PESERTA PELATIHAN PENATALAKSANAAN PASIEN KANKER DENGAN
KEMOTERAPI BAGI PERAWAT DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN GELOMBANG 4 TANGGAL 2 – 13 AGUSTUS 2021
RESUME PEMBELAJARAN
Pelatihan Penatalaksanaan Pasien Kanker Dengan
Kegiatan Kemoterapi Bagi Perawat Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Gelombang / Tanggal 4 (2-13 Agustus 2021) MPI 5 (Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Dengan Nama Mata Pelatihan (Materi) Kemoterapi) Nama Peserta Muhammad Helmy Nomor Urut Peserta 03 Asal Institusi Peserta Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
Seseorang yang menderita penyakit kanker tentunya menimmbulkan berbagai
respon pada dirinya secara biopsikososiospiritual. Sebagai seorang perawat onkologi kita harus membantu pasien memenuhi kebutuhan biopsikososiospiritual dari pasien. Kemoterapi adalah salah satu pilihan tindakan dalam pengobatan kanker yang mana kemoterapi menggunakan obat sitotoksik yang dapat mencegah proliferasi sel-sel. Pengobatan kemoterapi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu: Pengobatan induksi untuk terapi memperkecil sel kanker. Kemoterapi adjuvant adalah pemberian obat-obatan yang dilakukan setelah dengan tindakan bedah atau radiasi. Kemoterapi primer adalah kemoterapi yang dilakukan sebagai tindakan utama. Kemoterapi neoadjuvant adalah kemoterapi yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan bedah ataupun radiasi. Tujuan pemberian kemoterapi diantaranya adalah pengobatan, pengurangan massa tumor selain dengan radiasi ataupun bedah, meningkatkan kelangsungan hidup, mengurangi komplikasi akibat metastase. Terdapat tiga peran kemoterapi terhadap kanker yaitu cure atau penyembuhan, control atau menghentikan pertumbuhan, dan paliatif atau meningkatkan kualitas hidup. Efek samping kemoterapi pada 24 jak pertama biasanya adlah mual,muntah,gatal, menggigil. Pada hitungan hari ataupun minggu efek samping yang muncul biasanya adalah netropeni, alopecia(rambut rontok) ,stomatitis dan diare. Efek samping pada hitungan bulan biasanya menimbulkan neuropati perifer. Hitungan bulan atau tahun efek yang dimunculkan adalah steril, sirosis hepar. Munculnya efek samping tergantung dari kondisi pasien, karateristik obat dan dosis yang diberikan. Obat-obatan kemoterapi juga dapat berbahaya bagi beberapa obat tertentu sehingga diperlukan intervensi tambahan bagi seorang perawat onkologi. Peran perawat pada pasien yang sedang menjalani kemoterapi adalah mengkaji status fisik dan emosi pasien, riwayat kesehatan pasien baik yang pernah diderita, keluarga, maupun yang dialami sekarang, sebagai pemberi pelayanan dan memberikan ataupun memfasilitasi pasien dan keluarga tentang pengetahuan penyakitnya, pemberi implikasi keperawatan dari hasil pemeriksaan penunjang, memberikan asuhan keperawatan untuk menimbulkan kenyamanan dan persiapan dalam proses kemoterapi. Edukasi yang dapat diberikan pada pasien yang menjalani kemoterapi diantaranya adalah pemberian gambaran atau penjelasan mengenai status penyakit, jadwal perawatan, efek samping dalam pengobatan dan sumber daya masyarakat yang dapat dimanfaatkan. Perawat onkologi harus mampu membuat prioritas masalah pasien dan membantu dalam mengintervensi keluhan serta mengevaluasi masalah pasien. Misalnya mengurangi efek samping dari kemoterapi. Asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi diawali dengan memastikan pasien kanker tidak terserang covid-19 karena pasien kanker merupakan salah satu kalangan yang beresiko terserang covid-19. Pengkajian sebelum kemoterapi meliputi riwayat penyakit pasien dan keluarga, diet nutrisi, pengetahuan pasien dan keluarga mengenai kemoterapi dan prosedur nya. Evaluasi fisik pasien persistem. Lakukan pengkajian psikososial meliputi pengetahuan dan respon pasien terhadap penyakit dan pengobatannya. Lakukan pemeriksaan data penunjang dan laboratorium. Pengkajian dengan gejala- gejala yang dialami pasien. Instrumen yang dapat digunakan untuk mengkaji syptom yang dirasakan pasien menggunakan ESAS untuk meningkatkan kualiatas treatment dan kualitas hidup. ESAS meliputi 10 pertanyaan yang dapat diajukan kepada pasien. Sedangkan pada pasien yang mengeluh mual dapat menggunakan instrumen pengkajian dengan PQRSTUV. Untuk menentukan derajat mual sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat. Pengkajian post kemoterapi dilakukan dengan pengkajian ulang terhadap respon pengobatan, penanganan efek samping, dan penkes pada pasien dan keluarga. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien yang menjalani kemoterapi adalah nausea, nyeri akut, defisit pengetahuan, diare, gangguan citra tubuh dan resiko infeksi. Intervensi keperawatan defisit pengetahuan dapan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan dan kesiapan pasien serta keluarga menerima edukasi, menjadwalkan edukasi serta memberikan penjelasan mengenai tujuan dan prosedur dari pengibatan kemoterapi,dan jadwal untuk follow up. Hal ini dilakukan agar keluarga serta pasien dapat berperan aktif dalam memperhatikan kesehatannya. Untuk intervensi keperawatan gangguan integritas kulit gangguan mukosa mulut dapat dilakukan pengkajian, catat adanya kemerahan atau stomatitis, lakukan oral hygiene, beri obat kumur dannobat anti jamur dan berikan asupan nutrisi yang optimal. Intervensi keperawatan pada pasien yang mengalami defisit nutrisi dapat dilakukan identifikasi status nutrisi, alergi terhadap makanan, hitung kebutuhan kalori, monitor BB, dan berikan makanan selagi hangat dan makanan kesukaan pasien terakhir kolaborasi ahli gizi. Intervensi keperawatan nausea dapat dilakukan dengan identifikasi pengalaman mual dan dampaknya, identifikasi penggunaan antiemetik, monitor mual, anjurkan sering membersihkan mulut, hindari makan 2 jam sebelum dan sesudah kemoterapi, dan kolaborasi pemberian antiemetik. Intervensi pada pasien diare diantaranya dapat dilakukan dengan monitor bab seperti frekuensi, warna dan konsistensi tinja, monitor intake output, monitor darah lengkap, kolaborasi pemberian cairan dan pemberian obat. Intervensi pada masalah gangguan citra tubuh alopesia dapat dilakukan dengan edukasi bahwa kerontokan hanya sementara, anjurkan mengungkapkan gambaran diri, beri edukasi keluarga untuk memberi dukungan, ajarakan perawatan rambut rontok. Persiapan pasein pulang dilakukan dengan memperhatikan penjelasan dan penanganan efek samping, pemenuhan Nutrisi, perawatan cvc, jadwal pemeriksaan dan kontrol serta jadwal kemoterapi sleanjutnya. Sebelum pasien pulang lakukan evaluasi meliputi pengkajian respon pasien dan keluarga tentang pemahaman protokol pbat yang diberikan, pemahaman untuk meminimalisir komplikasi, tindakan yang dilakukan jika terjadi hal darurat dan mengetahui situasi darurat pasien, menjaga area penusukan dan mengetahui manajemen dari efek samping kemoterapi.