METODOLOGI PENELITIAN
10
d) AMDAL
AMDAL adalah suatu proses pengkajian dampak lingkungan dari suatu
rencana kegiatan penambangan. Jenis rencana usaha/kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL ditetapkan berdasarkan potensi dampak penting,
luas perijinan (IUP) ≥200 Ha.
e) Persiapan dan pembangunan akses sarana dan prasarana
Persiapan dan pembangunan akses sarana dan prasarana adalah kegiatan yang
dilakukan sebelum mwmulai kegiatan penambangan. Pembangunan ini untuk
membantu kelancaran kegiatan penambangan yang akan dilakukan.
f) Penambangan
Penambangan adalah kegiatan eksploitasi bahan galian. Kegiatan dalam
penambangan adalah : penggalian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian
yang akan diolah lebih lanjut.
g) Pengolahan
Kegiatan dalam pengolahan batubara adalah proses mengecilkan ukuran dan
pencucian batubara untuk mengurangi pengotornya hingga sesuai dengan
permintaan pasar.
h) Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan penjualan batubara kepada konsumen. Kegiatan ini
meliputi pengapalan dan pengiriman sampai tujuan.
i) Reklamasi dan Pasca Tambang
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menata, memulihkan, dan
memperbaiki lahan yang terganggu akibat usaha pertambangan agar dapat
berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Pasca tambang adalah
kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang
terganggu sebagai akibat dihentikannya kegiatan penambangan dan/atau
pengolahan dan pemurnian untuk memnuhi kriteria sesuai dengan dokumen
Rencana Pasca Tambang.
11
2.1.2 Parameter analisis valuasi ekonomi
Analisis valuasi ekonomi pada perencanaan pertambangan adalah hasil
kajian teknis dan pemasaran dari studi kelayakan dalam penambangan batubara.
Kajian teknis penambangan batubara menghasilkan parameter dasar yang
melandasi perhitungan nilai ekonomi dari proyek tersebut, seperti :
a) Jumlah cadangan batubara tertambang (mineable reserve)
b) Kapasitas produksi batubara
c) Jenis dan jumlah peralatan utama operasi penambangan
d) Jenis dan jumlah peralatan pendukung
e) Infrastuktur dalam dan luar tambang
f) Segmen pasar batubara
g) Harga jual batubara
12
c) Biaya investasi pengembangan (development), yang terdiri atas biaya
konstruksi infrastruktur baru meliputi : jalan, kantor, perumahan, bengkel,
gudang, stockpile, crushing plant, dan lain-lain.
d) Biaya investasi penggantian (replacement), yaitu biaya ganti rugi lahan
tambang; prasarana tambang, dan sebagainya.
e) Biaya modal kerja (working capital) yaitu dana yang dikeluarkan perusahaan
sebagai akibat keharusan pemenuhan biaya operasi penambangan sebelum
diproduksi dan dijual produk batubaranya.
13
Untuk menghitung biaya operasi penambangan pada satu periode produksi
maka beberapa aspek yang menjadi pertimbangan adalah :
a) Target produksi yang direncanakan (produksi batubara dalam ton dan tanah
penutup dalam BCM)
b) Peralatan utama penambangan yang dioperasikan (jenis dan jumlahnya,
spesifikasi teknis, jam kerja operasi, nilai ekonomis alat)
c) Peralatan pendukung penambangan yang dioperasikan (jenis dan jumlahnya,
spesifikasi teknis, jam kerja operasi, nilai ekonomis alat)
d) Sumberdaya Manusia untuk melakukan operasi (kualifikasi, jumlah, standar
gaji)
Setelah melakukan pendekatan seperti di atas maka biaya produksi (coal
production cost) terdiri dari biaya operasi penambangan langsung (stripping cost,
getting coal cost, coal processing cost, hauling coal cost dan mine support
operating cost), ditambah biaya operasi penambangan tidak langsung yang terdiri
dari biaya penataan kembali lahan (reklamasi) dan biaya pasca tambang.
1) Biaya pemeliharaan dan penggantian dampak akibat limbah dan gas buangan
(waste and emission treatment), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
memelihara, memperbaiki, mengganti kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh limbah perusahaan.
