Anda di halaman 1dari 128

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI


UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Pelaksanaan PKL

Perguruan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional

bertujuan mengembangkan para mahasiswa menjadi manusia Indonesia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan, dan keterampilan yang mantap dan mandiri, serta rasa

tanggung jawab ke masyarakat dan bangsa Indonesia. Sekaligus juga memiliki

sikap dan kemampuan akademik yang dapat menerapkan, mengembangkan,

dan menyebarkan ilmu pengetahuan teknologi melalui pengembangan sumber

daya manusia, dengan penelitian dan pengkajian tentang industrialisasi dalam

mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan umum pendidikan tinggi adalah membentuk pribadi yang

ahli dalam bidangnya, yang hanya dapat dicapai melalui pola pengembangan

sikap dan perilaku yang terintegrasi melalui kegiatan akademis dan non

akademis. Untuk itu seorang mahasiswa dituntut mampu menyerap sebanyak-

banyaknya ilmu keprofesian dan pengetahuan lain yang menunjang

pengabdian masyarakat.

1
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Konsekuensinya adalah tetap diperlukan partisipasi dari segenap

unsur yang terkait dalam pendidikan nasional. Dunia kerja sebagai integral

pendidikan nasional yang berfungsi sebagai pengguna output dari sistem

perguruan tinggi sebagai penunjang utama keberhasilan pendidikan karena

disitu output dari perguruan tinggi diuji dan dihadapkan pada dunia nyata.

Maka diperlukan unsur-unsur penunjang untuk mencapai tujuan

tersebut, diantaranya ketersediaan, kemampuan, dan kesadaran mahasiswa

sebagai pelaku pemberi kontribusi pada sistem pendidikan perguruan tinggi,

serta berpartisipasi aktif dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan

nasional.

Politeknik Negeri Malang sebagai sebuah institusi (Perguruan

Tinggi) di Indonesia yang berupaya untuk menunjang sumber daya manusia

dan ilmu pengetahuan serta teknologi guna menunjang pembangunan industri.

Output Politeknik Negeri Malang diharapkan siap dikembangkan pada bidang

yang sesuai dengan spesifikasinya. Seiring dengan upaya tersebut, kerjasama

dengan industri perlu ditingkatkan, dalam hal ini bisa dilakukan dengan jalan

Studi Ekskursi, Praktik Kerja Lapangan, Magang, Join Research, dan lain

sebagainya.

Wawasan tentang dunia kerja yang berkaitan dengan industri sangat

diperlukan, sehubung dengan kondisi objektif Indonesia merupakan negara

2
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

berkembang, dimana teknologi masuk dan diaplikasikan oleh industri terlebih

dahulu sehingga diharapkan bahwa mahasiswa sebagai calon output dari

perguruan tinggi yang lebih mengenal perkebangan industri

Dicetuskan konsep link and match oleh departemen pendidikan

nasional membawa dampak dan konsekuensi yang menggembirakan bagi

semua unsur yang terkait. Semakin diperlukan kesadaran pendidikan menjadi

tanggung jawab pemerintah, masyarakat, keluarga, swasta sehingga perlu

adanya kerja sama yang baik. Konsep ini diharapkan dapat menjadi keselarasan

yang lebih terarah dalam penanganan sumber daya yang masuk perguruan

tinggi dan output yang dihasilkan.

Sementara Praktik Kerja Lapangan yang menjadi mata kuliah wajib

di Jurusan Teknik Elektro-Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri

Malang dipandang sebagai manifestasi terjalinnya hubungan dunia perguruan

tinggi dengan unsur dunia kerja sebagai pengguna output yang dihasilkan.

Dasar dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah

mengaplikasikan dasar teori yang sudah didapatkan dan dipelajari di perguruan

tinggi untuk diaplikaskan secara langsung pada perusahaan / industri apakah

sesuai apa tidak tanpa terkecuali dengan bimbingan pembimbing Institusi dan

pembimbing industri yang sudah ditunjuk oleh kepala SDM perusahaan

3
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

tersebut dan sesuai dengan SK DIKTI serta salah satu syarat untuk pengajuan

Laporan Akhir Politeknik Negeri Malang.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PLTGU PT.

PJB Unit Pemeliharaan Wilayah Timur Gresik dapat dibagi menjadi 2 bagian,

yakni tujuan umum dan tujuan khusus:

1.2.1 Tujuan Umum

1. Terwujudnya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara

dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya

2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam

memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional

3. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan

memahami aplikasi ilmu yang dipelajarinya dalam perkuliahan dan

penerapannya pada dunia industri pada umumnya serta mampu

menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh

4. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui sistem kerja di dunia

industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara

utuh.

4
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

5. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif dan

dinamis yang lebih berwawasan bagi mahasiswa dalam dunia

perindustrian.

1.2.2 Tujuan Khusus

Dipergunakan untuk memenuhi salah satu persyaratan

pengajuan Tugas Akhir Program Studi Teknik Listrik serta sebagai

persyaratan administrasi akademis di Jurusan Teknik Elektro Politeknik

Negeri Malang.

1.3 Batasan Masalah

Keterbatasan alokasi waktu pada pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan ini dan luasnya bidang kerja yang ada pada saat overhaul Unit

Pembangkit di PT. PJB Gresik ini, maka dalam pelaksanaannya diambil

beberapa batasan masalah guna menyederhanakan permasalahan yang akan

dianalisa lebih lanjut. Adapun batasan – batasan masalahnya antara lain :

1. Gambaran Umum PT. PJB UPHT & PT. PJB UP Gresik

2. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT. PJB UPHT

3. Proses Overhaul Desalination Plant PLTGU PT. PJB UPHT Gresik

5
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

1.4 Metodologi

Metodologi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Studi Lapangan

Data yang kami peroleh dari studi lapangan ini berasal dari bimbingan, yaitu

data yang didapat dari pembimbing, operator, pimpinan staf dan para staf

serta pengamatan langsung di lapangan selama kerja praktik.

2. Studi Literatur

Data yang kami peroleh dengan cara mengumpulkan dan mempelajari file,

dokumen atau arsip yang ada sebagai referensi atau pedoman dalam

memperoleh data.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan dalam jangka

waktu selama satu setengah bulan mulai tanggal 17 Juli hingga 26 Agustus

2017 bertempat di PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pemeliharaan Wilayah

Timur (UPHT) Gresik.

6
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan dikemukakan bab

demi bab, dimana antara bab satu dengan bab yang lain saling menunjang.

Adapun secara singkat dan sistematis bab-bab tersebut adalah :

BAB I PENDAHULUAN

o Dalam bab ini menerangkan mengenai latar belakang yang berisi

tentang pentingnya Praktik Kerja Lapangan beserta tujuan dan

manfaat dari penulisan laporan ruang lingkup laporan dan

sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PJB UNIT PEMELIHARAAN

WILAYAH TIMUR GRESIK

o Dalam bab ini menerangkan mengenai gambaran umum, sejarah

singkat berdirinya perusahaan, kegiata usaha, visi dan misi

perusahaan, lokasi serta struktur organisasi dan unit-unit

penunjang.

BAB III KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

o Dalam bab ini menerangkan mengenai perincian hal-hal yang

mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan di

UPHT Gresik.

7
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

BAB IV LANDASAN TEORI

o Dalam bab ini diuraikan mengenai teori tentang desalination plant

dan perincian jenis-jenis pemeliharaan dalam pembangkit secara

umum di PT. PJB Unit Pemeliharaan Wilayah Timur Gresik.

BAB V PROSES OVERHAUL DESALINATION

o Dalam bab ini diuraikan tentang proses overhaul desalination

PLTGU di PT. PJB Gresik.

BAB VI PENUTUP

o Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari

hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, serta saran-saran yang

ditujukan kepada pihak-pihak yang berkaitan selama pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan.

