Anda di halaman 1dari 17

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Kegiatan Pertambangan
Tahapan kegiatan perencanaan tambang meliputi penaksiran sumberdaya
dan cadangan, perencanaan batas penambangan (ultimate pit limit), penjadwalan
produksi tambang, perancangan tempat penimbunan (waste dump), perhitungan
kebutuhan alat dan tenaga kerja, perhitungan biaya modal dan biaya operasi,
evaluasi finansial, analisis dampak lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan
(corporate social responsibility) termasuk pengembangan masyarakat (community
development) serta penutupan tambang.
Kegiatan pertambangan umumnya memiliki tahapan-tahapan sebagai
berikut :
a) Prospeksi
Prospeksi adalah kegiatan penyelidikan, pencarian atau penemuan endapan
bahan galian, yang merupakan tahap awal eksplorasi pada suatu daerah
berdasarkan informasi dari data sebelumnya. Hasil dari kegiatan prospeksi
untuk mengetahui jenis bahan galian dan lokasi penyebaran bahan galian.
b) Eksplorasi
Eksplorasi adalah kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi. Kegiatan
eksplorasi dapat menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Kegiatan
ini bertujuan mengetahui ukuran, bentuk, kedudukan, sifat dan nilai dari bahan
galian tersebut.
c) Studi kelayakan
Studi kelayakan adalah kegiatan pertambangan untuk memperoleh informasi
secara rinci seluruh prospek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan
teknis, ekonomis, dan analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan
pasca tambang.

7
d) AMDAL
AMDAL adalah suatu proses pengkajian dampak lingkungan dari suatu
rencana kegiatan penambangan. Jenis rencana usaha/kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL ditetapkan berdasarkan potensi dampak penting,
luas perijinan (IUP) ≥200 Ha.
e) Persiapan dan pembangunan akses sarana dan prasarana
Persiapan dan pembangunan akses sarana dan prasarana adalah kegiatan yang
dilakukan sebelum mwmulai kegiatan penambangan. Pembangunan ini untuk
membantu kelancaran kegiatan penambangan yang akan dilakukan.
f) Penambangan
Penambangan adalah kegiatan eksploitasi bahan galian. Kegiatan dalam
penambangan adalah : penggalian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian
yang akan diolah lebih lanjut.
g) Pengolahan
Kegiatan dalam pengolahan batubara adalah proses mengecilkan ukuran dan
pencucian batubara untuk mengurangi pengotornya hingga sesuai dengan
permintaan pasar.
h) Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan penjualan batubara kepada konsumen. Kegiatan ini
meliputi pengapalan dan pengiriman sampai tujuan.
i) Reklamasi dan Pasca Tambang
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menata, memulihkan, dan
memperbaiki lahan yang terganggu akibat usaha pertambangan agar dapat
berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Pasca tambang adalah
kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang
terganggu sebagai akibat dihentikannya kegiatan penambangan dan/atau
pengolahan dan pemurnian untuk memnuhi kriteria sesuai dengan dokumen
Rencana Pasca Tambang.

8
2.1.2 Parameter analisis valuasi ekonomi
Analisis valuasi ekonomi pada perencanaan pertambangan adalah hasil
kajian teknis dan pemasaran dari studi kelayakan dalam penambangan batubara.
Kajian teknis penambangan batubara menghasilkan parameter dasar yang
melandasi perhitungan nilai ekonomi dari proyek tersebut, seperti :
a) Jumlah cadangan batubara tertambang (mineable reserve)
b) Kapasitas produksi batubara
c) Jenis dan jumlah peralatan utama operasi penambangan
d) Jenis dan jumlah peralatan pendukung
e) Infrastuktur dalam dan luar tambang
f) Segmen pasar batubara
g) Harga jual batubara