14
2) Biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan (prevention and environmental
management), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mencegah dan mengelola
limbah untuk menghindari kerusakan lingkungan.
3) Biaya pembelian bahan untuk bukan hasil produksi (material purchase value
of non product), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang
bukan hasil produksi dalam rangka pencegahan dan pengurangan dampak
limbah dari bahan baku produksi.
4) Biaya pengelolaan untuk produk (processing cost of non product output) yaitu
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengelolaan bahan yang bukan hasil
produk.
5) Penghematan biaya lingkungan (environmental revenue) merupakan
penghematan biaya atau penambahan penghasilan perusahaan sebagai akibat
dari pengelolaan lingkungan.
6) Potensially hidden cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi suatu produk sebelum proses produksi (biaya desain produk),
biaya selama proses produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja).
7) Contingent cost yaitu biaya yang mungkin timbul dan mungkin terjadi dalam
suatu perusahaan dan dibebankan pada contingent liabilities cost (seperti biaya
cadangan untuk kompensasi kecelakaan yang terjadi).
8) Private cost yaitu biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan yang berpengaruh
langsung terhadap perusahaan.
9) Societal cost yaitu biaya lingkungan dan sosial dalam suatu aktifitas dan
merupakan biaya eksternal yang dibayarkan oleh perusahaan (contohnya biaya
yang dikeluarkan sebagai dampak pencemaran lingkungan).
15
a) Keterlibatan komunitas (Community Involvement), mencakup aktivitas
berbentuk donasi atau bantuan untuk kegiatan rohani, olahraga, bantuan bagi
pengusaha kecil, pelayanan kesehatan masyarakat, bantuan penelitian dan
sebagainya.
b) Sumberdaya manusia (Human Resources), meliputi program pendidikan dan
pelatihan karyawan, fasilitas keselamatan kerja, kesehatan, kerohanian, serta
tunjangan karyawan.
c) Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Fisik (Environmental and Physical
Resources) terdiri dari antara lain keterlibatan perusahaan dalam pengolahan
limbah, program penghijauan, pengendalian polusi, dan pelestarian lingkungan
hidup.
d) Kontribusi produk atau jasa (Product or services contribution), mencakup
keamanan dan kualitas produk, kepuasan konsumen, dan sebagainya.
Terdapat beberapa metode pengukuran biaya sosial, yaitu :
a) Menggunakan Opportunity Cost Approach, misalnya atas pembuangan limbah
suatu perusahaan, dapat dihitung social cost dengan cara menghitung
kerusakan wilayah rekreasi sebagai akibat pembuangan limbah tersebut,
kerugian manusia dalam hidupnya, berapa berkurang kekayaannya.
b) Menggunakan daftar kuesioner, survey, lelang, dimana mereka yang merasa
dirugikan ditanyai berapa besar jumlah kerugian yang ditimbulkannya atau
berapa biaya yang harus dibayar kepada mereka sebagai kompensasi kerugian
yang dideritanya
c) Menggunakan hubungan antara kerugian massal dengan permintaan untuk
barang perorangan dalam menghitung jumlah kerugian masyarakat.
d) Menggunakan reaksi pasar dalam menentukan harga. Misalnya vonis hakim
akibat pengaduan masyarakat akan kerusakan lingkungan dapat juga dianggap
sebagai dasar perhitungan.
Perhitungan biaya sosial umumnya menggunakan pendekatan valuasi
kontingensi. Metode ini menggunakan pendekatan kesediaan untuk membayar atau
menerima ganti rugi agar sumber daya alam tersebut tidak rusak. Metode ini juga
dapat digunakan untuk menduga nilai guna dan nilai non guna. Metode ini
16
merupakan teknik dalam menyatakan preferensi, karena menanyakan orang untuk
menyatakan penilaian, penghargaan mereka. Pendekatan ini juga memperlihatkan
seberapa besar kepedulian terhadap suatu barang dan jasa lingkungan yang dilihat
dari manfaatnya yang besar bagi semua pihak sehinga upaya pelestarian diperlukan
agar tidak kehilangan manfaat itu.