8
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

BAB II

GAMBARAN UMUM PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI (PJB)

UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR (UPHT)

2.1 Identitas Perusahaan

PT PJB UBHAR dibentuk pada tanggal 12 Januari 1998 sebagai

salah satu unit bisnis dari PT PJB. Dibentuknya UBHAR merupakan

pemecahan fungsi pemeliharaan dan operasional, dengan tujuan mendukung

keandalan pembangkit, dan sekaligus untuk menangkap peluang pasar yang

terbuka lebar, khususnya dalam bidang pemeliharaan pembangkit. PT PJB

UBHAR mempunyai Unit-unit Pemeliharaan (UHAR) yang berdampingan

dengan masing-masing unit pembangkitan (Gresik, Paiton, Brantas, Cirata,

Muara Karang, dan Muara Tawar) dalam rangka menjalankan tugasnya

sebagai penyedia jasa pemeliharaan bagi unit pembangkitan. Pada tahun

2005, Unit Pemeliharaan Cirata dan Brantas dilebur ke unit pembangkitannya

masing-masing sehingga PT PJB UBHAR hanya melaksanakan jasa

pemeliharaan untuk unit pembangkit thermal yaitu UHAR Muara Karang,

Muara Tawar, Gresik, dan Paiton. Dalam rangka optimalisasi kinerja

organisasi sesuai dinamika bisnis, sesuai SK Direksi no 093.K/010/DIR/2006

tanggal 18 Desember 2006, PT PJB Unit Bisnis Pemeliharaan mengalami

9
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

perubahan menjadi PT PJB Unit Pelayanan Pemeliharaan. Tidak lama

kemudian, tepatnya pada tanggal 3 April 2007 terbit SK Direksi no

039.K/010/DIR/2007 tentang likuidasi organisasi PT PJB Unit Pelayanan

Pemeliharaan. Bersama dengan itu, terbit SK Direksi no

040.K/010/DIR/2007 tentang pembentukan organisasi PT PJB Unit

Pelayanan Pemeliharaan Wilayah Timur. Wilayah utama tugas layanan PT

PJB UPHT adalah UP Gresik, Paiton, dan Brantas, sedangkan layanan kepada

unit lain bisa dilakukan selama layanan pada wilayah tugas utama yang

menjadi konsentrasinya telah terkelola dengan baik serta menghasilkan

kinerja yang optimal, kecuali dalam kondisi emergency yang secara khusus

memerlukan prioritas.

2.2 Visi dan Misi PT. PJB dan PT. PJB UPHT Gresik

Dalam melaksanakan usahanya PT. PJB Gresik mengusung filosofi

“Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sasaran yang hendak dicapai dan

Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai aset penting bagi perusahaan, komitmen

tersebut merupakan aspek yang harus selalu dijaga”.

Dalam menjaga komitmen tersebut PT. PJB Gresik memiliki visi:

“Menjadi perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan terintegrasi

dengan standar kelas dunia”.

10
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Sedangkan misi yang diterapkan PT. PJB Gresik dalam menjalankan

bisnisnya adalah:

1. Memberikan solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan terintegrasi

untuk menjaga kedaulatan listrik nasional.

2. Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya saing dan

ramah lingkungan.

3. Mengembangkan kompetensi dan produktivitas human capital untuk

pertumbuhan yang berkesinambungan.

Sedangkan Visi dan Misi dari PT. PJB UPHT Gresik adalah :

 Visi

1. Menjadi perusahaan kelas dunia

2. Memiliki sumber daya manusia yang profesional dan peduli pada

lingkungan melalui pencapaian sasaran kinerja operasional

3. Keuangan dan pengembangan usaha kecuali menguasai pangsa pasar

 Misi

1. Menjadikan PT. PJB UPHT sebagai perusahaan publik yang maju dan

dinamis dalam bidang pembangkitan tenaga listrik (mendukung

Pemeliharaan Unit Pembangkitan di Wilayah Timur PT. PJB)

2. Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham, karyawan,

pelanggan, rekanan, pemerintah, dan masyarakat Indonesia.

11
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

3. Memenuhi tuntutan pasar (pasar PT. PJB UPHT adalah PT. PJB UP

Gresik, PT. PJB UP Brantas, dan PT. PJB UP Paiton).

12
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

2.3 Struktur Organisasi

General Manager UPHT

Manajer Teknik

SPV Senior Mesin

SPV Senior Listrik

SPV Senior Kontrol Instrumen

Manajer Perencanaan & Pembinaan


Teknik
SPV Senior Resource Planning

SPV Senior Engineer Performance

SPV Senior Quality Assurance

SPV Senior K3

Manajer Keuangan & Administrasi

SPV Senior Umum

SPV Senior SDM

SPV Senior Pengadaan

SPV Senior Keuangan

13
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 General Manager

General Manager Unit Pemeliharaan Wilayah Timur Gresik adalah

pimpinan tertinggi PT. PJB UPHT Gresik.Tugas Utama Unit Pemeliharaan

Wilayah Timur Gresik di bawah kendali General Manager adalah sebagai

berikut :

a. Mengelola pembangkit tenaga listrik dengan mengoptimalkan seluruh

potensi sumber daya yang ada, serta memastikan kinerja unit andal,

efisien, dan dikelola menurut prinsip-prinsip manajemen operasi.

b. Menyusun dan menjabarkan kebijakan perusahaan ke dalam

ketentuan-ketentuan atau peraturan sebagai pedoman pelaksanaan

tugas.

c. Melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam peningkatan

kinerja unit pembangkitan.

d. Meningkatkan mutu dan keandalan unit pemeliharaan wilayah timur.

e. Memantau, menganalisa, dan mengevaluasi sistem dan prosedur untuk

meningkatkan kualitas kerja, operasi, dan lingkungan.

f. Meningkatkan kualitas SDM di unit pemeliharaan wilayah timur

melalui pembinaan, pengembangan dan pelatihan berdasarkan

program yang jelas dan tepat guna sehingga dapat tercapai SDM yang

performed dan proaktif.

14
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

g. Membuat laporan-laporan kegiatan unit pemeliharaan wilayah timur

dan memastikan dapat tepat waktu sebagaimana yang ditetapkan.

h. Memastikan bahwa sasaran kinerja yang ditetapkan Direksi dapat

dicapai dengan baik.

i. Melakukan koordinasi dengan pihak luar yang terkait dengan aspek

pengelolaan pembangkitan, baik pemerintah daerah maupun pihak-

pihak terkait lainnya.

j. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan

pengambilan keputusan lebih lanjut.

 Manager Teknik

Berikut merupakan tugas bagian Teknik :

a. Merencanakan, memonitor, dan mengendalikan Rancangan Anggaran

Pemeliharaan, dan Anggaran Investasi Unit Pemeliharaan Wilayah

Timur untuk memastikan kegiatan pemeliharaan berlangsung secara

ekonomis dan mencegah penyimpangan - penyimpangan penggunaan

anggaran yang mungkin terjadi.

b. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan rutin dan dan non rutin

termasuk menyediakan kebutuhan supporting-nya (material,

spesifikasi part, dsb).

15
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

c. Membuat kontrak-kontrak kesepakatan antara UP dengan UPHAR

agar kerjasama dapat dilakukan dengan batasan-batasan yang jelas

dan menguntungkan kedua belah pihak.

d. Memastikan tercapainya sasaran kinerja unit pememeliharaan

sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam

penyediaan tenaga listrik.

e. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dalam

pengambilan keputusan lebih lanjut.

f. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

 Manager Perencanaan dan Pembinaan

Bagian Perencanaan dan Pembinaan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Mengevaluasi penyelenggaraan O&M pusat pembangkitan tenaga

listrik beserta instalasi pendukungnya.

b. Merencanakan resources (expert O&M, referensi, waktu, tempat)

untuk kegiatan failure defence yang meliputi :

 Audit (assement) dan prioritisasi pemeliharaan

 peralatan unit pembangkit (SERP)

 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

 Root Cause Failure Analysis (RCFA)

16
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Failure defence Task (FDT)

 Task Execution

c. Sebagai moderator dan memfasilitasi kegiatan failure defence

peralatan unit pemeliharaan.

d. Merekomendasikan kegiatan task execution (continous improvement)

beserta KPI nya berupa :

 Perbaikan SOP/IK bidang O&M

 Penambahan SOP/IK bidang O&M

 Perubahan design dari peralatan & proses produksi

 Penambahan /pengurangan task preventive maintenance.

 Penambahan task predictive maintenance.

 Perbaikan kompetensi personil O&M.

 Perbaikan kualitas dan kuantitas ketersediaan material O&M.

 Over Haul cycle extention peralatan pemeliharaan.

 Life extention peralatan pembangkit, termasuk analisis cost

benefit.

 Mengevaluasi implementasi task execution yang

direkomendasikan.

 Melaksanakan kegiatan failure defence untuk mengembangkan

dan memperbaiki task execution yang belum berhasil.

