Anda di halaman 1dari 97

JURNAL ISSN 1978 - 130X

KEARSIP
AN
DARI DUTCH MANUAL HINGGA RECORDS IN CONTEXTS: PERUBAHAN DAN KESINAMBUNGAN PRINSIP-PRI

PENGGUNAAN ARSIP UNTUK KEGIATAN ADMINISTRASI: TINJAUAN DI KO


Lastria Nurta
KECENDERUNGAN BARU PERAN ARSIPARIS: KAJIAN DI KANTOR ARSIP UNIVERS
Margar
ARSIP DAN RETENSI: ANALISIS ISI JADWAL RETENSI ARSIP KEMENTERIAN KET
Su
MEDIA SOSIAL SEBAGAI ALTERNATIF PENYIMPANAN ARSIP
Gayatri Kusumawardani, B

V.13 NO.2 DESEMBER 2018


PUSAT PENGKAJIAN DAN
PENGEMBANGAN SISTEM
KEARSIPAN
JURNAL

KEARSIPA
N Susunan Redaksi
Pelindung
: Mustari Irawan
Imam Gunarto
Pimpinan Redaksi
: Muhammad Sumitro
Mitra Bestari : Mustari Irawan
Noerhadi Magetsari
Mona Lohanda
Anon Mirmarni
Andi Rahman Alamsyah
Dewan Redaksi : Azmi
Suminarsih
Toto Widyarsono
Ika Chandrayanti
Tyanti Sudarani
Nadia Fauziah Dwiandari
Jajang Nurjaman
Redaktur
Pelaksana
Ketua : Suminarsih
Anggota : Okki Navarone
Wibisono Sari
Hasanah
Raistiwar Pratama
Harry Bawono
Achmad Syarif Rachmaji
Fauzan Anyasfika
Martino
Perdhani Yunia Putri

Desain Grafis : Hendri Erick Zulkarnain

Alamat Redaksi:
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Jalan Ampera Raya No. 7 Jakarta
Telp: (021) 7805851 Ext. 120 Fax: (021)
7805812
Email: jurnalkearsipan@anri.go.id

JURNAL KEARSIPAN sebagai media publikasi ilmiah Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Sistem Kearsipan yang memuat karya tulis ilmiah hasil penelitian dan kajian dalam bidang
kearsipan yang terbit dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Juni dan Desember.

PUSAT PENGKAJIAN DAN


V.13 NO.2 DESEMBER PENGEMBANGAN SISTEM
2018 KEARSIPAN
ISSN 1978 — 1301

voLumc i3 nomoR 2, ocscmBcn 20i8


DfiPTBR ISI

DRRI DUTCH TTIRTIIJRL HI800R RECORDS /// OOTITEHTS: PERUBFIHFI8 DFI8


HESIf\RITIBUf\GFI8 PRI8SIP-PRI8SIP HEFIRSIPFIf\
Roisfiuiar Pro/omo...............................................................................................................91 - 106

PEflGGU|flAAflARSIPUflTUHHEGIATAfl ADT8IflISTRASI:TIflJAUAflDIH0TAY0GYAHARTA
Loslria blur/onzila, Rniso TlurPiIa.........................................................................................107 - 119

HECEfiDERUfi0R8 BRRU PERR8 RRSIPRRIS: HFIJIR8 DI HR8T0R RRSIP UfiIVERSITRS


If\D0f\ESIR
fftargare/a Rulia Rachman.....................................................................................................121 - 138

ARSIP DAY R£TEflSI: AflALISIS ISI JADWAL R£TEflSI ARSI cmcn £RIAn
HETEf\R0RHERJRRf\
• Pr•«› o, Sumarno......................................................................................................................... 139 - 156
ni

mEDix sosixL SEBFIORI RLTERfiRTir PEnYimPénéf\ FIRSIP DIOITFIL PRIBRDI


Gagalri Husumatuardani, Bening' Tri Hanggoro...................................................................157 - 175
PENGANTAR REDAKSI

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan
penerbitan Jurnal Kearsipan Volume 13 Nomor 2 Tahun 2018. Bersama ini pula, Redaksi
ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang terlibat dalam keseluruhan proses
penyusunan hingga penerbitan jurnal.

Merupakan suatu kebahagiaan bagi Redaksi dapat menghantarkan Jurnal Kearsipan Volume
13 Nomor 2 Tahun 2018 ke hadapan para pembaca. Jurnal Kearsipan kali ini memuat
5 (lima) naskah terpilih. Adapun naskah tersebut adalah Dari Dutch Manual Hingga Records
in Contexts: Perubahan dan Kesinambungan Prinsip-Prinsip Kearsipan; Penggunaan Arsip
untuk Kegiatan Administrasi: Tinjauan di Kota Yogyakarta; Kecenderungan Baru Peran
Arsiparis: Kajian di Kantor Arsip Universitas Indonesia; Arsip dan Retensi: Analisis Isi
Jadwal Retensi Arsip Kementerian Ketenagakerjaan; dan Media Sosial sebagai Alternatif
Penyimpanan Arsip Digital Pribadi. Semoga dengan tema dan bahasan sebagaimana tersaji
dalam jurnal kali ini, dapat menjadi bahan diskusi yang dapat berdampak pada
penyelenggaraan kearsipan dan pengembangan ilmu kearsipan.

Redaksi terus mendorong sekaligus mengajak khalayak untuk menuangkan dan


menyumbangkan buah pikir terkait dengan penyelenggaraan kearsipan dan ilmu kearsipan
maupun keterkaitannya dengan ilmu-ilmu yang lain. Untuk itu, Redaksi akan membuka
kesempatan seluasnya kepada khalayak untuk mengirimkan karya tulisnya. Sebagai bentuk
upaya untuk mendekatkan Jurnal Kearsipan pada kesempurnaan terbitan, Redaksi menerima
masukan dan saran yang membangun dari pembaca.

Selamat membaca!

REDAKSI
Raistiwar Pratama / DariDutchManualHinggaRecordsinContex
t s : | 91
Perubahan dan Kesinambungan Prinsip -Prinsip Kearsipan

DARI DUTCH MANUAL HINGGA RECORDS IN CONTEXTS:


PERUBAHAN DAN KESINAMBUNGAN
PRINSIP-PRINSIP KEARSIPAN

FROM DUTCH MANUAL TO RECORDS IN CONTEXTS:


CHANGE AND CONTINUITY OF ARCHIVAL
PRINCIPLES
Raistiwar Pratama
Arsip Nasional Republik Indonesia
Jl. Ampera Raya No. 7, Cilandak, Jakarta Selatan 12560
Email: sastrapratama@yahoo.co.id

Abstract
Handleiding voor Het Ordenen en Beschrijven van Archieven or simply known as Dutch Manual
is the first codified archival standard succeeded in combining provenance and original order as
the first twin pillars of archiving. In the nineteenth century the twin originated from France and
German were separated. In order to do arrangement and description in archiving, the twin have
to be completely understood. As the previous four archival standards (ISAD-G, ISAAR, ISDF,
and ISDIAH) of International Council on Archives make the influence of Dutch Manual clear,
the same goes for the latest archival standard. This paper describes the continuity and change of
the two since they are combined within Dutch Manual, followed by various national standards
and currently applied in Records in Contexts, the single and latest archival standard.

Keywords: Dutch Manual, Records in Contexts, Twin Principles

Abstrak
Handleiding voor Het Ordenen en Beschrijven van Archieven atau Dutch Manual merupakan
pedoman pertama kearsipan modern yang berhasil menggabungkan prinsip asal-usul dan prinsip
aturan asli menjadi prinsip dwitunggal pertama pengarsipan. Pada awal Abad XIX, prinsip yang
berasal dari Perancis dan Jerman itu pernah terpisah. Untuk mengolah arsip, prinsip tersebut
harus utuh dipahami. Seperti empat pedoman keluaran International Council on Archives (ICA)
sebelumnya (ISAD-G, ISAAR, ISDF, dan ISDIAH), pedoman ICA terbaru tetap mewarisi
pokok-pokok gagasan kearsipan Dutch Manual. Tulisan ini menguraikan perubahan dan
kesinambungan prinsip tersebut sejak Dutch Manual, beragam standar deskripsi nasional, dan
Records in Contexts, pedoman tunggal dan terbaru itu.

Kata Kunci: Dutch Manual, Records in Context, Prinsip Dwitunggal


PENDAHULUAN Corporate Bodies, Persons and Families
Duapuluh empat tahun setelah rilis (ISAAR – CPF), International Standard for
edisi pertama General International Describing Functions (ISDF), dan
Standard Archival Description (ISAD-G), International Standard for Describing
International Council on Archives (ICA) Institutions with Archival Holdings
mulai memilah secara tegas beda antara (ISDIAH). Tanpa mengesampingkan
records dan archives. Bahkan pedoman perbedaan, baik pada keempat pedoman
(Eng. standard; manual) terbaru, yang kelak yang telah rilis sebelumnya dan pedoman
menggantikan ISAD-G, beranjak lebih jauh keluaran berbagai negara maupun pada
lagi. Tidak hanya meninggalkan single keragaman keduapuluhsatu anggota dari
provenance yang meniadakan hubungan tigabelas negara, penyusunan suatu ―…
jejaring antar-series. Elizabeth Shepperd dan international consensus on a standard for
Charlotte Smith (2000: 55) mulai archival description‖ merupakan kerja yang
meragukan ISAD-G, meskipun pada tahun menantang.
yang sama terbit edisi kedua ISAD-G, Alih-alih menyatakan bahwa
keberadaan pedoman tersebut yang menurut pedoman ini kelak sempurna, EGAD
keduanya hanya cocok untuk traditional menyadari bahwa penyusunan pedoman
media seperti kertas dan perkamen, padahal tersebut merupakan ―proses terus
pada kurun 2000-an arsip berubah wujud menerus‖ dan ―medan tawar menawar‖.
menjadi electronic formats. Sekalipun Sejatinya pedoman ini bukan hanya
begitu, sembari menunggu terbitnya penggabungan keempat pedoman terdahulu,
pedoman terbaru, keduanya tetap meneliti tetapi mampu merangkum saripati
penerapan ISAD-G pada archival datasets. keempatnya (ICA, 2016: 1). Saripati itu
Delapan belas tahun kemudian setelah mencakup tiga hal: wujud deskripsi inti
ISAD-G resmi dirilis, harapan Shepperd dan (core descriptive entities), perlengkapan
Smith mulai mewujud nyata. wujud-wujud tersebut (properties of those
Pada akhir 2012, ICA Programme entities), dan keterkaitan mendasar di antara
Commission membentuk Experts Group on keempatnya (essential relations among
Archival Description (EGAD) yang them). Pedoman tersebut sementara ini
melanjutkan kerja Committee on Best bertajuk Records in Contexts. Pedoman
Practices and Standards. Sepanjang 2012 – terbaru tersebut terbagi dua bagian: Records
2016, EGAD bertugas mempersiapkan in Contexts-a Conceptual Model for
―… comprehensive descriptive standard that Archival Description (RiC-CM) dan
reconciles, integrates and builds on the four Records in Contexts- Ontology (RiC-O).
existing standards ….‖ Sebagaimana telah Menarik sekali bagaimana RiC
kita ketahui, terdapat empat pedoman yang masih setia merujuk pada Handleiding voor
ICA telah keluarkan: ISAD-G, International Het Ordenen en Beschrijven van Archieven
Standard Archival Authority Records – atau Dutch Manual, terutama ketika
berwacana perihal prinsip provenance yang perubahan dan kesinambungan yang terjadi
berdasar pada dua segi: respects des fonds di dunia kearsipan sejak akhir Abad XIX
dan respect for original order. Dutch hingga awal Abad XXI.
Manual merupakan sebentuk kodifikasi Permasalahan tulisan ini diuraikan
pertama prinsip kearsipan sebagaimana berdasarkan empat pertanyaan mendasar,
tersurat pada judulnya ―…ordenen sebagai berikut:
en beschrijven‖. Anak judul tersebut a. Bagaimana perubahan dan
diterjemahkan ke Bahasa Indonesia melalui kesinambungan ―prinsip asal-usul‖
frasa berbahasa Inggris ―arrangement dan
and description‖, menjadi pengolahan. ―prinsip aturan asli‖ sejak akhir Abad
Tulisan ini mengulas pengaruh yang Dutch XIX hingga awal Abad XXI di berbagai
Manual torehkan hingga membekas pada negara?
RiC, terutama pada uraian namun tidak b. Bagaimana Dutch Manual dan keempat
kurang juga pada daftar pustaka. Sebagai pedoman (ISAD-G, ISAAR-CPF, ISDF,
acuan, tulisan ini merujuk hanya pada dan ISDIAH) terbitan ICA merumuskan
rancangan terakhir RIC-CM karena hingga ―prinsip asal-usul‖ dan ―prinsip aturan
akhir 2016 rancangan pertama RIC-O masih asli‖?
belum tersedia. c. Bagaimana Records in Contexts
Tulisan singkat ini ingin merumuskan ―prinsip asal-usul‖ dan
memperlihatkan keterkaitan wacana ―prinsip aturan asli‖?
kearsipan di setiap kurun dan negara, tanpa d. Apa yang berubah dan sinambung sejak
menghilangkan keunikan keduanya, karena Dutch Manual hingga Records in
kearsipan sebagai suatu disiplin memiliki Contexts?
prinsip-prinsip tersendiri, antara lain
―asal- usul‖ dan ―aturan asli‖ yang masih METODE PENELITIAN
terus berkembang hingga kini. ―Prinsip Tulisan ini merujuk pada manual,
kembar pertama kearsipan‖ tersebut berubah pedoman, dan standards kearsipan di
tanpa menghilangkan sifat dasar. Indonesia— berbagai negara dan ICA. Secara khusus,
seperti Perancis, Jerman, Amerika, Inggris, pendekatan sejarah global diterapkan untuk
Kanada, dan Australia—juga merupakan memahami keterkaitan, perubahan, dan
bagian dari jejaring prinsip tersebut dan kesinambungan antarwilayah, lintas negara,
anggota aktif ICA, kiranya dapat mengambil dan lintas benua, serta fokus pada kesamaan
manfaat dari tulisan ini. tema ―prinsip kembar‖: ―prinsip asal-usul‖
Para arsiparis, mahasiswa dan ―prinsip aturan asli‖. Sekalipun uraian
kearsipan, dan pemerhati kearsipan pada setiap rujukan disusun seumum
Indonesia dapat memahami tumbuh mungkin, tetap saja penyesuaian masih
kembang prinsip tersebut. Bahwa alih-alih terjadi di setiap negara. ―Ratifikasi‖ tidak
terjadi keterputusan dan keunikan, justru begitu saja mudah terjadi, apalagi apabila
hanya mengandalkan terjemahan. Meskipun
begitu, tentu saja, penerjemahan berbagai lain, berdasarkan definisi Conrad, tulisan ini
rujukan tersebut merupakan jalan pembuka. berusaha ―menekankan integrasi global atau
Maka dari itu, tulisan ini merujuk pada
transformasi terstruktur pada tataran global‖
sumber primer yang tersedia dalam jaringan
namun sayangnya belum bisa menjelaskan
(on-line) dan sumber sekunder serba ringkas
perihal ―sanggahan terhadap sudut
mengenai perkembangan wacana kearsipan
di Inggris, Amerika, Kanada, Australia, pandang nasional dan Eropa.‖
Selandia Baru, dan Indonesia. Dus, tulisan
ini merupakan kajian pustaka. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk memahami perubahan dan Merawat “Prinsip Asal-Usul” dan
“Prinsip Aturan Asli”
kesinambungan prinsip dwitunggal tersebut,
Bersemangatkan ―stand on
tulisan ini menggunakan pendekatan sejarah
the shoulders of giants‖, seturut mesin telusur
global. Sejarah global menurut Sebastian Google Scholar, tulisan ini mengkaji
Conrad (2016: 62, 90) adalah ―A distinct genealogi pedoman kearsipan yang lintas
approach to historical thinking that generasi dan lintas kawasan. Menurut James
emphasizes global integration, or structured Gleick yang menulis biografi, Isaac Newton,
transformations on a global level, ... not as kutipan itu berasal dari kutipan yang agak
an object of study, but as a particular panjang, ―If I have seen further by than
perspective that serves as a corrective to others, it is by standing upon the shoulders
national and Eurocentric histories.‖ of giants.‖ Sejatinya penemuan-penemuan
Sekalipun akan diuraikan perihal dewasa ini tidak mungkin dipisahkan atau
terputus dari banyak penemuan sebelumnya.
perkembangan deskripsi kearsipan di setiap
Sejak Handleiding voor Ordenen en
negara, sejatinya terlihat keterkaitan
Beschrijven atau kemudian lebih dikenal
kesamaan tema pada tataran global. Ilmu
dengan Dutch Manual terbit pertama kali
kearsipan modern masih merupakan tradisi
pada akhir abad XIX, bahkan puluhan tahun
keilmuan Barat (Perancis, Jerman, Belanda, sebelumnya, sejatinya kearsipan mulai
Inggris, Amerika, Kanada, dan Australia), merintis prinsip-prinsip dan metodologinya
belum merupakan tradisi keilmuan Timur sendiri (Pratama, 2017). Kearsipan modern
(Asia dan Afrika, kecuali mungkin Afrika pun dimulai ketika prinsip-prinsip kearsipan
Selatan). Maka dari itu, tulisan ini berusaha dibukukan dalam Dutch Manual (Cook,
memperkenalkan ―pilar kembar 1998).
pertama kearsipan,‖ sebagaimana Terry Cook Ketika Natalis de Wailly pada 1841
menyebutnya, yang mula-mula berkembang mendefinisikan respect des fonds, melalui
di Barat kepada pemerhati kearsipan sebuah surat kepada Menteri Dalam Negeri
Perancis, sebagai ―semua dokumen
Indonesia melalui segera-terbit pedoman
yang berasal dari sebuah lembaga, sebuah
kearsipan terbaru susunan ICA. Dengan kata
yayasan, sebuah keluarga, atau seseorang
membentuk sebuah fonds, dan harus Setelah terbit Dutch Manual pada 1898,
disimpan bersama…. Dokumen yang herkomstbeginsel harus memenuhi syarat
memang hanya terkait pada sebuah yayasan, bestemmingbeginsel dan struktuurbeginsel,
sebuah lembaga atau sebuah keluarga bahwa ―prinsip asal-asul‖ harus mencakup
tertentu, harus dipisahkan dari fonds ―prinsip tujuan‖ dan ―prinsip aturan asli‖
yayasan, lembaga, keluarga lain…,‖ (Horsman, et.al., 2003: v – vii; Pratama,
pemerhati kearsipan sedang keranjingan 2017).
―sistem klasifikasi‖ yang serba teratur dan Horsman et.al. (2003: xx)
pasti sebagaimana terdapat di Kimia, menyatakan bahwa Manual ―… does not
Zoologi, Botani, dan Astronomi (Desjardins provide a definition of respect des fonds….
dalam Duchein, 1992: 19). Surat itu pun the herkomstbeginsel‖. Walaupun salah satu
menjadi peraturan resmi oleh Menteri penyusunnya, Samuel Muller, pernah
Dalam Negeri, dan terus menerus diperbarui menyimak kuliah perihal provenance di
pada 1862, 1909, dan 1969. Menurut Ecole des Chartes Perancis, tempat di mana
Duchein (1992: 19), kecenderungan konsep tersebut berasal. Secara sederhana,
menertibkan segala sesuatu merupakan jiwa provenance merupakan aturan di mana arsip
zaman Abad Pencerahan. Bahkan ketika itu (archives) tidak bercampur dengan arsip
pun, respect des fonds memorakporandakan (archives) lainnya yang berbeda
―klasifikasi tematis‖ yang berdasarkan acuan kepemilikan. Original order dipahami
legislatif, administratif, yudisial, dan sebagai aturan untuk menghargai struktur
sejarah; bukan berdasarkan pencipta arsip. internal arsip (records) dan hubungannya
Melengkapi respect des fonds, ―the corollary dengan penciptaan dan pengembangan
principle of respect for original order‖ atau pencipta arsip.
strukturprinzip, mengemuka pada 1880 di Penulis temui bahwa frasa
Prussia. Apabila respect des ‗organization‘ yang terdapat di Manual
fonds serupa dengan ‗arrangement‘ dan ‗order‘.
―mengembalikan‖ arsip kepada penciptanya, Maka dari itu keduanya berhubungan erat
maka strukturprinzip ―mengembalikan‖ dengan provenance dan original order.
arsip sesuai fungsi substantif penciptanya. Uraian ke-16 jelas menyatakan bahwa
Kedua prinsip ini pula yang ―Sistem arrangement harus
membedakan kearsipan dari perpustakaan berdasarkan pada penataan asli (original
karena sejak awal arsiparis hanya berurusan organization)
dengan dokumen tua, menulis transkrip, dan …. penataan asli suatu arsip harus secara
menyediakan akses atas dokumen tersebut alami terlihat pada kerangka utamanya,
kepada para sejarawan dan pemerhati masa merujuk pada penataan lama (old
lampau lainnya. Keadaan yang sama juga organization) pencipta arsip (administrative
terjadi di Belanda, sepanjang 1795 – 1898, body) ….‖ (Muller et,al., Handleiding: 30 –
di mana kecenderungan legal-antiquarian 6; Muller et.al., The Manual: 52 – 9).
berubah menjadi historical-antiquarian. Terkait arrangement, terdapat dua pilihan,
apakah berdasarkan pada pokok bahasan independently, without any added or
atau klasifikasi alami (natural external authority, with every side of any
classification). Pilihan terakhir merupakan business which could normally be presented
pilihan terbaik karena ―... erat terkait to it.‖
dengan arsip (… is closely bound up with Edisi terjemahan Dutch Manual
it)‖. Inilah pokok gagasan yang tertulis di berjudul Manual for the Arrangement of the
uraian-uraian selanjutnya (Uraian ke-17, ke- Archives merambah Amerika pada 1940 atas
18, ke-20, ke- 21, ke-22, dan ke-25). kerjasama Arthur H. Leavitt dengan Arnold
Merujuk pada edisi terjemahan J. F. van Leur. Sebelumnya Charles Hilary
berbahasa Perancis dari Dutch Manual Jenkinson telah mengutip isi Handleiding
(Manuel pour le Classement des Archives), voor Het Ordenen en Bechrijven van
Hilary Jenkinson (1922: 17 – 19, 79 – 97) Archieven dalam bukunya Manual of
menyatakan bahwa sekalipun banyak Archive Administration yang terbit pada
hambatan dalam penyusunan 1922. Kedua prinsip tersebut diterjemahkan
standardization seperti perbedaan lema dan menjadi principle of provenance dan
istilah tetapi selama prinsip-prinsip principle of original order. Belakangan,
kearsipan dapat dipenuhi maka suatu Theodore Roosevelt Schellenberg yang
national standard dapat disusun (―… the terkenal sebagai arsiparis appraisal and
few great principles which have governed selection mengutip sebagian dari 100 aturan
and must govern the making, and should Dutch Manual pada dalam karyanya
therefore govern also the classification, Modern Archives.
handling and use, of Archives cannot be the Tanpa warisan dokumen
same everywhere‖). Walau provenance administratif yang tersimpan rapi dan dapat
sebagai ―chief principle‖ dari arrangement diakses, arsiparis Kanada melakukan
―… the place from which Archives terobosan dengan menyodorkan konsep
come, may detain us a little longer,‖ tetapi ―Total Archives‖. Sejak awal Abad XIX dua
perhatian tertuju pada the Administration tugas utama arsiparis mulai dirumuskan:
yang menghasilkan arsip bukan pada mengumpulkan dan melakukan akuisisi
―… Accession Numbers and the Accession ―historical records‖. Sepanjang pertengahan
Register‖. Arrangement membawahi dua 1900 hingga akhir dasawarsa 1970-an, tugas
proses: sejarah dan organisasi tersebut bertambah: menata
Administrations, serta klasifikasi arsip ―organization‘s own record‖ dan melayani
(―classes, sub-division, and again sub- kepentingan sejarawan. Menurut Laura
division‖). Mengikuti Dutch Manual, Millar (1998: 105
Jenkinson menerjemahkan fonds sebagai – 106), pada kurun inilah, ―… the term
―…the Archives resulting from the work of ―total archives‖ was first coined,‖ menjelang
an Administration which was an organic Zaman Informasi. Perhatian pada informasi
whole, complete in itself, capable of dealing bukan pada media, bahwa arsip mencakup
tidak hanya milik pemerintah tetapi juga
pihak swasta dan masyarakat umum, bahwa require specific rules to accurately describe
arsip tidak hanya kertas, mulai mengemuka. their unique characteristics. Rules for
Mengutip Millar, ―… brought the world archival description must accommodate all
of archives into the information world.‖ media (and the relationships between them)
Sejak awal dasawarsa 1980-an, within the body of records of one creator.‖
pengembangan konsep ―total archives‖ Inilah kiranya yang disebut sebagai
berubah menjadi ―reconceptualization of provenance‖
―archival system‖. Identitas Ke-Kanada-an (Upward, et.al., 2011: 214).
semakin dipertanyakan seiring keragaman Sejak 1986, Manual of Archival
masyarakat yang semakin pelik. Di masa Description (MAD) telah rilis tiga kali:
lampau, prinsip ―asal-usul‖ tidak pernah 1986, 1990, dan 2000. Menurut Michael
menjadi perhatian utama arsiparis Kanada Cook (1990: 133), MAD2—edisi perluasan
karena sejarah kearsipan tidak beranjak dari MAD1—berpusat pada koleksi pada suatu
pengelompokkan arsip berdasarkan tempat penyimpanan (repository) yang
penciptanya (apakah lembaga pemerintah bertujuan untuk menyusun sarana bantu
ataukah bukan) dan tingkat perkembangan temu kembali yang bersatu padu. Mengenai
(apakah asli, kopi, salinan, ataukah prinsip kearsipan, ―MAD2 menyatakan
tembusan), tetapi dokumen kesejarahan bahwa hanya akan terdapat satu sarana bantu
dalam bentuk apapun mengenai Kanada. temu kembali untuk setiap tempat
Akan tetapi, apabila kita seksama penyimpanan dalam suatu susunan
perhatikan, perdebatan antara mereka yang terstruktur yang melestarikan dan
menolak dengan mereka yang menerima, menjelaskan sistem awal yang menghasilkan
justru prinsip ―asal-usul‖ seperti dilahirkan arsip‖ (―proposes that there will be one
kembali di Kanada. Bahwa asal-usul principal finding aid for each repository in a
informasi tidak kalah penting daripada asal- structural order that preserves and explains
usul media perantaranya. the original system which produced the
Sekalipun begitu pedoman archives‖). Sistem ini juga dikenal dengan
kearsipan Kanada yang bertajuk Rules for ―…organizationally-related groupings‖.
Archival Description (RAD, 1990/ 2008), Meski tidak dituliskan, prinsip tersebut jelas
respect des fonds merupakan selaras dengan ―prinsip asal-usul‖ dan
(http://www.cdncouncilarchives.ca/RAD/R ―prinsip aturan asli‖.
AD_Principles_July2008.pdf, diakses pada Describing Archives: A Content
25 Mei 2018) ―… the basis for arrangement Standard (DACS, 2004/ 2013: xv – xvi),
and description‖ yang terdiri atas dua bagian pedoman kearsipan keluaran the Council of
―… provenance and original order.‖ Lebih the Society of American Archivists
lanjut, ―The principle of provenance menyatakan, ―How archives manage
demands that no records are excluded from and describe their holdings is rooted in the
description because of their particular form nature of the materials, the context of their
or medium. However, different media will
creation, and two hundred years of archival results of these processes‖). Adapun
theory.‖ Pernyataan ini menyiratkan description adalah penciptaan representasi
keterkaitan antara kearsipan sebagai praktek materi kearsipan yang akurat melalui proses
dan teori (ilmu). Bahwa ilmu kearsipan (―Description is the creation of an accurate
berkembang sejak paruh pertama Abad XIX. representation of the archival material by the
Terdapat delapan prinsip yang melandasi process of capturing, collating, analyzing,
DACS. Prinsip pertama dan kedua dari and organizing information that serves to
DACS, terkait respect des fonds, seraya identify archival material and to explain the
mengutip dan mengembangkan gagasan context and records systems that produced
dalam Dutch Manual, terdapat pernyataan: it, as well as the results of these processes‖).
―The records created, assembled, Penyempurnaan ―prinsip asal-usul‖
accumulated, and/or maintained and used by selanjutnya datang dari Australia. Bermula
an organization or individual must be kept dari ketidakterwakilan kalangan Aborigin di
together (i.e., identified as belonging to the Australia dalam arsip, arsiparis Australia
same aggregation) in their original order, if mengemukakan ragam baru: simultaneous-
such order exists or has been maintained. multiple provenance dan paralel
They ought not to be mixed or combined provenance. Perbedaan keduanya terletak
with the records of another individual or pada kesediaan atau ketidaksediaan meta-
corporate body.‖ Respect des fonds menaungi system. Kesamaan keduanya terletak pada
dua sub-prinsip: provenance dan original kesediaan menerima keragaman sudut
order. Provenance berarti bahwa pandang serta perbedaan fungsi dan
―… the records must be clearly reflected in kepentingan (Upward, et.al., 2011: 201,
the description, that the description must 220). Sebagaimana telah kita saksikan, kini
enable retrieval by provenance, and that a pandangan single provenance tidak lagi
descriptive system must be capable of sesuai. Inilah yang kemudian lebih kita
representing together all the records of a kenal sebagai Australian/ Series System
single creator held by a single repository.‖ (Smith, 1995). Pada 2007, Australian
Bagian Pertama DACS terdiri dari Society of Archivists (ASA) mengeluarkan
delapan bab mirip dengan kedelapan elemen Describing Archives in Context: A Guide to
ISAD-G. Berbeda dengan Dutch Manual, Australasian Practice (DAiC) yang kembali
DACS menguraikan jelas definisi dari menegaskan penerapan Australian Series
arrangement dan description. Arrangement System.
adalah proses dan hasil pengelompokkan Latar sejarah inilah yang
dokumen menurut prinsip-prinsip kearsipan mempengaruhi penyusunan pedoman
yang disepakati (―Arrangement is the kearsipan terbaru ICA. Apalagi sejak
intellectual and/or physical processes of September 2016, ICA meminta tanggapan
organizing documents in accordance with pemerhati kearsipan di seluruh penjuru
accepted archival principles, as well as the dunia atas rancangan RiC. Hingga kini
tanggapan masih dinantikan ICA. Sejauh ini merupakan ―The relationship
baru kalangan arsiparis Australia melalui between records and the organizations or
ASA yang memberikan tanggapan (2017).
individuals that created, accumulated and/ or
Dari Indonesia, Anon Mirmani (2017)
maintained and used them in the conduct of
memberikan tanggapan atas pedoman RiC
personal or corporate activity.‖ Lebih lanjut
terhadap pengelolaan arsip foto di Pusat
Arsip Universitas Indonesia. ISAD-G masih mempertahankan pandangan
Pada 3 Juli 2018, Jill Campbell- klasik mengenai respect des fonds:
Miller dan Ryan Kirkby menulis mengenai ―…the principle that archival description
functional provenance untuk mengurangi proceeds from the general to the specific is
kesulitan memahami kesatuan arsip pada the practical consequence of the principle of
struktur organisasi yang ajeg berubah. respect des fonds.‖
Menurut keduanya, ―Knowing the history of Dalam ISDF, provenance sangat
the organization is essential to terkait erat dengan pendekatan fungsi:
understanding where and how to look for “An understanding of the functions
material. Adopting a function-based mindset of corporate bodies is essential for a
in approaching the archives puts the focus full understanding of the
on the topic rather than the organization provenance. Records have a
itself, which can be distracting. Also, fundamental relationship with
understanding how to communicate one‘s functions. They are the direct
needs to the archivist, and taking the time to outcome of the fulfilment of
learn a bit about archival structures functions. Furthermore, whilst the
themselves, is important.‖ Bagi keduanya, relationships between records and
berbeda antara memahami struktur arsip dan corporate bodies can fluctuate over
struktur organisasi. Memahami struktur time as the administrative or
arsip yang terkait dengan fungsi dan organisational structure of a
kegiatan lebih penting daripada memahami corporate body changes, the
struktur pencipta arsip. Mirip dengan apa relationships between records and
yang dikemukakan Noerhadi Magetsari functions remain constant. An
(2008: 11 – 13) bahwa provenance tidak lagi archival descriptive system which
―fisikal‖ dan terstruktur tetapi virtual dan includes descriptions of functions in
lentur. addition to descriptions of record
creators and records will therefore
Membaca Keempat Pedoman provide a much richer account of the
Internasional Terdahulu provenance.”
Kecuali ISDIAH, ketiga pedoman
ICA (ISAD-G, ISAARCPF, dan ISDF) Secara tersurat terlihat bagaimana
menguraikan definisi provenance yang ISDF merupakan bagian terbesar yang
100 | Jurnal Kearsipan Volume 13 Nomor 2, Desember 2018

