordinasi teknis
PP-INSW yang mencakup daftar KUKUH S. dengan BP Batam terkait elemen data
kode HS, data Lartas dan data BASUKI, yang diperlukan, dan konsinyering
rekomendasi yang diterbitkan sebagai integrasi data. Sedangkan rapat
oleh Kementerian/Lembaga. pemimpin finalisasi draft MoU integrasi data
Kedua, integrasi data dengan diskusi antara PP-INSW dengan BP Batam
PP-INSW sangat diperlukan yang diselenggarakan 4 Mei 2017 rencananya dilaksanakan setelah
dalam upaya mencegah terjadinya menyampaikan beberapa tahapan laporan teknis integrasi data selesai.
pemalsuan dokumen melalui (DAMAR WIJAYANTO)
52
SINERGI PENYEDERHANAAN SYAHRUL MAMMA DJADMIKO
@ the moment
2017 itu, DJADMIKO menjelaskan penyederhanaan
tata niaga ekspor dan impor melalui pergeseran
pengawasan Lartas dari border ke post border.
54
KESEPAKATAN
MEMBANGUN SISTEM
K esepakatan yang diteken pada
16 November 2017 bertempat di
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
INFORMASI HANDAL Bea dan Cukai itu dalam rangka
pemberian rekomendasi Rencana
Jakarta, INSWmagz─ Untuk Kebutuhan Barang Impor (RKBI),
membangun suatu sistem penandasahan Rencana Impor
informasi yang akuntabel, Barang (RIB), dan penerbitan
handal, dan transparan untuk surat keputusan pembebasan Bea
Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Masuk (BM) dan tidak dipungut
Gas Bumi, empat pejabat dari Pajak Dalam Rangka Impor
instansi berbeda melakukan Nota (PDRI) atas impor barang operasi tunggal untuk penyelesaian
Kesepahaman. Nota bersama keperluan Kontraktor Kontrak kepabeanan dan pengeluaran
ditandatangani Deputi Bidang Kerjasama (K3S) barang (single decision making for
Hubungan Antar Lembaga, PP custom release and clearance of
INSW, Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Kerjasama ini adalah selaras cargoes).
Dirjen Bea dan Cukai serta Kepala dengan tugas PP-INSW yang
diamanatkan pada Peraturan Melalui kerjasama ini, PP-
Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Presiden No. 76 Tahun 2014 tentang INSW berharap dapat terus
Kegiatan Usaha Hulu Minyak
@ the moment
Pengelola Portal Indonesia Single dikembangkan sehingga sistem
dan Gas Bumi untuk melingkupi
Window, yaitu menyelenggarakan informasi yang dibangun dapat
kerja sama dalam pengembangan
penyampaian data dan informasi memberikan manfaat yang lebih
integrasi sistem informasi dalam
secara tunggal (single submission of besar lagi kepada para kontraktor
rangka pemberian fasilitas
data and information), pemrosesan kerjasama untuk kegiatan hulu
fiskal atas impor barang operasi
data dan informasi secara tunggal migas dan gas bumi serta menarik
keperluan Kontraktor Kontrak
dan sinkron (single and synchronous investor Kontraktor Kontrak
Kerja Sama (K3S) untuk Kegiatan
processing of data and information), Kerjasama (K3S) beroperasi di
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
dan pembuatan keputusan secara Indonesia. [DAMAR W.]
56
INSW GARDA DEPAN
TRADE CONTROL
Jakarta, INSWmagz─ PP INSW
diminta menjadi garda depan dalam
pelaksanaan trade control, baik border
maupun post border. Penegasan ini
disampaikan Deputi Bidang Koordinasi impor, logistik dan sistem TIK yang
dilaksanakan melalui sistem INSW.
Tata Niaga dan Industri Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian a. FGD mengharapkan agar PP
dalam Focus Group Discussion INSW mampu membangun INSW
Generasi ke-2 yang handal dalam
(11/10/2017) di Hotel Harris Vertu.
mewujudkan proses perizinan
ekspor impor yang efektif dan
@ the moment
melakukan pengawasan kegiatan berpartisipasi aktif bersinergi dalam
ekspor-impor. Untuk itu, tiap-tiap membangun INSW Generasi ke-2.
