Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaksanaan pembangunan di Indonesia sebagian besar masih berbasiskan
pada pemanfaatan sumberdaya alam. Kekayaan sumberdaya alam yang melimpah
di satu sisi merupakan modal besar dan berharga untuk pelaksanaan pembangunan,
namun di sisi lain apabila pengelolaan sumberdaya alam tidak dilaksanakan secara
bijaksana dan terencana maka berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan dan
terjadinya bencana alam (Fadhil,2014). Pengendalian pemanfaatan sumberdaya
alam merupakan salah satu tantangan bagi pembagunan pada saat ini dan masa
mendatang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, inovasi teknologi,
pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan berkembang pesatnya industri
telah membawa perubahan yang cukup signifikan khususnya eksploitasi
sumberdaya alam yang mengakibatkan ketersediannya terus berkurang
(Baiquni,2009). Tingkat ketersediaan dan kelangkaan sumberdaya memberikan
indikasi tentang bagaimana seharusnya mengelola sumberdaya yang langka
dimaksud agar tidak mengancam kelestariannya dengan tanpa dan atau
meminimalkan terjadinya degradasi lingkungan (Solihin dan Rija, 2007).
Salah satu alternatif untuk mendukung pengembangan pemanfaatan potensi
sumberdaya alam yang ada di suatu wilayah dapat dilakukan melalui penelitian
neraca sumberdaya alam. Penelitian neraca sumberdaya alam merupakan modal
awal untuk pemanfaatan sumberdaya alam dan untuk menghitung ketersediaan
sumberdaya serta potensi yang dapat dihasilkannya. Penelitian neraca sumberdaya
alam ini berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam yang dapat
menguntungkan baik secara ekonomi dan lingkungan serta adanya kelangsungan
bagi kesejahteraan masyarakat untuk generasi sekarang dan generasi penerusnya
(Solihin dan Rija, 2007).

1
Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, khususnya
Buku I: Prioritas Nasional, Buku II: Memperkuat Sinergi Antar Pembangunan
Nasional, Bab IX: Wilayah dan Tata Ruang, serta Buku III: Pembangunan
Berdimensi Kewilayahan, menunjukkan bahwa Informasi Geospasial (IG)
merupakan komponen utama yang harus dibangun di dalam perencanaan
pembangunan yang berkelanjutan dan berpihak pada peningkatan pertumbuhan
perekonomian (pro growth), mengurangi kemiskinan (pro poor), mengurangi
pengangguran (pro job) dan sekaligus tetap mempertahankan kelestarian
lingkungan hidup (pro environment).
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki potensi tambang batubara di
kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Banjar, Tapin, Hulu Sungai
Selatan, Balangan dan Tabalon.
Penelitian neraca sumberdaya dan cadangan batubara ini meliputi
sumberdaya batubara di provinsi Kalimantan Selatan. Selain menentukan
cadangan, dalam melakukan analisis neraca perlu adanya data produksi mineral
dan batubara yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan pertambangan yang
ada di seluruh kabupaten di Kalimantan Selatan. Data tersebut merupakan bagian
dalam perhitungan neraca tetapi berdasarkan hasil inventarisasi dan rekapitulasi
data produksi komoditas batubara di lapangan.
Adanya data dari sektor pertambangan umum dapat digunakan sebagai
masukan bagi pemerintah daerah dalam kerangka pengembangan wilayah dan
percepatan pembangunan melalui upaya pemanfaatan dan pengusahaan komoditas
yang terdapat di daerahnya, sehingga pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor
pertambangan dapat diperoleh secara optimal, yang pada gilirannya diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat di daerah tersebut.
Penelitian neraca sumberdaya batubara ini meliputi sumberdaya batubara
yang tersebar di Provinsi Kalimantan Selatan. Selain menentukan cadangan,
dalam melakukan analisis neraca perlu adanya data produksi komoditas
batubara yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan pertambangan yang ada di
kabupaten-kabupaten di Kalimantan Selatan.