17
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Menggunakan laporan keberhasilan/kegagalan implementasi task

execution sebagai bahan analisa serta program pengembangan

secara berkesinambungan (proses siklus review dan inovasi).

 Melakukan update data pemeliharaan peralatan pemeliharan

untuk keperluan analisa pemeliharaan lebih lanjut.

 Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan

pengambilan keputusan lebih lanjut.

 Merencanakan dan menyusun program Condition Base

Monitoring peralatan utama, mengevaluasi dan membuat “work

package” program pemeliharaan serta memberikan rekomendasi.

 Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

 Manager Keuangan dan Administrasi

Bagian Keuangan dan Administrasi memliki tugas pokok seperti berikut :

a. Menyiapkan kebijakan program pelatihan dan ppengembangan bagi

seluruh sumber daya manusia unit pemeliharaan wilayah timur

berdasarkan konsep optimasi biaya dan jumlah tenaga kerja.

b. Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengevaluasi anggaran biaya

kepegawaian dan fasilitas kerja yang mendukung RKAP dan

18
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

terselenggaranya kegiatan kepegawaian sesuai kebijakan manajemen

unit pemeliharaan wilayah timur.

c. Menyiapkan dan mengkoordinir erencanaan dan pengelolaan

organisasi dan tata laksana sistem manajemen agar sesuai dengan

fungsinya di dalam perusahaan.

d. Melaksanakan pembinaan pengendalian mutu karyawan unit

pemeliharaan wilayah timur secara terpadu agar dicapai produktivitas

pegawai sesuai dengan ketetapan manajemen.

e. Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia yang melipputi

perencanaan anggaran, penyelesaian administrasi, kepegawaian, dan

penyuluhan kepada pegawai agar terjadi kelancaran pelayanan

pegawai.

f. Mengelola dan mengembangkamn manajemen sumber daya manusia

sehingga dapat mengakomodasi seluruh permasalahan yang

berkembang agar didapat SDM yang maju, kuat, sehat jasmani dan

rohani.

g. Melakukan pengelolaan serta pengambilan langkah-langkah strategis

di unit satuan kerjanya dalam melakukan hubungan industrial

sehingga menciptakan suasana kerja yang kondusif.

19
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

h. Melaksanakan fungsi kehumasan untuk membina hubungan serta

“comunity development” dengan stakeholder sehingga menciptakan

citra yang baik tentang perusahaan serta menunjang kinerja unit

perusahaan.

i. Mengadakan pengelolaan bisnis non inti sebagai penunjang bisnis inti

unit pemeliharaan wilayah timur.

j. Mengelola pelaksanaan sistem manajemen kinerja sehingga terjadi

keselarasan antara kinerja unit dengan kinerja individu karyawan serta

menciptakan objektifitas.

k. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan, dan rumah tangga

perkantoran untuk memperlancar kinerja unit pemeliharaan wilayah

timur.

l. Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengevaluasi anggaran biaya

administrasi.

m. Menjamin terlaksananya kegiatan keamanan lingkungan dengan baik

sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman dan kondusif bagi

karyawan.

n. Mengelola administrasi pembayaran penghasilan karyawan.

o. Melaksanakan penyusunan anggaran tahunan untuk dijadikan bahan

acuan penggunaan keuangan unit pemeliharaan wilayah timur.

20
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

p. Mengelola administrasi keuangan unit pemeliharaan wilayah timur

sehingga berjalan sesuai dan memenuhi ketentuan serta prinsip-prinsip

mengenai keuangan.

q. Menganalisa dan membuat laporan realisasi keuangan, sehingga dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam mengadakan kebijakan

penggunaan keuangan selanjutnya.

r. Melakukan ppenilaian investasi unit pemeliharaan wilayah timur

untuk digunakan sebagai bahan acuan penilaian terhadap peningkatan

kinerja/keuntungan unit pemeliharaan wilayah timur secara

keseluruhan.

s. Mengarahkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan proses audit yang

komprehensif sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, untuk

mendukung kemampuan perusahaan mencapai hasil kinerja

operasional yang maksimum.

t. Memberikan saran-saran perbaikan untuk memastikan semua

kebijakan dan ketentuan dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai

dengan standart atau ketentuan yang berlaku.

u. Mengkoordinasikan pembuatan laporan audit secara berkala sehingga

informasi audit yang dibutuhkan semua pihak untuk evaluasi kerja dan

pembuatan keputusan dapat tersedia dengan cepat dan akurat.

21
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

v. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan

pengambilan keputusan lebih lanjut.

w. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

2.4 Bidang Usaha PT. PJB UPHT

Bidang Usaha PT. PJB Unit Pemeliharaan Wilayah Timur adalah

bisnis Operation and Maintenance (O&M), dimana jasa pemeliharaan sangat

mendukung kesiapan unit pembangkit dan mendukung keandalan unit

pembangkit dalam beroperasi, sehingga dalam hal ini Unit Pembangkitan

sebagai pelanggannya.

PT. PJB UPHT dengan skope pekerjaan adalah Overhaul dan Project

atau Modifikasi. Berikut adalah beberapa tugas PT. PJB UPHT :

 Memberi solusi bagi masalah – masalah pemeliharaan pembangkit

 Memberi tekad untuk maju melalui inovasi – inovasi dan continous

improvement di bidang pemeliharaan unit pembangkit

 Dapat diandalkan dalam pelayanan pemeliharaan karena didukung oleh

Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan kualitas pelayanan

yang prima.

Sampai saat ini Unit Pembangkitan Gresik memiliki 3 macam mesin

pembangkit yaitu:

22
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Pada PLTG terdiri dari 2 Unit Pembangkit dengan masing –

masing unit menghasilkan kapasitas 40 MW jadi jumlah total kapasitas

pembangkitan pada PLTG sebesar 80 MW.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pada PLTU terdiri dari 4 Unit Pembangkit dengan pembagian

sebagai berikut :

 Unit 1 dan Unit 2 masing – masing menghasilkan kapasitas 100 MW.

 Unit 3 dan Unit 4 masing – masing menghasilkan kapasitas 200

MW.

Jadi jumlah total kapasitas pembangkitan pada PLTU sebesar 600 MW.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)

Pada PLTGU dibagi 2 jenis mesin pembangkit yaitu GT (Gas

Turbin) dengan 9 Unit Pembangkit dan ST (Steam Turbin) dengan 3 Unit

Pembangkit. Pada PLTGU tiap unit memiliki daya sebagai berikut :

 Pada GT terdapat 9 Unit yang masing – masing menghasilkan

kapasitas 100 MW.

23
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Pada ST terdapat 3 Unit yang masing – masing menghasilkan

kapasitas 200 MW.

Jadi jumlah total kapasitas pembangkitan pada PLTGU sebesar 1500 MW.

Total keseluruhan kapasitas daya yang dihasilkan pada PT. PJB UP

Gresik adalah 2180 MW.

2.5 Lokasi Perusahaan

Unit Pembangkitan Gresik merupakan salah satu unit pembangkit

tenaga listrik milik PT. PJB yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Unit

Pembangkitan ini berlokasi di kota Gresik, kira-kira 20 km arah barat laut kota

Surabaya, tempatnya di desa Sidorukun, Jalan Harun Tohir No. 1 Gresik, Jawa

Timur. Total luas wilayah dimana PT. PJB Gresik berada mencapai kurang

lebih 78 ha, termasuk wilayah pembangunan lumpur dan luas bangunan.

Batas area yang menjadi lokasi PT. PJB Gresik adalah :

1. Utara : PT. Pertamina Aspal

2. Timur : Selat Madura

3. Selatan : Bengkel Swabina Graha PT. Semen Gresik

4. Barat : Desa Sidorukun

24
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

BAB III

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

3.1 Gambaran Umum K3

Hampir sebagian besar kecelakaan kerja yang terjadi pada saat

proyek sedang dibangun atau sudah berjalan disebabkan oleh faktor manusia.

Namun demikian, faktor mesin/peralatan tidak dapat dikesampingkan, karena

kedua faktor tersebut baik manusia maupun mesin bersama-sama dalam

menentukan kualitas kerja. Kualitas kerja dapat dikatakan akan semakin baik

jika angka – angka kecelakaan yang terjadi akibat aktivitas kedua faktor

tersebut ataupun hasil interaksi keduanya dapat ditekan seminimal mungkin,

terlebih jika tidak ada rekor kecelakaan zero accident.