menyumbang RiC, menuruti pendapat together they constitute an


arsitek Louis Sullivan bahwa, ―form follows interrelated whole, a coherent body
functions.‖ of evidence. The principle is
intended to ensure the integrity of
Membaca Standar Tunggal Deskripsi the accumulation. The second facet,
Arsip Terkini Respect for original order,
Records in Contexts terdiri dari dua recognizes that the intellectual
bagian: Records in Contexts-Conceptual grouping of and sequencing imposed
Model (RiC-CM) dan Records in Contexts- on the records in the context of
Ontology (RiC-O). Pada September 2016, accumulation and use is essential to
rancangan RiC-CM mulai disebarkan ke understanding the interrelations
beberapa negara, Australia salah satunya, among them as well as being
untuk mendapatkan tanggapan dari arsiparis evidence of how they were used.
dan para pemerhati kearsipan. Beragam Applying each facet of the principle
tanggapan pun mengemuka. involves both the manner in which
Pada Bagian 1.5 dan 1.7 RiC the records are stored (kept together
menguraikan sejarah singkat provenance and order imposed and maintained)
dan bahwa provenance itu mencakup dua and the intellectual description
bagian: (description of the whole and of the
“The Principle of Provenance parts). While management of the
emerged in the nineteenth century, storage and the intellectual
and over the course of the century description are commonly closely
became established as the related, the two activities are
foundation of archival theory and distinct, and the relation between
practice in the modern West. The them is not essential.”
principle is understood to have two
major facets. The first is expressed in Alih-alih menggantikan atau
the French Respect des fonds: the menolak, RiC justru mengembangkan
records created, accumulated, and pengertian kedua prinsip kearsipan tersebut
used by a person or group in the menjadi lebih dinamis. Kesinambungan RiC
course of life and work are to be kept dan pedoman-pedoman ICA sebelumnya,
together and not intermixed with berpijak dari Unit of Description ke Record
records from other sources. The rule and Record Set dan dari Multilevel
of Respect des fonds recognizes that Description ke
the records that one person or group Multidimensional
accumulates over the course of his, Description. Sepenuhnya ICA sadar bahwa
her, or its existence reflect and Ilmu Kearsipan merupakan ilmu yang
document that existence, and that mendunia sekalipun setiap negara wajar
mengembangkan pendekatan sendiri sesuai membuat arsiparis melakukan deskripsi
pengalaman dan latar sejarah. secara lebih baik (―RiC is intended to enable
Dukungan terhadap RiC datang dari
archivists to improve archival description, to
ASA, tetapi perhatian harus lebih diarahkan
make it better‖).
pada metadata, migration, dan digital
environments (ASA, 2017: 1 – 2). Menurut Indonesia dalam Jaringan Prinsip
Anon Mirmani, RiC dapat membantu Dwitunggal
melakukan deskripsi arsip fotografi sesuai Kecuali memahami ISAD-G hanya
konteks (2017) dan terhubung dengan sebagai pedoman pengolahan arsip statis
dokumen utama, keterkaitan antar-(series) sehingga harus memenuhi nyaris 26 elemen
arsip, dan pencipta arsip lain, serta informasi, terutama elemen-elemen
keterhubungan Linked Open Data. mandatory, Akhmadsyah Naina (2008: 89 –
Pengertian provenance pun meluas, 90) tidak menanggapi secara kritis ISAD-G.
Naina memahaminya untuk diterapkan
―Records and people that create, manage
dalam penyusunan finding aids (daftar,
and use them do not exist in isolation but in
inventaris, dan guide) dan pengembangan
complex layer of interrelated,
Jaringan Informasi Kearsipan Nasional
interdependent context.‖
(JIKN) keluaran Arsip Nasional Republik
Terdapat pernyataan menarik yang Indonesia. Naina cenderung memberikan
seakan-akan memilah archives dan records: afirmasi dan mengajak untuk menerapkan
―Both the Respect des fonds and the ISAD-G dalam konteks kearsipan Indonesia.
Respects for original order are archival Memperbincangkan Organisasi dan Layanan
principles, not records management.‖ Akan Kearsipan, Noerhadi Magetsari (2008: 8)
tetapi apabila kita lebih seksama membaca, beranggapan bahwa Dutch Manual
hubungan keduanya lebih merupakan merupakan ―buku prinsip-prinsip
kesinambungan daripada sekedar kearsipan modern‖ sehingga Magetsari sama
keterputusan, selalu terbuka dan terhubung sekali tidak menulis mengenai perlunya
pedoman kearsipan Indonesia. Sependek
―… are in a state of becoming.‖ Oleh karena
pengetahuan saya, Magetsari-lah yang
sejatinya selaras dengan ISO 15489-1 dan
pertama kali menuliskan dan mengutip
ISO 30300 series lingkungan digital tidak
Dutch Manual meskipun tidak menguraikan
lagi memilah kedua arsip tersebut. Kalaupun lebih lanjut mengenai prinsip-prinsip
terjadi pemilahan tersebut, maka merupakan kearsipan yang termaktub di dalamnya.
tahap urut waktu bukan titik yang terpisah Berbeda dengan tulisan-tulisan sebelumnya
satu sama lain. Betapapun rumitnya uraian yang justru fokus pada prinsip-prinsipnya
dan rumusan RiC, pedoman tunggal—dan tetapi abai mencantumkan Dutch Manual
kelak terbaru—ini hanya bertujuan untuk sebagai rujukan.
Pada Desember 2011, ANRI ―prinsip aturan asli‖ adalah bahwa ―…arsip
melalui Pusat Kajian dan Pengembangan harus diatur dalam suatu sistem yang
Sistem Kearsipan Pedoman Pengolahan menempatkan arsip sesuai dengan pola dan
Arsip Statis dalam Penyelenggaraan struktur aslinya pada saat masih berada di
Jaringan Informasi Kearsipan Nasional, pencipta arsip‖ (ANRI, 2016: 1, 8, 12 – 14).
tanpa mencantumkan rujukan sama sekali Secara tersurat tidak terdapat
namun isinya jelas merujuk pada ISAD-G, rujukan Dutch Manual, baik edisi aslinya
menyatakan bahwa kontrol atas khazanah maupun edisi berbahasa Inggris, di Daftar
arsip yang Lembaga Kearsipan simpan di Pustaka. Menariknya lagi, prinsip-prinsip
tempat penyimpanan (repository) meliputi tersebut diterjemahkan dari frasa Bahasa
dua hal: administrasi dan intelek. Mengenai Perancis (respect des fonds, respect de
prinsip kearsipan, pedoman ini menyatakan l’ordre interieur) dan Bahasa Inggris
bahwa ―Prinsip respect des fonds terdiri dari (principle of provenance, respect for
dua konsep terkait, yaitu: asal-usul original order), bukan Bahasa Belanda
(provenance) dan aturan asli (original (SDAS, 2016: 14). Sebagaimana tersurat di
order). Asal-usul mengacu pada ‗lembaga judulnya, pedoman tersebut hanya untuk
asal‘ arsip (pencipta arsip); aturan asli arsip statis bukan arsip secara umum sejak
mengacu pada aturan dan pengorganisasian penciptaan hingga akses.
dokumen yang diciptakan serta disimpan Terbit 74 tahun setelah Archief-
oleh lembaga asalnya‖ (ANRI, 2011: 5). ordonnantie yang pertama kali menerakan
Pada Desember 2016, Direktorat pengaruh Dutch Manual (NL-HaNA,
Pengolahan selesai menyusun Standar Inventaris van het archief van F.J.R.
Deskripsi Arsip Statis (selanjutnya, SDAS). Verhoeven [levensjaren 1905-1987],
Sesuatu yang sudah lama kita tunggu, (1841)
terutama untuk mengolah khazanah ANRI. 1921 – 1987) 2.21.281.04, 13, 46) di Hindia
Seperti sudah kita duga, ―prinsip asal- Belanda (Indonesia dahulu), SDAS ini patut
usul‖ dan ―prinsip aturan asli‖ termaktub diapresiasi. Kita harapkan seiring penerapan
di dalamnya. Hanya saja, pengertian yang di lingkungan internal ANRI dan
diuraikan masih pada pemikiran akhir abad mendapatkan masukan tidak hanya dari
XIX atau setidaknya awal abad XX, tidak internal dan eksternal ANRI, pedoman ini
mengikuti perkembangan wacana kearsipan dapat terbit menjadi lebih baik dan berlaku
di dunia, baik dari negara-negara lain nasional.
maupun standard keluaran ICA. Mengutip
Glossarium dari Society of American KESIMPULAN
Archivist (SAA), ―prinsip asal-usul‖ adalah Pada mulanya, ―asal-usul‖ dan
bahwa ―…arsip dari asal yang berbeda- ―aturan asli‖ merupakan prinsip-prinsip
beda disimpan terpisah sesuai dengan kearsipan yang hanya mengacu pada
asalnya untuk melestarikan konteksnya,‖ pencipta arsip (creating agencies), itupun
dan hanya meliputi lembaga pemerintahan
(government agencies), cenderung fokus menjadi lebih kaya dan beragam. Apa yang
pada struktur organisasi, multi-level Perancis, Jerman, Inggris, dan Amerika
description (fonds, series [sub-series], file alami, bisa dibagi dengan dan kepada
[sub-files], dan item), asal-muasal tunggal Kanada, Australia, dan Indonesia. Zaman
(single provenance), arsip kertas (paper- sedang berubah. Informasi, maka dari itu
based records), dan analog. Lalu berubah kegiatan, yang kini menjadi perhatian utama
menjadi siapa pun atau lembaga apapun bukan media ataupun pencipta arsip.
merupakan juga pencipta arsip (public Pendekatan partisipatoris total archives
agencies), multi-dimensional descriptive Kanada dan pendekatan series system
model (function, action, transaction, dan Australia memberikan sumbangan terbesar
item/ document) berpusat pada series system, terhadap perkembangan prinsip-prinsip
pemahaman keragaman prinsip asal-usul kearsipan.
yang lebih baru (simultaneous-multiple Melampaui pengertian arsip
provenance, parallel provenance, dan dinamis dan arsip statis yang semestinya
functional provenance), dan tidak hanya dipahami sebagai proses sequensial bukan
pada media analog tetapi juga born-digital parsial-dikotomis, perhatian hendaknya
records. diarahkan pada informasi yang terserak di
Sekalipun tulisan ini singkat, berbagai media, bagaimana informasi itu
terbukti bahwa prinsip dwitunggal kearsipan diciptakan, diolah, disimpan, dan bagaimana
tumbuh dan berkembang, berubah namun pengguna diberikan akses. Para praktisi
tetap sinambung sebagaimana terurai dalam kearsipan Indonesia semestinya tidak hanya
pelbagai pedoman, baik susunan negara- menerima prinsip-prinsip kearsipan
negara di benua Eropa, Amerika, dan internasional, baik keluaran ICA, RAD,
Australia maupun susunan ICA. Arsip bukan MAD, DACS, DAiC, maupun ISO, tetapi
hanya medium, sekalipun informasi melekat mampu menyerap, menanggapi secara
pada arsip. Jaringan informasi kearsipan kreatif, dan terlibat dalam penyusunan
mensyaratkan keterhubungan secara pedoman kearsipan bersama.
regional dan historis. Negara-negara di Asia
harus terlibat aktif dalam penyusunan UCAPAN TERIMA KASIH
pedoman dan penerapan prinsip tersebut Terimakasih saya persembahkan
untuk konteks wilayahnya. Indonesia yang kepada keluarga kecil di rumah, teman-
mengolah khazanah arsip statis terbesar, teman di ANRI (terutama di Direktorat
tertua, dan bersiap menjelang abad informasi Pengolahan, Direktorat Kearsipan Daerah II,
dan teknologi memiliki potensi. Pusat Kajian dan Pengembangan Sistem
Berbagi dan terhubung merupakan Kearsipan, dan Kedeputian Informasi dan
cara Ilmu Kearsipan meneguhkan Pengembangan Sistem Kearsipan), dosen
keilmuannya. Pengalaman yang berbeda dan pustakawan Universitas Leiden, para
justru membuat prinsip-prinsip kearsipan arsiparis dan pranata komputer Nationaal
Archief terutama Frans van Dijk dan Johan Informasi Kearsipan Nasional.
van Langen, para mahasiswa Magister Ilmu Jakarta: Pusat Pengkajian dan
Perpustakaan dan Informasi Peminatan Pengembangan Sistem Kearsipan.
Kearsipan Universitas Indonesia Angkatan -----. 2016. Standar Deskripsi Arsip Statis.
2017, Kantor Arsip Universitas Indonesia, Jakarta: Direktorat Pengolahan Arsip
dan Komite Teknis 01.05 Bidang Informasi Nasional Republik Indonesia.
dan Dokumentasi yang sedang membahas Australian Society of Archivists Committee
ISO 15489-1. Beberapa orang yang kepada on Descriptive Standards. 2007.
mereka saya berterimakasih. Tanpa Describing Archives in Contexts: A
dilibatkannya saya pada 2013 – 2014 oleh Guide to Australasian Practice.
Azmi sebagai Direktur Pengolahan dalam Canberra: Australian Society of
penyusunan Archival Management Plan Archivists.
(AMP) yang mencakup Archival Plan (AP) Australian Society of Archivists. 2017.
dan Archival Management System (AMS), Response of the Australian Society of
mustahil saya bisa memahami prinsip- Archivists to the International
prinsip kearsipan, terutama statis, secara Council of Archives Expert Group on
lebih baik dan menyeluruh. Muhammad Archival Description Records in
Rustam yang mengajak saya untuk Context-Conceptual Model.
mempertanyakan prinsip-prinsip tradisional Australia: Australian Society of
kearsipan, terutama dari sudut pandang Archivists.
Australia dan penerapannya untuk arsip Canadian Commitee on Archival
digital. Anon Mirmani yang pertama kali Description of the Canadian Council
memberitahukan saya mengenai RiC dan of Archives with the National
memberikan saya kesempatan mengajar di Archives of Canada. 2008. Rules for
kelasnya. Charles Jeurgens yang membuka Archival Description. Canada:
wawasan kearsipan saya dan keterkaitannya National Archives of Canada
terutama dengan sejarah. Paul Brood yang (Accessed on May 25th 2018).
menjadi dosen dan pembimbing tesis dengan Coeuré, Sophie; et Vincent Duclert. 2001.
tema yang saya minati. Terakhir, Jos Les archives. Paris: Collection
Gommans yang membuka wawasan global Reperes.
setiap tulisan sejarah yang ditugaskan dan Conrad, Sebastian. 2012. What is Global
sudi menguji sidang tesis saya. History?. New Jersey: Princeton
University Press.
DAFTAR PUSTAKA Cook, Michael. 1990. The British Move
Buku dan Jurnal Toward Standards of Archival
Arsip Nasional Republik Indonesia. 2011. Description: The MAD Standard.
Pedoman Pengolahan Arsip Statis American Archivist Volume 53: 130
dalam Penyelenggaraan Jaringan – 8.
Cook, Terry. 1997. What is Past is Edition. Paris: International Council
Prologue: A History of Archival on Archives.
Ideas since 1898, and the Future -----. 2004. International Standard Archival
Paradigm Shift. Archivaria 43: 17 – Authority Record for Corporate
63. Bodies, Persons and Families.
Council of the Society of American Second Edition. Paris: International
Archivists. 2013. Describing Council on Archives.
Archives: A Content Standard. -----. 2007. International Standard for
Second edition. Chicago: The Describing Functions. First Edition.
Society of American Archivists. Paris: International Council on
Den Teuling, A. J. M. 2003. Archives.
Archiefterminologie voor Nederland -----. 2008. International Standard for
en Vlaanderen. ‗s Gravenhage: Describing Institutions with Archival
Stichting Archiefpublicaties. Holdings. First Edition. Paris:
Duchein, Michel. 1977/ 1983. Theoretical International Council on Archives.
Principles and Practical Problems of -----. 2015. Records in Contexts: An
Respect de Fonds in Archival International Standard for Archival
Science. Archivaria 16: 64 – 82. Description, Progress Report.
-----. 1992. The History of European Cleveland: International Council on
Archives and the Development of Archives.
Archival Profession in Europe. International Council on Archives Experts
American Archivist Volume 55: 14 – Group on Archival Description.
25. 2016. Records in Contexts: A
Horsman, Peter; Eric Ketelaar and Theo Conceptual Model for Archival
Thomassen. 1998/ 2003. Description. Paris: ICA Consultation
Introduction to the 2003 Reissue: v – Draft.
xxxiii, in Manual for the International Organization for
Arrangement and Description of the Standardization. 2016. Information
Archives: Drawn up by the Direction and Documentation Records
of the Netherlands Association of Management Part 1 (Concepts and
Archivists. Samuel Muller, Johan Principles) 15489-1. Second Edition.
Feith and Robert Fruin (eds.). Geneva: International Organization
Chicago: the Society of American for Standardization.
Archivists. Jenkinson, Hilary. 1922. A Manual of
International Council on Archives. 2000. Archive Administration Including the
General International Standard Problems of War Archives and
Archival Description. Second Archive Making. Oxford: Clarendon
Press.
Magetsari, Noerhadi. 2008. Organisasi dan the Description of Archival Datasets.
Layanan Kearsipan. Jurnal Journal of the Society of Archivists
Kearsipan Volume 3 Nomor 1. Hal.: Volume 21 Number 1. Hal.: 55 – 86.
1 – 17. Smith, Clive. 1995. Australian Series
Millar, Laura. 1998. Discharging Our Debt: System. Archivaria 40: 86 – 93.
The Evolution of the Total Archives Upward, Frank; Sue McKemmish, and
Concept in English Canada. Barbara Reed. 2011. Archivists and
Archivaria 46: 103 – 146. Changing Social and Information
Mirmani, Anon. 2017. Comparison of Spaces: A Continuum Approach to
Description and Use of Archives Recordkeeping and Archiving in
based on RiC Model and ISAD(G): A Online Cultures. Archivaria 72: 197
Case Study at Universitas Indonesia – 237.
Archives Office. Paper presented in
International Council on Archives Web Page
Section on University and Research
Campbell-Miller, Jill; and Ryan Kirkby.
Institution Archives (ICA-SUV) at
2018. ―Historian, Meet Archivist:
Latvia on September 19th 2017.
Researching the History of Complex
Muller, Samuel; Johan Feith and Robert
Organizations.‖
Fruin (eds.). 1920. Handleiding voor
http://activehistory.ca/2018/07/histor
het Ordenen en Beschrijven van
ian-meet-archivist-researching-the-
Archieven. Groningen: Erven B. van
history-of-complex-organizations/
der Kamp.
(Accessed on July 4th 2018).
Naina, Akhmadsyah. 2008. Mengenal
General International Standard
Archival Description. Jurnal
Kearsipan Volume 3 Nomor 1. Hal.:
84 – 102.
Pratama, Raistiwar. 2017. Archives and the
Archipelago: Influence of Dutch
Archivistiek on Indonesian Archival
Practices. Master Thesis, University
of Leiden.
-----. 2017. Hilangnya Catatan Kaki: Pokok-
Pokok Gagasan Kearsipan dalam
Dutch Manual. Jurnal Kearsipan
Volume 12 Nomor 1. Hal.: 69 – 84.
Shepherd, Elizabeth and Charlotte Smith.
2000. The Application of ISAD(G)
to
Lastria Nurtanzila, Anisa Nurpitra / Penggunaan Arsip untuk Kegiatan Administrasi : | 107
Tinjauan di Kota Yogyakarta

PENGGUNAAN ARSIP UNTUK KEGIATAN ADMINISTRASI:


TINJAUAN DI KOTA YOGYAKARTA

ARCHIVAL USAGES FOR ADMINISTRATION ACTIVITIES:


AN OVERVIEW IN YOGYAKARTA

Lastria Nurtanzila, Anisa Nurpita


Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta
Email: lastrianurtanzila@ugm.ac.id, anisanurpita@ugm.ac.id

Abstract
Administration business are all forms of activities done by administrator start from making,
legalizing, implementing and evaluating policy. Those activities are records-connected. Records
are source of implementing administrative businesses all the way from bottom to top. The
research aims to observe the records use of administration businesses at the city of Yogyakarta.
This research uses records management and administration businesses principles, and mix
method wherein data triangulation are gathered through simple survey, interview and
observation. The results are records are needed for implementing administration businesses at
the city of Yogyakarta. The needs of skillful resources of archivist, records storing and records
maintaining are to be next priorities for records management at the city of Yogyakarta.
Keywords: Records, Business, Administration