2.1.3 Biaya Investasi


Biaya investasi adalah dana yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat
realisasi kegiatan dalam masa pra penambangan yang mencakup kegiatan studi
eksplorasi, studi kelayakan, studi AMDAL, biaya ganti rugi lahan, biaya persiapan
pengembangan daerah (development), biaya konstruksi infrastruktur baru,
pembelian atau pengadaan peralatan, dan lain-lain sampai kegiatan proyek
penambangan tersebut siap dilakukan.
biaya-biaya investasi ini dikelompokan menjadi :
a) Biaya perijinan dan administrasi, yang terdiri atas :
1) Biaya perolehan Kuasa Pertambangan
2) Biaya perolehan Kontrak Kerja Sama
3) Biaya perolehan Kontrak Karya
4) Biaya pembebasan lahan
b) Biaya Penyelidikan umum, yang terdiri atas :
1) Biaya studi literatur
2) Biaya pemetaan geologi
3) Biaya pembukaan lahan
4) Biaya pengambilan contoh
5) Biaya analisis contoh permukaan

9
c) Biaya studi kelayakan yang terdiri dari penyusunan AMDAL dan studi
kelayakan
d) Biaya eksplorasi, yang terdiri atas :
1) Pemetaan topografi
2) Pemetaan Geologi
3) Geokimia
4) Geofisika
5) Pemboran dan eksplorasi
6) Perhitungan sumberdaya dan cadangan
e) Biaya investasi peralatan, yang terdiri atas :
1) Investasi peralatan pengupasan tanah penutup
2) Investasi peralatan operasi penambangan
3) Investasi peralatan pendukung operasi penambangan
4) Investasi peralatan operasi pengolahan
5) Investasi peralatan lain-lain
f) Biaya investasi pengembangan (development), yang terdiri atas biaya
konstruksi infrastruktur baru meliputi : jalan, kantor, perumahan, bengkel,
gudang, stockpile, crushing plant, dan lain-lain.
g) Biaya investasi reklamasi dan pascatambang, yang terdiri atas :
1) Reklamasi
2) Penutupan tambang
3) Pembongkaran fasilitas
4) Penataan lahan
5) Pebibitan dan penanaman
6) Perawatan dan kontrol
h) Biaya modal kerja (working capital) yaitu dana yang dikeluarkan perusahaan
sebagai akibat keharusan pemenuhan biaya operasi penambangan sebelum
diproduksi dan dijual produk batubaranya.

2.1.4. Biaya Produksi


Biaya produksi (production cost) adalah besarnya dana yang harus
dikeluarkan untuk membiayai semua kegiatan produksi penambangan batubara

10
hingga siap untuk dijual. Biaya produksi ini mencakup biaya produksi langsung
maupun tidak langsung. Biaya produksi langsung digunakan untuk membiayai
semua kegiatan yang langsung berhubungan dengan operasi untuk menghasilkan
produk batubara, sedangkan biaya tidak langsung digunakan untuk membiaya
semua kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi batubara ini akan
mencakup biaya operasi penambangan, biaya operasi pengolahan dan
pengangkutan.
Biaya operasi penambangan batubara, terdiri dari :
a) Biaya operasi penambangan batubara, yang terdiri dari
1) Biaya pembersihan lahan
2) Biaya pengupasan dan pengangkutan top soil
3) Biaya penggalian dan pengangkutan overburden
4) Biaya operasi pendukung penambangan (mining suport)
b) Biaya pengangkutan batubara, yang terdiri dari
1) Biaya pengangkutan batubara dari raw coal stockpile ke crushing plant
2) Biaya proses pengolahan batubara di crushing plant
3) Biaya operasi pendukung pengolahan (crushing plant support)
4) Biaya pengangkutan batubara menuju port
Untuk menghitung biaya operasi penambangan pada satu periode produksi
maka beberapa aspek yang menjadi pertimbangan adalah :
a) Target produksi yang direncanakan (produksi batubara dalam ton dan tanah
penutup dalam BCM)
b) Peralatan utama penambangan yang dioperasikan (jenis dan jumlahnya,
spesifikasi teknis, jam kerja operasi, nilai ekonomis alat)
c) Peralatan pendukung penambangan yang dioperasikan (jenis dan jumlahnya,
spesifikasi teknis, jam kerja operasi, nilai ekonomis alat)
d) Sumberdaya Manusia untuk melakukan operasi (kualifikasi, jumlah, standar
gaji)
Setelah melakukan pendekatan seperti di atas maka biaya produksi (coal
production cost) terdiri dari biaya operasi penambangan langsung (stripping cost,

11
getting coal cost, coal processing cost, hauling coal cost dan mine support
operating cost), ditambah biaya operasi penambangan tidak langsung.