17
b) Basis atau biaya pertama yang digunakan sebagai dasar depresiasi adalah harga
perolehan ditambah biaya pengangkutan dan pemasangan alat sampai siap
pakai.
c) Periode recovery atau umur depresiasi dari alat yang didepresiasikan,
bervariasi tergantung dari jenis alat.
d) Sampai dengan akhir umur alat, setiap aset didepresiasikan sebesar 20%.
2.1.10 Pajak
Pajak pertambangan terdiri dari tiga jenis, yaitu :
a) Rente Ekonomi (Economic Rents)
Rente ekonomi merupakan jenis pajak berupa royalti yang dikenakan atas dasar
produksi, pendapatan, atau keuntungan. Pemerintah berpartisipasi dalam
bentuk free equity dan up-front bonus payment, yaitu pembayaran bonus di
depan yang dibayarkan saat perusahaan mengikuti lelang mendapatkan hak
atas lahan. Menurut sudut pandang teoritik, rente ekonomi menunjukkan
windfall profit, yaitu pajak dibayarkan atas keuntungan yang berlebih akibat
peningkatan harga komoditas barang.
b) Pajak User-Pay
Pajak user pay didasarkan pada pertimbangan perusahaan membayar kepada
pemerintah yang telah memberikan jasa pelayanan atau informasi. Jasa
pelayanan oleh pemerintah dapat berjalan baik melalui pungutan pajak user
pay. Oleh karena itu, dikenakan pungutan untuk beberapa kepentingan
pelayanan jasa pemerintahan, seperti pungutan terhadap akses lahan, ijin lahan
(dead rent), payroll taxes, dan pajak properti. Pungutan-pungutan pajak
dikenakan terhadap akses lahan guna merawat fasilitas seperti jalan dan
jembatan. Pungutan diberlakukan pula atas ijin lahan (dead rent) yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran bentuk-bentuk administrasi lahan,
menyusun, dan memperbaharui basis data potensi cebakan tambang. Payroll
taxes dikenakan untuk pembayaran pelayanan sosial. Pajak properti untuk
mendanai proyek publik seperti jalan dan jembatan.
18
c) Pajak Corporate Citizenship
Pajak corporate citizenship terdiri dari beberapa jenis pajak, seperti
1) Pajak pendapatan perusahaan
2) Pajak pertambahan nilai
3) Pajak penjualan
4) Pajak bea cukai
2.1.11 Aliran Kas (Cash Flow)
Pengertian kas dalam rencana investasi proyek penambangan batubara
adalah nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan yang dalam jangka dekat dapat
dipakai sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial dan mempunyai sifat paling
tinggi tingkat likuiditasnya. Kas untuk kegiatan penambangan batubara ini dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan :
a) Pembiayaan proses produksi batubara bersih
b) Pembaharuan barang-barang aktiva tetap pada kegiatan investasi
c) Pembayaran cicilan dan bunga pinjaman, aneka pajak, iuran, pungutan, dan
lain-lain
Selama umur investasi proyek penambangan batubara maka akan terjadi
aliran kas (cash flow) bagi perusahaan. Aliran kas ini akan terjadi dari aliran kas
masuk (cash flow) dan aliran kas keluar (cash outflow).
Besarnya aliran kas masuk ini bagi perusahaan ditentukan oleh beberapa
faktor di bawah ini :
a) Laba bersih yang diterima perusahaan baik untung atau rugi.
b) Pinjaman utang dari bank untuk investasi
c) Penanaman modal investasi dari perusahaan sendiri atau dari pemegang saham,
dan lain-lain.
Sedangkan laba bersih yang diterima perusahaan merupakan fungsi dari
pendapatan yang diterima dan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan pada
kegiatan produksi batubara bersih. Selisih pendapatan dan biaya tersebut adalah
laba bagi perusahaan.