Untuk mencapai hal itu, pemerintah juga mengeluarkan berbagai

peraturan tentang masalah - masalah kesehatan dan keselamatan kerja,

sehingga di setiap proyek yang dibangun maupun sedang beroperasi, pasti

dan harus diterapkan program tersendiri sebagai sarana yang berkaitan

dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

25
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

3.2 Peraturan tentang K3

Beberapa Peraturan yang berkaitan dengan K3, diantaranya :

 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia

No. 2/thn 1970 tentang Pembentukan P2K3 (Panitia Pembina K3)

No. 2/thn 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Kerja

No. 1/thn 1981 tentang Kewajiban melaporkan penyakit akibat kerja

No. 3/thn 1982 tentang Pelayanan kesehatan tenaga kerja

No. 4/thn 1987 tentang Tata cara pembentukan P2K3 dan AK3 (Ahli K3)

No. 5/Men/1996 tentang SMK3 (Sistem Manajemen K3)

3.3 K3 di PT. PJB UPHT

Manajemen bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) PT. PJB

UPHT mengemban visi dan misi melaksanakan proses tanggung jawab sosial

dan etika yang tinggi, memiliki rasa aman di instalasi. Manajemen memiliki

komitmen sebagai berikut :

Mengutamakan Lingkungan Hidup, Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (LK3) dalam kegiatan pemeliharaan

 Menerapkan peraturan dan perundangan tentang LK3 yang berlaku

26
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Memandang bahwa SDM sebagai aset perusahaan yang penting,

senantiasa berkompetisi dalam kemajuan K3

 Mendukung pelaksanaan program LK3 di tempat kegiatan kerja UPHT

 Mendukung penerapan manajemen kendali rugi pada perusahaan secara

konsisten dan terpadu.

Sedangkan hal – hal yang menjadi kewajiban dari para pekerja dalam

melaksanakan kegiatan LK3 antara lain :

 Memahami prosedur kerja dengan baik dan benar agar terhindar dari

kecelakaan dan penyakit akibat kerja

 Mematuhi peraturan dan petunjuk kerja tentang K3 dan selalu berdisiplin

memakai Alat Pelindung Diri (APD)

 Berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program LK3

3.4 Kebijakan PT. PJB UPHT terhadap K3

Menjadi penyedia jasa pemeliharaan unit pembangkit yang handal

dan didukung oleh SDM yang berkualitas dengan melaksanakan Best Practice

Maintenance, serta selalu meningkatkan mutu yang berkesinambungan,

dengan menerapkan system manajemen K3 untuk mempertahankan zero

accident, demi terciptanya kepuasan stakeholder. Peraturan mengenai K3

secara umum diantaranya :

27
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Patuh terhadap semua peraturan, mengetahui serta memahami cara bekerja

di area unit PT. PJB

 Selalu datang tepat waktu dan bekerja dalam kondisi yang sehat dan siap

untuk menunjukkan yang terbaik

 Tidak diperbolehkan bekerja di bawah pengaruh alcohol atau obat – obat

terlarang.

 Segera melaporkan setiap tindakan dan kondisi kerja yang tidak aman

kepada koordinator bidang

 Tidak boleh bercanda yang berlebihan, atau kegiatan yang tidak sopan

 Mengetahui lokasi dan fasilitas peralatan keselamatan kerja dalam kondisi

darurat

 Merokok hanya diperbolehkan pada area yang sudah ditentukan

 Dilarang memakai pakaian selain baju kerja yang sudah ditentukan

 Dilarang memakai baju kerja yang sudah terkontaminasi dengan minyak,

cairan pelarut di situasi atmosfer yang kaya dengan oksigen, Karena dapat

menyebabkan kebakaran yang serius

 Dilarang mejalankan mesin apapun, atau menyentuh peralatan yang ada di

unit kerja kecuali sepengetahuan koordinator bidang

28
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Dilarang meninggalkan alat – alat atau peralatan yang berserakan, dimana

hal ini dapat menyebabkan terjainya insiden terhadap diri sendiri atau

orang lain

 Dilarang meletakkan kain majun yang mengandung minyak secara

berserakan dan letakkan di tempat sampah yang sudah ditentukan

3.5 Penggunaan Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri yang disyaratkan

a. Helmet (Pelindung Kepala)

Gambar 3.1 Safety Helmet PT. PJB UPHT Gresik

Helmet yang telah ditentukan harus dipakai oleh semua orang yang

berada di seluruh area pabrik yang disyaratkan. Penggunaan safety helmet

sangat penting untuk melindungi kepala pekerja dan juga petugas dari

hantaman benda-benda keras dan tajam. Penggunaan safety helmet juga

dapat mengetahui posisi jabatan seorang pegawai, misal helm warna kuning

29
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

untuk tamu, helm warna merah untuk K3, helm warna putih untuk engineer,

dan helm warna biru untuk helper.

b. Safety Shoes (Pelindung Kaki)

Gambar 3.2 Safety Shoes

Semua orang yang bekerja di area Unit Pemeliharaan Wilayah

Timur (kecuali di dalam kantor/administrasi/office) diisyaratkan untuk

memakai safety shoes yang telah ditentukan perusahaan. Penggunaan safety

shoes berguna untuk menghindari kaki terkena benda-benda tajam dan

hataman benda-benda berat yang dapat melukai kaki.

c. Kacamata / Google (Pelindung Mata)

 Setiap orang yang bekerja pada pekerjaan yang mempunyai potensi

percikan ke mata di area yang telah ditentukan sesuai hasil HIRARC

harus menggunakan kacamata/google dengan pelindung sebelah

sampingnya, untuk mencegah benda untuk masuk ke mata.

 Setiap orang yang bekerja pada pekerjaan yang mempunyai potensi

pancaran sinar yang kuat, seperti mengelas, pakai cutting torch, dll, maka

30
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

mata dan muka harus dilindungi dengan peralatan khusus. Pelindung

muka dengan kaca filmnya harus terpasang.

 Setiap orang yang bekerja dengan paparan bahaya bahan kimia, maka

muka dan mata harus tertutup seluruhnya.

 Bagi karyawan yang menggunakan kacamata minus (-) dan plus (+) dan

bekerja pada daerah sesuai a, b, dan c, menggunakan pelindung mata

khusus yang dapat digunakan secara bersamaan dengan kacamata

tersebut untuk bekerja.

d. Sumbat Telinga (Ear Plug/Ear Muff)

Setiap orang yang bekerja pada area yang berpotensi kebisingan

melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) aman untuk pendengaran (>85dbA)

harus menggunakan sumbat atau tutup telinga yang telah disyaratkan.

e. Sarung Tangan (Pelindung Tangan)

 Sarung Tangan Katun hanya dipakai oleh karyawan untuk mencegah

tangan dari debu dan kotor.

 Sarung tangan kulit dipakai untuk melakukan pekerjaan yang permukaan

bendanya tajam dan pekerjaan pengelasan.

 Untuk pekerjaan yang kontak dengan panas harus dipakai sarung tangan

asbes tahan panas.

31
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Sarung tangan karet dipakai untuk pekerjaan yang kontak dengan bahan

kimia.

Peringatan: Pemakaian sarung tangan sangat berbahaya bila dilakukan

pada pekerjaan di area kerja yang terdapat bagian-bagian/alat yang berputar

dan tidak ditutup

f. Sabuk Keselamatan (Safety Belt/Body Harness)

Sabuk keselamatan harus dipakai bagi karyawan yang bekerja di

ketinggian >2 meter dari permukaan lantai.

g. Pelindung Pernapasan.

 Masker Debu.

Pelindungan pernapasan dari kain berlapis untuk kondisi area

berdebu.

 Half Mask Respirator.

Alat ini digunakan untuk aktifitas yang menimbulkan bau

menyengat / bahan kimia.

32
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

3.6 Prosedur Keadaan Darurat

a. Alarm Darurat

Adalah suara sirine yang panjang atau terus menerus dan

memberitahukan kepada semua orang yang bekerja di area Unit PT. PJB

UPHT bahwa terjadi kondisi darurat.

Alarm darurat dapat diaktifkan secara manual / otomatis oleh

operator yang ada di control room.

Alarm darurat dapat meng-indentifikasi adanya kondisi darurat

seperti:

 Kebakaran.

 Peledakan yang mengganggu unit operasi.

b. Bencana alam

Bila mendengar suara alarm darurat, semua orang (karyawan PT.