2.1.5 Biaya Lingkungan


Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas
lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan
perusahaan. Biaya lingkungan juga bisa diartikan biaya yang dikeluarkan
perusahaan berhubungan dengan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dan
perlindungan yang dilakukan. Biaya lingkungan mencakup biaya internal
(pengurangan proses produksi untuk mengurangi dampak lingkungan) dan
eksternal (perbaikan kerusakan lingkungan akibat limbah yang ditimbulkan).

Biaya lingkungan diantaranya yaitu :


a) Biaya pemantauan lingkungan
b) Biaya pengelolaan air asam
c) Biaya pengendalian erosi
d) Biaya audit lingkungan pertambangan
2.1.6 Biaya Sosial
Biaya sosial adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
komunitas melalui pelaksanaan kegiatan atau aktivitas sosial mengindikasi
tanggung jawab dan kepedulian sosial perusahaan terhadap komunitasnya.
Menurut Kotler dan Lee (2005:3) menyatakan bentuk kegiatan sosial
perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Keterlibatan komunitas (Community Involvement), mencakup aktivitas
berbentuk donasi atau bantuan untuk kegiatan rohani, olahraga, bantuan bagi
pengusaha kecil, pelayanan kesehatan masyarakat, bantuan penelitian dan
sebagainya.
b) Sumberdaya manusia (Human Resources), meliputi program pendidikan dan
pelatihan karyawan, fasilitas keselamatan kerja, kesehatan, kerohanian, serta
tunjangan karyawan.
c) Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Fisik (Environmental and Physical
Resources) terdiri dari antara lain keterlibatan perusahaan dalam pengolahan

12
limbah, program penghijauan, pengendalian polusi, dan pelestarian lingkungan
hidup.
d) Kontribusi produk atau jasa (Product or services contribution), mencakup
keamanan dan kualitas produk, kepuasan konsumen, dan sebagainya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Tanah Bumbu Tahun 2015 Tentang
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang mengutip dari Undang undang Nomor 4
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, menyatakan bahwa besaran nilai
pembiayaan penyelenggaraan kesejahteraan sosial, pemulihan dan/atau
peningkatan fungsi lingkungan hidup dan memacu pertumbuhan ekonomi
berkualitas berbasis kerakyatan dialokasikan minimum sebesar 2% dari keuntungan
bersih setelah dipotong pajak suatu perusahaan.

2.1.7 Biaya Umum dan Administrasi


Biaya umum dan administrasi adalah besarnya dana yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk membiayai semua kegiatan di luar operasi produksi. Biaya umum
dan administrasi ini mencakup biaya untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
seperti :
a) Administrasi perkantoran (kantor pusat, kantor unit)
b) Administrasi personil (gaji, perjalanan dinas, makan)
c) Administrasi pemerliharaan infrastruktur
d) Administrasi pemasaran
2.1.8 Biaya Pajak dan royalti
Berdasarkan Undang Undang No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan, tarif pajak bidang pertambangan ditetapkan paling rendah sebesar
25% dan tertinggi sebesar 30%.
2.1.9 Depresiasi dan amortisasi
Berdasarkan Undang Undang No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan, deperesiasi merupakan konsep alokasi harga perolehan harta tetap
berwujud. Untuk menghitung besarnya depresiasi harta tetap berwujud dibagi
menjadi dua golongan yaitu harta berwujud bukan bangunan dan bangunan.