K/L diharapkan dapat memperjelas
c. Dalam menyambut INSW
kebutuhan fitur layanan dalam
Generasi ke-2, maka diharapkan
INSW, serta menyiapkan sistem IT
semua K/L mempersiapkan:
yang terintegrasi dan melakukan
penyesuaian proses bisnis ekspor impor • Legal framework proses
untuk INSW Generasi ke-2,”tegasnya. bisnis masing-masing K/L;
• Menyiapkan SDM yang
Kegiatan bertajuk “Harmonisasi
kompeten; dan
Proses Bisnis Layanan Ekspor Impor
• Infrastruktur penunjang lainnya.
Dalam Rangka Meningkatkan Daya
Saing Perekonomian Nasional melalui Dalam upaya memperoleh pemahaman
Pengembangan INSW Generasi Kedua” bersama dan peningkatan dukungan
ini bertujuan memperkuat sinergi K/L terkait rencana pembangunan INSW
antarkementerian dan lembaga. Generasi II maka perlu disampaikan
Acara FGD dibuka dan dipimpin hasil FGD dimaksud kepada pimpinan
oleh Kepala PP INSW Djatmiko dan K/L terkait. Berkenaan dengan hal
dihadiri pimpinan dan staf dari 19 tersebut, bersama ini dengan hormat
Kementerian/Lembaga (K/L). kami sampaikan konsep surat Bapak
kepada pimpinan K/L peserta FGD.
Sejumlah narasumber hadir
memberikan pandangannya seperti Kepala PP INSW Djatmiko dalam
Sekretaris PP INSW, pejabat Deputi sambutan pembukaannya menyampaikan
Bidang Proses Bisnis, PP INSW, pembangunan dan pengembangan INSW
pejabat Deputi bidang Pengembangan Generasi ke-2 diperlukan penyesuaian
Operasional Sistem, PP INSW, dan pengembangan. Hal ini disebabkan,
Brainmatics dengan Deputi Bidang tugas yang melibatkan peran INSW
Hubungan Antar Lembaga. semakin kompleks seiring dengan adanya
beberapa Paket Kebijakan Ekonomi yang
Acara ini dibagi dalam 2 sesi,
diluncurkan oleh pemerintah. “Oleh
yaitu sesi pertama membahas
sebab itu, sistem yang akan dibangun
perkembangan kemajuan penerapan
tentunya memerlukan pandangan,
INSW saat ini (INSW Generasi ke-
saran, harapan dan koreksi sehingga
1) dan kendala yang dihadapi. Sesi
akan bermanfaat bagi kepentingan dan
kedua membahas sinkronisasi dan
kebutuhan K/L dan seluruh pihak yang
harmonisasi perumusan kebijakan
di proses bisnis perizinan ekspor terkait,” ujarnya. (DAMAR WIJAYANTO)
MUNGKIN BANYAK YANG BERTANYA, APA HUBUNGAN Pada tahun 70-an, pelanggan ojek dengan mudah
OJEK DAN INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW dapat membedakan antara sepeda ojek dengan sepeda
(INSW). SECARA KELAKAR MUNGKIN HUBUNGANNYA non ojek yaitu ditandai dari tempat duduk boncengan
BAIK-BAIK SAJA HEHE. TIDAK SALING MENEGASKAN sepeda. Boncengan sepeda ojek selalu ditambah dengan
APALAGI BERTENGKAR. BAIKLAH, SAYA AKAN bahan busa empuk agar penumpang lebih nyaman
PAPARKAN CERITA MASA LALU BAGAIMANA OJEK duduk di boncengan.