19
Komponen-komponen yang menentukan pendapatan perusahaan antara
lain:
a) Nilai penjualan batubara bersih perusahaan
b) Nilai pendapatan bunga atas simpanan di bank
Sedangkan komponen-komponen yang menentukan biaya perusahaan
antara lain :
a) Biaya produksi batubara bersih sampai siap dijual
b) Biaya umum dan administrasi
c) Pembayaran bunga pinjaman ke bank
d) Pembayaran pajak, iuran, dan biaya-biaya lain
Besarnya aliran kas keluar dipengaruhi beberapa komponen di bawah ini :
a) Pembayaran untuk biaya investasi dan modal kerja
b) Pembayaran cicilan pokok atas pinjaman ke bank
c) Pembayaran kembali investasi dari perusahaan sendiri, dan lain-lain
Cash flow dapat digambarkan dalam dua bentuk, yaitu bentuk tabel dan
bentuk diagram.
a) Cash flow dalam bentuk tabel terdiri dari paling tidak tiga komponen utama,
yaitu waktu, penerimaan, dan biaya.
Tabel 2.1
Cash Flow Tabel
Uraian Tahun
0 1 2 3 n
Penerimaan
Biaya
b) Cash flow dalam bentuk diagram menggambarkan aliran uang masuk dan
keluar terhadap waktu. Cash-in ditunjukkan oleh anak panah yang mengarah
ke atas (cash flow positif), sedangkan cash-out ditunjukkan oleh anak panah
yang mengarah ke bawah (cash flow negatif).
20
Gambar 2.1
Cash Flow Diagram
2.1.11 Metode Analisis Ekonomi
Secara umum, Cost Benefit Analysis (CBA) adalah cara untuk menentukan
apakah hasil yang menguntungkan dari sebuah alternatif, akan cukup untuk
dijadikan alasan dalam menentukan biaya pengambilan alternatif. Analisa ini telah
dipakai secara luas dalam hubungannya dengan proyek pengeluaran modal”.
Khususnya untuk dunia teknologi informasi, CBA adalah suatu teknik yang paling
umum untuk menghitung biaya (cost) dan keuntungan/manfaat (benefit) dalam
suatu proyek teknologi informasi. Untuk dapat melaksanakan CBA, kita harus
menentukan hal-hal tersebut sebagai suatu cost dan benefit. Pada dasarnya, metode
pengukuran dan analisa cost-benefit didasarkan pada cara serta perspektif
manajemen dalam menilai kinerja teknologi informasi yang diimplementasikan
(Indrajit, 2010).
1) Nilai sekarang bersih (net present value)
Kriteria nilai sekarang bersih (net present value) didasarkan pada konsep
mendiskonto seluruh aliran kas (cash flow) ke nilai sekarang (present value).
Dengan mendiskontokan semua aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas
keluar (cash outflow) selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang,
kemudian menghitung nilai sekarang bersih dengan memakai dasar yang sama,
yaitu harga saat ini. Dengan demikian dalam kriteria penilai NPV
memperhatikan dua hal sekaligus, yaitu faktor nilai waktu dari uang dan selisih
21
besarnya aliran kas masuk dan kas keluar. Dengan kata lain NPV dapat
menunjukan jumlah (lumpsum) dengan arus diskonto tertentu dan memberikan
berapa besar uang pada saat ini.