13
Tabel 2.1
Harta Berwujud dan Tarif Depresiasinya

Amortisasi berdasarkan Undang No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak


Penghasilan, pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan (selain minyak dan
gas bumi), yang mempunyai masa manfaat diatas 1 (satu) tahun, diamortisasikan
berdasarkan metode satuan produksi dengan jumlah setinggi tingginya 20 %.
2.1.10 Aspek Penilaian Studi Kelayakan Usaha Pertambangan
Dalam aspek usaha pertambangan, ada empat hal yang penting dijalankan
terutama untuk kelayakan sebuah usaha pertambangan. Dengan menjalankan studi
kelayakan atau feasibility study secara tepat dan fokus, penilaian aspek-aspek pada
usaha pertambangan wajib dilakukan untuk menilai layak atau tidak layak
dijalankan. Aspek-aspek tersebut yaitu :
a) Aspek Teknis, yaitu aspek untuk memberikan gambaran dari suatu proses
pengelolaan tambang yang secara teknis dampaknya bisa diterima sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan secara teknis pertambangan, baik dari sisi
internal atau sisi eksternal (regulatory / pemerintahan). Aspek ini meliputi
kelayakan dari segi : cadangan mineral, studi geoteknik, hidrologi, teknik
penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan, pemasaran dan
penjualan bahan tambang, peralatan – master list, penutupan tambang, dan
aspek teknis lainnya.
b) Aspek Lingkungan, yaitu aspek kegiatan usaha tambang terhadap dampak
kerusakan lingkungan yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas,

14
perubahan fungsi lingkungan, baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan
misalnya akibat dari kegiatan tambang tidak mengakibat pencemaran limbah
B3, Erosi, sedimentasi, banjir dan lainnya. Pada dasarnya studi pada aspek
lingkungan akan meneliti dalam : dampak terhadap kualitas udara, air dan
tanah, pemantauan, rehabilitasi, pengendalian erosi, reklamasi dan rehabilitasi,
pengelolaaan bahan dan limbah berbahaya dan tidak berbahaya.
c) Aspek Sosial, yaitu aspek kegiatan usaha pertambangan yang memberi dampak
sosial kepada masyarakat, yaitu melihat hal : pengembangan sumberdaya lokal,
kemitraan, pengembangan masyarakat dan daerah, tenaga kerja, produk dalam
negeri. Aspek sosial ini sangat erat berhubungan dengan aspek ekonomi.
d) Aspek Ekonomi, yaitu aspek kegiatan usaha pertambangan dapat memberikan
dampak perubahan ekonomi yang positif bagi daerah dan masyarakat yang
berada disekitar tambang misalnya dengan naiknya pendapatan perkapita
masyarakat setempatnya maupun yang berhubungan dengan tambang,
perkembangan infrastruktur (jalan, sarana air bersih, pendidikan) berkembang
sejalan dengan kemajuan industri pertambangan yang dikelola.

2.1.11 Aliran Kas (Cash Flow)


Pengertian kas dalam rencana investasi proyek penambangan batubara
adalah nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan yang dalam jangka dekat dapat
dipakai sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial dan mempunyai sifat paling
tinggi tingkat likuiditasnya. Kas untuk kegiatan penambangan batubara ini dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan :
a) Pembiayaan proses produksi batubara bersih
b) Pembaharuan barang-barang aktiva tetap pada kegiatan investasi
c) Pembayaran cicilan dan bunga pinjaman, aneka pajak, iuran, pungutan, dan
lain-lain
Selama umur investasi proyek penambangan batubara maka akan terjadi
aliran kas (cash flow) bagi perusahaan. Aliran kas ini akan terjadi dari aliran kas
masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow).

15
Besarnya aliran kas masuk ini bagi perusahaan ditentukan oleh beberapa
faktor di bawah ini :
a) Laba bersih yang diterima perusahaan baik untung atau rugi.
b) Pinjaman utang dari bank untuk investasi
c) Penanaman modal investasi dari perusahaan sendiri atau dari pemegang saham,
dan lain-lain.
Sedangkan laba bersih yang diterima perusahaan merupakan fungsi dari
pendapatan yang diterima dan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan pada
kegiatan produksi batubara bersih. Selisih pendapatan dan biaya tersebut adalah
laba bagi perusahaan.
Komponen-komponen yang menentukan pendapatan perusahaan antara
lain:
a) Nilai penjualan batubara bersih perusahaan
b) Nilai pendapatan bunga atas simpanan di bank
Sedangkan komponen-komponen yang menentukan biaya perusahaan
antara lain :
a) Biaya produksi batubara bersih sampai siap dijual
b) Biaya umum dan administrasi
c) Pembayaran bunga pinjaman ke bank
d) Pembayaran pajak, iuran, dan biaya-biaya lain
Besarnya aliran kas keluar dipengaruhi beberapa komponen di bawah ini :
a) Pembayaran untuk biaya investasi dan modal kerja
b) Pembayaran cicilan pokok atas pinjaman ke bank
c) Pembayaran kembali investasi dari perusahaan sendiri, dan lain-lain
Cash flow dapat digambarkan dalam dua bentuk, yaitu bentuk tabel dan
bentuk diagram.
a) Cash flow dalam bentuk tabel terdiri dari paling tidak tiga komponen utama,
yaitu waktu, penerimaan, dan biaya.
b) Cash flow dalam bentuk diagram menggambarkan aliran uang masuk dan
keluar terhadap waktu. Cash-in ditunjukkan oleh anak panah yang mengarah