2
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana evaluasi potensi komoditas sumberdaya batubara di Provinsi
Kalimantan Selatan.
2. Bagaimana menaksir jumlah sumberdaya dan cadangan batubara serta
membuat neraca cadangan batubara.
3. Bagaimana menghitung penerimaan royalti batubara.
4. Bagaimana menganalisis permasalahan sektor pertambangan batubara di
provinsi Kalimantan Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menginventarisasi potensi sebaran batubara di provinsi Kalimantan Selatan.
2. Menganalisa neraca sumberdaya, cadangan dan produksi batubara di
provinsi Kalimantan Selatan.
3. Menganalisa proyeksi produksi batubara.
4. Menganalisa perkiraan penerimaan daerah dari Royalti batubara di masa
mendatang.
5. Menganalisa umur tambang batubara di provinsi Kalimantan Selatan.
6. Menganalisa permasalahan di sektor pertambangan batubara di Provinsi
Kalimantan Selatan.

1.4 Batasan Masalah


1. Penelitian yang dilakukan ini dibatasi pada perhitungan neraca sumberdaya
dan cadangan batubara di wilayah administrasi Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan.
2. Kurun waktu perhitungan neraca yang diambil pada penelitian ini adalah
tahun 2016-2018.

3
1.5 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berasal dari penelitian-penelitian neraca sumberdaya dan
cadangan terdahulu, diantanya yaitu :
No Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian
Cadangan batubara di
Kabupaten Kotabaru pada
tahun 2005 yang layak
ditambang sebesar
Analisis Neraca 352.250.202 ton dengan
Batubara di Kabupaten perkiraan penerimaan
1 Gusti Fitriansyah
Kotabaru Provinsi landrent dan royalti
Kalimantan Selatan batubara sebesar Rp.
43.839.342.386 dengan
potensi sisa umur
pertambangan batubara
sekitar 13,32 tahun.
Pada tahun 2016-2018
terdapat 12 komoditas
mineral non logam dan
batuan di provinsi jawa
Evaluasi Potensi tengah yang diusahakan
Sumberdaya Serta yaitu andesit sebesar
Yeremiah P J Analisis Neraca 30.436.430 ton, tanah urug
2
Sembiring Mineral Non Logam 61.097.973 ton, sirtu
Dan Batuan Di Provinsi 40.800.533 ton,
Jawa tengah batugamping 23.741.931
ton, basalt 5.623.382 ton,
tras 4.222.490 ton,
feldspar 11.811.960 ton,
pasir kuarsa 570.513 ton,

4
marmer 36.000 ton, talk
6.000 ton, diorit 1.749.000
ton, dan tanah liat (clay)
763.699 ton.
Hingga tahun 2009
terdapat 11 komoditas
bahan galian yang terdapat
di wilayah gunungkidul,
diantaranya yaitu andesit
sebesar 418.154 ton,
zeolith sebesar 59.083.947
Kajian Neraca ton, batuapung sebesar
Sumberdaya Mineral di 638.564.949 ton, batupasir
Alberd Berhad
3 Kabupaten sebesar 1.658.022 ton, tuft
Duwith
Gunungkidul Daerah sebesar 1.124.644 ton,
Istimewa Yogyakarta kalkarenit sebesar
140.741.441 ton,
batugamping sebesar
190.523.163 ton, kaolin
sebesar 1.200.870 ton, tras
sebesar 114.915 ton dan
feldspar sebesar 8.743.963
ton.
Analisis Efektivitas, Potensi pajak mineral non
Efisiensi dan Kontribusi logam yang terdapat di
Pajak Mineral Bukan provinsi Jawa Tengah
Gregorius Aryoko
4 Logam dan Batuan sebesar Rp.
Gautama
Sebagai Pendapatan 423.994.742.691 dengan
Asli Daerah (PAD) 11 komoditas. Kabupaten
Dalam Rangka Pekalongan memiliki

5
Pengelolaan potensi pendapatan
Pertambangan terbesar sebesar Rp.
Berwawasan 53.301.734.049 dan
Lingkungan di Jawa kabupaten terkecil yaitu
Tengah kabupaten Kudus sebesar
1.453.500.000.
1. Sepuluh besar bahan
galian (mineral) dalam
klasifikasi cadangan
terkira di Provinsi Jawa
Tengah adalah Andesit
(1.500 milyar ton);
batugamping (80 milyar
ton); tanah urug (20
milyar ton); pasir dan
Neraca Sumberdaya
batu (10 milyar ton),
dan Cadangan Mineral
lempung (5 milyar ton);
di Provinsi Jawa
Alieftiyani diorite (0,5 milyar ton);
5 Tengah Dalam Rangka
Paramita Gobel trass (0,3 milyar ton);
Peningkatan
basalt (2,2 milyar ton);
Penerimaan Pajak dan
dan tanah liat (0,1 milyar
Investasi
ton).
2. Kabupaten yang
memiliki jumlah
komoditi mineral
terbanyak dalam sepuluh
besar kabupaten
berpotensi yaitu:
- Kabupaten Jepara = 14
komoditi,

