Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki
fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang
pembangunan ekonomi yang hingga saat ini masih merupakan tulang
pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan sungai yang
utama adalah untuk pengairan lahan pertanian dan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih. Seiring dengan pertambahan penduduk dan
perkembangan berbagai industri, maka pencemaran air sungai telah menjadi
masalah serius yang dihadapi oleh manusia.
Robert dan Roestam (2005:170) mengemukakan bahwa air limbah
domestik adalah air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk tujuan
semula baik yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau dari aktifitas
dapur, kamar mandi dan cuci dimana kuantitasnya antara 50–70% dari rata-
rata pemakaian air bersih (120-140 liter/orang/hari).
Pencemaran oleh limbah domestik yaitu limbah cair yang berasal dari
rumah tangga lebih umum dan mengenai lebih banyak orang daripada
pencemaran oleh limbah industri. Pada umumnya, limbah domestik
mengandung sampah padat yang berupa tinja, dan cair yang berasal dari
sampah rumah tangga. Pencemaran limbah cair yang berasal dari hasil MCK
masyarakat merupakan pencemaran yang kurang nampak dan efeknya baru
terasa setelah waktu yang lama, pencemaran ini kurang mendapat
perhatian.
Pada saat ini manusia kurang akan kesadaran lingkungan sendiri.
Banyak di antara mereka yang kurang mengerti akan kebersihan lingkungan,
sehingga mereka dengan mudahnya membuat limbah yang sangat
berbahaya bagi lingkungan. Seperti halnya aktivitas sehari-hari yang kita
lakukan seperti mandi, mencuci dan berbagai aktifitas lain yang kita anggap
sepele namun menghasilkan sisa buangan ternyata dapat membahayakan
bagi manusia dan lingkungan khususnya lingkungan laut. Dari sekian banyak
aktifitas manusia ternyata yang paling berbahaya adalah limbah rumah
tangga. Walaupun kita tidak hidup di wilayah pesisir dan banyak limbah
industri yang tidak diolah juga dapat membahayakan perairan laut tapi
melihat banyaknya penduduk Indonesia dengan limbah rumah tangga yang

1
tidak diolah serta di hasilkan setiap hari. Dapat dikatakan keruksakan karena
limbah rumah tangga lebih besar dari pada limbah industri.
Sungai lulut adalah kelurahan di kacamatan Banjarmasin Timur, di
wilayah sungai lulut terdapat sebuah aliran sungai dimana di sana terdapat
banyak masyarakat yang hidup di sepanjangan aliran sungai dan sangat
bergantung terhadap sungai tersebut dalam melakukan berbagai kegiatan
dan aktifitas sehari-hari.
Oleh karena itu kami tertarik untuk mengamati daerah sungai lulut
sebagai tempat bahan kajian tugas kami, karena budaya masyarakat sungai
lulut yang tidak pernah lepas menggunakan air sungai dalam kehidupan
sehari-hari mereka, yang mana di daerah sungai lulut tersebut air sungainya
masih tidak lepas dari pencemaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran air sungai?
2. Apa dampak yang ditimbulkan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tercemarnya air
sungai
2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
a. Mengetahui penyebab pencemaran air sungai
b. Mengetahui kualitas air sungai
c. Dapat menghimbau masyarakat tentang bahayanya pencemaran air
sungai
2. Bagi Masyarakat
a. Agar masyarakat lebih menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas
air sungai yang berguna dan bermanfaat untuk kebutuhan sehari-
hari.
b. Jika air sungai terjaga kebersihannya tidak akan terjangkit penyakit.
c. upaya masyarakat menyadari pentingnya sungai.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pencemaran Sungai


Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang disebabkan
oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan
unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang
dapat mengganggu kesehatan manusia.Pencemar sungai dapat
diklasifikasikan sebagai organik, anorganik, radioaktif, dan asam/basa.
Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir
100.000 zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat
kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Limbah rumah tangga,
mck, deterjen, PCBs, dan PCPs (polychlorinated phenols) adalah salah satu
contohnya. Limbah rumah tangga ialah berupa sisa-sisa sayuran seperti
wortel, kol, bayam, slada dan lain-lain bisa juga berupa kertas, kardus atau
karton. PCB, walaupun telah jarang digunakan di alat-alat baru, masih
terdapat di alat-alat elektronik lama sebagai insulator, PCP dapat ditemukan
sebagai pengawet kayu, dan deterjen digunakan secara luas sebagai zat
pembersih di rumah tangga.
Pencemaran air berdampak besar terhadap penurunan kualitas air.
Jadi, “Semakin banyak limbah disungai, maka semakin berkurangnya
kualitas air sungai. Sehingga, air perlu dijaga,dilindungi,dan dilestarikan.
Karena sangat penting bagi seluruh kehidupan.