Abstrak
Kegiatan administrasi pemerintahan merupakan segala bentuk kegiatan yang dilakukan
pemerintah mulai dari tahapan formulasi kebijakan, formalisasi kebijakan, implementasi
kebijakan hingga evaluasi kebijakan. Keempat kegiatan tersebut tidak dapat terlepas dari
kebutuhan instansi publik atas arsip. Arsip dibutuhkan untuk menjadi sumber pelaksanaan
kegiatan adminsitrasi pemerintahan, mulai dari formulasi hingga evaluasi. Penelitian ini
bertujuan untuk meninjau penggunaan arsip dalam kegiatan adminitrasi pemerintahan di Kota
Yogyakarta. Teori yang digunakan meliputi teori arsip, pengelolaan arsip dan juga administrasi
pemerintahan. Metode yang digunakan menggunakan mix methode atau metode campuran
dimana triangulasi data didapatkan melalui survey sederhana, wawancara dan observasi. Hasil
penelitian ini menggambarkan bahwa arsip dibutuhkan dalam pelaksanaan administrasi
pemerintahan di Kota Yogyakarta. Kebutuhan akan sumber daya arsiparis yang mumpuni
menjadi perhatian utama, selain itu juga ditemukan bahwa sarana temu kembali arsip,
penyimpanan arsip dan pemeliharaan arsip menjadi prioritas selanjutnya yang dibutuhkan pada
pengelolaan arsip di Kota Yogyakarta.
Kata Kunci: Arsip, Kegiatan, Administrasi
PENDAHULUAN akuntabilitas publik adalah hadirnya data
Administrasi pemerintahan
dan informasi yang dibutuhkan oleh setiap
merupakan segala sesuatu yang dilakukan
stake-holders kebijakan dalam rangka
oleh pemerintah yang sebesar-besarnya
melaksanakan kegiatan administrasi
digunakan untuk menjawab permasalahan
pemerintahan. Data dan informasi publik ini
publik. Administrasi sendiri merupakan
dapat disediakan melalui arsip-arsip yang
sebuah rangkaian kegiatan yang
telah dihimpun oleh masing-masing instansi
dilaksanakan secara berkelompok, tersusun
pemerintahan. Kearsipan memiliki peranan
secara sistematis, didalamnya terdapat
penting bagi kelancaran jalannya kegiatan
kerjasama untuk mencapai tujuan. Bila kita
organisasi yaitu sebagai sumber informasi
kaitkan dengan administrasi publik, maka
bagi suatu organisasi. Salah satu kegiatan
kegiatan tersusun dan sistematis ini
utama kearsipan adalah penyimpanan secara
mengacu pada kegiatan yang dilaksanakan
sistematis agar dapat ditemukan kembali
pemerintah dalam rangka melakukan
dengan cepat saat arsip dibutuhkan.
pelayanan terhadap publik. Administrasi
Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor
publik atau sering juga mengalami
43 Tahun 2009, pasal 1 ayat 2, tentang
penyempitan makna sebagai administrasi
Kearsipan disebutkan bahwa:
pemerintahan, merupakan sebuah rangkaian
Arsip adalah rekaman kegiatan atau
kegiatan mulai dari formulasi , formalisasi
peristiwa dalam berbagai macam
(atau legalisasi—memberikan ketetapan bentuk dan media sesuai dengan
hukum pada hal yang telah dirumuskan), perkembangan teknologi informasi
implementasi dan evaluasi. Kegiatan- dan komunikasi yang dibuat dan
kegiatan yang dilaksanakan dapat beraneka diterima oleh lembaga negara,
ragam namun pada dasarnya harus meliputi pemerintah daerah, lembaga
3 unsur utama yaitu input (biasa disebut pendidikan, perusahaan, organisasi
sebagai perencanaan), proses dan output politik, organisasi massa, dan
(hasil). Ketiga unsur tersebut ketika perorangan dalam pelaksanaan
bersentuhan dengan publik (common affair ; kehidupan bermasyarakat, berbangsa
common problem), maka haruslah melalui dan bernegara.
tahapan yang dinamakan transparansi
publik. Hal ini dimaksudkan untuk Kebutuhan akan data tidak dapat
mencegah penyalah-gunaan kuasa dipungkiri dalam berjalannya suatu
pemerintah oleh pihak-pihak tertentu. organisasi, apalagi dalam merumuskan suatu
Maka dari itu hal yang dibutuhkan kebijakan tertentu. Menurut Subarsono
dalam menjamin adanya transparansi dan (2003) para analis kebijakan sering kali
menghadapi beberapa kendala yang
berhubungan dengan data dan informasi meninjau penggunaan arsip dalam kegiatan
tersebut, antara lain; adminitrasi pemerintahan di Kota
a. Kurang tersedianya data dan informasi Yogyakarta.
yang baru (up to date). Dalam praktik Keberadaan arsip dalam sebuah
tidak mudah menemukan data yang baru instansi atau lembaga sering kurang
pada instansi pemerintahan diperhatikan bahkan cenderung diabaikan.
b. Rendahnya kualitas data dan informasi Padahal ketika audit maupun pelaporan
karena rendahnya kompetensi petugas dilakukan, pegawai akan memerlukan dan
pengumpul dan pengolah data atau mengakses arsip yang pernah diciptakan
terjadinya bias pelaporan untuk alasan instansi atau lembaga tersebut. Minimnya
tertentu. pengetahuan masyarakat awam di Indonesia
c. Sistem manajemen data yang belum tentang arsip menjadi salah satu faktor
standar, yang menyangkut masalah utama kurangnya sikap sadar arsip. Di
klasifikasi, penyajian, keteraturan Belanda, arsip dikenal dengan istilah
pengolahan, dan ukuran yang digunakan. archief, di Inggris dikenal dengan istilah
Sebagai contoh, ukuran dan klasifikasi records, di Yunani dikenal dengan istilah
kemiskinan antar instansi yang satu arche, di Perancis dikenal dengan istilah
dengan instansi yang lain dapat berbeda. archives, dan di Amerika dikenal dengan
istilah records atau archives (Muhidin :
Pengelolaan arsip yang tidak baik 2017).
dapat menghambat jalannya proses Menurut Barthos, arsip (records)
administrasi pemerintahan. Sebagaimana yang dalam istilah Bahasa Indonesia ada
dijelaskan diatas bahwa arsip merupakan yang menyebutkan sebagai ―warkat‖, pada
sumber dari data dan informasi yang pokoknya dapat diberikan pengertian
diperlukan kegunaannya dalam melakukan sebagai setiap catatan tertulis baik dalam
analisis suatu kebijakan. Penelitian ini bentuk gambar ataupun bagan yang memuat
menggambil lokasi di Kota Yogyakarta. keterangan-keterangan mengenai sesuatu
Kota Yogyakarta sendiri diketahui sebagai subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa
salah satu kota modern yang telah yan dibuat untuk membantu daya ingatan
melaksanakan desentralisasi pemerintahan. seseorang (Barthos : 2005). Sementara itu,
Dengan 36 SKPD yang ada di Kota berdasarkan ISO 15489-1 Section 3.15
Yogyakarta tentunya kebutuhan akan data dalam buku Jackie Bettington dkk (2008 :
sebagai penunjang untuk perumusan 12) dengan judul Keeping Archives 3rd
kebijakan publik sangatlah penting. Oleh Edition, pengertian arsip adalah information
karena itulah penelitian ini mencoba created, received, and maintained
as
evidence and information by an sebagai seluruh tugas dan kewenangan
organization or person in pursuance of legal negara.
obligations or the transaction of business. Administrasi dapat dilihat dari dua
Maksud dari pengertian tersebut yaitu arsip sisi yaitu administrasi dalam artian sempit
merupakan sebuah informasi yang dan luas, administrasi dalam arti luas
diciptakan, diterima, dan dikelola sebagai meliputi kerja sama yang dilakukan
bukti dan informasi oleh organisasi atau sekelompok orang berdasarkan pembagian
individu perorangan untuk memenuhi kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur
ketentuan hukum/status legal atau dalam dengan mendayagunakan sumber daya untuk
transaksi bisnis. mencapai tujuan secara efektif dan efisien
Kebutuhan akan arsip dalam adapun administrasi dalam arti sempit
adminitrasi publik merupakan hal yang perlu biasanya disebut tata usaha yakni kegiatan
mendapat perhatian lebih. Dalam melakukan penyusunan dan pencatatan data serta
telaah mengenai hal tersebut, maka perlu informasi secara sistematis dengan tujuan
ditinjau terlebih dahulu tentang apa yang untuk menyediakan keterangan serta
dimaksud dengan administrasi memudahkan memperolehnya kembali
pemerintahan. Menurut Surbakti (1992), secara keseluruhan dan dalam satu
pemerintahan merupakan tugas dan hubungan satu sama lain. (Haryadi, 2009).
kewenangan yang dilakukan untuk mencapai Sementara The Liang Gie dalam Suharyanto
tujuan. Di sini, pemerintahan dapat dilihat (2006) menjelaskan bahwa administrasi
berdasarkan dari 3 aspek yaitu aspek dapat diartikan dalam 3 kelompok, yaitu
dinamika, aspek struktural fungsional dan administrasi sebagai proses kegiatan,
aspek tugas dan kewenangan. Berdasaran administrasi sebagai tata usaha dan
aspek dinamika, pemerintahan diartikan administrasi sebagai pemerintahan. Dalam
sebagai segala kegiatan atau usaha yang penelitian ini administrasi dimaknai sebagai
terorganisasikan, bersumber pada kedaulatan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan berlandaskan pada dasar negara, dalam proses pekerjaan dan tata usaha untuk
mengenai rakyat dan wilayah negara itu mencapai tujuan instansi pemerintahan.
demi tercapainya tujuan negara. Sebagaimana diungkapkan
Berdasarkan aspek struktural fungsional, Denhardt and Denhardt (2000) dalam
pemerintah dapat diartikan sebagai Dwiyanto Dkk (2006), tentang pergeseran
seperangkat fungsi negara yang satu sama paradigma administrasi publik, saat ini
lainnya saling bekerja sama untuk mencapai pemerintah seharusnya dapat mulai
tujuan negara. Sementara berdasarkan tugas menggunakn pendekatan NPS (New Public
dan kewenangan, pemerintah diartikan Service), yaitu sebuah paradigma yang
menekankan kepentingan publik sebagai mengimplementasikan kebijakan yang
hasil dari dialog tentang berbagai nilai. efektif. Kebijakan yang efektif tersebut
Masyarakat ditempatkan sebagai warga hanya dapat tercapat apabila kebijakan
negara bukan lagi sebagai pelanggan. Dalam benar-benar disusun berlandaskan atas
paradigma ini, tekanan lebih diutamakan kajian yang benar. Untuk mendapatkan
pada aspek akuntabilitas, dimana akuntabel kajian yang tepat, diperlukan data dan
dikenakan pada multi aspek seperti hukum, informasi dalam melakukan analisis
nilai komunitas , norma politik , standar kebijakan publik. Data dan informasi ini
profesinal dan tentu saja kepentingan dapat disajikan dalam bentuk arsip-arsip
masyarakat. yang dimiliki oleh masing-masing isntansi
Dalam unsur hubungan publik dan pemerintahan.
pemerintah, transparansi dan akuntabilitas Proses perumusan kebijakan publik
memegang peranan penting demi terciptanya harus melalui segenap tahapan analisis
kebijakan publik yang baik. Menurut kebijakan publik. Sementara analisis
Andrianto (2007) menyatakan bahwa kebijakan publik haruslan berdasarkan pada
transparansi adalah keterbukaan secara informasi ilmiah dan penelitian mendasar
sungguh-sungguh, menyeluruh, danmemberi terkait dengan kebijakan tersebut. Dalam hal
tempat bagi partisipasi aktif dariseluruh ini dibutuhkan penerjemahan dari informasi
lapisan masyarakat dalam proses ilmiah tersebut kedalam informasi kebiajkan
pengelolaan sumber daya publik.‖ Sementara sehinga para pengambil keputusan dapat
menurut Hafiz (2000) menyatakan bahwa lebih mudah memahaminya. Sebagaimana
transparansi merupakan keterbukaan dan dijelaskan oleh Dunn (2004), policy
kejujuran kepada masyarakat berdasarkan analysis diartikan sebagai a process of
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki multidisciplinary inquiry designed to create,
hak untuk mengetahui secara terbuka dan critically assess, and communicate
menyeluruh atas pertanggungjawaban information that is useful in understanding
pemerintahan dalam sumber daya yang di and improving policies.
percayakan kepadanya dan ketaatannya pada Maka dari itu kebutuhan akan
peraturan perundang-undangan. Berdasar laporan hasil penelitian dan kajian atas suatu
kedua pengertian tersebut dapat dipahami fenomena publik sangat dibutuhkan dalam
bahwa akuntabilitas merupakan kewajiban proses pengambilan keputusan. Laporan ini
yang harus dilaksanakan oleh pemerintah. haruslah tersimpan dan tertata dengan baik
Dalam menjaga akuntabilitas tersebut , agar supaya mudah dicari dan dimanfaatkan
pemerintah diharuskan untuk merumuskan kegunaannya. Disinilah kerasipan berperan
dan dalam menyediakan data dan informasi yang
dibutuhkan stakeholders dalam yang dipilih untuk menjadi objek dalam
melaksanakan kegiatan perumusan penelitian ini dianggap mewakili organisasi
kebijakan publik tersebut. ataupun kelompoknya dalam menyampaikan
data.
METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data dalam
Penelitian ini menggunakan
penelitian ini menggunakan beberapa cara.
pendekatan mix method. Sementara jenis
Hal ini dilakukan untuk dapat
penelitian ini adalah studi kasus, yaitu
mensinkronisasikan antara data sekunder
meneliti apa yang terjadi pada tempat dan
dan data primer.Pengumpulan data
waktu tertentu dan mencari kontekstual
menggunakan metode purposive sampling,
tentang setting kasus tersebut, dengan
hal ini ditujukan untuk pemilihan informan.
mengumpulkan materi yang banyak dari
Informan yang dipilih dengan tujuan tertentu
sumber-sember informasi yang jelas untuk
merupakan informan yang dirasakan
mendapatkan gambaran kasus secara detail
memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk
(Satori dan Komariah , 2009 : 36).
memberikan data dan informasi terkait
Penelitian ini merupakan penelitian yang
penelitian.
bersifat yuridis empiris karena penelitian ini
menitikberatkan pada penelitian lapangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
secara menyeluruh, sistematis, dan akurat, Pengelolaan Arsip pada Organisasi
serta ditunjang dengan penelitian Publik
kepustakaan serta data-data sekunder yang Organisasi publik sering diartikan
sudah tersedia sebelumnya. Penggunaan sebagai organisasi pemerintahan. Meskipun
data kuantitatif deskriptif dalam penelitian berdasarkan paradigma kepublikan yang
ini digunakan untuk menggambarkan baru, publik sudah bukan lagi urusan
frekuensi pendapat dari masing-masing nara pemerintah semata, namun tentunya
sumber. Hasil dari penelitian ini adalah organisasi publik masih erat kaitannya
deskriptif analitis. Bersifat deskriptif karena dengan kegiatan birokrasi pemerintahan.
dari penelitian ini diharapkan dapat Dalam pelaksanaan kegiatan organisasi
memperoleh gambaran secara menyeluruh dibutuhkan sebuah administrasi yang baik
mengenai penggunaan arsip dalam kegiatan untuk menjalankan roda organisasi tersebut.
adminitrasi pemerintahan di Kota Output dari kegiatan administrasi
Yogyakarta. menghasilkan arsip. Arsip-arsip tersebut
Unit analisis yang digunakan dalam diolah, ditata dan disimpan dengan rapi
penelitian ini adalah organisasi, instansi dengan tujuan untuk dapat ditemukan
pemerintahan dan narasumber penelitian kembali pada saat dibutuhkan.
Pengertian arsip menurut Bartos primer untuk penelitian atau penulisan
(2009) adalah catatan tertulis baik gambar sejarah (Soeratani : 2015). Pengolahan arsip
maupum maupun bagan yang memuat dilakukan agar mudah melakukan penemuan
keterangan-keterangan mengenai suatu kembali arsip, mudah melakukan
subjek (pokok persoalan) ataupun peristiwa penyusutan arsip, dan dan terhindar dari
yang dibuat untuk membantu daya ingat kerugian yang diakibatkan oleh kehilangan
manusia. Dengan demikian penting adanya atau kerusakan arsip (Suhardi : 1988).
pengelolaan arsip yang baik di setiap Berdasarkan beberapa pengertian tersebut
instansi pemerintahan. dapat disimpulkan bahwa inti dari kegiatan
Berdasarkan UU Nomor 43 Tahun pengolahan arsip adalah pada penataan dan
2009 pasal 1, fungsinya arsip dibedakan penyimpanan arsipnya.
menjadi dua, yaitu arsip dinamis dan arsip Penataan berkas atau secara teknis
statis. Arsip dinamis adalah arsip yang disebut juga filing system adalah mengatur
digunakan secara langsung oleh pencipta pembentukan berkas-berkas sesuai dengan
arsip dan disimpan dalam jangka waktu pola klasifikasi dan mengatur penyusunan
tertentu. Sedangkan arsip statis adalah arsip masing-masing item di dalam masing-
yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena masing berkas. Dalam pengertian ini bukan
memiliki nilai guna kesejerahan, telah habis sekedar merapikan secara fisik, tetapi adalah
retensinya, dan berketerangan. Arsip yang menata dalam suatu susunan berkas yang
baik memerlukan pengelolaan yang baik sistemik sehingga mendukung penyimpanan
pula. Pengelolaan arsip yang baik penting dan penemuan kembali secara efektif dan
untuk dilakukan karena arsip memiliki efisien (Burhanudin, dkk : 2015).
banyak fungsi, salah satunya yaitu sebagai Adapun yang dimaksud dengan
sumber informasi bagi organisasi. Sebagai penyimpanan arsip adalah rangkaian
sumber informasi organisasi, arsip dapat pengelolaan arsip agar aman, terjaga, dan
dimanfaatkan untuk kepentingan terpelihara (Muhidin : 2016). Penyimpanan
pengambilan keputusan/ kebijakan, arsip yang baik dapat menjamin penggunaan
menunjang proses perencanaan, mendukung dan penemuan kembali arsip secara efektif
pengawasan, sebagai alat pembuktian, serta dan efisien pula. Dengan demikian titik
sebagai memori organisasi. berat pada pengelolaa arsip organisasi
Pengolahan merupakan proses publik terletak pada penyimpanan dan
kegiatan pengaturan arsip dalam kondisi penataannya.
tidak teratur menjadi sebuah informasi yang
dapat dipercaya, sehingga arsip dapat
dimanfaatkan sebagai sumber informasi
Penggunaan Arsip dalam Administrasi dukungan data dan informasi yang memadai.
Pemerintah Disinilah peran arsip sebagai data dan
Setelah membahas mekanisme
informasi dibutuhkan.
pengelolaan arsip pada organisasi publik,
Arsip tersebut digunakan untuk
pada sub-bab ini akan dibahas bagaimana
mempermudah pelacakan data untuk
kebutuhan akan arsip dalam kegiatan
memenuhi kebutuhan organisasi. Di kota
organisasi. Tentunya sudah dipahami bahwa
Yogyakarta sendiri memiliki 1 Sekretariat
arsip merupakan output dari kegiatan
daerah, 21 Dinas, 14 Kecamatan , 45
administrasi. Sementara rekaman informasi
Kelurahan dan 10 Lembaga Teknis Daerah.
tersebut dibutuhkan untuk melaksanakan
Tentunya seluruh organisasi pemerintahan
kegiatan organisasi. Dengan kata lain ,
daerah tersebut dibutuhkan dalam
terhadap siklus melingkar dari arsip dan
menjalankan kebijakan publik yang ada di
administrasi, keduanya saling
Kota Yogyakarta. Dengan total 410.262 jiwa
membutuhkan.
yang tersebar di wilayah seluas 32,50 km²
Pada era desentralisasi ini,
dengan tingkat kepadatan penduduk 12.623
kebijakan publik menjadi wewenang setiap
jiwa/km², tentunya kebutuhan setiap
pemerintahan daerah. Kegiatan formulasi
organisasi pemerintah daerah dalam
kebijakan, merupakan salah satu dari alur
menjalankan kinerja bermacam-macam.
kebijakan publik yang sangat penting.
Dalam penelitian ini mencoba untuk
Kemampuan pemegang kewenangan untuk
menjelaskan kebutuhan OPD tersebut akan
menangkap agenda kebijakan dan
arsip. Penelitian ini, sebagaimana dijelaskan
menerjemahkannya kedalam permasalahan
di atas menggunakan data kuantitatif
publik dan mencari aletrnatif solusi
deskriptif untuk menggambarkan posisi
kebijakan merupan kegiatan dari analisis
narasumber dalam suatu jawaban. Kepada
kebijakan publik. Analisis ini tidaklah
20 narasumber dari beberapa OPD yang
mungkin dapat dilakukan tanpa adanya

Grafik 1. Kondisi Penyimpanan di Masing-masing Instansi (skala 1 -5; kurang baik – sangat baik)
Grafik 2. Kemudahan dalam Penemuan Kembali (skala 1 -5; kurang baik – sangat baik)

Grafik 3. Frekuensi Mengembalikan Arsip setelah Digunakan ke dalam Tatanan Semula


(skala 1 -5; kurang baik – sangat baik)

dipilih sebagai narasumber dalam penelitian


kesadaran akan kebutuhan menyimpan arsip
ini (5 narasumber BPAD, 5 narasumber
tersebut ada. Selain itu juga ditanyakan
Sekda , 5 narasumber Disnaker dan 5
tahap temu-kembali arsip pada instansi-
narasumber Seketrariat Dewan) diberikan
instansi tersebut.
beberapa pertanyaan yang menggambarkan
Dari Grafik 2. dan Grafik 3. dapat
kebutuhan mereka atas arsip dalam
dilihat bahwa proses temu kembali masih
melaksanakan pengambilan keputusan dan
cukup baik yaitu sebanyak 53% mengatakan
pelaksanaan pekerjaan. Hasil dari olah data
hal tersebut, sementara itu ada 40% yang
tersebut dapat dilihat dalam beberapa grafik
mengatakan sudah baik. Sementara untuk
berikut.
kesadaran untuk mengembalikan arsip pada
Melihat Grafik 1. dapat
tempat semula setelah digunakan adalah
digambarkan bahwa sesungguhnya secara
sebanyak 53% mengatakan sudah baik.
penyimpanan rata-rata dari instansi telah
Tentunya hal ini adalah hal yang penting,
melaksanakanya, meskipun masih sederhana
apalagi dalam setiap instansi pemerintahan
dan belum sangat baik. Namun demikian,
arsip tersebut merupakan kebutuhan, sarana
melalui data ini dapat dilihat bahwa
untuk mempermudah menggali informasi
atau data masa lampau ataupun data saat ini penggunaan arsip BPAD / ANRI untuk
yang masih dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan mereka sehari-hari, 100%
pekerjaan (wawancara narasumber BPAD, mengatakan belum pernah menggunakan.
tanggal 27 Mei 2018). Untuk melacak Meskipun demikian 60% dari narasumber
kebutuhan tersebut, ditanyakan tentang mengatakan sangat membutuhkan arsip
pengetahuan dari para narasumber tersebut untuk kegiatan pekerjaan sehari-hari.
terhadap jenis-jenis arsip yang ada di Adapun pengelolaan arsip yang
instansinya. Sebagaimana dapat dilihat paling dibutuhkan adalah SDM pengelola
dalam grafik-grafik berikutnya. kearsipan (33,3%), disusul dengan sama rata
Dari Grafik 4. dan Grafik 5. yaitu penataan arsip, pemeliharaan arsip,
diketahui bahwa pengetahuan narasumber sarana temu kembali dan penyimpanan
terhadap jenis-jenis arsip baik yang ada di arsip. Dari data tersbut, dapat diketahui
instansi mereka maupun yang ada di BPAD bahwa sampai saat ini organisasi masih
/ ANRI masih belum banyak. Kurang lebih sangat bergantung pada pengelola arsip,
50% mengatakan mengetahui, sementara sehingga kesan yang ditimbulkan arsip harus
dalam jumlah yang sama mengatakan tidak dikelola secara mandiri oleh unit tertentu.
mengetahui. Tentunya hal ini cukup Namun demikian, hal ini juga ada benarnya,
memprihatinkan, mengingat arsip sangatlah mengingat kegiatan administrasi menyita
penting untuk kegiatan organisasi. Arsip banyak energi dari organisasi, oleh karena
selain digunakan untuk melacak data juga itu perlu adanya desentralisasi yaitu
digunakan untuk alat pertanggung-jawaban pengelolaan secara terpisah dari unit-unit
terhadap hasil pekerjaan (wawancara dengan kerja lainnya.
narasumber Sekwan, 27 Mei 2018).
Sementara itu dalam data tentang frekuensi

Grafik 4. Pengetahuan Narasumber tentang Jenis-jenis Arsip yang Disimpan di Organisasi Masing-masing
Grafik 5. Pengetahuan Narasumber tentang Keberadaan Arsip yang Disimpan di BPAD/ANRI yang dapat
Dimanfaatkan

Grafik 6. Pengelolaan Arsip yang Paling Dibutuhkan

KESIMPULAN pada masing-masing instansi masih kurang.


Dari pembahasan diatas dapat Kebutuhan atas sumber daya manusia
disimpulkan bahwa arsip digunakan dalam pengelola arsip yang baik menjadi hal yang
kegiatan adminsitrasi pemerintahan ditunjuk paling penting dimiliki oleh
utamanya dalam pelaksanaan pekerjaan instansi. Sementara tahapan-tahapan yang
sehari-hari. Sebagaimana organisasi lain seperti penyimpanan dan sarana temu
pemerintah, tugas pokok dan fungsi mereka kembali juga menjadi fokus.
adalah melaksanakan kebijakan publik untk Sementara saran yang dapat
menyelesaikan masalah publik. Oleh karena diajukan melalui penelitian ini adalah :
itu dapat dilihat hubungan antara kebutuhan 1. Kota Yogyakarta perlu melakukan
arsip sebagai salah satu unsur dalam analisis jabatan kebutuhan arsiparis pada
mengimplementasikan kebijakan Meski setiap instansi. Keberadaan arsiparis
demikian, kesadaran atas pengelolaan arsip
sangat dibutuhkan dalam mendukung Abdul Hafiz Tanjung,
kinerja suatu organsiasi.
―Akuntansi, Transparansi, dan
2. Perlu adanya sosialisasi tentang jenis-
Akuntabilitas Keuangan. Publik‖,
jenis arsip baik yang dimiliki setiap
Yogyakarta: BPFE UGM, 2000.
instansi amaupun yang dapat
Basir Barthos, 2005. Manajemen Kearsipan
dimanfaatkan pengambil kebijakan yang
untuk Lembaga Negara, Swasta, dan
disimpan di BPAD ataupun ANRI
Perguruan Tinggi, Jakarta: Bumi
Penelitian ini tentu saja masih
terdapat kekurangan, perlu dilakukan kajian Aksara.

lebih mendalam dan pengukuran tentang Dunn, William N. Public Policy Analysis:
berapa frekuensi penggunaan arsip sebagai An Introduction. 2004. New Jersey:
data dalam pelaksanaan analisis kebijakan Pearson Prentice Hall
publik di Kota Yogyakarta. James Anderson E. 2009. Public Policy
making, Holt, Rinehart and winston,
UCAPAN TERIMA KASIH New York.
Puji syukur Alhamdulillah penulis
Jackie Bettington et.al., 2008. Keeping
panjatkan kehadirat Allah SWT atas
Archives 3rd Edition, Australia:
terselesaikannya tulisan ini. Penulis juga
Australian Society of Archivist Inc.
mengucapkan terima kasih kepada seluruh
Hardi Suhardi dan Yayan Daryan, 1998.
Pimpinan Arsip UGM, jajaran pengurus dan
dosen Prodi Kearsipan Sekolah Vokasi Terminologi Kearsipan Indonesia.
UGM, teman-teman sejawat di Arsip UGM, Jakarta: PT. Sigma Cipta Utama
Pimpinan ANRI dan teman-teman kolega Hendi Haryadi. 2009. Administrasi
arsiparis di ANRI yang telah memberikan Perkantoran untuk Manajer dan Staf.
kesempatan dan dukungan untuk Jakarta Selatan: Transmedia Pustaka.
mengembangkan kearsipan dan tradisi Sambas Ali Muhidin dan Hendri Winata.
menulis. 2016. Manajemen Kearsipan
untuk Organisasi Publik. Bisnis,
DAFTAR PUSTAKA
Sosial, Politik, dan
Andrianto, Nico. 2007. Transparansi dan
Kemasyarakatan.
Akuntabilitas Publik melalui E-
Bandung: CV Pustaka Setia
Government. Malang: Bayumedia
Sambas Ali Muhidin. 2017. Terminologi
Publising.
Kearsipan.
http://sambas.staf.upi.edu/ 2017/
03/21/terminologi-kearsipan,
Suhardo Soerotani. 2015. Diktat Kuliah:
Arsip Kartografi dan Kearsitekturan,
Artwork, Ephemera. Yogyakarta.
Suharyanto. 2006. Pengantar Ilmu
Administrasi Negara. Yogyakarta :
Ilmu Administrasi Negara FISIPOL
UGM
Ramlan Surbakti. 1992. Memahami Ilmu
Politik . Jakarta : PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Burhanudin DR, Waluyo, dan Titi Susanti.
2015. Filing System: Panduan
Praktis Penataan Berkas.
Yogyakarta: Penerbit Gambang
Buku Budaya

Peraturan Perundang-Undangan
Republik Indonesia. 2009. Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan. Arsip Nasional
Republik Indonesia. Jakarta.
Margareta Aulia Rahman / Kecenderungan Baru Peran Arsiparis | 121
Kajian di Kantor Arsip Universitas Indonesia

KECENDERUNGAN BARU PERAN ARSIPARIS


KAJIAN DI KANTOR ARSIP UNIVERSITAS INDONESIA

NEW ARCHIVIST’S ROLE


CASE STUDY AT RECORDS CENTER OF UNIVERSITY OF INDONESIA

Margareta Aulia Rachman


Universitas Indonesia
FIB, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat
Email: margareta.aulia@ui.ac.id

Abstract
This research describes new trends of archivist’s roles in the Archives of University of
Indonesia. Technological, social and educational development realm have been influencing
these new roles. Collaboration and communication should take place between archivist,
librarian and researcher for any different roles as records manager, educator and researcher.
Apart from his/ her own expertise in archival principles, archivist should have more skills and
specialties in accordance with technological and social development. This research aims to
identify the archivist’s roles in an university archives, in this case the Archives of University of
Indonesia. This is a qualitative research. The data is collected by observing, interview and
literature studies. The informants are choosen by applying purpossive sampling method that
include among others the chairwoman and the qualified archivists of the archives. The result
shows that the evolving roles of the archivist could develop the archives’ achievement in turn.
These new roles are including digital archivist, researcher and educator. Apart from those,
archivist should maintain his/ her roles as past guardian and librarian-archivist.

Keywords: Archivist, New Roles, The Archives of University of Indonesia, Social


Change, Technology, Education

Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai kecenderungan baru peran arsiparis pada Kantor Arsip
Universitas Indonesia. Perubahan teknologi, sosial, dan pendidikan telah mempengaruhi
munculnya peran baru arsiparis. Perlu kolaborasi dan komunikasi antara arsiparis, pustakawan
dan peneliti dalam banyak peran, yaitu, arsiparis sebagai pengelola arsip, pendidik, dan peneliti.
Dibutuhkan pula peningkatan pendidikan arsiparis seiring dengan perkembangan sosial dan
teknologi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peran arsiparis di lembaga kearsipan
universitas, khususnya di Kantor Arsip Universitas Indonesia. Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode pengumpulan data yang
digunakan dengan observasi, wawancara dan studi dokumen. Informan penelitian dipilih
berdasarkan metode purpossive sampling dimana terdapat kriteria dalam pemilihannya
diantaranya kepala kantor arsip, arsiparis yang memiliki prestasi, aktif dan menjadi penggerak
(koordinator) di Kantor Arsip Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
bertambahnya peran arsiparis dapat meningkatkan pencapaian organisasi. Peran baru tersebut
berupa arsiparis sebagai arsiparis digital, peneliti, dan pendidik. Adapun peran yang belum
terlihat adalah arsiparis sebagai pembentuk masa lalu dan sebagai arsiparis-pustakawan.

Kata Kunci: Arsiparis, Peran Baru Arsiparis, Kantor Kearsipan Universitas Indonesia,
Perubahan Sosial, Teknologi, Pendidikan