6
- Kabupaten Banyumas =
11 komoditi,
- Kabupaten Pemalang = 11
komoditi,
- Kabupaten Brebes = 10
komoditi,
- Kabupaten Sragen = 10
komoditi,
- Kabupaten Cilacap = 10
komoditi,
- Kabupaten Wonosobo = 9
komoditi,
- Kabupaten Wonogiri = 9
Komoditi
- Kabupaten Pekalongan =
9 komoditi.

1.6 Hipotesis Penelitian


Pengelolaan komoditas batubara secara bijaksana, efektif serta efisien agar dapat
meningkatkan penerimaan negara bukan pajak sumberdaya alam khususnya
batubara di provinsi Kalimantan Selatan.

1.7 Hasil Yang Diharapkan


Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran tentang potensi sumberdaya dan
cadangan di Provinsi Kalimantan Selatan serta potensi pendapatan asli daerah dari
sector pertambangan batubara sehingga dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan
baik.

7
1.8 Metode Penelitian
Metode penelitian ini terlebih dahulu dilakukan kajian studi pustaka,
kemudian dilanjutkan dengan penelitian di lapangan. Adapun kegiatan penelitian
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Studi pustaka
a) Potensi Sumberdaya Batubara
b) Neraca Sumberdaya dan Cadangan Batubara
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder :
a) Peta Potensi Penyebaran Komoditas
b) Koordinat Izin Usaha Pertambangan
c) Data Sumberdaya
d) Data Cadangan
e) Data Produksi
Data Primer:
a) Keadaan Sebaran Dan Lokasi Keterdapatan Sumberdaya Batubara
b) Potensi Sumberdaya, cadangan dan produksi Batubara
3. Analisi Data
Analisis data meliputi :
a) Evaluasi Potensi Sumberdaya dan cadangan batubara di Kalimantan
Selatan
b) Analisis neraca sumberdaya dan cadangan batubara
c) Analisis proyeksi produksi batubara
d) Analisis proyeksi royalti batubara
e) Analisis umur cadangan batubara
f) Analisis permasalahan di sektor pertambangan batubara di provinsi
Kalimantan Selatan

8
Pengumpulan Data

Data Sekunder
 Peta Potensi penyebaran Data Primer
komuditi - Keadaan Sebaran Dan Lokasi
 Peta IUP Keterdapatan Sumberdaya Batubara
 Data Sumberdaya - Potensi Sumberdaya, cadangan dan
produksi Batubara
 Data Cadangan
 Data Produksi

Pengolahan Data
Pengambilan data dengan cara melakukan Inventarisasi data sumber daya batubara
didapatkan dari data cadangan dan data eksplorasi yang terdapat di setiap instansi
pemerintah atau perusahaan yang menanganinya dalam kurun waktu 2016-2018.

Analisis Data
- Perhitungan Neraca Sumberdaya dan Cadangan Batubara
- Evaluasi Potensi Sumberdaya batubara
- Evaluasi Produksi Batubara
- Evaluasi Proyeksi produksi batubara
- Evaluasi proyeksi royalti batubara
- Analisis permasalahan di sektor pertambangan batubara

Hasil Yang Diharapkan


Penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasi antara sebaran dan potensi
penerimaan royalti pertambangan batubara di Provinsi Kalimantan Selatan

Gambar 1.1.
Diagram Alir Penelitian

1.9 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapakan dari penelitian ini yaitu :
1. Memberikan informasi bagi para investor.
2. Mengetahui Neraca Sumberdaya daya dan Cadangan batubara di
Kalimantan Selatan pada khususnya.
3. Mengetahui Potensi Sumberdaya batubara di daerah Provinsi Kalimantan
Selatan pada Khususnya.

Anda mungkin juga menyukai