MEMILIKI “HUBUNGAN” SANGAT ERAT DENGAN
INSW TERUTAMA SECARA FUNGSIONAL. Kondisi Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun itu cukup
semrawut. Seingat saya, kantor-kantor perusahaan
O
JEK menurut Wikipedia adalah transportasi pelayaran, perusahaan perdagangan, Ekspedisi Muatan
umum tidak resmi di Indonesia berupa sepeda Kapal Laut (EMKL), pergudangan, kantor pemerintahan
motor atau sepeda ontel. Penumpang ojek duduk yang terkait pengangkutan dan muatan kapal laut
di jok belakang dan pengemudi duduk di jok depan. banyak berlokasi di pelabuhan atau di sekitarnya. Dapat
Tahun 1971, ketika saya baru menginjakkan kaki di Ibu dibayangkan bagaimana hiruk pikuk lalu lintas angkutan
Kota, ojek sepeda ontel sudah beroperasi di Pelabuhan dan orang di Tanjung Priuk. Jika tidak salah angkutan
Tanjung Priok. Pada saat itu seingat saya, ojek bebas umum opelet dan pedagang asongan, penjual makanan
beroperasi di sana dan tarifnya ditetapkan berdasar dan minuman “bebas” masuk ke pelabuhan.
hasil kesepakatan bersama antara pengojek dengan
penumpang. Ojek yang berkembang saat itu berupa Kondisi pelayanan pemerintah terhadap perizinan barang
sepeda ontel. Di kampung saya di Brastagi, sepeda di pelabuhan pada masa itu dilakukan secara manual dan
ontel ini sering disebut “kereta angin”. Saat ini sepeda diatur secara ketat. Hampir semua pergerakan barang
ontel ditinggalkan dan berganti motor atau kata orang perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri
Medan disebut “kereta.” harus mendapat izin dari pejabat berwenang. Perizinan
58
sepeda. Sejak saat itu, ojek menjadi akan pergi ke kantor, atau bahkan
solusi mengatasi keruwetan lalu antar jemput pesanan makanan
lintas dan solusi bagi petugas dari restoran atau warung.
perusahaan mengurus perizinan
dari satu kantor instansi ke kantor Untuk mengelola sistem INSW
instansi lainnya. Jadi sejak tersebut, Pemerintah Indonesia
dulu, telah berjasa mengatasi sejak Agustus 2015 telah membentuk
masalah kesemrawutan tersebut. Pengelola Portal INSW atau PP-
HARMEN SEMBIRING Saat ini, sedikit banyak, ojek INSW. Suatu satuan kerja baru di
juga telah ikut andil menambah bawah Kementerian Keuangan RI.
keramaian berlalu lintas di
Indonesia khususnya di Jakarta. INSW bukan ojek. Ojek juga bukan
INSW. Tetapi keduanya memiliki
Lantas, apa hubungan ojek dengan kemiripan fungsi dalam menciptakan
INSW? INSW adalah suatu sistem solusi. Ojek mampu menjadi solusi
pelayanan perizinan ekspor – transportasi yang cepat, menerobos
impor berbasis elektronik yang kemacetan untuk mengirim
o as e
memungkinkan penyampaian data penumpang dari satu tempat ke
dan informasi kepada instansi tempat lainnya. INSW juga demikian.
yang berwenang di border secara Berbagai dokumen tak perlu lagi
tunggal secara mudah, cepat dan diantar ke sana kemari tetapi cukup
akurat sehingga pengambilan diinput secara elektronik dan tinggal
keputusan oleh pejabat yang klik. Semua dokumen sudah sampai
harus mendapatkan paraf dari staf berwenang dapat dilakukan dengan ke tujuan masing-masing secara
baru kemduain ditandatangani oleh tepat dan cepat. Dengan sistem cepat dan akurat.
pejabat. Belum lagi bila perizinan tersebut, pengusaha tidak perlu lagi
membutuhkan rekomendasi dari harus mondar mandir mendatangi Dalam melaksanakan fungsinya,
instansi lain yang berbeda sehingga berbagai kantor untuk mengurus INSW didukung oleh dua pilar utama
dokumen harus dibawa ke berbagai perizinan yang berkaitan dengan yaitu TRADE.NET dan INAPORT.