PENDAHULUAN tersebut juga terlihat pada Kantor Arsip


Perkembangan teknologi serta Universitas Indonesia, dimana peran
perubahan sosial dan pendidikan telah arsiparisnya terus mengalami
mempengaruhi munculnya peran baru dari perkembangan. Kantor Arsip Universitas
arsiparis. Terdapat kebutuhan akan Indonesia pada tahun 2017 mendapatkan
kolaborasi dan komunikasi antar arsiparis, penghargaan Juara Pertama sebagai
pustakawan dan peneliti yang terbukti Lembaga Kearsipan Perguruan Tinggi
meningkatkan peran dari arsiparis yaitu, Terbaik Nasional. Lingkungan akademik
arsiparis sebagai pengelola arsip, manajer dan organisasi di Universitas Indonesia
koleksi, pendidik, arsiparis digital, peneliti memungkinkan akan terus
dan pembentuk masa lalu (Vessilakaki and berkembangannya arsiparis. Untuk itu,
Moniarou-Papaconstantinou, 2017). penelitian ini bertujuan untuk
Perubahan lingkungan tempat arsiparis mengidentifikasi peran arsiparis di lembaga
bekerja yang sangat dinamis dan kearsipan universitas, khususnya di Kantor
menciptakan peluang untuk menjadikan Arsip Universitas Indonesia. Penggunaan
peran dari arsiparis lembaga kearsipan istilah arsiparis pada penelitian ini untuk
universitas (university archives) dapat melihat peran sumber daya pendukung
berkembang. Seperti yang disampaikan kearsipan yang ada di Kantor Arsip
Rubin (2016), traditionally the role of Universitas Indonesia.
libraries, as well as archives and museums, Apabila dilihat dari definisinya, di
was as disseminator, serving as an Belanda, arsip dikenal dengan istilah
imtermediary between users, distributors archief, di Inggris dikenal dengan istilah
and creators. However, as technology, records, di Yunani dikenal dengan istilah
digitazion, and the Internet era created new arhce, di Perancis dikenal dengan istilah
possibilities, the linier nature of the archives, di Amerika dikenal dengan istilah
traditional process was irrevocably and records atau archives, dan di Indonesia
dramatically altered. Ungakapan diatas dikenal dengan istilah arsip. Kata-kata
terlihat perubahan teknologi, dan masuknya tersebut mengandung makna yang sama
era internet membuat peran dari arsiparis yaitu catatan tertulis yang disimpan
meningkat secara dramatis. Fenomena (Muhidin dan Winata, 2016). Dalam
Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 Menjaga terwujudnya pengelolaan arsip
tentang Kearsipan disebutkan bahwa arsip yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai
adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dengan ketentuan peraturan perundang-
dalam berbagai bentuk dan media sesuai undangan; d) Menjaga keamanan dan
dengan perkembangan teknologi informasi keselamatan arsip yang berfungsi untuk
dan komunikasi yang dibuat dan diterima menjamin arsip-arsip yang berkaitan dengan
oleh lembaga negara, pemerintah daerah, hak-hak keperdataan rakyat melalui
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi, pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang
politik, organisasi kemasyarakatan, dan autentik dan terpercaya; e) Menjaga
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan keselamatan dan kelestarian arsip sebagai
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan
Pengelolaan arsip yang baik pada suatu bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; f)
organisasi mutlak dilakukan karena arsip Menjaga keselamatan aset nasional dalam
memiliki banyak fungsi dan nilai, bidang ekonomi, sosial, politik, budaya,
diantaranya nilai kebuktian, informasi dan pertahanan, serta keamanan sebagai identitas
sejarah. dan jati diri bangsa; dan g) Menyediakan
Untuk dapat memaksimalkan informasi guna meningkatkan kualitas
fungsi arsip dalam suatu organisasi pelayanan publik dalam pengelolaan dan
dibutuhkan sumber daya manusia yang pemanfaatan arsip yang autentik dan
handal dan profesional. Arsiparis adalah terpercaya.
seseorang yang memiliki kompetensi
dibidang kearsipan yang diperoleh melalui METODE PENELITIAN
pendidikan formal dan/atau pendidikan dan Penelitian ini menggunakan
pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
tugas, dan tanggung jawab melaksanakan menekankan pentingnya meletakkan makna
kegiatan kearsipan. Fungsi dan tugas tentang sesuatu dalam suatu konteks ketika
arsiparis begitu rinci yang tertuang dalam sesuatu itu diteliti (Pendit: 203). Penelitian
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
dilakukan pada Kantor Arsip Universitas
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Indonesia yang lokasi di Kampus
Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009
Universitas Indonesia, Depok. Objek
tentang Kearsipan, Pasal 151, ayat (2),
penelitian pada penelitian ini adalah
meliputi a) Menjaga terciptanya arsip dari
arsiparis pada Kantor Arsip Universitas
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga
Indonesia. Informan pada penelitian ini
negara, pemerintahan daerah, lembaga
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, berjumlah 4 (empat) orang. Informan yang
dan organisasi kemasyarakatan; b) Menjaga ada di lokasi penelitian diseleksi
ketersediaan arsip yang autentik dan berdasarkan metode purposive sampling,
terpercaya sebagai alat bukti yang sah; c) dengan kriteria sebagai berikut: arsiparis
yang memiliki prestasi dan kepala kantor HASIL DAN PEMBAHASAN
arsip yang menjadi pimpinan Kantor Arsip Peran Arsiparis Kantor Arsip Universitas
Universitas yang dapat menilai arsiparis Indonesia
dalam melaksanakan tugas dan Peran utama dari arsiparis yang
kewajibannya. Nama informan pada bekerja di lembaga kearsipan universitas
penelitian ini disamarkan, terdiri dari Ibu adalah memenuhi kebutuhan pengguna akan
Ani, Huda, Tri dan Budi. Metode bahan penelitian dan pembuktian dari
pengumpulan data akan menggunakan aktivitas organisasi. Lingkungan universitas
observasi, wawancara dan studi dokumen. yang dinamis, memberikan peluang arsiparis
Observasi yang dilakukan adalah mengamati untuk dapat ikut berkembang dan
prilaku informan dalam melayani, memberikan kontribusi untuk menghasilkan
melakukan pekerjaan sehari-hari. Pada sebuah gagasan baru melalui proses
proses wawancara pertanyaan yang diajukan penelitian, pengajaran dan pengabdian
adalah pertanyaan mengenai proses masyarakat. Hal ini seperti yang
pekerjaan sebagai arsiparis, peran apa yang disampaikan oleh Robyns (2001) dalam
Vessilakaki and Moniarou-
dijalani dan bagaimana peran tersebut
Papaconstantinou, (2017), dimana peran
dilaksanakan yang dikaitkan dengan
arsiparis:
perubahan sosial tempat bekerja di dalam
“a real difference in education by
suatu universitas dan perkembangan
guiding students through the process
teknologi informasi. Sedangkan pada
of critical analysis, making the
pengumpulan data menggunakan studi
archives not only a repository of the
dokumen, akan dilihat, dikaitkan dan past but also challenging centre of
dimaknai dokumen-dokumen yang menjadi critical inquiry” (Robyns, 2001)
bukti akan peran dari arsiparis serta
dokumen pencapaian organisasi. Pada Hasil penelitian Vessilakaki and
penelitian ini seluruh informan sebagai Moniarou-Papaconstantinou (2017)
pengelola arsip akan digunakan istilah menunjukkan adanya perubahan paradigma
arsiparis untuk memberikan pemahaman akan peran arsiparis. Analisis menunjukkan
yang sama akan tugas yang dikerjakan. bahwa peran tradisional arsiparis sebagai
Proses selanjutnya dari penelitian adalah pengelola arsip (record keeper) dan
koding dan interpretasi data. Data yang melakukan manajemen pada koleksi arsip
terkumpulkan baik berupa hasil wawancara, yang dimiliki masih sangat relevan. Peran
observasi dan studi dokumen dikumpulkan baru yang kemudian muncul menjadi
dan dikoding, kemudian diinterpretasi fenomena adalah arsiparis sebagai arsiparis
selanjutnya di buat kesimpulan penelitian. digital, arsiparis sebagai pendidik dan
arsiparis sebagai pembentuk masa lalu,
serta peran ganda sebagai arsiparis atau
pustakawan. Hal ini terjadi karena adanya dipindahkan dari unit-unit kerja dan pusat
perkembangan teknologi serta perubahan kearsipan dari fakultas yang ada di
sosial dan pendidikan yang mempengaruhi Universitas Indonesia. Kantor Arsip
munculnya peran baru ini. Selain itu, Universitas Indonesia merupakan pusat
kebutuhan akan kolaborasi dan komunikasi retensi dari arsip-arsip yang dihasilkan dan
antara pustakawan dan arsiparis terjadi pada diterima oleh Universitas Indonesia. Maka
saat membantu dan melakukan penelitian. dari itu arsip yang dikelola oleh Kantor
Kantor Arsip Universitas Indonesia Arsip Universitas Indonesia merupakan
merupakan lembaga kearsipan universitas arsip inaktif dan juga tentunya arsip statis, di
yang menjadi deposit dari arsip Universitas mana Kantor Arsip Universitas Indonesia
Indonesia. Berdasarkan profil lembaga dari merupakan depo arsip dari universitas.
website resmi Kantor Arsip Universitas Untuk itu, bila dikaitkan pada Kantor Arsip
Indonesia, Kantor Arsip Universitas Universitas Indonesia dapat diidentifikasi
Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala peran arsiparis sebagai berikut:
Kantor Arsip, berada di bawah dan a. Sebagai Pengelola Arsip (Archivist
bertanggung jawab kepada Wakil Rektor as Record Keeper)
Bidang Keuangan, Logistik, dan Fasilitas. Peran arsiparis sebagai pengelola
Penjelasan terkait dengan Kantor Arsip ini arsip dimaknai sebagai peran arsiparis
diambil dari Peraturan Rektor Universitas menjaga akuntabilitas dari koleksi yang
Indonesia Nomor: 0275/SK/R/UI/2015 dimiliki, mempromosikannya agar pengguna
tentang Kedudukan, Struktur, Wewenang, tahu dan arsip yang baik dapat dijadikan
Tugas Pokok, dan Fungsi Badan/ Direktorat/ bahan pertanggungjawaban dan alat bukti
Kantor/ Unit Pelaksana Teknis serta Uraian yang sah. ARMA International (an
Tugas Pejabat di Pusat Administrasi Association for Information Management
Universitas Indonesia sebagai Perguruan Professionals) menyebutkan bahwa arsip
Tinggi Negeri Badan Hukum 2014-2019. adalah informasi yang tersimpan dengan
Fungsi kantor arsip adalah untuk mengelola media atau karakteristik tertentu, yang
arsip yang dihasilkan dari bisnis organisasi dibuat atau diterima oleh organisasi sebagai
sesuai dengan yang tertulis didalam Undang bukti operasi dan memiliki nilai yang
Undang Nomor. 43 tahun 2009 tentang membutuhkan retensi untuk jangka waktu
Kearsipan tertulis bahwa Badan Usaha Milik tertentu. Peran arsiparis di Kantor Arsip
Negara (BUMN) organisasi, instansi daerah Universitas Indonesia tercermin dalam tugas
harus mempunyai fungsi kearsipan. Fungsi pokok Kantor Arsip Universitas Indonesia
Kearsipan pada Universitas Indonesia diantaranya: mengelola dan
melekat pada Kantor Arsip Universitas mengembangkan khasanah arsip statis;
Indonesia. mengelola arsip inaktif, berkoordinasi
Kantor Arsip Universitas Indonesia dengan unit kearsipan dan/ atau unit kerja di
bertugas untuk mengolah arsip inaktif yang Fakultas, Program, dan Pusat Administrasi;
memberikan pembinaan dan pengawasan clear acceptance of long term obligation to
administrasi kearsipan mencakup the records, their creators and their users
ketatausahaan dan kearsipan di lingkungan which includes providing: continuity care
Universitas Indonesia; mengendalikan dan and resources and continuity of costody”.
mengoordinasi manajemen arsip dinamis Bahwa elemen kunci dari manajemen arsip
aktif dan inaktif sejak penciptaan hingga yang bertanggung jawab adalah penerimaan
penyusutan, di tingkat universitas dan yang jelas dari kewajiban jangka panjang
fakultas; menertibkan dan mensosialisasikan terhadap arsip, mencakup penciptaan dan
norma, standar, peraturan, dan kriteria penggunaan arsip, yang meliputi penyediaan
kearsipan yang berlaku; dan menyimpan, perawatan berkelanjutan dan sumber daya
mengelola, dan memberikan akses informasi manusia serta ketersediaan anggaran.
dan perlindungan arsip vital dengan kondisi Meskipun belum banyak volume arsip yang
tertentu. dimiliki oleh Kantor Arsip Universitas
Selain itu, pada tahap Indonesia, jika dilihat dari jangka waktu
mempromosikan arsipnya, Kantor Arsip berdirinya organisasi ini.
Universitas Indonesia telah melakukan b. Sebagai Manajer Koleksi (Archivist
layanan peminjaman pada koleksinya. as Collection manager)
Kegiatan pameran juga diadakan untuk Manajemen arsip merupakan
memberikan citra yang baik pada organisasi sebuah totalitas kegiatan sebagai suatu
dan mempromosikan koleksi yang dimiliki. sistem yang terdiri dari unsur yang saling
Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: berkaitan sehingga membentuk daur hidup
“Pameran arsip ya yang di arsip. Sebagai manajer, arsiparis berperan
Perpustakaan Universitas Indonesia. dalam melakukan pekerjaaan rutin dalam
Sama terus waktu kemarin yang Dies pengelolaan arsip. Pengelolaan arsip dapat
Natalis Universitas Indonesia juga dikaitkan dengan daur hidup arsip. Read and
kita keluarin beberapa materi buat Ginn (2010), menyatakan daur hidup arsip
pameran buat di Lorong itu, ada dua merupakan masa hidup arsip yang meliputi
backdrop sama beberapa tokoh UI lima fase, yaitu penciptaan, distribusi,
kita keluarin”. (Huda) penggunaan, pemeliharaan, dan disposisi
akhir (disimpan permanen atau
Dukungan dari pimpinan dimusnahkan). Peran arsiparis di sini mulai
Universitas pada kegiatan kearsipan terlihat dari membuat deskripsi rekod, melakukan
pada pemberian anggran, sarana dan sistem pemberkasan, menyusun panduan,
prasarana serta peningkatan kompetensi menyusun pedoman, mengusulkan
sumber daya manusia. Hal ini sesuai apa penerapan standar, melakukan preservasi
yang disampaikan oleh Schwirtlich dalam arsip, dan mengusulkan program preservasi.
Ellis (2004), “The key element of Berkaitan dengan hal tersebut, terlihat peran
responsible management of the archives is arsiparis sebagaimana terlihat
a
“Jadi kegiatan saya sehari-hari bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; f.
mengelola arsip kalo dulu sih inaktif, menjaga keselamatan aset nasional dalam
kalo sekarang statis dan vital. bidang ekonomi, sosial, politik, budaya,
Biasanya jangka waktu pengolaan pertahanan, serta keamanan sebagai identitas
yang retensinya di atas 10 tahun dan dan jati diri bangsa; dan g. menyediakan
di bawah 10 tahun. Kegiatan informasi guna meningkatkan kualitas
sehari2nya seperti itu paling. Trus pelayanan publik dalam pengelolaan dan
kemudian ketika ada yang mencari pemanfaatan arsip yang autentik dan
data arsip atau data yang dibutuhkan terpercaya.
kalo misalnya kegiatan mahasiswa Selain itu, setiap organisasi atau
seperti peminjaman2 itu biasanya institusi baik pemerintah maupun swasta
saya”. (Tri) pasti akan menciptakan atau menghasilkan
arsip. Karena arsip merupakan informasi
Terlihat dari wawancara diatas terekam yang tercipta (diterima atau sengaja
pustakawan Kantor Arsip Universitas dibuat), dikumpulkan dan dipelihara dalam
Indonesia telah menjalankan fungsinya rangka melaksanakan kegiatan operasional
sebagai manajer koleksi. Fungsi dan tugas organisasi (Mirmani, 2002). Deskripsi kerja
Arsiparis menurut Peraturan Menteri arsiparis dalam menjalankan fungsinya juga
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan dapat mengacu pada Peraturan Kepala Arsip
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nasional Republik Indonesia Nomor 5
Nomor 48 Tahun 2014 Tentang Jabatan Tahun 2016 Tentang Standar Kualitas Hasil
Fungsional Arsiparis, pasal 4 meliputi: a. Kerja Pejabat Fungsional Arsiparis.
menjaga terciptanya arsip dari kegiatan yang Berdasarkan wawancara dengan Kepala
dilakukan oleh lembaga negara, Kantor Arsip Universitas Indonesia,
pemerintahan daerah, perguruan tinggi arsiparis telah memiliki deskripsi kerja
negeri. b. menjaga ketersediaan arsip yang masing-masing. Dan berdasarkan instruksi
autentik dan terpercaya sebagai alat bukti Pimpinan Universitas kinerja arsiparis
yang sah; c. menjaga terwujudnya dinilai berdasarkan SKP (Sasaran Kerja
pengelolaan arsip yang andal dan Pegawai) yang dinilai menggunakan BSC
pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan (Balance Scorecard) dimana capaian dari
peraturan perundang-undangan; d. menjaga setiap unit akan dinilai sesuai dengan masa
keamanan dan keselamatan arsip yang jabatan rektor yaitu 4 (empat) tahun.
berfungsi untuk menjamin arsip-arsip yang
berkaitan dengan hakhak keperdataan rakyat Kecenderungan Peran Baru Arsiparis di
melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip Kantor Arsip Universitas Indonesia
yang autentik dan terpercaya; e. menjaga Munculnya kecenderungan peran
keselamatan dan kelestarian arsip sebagai baru arsiparis di Kantor Arsip Universitas
bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan Indonesia terjadi karena adanya lingkungan
yang dinamis di dalam organisasi yaitu Peran arsiparis sebagai pendidik di
Universitas Indonesia. Perubahan sosial, Kantor Arsip Universitas Indonesia juga
teknologi dan pendidikan terlihat pada setiap terlihat saat arsiparis di sana pernah menjadi
lini di dalam organisasi seperti kebutuhan asisten lab untuk memandu mahasiswa
akan data penelitian, data publikasi dan praktik pengarsipan dokumen di Prodi
promosi organisasi serta latarbelakang Manjemen Informasi dan Dokumen di
pengguna yang dilayani. Hal ini Vokasi UI, dan kunjungan mahasiswa
mengakibatkan arsiparis memiliki peran Program Sarjana Ilmu Perpustakaan,
baru diantaranya: Departemen Ilmu Perpustakaan, FIB UI,
a. Sebagai Pendidik (Archivist as Educator) serta dari universitas lain. Untuk
Arsiparis sebagai mendidik dapat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan
dilihat dari perannya dalam menyediakan dari arsiparis Kantor Arsip Universitas
bahan penelitian baik untuk dosen dan Indonesia, pimpinan juga memberikan
mahasiswa. Peran tersebut dapat terjadi jika kesempatan arsiparis untuk mengikuti
dosen atau mahasiswa membutuhkan arsip, seminar dan pelatihan yang dilaksanakan
sehingga peran arsiparis adalah menyiapkan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia,
koleksi berkaitan dengan sejarah. Pada organisasi profesi maupun dari Kementrian
kegiatan orientasi mahasiswa arsiparis juga Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Hal
dapat berperan sebagai pendidik. Misalnya, tersebut terlihat dari kutipan wawancara
jika ada kunjungan ke kantor atau unit berikut:
kearsipan, maka arsiparis dapat menjadi “kalo seminar sering mba,
narasumber atau fasilitator. Hal tersebut juga tahun ini saya udah 2x ikut
terjadi di Kantor Arsip Universitas seminar.
Indonesia, dimana arsiparis berperan dalam Yang pertama seminar di IPB,
sebagai narasumber dan fasilitator saat ada yang kedua dari
kunjungan, terlihat dari kutipan wawancara KEMRISTEKDIKTI ikut diklat
berikut: sih sebenernya, diklat selama
“Orientasi/ kunjungan sering mba, seminggu di Bogor”. (Tri)
biasanya orientasi dari D3 Vokasi,
kemudian yang kemarin dari UIN itu Kegiatan seminar dan pelatihan
juga orientasi Unit Kearsipan yang merupakan salah satu upaya meningkatkan
ada di UI”. (Tri) kesadaran arsiparis akan pentingnya peran
mereka dalam pengelolaan arsip dalam suatu
“Iya arsip elektronik. 3 sks, organisasi. Dengan mengikuti pertemuan
matakuliah berkaitan arsip ilmiah arsiparis juga akan meningkat
elektronik.....ngajarnya di di lab”. pengetahuannya akan sumber daya yang
(Huda) dikelola sebagai bagian dari menciptakan
pengetahuan baru. Meskipun demikian,
terdapat pula informan yang merasa materi
yang diberikan saat pelatihan yang ia ikuti meningkatkan peran arsiparis di dalam dan
sebenarnya sudah mereka pahami, sehingga diluar kampus.
hal tersebut bukan sesuatu yang baru. Hal ini b. Sebagai Arsiparis Digital (Archivist
merupakan temuan bahwa sebenarnya as Digital Archivist)
kompetensi dari arsiparis Kantor Arsip Perkembangan teknologi membuat
Universitas Indonesia sudah baik. Hal ini perubahan yang signifikan pada pengelolaan
juga dipengaruhi oleh kualifikasi dari arsip di setiap unit kearsipan. Rubin (2016)
arsiparis di Kantor Arsip Universitas menyatakan bahwa selama bertahun-tahun,
Indonesia yang merupakan lulusan Strata secara signifikan koleksi museum dan arsip
Satu (S1) Ilmu Perpustakaan, Diploma (D3) disembunyikan untuk publik dan sulit
Manajemen Informasi dan Dokumen. Hal diakses. Dengan perkembangan teknologi
tersebut telah jelas disebutkan dalam dan penggunaan mesin pencari, harapan
Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 orang tentang apa yang harus tersedia bagi
tentang Kearsipan, bahwa sumber daya mereka meningkat meskipun akses ke
bidang kearsipan minimal bergelar Diploma banyak arsip dan museum masih terbatas
(D3). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor atau tidak tersedia. Bahkan saat ini, koleksi
28 tahun 2012, juga telah dijelaskan bahwa warisan budaya lokal, nasional, internasional
arsiparis adalah seseorang yang memiliki dengan cepat sedang didigitalkan. Tidak
kompetensi di bidang kearsipan yang hanya itu, kantor arsip dan museum semakin
diperoleh melalui pendidikan formal dan melibatkan orang-orang dalam berjejaring
/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan melalui situs jejaring sosial, blog, wiki, dan
serta mempunyai fungsi, tugas dan perangkat seluler.
tanggungjawab melaksanakan kegiatan Peran arsiparis sebagai arsiparis
kearsipan. digital memiliki makna dimana arsiparis
Pencapaian arsiparis di Kantor melakukan pengorganisasian arsip yang
Arsip Universitas Indonesia juga sangat media dan formatnya dalam bentuk digital
baik, dengan mendapatkan penghargaan atau elektronik. Peran arsiparis digital
karena menjadi juara 3 (tiga) dalam diantaranya adalah melakukan seleksi arsip
Pemilihan Pendidik dan Tenaga yang akan didigitalkan, membuat suatu
Kependidikan Berprestasi Tingkat Nasional program manajemen arsip elektronik,
Kategori Arsiparis oleh RISTEKDIKTI bertanggung jawab terhadap data digital
tahun 2017 dan menjadi Finalis Kategori milik organisasi, melakukan perencanaan
Individu Bidang Pustakawan Berinovasi pada arsip elektronik, melakukan
oleh Universitas Indonesia karena telah pengolahan pada arsip elektronik,
menciptakan suasana pendidikan yang mengusulkan layanan untuk arsip elektronik,
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis melakukan evaluasi pada arsip elektronik,
dan dialogis pada tahun 2017. Hal ini serta berperan dalam program e-government
merupakan modal yang baik untuk pada data digital atau menciptakan tata
kelola arsip elektronik yang baik dan efisien. pelaksanaan teknisnya, arsiparis Kantor
Definisi arsip elektronik adalah arsip yang Arsip Universitas Indonesia lah yang
terdapat pada media penyimpanan membuat dan menginisiasi adanya sistem
elektronik, yang dihasilkan, informasi kearsipan tersebut. Hal tersebut
dikomunikasikan, disimpan dan/atau diakses merupakan inovasi dalam dunia digital di
dengan menggunakan peralatan elektronik mana pengolahan arsip statis sudah dapat
disebut arsip elektronik (Smith, 2007). Arsip dilakukan dengan bantuan teknologi, dapat
elektronik juga merujuk pada arsip yang diakses dengan mudah dan efisien. Terlihat
diciptakan langsung dengan menggunakan dari hasil wawancara dengan koordinator
teknologi komputer (born digital), atau Huda, bahwa Kantor Arsip Universitas
dapat juga dalam bentuk yang telah Indonesia yang membuat aplikasi tersebut
dikonversikan ke format digital dan format dan fakultas dapat memanfaatkan aplikasi
aslinya (misalnya hasil scan terhadap tersebut. SEKAR memberikan kemudahan
dokumen kertas) (National Archives of pada pengelolaan arsip statis elektronik
Australia, 2004). Berkaitan fenomena milik Universitas Indonesia. Hal ini sesuai
tersebut, terlihat peran arsiparis sebagai dengan apa yang disampaikan oleh Rustam
asiparis digital di Kantor Arsip Universitas (2014) agar memiliki nilai kebuktian, suatu
Indonesia sebagai berikut: arsip elektronik harus memiliki isi, konteks,
“......... untuk pengolahan akses dan struktur. Hal ini berarti suatu arsip
arsip digital sih. Di Kantor Arsip elektronik: 1) memiliki isi informasi yang
bikin fasilitasnya di fakultas bisa dan akan terus menjadi suatu refleksi yang
pakai, nanti kelebihannya adalah tepat mengenai apa yang terjadi pada suatu
setiap orang punya akses di situ waktu tertentu; 2) dapat ditempatkan dalam
bisa lihat atau bisa cari informasi konteks sehingga lingkungan penciptaan dan
yang ada di unit lain. Karena kan penggunannya dapat dikaitkan dengan isi
Unit A punya koleksi apa Unit B informasinya; dan 3) dapat direkonstruksi
dia gak punya jadi bisa liat atau secara elektronik jika diperlukan, sehingga
cari. Itu biasanya kepake kalo cari setiap bagian komponen disatukan
ska tau bahan-bahan akreditasi membentuk kesatuan yang utuh dan
kaya pendirian fakultas. Dulu kan dipresentasikan dengan cara yang dapat
masih banyak yang gak punya”. dimengerti (intelligible way). Meskipun
(Huda) demikian, berdasarkan observasi dan
wawancara dengan informan, pemanfaatan
Kantor Arsip Universitas Indonesia SEKAR yang belum optimal merupakan
telah memiliki sistem informasi kearsipan tantangan yang harus diselesaikan arsiparis.
bernama SEKAR (Sistem Elektronik Hal tersebut terlihat dari kutipan wawancara
Kearsipan) untuk memudahkan dalam sebagai berikut:
pengelolaan arsip statis organisasi. Dalam
“.....soalnya kan kalo yang pake arsiparis dalam upaya menjaga ketersediaan
satu atau dua unit aja istilahnya arsip yang autentik dan terpercaya sebagai
kan dia jadi bentuk kegagalan dia alat bukti yang sah. Peran ini dapat
biasanya dari 100% unit yang pake ditingkatkan dengan mengadakan program
10% doang berarti itu kan suatu atau layanan kepada pengguna.
bentuk kegagalan. Kegagalan c. Sebagai Peneliti (Archivist
komunikasi”. (Huda) as Researcher)
Peran arsiparis sebagai peneliti
Berkaitan dengan sistem informasi dapat dilihat dari perannya dalam
arsip dinamis, informan juga menyampaikan melakukan komunikasi ilmiah berkaitan
bahwa saat ini belum ada aplikasinya di dengan koleksi arsip yang dimiliki
Universitas Indonesia. Saat ini perancangan organisasi, komunikasi ilmiah yang
kebutuhan sedang pada tahap pembuatan, dimaksud adalah menghasilkan atau
diharapkan pada tahun ini pekerjaan tersebut memproduksi sebuah informasi baru dari
sudah dapat diselesaikan. Akuisisi koleksi koleksi yang ada di organisasi. Selanjutnya
arsip dari unit di lingkungan Universitas perannya dalam melakukan penelitian
yang menghasilkan arsip juga telah maupun menjadi asisten peneliti atau
dilakukan oleh Kantor Arsip Universitas diminta mencarikan data penelitian pada
Indonesia, misalnya pada koleksi foto dan koleksi yang dimiliki oleh organisasi.
video milik Kantor Humas Universitas Berdasarkan observasi dan wawancara
Indonesia. Namun secara keseluruhan dalam dengan arsiparis di Kantor Arsip Universitas
suatu organisasi, berdasarkan observasi Indonesia, arsiparis berperan membantu
dapat dilihat jumlah koleksi arsip (dalam menemukan bahan kajian (arsip) dalam
bentuk apapun) yang dimiliki oleh Kantor penelitian baik yang dilakukan oleh dosen
Arsip Universitas Indonesia belum banyak maupun mahasiswa. Berikut adalah paparan
bila dibandingkan dengan usia berdirinya dari informan;
Universitas Indonesia. “Kalo peminjaman biasanya dari
“ jadi dari Manajemen Informasi fakultas Teknik, dikasih tugas untuk
dan Dokumen, VOKASI itu minta buat rancang bangun tentang
bantuan kita untuk mengajarkan Gedung di mana gitu, misalnya di
proses pengolahan arsip secara Gedung pau, kemudian saya kasih,
elektronik selain peminjaman”. alhamdulillah sangat berperan sih
(Tri) untuk tugas atau pun penelitian.
Biasanya merujuk ke kantor arsip”.
Pada wawancara dengan arsiparis (Tri)
terlihat peran arsiparis baru pada tahap
pengolahan dan pelayanan. Pengelolahan
arsip sendiri merupakan tugas utama dari
Penelitian dilakukan oleh mahasiswa, latar belakang Strata Satu (S1) memiliki
”....hmm waktu itu pernah mencari kemampuan manajerial yang lebih baik dari
kegiatan mahasiswa di th 60an. pada arsiparis yang memiliki latar belakang
Trus mencari referensi Diploma. Namun demikian, pendampingan
buat resimen mahasiswa. dalam melaksanakan tugas selalu dilakukan
Mereka ingin lihat dokumen oleh pimpinan untuk memastikan capaian
berkenaan dengan foto2 kegiatan kinerja organisasi dapat terpenuhi. Berkaitan
menwa. Jadi mereka mau teliti dengan kegiatan penelitian untuk hasrat
misalnya bajunya dari tahun ini ingin berkembang, pimpinan selalu
apa kemudian perubahan- memberikan motivasi kepada seluruh staf
perubahannya”. (Tri) untuk mau menulis, dan membuat program
kerja baru. Dukungan tersebut diantaranya
Berdasarkan wawancara, arsiparis dengan memberikan slot anggaran untuk
membantu menemukan koleksi yang kegiatan konferensi atau pelatihan, seperti
digunakan sebagai sumber primer untuk pada kutipan berikut:
penelitian, baik yang dilakukan oleh dosen “...biasanya kalo di dalam rapat
maupun oleh mahasiswa. Selain itu, biasanya tuh kasih motivasi
arsiparis berperan sebagai informan untuk, sebenernya kalo dikasih
penelitian dalam jika ada dosen atau motivasi nulis atau ikut kegiatan
mahasiswa melakukan penelitian di Kantor apa, hasilnya ya fokus ke
Arsip Universitas Indonesia. Tidak hanya deadline kerja, kalo nulis sih di
itu, beberapa informan juga diminta untuk web”. (Huda)
menjadi asisten penelitian dosen yang “... di antaranya emang selalu ada
berkaitan kajian bidang kearsipan, berikut anggaran untuk bisa ikut konferensi
kutipan dari informan; atau seminar itu dari rkat tiap
“..kapan ya? Aduh.. 2014 kali ya tahunnya pasti ada slot itu. Cuma
apa 2015 penelitian tentang nanti siapa yang pakai ibu atau
manuskrip kota depok. Itu jadi yang lain gitu kan, gak pasti Cuma
kita melihat dokumen itu… “. selalu ada. Itu bisa dipakai untuk
(Budi) konferens atau untuk mengirim
pegawai untuk ikut training.
Berdasarkan observasi dan Soalnya kalau tidak salah term
wawancara dengan informan Ibu Ani, latar akunnyasama. Misalnya untuk
belakang pendidikan informan sangat biaya akomodasi,
mempengaruhi kemampuan arsiparis dalam biaya transportasi,
mengungkapkan ide dan gagasan. Baik registrasi”. (Huda)
berkaitan denga pelaksanaaan deskripsi
pekerjaan sehari-hari maupun dalam Berdasarkan wawancara, anggran
menginisiasi ide dan gagasan baru dalam yang diberikan sudah digunakan dengan
layanan atau program baru. Arsiparis dengan
baik untuk kegiatan keferensi atau seminar, dalam bidang ekonomi, sosial, politik,
maupun pelatihan bagi arsiparis di Kantor budaya, pertahanan, serta keamanan, sebagai
Arsip Universitas Indonesia. Kantor Arsip identitas dan jati diri bangsa. Koleksi yang
Universitas Indonesia harus meningkatkan tersedia di Kantor Arsip Universitas
rasa percaya diri dan hasrat ingin Indonesia merupakan aset bagi organisasi.
berkembang untuk dapat menghasilkan dan Hal tersebut sudah dapat dipahami oleh
memaknai arsip yang menjadi koleksi arsiparis, terlihat pada kutipan sebagai
mereka. Chaurdon (2015) menyatakan berikut:
bahwa arsiparis tahu mereka harus lebih dari “....ya untuk sejarah kita punya
sekedar penjaga yang baik untuk arsip yang arsip video, ada arsip foto, CD,
dipercayakan perawatan mereka. Untuk biasanya yang berkaitan dengan
menyediakan akses ke pengguna, arsip harus pembangunan ui di tahun 1980
dijelaskan dan semakin didigitalkan. melalui foto-foto, kemudian foto
Namun, arsiparis sering belum dapat kegiatan wisuda, kegiatan
mendeskripsikan arsip dengan lengkap mahasiswa”, (Tri)
sehingga banyak arsip yang tidak diketahui.
Chaurdon memberikan contoh pada surat Dari wawancara diatas dapat
yang di tulis oleh Abraham Lincoln. dianalisis bahwa arsip berperan sebagai
Faktanya, surat itu tidak benar-benar hilang pembentuk memori masa lalu. Arsip
tetapi karena uraiannya tidak sampai ke umumnya dianggap sebagai institusi yang
tingkat item, sehingga dokumen sederhana berfungsi obyektif dan menyajikan refleksi
itu diabaikan. Untuk itu, arsiparis sebagai yang netral dan objektif dari masyarakat.
peneliti memiliki peran penting dalam Arsip bertindak sebagai sistem kontrol yang
mengungkap pentingnya deskripsi arsip mendukung mekanisme masyarakat dan
sampai pada level item dalam koleksi dan memungkinkan mereka ada. Keberadaan
mencari tahu lebih banyak tentang asal arsip arsip di masyarakat memiliki kekuatan
tersebut untuk meningkatkan kegunaan bagi untuk mempengaruhi identitas masyarakat.
pengguna dan untuk memperluas (Perlman, 2011).
kemungkinan untuk penelitian dari koleksi Berdasarkan observasi, Kantor
tersebut. Arsip Universitas Indonesia memiliki
d. Sebagai Pembentuk Masa Lalu (Archivist koleksi tidak hanya dalam bentuk kertas
as Shaper The Past) namun foto, video dan peta. A record is any
Arsip merupakan rekaman dari masa form of recorded information (Diamond,
lalu. Rekaman adalah jenis benda mati yang 1995). Artinya rekod bisa saja dalam bentuk
kita percayai. Salah satu fungsi dan tugas kertas, microfilm, videotape, photographs,
arsiparis sebagaimana disebutkan pada slide, file komputer seperti disks (disket),
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2012 compact disks, optikal disk, dan lain
adalah menjaga keselamatan aset nasional sebagainya. Namun, tidak banyak dosen,
mahasiswa maupun khalayak yang tahu
tentang koleksi yang dimiliki oleh Kantor e. Peran ganda sebagai arsiparis/
Arsip Universitas Indonesia. Seperti yang pustakawan (Dual archivist/ librarian)
disampaikan oleh Yeo (2013) bahwa arsip Peran arsiparis sebagai arsiparis
adalah representasi dari aktivitas masa lalu dan pustakawan semakin meningkat pada
yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan lingkungan akademik, seperti pada
bukti, atau memperkuat ingatan, tentang apa universitas. Peran arsiparis sebagai arsiparis
terjadi di masa lalu. Koleksi arsip yang dan pustakawan yang dimaksud dimana
dimiliki oleh Kantor Arsip Universitas arsiparis dapat melakukan peran yang
merupakan representasi dari aktivitas masa biasanya dilakukan oleh pustakawan. Hal
lalu dari Universitas Indonesia. Banyaknya sangat didukung oleh lingkungan akademik
kenangan bersejarah yang tersimpan dalam yang dinamis dan membutuhkan inovasi dan
arsip yang dimiliki bahkan belum diketahui program dalam mendukung kegiatan
oleh sivitas Universitas Indonesia itu sendiri. penelitian, pengajaran dan pendidikan dan
Hal tersebut juga diakui oleh arsiparis di pengabdian masyarakat. Seperti yang
Kantor Arsip Universitas Indonesia, seperti disampaikan oleh Wakimoto and Bruce
pada kutipan berikut: (2015),
“ Biasanya pimpinan tuh minta “Both librarians and archivists are
dikeluarin minta foto. ………. becoming more visible on university
Misalnya ada hibah buku, Pak Ari campuses and online via increased
(Dekan FISIP) minta arsip foto emphasis on public-facing activities,
tahun 45 ada gak”. (Huda) making the present a critical time for
librarians and archivists to deepen
Aspek penting dari arsip adalah understanding and communication
mengapa arsip harus diciptakan dan between their professions to best
mengapa arsip harus dijaga. Arsip leverage expertise and resources to
diciptakan untuk mendukung aktivitas suatu support and lead new initiatives
organisasi dan arsip dijaga karena arsip (Wakimoto and Bruce, 2015).
memiliki nilai sebagai bukti kegiatan dari
organisasi, memiliki nilai kesejarahan. Terlihat dari pernyataan di atas
Arsiparis di Kantor Arsip Universitas bahwa arsiparis dan pustakwan memiliki
Indonesiaa sudah memahami makna dari kesempatan untuk meningkatkan kerjasama
arsip sebagai pembentuk masa lalu, sehingga dalam berbagai kegiatan, sehingga dapat
dapat melaksankaan tugasnya dengan baik. menghasilkan suatu program yang baru bagi
Keberadaan arsip di masyarakat memiliki universitas. Kerjasama yang dilakukan dapat
kekuatan untuk mempengaruhi identitas berupa memberikan pendidikan tentang
masyarakat, khususnya bagi civitas literasi informasi, projek yang berkaitan
akademika Universitas Indonesia. dengan pengolahan data digital seperti pada
repositori institusi, digitalisasi koleksi Arsip membuat suatu sistem Informasi
khusus, big data termasuk didalamnya Kearsiapan yang dinamakan SEKAR, dan
mengenai preservasi dan program unit-unit yang ada di universitas dan fakultas
digitalisasi koleksi tak benda. Wakimoto and memanfaatkan sistem tersebut. Berkaitan
Bruce (2015) menyatakan dalam dengan peningkatan peran arsiparis sebagai
penelitiannya bahwa tren kerjasama antara dual arsiparis dan pustakawan di Kantor
arsiparis dan pustakawan juga sudah Arsip Universitas sangat terbuka lebar
diinisiasi oleh ACRL (Association of dimana koleksi yang ada di Kantor Arsip
Collage and Research Library) di Amerika Universitas Indonesia sangat berharga untuk
sejak tahun 2014 yang telah disampaikan data penelitian. Penelitian Wakimoto dan
pada ACRL Research Planning and Review Bruce (2015) menunjukkan bahwa peran
Commitee. Sedangkan di Kantor Arsip arsiparis yang dapat bekerjasama dengan
Universitas Indonesia kolaborasi yang departemen lain di lingkungan kampus,
terjadi diantara arsiparis dan pustakawan seperti perpustakaan, dapat membantu untuk
belum banyak terjadi. Kantor Arsip yang mememuhi kebutuhan pengguna. Selain itu,
misinya sebagai pembina, melakukan kesepahaman antara arsiparis dan
pembinaan pada unit kearsipan fakultas dan pustakawan akan makna arsip dapat
di lingkungan Pusat Administrasi meningkatkan kerjasama antar keduanya.
Universitas (PAU). Berikut kutipan Pustakawan dan arsiparis memiliki peluang
wawancara dengan informan: yang semakin besar untuk berkolaborasi
“...paling kolaborasi pada lingkungan perguruan tinggi dan
untuk pengolahan universitas seperti yang terlihat oleh tren
akses arsip digital sih. Di kantor Arsip yang mempengaruhi pendidikan tinggi hari
Universitas Indoneisa bikin ini serta dibutuhkan komunikasi yang
fasilitasnya di fakultas bisa pakai, mendalam untuk meningkatkan kerjasama
nanti kelebihannya adalah setiap antara arsiparis dan pustakawan.
orang punya akses di situ bisa lihat
atau bisa cari informasi yang ada di KESIMPULAN
unit lain. Karena kan unit a punya Peran arsiparis di Kantor Arsip
koleksi apa unit b dia gak punya jadi Universitas Indonesia dapat meningkatkan
bisa liat atau cari. Itu biasanya pencapaian organisasi. Hal ini dapat dilihat
kepake kalo cari ska tau bahan-bahan dari prestasi yang sudah diraih oleh arsiparis
akreditasi kaya pendirian fakultas. tidak hanya yang diberikan oleh Universitas
Dulu kan masih banyak yang gak Indonesia namun juga yang diberikan oleh
punya”. (Huda) Kementrian. Analisis menunjukkan bahwa
peran tradisional arsiparis sebagai pengelola
Kolaborasi yang terjadi di Kantor arsip (record keeper) dan manajer koleksi
Arsip Universitas masih pada kegiatan masih sangat relevan. Peran baru yang
pengolahan koleksi digital, dimana Kantor
kemudian muncul menjadi fenomena adalah melalui pemaknaan koleksi dan pengolahan
arsiparis sebagai pendidik, sebagai arsiparis koleksi sampai pada level item belum
digital, sebagai peneliti. Peran yang belum dilakukan. Sedangkan pada peran sebagai
muncul diantaranya adalah sebagai dual arsiparis dan pustakawan, peran
pembentuk masa lalu dan peran ganda arsiparis belum banyak terlihat. Namun
sebagai arsiparis atau pustakawan. Sebagai demikian, lingkungan universitas yang
pengelola arsip, peran arsiparis tercermin dinamis sangat memungkinkan peran
dalam tugas pokok Kantor Arsip. Kantor arsiparis dapat terus ditingkatkan.
Arsip juga sudah berupaya mempromosikan
koleksi yang dimiliki dengan mengadakan UCAPAN TERIMA KASIH
pameran dan beberapa acara konferensi. Puji syukur Alhamdulillah penulis
Sebagai manajer koleksi, arsiparis berperan panjatkan kehadirat Allah SWT atas
dalam melakukan pekerjaaan rutin dalam terselesaikannya tulisan ini. Penulis juga
pengelolaan arsip. Sebagai pendidik, peran mengucapkan terima kasih kepada Kantor
arsiparis sebagai narasumber jika ada Arsip Universitas Indonesia, jajaran
kunjungan, menjadi asisten laboratorium pengurus dan dosen Departemen Ilmu
untuk praktik kearsipan dan mengikuti Perpustakaan dan Kearsipan FIB UI, teman-
petatian, seminar, konferensi untuk teman sejawat di Universitas Indonesia,
meningkatkan kompetensi. Sebagai arsiparis Pimpinan ANRI dan teman-teman kolega
digital, peran arsiparis menginisiasi dan arsiparis di ANRI yang telah memberikan
membuat sistem informasi kearsipan, kesempatan dan dukungan untuk
pengolahan dan pelayanan koleksi yang mengembangkan kearsipan dan tradisi
didigitalisasi, meskipun pengolahan pada menulis.
beberapa koleksi belum seluruhkan telah
selesai dikerjakan. DAFTAR PUSTAKA
Sebagai peneliti, peran arsiparis Chaudron, G (2015) "Finding Captain
baru pada tahap menyediakan sumber
Dickson: The Archivist as a
primer bagi penelitian dosen, dan
Researcher," The Primary Source:
mahasiswa. Meskipun demikian, ada
informan yang telah menjadi asisten Vol. 34: Iss. 1, Article 1. DOI:
penelitian dosen yang melakukan penelitian 10.18785/ps.3401.01 Available at:
berkaitan dengan manajemen arsip. Sebagai
http://aquila.usm.edu/theprimarysou
pembentuk masa lalu, peran arsiparis di
ce/vol34/iss1/1
Kantor Arsip Universitas Indonesia sudah
memahami makna dari arsip sebagai Diamon, S Z. (1995). Record Management
pembentuk masa lalu, sehingga dapat Apractical Approach, 3th edition.
melaksankaan tugasnya dengan baik.
American
Namun peran sebagai pembentuk masa lalu
Management Assosiation: Amacom
Ellis, J. (2004). Keeping Archives. Sidney: https://www.abcclio.com/ODLIS/odl
The Australian Society of Archivists is_l.aspx. Cremona Drive, Santa
Inc. Barbara: ABC-
Mirmani, A. (2002). Rekoords Keeping CLIO, LLC.
System untuk Rekod Perusahaan/ Rubin, R E. (2016). Fondations Library and
Organisasi. Makalah disampaikan Information Science. Fourth Edition.
pada Kursus Arsip Dinamis: Depok Chicago: Neal-Schuman.
17 Juni 2002. Rustam, M. (2014). Pengelolaan Arsip
Muhidin, S, A dan Hendri Winata. (2016). Elektronik. Tangerang Selatan:
Manajemen Kearsipan Untuk Penerbit Universitas Terbuka.
Organisasi Saffady, W. (2002). Management electronic
Publik, Bisnis, Sosial, Politik, dan records. Chapter 6. Managing Vital
Kemasyarakatan. Bandung: Pustaka Electronic Records. Kansas: ARMA
Setia. International.
National Archives of Australia. (2004). Smith, K. (2007). Planning and
Digital Recordkeeping: Guidelines implementing electronic records
for Creating, Managing, and management: a practical guide.
Preserving Digital Records. Queen London: Facet Publishing
Victoria: National Archives of Vassilakaki, Evgenia and Valentini
Australia Moniarou-Papaconstantinou, (2017)
Pendit, P, L. (2003). Penelitian Ilmu "Beyond preservation: investigating
Perpustakaan dan Informasi: the roles of archivist", Library
Sebuah Pengantar Diskusi Review, Vol. 66 Issue: 3, pp.110-126
Epistemologi dan Metodologi. (https://doi.org/10.1108/LR-09-
Jakarta: JIP FSUI. 2016-0077)
Read, J and Marry Linn Ginn. (2011). Wakimoto, D K and Christine Susan Bruce,
Record Management, 9th Edition. (2015) "Experiencing archives at
South-Western: Cengage Learning. universities: Archivists, librarians,
Reitz, J. M. (1972). Online Dictionary for understanding, and collaboration",
Library and Information Science Reference Services Review, Vol. 43
(ODLIS)
Issue: 2, pp.182-198,
(https://doi.org/10.1108/RSR-07-
2014-0025)
Yeo, G (2013) Trust and context in
cyberspace, Archives and Records,
34:2, 214-234, DOI:
10.1080/23257962.2013.825207