B. Cara Mengatasi Pencemaran Air Sungai


1. Melestarikan hutan di hulu sungai
Agar tidak menimbulkan erosi tanah disekitar hulu sungai sebaiknya
pepohonan tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal
pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan membawa
tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir sehingga
menyebabkan pwendangkalan sungai.
2. Tidak buang air di sungai
Buang air kecil dan air besar sembarangan adalahperbuatan yang salah.
Kesan pertama dari tinja atau urin yang dibuang sembarangan adalah
bau dan menjijikan. Tinja juga merupakan medium yang paliang baik

3
untuk perkembangan bibit penyakit dari yang ringan sampai yang berat,
oleh karena itu janganlah buang air besar sembarangan khususnya di
sungai.
3. Tidak membuang sampah di sungai
Sampah yang dibuang sembarangan di sungai akan menyababkan aliran
air di sungai terhambat. Selain itu juga sampah juga akan menyebabkan
sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim
penghujan, sampah juga membuat sungai tampak kotor menjijikan dan
terkontaminasi
4. Tidak membuang limbah rumah tangga dan industri
Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri atau limbah
rumah tangga yang berupa cairan adalah dengan mambuangnya
kesungai. Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja dapat
menimbulkan pencemaran mulai dari bau yang tidak sedap, oencemaran
air gangguan penyakit kulit serta masih banyak lagi.

C. Bahaya dari Polusi Air Sungai


Bibit-bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan
radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk
penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan
menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam
yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon,
tetraklorida, karbon dan lainlain dapat merusak organ tubuh manusia atau
dapat menyebabkan kanker. pencemaran sungai ini akan mengakibatkan
berbagai macam persoalan dan masalah baru bagi kita. Masalah itu antara
lain adalah masalah yang mengakibatkan menurunnya kesehatan bagi
manusia dan mahluk hidup sekitaran aliran sungai, belum lagi masalah banjir
akibat luapan aliran sungai yang tersumbat oleh sampah. Dampak bagi
kesehatan ini bisa kita rasakan dari peranan air sungai itu sendiri. Kita tahu
bahwa air sebagai adalah salah satu media pembawa dan penular penyakit
karena didalamnya terkandung berbagau mikroba pathogen, air juga bisa
sebagai sarang insekta yang juga menyebarkan penyakit, dan air juga bisa
sebagai media untuk hidupnya berbagai macam faktor berbagai macam
bakteri bibit penyakit. Dari segi estetika lingkungan, sungai yang tercemar

4
sungai sangat tidak enak untuk kita lihat apalagi untuk kita nikmati. Sejumlah
besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan
sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan yang berbahaya masuk ke laut atau
samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak
jenis kerang-kerangan yang mungin mengandung zat-zat yang berbahaya
untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari
pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak.
Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh
efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah
industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan
masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya
kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air.
3. Pendangkalan dasar perairan.
4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan
ekologi.
5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat.
6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama
dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna
terutama predator.
7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung.
8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Wawancara
Wawancara dilakukan pada tanggal 08 Juni 2018 pukul 15.00.
Pertanyakan yang diajukan kepada masyarakat berupa :
1. Untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum apakah masyarakat sekitar
menggunakan air sungai?
2. Apakah masyarakat sekitar sering menggunakan air sungai untuk
mandi, mencuci piring, dan memncuci pakaian?
3. Apakah ada keluhan dalam penggunaan air sungai dalam kegiatan
sehari-hari?
Jawaban masyarakat sekitar sungai lulut :
1 Untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum masyarakat sungai lulut
menggunakan air keran/PDAM yaitu dengan cara membeli air tersebut
kepada warga sekitar yang menggunakan air PDAM.
2 Masyarakat sungai lulut mengatakan bahwa untuk penggunaan air sugai
seperti mandi, mencuci piring, dan mencuci pakaian sudah menjadi
kebiasaan mereka.
3 Masyarakat sekitar mengatakan bahwa keluhan yang mungkin sering
terjadi adalah gatal-gatal pada kulit dan diare.

B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Pencemaran Air Sungai


Pada dasarnya pencemaran air sungai disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu:
1. Berkembangnya industri-industri.
Saat ini industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah,
teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang di hasilkan. Industri-
industri khususnya yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan
membuang limbahnya ke dalam sungai yang dapat mencemari
ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke dalam sungai
dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi, serta fisik
air.
Polutan yang di hasilkan oleh pabrik dapat berupa:
a. Logam Berat: timbale, tembaga, seng dll.