tempat untuk diparaf atau mendatangi ekspor dan impor. NET. Trade.net berkaitan dengan
berbagai instansi untuk mendapat flows of document yang saat ini
rekomendasi. Adanya INSW sedikit banyak telah sistemnya telah dibangun di 18 K/L
berkontribusi mengurangi trafik dan telah terintegrasi ke sistem
Intinya untuk mendapat izin, petugas lalu lintas di jalan raya karena INSW. Sedangkan INAPORT.NET
perusahaan harus mondar mandir petugas perusahaan tidak perlu berkaitan dengan flows of cargo yang
dari satu kantor ke kantor lain di lagi mondar-mandir ke kantor- sedang dibangun oleh Kemenhub.
wilayah pelabuhan. Karena perlu cepat kantor pemerintah mengurus Dengan prinsip transparency,
padahal kondisi infrastruktur dan perizinan. Mereka dapat mengurus consistency, efficiency, simplicity,
transportasi yang belum sepenuhnya perizinan secara elektronik dari INSW harus mampu menjadi solusi
mendukung maka terjadi kemacetan mana saja dan kapan saja. Ojek dalam dua pilar tersebut yaitu dalam
dan kesemerautan di jalan raya. pun tak lagi melayani penumpang percepatan arus dokumen (flows of
Karena itu diperlukan alat transportasi yang ingin mengurus perizinan document) dan arus muatan barang
yang lincah, yang dapat mengatasi ekspor impor tetapi lebih banyak (flows of cargo). Dengan begitu,
kesulitan dan kesemrawutan tersebut mengantar jemput anak sekolah, daya saing nasional Indonesia akan
yaitu sepeda atau dikenal juga ojek melayani penumpang yang meningkat di dunia internasional. (*)
D
ilansir dari eMarketer, Menjamurnya para netter tanah air TAPSCOTT (1998) seorang ahli
sebuah lembaga riset pasar dianggap sebagai sebuah peluang ekonomi digital, menjelaskan bahwa
yang berbasis di New York, oleh pihak pemerintah untuk ekonomi digital merupakan sebuah
populasi netter (pengguna internet) menjadikan Indonesia sebagai sosiopolitik dan sistem ekonomi
di Indonesia pada tahun 2017 The Digital Energy of Asia. Niatan yang memiliki ciri sebagai sebuah
mencapai angka 112 juta orang tersebut semakin dipertegas oleh ruang intelijen, meliputi informasi,
atau berada pada peringkat ke-6 Presiden JOKO WIDODO setelah berbagai akses instrumen informasi
terbesar di dunia, mengalahkan mengunjungi kawasan industri dan pemrosesan informasi, serta
Jepang yang harus puas berada digital Silicon Valley di California kapasitas komunikasi. Keberadaan
tahun 2016 lalu. Presiden ekonomi digital akan ditandai dengan
di posisi ke-5. Di atas Indonesia,
menginstruksikan 8 Kementerian semakin maraknya perkembangan
empat negara lainnya yang
berkolaborasi membentuk roadmap bisnis atau transaksi perdagangan
masuk dalam pengguna internet
perdagangan digital agar capaian yang memanfaatkan internet
terbesar di dunia secara berurutan
industri di Indonesia tahun 2020 sebagai medium komunikasi,
diduduki oleh Tiongkok, Amerika
senilai 130 miliar dolar, dengan kolaborasi dan kooperasi antar
Serikat, India dan Brazil. Masih
angka pertumbuhan sekitar 50 perusahaan ataupun individu.