PJB / Kontraktor / koperasi / Tamu / Supplier) Harus menghentikan semua

pekerjaan. Komandan Tanggap Darurat sebagai Pengendali Keadaan

darurat bertanggung jawab untuk memberikan informasi kejadian darurat

tersebut melalui paging system.

33
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

3.7 PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

a. Pingsan atau shock.

1. Apabila ada seseorang pingsan dan shock pada waktu menjalankan tugas

karena sesuatu kecelakaan atau karena sebab lain, maka haruslah ia

segera mendapatkan pertolongan pertama dari karyawan lain. Pada

waktu menunggu datangnya ambulan, karyawan lainnya harus

melakukan langah-langkah sebagai berikut:

a) Bawalah korban ke tempat yang teduh dan aman dimana cukup

tersedia udara bersih.

b) Longgarkan semua pakaian.

c) Lakukan pernafasan buatan. (jika diperlukan)

d) Dikompres dengan botol air panas pada ujung-ujung jari kaki dan

tangan, punggung dan perutnya.

2. Tanda-tanda bahwa orang itu pingsan adalah

a) Keringat dingin

b) Pucat

c) Mual dan muntah

d) Pusing

e) Sering menguap

f) Pengelihatan berkunang-kunang

34
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

g) Denyut nadi cepat / tidak teraba.

h) Tidak sabar

3. Tanda-tanda bahwa orang itu kena shock adalah;

a) Keringat dingin

b) Pucat, mual, muntah.

c) Gelisah / apatis

d) Badan dingin

e) Nadi kecil, cepat kadang-kadang tidak teraba.

f) Nafas panjang dan lambat

g) Reflek orang-orang mata menurun.

h) Tidak sadar.

4. Shock akibat aliran listrik.

1. Bebaskan korban dari aliran dengan jalan memutus switch yang

langsung mengalirkan aliran listrik tersebut. Apabila aliran listrik

tidak dapat diputuskan, usaha agar penderita ditarik dengan tangan,

tetapi harus memakai sarung tangan karet anti listrik yang tersedia

dan harus berdiri di papan yang kering. Bisa juga ditarik dengan

pertolongan tongkat anti listrik dan tali, tetapi semua alat tersebut

harus kering.

35
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

2. Setelah bebas dari aliran listrik, segera angkat korban ke tempat yang

aman. Setelah itu dilihat pernafasannya, bila tidak berafas segera

ditolong dengan pernafasan bantuan.

3. Bila denyut jantung terhenti, berikan pacu jantung / cardiac

massage.

5. Kotak P3K

1. Kotak P3K diletakkan di berbagai koordinator bidang dan tempat-

tempat strategis lainnya.

2. Kotak-kotak P3K tersebut berisi obat-obatan berikut alat-alatnya

untuk pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

3. Koordinator bertanggung jawab atas kelengkapan seluruh isi kotak

P3K tersebut.

3.8 Kebersihan

Area unit kerja yang bersih dan rapi harus sesuai dengan standar 5S di

Unit PT.PJB UPHT

1. SEIRI (Pemilahan)

Kegiatan memisahkan segala sesuatu barang yang benar-benar

diperlukan dan kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat

kerja.

36
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

2. SEITO (Kerapian)

Kegiatan menata tata letak peralatan dan perlengkapan kerja

dengan rapi sehingga memudahkan untuk mencari, mudah menemukan

kembali.

3. SEISO (Kebersihan)

Kegiatan membersihkan tempat kerja, mesin, dan

perlengkapan/peralatan kerja dari debu dan kotoran yang melekat secara

teratur agar kondisinya selalu dalam keadaan bersih dan terhindar dari

kerusakan degradasi dan abnormality.

4. SEIKETSU (Pembakuan)

Kegiatan memelihara fasilitas tempat kerja, mesin, peralatan,

serta barang secara teratur agar tidak terdapat lagi barang yang tidak

diperlukan di area kerja, tidak ada ketidakteraturan, tidak ada

kotor/kerusakan serta berusaha menjaga dan mempertahankan kondisi

optimal.

5. SHITSUKE (Peningkatan)

Kegiatan membudayakan dan membiasakan bekerja sesuai

dengan sistem dan prosedur serta mengembangkan prilaku kerja karyawan

yang positif di tempat kerja sebagai sebuah kebiasaan yang disiplin.

37
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

BAB IV

LANDASAN TEORI

4.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)

Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) adalah gabungan

antara Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (PLTU), dimana gas buang hasil pembakaran di PLTG

digunakan untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam

Generator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang

akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling) turbin yang terkopel

pada generator, yang akan mengubahnya menjadi listrik.

4.1.1 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)

38
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.1 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)

Bahan bakar yang dapat berupa gas bumi atau minyak HSD

(High Speed Diesel) dialirkan ke dalam rumah pompa bahan bakar.

Bahan bakar berupa HSD kemudian di pompa lagi dengan pompa

bahan bakar (main fuel oil pump) yang akan dialirkan ke dalam ruang

bakar (combustion chamber). Jika menggunakan bahan bakar gas, gas

langsung dialirkan ke ruang bakar (combustion chamber) tanpa

melalui pompa bahan bakar. Pada saat bahan bakar dan udara

atomizing yang berasal dari kompresor bercampur di dalam

combustion chamber, secara bersamaan busi (igniter) memercikkan

api untuk menyulut pembakaran. Gas panas yang dihasilkan dari

proses pembakaran inilah yang akan digunakan sebagai penggerak

turbin gas, sehingga listrik dapat dihasilkan oleh generator. Karena

tegangan yang dihasilkan dari generator masih rendah maka pada

tahap selanjutnya tegangan ini akan disalurkan ke trafo utama untuk

dinaikkan menjadi 150 kV atau 500 kV. Pada proses Siklus Terbuka

gas buangan dari turbin gas yang temperaturnya berkisar 500-550oC

akan langsung dibuang melalui cerobong saluran keluaran.

Pada siklus terbuka (open cycle), gas buang langsung

dialirkan pada cerobong. Pada siklus tertutup, gas buang yang ke luar

39
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

dari turbin gas dimanfaatkan lagi setelah terlebih dulu diatur oleh

katup pengatur (damper) untuk dialirkan ke dalam boiler HRSG untuk

menguapkan air yang berasal dari drum penampung air. Uap yang

dihasilkan dipakai untuk memutar turbin uap yang terkopel dengan

generator sehingga dapat menghasilkan tenaga listrik. Uap bekas dari

turbin uap diembunkan lagi di condenser, kemudian air hasil

kondensasi di pompa oleh pompa kondensat (Condensate Extraction

Pump), selanjutnya dimasukkan lagi ke dalam deaerator dan oleh

boiler feed pump (BFP) dipompa lagi ke dalam drum untuk kembali

diuapkan. Inilah yang disebut dengan siklus tertutup/combined cycle.

Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa siklus tertutup merupakan

rangkaian siklus terbuka ditambah dengan proses pemanfaatan

kembali gas buang dari proses siklus terbuka untuk menghasilkan uap

sebagai penggerak turbin uap.

40
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

4.1.2 Komponen Peralatan dalam Pembangkitan Listrik Tenaga Gas

Uap (PLTGU)

Komponen utama yang digunakan untuk membangkitkan

listrik dalam PLTGU dibagi mejadi bagian GT (Gas Turbin) dan, dan

ST (Steam Turbine). Komponen utama yang terdapat dibagian GT

adalah kompresor, ruang bakar, turbin gas, dan generator. Komponen

utama yang terdapat di bagian ST yaitu HRSG, turbin uap, generator,

kondenser, feed water tank, dan feed water pump.

Komponen pendukung yang digunakan untuk

membangkitkan listrik dalam PLTGU juga dibagi mejadi bagian GT

(Gas Turbin) dan ST (Steam Turbine). Komponen pendukung yang

terdapat dibagian GT yaitu ACWC (Air Cooling Water Cooling) yang

digunakan sebagai pendingin. Komponen pendukung yang terdapat

dibagian ST yaitu auxiliary plant yang terdiri dari CWP (Cooling

Water Pump), H2 plant dan Desalination Plant.

CWP digunakan untuk memompa air laut menuju tube-tube

condensor yang digunakan untuk mengkondensasikan uap keluaran

LP Turbin sedangkan H2 plant merupakan tempat dimana H2

(Hydrogen) diproduksi. Di dalam sistem ST juga membutuhkan air

tawar, sedangkan sumber air yang tersedia adalah air laut, maka

41
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengubah air laut menjadi air

tawar yang disebut Desalination Plant.