16
ke atas (cash flow positif), sedangkan cash-out ditunjukkan oleh anak panah
yang mengarah ke bawah (cash flow negatif).

Gambar 2.1
Cash Flow Diagram

Tabel 2.2
Tabel Cash Flow
No Uraian Tahun
0 1 2 n
1 Pendapatan
(+) Hasil penjualan
(+) Pinjaman
(+) Nilai sisa

2 Pengeluaran
(-) Biaya Operasi
(-) Royalti
(-) Biaya Pascatambang
(-) Biaya Reklamasi
(-) K3 dan Pengembangan
Masyarakat

17
3 Biaya Tetap
(-) Gaji Karyawan
(-) Gaji Operator
(-) Administrasi
(-) Biaya umum
(-) Asuransi
(-) Pajak bumi dan bangunan
(-) Depresiasi
(-) Amortisasi
(-) Bunga pinjaman

4 Pendapatan sebelum pajak


(-) Pajak 25%

5 (+) Pendapatan setelah pajak


(-) (1-0,25) (bunga)
(+) Depresiasi
(+) Amortisasi
(-) Pengembalian pokok pinjaman
(+) Modal kerja kembali
(-) Investasi

Cash Flow
Cummulative Cash Flow
NPV
ROR
PB

18
2.1.12 Metode Analisis Ekonomi
Kelayakan suatu investasi (proyek) dari aspek ekonomi dapat dianalisis
berdasarkan manfaat (benefit) dan biaya (cost). Suatu proyek dikatakan layak untuk
dikerjakan jika manfaat yang diberikan lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan. Untuk menilai keekonomian suatu proyek perlu dilihat seluruh
pengeluaran dan pendapatan sepanjang umur proyek tersebut (life cycle analysis),
bukan hanya dengan melihat biaya per satuan produksi di tahun tertentu (stermole,
1996).
Beberapa indikator yang digunakan untuk menilai kelayakan
proyek/investasi antara lain :
a) Metode Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value)
b) Metode Tingkat Pengembalian Modal (Rate of Retun)
c) Metode Masa Pelunasan (Payback Cost Period)
1) Net Present Value
Metode ini berdasarkan nilai sekarang (present worth = PW, atau present value
= PV) dimana aliran uang tunai diubah menjadi bentuk yang setara dengan nilai
sekarang, berdasar tingkat bunga minimum yang diinginkan (minimum rate of
return) = i
NPV = ∑ 𝑃𝑊 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 @ 𝑖 − ∑ 𝑃𝑊 𝐶𝑜𝑠𝑡 @ 𝑖
= ∑𝑛𝑗=1 𝐹𝑗 (P/F,I,j) - 𝐹0 (𝑃/𝐹, 𝑖, 0)
= Nilai bersih PW positif dan negatif dari aliran uang tunai pada i
Dimana
NPV = nilai sekarang bersih
i = bunga minimum
𝐹0 (𝑃/𝐹, 𝑖, 0) = modal awal
2) Tingkat Pengembalian Modal (rate of return)
ROR adalah discount rate (i) yang menyebabkan NPV = 0. ROR merupakan
laju perolehan per tahun yang dihasilkan oleh investasi suatu proyek
(menunjukkan keuntungan secara relatif terhadap skala investasi proyek). Cara
menghitung ROR adalah coba-coba (trial and error), memperhitungkan nilai
waktu uang, lebih dipengaruhi cash flow awal, tidak tergantung nilai absolut

19
cash flow, tidak bisa dihitung jika semua cash flow negatif atau positif atau
belum balik modal, dan bisa diperoleh nilai ganda. Suatu proyek dikatakan
layak jika ROR>MARR.