Peraturan Perundang-Undangan
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang
No. 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan. Arsip Nasional Republik
Indonesia. Jakarta.
Republik Indonesia. 2012. Peraturan
Pemerintah No. 28 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan UU Nomor 43
Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Arsip Nasional Republik Indonesia.
Jakarta.
Republik Indonesia. 2014. Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
tentang Jabatan Fungsional
Arsiparis. Jakarta.
Suprayitno, Sumarno/ Arsip dan Retensi | 139
Analisis Isi Jadwal Retensi Arsip Kementerian Ketenagakerjaan

ARSIP DAN RETENSI


ANALISIS ISI JADWAL RETENSI ARSIP
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

ARCHIVES AND RETENTION


ANALYSIS OF THE CONTENTS OF THE MINISTRY OF MANPOWER’S
RECORDS RETENTION SCHEDULE

Suprayitno, Sumarno
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 51, Jakarta Selatan
Email: manager.records@gmail.com, marno_nakertrans@gmail.com

Abstract
This paper aims to find out how many records in the Ministry of Manpower's Records Retention
Schedule (JRA) that are to be appraised as archival records or in regular cases having
permanent value. By using content analysis method, the results of this study state that there are
177 records series (26.62%) of Ministry of Manpower's Retention Schedule which are stated as
permanent. The theoretical implications are against archival theory in general which states that
the number of archival records in an organization are roughly 1% to 10%. This high percentage
can be attributed to Derrida's ‘archive fever’ concept that both records managers and archivists
are afraid of losing memory from the Ministry of Manpower's archival records. This effort to
give meaning is temporary because it departs from latest findings and is a limitation of
quantitative content analysis methods. It is a must to develop further research among others by
using phenomenological method.

Keywords: Records Retention Schedule, Ministry of Manpower, Archival Values, Records,


Archival Records

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah arsip dalam Jadwal Retensi Arsip
(JRA) Kementerian Ketenagakerjaan yang nasib akhirnya adalah permanen. Dengan
menggunakan metode analisis isi, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa jumlah arsip dalam
JRA Kementerian yang dinyatakan permanen ada 177 (26,62%) dari total arsip yang ada.
Implikasi secara teoretis membantah teori kearsipan secara umum yang menyatakan bahwa
jumlah arsip statis pada organisasi hanya berkisar 1% - 10%. Selain nilai guna, tingginya
persentase ini penulis kaitkan dengan konsep “archive fever”-nya Derrida bahwa arsiparis
(records manager dan archivist) masih takut kehilangan memori. Pemberian makna ini masih
bersifat sementara karena berangkat dari hasil temuan yang bersifat laten dan merupakan
keterbatasan metode analisis isi yang kuantitatif. Untuk mengungkap makna mendalam terhadap
faktor-faktor sosial dan kultural, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan metode
fenomenologi.

Kata Kunci: Jadwal Retensi Arsip, Kementerian Ketenagakerjaan, Nilai Guna Arsip,
Arsip Dinamis, Arsip Statis

PENDAHULUAN arsip, jadwal retensi arsip, serta klasifikasi


Menurut Pasal 40 Ayat (1) Undang- keamanan dan akses arsip dinamis. Keempat
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang unsur ini oleh komunitas arsip pemerintah
Kearsipan, pengelolaan arsip dinamis sering disebut sebagai empat pilar kearsipan
dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan yang wajib disusun oleh unit pencipta.
arsip dalam penyelenggaraan kegiatan Analogi pilar dalam sebuah
sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bangunan mencerminkan sesuatu yang
bukti yang sah berdasarkan suatu sistem menopang bangunan tersebut sehingga
yang memenuhi persyaratan yang andal; peranannya sangat penting. Dalam
sistematis; utuh; menyeluruh; dan sesuai pengelolaan arsip dinamis, keempat pilar ini
dengan norma, standar, prosedur, dan harus ada kerena sebagai sebuah sistem yang
kriteria. Pada Ayat (4) lebih lanjut saling terkait. Dalam paper ini, penulis akan
dijelaskan bahwa untuk mendukung membahas pilar yang ketiga yakni Jadwal
pengelolaan arsip dinamis yang efektif dan Retensi Arsip [Dinamis] (JRA) atau dalam
efisien, pencipta arsip membuat tata naskah bahasa Inggris disebut records/retention
dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, schedule. Saffady (2016:73) mengatakan
serta klasifikasi keamanan dan akses arsip. bahwa jadwal retensi arsip merupakan
Istilah pengelolaan/manajemen komponen utama dari suatu program
arsip dinamis dalam UU No. 43 Tahun 2009 manajemen arsip dinamis yang sistematis.
tentang Kearsipan bila dikaitkan dengan Dikatakan sebagai komponen utama karena
disiplin ilmu sama dengan istilah records JRA sangat menentukan efisiensi dan
management. Menurut Pearce-Moses efektivitas penyusutan arsip.
(2005:334), pengelolaan arsip dinamis Permasalahan kearsipan di suatu
adalah pengendalian sistematis dan organisasi biasanya disebabkan oleh, salah
administratif terhadap arsip dinamis selama satunya, tiadanya JRA. Megill (2005:15),
daur hidupnya untuk menjamin penciptaan, misalnya, mencontohkan permasalahan
penggunaan, penanganan, pengawasan, kearsipan suatu organisasi bahwa banyak
pemeliharaan, serta penyusutan arsipnya organisasi skala besar yang kehilangan
dapat dilaksanakan secara efisien dan arsipnya setiap 12 detik. Begitu juga
ekonomis. Untuk mencapai tujuan tersebut dilaporkan bahwa 7,5% dari semua
dibutuhkan tools, yang dalam Pasal 40 Ayat dokumen kertas hilang, sementara arsip
(4) UU 43/2009 sebagaimana tersebut di aktifnya rata-rata bertambah 25% setiap
atas meliputi tata naskah dinas, klasifikasi tahunnya. Meskipun contoh yang diambil
tersebut terjadi di Amerika Serikat tahun kearsipan didefinisikan sebagai arsip yang
1995-an, penulis beranggapan bahwa frekuensi penggunaannya telah menurun.
persoalan kearsipan semacam ini masih Kata “menurun” ini masih kualitatif yang
banyak dijumpai di lembaga pemerintahan indikatornya belum jelas. Penulis
sampai saat ini. berpendapat bahwa pernyataan
Contoh kasus di atas sebenarnya Hadiwardoyo (2002) tersebut sebenarnya
menggambarkan bahwa permasalahan mengkritisi arsiparis yang selama ini
kearsipan di negara maju senantiasa menerima begitu saja keterangan “menurun”
dilakukan penelitian dan evaluasi. secara taken for granted, dan menyarankan
Indikatornya adalah angka-angka berupa para arsiparis untuk meneliti persentase
persentase di atas. Di dalam JRA, arsip volume arsip unit penciptanya secara
dinamis sudah ditentukan umur dan kuantitatif.
nasibnya. Umur menunjukkan berapa lama Terkait persentase arsip statis suatu
arsip dinamis disimpan di unit kerja (masa organisasi, Suprayitno (2018) telah meneliti
aktif), dan berapa lama disimpan di records gambaran umum jumlah arsip statis
center (masa inaktifnya). Setelah itu baru sejumlah lembaga pemerintah dan BUMN.
diputuskan nasibnya, apakah dimusnahkan, Dengan menggunakan analisis isi Pedoman
dinilai kembali atau dilestarikan di lembaga Retensi Arsip sejumlah Kementerian dan
kearsipan sebagai arsip statis (archives). BUMN, ditemukan fakta bahwa ada 36
Banyak literatur kearsipan yang sektor (98,75%) dari Kementerian/Lembaga
menyebutkan bahwa jumlah/volume arsip Pemerintah (K/L) dan BUMN yang jumlah
yang berpotensi menjadi arsip statis dari arsip statisnya di atas 10%. Bahkan, ada K/L
suatu organisasi berkisar antara 1%-10% yang jumlah arsip statisnya di atas 80%
dari jumlah keseluruhan arsip yang tercipta seperti urusan pendidikan dan kebudayaan
(lihat Ricks, 1992; Richardson, 2012; dan (83,17%) dan urusan pertahanan (82,05%).
Reed, 1993). Artinya, jumlah arsip (yang Temuan ini tentunya sangat kontras dengan
berpotensi) statis di suatu organisasi tidak literatur kearsipan yang banyak menyebut
lebih dari 10% dari keseluruhan arsip yang bahwa kisaran jumlah arsip statis unit
tercipta. Tentunya, ini adalah hasil dari suatu pencipta adalah 1%-10%. Temuan ini
penelitian yang telah dilakukan oleh negara- memang belum menggambarkan jumlah
negara maju. arsip suatu K/L dan BUMN karena objek
Di Indonesia, budaya meneliti atau yang diteliti adalah baru Pedoman Retensi
membuktikan berapa persentase kisaran Arsipnya, bukan JRA nya.
arsip statis suatu organisasi belum banyak Bila Suprayitno (2018) meneliti
dilakukan. Permasalahan ini pernah juga Pedoman Retensi Arsip berbagai sektor yang
dikritik oleh Hadiwardoyo (2002), terwakili oleh berbagai K/L dan BUMN,
khususnya mengenai definisi arsip inaktif. penelitian ini lebih fokus pada Jadwal
Arsip inaktif dalam perundang-undangan Retensi Arsip Kementerian
Ketenagakerjaan sebagai turunan dari 1. Berapa persentase jumlah arsip statis
Pedoman Retensi Arsip Sektor yang tercermin di dalam JRA
Perekonomian Urusan Ketenagakerjaan. Kementerian Ketenagakerjaan? Dan
Teori-teori kearsipan tentang persentase 2. Apa implikasi dari temuan tersebut bila
arsip sebagaimana penulis sebutkan di atas dikaitkan dengan konsep archivization
memang berbicara tentang jumlah/volume nya Derrida?
suatu organisasi/unit pencipta, sementara Manfaat dari penelitian ini adalah
dalam JRA berbicara tentang jenis/seri arsip. sebagai berikut.
Akan tetapi, penulis berpendapat bahwa 1. Secara praktis, JRA Kementerian
JRA adalah representasi dari jumlah arsip itu Ketenagakerjaan dapat digunakan sebagai
sendiri dengan mendasarkan pada konsep alat ukur untuk memastikan arsip-arsip
archivization nya Derrida (1995) bahwa statis apa saja yang nantinya dapat
struktur teknis pengarsipan arsip juga dilestarikan di Arsip Nasional Republik
menentukan struktur isi yang dapat diarsip. Indonesia (ANRI).
Archivization memproduksi sama 2. Secara teori/akademik, temuan ini dapat
banyaknya yang ia rekam. Dengan dikembangkan lebih lanjut dengan
demikian, penulis beranggapan bahwa pendekatan fenomenologi mengenai
struktur arsip yang terwakili oleh faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
aturan/hukum JRA Kementerian unit pencipta dan arsiparis melakukan
Ketenagakerjaan akan penilaian arsip (appraisal) sehingga
menghasilkan/memproduksi sama memutuskan mana yang musnah dan
banyaknya dengan volume arsip di mana yang permanen.
Kementerian Ketenagakerjaan. Tujuan penelitian ini adalah:
Dalam paper ini, penulis tertantang 1. Untuk mengetahui persentase jumlah
untuk membuktikan teori-teori kearsipan arsip statis yang tercermin di dalam JRA
secara umum tentang persentase arsip statis Kementerian Ketenagakerjaan; dan
suatu organisasi dengan hasil temuan 2. Untuk menjelaskan implikasi dari temuan
penulis terhadap jumlah arsip statis pada tersebut.
JRA Kementerian Ketenagakerjaan, yang Sementara kerangka konsep yang
penulis kaitkan dengan archivization nya digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Derrida. a. Pengertian Menakar
Berdasarkan latar belakang di atas,
perumusan masalah yang diajukan dalam
paper ini adalah:
Tabel 1. Contoh Jadwal Retensi Arsip (JRA)
Jangka Waktu Penyimpanan
No. Jenis Arsip Keterangan
Aktif Inaktif
1. PERENCANAAN
A. Pokok-Pokok Kebijakan dan
Strategis Pembangunan

1. Rencana Pembangunan 2 tahun setelah 4 tahun Permanen


Jangka Panjang/Master tidak berlaku
Plan (RPJP)
Kementerian

2. Rencana Pembangunan 2 tahun setelah 4 tahun Permanen


Jangka Menengah tidak berlaku
Nasional (RPJM)/Renstra

3. Rencana Kerja 2 tahun setelah 4 tahun Permanen


tidak berlaku

4. Penyelenggaraan 2 tahun setelah 4 tahun Musnah


Musyawarah tidak berlaku
Perencanaan
Pembangunan Nasional

Isitilah “menakar” dalam judul dengan usaha untuk mengukur volume


paper ini penulis pilih karena sesuai dengan secara kuantitatif, yang dalam paper ini
metodologi penelitian yang bersifat adalah volume arsip yang berkategori arsip
kuantitatif. Menurut Kamus Besar Bahasa statis dalam JRA Kementerian
Indonesia Edisi V (2017), arti menakar Ketenagakerjaan.
adalah: (1) mengukur banyaknya barang b. Definisi JRA
cair, beras, dan sebagainya; dan (2) Ada beberapa definisi mengenai
membatasi jumlah. Arti yang paling sesuai JRA. Pearce-Moses (2005:347) dalam
dengan judul paper ini adalah yang nomor memaksudkan JRA menggunakan term
(1), yaitu mengukur. Arti mengukur ini retention schedule, yaitu dokumen yang
sepadan dengan kata to measure dalam mengidentifikasi dan mendeskripsikan suatu
bahasa Inggris. Misalnya, dalam kamus arsip dinamis organisasi, biasanya
bahasa Inggris yang dikarang oleh Hornby, berdasarkan tingkatan series, dan berisi
to measure (verba), diartikan sebagai instruksi penyusutan arsip dinamis selama
mencari ukuran, panjang, volume, masa daur hidupnya. Definisi ini masih
tingkatan/derajat (sesuatu atau seseorang) terlalu umum karena masih menyisakan
(find the size, extent, volume, degree of konsep penyusutan (disposition) yang belum
(something or somebody)) (1987:527). terjelaskan.
Dengan demikian, menakar dapat disamakan
Gambar 1. Fungsi Organisasi Menurut Mintzberg