4.2 Prinsip kerja Desalination Plant

Desalination Plant adalah plant yang digunakan untuk mengolah air

laut menjadi air tawar atau air bahan baku produksi dengan sistem penguapan.

Pada proses destilasi, air laut dipanaskan kemudian uap yang timbul akan

didinginkan sehingga akan didapat air tawar. Proses destilasi akan

menghasilkan air tawar (distillate water) yang mempunyai konduktivitas < 25

μS/cm. Sedangkan pada proses condensate, hasil penguapan air laut yang

dipanaskan di brine heater menghasilkan air tawar dengan konduktivitas < 10

μS/cm.

Fungsi dari distillate water dengan conduct <25 μS/cm dan

condensate water dengan conduct <10 μS/cm digunakan untuk keperluan

diantaranya sebagai berikut:

 Distillate Water (Raw Water)

 Sebagai service water yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari

 Sebagai portable water untuk mencuci bagian tubuh yang terkena

bahan kimia

 Sebagai fire fighting water

42
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Sebagai lube water untuk air pendingin pada shaft pompa

 Condensate Water (Make Up Water)

 Pendingin mesin / kondensor

 Menambah air di kondensor

 Sebagai bahan baku untuk proses Demineralized Water Plant yang

digunakan sebagai air pengisi HRSG dan Auxiliary Boiler

4.2.1 Proses Desalination Plant di PLTGU PT. PJB Gresik

Air laut dipompa dengan sea water feed pump dan banyaknya

air yang akan diproses menuju cube stage diatur dengan sea water

control valve. Kemudian, air laut melewati proses filterisasi dari

kotoran air laut. Anti scalent dan anti foam yang telah diaduk dengan

bantuan motor chemical tank agitator diinjeksikan ke air laut bebas

kotoran dengan bantuan motor chemical injection pump motor. Anti

scalent berfungsi untuk menghilangkan kerak-kerak yang menempel di

cube. Kerak-kerak yang menempel di cube dapat mengganggu

perpindahan panas di Brine Heater serta mengganggu flow air laut yang

dapat mengakibatkan hasil produksi air destilate berkurang. Sedangkan,

anti foam untuk menghilangkan busa air laut karena busa-busa air laut

dapat berakibat pada konduktivitasnya.

43
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Kemudian air laut dialirkan menuju ke Flash Evaporator dari

cube stage 20 hingga ke stage pertama. Ketika melewati setiap stage,

air dalam cube mengalami proses pemanasan secara bertahap hingga

mencapai 100oC.

Setelah itu, air laut menuju ke Brine Heater untuk dipanaskan

dengan uap panas antara 96oC-110oC. Uap panas yang masuk ke Brine

Heater berasal dari Auxiliary steam turbin LP. Dari Brine Heater air

laut yang sudah mencapai panas 110oC masuk kembali ke dalam Flash

Evaporator atau chamber stage 1 lagi pada bagian bawah. Pada waktu

proses tersebut terjadi penguapan karena adanya vacuum tersebut

tertarik keatas lebih cepat menggunakan ejector condensate dan

menyentuh pipa-pipa diatasnya yang dialiri oleh air laut yang

temperaturnya lebih tinggi sehingga terjadi kondensasi. Untuk

menghindari carry over antara penampungan air kondensasi dengan air

laut, dipasang demister. Hasil air kondensasi tersebut ditampung dan

mengalir dipompa dengan bantuan motor destillate pump ke chamber

air destillate dengan syarat conduct yang diijinkan untuk hasil air

destillate adalah < 25 μS/cm dan selanjutnya menuju ke raw water tank.

Jika air laut yang tidak mengalami penguapan maupun hasil conduct

44
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

tidak sesuai dengan syarat, maka air tersebut dibuang kembali ke laut

dengan cara dipompa dengan bantuan motor brine blowdown pump.

Air yang di panaskan di Brine Heater tersebut juga mengalami

penguapan. Uap tersebut mengenai cube pada Brine Heater dan

kemudian jatuh lalu dipompa dengan bantuan motor condensate pump

menuju ke Make Up Water Tank dengan syarat, conduct air tersebut

harus <10 μS/cm. Jika tidak memenuhi syarat, maka akan masuk ke

stage 13 (Flash Evaporator) untuk diolah kembali menjadi air destillate.

Gambar 4.2 Siklus Desalination Plant PLTGU PT. PJB Gresik

45
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

4.3 Motor Listrik

Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang

mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini

digunakan untuk misalnya, memutar impeller, pompa, fan atau blower,

menggerakkan kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Di dalam

Pusat Listrik terdapat motor – motor listrik yang digunakan untuk berbagai

keperluan sesuai kegiatan Pusat Listrik. Sebagian besar motor yang digunakan

adalah motor asinkron (motor induksi).

Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada

berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang

sederhana, murah, mudah didapat dan dapat langsung disambungkan ke

sumber daya AC.

Prinsip kerja motor induksi adalah sebagai berikut, listrik dipasok ke

stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak

dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan

magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang

menyebabkan rotor berputar.

Pada saat di lapangan, motor tidak bekerja pada kecepatan sinkron

namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara

dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat

46
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi, untuk

menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/slip ring, dan motor

tersebut dinamakan motor cincin geser/slip ring motor.

4.3.1 Klasifikasi Motor Induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama

antara lain :

 Motor induksi satu fasa

Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi

dengan pasokan daya satu fasa, memiliki sebuah rotor sangkar tupai,

dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh

ini motor induksi merupakan jenis motor yang paling umum

digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin

cuci, dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai

4 HP.

 Motor induksi 3 fasa

Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga

fasa yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang

tinggi, dapat memiliki sangkar tupai atau gulungan rotor (walaupun

47
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri.

Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan

jenis ini, sebagai contoh : pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan

listrik, dan grinder.

4.3.2 Bagian-bagian utama dari Motor Induksi 3 Fasa

Pada umumnya mesin-mesin penggerak yang digunakan di

industri mempunyai daya keluaran lebih besar dari 1 HP dan

menggunakan motor induksi Tiga Fasa.

1. Belitan Stator

Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama

dengan belitan motor sinkron. Konstruksi statornya berlapis-lapis dan

mempunyai alur untuk melilitkan kumparan. Stator mempunyai tiga

buah kumparan, ujung-ujung belitan kumparan dihubungkan melalui

terminal untuk memudahkan penyambungan dengan sumber

tegangan. Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa buah

kutub, jumlah kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut.

Semakin banyak jumlah kutubnya maka putaran yang terjadi semakin

rendah.

48
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.3 Gambar Belitan Stator

2. Rotor

Jenis rotor motor induksi yang digunakan pada unit

desalination plant yaitu rotor sangkar.

 Rotor Sangkar

Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan

daripada jenis rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk

yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas batang-batang

penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang

penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau aluminium. Ujung-

ujung batang penghantar dihubung singkat oleh cincin

penghubung singkat, sehingga berbentuk sangka burung. Motor

induksi yang menggunakan rotor ini disebut motor induksi rotor

sangkar, karena batang penghantar rotor yang telah dihubung

singkat, maka tidak dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan

49
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

seri dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-alur

rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros)

tetapi sedikit miring.

Gambar 4.4 Gambar Rotor

3. Bearing

Karena alat ini menghasilkan putaran, maka diperlukan

komponen khusus yang akan dijadikan bantalan agar putaran

berlangsung dengan mulus. Inilah fungsi dari bearing, sebagai

bantalan antara permukaan poros dengan motor housing. Bearing

umumnya berbahan alumunium yang memiliki gaya gesek ringan

sehingga tidak menghambat putaran motor.

50
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.5 Gambar Bearing Motor

4. Drive Pulley

Komponen ini terletak di ujung bagian luar poros utama.

Fungsinya untuk mentransfer putaran motor menuju komponen lain.

Komponen ini umumnya berbentuk gear atau pulley, yang siap

dihubungkan dengan komponen yang perlu digerakkan dengan motor

ini.

5. Motor Housing

Dibagian terluar motor listrik ada sebuah plat besi yang

digunakan untuk melindungi semua komponen elektrik motor. Selain

itu, motor housing berfungsi untuk melindungi pekerja selaku

pemakai dari putaran rotor yang sangat tinggi.

6. Cooling Fan Motor

Cooling fan berfungsi untuk mendinginkan motor listrik ,

posisinya berada di ujung dari motor listrik itu sendiri, cara kerjanya

51
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

yaitu menghisap udara dan menghembuskannya ke badan motor

listrik sehingga menjadi dingin.

