PENDAHULUAN
1
Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, khususnya
Buku I: Prioritas Nasional, Buku II: Memperkuat Sinergi Antar Pembangunan
Nasional, Bab IX: Wilayah dan Tata Ruang, serta Buku III: Pembangunan
Berdimensi Kewilayahan, menunjukkan bahwa Informasi Geospasial (IG)
merupakan komponen utama yang harus dibangun di dalam perencanaan
pembangunan yang berkelanjutan dan berpihak pada peningkatan pertumbuhan
perekonomian (pro growth), mengurangi kemiskinan (pro poor), mengurangi
pengangguran (pro job) dan sekaligus tetap mempertahankan kelestarian
lingkungan hidup (pro environment).
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki potensi tambang batubara di
kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Banjar, Tapin, Hulu Sungai
Selatan, Balangan dan Tabalon. Selain batubara, Kalimantan Selatan juga kaya
akan potensi bahan galian emas di kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru dan Hulu
Sungai Tengah. Potensi bahan galian Bijih besi di kabupaten Tanah Laut, Tanah
Bumbu, Kotabaru, Tapin dan Balangan. Potensi bahan galian Kromit di kabupaten
Tanah Laut. Potensi bahan galian Marmer di kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu,
Kotabaru, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Balangan dan
Tabalong. Potensi bahan galian batu gamping di kabupaten Tanah Laut, Tanah
Bumbu, Kotabaru, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Balangan dan
Tabalong. Potensi bahan galian pasir kuarsa di kabupaten Tanah Laut, Tanah
Bumbu, Kotabaru, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Balangan dan Tabalong. Potensi
bahan galian kaolin di kabupaten Banjar, Tanah Bumbu, Tapin, Hulu Sungai Utara
dan Balangan.
Penelitian neraca sumberdaya mineral ini meliputi sumberdaya mineral dan
batubara di provinsi Kalimantan Selatan. Selain menentukan cadangan, dalam
melakukan analisis neraca perlu adanya data produksi mineral dan batubara yang
telah dilakukan oleh pihak perusahaan pertambangan yang ada di seluruh
kabupaten di Kalimantan Selatan. Data tersebut merupakan bagian dalam
perhitungan neraca tetapi berdasarkan hasil inventarisasi dan rekapitulasi data
produksi komoditas mineral dan batubara di lapangan.
2
Adanya data dari sektor pertambangan umum dapat digunakan sebagai
masukan bagi pemerintah daerah dalam kerangka pengembangan wilayah dan
percepatan pembangunan melalui upaya pemanfaatan dan pengusahaan komoditas
yang terdapat di daerahnya, sehingga pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor
pertambangan dapat diperoleh secara optimal, yang pada gilirannya diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat di daerah tersebut
(Raja P, 2006).
3
1.4 Batasan Masalah
1. Penelitian yang dilakukan ini dibatasi pada perhitungan neraca sumberdaya
dan cadangan mineral dan batubara di wilayah administrasi Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Kurun waktu perhitungan neraca yang diambil pada penelitian ini adalah
tahun 2018.