dari data hasil riset eMarketer, persen per tahunnya. Selain adanya
negara berkembang seperti E-commerce Roadmap, pemerintah Bukti nyata dari perkembangan
Indonesia dan India memiliki sendiri berupaya membuat ekonomi digital di Indonesia adalah
potensi atas ruang pertumbuhan target untuk dapat menciptakan dengan lahirnya berbagai perusahaan
jumlah pengguna internet 1.000 technopreuners baru di bisnis startup (rintisan) sebagai
yang besarnya bisa mencapai tahun 2020 dengan nilai valuasi E-marketplace seperti Go-Jek,
dua digit setiap tahunnya. bisnis sebesar 10 miliar dolar. Bukalapak, Tokopedia, Traveloka,
60
Lazada dan lainnya. Sederhananya memenuhi kualifikasi walaupun pada saat kebutuhan transportasi
E-marketplace adalah sebuah situs tidak ada pertemuan fisik. sangat tinggi dan juga banyaknya
di internet yang mempertemukan supir yang ingin mendapatkan
antara pembeli dan penjual BILL GROSS , pendiri Idealab dalam penghasilan tambahan.
secara virtual. Masyarakat sebuah sesi TEG Talks menjelaskan
(konsumen) tidak perlu lagi harus ada 5 faktor yang akan sangat Walaupun demikian bukan berarti
dipusingkan atas waktu maupun menentukan keberhasilan bisnis 4 faktor lainnya tidak berpengaruh
biaya tambahan yang harus startup, yaitu ideas, team, business terhadap keberlangsungan hidup dari
dikeluarkan demi mendapatkan model, funding dan timing. Bill sebuah bisnis startup. Faktor business
sebuah barang ataupun jasa. melakukan riset terhadap 200 model sangat penting. Startup tahap
Barang/jasa yang pada awalnya startup yang berada di dalam awal masih dapat berdiri tanpa adanya
hanya dapat diperdagangkan Idealab dan juga di luar Idealab faktor tersebut. Begitu pula dengan
melalui transaksi konvensional, (Uber, AirBnb, Youtube) kemudian funding. Bill mengungkapkan bahwa
kini sudah dapat dilakukan dalam menganalisis yang sukses dan akan sangat mudah bagi para startup
bentuk transaksi digital. Dalam gagal. Ternyata dari 200 startup untuk mendapatkan dana segar/
bisnis digital start-up, faktor yang diteliti, timing memegang investasi di saat sekarang ini dengan
trust (kepercayaan) memegang posisi puncak sebagai faktor yang catatan startup tersebut memiliki tim
peranan kunci. Transaksi yang sangat berpengaruh terhadap yang solid dan daya tarik tersendiri.
difasilitasi oleh platform tertentu keberhasilan menjalankan bisnis
tanpa pertemuan langsung antara ini. Ada sebesar 42% kesuksesan Hasil riset yang dipublikasikan oleh
o as e
pengguna dan penyedia jasa mereka dipengaruhi oleh faktor Bill Gross di tahun 2015 ini memang
tentunya membutuhkan trust yang timing yang tepat. Kemudian bukanlah sebuah isapan jempol
besar terhadap platform tersebut. diikuti oleh faktor team/execution belaka. Majalah Forbes bahkan pernah
Isu trust ini akan menentukan sebesar 32%. Faktor ide harus menjuluki Bill Gross sebagai mad
berkembang atau matinya puas menempati peringkat ketiga scientist dengan jiwa entrepreuner
sebuah bisnis. Dalam bisnis, trust dengan persentase sebesar 28%. karena kemampuan Bill melihat ide
tidak akan bisa muncul begitu Sementara itu faktor business dan mewujudkannya dari nol untuk
saja di benak pengguna karena model dan funding berada di membuatnya menjadi sesuatu.
dibutuhkan serangkaian effort urutan keempat dan kelima dengan
yang kontinu dan konsisten. besaran persentase 24% dan 14%. Penerapan program-program
yang sedang dikembangkan INSW
Dalam konteks trust tersebut, Startup ternama seperti AirBnb dan seperti single submission, single
sistem Indonesia National Single Uber menjadi dua contoh startup risk management, dan INSW Gen-2
Window (INSW) memiliki yang berhasil karena mereka dapat bercermin dari hasil riset Bill
kedekatan fungsi dengan platform- menjalankan bisnis dengan sangat Gross tersebut. Menentukan timing
platform start-up digital. Sistem memperhatikan faktor timing. yang tepat untuk meluncurkannya
INSW diarahkan sebagai platform Contoh pertama adalah AirBnb. merupakan faktor paling penting
untuk mempertemukan pelaku Ketika banyak orang beranggapan untuk kesuksesan program tersebut.