4.4 Panel Kontrol Desalination Plant

Di dalam panel kontrol, terdapat tiga fungsi yaitu sebagai

pendistribusian daya, proteksi dan kontrol. Pendistribusian daya berguna untuk

menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik menuju ke beban. Proteksi

digunakan untuk mengamankan peralatan dari beban lebih, arus lebih maupun

arus bocor. Sedangkan kontrol berfungsi untuk mengatur penyalaan peralatan

di Desalination plant.

Sistem kontrol pada panel kontrol meliputi motor listrik dan valve

yang dapat dioperasikan secara manual dan otomatis. Saat dioperasikan secara

otomatis, maka menggunakan PLC (Programmable Logic Controller). Dan

apabila dijalankan secara manual dapat dilakukan dengan menekan tombol

pada panel atau pada panel lokal

52
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.6 Panel Kontrol Desalination Plant PLTGU PT. PJB Gresik

4.4.1 Komponen Panel Kontrol Desalination Plant

1. Panel Listrik

Panel listrik atau Electrical Switchboard adalah tempat yang

digunakan sebagai pengaturan pembagi dan pemutus aliran listrik.

Panel listrik ini sendiri tersusun dari beberapa komponen listrik pada

suatu papan control, sehingga saling berkaitan dan membentuk

fungsi yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.

53
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.7 Panel Kontrol Desalination Plant PLTGU PT. PJB

Gresik tampak depan

54
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.8 Bagian dalam Panel Kontrol Desalination Plant

PLTGU PT. PJB Gresik

2. Breaker

a. MCB (Miniature Circuit Breaker)

MCB (Miniature Circuit Breaker), adalah suatu alat

pengaman listrik yang berfungsi untuk memutuskan aliran

listrik saat terjadi Arus Lebih, yang disebabkan dari pemakaian

55
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

listrik yang berlebihan, karena sambaran petir, atau karena

korsleting (Hubung singkat).

MCB hanya berfungsi untuk mengamankan saat terjadi lonjakan

arus yang melebihi dari batasan ukuran MCB yang terpasang

Gambar 4.9 MCB 1 Fasa

b. MCCB (Molded Case Circuit Breaker)

MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam

proses operasinya mem- punyai dua fungsi yaitu sebagai

pengaman dan sebagai alat untuk penghubung.

Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat

berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan

56
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai

kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang

diinginkan.

Dalam memilih circuit breaker hal-hal yang harus

dipertimbangkan adalah :

a. Karakteristik dari sistem di mana circuit breaker tersebut

dipasang.

b. Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik.

c. Aturan-aturan dan standar proteksi yang berlaku.

Gambar 4.10 MCCB MOTOR

57
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.11 MCCB Utama Panel Kontrol Desalination Plant

c. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)

ELCB adalah sebuah alat pemutus ketika terjadi kontak

antara arus positif, arus negatif dan grounding pada instalasi

listrik. Dan yang lebih penting lagi ELCB memutuskan arus

listrik ketika terjadi kontak antara listrik dan tubuh manusia.

Cara kerja ELCB adalah bila peralatan listrik bekerja

normal, maka total arus yang mengalir pada fasa dan netral

adalah sama sehingga tidak ada perbedaan arus. Namun bila

seseorang tersengat listrik, maka kawat fasa akan mengalirkan

arus tambahan melewati tubuh orang yang tersengat ke tanah.

58
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Bila ELCB terpasang, maka tambahan arus tersebut akan

dideteksi oleh rangkaian khusus. Bila ada tambahan arus maka

berarti ada perbedaan arus yang mengalir antara fasa dan netral.

Perbedaan arus sebesar 30 mA sudah cukup untuk mengaktifkan

relay untuk memutus rangkaian. Dengan demikian, ELCB dapat

melindungi orang dari bahaya tersengat aliran listrik.

Gambar 4.12 Earth Leakage Circuit Breaker

3. Under voltage relay

59
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Under voltage relay adalah relay yang bekerja dengan

menggunakan tegangan sebagai besaran ukur. Relay akan bekerja

jika mendeteksi adanya penurunan tegangan melampaui batas yang

telah ditetapkan. Penurunan tegangan menyebabkan arus yang

mengalir menjadi besar dan dapat menyebabkan kerusakan pada

peralatan.

Gambar 4.13 Undervoltage Tampak Depan

Gambar 4.14 Under Voltage Tampak Samping

4. Fuse
60
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering

adalah komponen yang berfungsi memutuskan arus listrik pada saat

terjadi hubung singkat (short) atau arus berlebih (over current) pada

rangkaian listrik atau beban lainnya. Fuse (Sekering) pada dasarnya

terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan

terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun

terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah

peralatan listrik. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus

listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam peralatan

listrik sehingga tidak merusak komponen-komponen yang terdapat

dalam rangkaian.

Gambar 4.15 Fuse Tampak Depan

61
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

4.16 Fuse Tampak Samping

5. Kontaktor

Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat

dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak

menimbulkan loncatan bunga api pada alat penghubungnya. Selain

itu,dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa alat

otomatis dan alat penghubung yang paling mudah adalah dengan

menggunakan sakelar magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor

magnet.

Kontaktor yaitu suatu alat penghubung listrik yang bekerja

atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus

dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka

koil akan menjadi magnet dan menarik kontak sehingga kontaknya

menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik.

62
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan

memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal

ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi.

Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan

arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu

kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal

menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor

magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor

bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC

berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup

dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja

kontak NO dan NC berlawanan.

Kotaktor pada umumnya memiliki kontak utama untuk aliran

3 fasa. Dan juga memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai

keperluan. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama,

yaitu arus yang diperlukan untuk beban (motor listrik). Sedangkan

kontak bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus

yang diperlukan untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian,

lampu lampu indikator, dan lain-lain. Notasi dan penomoran kontak-

kontak kontaktor sebagai berikut:

63
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.17 Kontaktor Tampak Depan

64
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

6. Thermal Overload Relay (TOR)

Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih

dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan

beban lebih supaya motor listrik tidak mengalami kerusakan yang

fatal. Pengaman beban lebih atau over load yang digunakan pada

instalasi motor listrik adalah Thermal Over Load Relay

(TOR/TOL). Jika arus yang melalui penghantar yang menuju

motor listrik melebihi kapasitas atau setting TOR/TOL, maka

TOR/TOL drop atau terputus sehingga rangkaian yang menuju

motor listrik terputus.

Arus yang terlalu besar pada beban atau motor listrik akan

mengalir pada belitan motor listrik dan dapat menyebabkan

kerusakan dan atau terbakarnya belitan motor listrik. Untuk

menghindari terjadinya panas yang berlebihan akibat beban lebih

maka harus dipasang Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) pada

suatu rangkaian.

Prinsip kerja Thermal Over Load Relay (TOR/TOL)

berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang

mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal, yang

mengakibatkan bimetal melengkung selanjutnya akan

65
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

menggerakan kontak-kontak mekanik pemutus rangkaian listrik

kontak 95 – 96 membuka dan kontak 97 – 98 menutup.

TOR dipasang secara seri dengan kontak utama kontaktor

magnit. Jika terjadi arus lebih, maka bimetal akan membengkok

dan secara mekanis akan mendorong kontak bantu Normally Close

(NC) 95-96. Oleh karena dalam prakteknya kontak bantu NC 95-

96 disambung seri pada rangkaian koil kontaktor magnit, maka jika

NC lepas, koil kontaktor tidak ada arus, kontaktor magnit tidak

aktif dan memutuskan kontak utama.

Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat

melewati TOR, dapat diatur dengan memutar penentu arus dengan

menggunakan obeng sampai diperoleh harga yang diinginkan.

Perlengkapan lain dari thermal beban lebih adalah reset

mekanik yang fungsinya untuk mengembalikan kedudukan kontak

95 – 96 pada posisi semula (menghubung dalam keadaan normal)

dan kontak 97 – 98 (membuka dalam keadaan normal). Setelah

tombol reset ditekan maka kontak 95 – 96 yang semula membuka

akibat beban lebih akan kembali menutup dan kontak 97 – 98 akan

kembali membuka. Bagian lain dari thermal beban lebih adalah

pengatur batas arus.