Definisi di atas bisa lebih mudah 2) The Middle Line


dipahami secara praktis, misalnya, sesuai Fungsi ini adalah sebagai koordinasi
definisi dari Peraturan Pemerintah Nomor antara strategic apex dengan operating
28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU core.
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, 3) Technostructure
yaitu daftar yang berisi sekurang-kurangnya Fungsi ini merumuskan, membuat
jangka waktu penyimpanan atau retensi, standardisasi atau kebijakan tertentu.
jenis arsip, dan keterangan yang berisi 4) The Supporting Staff
rekomendasi tentang penetapan suatu jenis Fungsi ini bersifat memberikan dukungan
arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau kepada unit-unit organisasi lainnya dalam
dipermanenkan yang dipergunakan sebagai rangka pencapaian tujuan organisasi.
pedoman penyusutan dan penyelamatan 5) The Operating Core
arsip. Fungsi ini adalah untuk melaksanakan
JRA dikelompokkan berdasarkan secara langsung tugas pokok organisasi.
fungsi suatu organisasi. Menurut Henry Kelima fungsi ini dapat diilustrasikan
Mintzberg, dalam suatu organisasi terdapat 5 seperti pada Gambar 1.
unsur fungsi yang dijabarkan sebagai Bila kelima fungsi organisasi di
berikut: atas dikaitkan dengan tugas dan fungsi suatu
1) Strategic Apex kementerian, fungsi strategic apex ada pada
Fungsi ini dilaksanakan oleh menteri sebagai pimpinan kementerian.
pimpinan/manajer tingkat puncak, yang Fungsi operating core dapat disamakan
diberi tanggung jawab terhadap dengan fungsi yang ada di setiap Direktorat
organisasi itu. Jenderal, sementara fungsi supporting staff
ada pada Sekretariat Jenderal dengan
dukungan supporting lainnya seperti Retensi aktif adalah masa simpan minimal
Inspektorat Jenderal, Badan, dan Pusat. suatu jenis arsip pada unit pengolah.
Fungsi midle line dan technostructure satu Perhitungan retensi aktif dilakukan setelah
sisi bisa di fungsi Direktorat Jenderal dan tutup berkas (closed file/cut-off file), yaitu
Sekretariat Jenderal. Dalam literatur jenis arsip dari suatu kegiatan yang dianggap
kearsipan, fungsi organisasi dibagi menjadi sudah selesai, dan tidak ada penambahan
2, yaitu fungsi substantif dan fungsi berkas lagi (Pearce-Moses, 2005:74).
fasilitatif. Fungsi substantif adalah aktivitas Menurut Peraturan Kepala ANRI Nomor 22
yang berkaitan dengan pekerjaan teknis dan Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan
profesional, sementara fungsi fasilitatif Jadwal Retensi Arsip, retensi arsip minimal
berkaitan dengan manajemen internal suatu untuk arsip yang memiliki nilai guna
organisasi seperti tata graha (Schellenberg, administrasi adalah 2 tahun; untuk arsip
1956:54-55). Dua fungsi inilah yang paling yang memiliki nilai guna hukum, ilmiah,
banyak digunakan di instansi pemerintah. dan teknologi adalah 5 tahun; dan 10 tahun
Sebutan untuk arsip-arsip fungsi untuk arsip yang memiliki nilai
fasilitatif ada yang menamakan dengan pertanggungjawaban keuangan, catatan
istilah generic/housekeeping records. keuangan, bukti pembukuan, dan data
Menurut Smith (2007:130), dari semua arsip pendukung administrasi keuangan yang
yang tercipta di suatu organisasi, 50% merupakan bagian dari pembukuan.
arsipnya adalah kategori arsip fasilitatif Perhitungan closed file suatu arsip,
(generic/housekeeping records), yang sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan
meliputi arsip-arsip seperti: Estate and Kepala ANRI Nomor 22 Tahun 2015
buildings; Personnel (human resources); tentang Tata Cara Penetapan Jadwal Retensi
Finance; Health and safety; Contracts; Arsip, dinyatakan dengan:
Complaints; Project management; Press a. sejak berakhirnya masa 1 (satu) tahun
and public relations; Records and anggaran;
information management; Audit; and ICT. b. setelah proses kegiatan dinyatakan selesai
Bila dikaitkan dengan fungsi suatu dilaksanakan;
Kementerian, fungsi fasilitatif adalah fungsi c. sejak penetapan keputusan yang terbaru
pendukung yang dijalankan oleh Sekretariat atau sejak keputusan lama dinyatakan
Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Badan tidak berlaku;
Perencanaan dan Pengembangan. Adapun d. sejak peraturan perundang-undangan
fungsi substantif adalah fungsi inti (core) diundangkan;
dari Kementerian yang biasanya dijalankan e. sejak perjanjian, kontrak, kerja sama
oleh Direktorat Jenderal. berakhir dan kewajiban para pihak telah
Pada kolom Jangka Waktu dilaksanakan;
Penyimpanan/Retensi suatu JRA berisi f. sejak hak dan kewajiban para pihak
jangka simpan arsip aktif dan inaktif. berakhir;
g. sejak selesainya pertanggungjawaban berkelanjutan / nilai guna sejarah. Menurut
suatu penugasan; Peraturan Kepala ANRI Nomor 19 Tahun
h. setelah kasus/perkara mempunyai 2011 tentang Pedoman Penilaian Kriteria
kekuatan hukum tetap (inkracht van dan Jenis Arsip yang Memiliki Nilai Guna
gewisjde); Sekunder, contoh-contoh arsip suatu
i. setelah kegiatan lembaga yang cenderung menjadi arsip statis
dipertanggungjawabkan/diaudit; berdasarkan analisis tipe spesifiknya adalah
j. setelah serah terima proyek dan retensi sebagai berikut:
pemeliharaannya berakhir; a. notulen/minutes;
k. setelah suatu perizinan masa berlakunya b. kebijakan;
berakhir; c. pedoman, sistem prosedur;
l. setelah hasil sensus dipublikasikan; d. peraturan dan regulasi;
m. setelah laporan hasil penelitian e. laporan tahunan;
dipublikasikan; f. laporan kegiatan utama (major projects);
n. setelah data diperbarui (update); dan g. dokumen rencana strategis;
o. setelah sistem aplikasi ditingkatkan dan h. akte-akte;
dikembangkan (upgrade). i. kontrak, perjanjian;
j. registrasi hak paten;
Pada kolom Keterangan, nasib arsip k. izin operasional;
akan ditentukan. Ada 3 keterangan dalam l. surat pengangkatan, surat pendelegasian
JRA, yaitu musnah, dinilai kembali, dan wewenang;
permanen. Musnah bila arsip sudah tidak m. laporan audit;
memiliki nilai guna lagi, baik bagi unit n. laporan penelitian;
pencipta maupun lembaga kearsipan. Dinilai o. laporan khusus/laporan kejadian luar
kembali bila arsip tersebut masih berpotensi biasa; dan
menimbulkan sengketa atau perselisihan. p. berkas kasus (case file).
Permanen apabila dianggap memiliki nilai
guna kesejarahan. Nilai guna permanen Dalam banyak literatur kearsipan,
inilah yang akan diulas lebih lanjut. komposisi arsip statis suatu organisasi
Nilai guna permanen selalu berkisar antara 1%-10% (Ricks, 1992) dari
dilekatkan pada arsip statis karena bernilai total arsip yang diciptakan. Reed (1993)
guna sejarah dan akan disimpan selamanya menyatakan bahwa komposisi arsip statis
di lembaga kearsipan. Dalam literatur berkisar antara 1%-5%, sementara
kearsipan berbahasa Inggris, nilai guna Richardson (2012) mengatakan bahwa
permanen disebut dengan permanent value; kisaran arsip arsip statis suatu organisasi
continuing value; atau enduring value adalah 2%-5%. Dengan demikian,
(Pearce-Moses, 2005). Oleh karena itu, nilai perhitungan jumlah arsip statis suatu
guna permanen sinonim dengan nilai guna
organisasi diprediski adalah tidak lebih dari dengan tujuan penelitian dalam paper ini
10% dari keseluruhan arsip yang tercipta. (point pertama) yaitu untuk mengetahui
jumlah persentase arsip statis yang tercermin
METODE PENELITIAN dalam JRA Kementerian Ketenagakerjaan.
Penelitian ini menggunakan metode Meskipun analisis isi kuantitatif
analisis isi (content analysis). Analisis isi hanya mengungkap pesan yang manifest
terbagi dalam dua aliran metode, yaitu saja, bukan berarti tidak boleh memberi
kuantitatif dan kualitatif. Analisis isi meaning sama sekali. Subiakto (2004:135)
pendekatan kuantitatif biasa disebut dengan mengatakan bahwa bila hasil akhir dari
analisis isi konvensional yang didasarkan analisis isi menunjukkan suatu isi yang
pada pendekatan filsafat positivisme, tersembunyi dan perlu dicari maknanya
sementara yang menggunakan pendekatan (meaning), hal ini sah-sah saja dilakukan
kualitatif menggunakan pendekatan filsafat sepanjang bermula dari analisis isi yang
antipositivistik (Subiakto, 2004:133). Dalam tampak (manifest). Hal ini penulis kaitkan
literatur kearsipan, penggunaan metode dengan tujuan penelitian point kedua yakni
analisis isi, bersamaan dengan metode- apa implikasi dari temuan pada point
metode lainnya seperti penelitian tindakan, pertama. Dengan demikian, untuk menjawab
analisis sastra, analisis wacana, etnografi, pertanyaan implikasi hasil temuan ini,
desain dan pengembangan sistem, theory- penulis juga memberikan pemaknaan
building, dan model building, mulai (meaning) yang dikaitkan dengan teori
digunakan sekitar tahun 1990-an yang kearsipan.
sebelumnya banyak didominasi oleh metode Sebagaimana karakteristik analisis
sejarah, survey, dan studi kasus (Gilliland isi kuantitatif, teknik pengumpulan data
dan Mckemmish, 2006:174). dilakukan dengan mengumpulkan isi-isi
Dalam paper ini, pendekatan yang pesan dari media. Istilah media ini karena
dipakai adalah kuantitatif karena yang pada awalnya penggunaan metode analisis
dianalisis berupa angka/jumlah dari data isi digunakan pada bidang komunikasi,
yang benar-benar dapat dikalkulasi. Hal ini seperti surat kabar, radio, televisi, dan
sebagaimana dijelaskan oleh Ida (2004:144) akhirnya berkembang ke dalam berbagai
bahwa analisis isi kuantitatif hanya mampu teks, termasuk teks sesuai perkembangan
mengetahui atau mengidentifikasi manifest teknologi informasi dan komunikasi.
messages (pesan yang tampak). Pada paper ini, teknik pengumpulan
Karakteristik ini tidak jauh berbeda dengan data dilakukan dengan dokumentasi dalam
yang dikemukakan oleh Gilliland dan arti menggunakan dokumen tunggal berupa
McKemmish (2006) bahwa analisis isi Jadwal Retensi Arsip di Kementerian
berusaha meneliti pesan yang visible, latent, Ketenagakerjaan. Selain itu, juga dilakukan
and symbolic yang didasarkan atas sistem dengan studi literatur yaitu menggunakan
pengkodean isi. Pilihan kuantitatif ini sesuai buku, jurnal, dan dokumen pemerintah
lainnya terkait kearsipan yang mendukung penyusutan dan penyelamatan arsip di
tema kearsipan dalam paper ini. Kementerian Ketenagakerjaan. JRA ini
Analisis isi (content analisis) itu disusun berdasarkan dua fungsi di
sendiri sebenarnya sudah menggambarkan Kementerian Ketenagakerjaan, yaitu fungsi
metode analisis. Menurut Wimmer & fasilitatif dan fungsi substantif. Pada fungsi
Dominick (2000:135) sebagaimana disitir fasilitatif, ada 15 fungsi yaitu:
oleh Subiakto (2004:134-135), prinsip a. perencanaan;
metode analisis isi ada empat, yaitu b. keuangan;
sistematik; obyektif; kuantitatif; dan isinya c. organisasi dan ketatalaksanaan;
nyata. d. kepegawaian;
Prinsip sistematik adalah prinsip e. hukum;
bahwa yang dianalisis tidak boleh sebagian f. kearsipan;
tetapi harus keseluruhan isi yang telah g. ketatausahaan dan kerumahtanggaan;
ditetapkan untuk diteliti. Dalam hal ini, h. kerja sama luar negeri;
penulis menganalisis isi JRA Kementerian i. hubungan masyarakat;
Ketenagakerjaan (Peraturan Menteri j. perpustakaan;
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor k. perencanaan ketenagakerjaan;
17 Tahun 2018 Tentang Jadwal Retensi l. teknologi informasi dan komunikasi;
Arsip Kementerian Ketenagakerjaan) secara m. penelitian, pengkajian, dan
utuh, tanpa memilih salah satu saja pengembangan;
misalnya, JRA yang fasilitatif atau n. pengawasan dan pemeriksaan; dan
substantif saja, tetapi keseluruhan. o. pendidikan dan pelatihan pegawai.
Prinsip objektif adalah prinsip
bahwa hasilnya harus tergantung pada Ke-15 fungsi fasilitatif ini
prosedur penelitian bukan pada orangnya. merupakan representasi dari fungsi-fungsi
Prinsip objektif ini terkait dengan prinsip dari Sekretariat Jenderal, Inspektorat
kuantitatif dan isi yang harus nyata, artinya Jenderal, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
data dari JRA Kementerian Ketenagakerjaan Pegawai, serta Badan Perencanaan dan
dianalisis/dihitung apa adanya, secara Pengembangan Ketenagakerjaan.
objektif dan hasilnya dinyatakan dalam Pada fungsi substantif, ada 5 fungsi
bentuk angka sehingga dapat yang merupakan representasi dari empat
dipertanggungjawabkan dan dibuktikan oleh Direktorat Jenderal di Kementerian
orang lain. Ketenagakerjaan, ditambah dengan satu
fungsi substantif yang bersifat perumusan
HASIL DAN PEMBAHASAN kebijakan (policy making). Kelima fungsi
Rincian Isi JRA tersebut meliputi:
JRA Kementerian Ketenagakerjaan a. perumusan kebijakan;
disusun sebagai acuan atau pedoman dalam b. pelatihan dan produktivitas;
Tabel 2. Rincian Keterangan JRA Fasilitatif

Keterangan
No. Jenis Arsip DK Musnah Permanen Jumlah
1. Perencanaan 1 11 10 22
2. Keuangan 18 17 21 56
3. Organisasi dan Ketatalaksanaan 3 1 3 7
4. Kepegawaian 0 45 4 49
(termasuk
18 yang
berketeran
gan masuk
personal
file)
5. Hukum 9 8 9 26
6. Kearsipan 1 4 3 8
7. Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan 9 23 5 37
8. Kerja Sama Luar Negeri 5 0 1 6
9. Hubungan Masyarakat 4 11 8 23
10. Perpustakaan 2 14 0 16
11. Perencanaan Ketenagakerjaan 0 5 26 31
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 6 7 3 16
13. Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan 10 6 3 19
14. Pengawasan dan Pemeriksaan 9 13 2 24
15. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai 0 8 4 12
Total 77 155 102 334
Persentase 23,05% 46,41% 30,54% 100%

c. penempatan tenaga kerja dan perluasan harus disusun berdasarkan Pedoman Retensi
kesempatan kerja; dari leading sector masing-masing secara
d. hubungan industrial dan jaminan sosial nasional. Pedoman ini untuk menjadi
tenaga kerja; dan pedoman dalam penyusunan JRA fungsi
e. pengawasan ketenagakerjaan dan substantif. Berdasarkan Peraturan Kepala
keselamatan dan kesehatan kerja. ANRI Nomor 1 Tahun 2015 tersebut,
jumlah jenis arsip fungsi
Sebelum merinci isi keterangan ketenagakerjaannya ada 85, dengan rincian:
dalam JRA Kementerian Ketenagakerjaan yang berketerangan Musnah ada 56
berdasarkan 2 fungsi besar (Fasilitatif dan (65,88%); dan yang Permanen ada 29
Substantif), terlebih dahulu perlu dijelaskan (34.12%).
terlebih dahulu isi dari Peraturan Kepala Pada JRA Kementerian
Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Ketenagakerjaan, jumlah seri arsip fungsi
Tahun 2015 Tentang Pedoman Retensi Fasilitatifnya ada 334 jenis arsip. Ke-334
Arsip Sektor Perekonomian Urusan jenis arsip ini terdiri dari 77 (23,05%) arsip
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. Sesuai yang berketerangan Dinilai Kembali (DK);
dengan peraturan perundang-undangan, JRA 155 (46,41%) berketerangan Musnah; serta
Tabel 3. Rincian Keterangan JRA Substantif

Keterangan
No. Jenis Arsip DK Musnah Permanen Jumlah
1. Kebijakan 0 0 1 1
2. Pelatihan dan 4 62 17 83
Produktivitas
3. Penempatan Tenaga Kerja 1 55 19 75
dan Perluasan Kesempatan
Kerja
4. Hubungan Industrial dan 0 18 12 30
Jaminan Sosial Tenaga
Kerja
5. Pengawasan 7 109 29 142
Ketenagakerjaan dan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Total 12 244 75 331
Persentase 3,62% 73,72% 22,66% 100%

102 (30,54%) berketerangan Permanen. menghilangkan sifat subjektivitas dari


Rincian keterangan JRA Fasilitatif seperti masing-masing pihak. Ada dua pihak yang
pada Tabel 2. terlibat dalam penilaian, yaitu unit pencipta
Pada JRA Substantif, jumlahnya ada yang diwakili oleh arsiparis yang menangani
331 jenis arsip. Ke-331 jenis arsip ini terdiri arsip dinamis (records manager), dan
dari 12 (3,62%) arsip yang berketerangan arsiparis dari lembaga kearsipan yang
Dinilai Kembali (DK); 244 (73,72%) menangani arsip statis (archivist) yang
berketerangan Musnah; serta 75 (22,66%) berkepentingan pada pada arsip statis.
berketerangan Permanen. Rincian keterangan Penilaian dari perspektif records manager
JRA Substantif seperti pada Tabel 3. adalah proses menentukan lamanya arsip
Berdasarkan jumlah seri arsip, baik dinamis disimpan berdasarkan kegunaan
Fasilitatif maupun Substantif, total seri arsip hukum dan potensi kegunaan kekiniannya;
yang ada dalam JRA Kementerian sementara bagi archivist adalah proses
Ketenagakerjaan ada 665 seri arsip. Ke-665 menentukan apakah arsip dinamis serta
ini terdiri dari 89 (13,38%) jenis arsip yang bahan lainnya tersebut memiliki nilai
Dinilai Kembali; 399 jenis arsip (60%) yang permanen (Pearce-Moses, 2005:22).
Musnah; dan 177 jenis arsip (26,62%) yang Menurut Craig (2004:15), faktor
Permanen. Rinciannya seperti pada Tabel 4. utama yang mempengaruhi vonis suatu arsip
Diskusi dalam proses penilaian arsip adalah faktor
Dalam menyusunan JRA ada pendidikan dari penilai itu sendiri.
aktivitas intelektual yang namanya penilaian Seseorang yang latar belakang
arsip (appraisal). Penilaian ini tidak bisa pendidikannya adalah kearsipan dan yang
mereka yang berpengalaman mengelola
Tabel 4. Rincian Keterangan JRA Kementerian Ketenagakerjaan

Keterangan
No. Jenis Arsip DK Musnah Permanen Jumlah
1. Fasilitatif 77 155 102 334
2. Substantif 12 244 75 331
Total 89 399 177 665
Persentase 13,38% 60% 26,62% 100%

arsip akan menggunakan banyak sumber sejarawan. Di sinilah pentingnya peran


dalam memandu praktik kearsipannya. penilaian (appraisal) oleh arsiparis yang
Alasan hukum atau peraturan perundang- menjadi kekuatan sebagai penegas dan
undangan adalah patokan penting dalam pembeda profesi arsiparis sebagai profesi
penilaian arsip, yang mengatur mana arsip yang otonom. Bila sejarawan cenderung
yang perlu disimpan (what to keep) dan menghimpun semuanya (collecting
mana yang perlu dimusnahkan (what to everything), arsiparis memiliki penyaring
destroy). berupa penilaian itu sendiri karena bagi
Dalam perspektif unit pencipta, arsiparis, collecting everything justru bukan
faktor efektivitas dan efisiensi adalah misi kearsipan itu sendiri.
pertimbangan utama sehingga vonis dinilai Berdasarkan hasil perhitungan JRA
kembali dan musnah pada kolom keterangan Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah arsip
JRA banyak diberikan dari arsiparis unit statis ada 177 (26,62%) dari total 665 seri
pencipta. Dalam perspektif (arsiparis) arsip keseluruhan yang tercipta di
lembaga kearsipan, faktor penyelamatan Kementerian Ketenagakerjaan. Temuan ini
arsip unit pencipta yang berpotensi tentu saja berbeda dengan sebagian besar
mempunyai nilai guna sejarah/permanen yang ada pada literatur kearsipan pada
(arsip statis) adalah pertimbangan utamanya. umumnya yang menjelaskan bahwa jumlah
Sesuai peraturan perundang-undangan, arsip statis organisasi berkisar antara 1%-
penyusunan JRA Kementerian 10%. Dapat dikatakan bahwa hasil 26,62%
Ketenagakerjaan melibatkan arsiparis dari arsip yang dianggap permanen dalam JRA
ANRI yang bertugas dalam misi Kementerian Ketenagakerjaan merupakan
penyelamatan arsip statis. Terkait dengan hasil yang laten dari perhitungan kuantitatif
penentuan arsip statis, selama ini arsiparis yang baru mengungkap pertanyaan apa dan
banyak dipengaruhi oleh keinginan berapa.
sejarawan dalam penulisan historiografi Untuk menjawab pertanyaan
yang oleh Duff (1994) dikritik seolah-olah mengapa jumlah persentase arsip statisnya
arsiparis hanya seperti baling-baling cuaca ada 26,62%, yang kontra dengan teori
(weathervane) yang mengikuti kemana arah kearsipan pada umumnya, tidaklah mudah
angin historiografi ditentukan oleh untuk diberikan makna (meaning) dan
digeneralisasikan karena menyangkut Bila dikaitkan dengan demam
aktivitas penilaian (appraisal) yang bersifat arsipnya Derrida, penulis beranggapan
subjektif dan parsial. Parsialitas oleh bahwa tingginya persentase arsip statis pada
arsiparis dalam menilai arsip bukan sebagai JRA Kementerian Ketenagakerjaan
sesuatu yang kebetulan, karena hal itu (26,62%) yang melebihi batas normal arsip
merupakan tuntutan partisipasi profesi statis yang seharusnya berkisar antara 1%-
arsiparis dalam proses memutuskan mana 10% menujukkan adanya ketakutan
yang penting mana yang tidak, mana yang arsiparis akan memori Kementerian
seharusnya disimpan dan mana yang tidak Ketenagakerjaan. Sikap ketakutan
(Flinn, 2008). Dengan demikian, arsiparis kehilangan akan memori dalam arsip ini
memiliki kuasa dalam menentukan what to juga sebagaimana dijelaskan oleh Cox
keep dan what to destroy. (2004) seperti ketakutan akan rasa kalau-
Akan tetapi, sesuai dengan kalau (just in case). Smith (2007:130) juga
karakterisitk metode analisis isi menggambarkan ketakutan kehilangan
sebagaimana dijelaskan pada bahasan memori ini dengan sering timbulnya
sebelumnya bahwa penulis dapat pertanyaan kalau-kalau, bagaimana kalau
memberikan pemaknaan atas hasil ada pemeriksaan, bagaimana kalau nantinya
temuannya, penulis mengaitkannya dengan dibutuhkan, dan sebagainya. Selain alasan
konsep demam arsipnya (archive fever) ketakutan, ada faktor lain yang menentukan
Derrida (1995). Istilah demam arsip-nya kegiatan penilaian, yaitu norma sosial dan
Derrida merujuk pada analisis Freudian konvensi organisasi dan profesi yang
terhadap hasrat maniak dalam arsip berupa menentukan kerja dan gerak arsiparis (Flinn,
kebutuhan untuk menyimpan arsip sebagai 2008). Norma dan konvensi yang paling
bukti tindakan yang didorong oleh ketakutan dominan mempengaurhi arsiparis dalam
akan kehilangan memori dari tindakan melakukan penilaian adalah nilai guna arsip
tersebut, yang selanjutnya terhadap tindakan (use-value) itu sendiri (Duff, 1994). Tentu
itu sendiri (Ridener, 2008:105). Derrida saja, dugaan penulis ini masih perlu
mengatakan bahwa penilaian yang dilakukan dibuktikan dengan penelitian yang lebih
oleh arsiparis berasal dari prinsip-prinsip ekstensif, misalnya dengan pendekatan
yang dipengaruhi oleh asumsi filsafat kualitatif menggunakan metode
objektivitas dan kontrol terhadap fenomenologi, mengingat pendekatan yang
dokumentasi peristiwa yang digunakan dalam paper ini adalah kuantitatif
direpresentasikan dalam arsip, memproduksi dengan metode analisis isi yang baru
event itu sendiri, yang seharusnya menyentuh permukaan yang laten saja.
dimasukkan sebagai bagian interpretasi arsip
untuk berkontribusi memberikan makna KESIMPULAN
(1995:16-17). Secara umum, teori kearsipan
menyatakan bahwa jumlah arsip statis suatu
organisasi berkisar antara 1%-10% dari total archivalization, sebagai pengembangan
arsip yang diciptakan. Dengan konsep archivization nya Derrida. Penilaian
menggunakan konsep archivization nya dikatakan sebagai kerja intelektual yang
Derrida, JRA dapat menggambarkan arsip- tidak mudah karena makna dan implikasi
arsip dinamis apa saja yang yang nantinya dari penilaian itu sendiri jauh lebih
menjadi arsip statis. Berdasarkan pertanyaan kompleks dan jauh melampaui sekadar
penelitian sebelumnya dapat disimpulkan aktivitas menentukan apa yang perlu
bahwa: pertama, jumlah arsip statis dalam disimpan dan yang tidak. Penilaian
JRA Kementerian Ketenagakerjaan ada 177 merupakan proses yang contingent,
seri arsip (26,62%) dari total arsip yang ada subjektif, dan politis yang selalu melibatkan
(665 seri arsip). Temuan ini baru unsur risiko (Bettington, 2008). Terkait
mengungkap gambaran laten secara subjektivitas arsiparis ini, Couture
kuantitatif berdasarkan fakta secara objektif. (2005:104) menyarankan bahwa penilaian
Kedua, terkait implikasi. Implikasi seorang arsiparis harus bergantung pada
ini terkait masalah mengapa. Secara teoretis, skala nilai yang mencerminkan orang-orang
implikasi dari temuan ini adalah adanya sezaman dengan arsip yang akan dinilai
anomali terhadap persentase jumlah arsip tersebut.
statis suatu organisasi, dalam hal ini Secara metodologi, implikasi ini
Kementerian Ketenagakerjaan¸ karena masih memiliki kekurangan dalam
membantah literatur kearsipan pada mengungkap makna (meaning) yang lebih
umumnya yang menyatakan bahwa jumlah mendalam karena karakteristik dari metode
arsip statis suatu organisasi hanya berkisar analisis isi dalam pendekatan kuantitatif itu
1%-10% saja. Tingginya persentase arsip sendiri masih dalam permukaan saja. Penulis
statis dalam JRA Kementerian berharap ada penelitian yang sejenis dengan
Ketenagakerjaan dari yang seharusnya ini pendekatan kualitatif dengan menggunakan
tidak bisa lepas dari aktivitas penilaian, yang metode fenomenologi untuk mengungkap
merupakan aktivitas intelektual yang tidak makna terhadap faktor-faktor sosial dan
mudah. Proses penilaian ini bila dikaitkan kultural apa saja, selain nilai guna (Duff,
dengan demam arsipnya Derrida merupakan 1994) dan ketakutan akan memori (Derrida,
cerminan hasrat untuk mengarsip (menjadi 1995), yang menentukan putusan suatu arsip
arsip statis) karena ketakutan akan hilangnya dikatakan sebagai arsip statis.
memori.
Tingginya persentase ini juga tidak UCAPAN TERIMA KASIH
lepas dari faktor-faktor sosial dan kultural Kami mengucapkan banyak terima
dalam diri arsiparis, baik secara sadar kasih kepada tim penyusun Jadwal Retensi
maupun tidak sadar dalam menentukan arsip Arsip di Kementerian Ketenagakerjaan,
statis. Faktor sosial dan kultural ini oleh mulai dari pejabat struktural di Biro Umum
Ketelaar (2001) dinamakan dengan yang membidangi arsip; arsiparis dan
pelaksana/penata arsip dari Biro Umum; tim Flinn, Andrew. 2008. Other Ways of
dari Biro Hukum; serta perwakilan dari Thinking, Other Ways of Being.
masing-masing fungsi dari satker-satker di Documenting the Margins and the
Kementerian Ketenagakerjaan. Transitory: What to Preserve, How
Tidak lupa pula kami mengucapkan to Collect. Dalam Craven, Louise.
terima kasih kepada arsparis dari ANRI, editor. What are Archives? Cultural
khususnya Dra. Dwi Mudalsih, M.Hum and Theoretical Perspective: a
yang telah berkali-kali melakukan asistensi, Reader (hlm. 109-128). Ashgate
konsultasi, serta diskusi dengan tim Publishing Company.
kearsipan Biro Umum Kementerian Gilliland, Anne dan McKemmish, Sue.
Ketenagakerjaan sehingga “PR” JRA 2006. Building an Infrastructure for
Kementerian Ketenagakerjaan ini akhirnya Archival Research. Archival Science
berhasil menjadi Peraturan Menteri Volume 4, hlm. 149-197.
Ketenagakerjaan Nomor 17 Tahun 2018 DOI:10.1007/s10502-006-6742-6.
tentang Jadwal Retensi Arsip Kementerian Hadiwardoyo, Sauki. 2002. Merumuskan
Ketenagakerjaan. Dengan JRA yang baru Jadwal Retensi Arsip. Suara Badar
inilah kami dapat menuliskan sedikit Volume 4, hlm. 1-7. Surabaya: BAD
pandangan tentang nasib arsip Kementerian Jawa Timur.
Ketenagakerjaan lewat paper yang dimuat di Hornby, Albert Sidney. 1987. Oxford
Jurnal Kearsipan ANRI. Advanced Learner’s Dictionary of
Current English. Oxford University
DAFTAR PUSTAKA Press.
Bettington, Jackie. 2008. Appraisal and Ida, Rachma. 2004. Ragam Penelitian Isi
Disposal. Dalam Bettington, Jackie. Media Kuantitatif dan Kualitatif.
editor. Keeping Archives (hlm. 137- Dalam Bungin, M. Burhan. editor.
206). Third Edition. Australian Metodologi Penelitian Kualitatif:
Society of Archivists Incorporated. Aktualisasi Metodologis Ke Arah
Cox, Richard J. 2004. No Innocent Ragam Varian Kontemporer (hlm.
Deposits: Forming Archives By 144-152). Jakarta: RajaGrafindo
Rethinking Appraisal. Lanham, Persada.
Maryland, and Oxford: The Ketelaar, Eric. 2001. Tacit Narratives: The
Scarecrow Press. Meaning of Archives. Archival
Craig, Barbara. 2004. Archival Appraisal: Science, vol. 1, no.2, (hlm. 131-141).
Theory and Practice. K.G. Saur. Megill, Kenneth A. 2005.
Derrida, Jacques. 1995. Archive Fever: A Corporate Memory: Records and
Freudian Impression. Diterjemahkan Information Management in the Knowledge
oleh E. Prenowitz. Chicago dan Age,
London: University of Chicago nd
2 Edition. Munchen: K.G. Saur.
Press.
Pearce-Moses, Richard. 2005. A Glossary of Smith, Kelvin. 2007. Public Sector Records
Archival & Records Terminology. Management: A Practical Guide.
Chicago: The Society of American England: Ashgate.
Archivists. Subiakto, Henry. 2004. Analisis Isi Media:
Reed, Barbara. 1993. Appraisal and Metode dan Pemanfaatannya. Dalam
Disposal. Dalam Ellis, Judith. editor. Bungin, M. Burhan. editor.
Keeping Archives, 2nd Edition (hlm. Metodologi Penelitian Kualitatif:
157-206). Victoria: DW Thorpe. Aktualisasi Metodologis Ke Arah
Republik, Indonesia. 2017. Kamus Besar Ragam Varian Kontemporer (hlm.
Bahasa Indonesia, Edisi V. Jakarta: 133-143). Jakarta: RajaGrafindo
Badan Pengembangan dan Persada.
Pembinaan Bahasa, Kementerian Suprayitno. 2018. Disposition of Records
Pendidikan dan Kebudayaan. and Archivalization for Indonesian
Richardson, Blake. 2012. Records Government Agencies and State-
Management for Dummies. New Owned Enterprise’s Archives. Paper
Jersey: John Wiley & Sons, Inc. (not published) disampaikan pada
Ricks, Betty R. 1992. Information and acara International Conference on
Image Management: A Records Archives, Social Science,
System Approach, 3rd Edition. Ohio: Humanities and Education
South-Western Publishing. (ICoASHE) yang diselenggarakan
Ridener, John. 2009. From Polders to oleh Universitas Sumatera Utara
Postmodernism: A Concise History (USU) tanggal 20-21 April 2018 di
of Archival Theory. Duluth, Minn: Emerald Garden, Medan.
Litwin Books. Williams, Caroline. 2006. Managing
Saffady, William. 2016. Records and Archives: Foundations, Principles
Information Management and Practice. England: Chandos
Fundamentals of Professional Publishing.
rd
Practice, 3 Edition. USA: ARMA
International. Peraturan Perundang-Undangan
Schellenberg, Theodore R. 1956. Modern Republik, Indonesia. 2009. Undang-Undang
Archives: Principles and Nomor 43 Tahun 2009 Tentang
Techniques. Reissued in 2003 with Kearsipan. Lembaran Negara RI
new introduction by H.G. Jones. Tahun 2009. Jakarta: Sekretariat
“Introduction to the 2003 Reissue”. Negara.
Chicago: The Society of American -----------. 2011. Peraturan Kepala Arsip
Archivists. Nasional Nomor 19 Tahun 2011
Tentang Pedoman Penilaian Kriteria
dan Jenis Arsip Yang Memiliki Nilai
Guna Sekunder. Lembaran Negara Duff, Wendy. Studying the Weathervane:
RI Tahun 2011. Use as a Factor in Appraisal Criteria.
-----------. 2012. Peraturan Pemerintah Provenance, Journal of the Society
Nomor 28 Tahun 2012 Tentang of Georgia Archivists 12 No. 1
Pelaksanaan Undang-Undang (1994). (Online).
Nomor 43 Tahun 2009 Tentang (https://digitalcommons.kennesaw.edu
Kearsipan. Lembaran Negara RI /provenance/vol12/iss1/5 diakses 5
Tahun 2012 Nomor 53. Agustus 2018)
-----------. 2015. Peraturan Kepala Arsip Mintzberg. n.d. What Is An Organization?
Nasional Republik Indonesia Nomor (Online).
22 Tahun 2015 Tentang Tata Cara (http://www.open.edu/openlearn/mo
Penetapan Jadwal Retensi Arsip. ney-management/organisations-and-
Berita Negara Republik Indonesia management-accounting/content-
Tahun 2015 Nomor 665. section-1.1 diakses 5 Agustus 2018).
-----------. 2015. Peraturan Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Retensi Arsip Sektor Perekonomian
Urusan Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi. Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 116.
-----------. 2018. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2018 Tentang
Jadwal Retensi Arsip Kementerian
Ketenagakerjaan. Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1598.

Web Page
Couture, Carol. Archival Appraisal: A
Status Report. Archivaria, [S.l.], p.
83-107, Jan. 2005. ISSN 1923-6409.
(Online)
<https://archivaria.ca/archivar/index.
php/archivaria/article/view/12502/13
624>. Diakses 5 Agustus 2018.
Gayatri Kusumawardani, Bening Tri Hanggoro / Media Sosial sebagai Alternatif | 157
Penyimpanan Arsip Elektronik Pribadi

MEDIA SOSIAL SEBAGAI ALTERNATIF PENYIMPANAN


ARSIP DIGITAL PRIBADI

SOCIAL MEDIA AS AN ALTERNATIVE TO DIGITAL PERSONAL


ARCHIVES STORAGE
Gayatri Kusumawardani, Bening Tri Hanggoro
Arsip Nasional Republik Indonesia
Jl. Ampera Raya No. 7, Cilandak, Jakarta Selatan 12560
Email: kusumawardani_gayatri@yahoo.com, bening.tri@gmail.com

Abstract
This paper focuses on personal digital records and their relation to social media as an
alternative storage. Social media can be used as an alternative for digital personal files storage
regardless their forms. The research method is literary study, combining primary and secondary
data from archival and communication studies, and content analysis. Two important things of
managing digital records are storage and back-up systems. There are three types of the
repository: online, offline and nearline. The storage is a preliminary stage to developing digital
records management.

Keywords: Digital Records, Personal Files, Social Media, Storage

Abstrak
Tulisan ini fokus pada arsip pribadi dalam bentuk elektronik dan hubungannya dengan media
sosial sebagai salah satu alternatif penyimpanan. Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai
alternatif penyimpanan arsip dalam berbagai bentuk. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian pustaka, menggabungkan data-data primer dan sekunder dari kajian kearsipan
dan komunikasi, serta analisis isi. Penyimpanan dan sistem back-up merupakan hal-hal penting.
Terdapat tiga jenis penyimpanan: online, offline, dan nearline. Penyimpanan arsip pribadi dalam
bentuk elektronik di media sosial merupakan tahap permulaan untuk mengembangkan
pengelolaan arsip digital.