usaha sebagai pemohon perizinan tidak akan ada orang yang akan Diperlukan riset yang memadai
dengan Kementerian/Lembaga mau menyewakan rumah mereka untuk mengidentifikasi tingkat
sebagai pemberi izin. Tanpa trust ke orang asing, ternyata anggapan urgensi dan kesiapan pelaku
yang cukup maka sistem INSW tersebut salah. AirBnb hadir ketika usaha sebagai pengguna terhadap
tidak dapat berjalan secara efektif. orang-orang sangat memerlukan program-program tersebut. Dengan
Pelaku usaha perlu diyakinkan uang tambahan dan mereka akan demikian, ketika mulai diterapkan
bahwa permohonan yang mereka mendapatkan uang tersebut dengan program tersebut benar-benar
ajukan benar-benar diterima oleh memberikan fasilitas penyewaan memenuhi harapan dan kebutuhan
pihak-pihak yang berwenang. rumah/kamar/tempat tinggal pengguna. Beri porsi perhatian lebih
Begitu juga dengan Kementerian/ mereka melalui aplikasi ini. pada faktor timing namun tetap
Lembaga, mereka perlu yakin tidak menyepelekan faktor-faktor
bahwa permohonan secara Contoh kedua adalah Uber. Bill lain seperti ideas, team, business
elektronik benar-benar diajukan mengungkapkan bahwa Uber model, dan funding. (ALI MANSHUR
oleh pelaku usaha yang nyata dan muncul di saat yang tepat, yakni & ROTUA NURAINI TAMPUBOLON)
T
eknologi komunikasi cenderung memungkinkan Komunikasi yang terjalin tidak lagi harus bertatap
terjadinya transformasi berskala luas dalam muka, tapi cukup dengan menatap layar komputer
kehidupan manusia. Internet membuat ataupun layar ponsel pintar saja. Komunikasi
hampir semua orang di belahan dunia dapat yang dilakukan dengan bermedia (mediated
saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah. communication) mengubah perilaku komunikasi
Transformasi tersebut telah memunculkan perubahan yang dulunya face to face menjadi face to screen.
dalam berbagai pola hubungan antar manusia
(patterns of human communication), yang pada Pergeseran pola komunikasi ini tentu saja membawa
hakikatnya adalah interaksi. Pertemuan tatap angin segar dalam hal efisiensi dan efektivitas
muka (face to face) secara berhadapan telah dapat khususnya bagi para pelaku usaha ekspor impor.
dilakukan dalam jarak yang sangat jauh melalui Dulunya untuk dapat memenuhi segala persyaratan
citra atau image to image dalam sebuah ruang izin ekspor impor, seseorang harus bertatap muka
yang akrab di telinga dengan istilah cyberspace. langsung dengan pihak-pihak yang terlibat. Namun,
seiring perkembangan teknologi komunikasi
HOWARD RHEINGOLD ini, para pelaku usaha dan para pemberi izin
(2000) dalam bukunya (Kementerian/Lembaga) tidak lagi harus saling
yang berjudul The bertemu muka dalam hal pengurusan dokumen-
Virtual Community: dokumen perizinan. Disinilah INSW berperan
Homesteading on The dalam menciptakan suasana business cyberspace
Electronic Frontier tersebut. Secara bertahap dan berkelanjutan, INSW
menegaskan bahwa terus melakukan inovasi untuk bisa mengakomodir
cyberspace merupakan fasilitas perizinan ini dengan bantuan teknologi.