Pada aliran kas proyek investasi penambangan batubara, untuk
memperhitungkan NPV yang akan dikaji yaitu meliputi seluruh aspek
penerimaan kas dan seluruh aspek pengeluaran kas, yang secara matematis
dirumuskan sebagai berikut :
(𝐶)𝑡 (𝑐0 )𝑡
NPV = ∑𝑛𝑡=0 𝑡 −
(1+𝑖) (1+𝑖)𝑡
Dimana
NPV = nilai sekarang bersih
(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t
(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t
n = umur investasi (tahun)
i = arus pengembalian (diskonto)
t = tahun
Dengan menggunakan kriteria penilaian NPV dalam analisis finansial ini akan
diperoleh beberapa kelebihan, yaitu :
1) Telah memasukkan faktor nilai waktu dari uang
2) Telah mempertimbangkan semua aspek aliran kas proyek
3) Dilakukan perhitungan besaran absolut (bukan relatif)
2) Tingkat Pengembalian Modal (internal rate of return)
Laju pengembalian internal adalah laju pengembalian yang menghasilkan NPV
aliran kas masuk sama dengan NPV aliran kas keluar. Pada metoda NPV,
analisis dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu besarnya laju
pengembalian (diskonto(i)), kemudian dihitung nilai sekarang bersih (NPV)
dari aliran kas keluar dan aliran kas masuk. Besarnya IRR atau laju
pengembalian (diskonto(i)) yang dicari adalah yang memberikan kondisi NPV
= 0. Hal ini dapat dinyatakan dalam bentuk :
22
(𝐶)𝑡 (𝑐0 )𝑡
IRR = ∑𝑛𝑡=0 = ∑𝑛𝑡=0
(1+𝑖)𝑡 (1+𝑖)𝑡
Dimana
(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t
(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t
n = umur investasi (tahun)
i = arus pengembalian (diskonto)
t = tahun
Dalam melakukan analisis investasi dengan IRR ini ditentukan aturan sebagai
berikut :
1) IRR > (lebih besar) daripada laju pengembalian (i) yang diinginkan
(required rate of return - ROR), maka proyek investasi diterima
2) IRR < (lebih kecil) daripada laju pengembalian (i) yang diinginkan
(required rate of return - ROR), maka proyek investasi ditolak
3) Masa Pelunasan (payback period)
Masa pelunasan (payback period) adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk
pengembalian modal (aliran dana positif tetap untuk menutup aliran dana
negatif), dihitung sejak modal tersebut ditanam dengan mengabaikan nilai uang
berdasar waktu. Untuk menghitung masa pelunasan ini dianggap bahwa aliran
uang tunai terjadi secara terus menerus sepanjang tahun, tanpa
memperhitungkan tingkat bunga (0%).
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
Payback Period = x 1 tahun
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
2.1.13 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja
system produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis
sensitivitas, akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat
diketahui dan diantisipasi sebelumnya.
Alasa dilakukannya analisis sensitivas untuk mengantisipasi adanya
perubahan perubahan berikut :
23
a) Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya seperti biaya konstruksi, biaya
bahan baku, produksi dan sebagainya
b) Penurunan produktivitas
c) Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
Setelah melakukan analisis sensitivitas dapat diketahui seberapa jauh
dampak perubahan tersebut terhadap kelayakan proyek pada tingkat mana proyek
masih layak dijalankan. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung NPV.
IRR, dan payback period pada beberapa scenario perubahan yang mungkin terjadi.
2.1.13 Formula Harga Patokan Batubara
Formula harga patokan batubara yang ditetapkan pada Peraturan direktur
jendral mineral dan batubara No. 515 tahun 2011 adalah sebagai berikut
Harga Batubara Acuan (HBA) (dalam kesetaraan nilai kalori 6322 Kkal/kg GAR) :
HBA = 25% ICI-1 + 25% Platts-1 + 25% NEX + 25% GC [US$/ton]
Dimana :
HBA = Harga Batubara Acuan [US$/ton]
ICI = Indonesia Coal Index [US$/ton]
Platts = Platts Benchmark Price [US$/ton]
NEX = New Castle Export Index [US$/ton]
GC = New Castle Global Coal Index [US$/ton]
24
c. Peta batas kegiatan tambang
d. Peta rona awal tambang
e. Peta rencana rona akhir tambang
f. Data sumberdaya dan cadangan batubara
g. Data curah hujan
h. Dokumen AMDAL
i. Dokumen rencana reklamasi
j. Dokumen rencana mineclosure
2.3 Cara Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
yang menghasilkan data hasil secara nyata dalam bentuk angka sehingga
memudahkan proses analisis dengan menggunakan perhitungan. Metode penelitian
dilakukan dengan teori dan data yang didapat di lapangan.
25
Pengumpulan Data
Data Sekunder
a. Peta topografi daerah
b. Peta geologi
c. Peta batas kegiatan tambang
d. Peta rona awal tambang
e. Peta rencana rona akhir tambang
f. Data sumberdaya dan cadangan batubara
g. Data curah hujan
h. Dokumen AMDAL
i. Dokumen rencana reklamasi
j. Dokumen rencana mineclosure
Pengolahan Data
26