Kata Kunci: Arsip Digital, Arsip Pribadi, Media Sosial, Penyimpanan

PENDAHULUAN dalam berbagai bentuk dan media sesuai


Pengertian arsip menurut Pasal 1 dengan perkembangan teknologi informasi
angka 2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun dan komunikasi yang dibuat dan diterima
2009 tentang Kearsipan menyebutkan bahwa oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan Teknologi informasi dan
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan komunikasi berkembang dengan sangat
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. cepat di era globalisasi saat ini. Semakin
Menurut Azmi (2014:2) melihat pengertian banyak orang yang mempunyai telepon
arsip dalam undang-undang tersebut maka genggam pintar (smartphone) yang
terdapat 2 (dua) jenis pencipta arsip, yakni menyuguhkan beragam aplikasi dan
pencipta arsip kelembagaan dan pencipta membuat akun pribadi di berbagai media
arsip perseorangan. Arsip Pencipta arsip sosial. Akun pribadi tersebut berisi
jenis kelembagaan (lembaga formal) informasi, foto-foto atau bahkan video yang
direpresentasikan oleh lembaga negara, sengaja diunggah dan dibagikan oleh sang
pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, pemilik akun kepada publik atau orang-
perusahaan, organisasi politik, organisasi orang yang sudah berteman dengan orang
kemasyarakatan. Untuk pencipta arsip jenis tersebut di media sosial. Segala informasi
perseorangan direpresentasikan oleh baik berupa tulisan yang dihasilkan, foto dan
perseorangan atau pribadi. Apakah yang video yang diunggah merupakan arsip
dimaksud arsip perseorangan atau pribadi? pribadi berbentuk elektronik / arsip
Pada dasarnya, arsip tidak hanya dihasilkan elektronik pribadi yang berasal dari
oleh sebuah institusi resmi atau organisasi pengguna yang mempunyai akun di media
masyarakat, namun arsip juga dapat sosial dan disimpan di server media sosial
dihasilkan oleh perseorangan atau pribadi tersebut. Arsip elektronik pribadi dibuat dan
sebagai bagian dari rekaman kegiatan disimpan dalam bentuk elektronik atau
pribadi atau hasil interaksi sosial dengan menggunakan media komputer. Arsip
pihak lain. Anne –Marie Scwirtlich dalam elektronik pribadi yang berupa foto, video,
tulisannya “Introducing Archives and The surat dan lain sebagainya yang sebelumnya
Archival Profession” menyatakan bahwa disimpan di komputer, laptop, USB
setiap manusia pasti menciptakan dan (Universal Serial Bus) yang merupakan
menyimpan arsip dalam kehidupannya, perangkat keras sekarang sudah bisa
sebagai contoh kita menulis surat atau buku disimpan di cloud drive, email, google
harian, menyimpan buku cek, buku drive, dropbox. Sebelumnya, kita harus
tabungan, sertifikat, dan mengabadikan saat- mengetahui tentang definisi arsip elektronik.
saat penting dalam hidup dalam bentuk foto Pengertian arsip elektronik menurut Jay
atau video. Dengan adanya media sosial di Kennedy dan Cherry Schauder (1998:23)
era sekarang ini, foto dan video tersebut bahwa arsip elektronik yang terekam dalam
dapat kita unggah di media sosial dan bentuk digital yang tersimpan dalam media
menulis apa yang sedang kita alami atau komputer baik magnetik maupun optik.
perjalanan hidup kita di media sosial seperti Sedangkan menurut Terminologi Kearsipan
layaknya kita menulis buku harian. Indonesia, arsip elektronik adalah arsip yang
berisi tentang rekaman informasi dari suatu
kegiatan yang diciptakan atau dibuat dengan khalayak mengakses media tradisional. Tak
menggunakan komputer sebagai alat (ANRI, mengherankan kehadiran media sosial
2002:9). menjadi fenomenal. Facebook, Twitter,
Akses terhadap media telah YouTube, Instagram, Whatsapp adalah
menjadi salah satu kebutuhan primer dari beberapa jenis dari media sosial yang
setiap orang. Itu dikarenakan adanya diminati oleh banyak orang. Dewasa ini
kebutuhan akan informasi, hiburan, hampir bisa dipastikan orang yang
pendidikan, dan akses pengetahuan dari mempunyai telepon pintar, juga mempunyai
belahan bumi yang berbeda. Kemajuan akun media sosial.
teknologi dan informasi serta semakin Keberadaan media sosial pada
canggihnya perangkat-perangkat yang dasarnya merupakan bentuk yang tidak jauh
diproduksi oleh industri seperti berbeda dengan keberadaan dan cara kerja
menghadirkan “dunia dalam genggaman”. komputer. Tiga bentuk bersosial, seperti
Istilah ini sejajar dengan apa yang pengenalan, komunikasi dan kerjasama bisa
diutarakan oleh Thomas L.Friedman (2007) dianalogikan dengan cara kerja komputer
sebagai The world is flat bahwa dunia yang juga membentuk sebuah sistem
semakin rata dan setiap orang bisa sebagaimana adanya sistem di antara
mengakses apa pun dari sumber mana pun. individu atau masyarakat. Bentuk-bentuk itu
Sebagaimana diulas Richard Hunter (2002) merupakan lapisan dimana pada dasarnya
dengan world without secrets bahwa merupakan dasar untuk berkomunikasi dan
kehadiran media baru (new media/ komunikasi merupakan dasar untuk
cybermedia) menjadikan informasi sebagai melakukan kerjasama. Di dalam web atau
sesuatu yang mudah dicari dan terbuka. jaringan komputer (internet) ada sebuah
Riset yang dipublikasikan oleh sistem hubungan antar pengguna yang
Crowdtap, Ipsos MediaCT, dan The Wall bekerja berdasarkan teknologi komputer
Street Journal pada 2014 yang melibatkan yang saling terhubung. Juga berhubungan
839 responden dari usia 16 hingga 36 tahun antarpengguna itu sekaligus membentuk
menunjukkan bahwa jumlah waktu yang semacam jaringan layaknya masyarakat di
dihabiskan untuk mengakses internet dan dunia offline lengkap dengan tatanan, nilai,
media sosial jauh lebih banyak struktur sampai pada realitas sosial; konsep
dibandingkan mengakses media tradisional. ini bisa dipahami sebagai techno-social
Media tradisional seperti televisi, radio dan system (Fuchs, 2014:44). Techno-social
surat kabar tidak lagi menjadi media yang system adalah sebuah sistem sosial yang
dominan diakses oleh publik. Kebutuhan terjadi dan berkembang dengan perantara
akan menjalin hubungan sosial di internet sekaligus keterlibatan perangkat teknologi.
merupakan alasan utama yang dilakukan Media sosial merupakan salah satu platform
oleh khalayak dalam mengakses media. yang muncul di media siber, karena itu
Kondisi ini tidak bisa didapatkan ketika melihat media sosial yang ada tidak jauh
berbeda dengan karakteristik yang dimiliki bisa mengakses informasinya (Caroll &
oleh media siber. Meski karakteristik media Romano, 2011:142). Inilah kekuatan media
siber bisa dilihat melalui media sosial, sosial, sebagai bagian dari media baru, yang
media sosial memiliki karakteristik khusus tidak hanya bekerja berdasarkan jaringan
yang tidak dimiliki oleh beberapa jenis dan informasi semata, tetapi juga memiliki
media siber lainnya. Ada batasan-batasan arsip. Dalam kerangka teknologi
dan ciri khusus tertentu yang hanya dimiliki komunikasi, arsip mengubah cara
oleh media sosial dibanding dengan media menghasilkan, mengakses hingga menaruh
lainnya. Karakteristik media sosial antara informasi.
lain: jaringan (network), informasi Media sosial dalam perkembangannya
(information), arsip (archive), interaksi mengalami perkembangan fungsi. Selain
(interactivity), simulasi sosial (simulation of menjadi media untuk berinteraksi sosial
society), dan konten oleh pengguna (user- dapat juga menjadi alternatif penyimpanan
generated content). arsip pribadi. Menurut Rully Nasrullah
Bagi pengguna media sosial, arsip (1997:23) arsip di dunia maya tidak hanya
menjadi sebuah karakter yang menjelaskan dipandang sebagai dokumen resmi semata
bahwa informasi telah tersimpan dan bisa yang tersimpan. Arsip di internet disimpan
diakses kapan pun dan melalui perangkat dalam jaringan, terdistribusi sebagai sebuah
apapun. Setiap informasi apapun yang informasi dan menjadi mediasi antara
diunggah di facebook, sebagai contoh, manusia-mesin dan sebaliknya. Oleh sebab
informasi itu tidak hilang begitu saja saat itu internet bisa ditempatkan sebagai
pergantian hari, bulan sampai tahun. medium pustaka digital dan komputer atau
Informasi itu akan terus tersimpan dan perangkat lainnya, mejadi semacam portal
bahkan dengan mudahnya bisa diakses. untuk mengakses arsip-arsip yang tersimpan
Contoh lain, ketika kita menerima (confirm) di ribuan bahkan jutaan komputer lainnya.
permintaan pertemanan di facebook saat itu Kehadiran media sosial memberikan akses
juga akses terhadap informasi dari pengguna yang luar biasa terhadap penyimpanan.
lain langsung terbuka. Banyak informasi Pengguna tidak lagi terhenti pada
yang bisa diakses dari akun media sosial memproduksi dan mengonsumsi informasi,
milik pengguna tersebut mulai dari data tetapi juga informasi itu telah menjadi
pribadi, kapan bergabung di facebook, bagian dari dokumen yang tersimpan.
kumpulan foto yang diunggah, lokasi mana Penyimpanan arsip pribadi atau arsip
yang telah dikunjungi, sampai kepada si individu di dalam media sosial dapat
pengguna sudah melakukan jaringan menjadi alternatif penyimpanan arsip
pertemanan ke siapa saja. Bahkan di tentunya dalam bentuk elektronik selain
facebook, misalnya, juga menyediakan penyimpanan dalam media yang lain. Hal ini
fasilitas untuk mengenang pengguna yang merupakan suatu permasalahan yang
telah meninggal dunia sehingga siapa pun
menarik untuk dibahas. Pertanyaan teknik pengumpulan data dengan cara (1)
berdasarkan permasalahan di atas adalah: penelitian pustaka guna memperoleh data
1. Apakah yang dimaksud dengan arsip primer dan sekunder sehingga diharapkan
pribadi dalam bentuk elektronik? dapat memperjelas berbagai hal yang
2. Mengapa media sosial menjadi alternatif ditemukan dalam penelitian kualitatif, (2)
penyimpanan arsip pribadi dalam bentuk penelitian literatur pendukung yang disebut
elektonik? kajian isi yaitu metodologi penelitian yang
3. Apakah kelebihan dan kekurangan media memanfaatkan seperangkat prosedur untuk
sosial sebagai alternatif penyimpanan menarik kesimpulan dari sebuah literatur.
arsip pribadi dalam bentuk elektronik? (Moleong, 2013). Dalam penelitian ini
digunakan metode analisis dengan metode
Berdasarkan pertanyaan penelitian teknik analisis isi (content analysis) untuk
tersebut, tujuan penulisan ini adalah untuk memahami media sosial sebagai alternatif
mengetahui sejauh mana media sosial bisa penyimpanan arsip pribadi yang berbentuk
dijadikan alternatif penyimpanan arsip elektronik.
pribadi berbentuk elektronik, dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Hipotesis HASIL DAN PEMBAHASAN
penulisan ini adalah media sosial dapat Arsip Pribadi dalam Bentuk Elektronik
menjadi alternatif penyimpanan arsip dan Pengelolaannya
pribadi. Arsip menjadi sebentuk memori
adalah istilah yang digunakan untuk
METODE PENELITIAN menggambarkan ingatan yang dibagi
Tulisan ini berfokus pada media bersama oleh sekelompok orang maupun
sosial sebagai salah satu alternatif personal (pribadi). Masyarakat secara
penyimpanan arsip pribadi yang berbentuk inheren melalui proses selektif dan proses
elektronik dan merupakan hasil analisis dari subjektif menceritakan pengalaman masa
kerangka berpikir dari berbagai pustaka lalu untuk membantu membentuk identitas
yang berhasil dirangkum dalam satu kolektif mereka. Hal ini berlaku untuk
kesatuan pemikiran ditambah dengan semua jenis masyarakat apakah ini adalah
analisis dari penulis mengenai media sosial keluarga, kelompok sebaya, lingkungan
sebagai salah satu alternatif penyimpanan asosiasi, klub sosial, komunitas game online,
arsip pribadi yang berbentuk elektronik. Hal organisasi keagamaan, kelompok etnis dan
ini tentu saja harus diperkuat dengan metode bangsa dan juga pribadi
penelitian yang tepat antara lain metode (http://kodzanblogspot.com).
pustaka dengan pendekatan analisis Dari semenjak manusia lahir
deskriptif untuk mendapatkan data primer sampai akhirnya menemui ajal,
dan sekunder sehingga memperjelas tulisan menghasilkan arsip seperti akte kelahiran
ini sendiri. Dalam penelitian ini digunakan sampai akte kematian. Arsip yang dihasilkan
oleh seseorang disebut sebagai arsip pribadi. merupakan salah satu bentuk pengamana
Menurut Chaterine Hobbs dalam artikelnya arsip pribadi sehingga kita masih
yang berjudul “The Character of Personal mempunyai pertinggalnya apabila aslinya
Archives: Reflections on the Value hilang. Sesuai dengan perkembangan zaman
of Records of yang mengenal internet dan serba digital
Individual” banyak terjadi perubahan pada bentuk arsip
(http://archivaria.ca/index.php/archivaria) pribadi, yang bukan dalam bentuk kertas
menyebutkan arsip pribadi bukan hanya saja.
hasil dari bisnis pribadi dan kegiatan formal, Arsip pribadi ada juga yang
tetapi juga rekaman kegiatan pribadinya berbentuk elektronik atau disebut juga
setiap hari dan hubungan pribadi mereka sebagai arsip elektronik pribadi. Arsip
dengan orang lain. Hasil terekam dalam pribadi yang dikategorikan sebagai arsip
arsip pribadi bukan hanya kegiatan dan fakta elektronik adalah arsip yang dari awal
yang dialami oleh individu tersebut tapi juga pembuatan atau penciptaannya sudah dalam
pandangan, pendapat, prasangka dan bahkan bentuk elektronik, seperti misalkan surat
emosi individu yang terekam dalam arsip pribadi yang diketik menggunakan komputer
yang dihasilkannya. Arsip pribadi tidak dan disimpan di media penyimpanan arsip
hanya merefleksikan apa yang seseorang elektronik (born digital), atau arsip pribadi
perbuat atau pikirkan, tetapi juga siapa dia yang sudah diubah dalam bentuk digital
sebenarnya, apa yang dibayangkan atau seperti menggunakan scanner (hasil
dipikirkannya dan pengalaman-pengalaman digitalisasi). Dengan teknologi yang ada
dalam hidupnya. Seseorang menghasilkan sekarang, kamera foto sudah dalam bentuk
arsip untuk memenuhi kebutuhannya, digital dan disimpan secara elektronik,
kegemarannya atau kepribadiannya (Hobbs, sehingga foto yang dihasilkannya semenjak
2001:128). penciptaannya sudah dalam bentuk
Arsip pribadi yang lazim ditemui elektronik.
adalah akte kelahiran, Kartu Tanda Menurut Rifauddin, M dalam
Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi artikelnya “Pengelolaan Arsip Elektronik
(SIM), Ijazah, surat nikah sampai akte Berbasis Teknologi” (2016) arsip elektronik
kematian. Foto-foto tentang seseorang juga seringkali dikatakan sebagai arsip yang
termasuk arsip pribadi. Arsip yang hanya bisa dibaca melalui mesin. Arsip
disebutkan ini merupakan arsip elektronik merupakan informasi yang
konvensional yang berbentuk kertas. Namun terkandung dalam file dan media elektronik,
bisa berubah bentuk ketika arsip-arsip yang dibuat, diterima, atau dikelola oleh
konvensional tersebut dipindai dan disimpan organisasi maupun perorangan dan
dalam bentuk digital. Hal ini tentu saja menyimpannya sebagai bukti kegiatan.
sesuai dengan perkembangan zaman, Arsip elektronik dapat berupa file
dimana saat ini sudah serba digital. elektronik maupun dokumen elektronik.
Penyimpanan dalam bentuk digital ini
Arsip elektronik dapat diartikan sebagai rasakan, sedangkan software merupakan
kumpulan informasi yang direkam dan program-program komputer yang berguna
diolah menggunakan teknologi komputer untuk menjalankan suatu pekerjaan sesuai
sebagai dokumen elektronik agar dapat dengan yang dikehendaki. Hardware yang
dilihat dan dipergunakan kembali. Arsip digunakan dalam mengelola arsip
elektronik juga bisa diartikan sebagai elektronik antara lain: komputer/laptop;
segala macam bentuk dokumen yang print scanner, media penyimpanan
dibuat menggunakan media elektronik (Harddisk, Flashdisk, MMC, CD). Peralatan
(misal komputer) dan disimpan dalam yang digunakan dalam mengelola arsip
bentuk file digital. Arsip asli yang telah pribadi dalam bentuk elektronik pun sama.
dialihmediakan dengan cara di foto atau Pengelolaan arsip dalam bentuk
dipindai kemudian disimpan dalam bentuk konvensional dan elektronik tentu saja
file digital juga bisa disebut sebagai arsip berbeda. Menurut Read & Ginn (Records
elektronik. Contoh arsip elektronik bisa Management: 2011) siklus pengelolaan
berupa gambar, surat elektronik (e-mail), arsip elektronik terdiri dari: creation and
dokumen digital (FileTeks, File Data, storage, distribution and use, maintenance,
Database) dan lain sebagainya. Arsip dan disposition. Untuk arsip pribadi tidak
elektronik diakui sebagai alat bukti hukum menggunakan tahapan disposisi. Letak
yang sah, sejak diberlakukannya Undang- perbedaan antara siklus arsip konvensional
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang dan arsip elektronik terdapat pada proses
Informasi dan Transaksi Elektronik. penciptaan dan penyimpanan yang
Dalam pasal 5 ayat (1) disebutkan berlangsung dalam satu tahap, serta
“Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen proses distribusi dan penggunaan juga
Elektronik dan/atau hasil cetaknya berjalan dalam satu tahap, sedangkan
merupakan alat bukti hukum yang sah”, pengelolaan arsip cetak, masing-masing
selanjutnya pasal 5 ayat (2) “Informasi tahap berdiri sendiri sebagai suatu proses
Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik kegiatan. Dengan demikian pengelolaan
dan/ atau hasil cetakannya sebagaimana arsip secara elektronik lebih bersifat
dimaksud pada pasal 5 ayat (1) merupakan efisien.
perluasan dan alat bukti yang sah sesuai Pengelolaan arsip pribadi
dengan hukum yang berlaku di Indonesia. elektronik dijelaskan sebagai berikut:
Pengelolaan arsip elektronik juga 1. Penciptaan dan penyimpanan
membutuhkan berbagai macam peralatan. Dalam mengelola arsip pribadi
Peralatan yang digunakan untuk mengelola elektronik, penciptaan dan penyimpanan
arsip elektronik berupa perangkat keras dapat dilakukan dalam satu tahap.
(hardware) dan perangkat lunak (software). Arsip elektronik yang dibuat dari awal
Hardware merupakan peralatan fisik dari menggunakan teknologi komputer
komputer yang dapat kita lihat dan dapat secara langsung diintegrasikan
kedalam sistem pengelolaan arsip sistem dengan tetap menggunakan
elektronik, namun untuk arsip yang format data asli.
merupakan hasil digitalisasi maka perlu Terpenting dalam penyimpanan arsip
dialih mediakan. Menurut Sukoco Badri elektronik adalah penyimpanan
dalam Saifudin, metode yang dapat cadangan data. Untuk menyimpan
digunakan dalam mengalihmediakan arsip pribadi elektronik dapat
arsip pribadi adalah: menggunakan sistem:
- Scaning (pemindaian) adalah alih - Online (daring) dapat digunakan untuk
media dengan menggunakan menyimpanan cadangan data secara
scanning atau memindai dokumen daring yang dapat diakses dengan
yang akan menghasilkan data ketika dibutuhkan. Contohnya adalah
gambar yang dapat disimpan di google drive, skydrive, dropbox, box
komputer. Proses ini menggunakan dan mediafire.
print scanner. Dengan memindai - Offline (luring) dapat dilakukan
dokumen/arsip pribadi maka akan dengan memanfaatkan media
didapatkan hasil berupa arsip digital penyimpanan magnetik dan optik
dalam format gambar untuk seperti hard disk, digital audio tape,
selanjutnya dapat disimpan dan video tape, compact disc (CD),
diolah di dalam komputer. digital versatile disk (DVD)
- Conversion (konversi) adalah proses - Nearline dimana media yang tepat
mengubah dokumen word processor untuk menyimpan arsip elektonik
atau spreadsheet menjadi data tersebut adalah hardisk eksternal dan
gambar permanen untuk disimpan flashdisk. Kedua media
pada sistem komputerisasi. Contoh penyimpanan tersebut mudah dibawa
konversi ini adalah mengubah file kemana-mana dan tanpa harus
dalam bentuk microsoft word menjadi dihubungkan secara online untuk
bentuk jpg/png atau pdf. mengakses dokumen didalamnya.
- Importing (pengimporan) adalah 2. Penggunaan
memindahkan data secara elektronik Penggunaan arsip pribadi berdasarkan
seperti dokumen office (e-mail), grafik keperluan dari si empunya arsip.
atau data video ke dalam sistem Biasanya digunakan untuk kepentingan
pengarsipan dokumen elektronik. pribadi atau melihat lagi apa saja yang
Data dapat dipindahkan dengan sudah dilakukannya berdasarkan rekaman
melakukan drag and drop ke sistem jejak informasi dari arsip yang
dan tetap menggunakan format data. dihasilkannya. Penggunaan arsip pribadi
Data juga dapat dipindahkan dengan bisa secara luring atau daring. Contoh
melakukan copy paste kedalam luring adalah ketika arsip pribadi dibuka
sendiri di komputer yang tidak
dihubungkan dengan internet dan daring perlu mengetahui data-data mengenai
ketika arsip pribadi digunakan secara internet dan media sosial. Menurut sebuah
daring dengan internet yaitu media sosial situs survey “We Are Social” pengguna
(facebook, intagram, dan lain-lain). internet di seluruh dunia pada tahun 2018
3. Pemeliharaan adalah 4,021 Milyar jiwa yang notebene
Arsip pribadi bisa dikatakan sebagai arsip 53% dari total penduduk Dunia. Lebih dari
vital individu karena menyangkut setengah manusia adalah pengguna internet,
identitas dan perjalanan hidup orang dan 3,196 Milyar diantaranya adalah
tersebut, oleh karena itu arsip pribadi pengguna aktif media social (Gambar 1).
dalam bentuk elektronik harus dijaga Jumlah pengguna internet dan
pengamanan informasi dan bisa media sosial yang terus meningkat dari
dilindungi privacy nya. Bisa dengan tahun ke tahun. Dari tahun 2017 ke tahun
memelihara perangkat hardware dan 2018 menurut situs yang sama peningakatan
software yang dipakai untuk menyimpan tercatat untuk pengguna internet sejumlah
arsip pribadi tersebut, membuat 7% dan untuk pengguna aktif media sosial
password atau diatur setting privacy nya. sejumlah 13% (Gambar 2).
Hal ini yang terakhir ini dilakukan ketika Di Indonesia sendiri pengguna
arsip pribadi dipublikasikan secara online internet sejumlah sudah mencapai setengah
di media sosial. dari penduduk indonesia yaitu sekitar 132,7
juta jiwa dari total 265,4 juta jiwa. Sebanyak
Media Sosial menjadi Alternatif 130 juta jiwa penduduk Indonesia
Penyimpanan Arsip Pribadi dalam merupakan pengguna aktif media sosial
Bentuk Elektronik (Gambar 3).
Sebelum membahas mengenai arsip
elektronik pribadi di media sosial kiranya

Gambar 1. Data Pengguna Internet Dunia Tahun 2018


(Sumber: https://digitalreport.wearesocial.com/)
Gambar 2. Data Perkembangan Pengguna Internet Dunia Tahun
2018 (Sumber: https://digitalreport.wearesocial.com/)

Gambar 3. Data Pengguna Internet Indonesia Tahun 2018


(Sumber: https://digitalreport.wearesocial.com/)

Sedangkan untuk peningkatan peningkatan. Peningkatan pengguna aktif


pengguna aktif media sosial di indonesia media sosial akan berbanding lurus dengan
dari tahun 2017 ke tahun 2018 meningkat arsip elektronik yang diakses pada media
23% atau sebanyak 24 juta (Gambar 4). sosial itu sendiri. Arsip-arsip elektronik
Dari data-data yang disajikan oleh pribadi dalam berbagai jenis seperti tekstual,
situs We Are Sosial terlihat bagaimana gambar maupun audio visual yang diunggah
jumlah pengguna internet terutama ke media sosial, secara tidak langsung akan
pengguna aktif media sosial sangat banyak tersimpan pada server media sosial tersebut
dan dari tahun ke tahun terus mengalami dan dapat diakses.
Gambar 4. Data Perkembangan Pengguna Internet Indonesia Tahun 2018
(Sumber: https://digitalreport.wearesocial.com/)

Gambar 5. Data Rata-rata Waktu Penggunaa Media Sosial Perhari di Dunia


(Sumber: https://digitalreport.wearesocial.com/)

Masih menurut situs We Are Social, diterbitkan tanggal 30 Januari 2018, dari
perusahaan media asal Inggris yang bekerja total populasi Indonesia sebanyak 265,4 juta
sama dengan Hootsuite, rata-rata orang jiwa, pengguna aktif media sosialnya
Indonesia menghabiskan tiga jam 23 menit mencapai 130 juta dengan penetrasi 49
sehari untuk mengakses media sosial. Dari persen. Sebanyak 120 juta orang Indonesia
laporan berjudul "Essential Insights Into menggunakan perangkat mobile, seperti
Internet, Social Media, Mobile, and E- smartphone atau tablet untuk mengakses
Commerce Use Around The World" yang media sosial, dengan penetrasi 45 persen.
Dalam sepekan, aktivitas online di media adalah wanita dan 24,2 persennya adalah
sosial melalui smartphone mencapai 37 pria. Sementara total pengguna aktif
persen (Gambar 5). Instagram bulanan di Indonesia mencapai
Berdasarkan aplikasi yang paling 53 juta dengan presentase 49 persen wanita
banyak diunduh, perusahaan media sosial di dan 51 persen adalah pria (Gambar 6).
bawah Mark Zuckerberg mendominasi di YouTube menempati posisi pertama
tiga teratas. Secara berurutan dari posisi dengan persentase 43 persen, Facebook,
pertama adalah WhatsApp, Facebook, WhatsApp, dan Instagram membuntuti di
Instagram, dan baru diikuti media sosial posisi kedua hingga keempat secara berturut-
buatan Korea Selatan, Line. Berdasarkan turut. Sebanyak 41 persen pengguna media
rata-rata trafik situs per bulan, Facebook sosial Indonesia mengaku sering
menjadi media sosial paling banyak menggunakan Facebook, 40 persen sering
dikunjungi dengan capaian lebih dari 1 menggunakan WhatsApp, dan 38 persen
miliar juta pengunjung perbulan. Rata-rata mengaku sering mengakses Instagram.
pengunjung Facebook menghabiskan waktu Sementara pengguna yang mengaku sering
12 menit 27 detik untuk mengakses jejaring mengakses Line sebanyak
sosial tersebut. Sebesar 92 persen 33 persen, dan menempatkannya di posisi
mengakses Facebook via mobile dengan kelima.
perbandingan persentase berdasar gender Data yang disampaikan di atas
sebanyak 44 persen untuk wanita dan 56 menunjukkan bahwa media sosial saat ini
persen adalah pengguna pria. Pengguna sudah menjadi kebutuhan manusia untuk
Facebook didominasi golongan usia 18-24 bersosialisasi. Dengan besarnya penggunaan
tahun dengan presentase 20,4 persennya media sosial, sama dengan besarnya arsip