ROR = 𝑃𝑊 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 ≅ 𝑃𝑊 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛


Dimana
Dalam melakukan analisis investasi dengan IRR ini ditentukan aturan sebagai
berikut :
1) ROR > (lebih besar) daripada laju pengembalian (i) yang diinginkan
(required rate of return - ROR), maka proyek investasi diterima
2) ROR < (lebih kecil) daripada laju pengembalian (i) yang diinginkan
(required rate of return - ROR), maka proyek investasi ditolak
3) Masa Pelunasan (payback period)
Masa pelunasan (payback period) adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk
pengembalian modal (aliran dana positif tetap untuk menutup aliran dana
negatif), dihitung sejak modal tersebut ditanam dengan mengabaikan nilai uang
berdasar waktu. Untuk menghitung masa pelunasan ini dianggap bahwa aliran
uang tunai terjadi secara terus menerus sepanjang tahun, tanpa
memperhitungkan tingkat bunga (0%).
kumulatif CF (−)terakhir
Payback Period = tahun kumulatif CF (−)terakhir + CF (+)berikutnya

Analisis kepekaan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh


dari adanya perubahan parameter utama terhadap nilai ekonomis dari suatu proyek.
Parameter tersebut misalnya : perubahan biaya produksi, perubahan suku bunga,
perubahan inflasi, dan perubahan harga jual batubara.

2.1.13 Formula Harga Patokan Batubara


Formula harga patokan batubara yang ditetapkan pada Keputusan Menteri
(Kepmen) ESDM Nomor 1892 K/30/MEM/2018 adalah sebagai berikut
Harga Batubara Acuan (HBA) (dalam kesetaraan nilai kalori 6322 Kkal/kg GAR) :
$ 104,65

20
HBA = 25% ICI-1 + 25% Platts-1 + 25% NEX + 25% GC [US$/ton]
Dimana :
HBA = Harga Batubara Acuan [US$/ton]
ICI = Indonesia Coal Index [US$/ton]
Platts = Platts Benchmark Price [US$/ton]
NEX = New Castle Export Index [US$/ton]
GC = New Castle Global Coal Index [US$/ton]

Konversi nilai kalor batubara dari kondisi ADB ke GAR


KGAR = KGAR x (100 – TM) / (100 – IM)
Dimana :
KGAR = Nilai kalori batubara kondisi GAR (gross as received)
KGAR = Nilai kalori batubara kondisi ADB (as dried basis)
TM = Total moisture
IM = Inherent moisture

2.2 Metode Pengambilan Sampel dan Data


Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu :
a. Peta topografi daerah
b. Peta geologi
c. Peta batas kegiatan tambang
d. Peta rona awal tambang
e. Peta rencana rona akhir tambang
f. Data sumberdaya dan cadangan batubara
g. Dokumen Feasibility Study
h. Dokumen AMDAL, RKL, RPL
i. Dokumen RPT

2.3 Cara Pendekatan dan Metode Penelitian


Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
yang menghasilkan data hasil secara nyata dalam bentuk angka sehingga

21
memudahkan proses analisis dengan menggunakan perhitungan. Metode penelitian
dilakukan dengan teori dan data yang didapat di lapangan.

22
Pengumpulan Data

Data Sekunder
a. Peta topografi daerah
b. Peta geologi
c. Peta batas kegiatan tambang
d. Peta rona awal tambang
e. Peta rencana rona akhir tambang
f. Data sumberdaya dan cadangan batubara
g. Dokumen feasibility study
h. Dokumen AMDAL, RKL, RPL
i. Dokumen RPT

Pengolahan Data

Aspek Teknis Aspek Lingkungan dan Sosial Aspek Ekonomi

Pembuatan Cash Flow

Analisis Discounted Cash Flow

Valuasi ekonomi pertambangan batubara PT XXX


Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian

23

Anda mungkin juga menyukai