Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kelompok panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat
dan karunia-Nya kelompok dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Gangguan
Kognitif :Defisit Perawatan Diri” dengan baik.

Kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, Oleh sebab itu kami mohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini di kemudian hari.

Atas perhatiannya kelompok mengucapkan Terima Kasih.

Manado, Agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 3
B. TUJUAN ........................................................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4
A. PENGERTIAN ................................................................................................................................. 4
B. JENIS-JENIS .................................................................................................................................... 4
C. TANDA DAN GEJALA ................................................................................................................... 4
D. PENYEBAB ..................................................................................................................................... 5
E. MEKANISME KOPING .................................................................................................................. 7
F. RENTANG RESPON KOGNITIF ................................................................................................... 7
BAB III ......................................................................................................................................................... 8
ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI ................................................................... 8
A. PENGAKAJIAN ............................................................................................................................... 8
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ...................................................................................................... 8
C. INTERVENSI KEPERAWATAN .................................................................................................... 9
BAB IV ....................................................................................................................................................... 10
PENUTUP .................................................................................................................................................. 10
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 10
B. SARAN ........................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,


keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal
hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau
keadaan emosional klien. Selain itu,beragam faktor pribadi dan sosial budaya
mempengaruhi praktik hygiene klien.
Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak yang dekat dengan klien
maka perawat menggunakan ketrampilan komunikasi untuk meningkatkan hubungan
terapeutik dan belajar tentang kebutuhan emosional klien. Oleh karena itu penulis
membahas makalah ini untuk mempelajari tentang defisit perawatan diri dan mengkaji
pasien dengan gangguan perawatan diri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah membuat dan mempresentasikan makalah ini diharapkan mahasiswa mengerti
dan mengetahui tentang gangguan halusinasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui dan memahami defisit perawatan diri.
b. Mahasiswa mengetahui dan memahami etiologi defisit perawatan diri.
c. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis defisit perawatan diri.
d. Mahasiswa mengetahui mekanisme koping defisit perawatan diri.
e. Mahasiswa mengetahui dan memahami intervensi dari defisit perawatan diri dan dapat
mengimplementasikannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi ( hygiene ) , berpakaian / berhias, makan dan BAB atau BAK ( toileting ). (NITA FITRIA,
2009 )

B. JENIS-JENIS
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai
pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

C. TANDA DAN GEJALA


Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:

1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur
e. BAK dan BAB di sembarang tempat

D. PENYEBAB
Menurut Dep Kes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59)
Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
h. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
i. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

E. MEKANISME KOPING
a. Regresi
Kemunduran akibat sters terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini
b. Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut.
Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
c. Isolasi sosial, menarik diri
Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baik atau semuanya
buruk, kegagalan unutk memadukan nilai-nilai positif dan negatif didalam diri sendiri
d. Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.

F. RENTANG RESPON KOGNITIF


Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yng tidak dapat merawat diri sendiri:

1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri :


a. Bina hubungan saling percaya
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri :
a. Bantu klien merawat diri
b. Ajarkan keterampilan secara bertahap
c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi
b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien
c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. PENGAKAJIAN
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara
mandiri, berhias diri secara mandiri, dan eliminasi/ toileting ( buang air besar/ buang air kecil)
secara mandiri.
Untuk mengetahui apakah pasien mengalamimasalah defisit perawatan diri, maka tanda
dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu :
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor,gigi kotor, kulit berdaki dan
berbau, kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berhias/ berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor
dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien
perempuan tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan mengambil
makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidakmampuan defekasi/ berkemih, secara mandiri, ditandai dengan defekasi/ berkemih
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah defekasi/ berkemih.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosis keperawatan Defisit Perawatan Diri :
kurang perawatan diri : (kebershan diri, berdandan, makan, BAB/BAK)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Tujuan
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara mandiri
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
2. Intervensi
a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Meliputi :
1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4. Melatih pasien mempraktekan cara menjaga kebersihan diri
b. Melatih pasen berdandan/berhias
Meliputi :
1. Berpakaian
2. Menyisir rambut
3. Berhias
4. Bercukur
c. Melatih pasien makan secara mandiri
Meliputi :
1. Menjelaskan cara mempersiapkan makanan
2. Menjelaskan cara makan yang tertib
3. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
4. Praktek makan sesuai tahapan makan yang baik
d. Mengajurkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Meliputi :
1. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
3. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Defisit perawatan diri

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi ( hygiene ) , berpakaian / berhias, makan dan BAB atau BAK ( toileting ). (NITA FITRIA,
2009 )

Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1.Faktor predisposisi
2.Faktor presipitasi

B. SARAN
Dengan terbentuknya makalah ini, mahasiswa sebagai calon perawat dapat
mengaplikasikan asuhan keperawatan defisit perawatan diri ini dengan baik, baik teori maupun
praktik di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta
: EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta :
CV Sagung Seto

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta : Prima Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta.
EGC

Anda mungkin juga menyukai