Gambar 6. Data Media Sosial Paling Sering Diakses


(Sumber: https://digitalreport.wearesocial.com/)
pribadi yang diunggah di media sosial. memberikan ijin kepada user agar dapat
Media sosial sebagai bagian dari media terhubung dengan membuat pesan pribadi,
baru, yang tidak hanya bekerja berdasarkan pesan tersebut dapat berupa video atau foto.
jaringan dan informasi semata, tetapi juga Keempat, virtual game world dimana user
memiliki arsip. Menurut Gane and Beer dapat muncul berupa avatar sesuai yang
(2008) bahwa teknologi online telah diinginkan untuk berinteraksi dengan orang
membuka kemungkinan-kemungkinan baru lain sesuai dengan dunia nyata. Kelima,
dari penyimpanan gambar (bergerak atau virtual social world dimana user dalam
diam), suara, juga teks yang dapat diakses berinteraksi dengan orang lain seperti hidup,
secara massal dari manapun. sebagai contoh second life. Jenis media
Menurut Xuan Zhao dan kawan- sosial yang ada, yaitu:
kawan dalam artikelnya “The Many Faces 1. Media jejaring sosial (social networking).
of Facebook: Experiencing Social Medias Media sosial jenis ini memungkinkan
Performance, Exhibition, and Personal anggotanya untuk berinteraksi satu sama
Archive” bahwa dengan tumbuh pesatnya lain. Interaksi tidak hanya pesan teks,
penggunaan media sosial harus dipikirkan tetapi juga foto atau video yang menarik
bagaimana orang mengatur arsip pribadinya pengguna lain, contohnya adalah
yang telah diunggah di media sosial facebook dan instagram;
tersebut. Dikatakan bahwa dengan 2. Jurnal online (blog). Media sosial ini
mengunggah arsip pribadi ke media sosial, memungkinkan penggunanya untuk
berarti telah mengarsipkan jejak perjalanan mengunggah aktivitas keseharian, saling
pengalaman pribadinya disana. Arsip pribadi mengomentari dan berbagi, baik tautan
yang diunggah di media sosial bisa web lain, informasi, dan lain sebagainya,
berbentuk foto, video, pemikiran pribadi contohnya personal homepages;
yang ditulis di media sosial, bahkan 3. Jurnal online sederhana (micro-
komentar-komentar tentang sesuatu di media blogging). Media sosial ini memfasilitasi
sosial tersebut. Beberapa cara yang kita pengguna untuk menulis dan
gunakan dalam memanfaatkan media sosial mempublikasikan aktivitas serta atau
dalam berinteraksi dengan baik adalah pendapatnya, contohnya adalah twitter;
pertama, blog dan microblog yang 4. Media berbagi (media sharing). Media
merupakan wadah dimana pengguna dapat sosial yang memfasilitasi penggunanya
berekspresi dengan bebas seperti untuk berbagi media, mulai dari dokumen
mengkritik, curhat atau apapun yang mereka (file), video, audio, gambar dan
inginkan. Kedua, konten dimana pengguna sebagainya, contohnya youtube, flickr,
dapat saling bertukar atau membagikan dan snapfish;
konten media dalam bentuk apapun seperti 5. Penanda sosial (social bookmarking).
e-book, foto, video, dan lain-lain. Ketiga, Media sosial yang bekerja untuk
situs jaringan sosial dimana sebuah aplikasi mengorganisasi, menyimpan, mengelola
dan mencari informasi atau berita tertentu Seperti yang telah dijelaskan
secara online, contohnya Delicious.com, sebelumnya mengenai penyimpanan arsip
Digg.com dan Reddit.com; elektronik dan backup data, penyimpanan
6. Media konten bersama atau wiki. Media arsip eletronik di media sosial merupakan
sosial ini merupakan situs yang pengembangan sistem penyimpanan arsip
kontennya merupakan hasil kolaborasi elektronik online. Perbedaan antara
konten bersama. Situs wiki hanya penyimpanan arsip elektronik di media
menyediakan perangkat lunak yang bisa sosial dengan penyimpanan arsip elektronik
dimasuki siapa saja untuk mengisi, dengan cara online adalah penyimpanan
menyunting, bahkan mengomentari arsip elektronik di media sosial mempunyai
sebuah tema yang dijelaskan, contohnya fitur akses arsip yang dapat diatur
wikipedia. aksesibilitasnya. Pada penyimpanan arsip
elektronik di media sosial aksesibilitas
Menurut Richard Cox dalam penggunaannya dapat diatur untuk umum,
artikelnya “Digital Curation and the Citizen hanya sebagian, atau pribadi.
Archivist” (d- Sebagai alternatif penyimpanan
scholarship.pitt.edu/2692/1/CoxOfficialSub arsip pribadi elektronik media sosial
missionRevision.pdf) banyak dampak yang mempunyai beberapa kelebihan dan
terjadi pada arsip pribadi karena adanya kekurangan. Adapun kelebihannya, antara
internet dan bentuk digitalisasi saat ini. lain:
Internet telah membuat bentuk baru dari 1. Penyimpanan dapat dilakukan dengan
arsip pribadi seperti contohnya personal cara yang cepat dan mudah setelah arsip
blog dan galeri foto yang diunggah di elektronik diciptakan.
internet maupun yang disimpan secara Arsip elektronik yang diciptakan
digital walaupun masih melalui perdebatan baik dengan cara alih media maupun
untuk masalah preservasinya dan seperti sejak awal tercipta eletronik dapat
email yang akhirnya bermasalah dengan langsung disimpan di media sosial.
sistem keamanannya. Application Pengguna hanya tinggal mengunggah
Programming Interfaces (API) disediakan arsip tersebut pada platform media sosial
oleh media sosial untuk kepentingan yang diinginkan. Proses unggah di media
mengatur akses data yang disimpan. Dalam sosial cenderung sederhana dan tidak
konteks media sosial cara kerja API adalah sulit.
sebagai interface antara platform media 2. Akses arsip elektronik secara global
sosial dengan user media sosial data. dapat dilakukan dalam waktu bersamaan
setelah proses unggah selesai.
Kelebihan dan Kekurangan Media Sosial Setelah arsip elektroni pribadi
sebagai Alternatif Penyimpanan Arsip selesai diunggah, akses terhadap arsip
Pribadi dalam Bentuk Elektronik pun dapat secara serentak dilakukan oleh
siapa saja yang diberi fitur aksesibitas tertentu dalam sebuah jaringan komputer.
arsip. Hal ini juga dapat memfasilitasi Server didukung dengan prosesor yang
pengakses arsip tanpa terhambat oleh bersifat scalable dan RAM yang besar,
jarak dan waktu ataupun jumlah juga dilengkapi dengan sistem operasi
pengkakses arsip pada saat yang khusus, yang disebut sebagai sistem
bersamaan. operasi jaringan (network operating
3. Arsip elektronik dapat disimpan dalam system). Contoh penyimpanan media
jangka waktu yang sangat lama, sosial adalah penyimpanan yang
tergantung dari penyedia layanan media dilakukan oleh facebook sebagai salah
sosial.(Gamb satu media sosial yang banyak digunakan
Seperti yang ditampilkan pada orang. Bagaimana caranya agar konten-
Gambar 7 yang diambil dari salah satu konten usang bisa tetap dipertahankan di
situs internet penghitung lalu lintas media penyimpanan (supaya tidak hilang
pengguna internet pada situs perhitungan ketika dicari) tetapi tidak terlalu
internet wearesocial.com dengan memakan tempat dan biaya? Facebook
mengambil data dari merasa perlu mencari alternatif selain
https://www.alexa.com/topsites mencatat harddisk konvensional. perusahaan ini
2 dari 10 situs internet yang paling sering menggunakan purwarupa sistem cold
di kunjungi pada tahun 2018 adalah situs storage yang menggunakan cakram Blu-
media sosial. Hal ini berarti kebutuhan ray untuk menyimpan data hingga
masyarakat akan media sosial masih hitungan Petabyte atau jutaan Gigabyte
sangat tinggi yang nantinya dapat (https://tekno.kompas.com).
berbanding lurus dengan keberadaan 5. Penyimpanan dapat dilakukan saat
media sosial. Arsip-arsip elektronik pengguna berada dimanapun dan
pribadi yang tersimpan di media sosial kapanpun diinginkan asalkan dapat
akan tetap tersimpan aman selama media terkoneksi dengan internet.
sosial masing dibutuhkan oleh Di Indonesia sendiri pengguna
masyarakat. internet sejumlah sudah mencapai
4. Jumlah arsip elektronik yang dapat setengah dari penduduk indonesia yaitu
disimpan bisa dalam jumlah yang banyak sekitar 132,7 juta jiwa dari total 265,4
sehingga menghemat tempat sesuai juta jiwa. Dari data tersebut kita bisa
dengan kapasitas penyimpanan platform memperoleh gambaran bahwa 1 dari 2
media sosial yang digunakan. orang Indonesia merupakan pengguna
Arsip pribadi pengguna media internet. Jadi untuk dapat mengakses
sosial disimpan dalam server yang media sosial yang notebene memerlukan
digunakan oleh media sosial tersebut. intenet adalah sebuah hal yang mudah.
Server adalah sebuah sistem komputer
yang menyediakan jenis layanan (service)
6. Kemungkinan arsip elektronik hilang perangkat lainnya untuk mengakses
sangat kecil, karena dapat diakses tanpa media sosial;
harus mengubah arsip tersebut. Adanya kemudahaan koneksi
Arsip elektronik pribadi yang internet di Indonesia bukan berarti
tersimpan di media sosial pada tidak koneksi internet tanpa masalah. Adanya
berubah bentuk ataupun hilang, selama beberapa permasalahan seperti, keadaan
pengunggah tidak melakukan perubahan geografi Indonesia dengan akses yang
atau penghapusan pada arsip tersebut. sulit dijangkau menyulitkan. Semakin
Masyarakat pengakses arsip dapat banyaknya provider maka bandwidth-nya
mengunduh arsip yang diinginkan dari akan semakin terbagi pula. saat ini di
media sosial tanpa merubah apapun, Indonesia sendiri ada banyak provider
asalkan disesuaikan dengan pilihan awal penyedia layanan internet antara lain
pengunggah arsip. Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata,
7. Siapa saja dapat menyimpan arsip pribadi Smartfren, Hutchison Tri, dan Bolt.
dalam bentuk elektronik di media sosial Penyedia layanan internet yang masih
selama sudah terdaftar dalam media menggunakan koneksi nirkabel,
sosial tersebut. dibandingkan dengan fiber optic yang
Pada tabel 3 yang telah dijelaskan memiliki kecepatan dan stabilitas yang
sebelumnya bila dilihat dari jumlah lebih baik
pengguna internetnya, maka bisa dibilang Kondisi geografis yang masih sulit
seluruh pengguna internet di Indonesia terjangkau, infrastruktur akan menjadi
sudah mengakses media sosial. We Are salah satu faktor yang harus
Social mengatakan 132,7 juta pengguna diperhitungkan. adanya tingkat kesulitan
internet, 130 juta diantaranya pengguna membangun fasilitas seperti tower
aktif di medsos dengan penetrasi 49%. pemancar membuat peningkatan kualitas
Artinya siapa saja bisa terdaftar di media internet tidak maksimal.dengan kondisi
sosial, baik dengan telepon genggam geografis yang masih sulit terjangkau,
pintar, komputer, laptop atau apapun infrastruktur akan menjadi salah satu
perangkat lain yang terkoneksi internet faktor yang harus diperhitungkan. adanya
dan support terhadap platform media tingkat kesulitan membangun fasilitas
sosial. seperti tower pemancar membuat
peningkatan kualitas internet tidak
Kekurangan media sosial sebagai maksimal.
alternatif penyimpanan arsip elektronik, 2. Adanya kemungkinan kerusakan arsip
antara lain: elektronik yang dapat terjadi setiap saat
1. Penyimpanan hanya dapat dilakukan apabila server media sosial terserang
apabila pengguna tersambung dengan virus;
internet dan menggunakan komputer atau
Seiring berkembangnya teknologi dan hal-hal lainnya , terutama keamanan.
informasi, ikut tumbuh kejahatan siber Meski begitu penyedia layanan media
yang mengancam para pengguna internet. sosial juga sudah melengkapi platform
Dilaporkan oleh ZDNet beserta mereka dengan keamanan yang maksimal
perusahaan keamanan siber asal untuk menjaga data-data dan arsip
Rumania, Bitdefender, malware yang pengguna mereka.
awalnya dirancang hanya untuk mencuri 4. Apabila media sosial tersebut kemudian
akun bank dan catatan keuangan tutup atau bangkrut seperti yang dialami
seseorang, telah menambahkan fitur path, friendster, multiply otomatis arsip
mata-mata yang berfungsi memonitor pribadi kita pun bisa hilang bersama
aktivitas seseorang di Facebook, Twitter, tutupnya media sosial tersebut.
dan email mereka. Tingkat penggunaan media sosial
(https://kumparan.com/@kumparantech/ yang tinggi, bukan berarti media sosial
waspada-malware-baru-bisa-curi-akun- tidak dapat tutup atau berhenti
email-facebook-dan-twitter), dari kutipan memberikan layanan. Tercatat sampai
artikel tersebut dapat dimengerti dengan tahun 2018 beberapa media sosial
bawasannya virus dan malware di dunia menutup layanan mereka antara lain,
internet juga sudah mencapai ranah Friendster, Multiply, Migme, Yahoo
media sosial. Hal ini harus Messenger, dan Path. Beberapa media
mengantisipasi oleh pengguna yang sosial yang menutup layanannya biasanya
menyimpan arsip elektronik pribadinya di memberikan pemberitahuan sebelumnya
media sosial. untuk pengguna mereka memindah data
3. Tidak terjamin dari segi keamanan. dan arsip yang diperlukan, karena pada
Terutama apabila akun kita dibajak atau saat resmi ditutup, semua arsip akan
di hack oleh orang lain dan data serta dihapus secara bertahap dan permanen.
arsip pribadi kita bisa diambil dan KESIMPULAN
disalahgunakan oleh hacker tersebut. Setiap manusia pasti menghasilkan
Ketersediaan informasi yang ada di arsip, baik ketika dia lahir sampai dengan
media sosial, menawarkan penjahat siber meninggal. Arsip yang dihasilkan oleh
banyak kesempatan untuk melakukan seseorang itu disebut sebagai arsip pribadi.
berbagai jenis kejahatan. Hacker adalah Sesuai dengan bentuk arsip, maka arsip
orang yang mempelajari, menganalisa, pribadi pun ada yang berbentuk tekstual
dan selanjutnya bila menginginkan, bisa maupun elektronik. Arsip pribadi yang
membuat, memodifikasi, atau bahkan dikategorikan sebagai arsip elektronik
mengeksploitasi sistem yang terdapat di adalah arsip yang dari awal pembuatan atau
sebuah perangkat seperti perangkat lunak penciptaannya sudah dalam bentuk
komputer dan perangkat keras komputer elektronik, seperti misalkan surat pribadi
seperti program komputer, administrasi yang diketik menggunakan komputer dan
disimpan di media penyimpanan arsip P e nul i s m engu c a p k
elektronik, atau arsip pribadi yang sudah an Alhamdulillah karena atas seijin Allah
diubah dalam bentuk digital seperti SWT tulisan ini dapat diselesaikan serta
menggunakan scanner. Dengan teknologi ucapan terimakasih kepada suami tercinta
yang ada sekarang, kamera foto sudah dalam Abdul Anas, Isteri tercinta Suci Setiowati
bentuk digital dan disimpan secara dan Anak tersayang Favian Keandre Adani
elektronik. Pratama. Tidak lupa kepada teman-teman di
Pengelolaan arsip pribadi dalam Pengolahan dan di Pusjibang Siskar.
bentuk elektronik sama dengan pengelolaan Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
arsip elektronik sesuai dengan daurnya yaitu
penciptaan dan penyimpanan, penggunaan DAFTAR PUSTAKA
dan pemeliharaan. Dengan adanya media Buku
sosial dan jumlah penggunanya yang besar, Cox, Richard. “Digital Curation and the
maka banyak arsip pribadi yang dihasilkan Citizen Archivist”
dan disimpan di dalam media sosial. Arsip (dscholarship.pitt.edu/2692/1/CoxOf
pribadi yang dihasilkan dan disimpan dalam ficialSubmissionRevision.pdf).
media sosial dapat berbentuk tulisan, foto 7/13/2018 10:02 PM.
maupun video. Media sosial dapat dijadikan Gable, Julie (1996). “Records Management
alternatif penyimpanan diantaranya karena for Electronics Document”. ARMA
dapat dilakukan dengan lebih mudah dan International Records Management
cepat, jumlah arsip pribadi yang disimpan Quarterly, Volume 30, Number 4.
bisa dalam kapasitas yang banyak, Koulopoulos, Thomas M & Carl Frappaolo
penyimpanan dan akses dapat dengan (1995), Electronic Document
mudah dilakukan selama terkoneksi dengan Management Systems: A Portable
internet. Namun ada juga kekurangannya, Consultant. US: Mc Graw-Hill.
yaitu diantaranya pengguna harus mengerti Kennedy, Jay – Schauder Cherryl (1998),
dan kompeten dengan teknologi media Record Management : A Guide to
sosial, untuk masalah keamanannya kurang Corporate Record Keeping, Addison
terjamin, dan apabila media sosial tersebut Wesley Longman Australia Pty
tutup karena bangkrut atau hal lainnya Limited.
seperti yang dialami oleh media sosial path Mc Donnell, Edwin. D. (1993), Document
18 Oktober 2018 yang lalu, maka arsip Imaging Technology. US: Probus.
pribadi yang disimpan di dalamnya akan Moleong, Lexy.J (2004), Metodologi
dihapus permanen oleh platform Penelitian Kualitatif. Bandung:
bersangkutan secara bertahap. Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rully (2017), Media Sosial:
UCAPAN TERIMA KASIH Perspektif Komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi, Simbiosa Rekatama (https://tekno.kompas.com).
Media, Bandung.
Ricks, Betty; Ann J. Swafford & Kay F. (https://digitalreport.wearesocial.com/)
Gow. (1992), Information and Image
Management: A Records Systems
Approach. Dallas: South-Western.
Saffady, William. (2002), Managing
Electronic Records. ARMA
International
Schubert, Dexter R., Patricia E. Wallace, Jo
Ann Lee (1992), Records
Management: Integrated
Information Systems. US: Prentice
Hall.

Syam, Nur.(2016), Media Sosial: Interaksi,


Identitas dan Modal Sosial.
Prenadamedia, Jakarta.

Web Page
Hobbs, Chaterine. “The Character of
Personal Archives: Reflections on
the Value of Records of Individual”
(http://archivaria.ca/index.php/archiv
aria). 7/13/2018 11.05 PM.
Iteza, Dasril (2010), Arsip Sebagai Memori
Pribadi, (http://kodzanblogspot.com).
8/16/2018 08:34 AM.
Rifauddin, M.“Pengelolaan
Arsip Elektronik Berbasis
Teknologi”
(http://Journal.uin-alauddin.ac.id)
8/12/2018 10:03 PM.
Xuan Zhao dkk. “The Many Faces of
Facebook: Experiencing Social
Medias Performance, Exhibition,
and Personal
Archive”
(http://researchgate.net) 9/18/2018
08:25 AM
BIODATA PENULIS

Raistiwar Pratama
Arsiparis ANRI. Lulus dari Ilmu Sejarah Universitas Padjajaran pada tahun 2005 setelah menulis
skripsi berjudul Menggapai Komunitas Madani: Gerakan Isa Bugis 1962 – 1990. Pernah
menjadi pengajar tingkat dasar, menengah, dan tinggi di Sumedang, Bandung, dan Garut;
penerjemah lepas, salah satunya di Inowa Prima Consult; dan peneliti lepas Reform Institute.
Menulis esai-esai pendidikan, agama, sejarah, dan kearsipan. Menulis buku berjudul
Kebersamaan Membangun Universitas Padjajaran (2010) dan karya bersama berjudul Pers dan
Pemikiran Kaum Intelektual pada Akhir Masa Koloni di Kalimantan Barat (2015). Pada 2017,
lulus dari pendidikan master Ilmu Kearsipan Universitas Leiden setelah menulis tesis tentang
Dutch Manual dan pengaruh kearsipan Belanda di Indonesia. Setahun sebelumnya, menulis tesis
BA berjudul Interpreting Madurese Islam: Two Events Related to Sarekat Islam. Terlibat dalam
penyusunan inventaris Burgerlijke Openbare Werken, Mijnwezen. Menjadi koordinator
penyusunan inventearis Nahdlatul ‘Ulama dan guide arsip pertambangan, perdagangan, dan
pelabuhan.

Lastria Nurtanzila
Dosen Prodi Kearsipan Universitas Gadjah Mada. Menyelesaikan pendidikan S-1 dari jurusan
Ilmu Administrasi Negara FISIPOL UGM, kemudian melanjutkan S-2 di jurusan Manajemen
dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM. Memulai karis sebagai dosen pada tahun 2016 dan telah
mempublikasikan beberapa penelitiannya dalam bentuk jurnal, seperti ; “Standar Akuntansi
Pemerintahan dalam Mewujudkan Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan
Daerah” pada JKAP UGM Volume 17 No 1 Tahun 2013 ; “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan PBB P2 di Kota Yogyakarta Pasca Pelimpahan Kewenangan Pengelolaan Dari Pusat
kepada Daerah” pada JKAP UGM Volume 19 No 2 Tahun 2015 ; “Kemandirian Fiskal Daerah
Otonomi : Kesiapan Daerah dalam Pelimpahan Kewenangan Pengelolaan Pajak Bumi dan
Bangunan Perkotaan dan Perdesaan” pada Jurnal Natapraja UNY Volume 4 No 1 Tahun 2016 ;
“Kemandirian Fiskal Daerah Otonomi : Kesiapan Daerah dalam Pelimpahan Kewenangan
Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan” pada Jurnal Diplomatika
UGM Volume 2 No 1 Tahun 2018 ; “Penerapan Disaster Recovery and Contigency Planning
pada Perlindungan Arsip Vital di BPN DIY” pada Jurnal Diplomatika UGM Volume 1 No 2
Tahun 2018 ; “The Use Of LAPOR! As A Medium For Delivering Citizen Concern About Public
Services To Government” pada Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan Universitas Indonesia,
Volume 20 No 1 Tahun 2018. Saat ini masih aktif sebagai tenaga pengajar di Sekolah Vokasi
UGM dan juga memiliki ketertarikan di bidang kearsipan , administrasi dan organisasi
pemerintahan sebagai tema penelitiannya. Lastria Nurtanzila dapat dijangkau di
lastrianurtanzila@ugm.ac.id.

Anisa Nurpita
Lulusan S1 dan S2 Universtas Gadjah Mada, Yogyakarta. Saat ini bekerja sebagai dosen dan
menjabat sebagai Ketua Program Studi Ekonomika Terapan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah
Mada. Anisa Nurpita dapat dijangkau melalui anisanurpita@ugm.ac.id.

Margareta Aulia Rachman


Merupakan dosen tetap di Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia (FIB UI). Lulus Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2) pada Program Studi Ilmu
Perpustakaan FIB UI, salah satu mata kuliah yang diajar adalah Klasifikasi, Preservasi dan
Konservasi, Manajemen Koleksi, Manajemen Rekod serta Rekod dan Arsip Elektronik.
Beberapa hasil penelitiannya telah diterbitkan pada jurnal nasional terakreditasi dan jurnal
internasional. Topik yang menjadi minat penelitiannnya diantaranya mengenai manajemen arsip
dan perkembangan minat baca anak serta perilaku pencarian informasi khususnya pada anak.

Suprayitno
Saat ini bekerja di Kementerian Ketenagakerjaan, sebagai arsiparis. Sejak menjadi PNS pertama
kali di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2009, penulis sudah berkecimpung
sebagai praktisi kearsipan. Penulis merupakan almunus Prodi Kearsipan FIB UGM dan Ilmu
Perpustakaan, Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada tahun 2015, penulis
mendapatkan beasiswa S-2 dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk melanjutkan studinya di Magister Arkeologi FIB Universitas Indonesia, dan
lulus tahun 2017. Kesukaan menulis dalam bidang kearsipan dimulai lewat blog Doplomatika
(http://arsiparis.blogspot.com). Pernah menjadi juara dua nasional kategori umum pada lomba
karya tulis kearsipan yang diselenggarakan oleh ANRI tahun 2008, dengan judul artikel
Diplomatika Era Informatika: Tantangan Arsiparis di Dunia Cyber. Saat ini penulis sedang
belajar tentang filsafat kearsipan, serta mendalami teori dokumen lewat kelompok studi Kappa
Sigma Kappa Indonesia.

Sumarno
Lahir di Kebumen, 1 September 1959. Pendidikan dasar dan menengahnya diselesaikan di
Kebumen. Lulus sebagai Sarjana Pendidikan dari IKIP Makassar tahun 1999 pada jurusan
Otomotif, serta menyelesaikan S-2 dari UMI Makassar pada tahun 2002 dengan mengambil
jurusan Manajemen SDM. Sejak menjadi PNS di Depnaker tahun 1981, perjalanan kariernya
dimulai sebagai instruktur dan jabatan terakhir sebagai instruktur adalah sebagai ILK Madya
Otomotif (tahun 2002). Sejak tahun 2005 mulai menjabat sebagai pejabat struktural sebagai Kasi
Pengembangan SDM Asosiasi Profesi, Direktorat Stankom Proglat Ditjen Binalattas. Pernah
menjabat sebagai Kepala BLKI Ternate, Kepala BLKI Makassar, dan Kepala BBLKI Serang.
Sejak tahun 2015 sampai sekarang menjadi Kepala Biro Umum, Setjen, Kementerian
Ketenagakerjaan. Semenjak menjadi Kepala Biro Umum, penulis bertambah tertarik dengan
permasalahan kearsipan. Sejak tahun 2017 hingga sekarang, upaya perbaikan bidang kearsipan di
lingkungan Kementerian semakin ditingkatkan, di antaranya dengan telah diterbitkannya empat
pilar kearsipan, yaitu TND, Klasifikasi Arsip, JRA, dan SKKAD. Begitu juga dalam bidang
SDM kearsipan, upaya peningkatan jumlah arsiparis juga mulai ditingkatkan dengan adanya
penambahan jumlah arsiparis yang tadinya 1 kini menjadi 26 orang arsiparis.

Gayatri Kusumawardani
Lahir di Surabaya, 2 Oktober 1974. Lulus S1 Sejarah Universitas Padjadjaran Bandung dan S2
Ilmu Informasi – Kearsipan Universitas Indonesia. Bekerja di Arsip Nasional mulai tahun 2000
sampai sekarang. Memangku jabatan fungsional Arsiparis Madya. Telah mengikuti Diklat
Arsiparis Tahun 2003, Diklat Administrator dan Operator Jaringan Informasi Kearsipan Nasional
(JIKN) Tahun 2006, Diklat Pengelolaan Arsip Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tahun 2006, Diklat Sertifikasi Program Arsip Vital Tahun 2011, Diklat Sertifikasi Sumber Daya
Manusia Kearsipan Bidang Kompetensi Penyusunan Jadwal Retensi Arsip Tahun 2013, Diklat
Pengajar (Training of Trainers) Tahun 2012, dan Diklat Sertifikasi Sumber Daya Manusia
Kearsipan Bidang Kompetensi Pengelolaan Arsip Statis (Tahun 2013). Mendapatkan Sertifikat
Kelulusan Uji Kompetensi dan Sertifikasi Penyusunan Jadwal Retensi Arsip Tahun 2013,
Pengelolaan Arsip Statis Tahun 2013 dan Pengelolaan Arsip Dinamis Tahun 2014, dan terakhir
menjadi juara 3 Arsiparis Teladan Tahun 2018.

Bening Tri Hanggoro


Lahir di Jakarta, 9 April 1985. Lulus S1 dari Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Gadjah Mada. Bekerja di Arsip Nasional Republik Indonesia sejak tahun 2015 sampai sekarang.
Mengikuti Diklat Dasar Dasar Kearsipan (2015), Diklat Jabatan Fungsional Arsiparis (2017).
Jabatan Arsiparis Ahli pertama, saat ini bertugas di Subdirektorat Pengolahan Arsip 3.
PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL KEARSIPAN

Redaksi akan menentukan keputusan akhir mengenai Bagian di dalam buku


persetujuan penerbitan nakah, waktu publikasi, dan isi Rachmaji, A.S. Kebijakan Kearsipan: Studi Kasus Akuisisi
yang berkaitan dengan hal-hal spesifik. Redaksi berhak Arsip Pemilu dan Pemilukada oleh Lembaga
menyunting naskah sepanjang tidak mengubah isi dan Kearsipan. Dalam Basuki, Sulistyo. editor. Diskursus
maksud dari tulisan. Redaksi akan mengirimkan hasil Kearsipan Indonesia: Sebuah Bunga Rampai.
cetak jurnal kearsipan bagi para penulis yang naskahnya Depok: PT. RajaGrafindo Persada.
Koran
lolos seleksi untuk diterbitkan. Berikut adalah pedoman
Azmi. 2015. Arsip Supersemar 1966. Harian Kompas 10
untuk penulisan naskah:
Maret 2015, hlm 8.
Pengetikan dan Persyaratan Lainnya Laporan
1. Struktur Penulisan: Judul, Nama Penulis, Lembaga Tim Pusjibang Siskar. 2010. Laporan Pengkajian
Penulis, Email Penulis, Abstrak, Kata kunci, Penyelenggaraan Arsip Dinasmi di Kantor
Pendahuluan (Latar belakang, Perumusan Masalah, Desa/Kelurahan: Studi Kasus di Tiga Belas (13)
Manfaat, Tujuan, Teori, Hipotesis), Metodologi Kantor Desa dan Tiga Belas (13) Kantor Kelurahan.
Penelitian (Jenis Penelitian, Teknik Pengumpulan Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Data, Metode Analisis), Hasil dan Pembahasan, Sistem Kearsipan ANRI.
Kesimpulan, Ucapan Terima Kasih, Daftar Pustaka. Tesis
2. Naskah diserahkan dalam print out (hasil cetakan) Widodo, Bambang P. 2002. Analisis Kebijakan
asli pada kertas ukuran A4, diketik dengan jarak 1,2 Penyelamatan Arsip sebagai Bukti Otentik dalam
spasi. Ukuran huruf 12 point (kecuali judul dengan Perspektif Ketahanan Budaya: Studi Awal dalam
ukuran 16 point) dan jenis huruf Times New Roman. Rangka Otonomi Daerah. Tesis, Universitas
Indonesia.
Margin atas, bawah, kiri, dan kanan masing-masing
Jurnal Artikel Elektronik
2,5 cm, 4,5 cm, 3 cm, dan 2,5 cm. Jumlah halaman
Duranti, Luciana. 2009. From Digital Diplomatics to Digital
hendaknya berkisar antara 10-20 halaman. Records Forensics. Archivaria (Online) Edisi 68.
3. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Dari:
Indonesia. Abstrak ditulis paling banyak 150 kata https://archivaria.ca/index.php/archivaria/article/view/
dalam Bahasa Indonesia dan 200 kata dalam Bahasa 13229/14548 (Diakses 8 Februari 2018).
Inggris. Abstrak dilengkapi dengan kata kunci antara Web Page
3 sampai dengan 5 kata. Martino. 2016. Menafsir Polemik Laporan TPF Munir.
(Online).(https://www.kompasiana.com/martino/men
4. Penulisan paragraf harus dimulai dari tepi kiri baris
afsir-polemik-arsip-penyelidikan-tpf-
dengan satu kali tabulasi munir_583ae2b48523bdcf04326d08, diakses
5. Judul tabel ditulis diatas tabel dan judul gambar 8 Februari 2018).
ditulis dibawah gambar. Setiap tabel dan gambar
8. Naskah dengan penggunaan Bahasa Indonesia
mempunyai nomor urut mulai dari 1 (satu).
mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
6. Rujukan/kutipan suatu referensi di dalam naskah
yang Disempurnakan. Naskah dengan penggunaan
dilakukan dengan menyebutkan nama penulis dan
Bahasa Inggris menggunakan bahasa baku.
tahun yang diapit tanda kurung. Contoh: (Navarone,
9. Jurnal Kearsipan terbit 2 (dua) kali dalam setahun,
2007).
yaitu pada Juni dan Desember. Seluruh naskah dapat
7. Daftar Pustaka sesuai dengan model Harvard dan
dikirimkan ke Redaksi Jurnal Kearsipan dalam bentuk
penulisan diurut sesuai abjad dengan format sebagai
softcopy melalui email: jurnalkearsipan@anri.go.id
berikut:
dan hardcopy (cetak) ke alamat Pusat Pengkajian
Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 43 Tahun
dan Pengembangan Sistem Kearsipan, Arsip
2009 Tentang Kearsipan. Lembaran Negara RI Nasional RI Jl. Ampera Raya Nomor 7, Cilandak,
Tahun 2009. Jakarta: Sekretariat Negara. Jakarta Selatan 12560.
Buku
Shepherd, Elizabeth. 2009. Archives and Archivist in 20th
Century England. England: Ashgate Publishing
Limited.
Lukman dan Kustantyana, Swistien. 2012. Manajemen
Penerbitan Jurnal Ilmiah. Jakarta: CV Sagung Seto.
Artikel dari Jurnal
Pratama, Raistiwar. 2017. Hilangnya Catatan Kaki: Pokok-
pokok Gagasan Kearsipan dalam Dutch Manual.
Jurnal Kearsipan Volume 12 Nomor 1 Juni 2017, hlm
1 – 20.
ISSN 1978 - 130X

KEARSIP
JURNAL
AN

Anda mungkin juga menyukai