6
b. Panas: air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang
pada akhirnya akan mematikan biota air.
2. Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga.
Limbah rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air
sungai. Karena dari limbah rumah tangga dihasilkan beberapa zat
organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-
selokan dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk zat
organik dan anorganik, dari limbah rumah tangga seperti mck, mencuci
baju dengan deterjen, membuang sampah-sampah bekas makanan dan
lain-lain yang bisa juga membawa bibit-bibit penyakit yang dapat
menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi yang
luas di masayarakat.
3. Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan.
Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui
proses pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena
limbah pertanian mengandung berbagai macam zat pencemar seperti
pupuk dan pestisida. Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan
mencemari air yang keluar dari pertanian karena air ini mengandung
bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng
gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami
pertumbuhan dengan cepat yang dapat menutupi permukaan air dan
berpengaruh buruk pada ikan-ikan dan komponen ekosistem biotik
lainnya.
Penggunaan pestisida juga dapat menggagu ekosistem air karena
pestisida bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan air, burung
dan bahkan manusia.
4. Pencemaran air sungai karena proses alam
Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya
terjadinya, erosi dan iklim. Erosi dapat membawa berbagai bahan
pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan
lumpur yang dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar
matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.
Iklim juga berpengaruh pada tingkat pencemaran air sungai misalnya
pada musim kemarau volume air pada sungai akan berkurang, sehingga

7
kemampuan sungai untuk menetralisir bahan pencemaran juga
berkurang.

C. Dampak dari Pencemaran Air Sungai


Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat
meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak
seimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan
asam dsb.
1. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara
lain :
a. air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
b. air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c. jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan
tak dapat membersihkan diri
d. air sebagai media untuk hidup vector penyakit
2. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya
ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat
mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak
juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga
menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah
detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang
sangat banyak. Ini pun dapat mengurangi estetika.
3. Dampak penggunaan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari
Sungai juga sebagai sarana masyarakat untuk kegiatan sehari-hari
seperti mandi, mencuci alat makan, mencuci pakaian dll. Oleh karena itu
masyarakat yang menggunakan air sungai tidak pernah lepas dari
terkenyanya penyakit seperti penyakit kulit, diare, dan berbagai penyakit
lainnya karena adanya protoza dan bakteri yang terdapat didalam air
sungai yang tercemar oleh sampah-sampah rumah tangga, bekas air
deterjen dan lain-lain.

8
D. Solusi Kelompok kepada Keluhan Masyarakat Sungai Lulut
1. Menghimbaukan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke
sungai melainkan membuangnya ke tempat sampah terdekat dan
menyediakan tempat sampah di depan rumah agar air sungai tidak
tercemar.
2. Menghimbaukan dan menjelaskan kepada masyarakat agar tidak
mencuci alat makanan menggunakan air sungai karena air sungai yang
tercemar membawa atau menyebarkan berbagai bakteri dan penyakit
seperti diare.
3. Menghimbaukan kepada masyarakat sungai lulut agar tidak terlalu
sering menggunakan air sungai untuk mandi dan juga mencuci pakaian
karena bisa menimbulkan penyakit seperti penyakit kulit.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita harus menggunakan air seperlunya dan tidak menggunakan air
yang tercemar untuk kebutuhan dan keperluan sehari-hari karena di
dalamnya terkandung zat-zat yang sangat berbahaya.Pencemaran air akan
terus ada, namun kita dapat menanggulangi dan mengurangi jumlah
pencemaran air.
Saat di wawancara yang mana sudah menjadi budaya masyarakat
sungai lulut yang tidak pernah lepas menggunakan air sungai dalam
kehidupan sehari-hari mereka, yang mana di daerah sungai lulut tersebut air
sungainya masih tidak lepas dari pencemaran, dan juga adanya keluhan
dalam penggunaan air sungai yang berdampak pada kesehatan masyarakat
sungai lulut.

B. Saran
Agar pencemaran air tak ada lagi, saran kami adalah :
1. Sebaiknya kita harus berhati-hati dalam menggunakan air, karena air itu
ada yang tercemar dan ada yang tidak.
2. Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan
terhindar dari pencemaran air.
3. Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah
pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
4. Untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya diolah terlebih
dahulu.
5. Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara
berlebihan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kristanto, Philip. Ekologi Industri . Edisi ke II. Yogyakarta: ANDI, 2013.

Sastrawijaya, Tresna. 2010. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Soemirat J. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press; 2014.

Syafnil. 2010. Bahan Ajar Kimia Organik Section Kimia Lingkungan.bengkulu

Wardhana, W.A. (2011). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.

11

Anda mungkin juga menyukai