ruang konseptual ketika
semua kata, hubungan
Kecerdasan Buatan
manusia, data,
kesejahteraan dan juga kekuatan dimanifestasikan
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan
oleh setiap orang melalui teknologi CMC atau
merupakan teknologi yang paling sering digunakan
Computer Mediated Communication. Dalam
dalam menjalankan sebuah proses bisnis. Perusahaan
ruang tersebut setiap individu dapat berinteraksi
riset pasar Forrester bahkan memprediksi di tahun
dan melakukan berbagai urusan, mulai dari saling
2017 ini, investasi terhadap kecerdasan buatan akan
berkenalan, berbisnis bahkan bergosip secara leluasa.
62
meningkat sebesar 300 persen. Prediksi tersebut Ketika berbicara tentang dampak positifnya terhadap
disebabkan oleh kemampuan AI dalam mengolah umat manusia, AI adalah salah satu contoh teknologi
data menjadi insight yang berguna. Konsep Artificial yang dapat mengubah sejarah manusia secara
Intelligence sebenarnya sudah jauh dipikirkan, keseluruhan, terutama ketika berbicara tentang
bahkan sejak zaman Yunani Kuno. Talos dari Crete, otomatisasi dan pengolahan data yang masif.
robot perunggu dari Hephaestus, dan Galatea dari Kecerdasan buatan adalah bidang ilmu yang terus
Pygmalion menjadi beberapa contoh ide “mesin yang berkembang pesat. Dengan implementasi yang
hidup” yang dicetuskan di era tersebut. Walaupun baik, ilmu ini bisa mengubah cara kerja produk
demikian, konsep dari Artificial Intelligence ini teknologi secara drastis dan mendatangkan banyak
baru sekitar setengah abad lalu berubah dari hanya manfaat. Tapi untuk mencapai hal itu dibutuhkan
sebuah mitos menjadi sebuah realitas yang faktual. banyak biaya serta tenaga-tenaga ahli yang tidak bisa
didapatkan dengan mudah. Mungkin jalannya masih
ALAN TURING , seorang ahli
panjang hingga AI dapat menjadi teknologi yang
matematika dari Inggris
sempurna, tetapi efek positif yang akan dihasilkannya
yang merupakan pemecah
terhadap lingkungan kerja dalam hal efisiensi
kode di Perang Dunia ke-2
dan efektivitas tentunya sangat tidak ternilai.
menjadi salah satu tokoh
yang paling berpengaruh
Walaupun AI memiliki kemampuan yang sangat
dalam pencetusan ide tentang
luar biasa untuk mempelajari informasi, teknologi
teknologi “kecerdasan buatan”
ini belum dapat mereplikasi akal dan intuisi, yang
o as e
ini di tahun 1950. Melalui
menjadi tolak ukur manusia dalam memilih untuk
ide-idenya saat itu, istilah
melakukan hal yang baik atau buruk. AI masih sangat
artificial intelligence cukup
mengandalkan manusia dalam perkembangannya.
ALAN TURING populer pada pertengahan
Dibutuhkan keseimbangan dalam bekerja dengan AI.
tahun ’50-an. Bahkan hingga
Turing meninggal pada
tahun 1954, istilah tersebut
masih menjadi perbincangan
hangat di kalangan peneliti
di masa itu. Akan tetapi,
dibutuhkan hingga beberapa
ELON MUSK
dekade bagi masyarakat
dunia untuk dapat mengenal
potensi sebenarnya dari AI.
Beberapa figur teknologi
terkenal seperti ELON MUSK
dan STEPHEN HAWKING masih
Di INSW sendiri teknologi yang digunakan memang
terus memperbincangkan
belum sampai pada level AI dan masih dalam tahap
perkembangan artificial
otomasi saja. Tidak menutup kemungkinan ke depan,
intelligence hingga hari ini.
sistem yang dibangun pada Gen-2 INSW akan mulai
memanfaatkan AI sebagai sumber utama dalam hal
pemprosesan izin antar Kementerian/Lembaga.
STEPHEN HAWKING