66
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain

adalah:

1) Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar;

2) Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai

atau motor listrik berhenti secara mendadak;

3) Terjadi hubung singkat pada motor listrik (antara phasa dengan

phasa atau antara phasa dengan body

4) Motor listrik bekerja hanya dengan 2 phasa atau terbukanya

salah satu phasa dari motor listrik 3 phasa.

Gambar 4.18 TOR Tampak Depan

67
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.19 TOR Tampak Samping

7. Relay Kontrol

Relay kontrol adalah komponen elektronika yang berfungsi

sebagai alat pengganti saklar yang bekerja untuk mengontrol atau

membagi arus listrik ataupun sinyal lain ke sirkuit rangkaian lainnya.

Komponen relay menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai

penggerak kontak saklar, sehingga dengan menggunakan arus listrik

yang kecil atau low power, dapat menghantarkan arus listrik yang

yang memiliki tegangan lebih tinggi.

Relay kontrol terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally

Close (dalam keadaan normal).

68
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

2. Coil atau Kumparan, merupakan gulungan kawat yang mendapat

arus listrik, pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus

listrik di coil.

3. Contact atau Penghubung, adalah sejenis saklar yang

pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di

coil. Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum

diaktifkan open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum

diaktifkan close).

Cara kerja relay adalah sebagai berikut :

1. Saat Coil mendapatkan energi listrik (energized) akan

menimbulkan gaya elektromanetik

2. Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik plat/lengan kontak

(armature) berpegas (bersifat berlawanan), sehingga

menghubungkan 2 titik contact

69
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Jenis-Jenis relay berdasarkan fungsi, antara lain;

1. Timming Relay

Relay berfungsi sebagai alat penghitung waktu, saat

waktu yang telah ditetapkan tercapai maka output kontak akan

bekerja.

Berdasarkan sifatnya, timer ini dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu Timer On Delay dan Timer Off Delay. Timer On

Delay bekerja saat tegangan supply masuk, sedangkan Timer Off

Delay bekerja saat tegangan supply terputus atau off. Cara kerja

dari Timer Delay Relay adalah saat timer mendapatkan supply

tegangan, maka timer akan mulai menghitung, ketika jumlah

hitungan actual sama dengan setting, maka kontak output timer

akan bekerja.

70
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.20 Timer Tampak Samping

Gambar 4.21 Timer Tampak Depan

8. Saklar

Saklar adalah adalah suatu komponen atau perangkat yang

digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan aliran listrik.

71
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Macam-macam saklar yang digunakan pada Desalination Plant

antara lain:

a. Pushbutton

Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai

pemutus atau penyambung arus listrik dari sumber arus ke

beban listrik.

Suatu sistem saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan

start, stop reset dan saklar tekan untuk emergency.

Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO

(normally open).

Push button dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:

 Tipe Normally Open (NO)

Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena

kontak akan menutup bila ditekan dan kembali terbuka bila

dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak akan

menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.

 Tipe Normally Close (NC)

Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena

kontak akan membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila

72
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak tetap

sehingga arus listrik akan terputus.

 Tipe NC dan NO

Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut,

sehingga bila tombol tidak ditekan maka sepasang kontak

akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan maka

kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka

akan tertutup

Gambar 4.22 Push Button

b. Selektor

Selector adalah sebuah kontak atau saklar yang

digerakkan oleh tombol atau tuas putar untuk memilih satu dari

dua atau lebih posisi. Ada yang berlaku seperti toggle switch

73
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

dimana selektor dapat berhenti pada satu posisi, dan ada yang

berlaku seperti push button dimana setelah melakukan

pemilihan maka selektor akan kembali ke posisi semula.

Gambar 4.23 Selector

9. Lampu Indikator

Lampu indikator berfungsi sebagai isyarat atau indikator

dalam sebuah panel untuk mengetahui apakah beban sudah bekerja

atau belum.

74
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.24 Lampu Indikator Tampak Belakang

Gambar 4.25 Lampu Indikator Tampak Depan

10. Busbar

Busbar merupakan komponen penghantar listrik yang dapat

menghantarkan arus dan tegangan listrik. Busbar terbuat dari

tembaga karena tembaga memiliki tingkat korosi yang sangat kecil

atau bahkan 0% korosi.

75
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.26 Busbar

11. Terminal Listrik

Terminal adalah suatu komponen yang digunakan sebagai

tempat sambungan ujung kabel

Gambar 4.27 Terminal Listrik


76
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

12. CT (Current Transformer)

Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus

besar/tinggi menjadi arus kecil. Dengan adanya current transformer,

suatu peralatan ataupun jaringan dapat dimonitoring kondisinya

melalui hasil pengukuan (metering) serta dapat dilindungi melalui

proteksi apabila adanya gangguan yang menimbulkan arus yang

sangat besar sebagai akibat short circuit (hubungan singkat) ataupun

overload (kelebihan beban) dan lain sebagainya.

Dari hal diatas, pemanfaatan output dari current transformer

dapat dibagi atas 2 hal, yaitu :

 Metering, output dari Current Transfomer digunakan sebagai

input pada alat ukur.

 Proteksi, output dari Current Transfomer digunakan sebagai input

untuk alat proteksi yang nantinya akan mentriger alat proteksi

untuk bekerja apabila ada gangguan.

Prisip kerja dari current transfer mirip dengan prinsip kerja

transformator pada umunya, dimana terdapat belitan sisi primer dan

belitan sisi sekunder yang dihubungkan melalui kopling medan

magnet pada inti besi transformator. Sehingga arus yang melewati

77
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

sisi primer akan menghasilkan induksi pada inti besi yang akan

menimbulkan arus pada sisi sekunder.

Seperti halnya transformator secara umum, current

transformer juga memliki ratio belitan antara sisi primer dan

sekunder untuk menghasilkan perbandingan antara arus yang

melewati sisi primer dan arus yang dikeluarkan pada sisi sekunder.

Gambar 4.28 Current Transformer

13. PT (Potential Transformer)

Trafo tegangan merupakan peralatan pada sistem tenaga

listrik yang berupa transformator satu fasa step down yang

mentransformasi tegangan pada jaringan tegangan tinggi ke suatu

sistem tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan indikator,

alat ukur, relay, dan alat sinkronisasi.

78
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.29 Potential Transformer

14. Alat ukur listrik (Voltmeter dan Amperemeter)

Panel listrik biasanya juga dilengkapi dengan komponen alat

ukur. Alat ukur yang ada di panel desalination plant antara lain:

a. Amperemeter

Ampere meter pada panel berfungsi sebagai alat ukur arus

listrik yang terhubung dengan sensor arus yang disebut dengan

CT (Current Transformator). Penggunaan CT ini digunakan

untuk mengukur arus yang besar

Bagian terpenting dari Ampermeter adalah galvanometer.

Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan

magnet dan kumparan berarus. Galvanometer dapat digunakan

langsung untuk mengukur kuat arus searah yang kecil. Semakin

79
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan

pada galvanometer.

Galvanometer

Gambar 4.30 Alat Ukur Amperemeter

b. Voltmeter

Sesuai dengan namanya, voltmeter berfungsi untuk

mengukur besar tegangan listrik. Voltmeter juga dilengkapi

80
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

dengan PT (Potential Transformer) untuk mengukur tegangan

tinggi.

Gambar 4.31 Alat Ukur Voltmeter

Gambar 4.32 Alat Ukur Tampak Depan

81
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 4.33 Alat Ukur Tampak Belakang

4.5 Manajemen Pemeliharaan

Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kegiatan yang dilakukan

terhadap suatu peralatan atau instansi agar dapat beroperasi secara normal,

aman, handal, efisien, dan mencapai umur yang direncakanan.

Suatu peralatan agar dapat beroperasi secara baik dan optimal harus

dilakukan pemeliharaan. Demikian pula halnya dengan peralatan yang ada di

PLTGU. Pemeliharaan pada PLTGU Gresik dibagi menjadi 2 macam, yaitu

pemeliharaan rutin dan pemeliharaan non-rutin. Pemeliharaan dan perbaikan

kerusakan-kerusakan PLTGU.

Tujuan diadakannya program pemeliharaan adalah sebagai berikut:

1. Agar unit pembangkit listrik selalu dapat berorientasi optimal, untuk

melayani kebutuhan operasi.

82
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

2. Agar kualitas listrik yaitu tegangan dan frekwensi yang dihasilkan tetap baik

dan batas-batas yang diijinkan.

3. Agar peralatan-peralatan PLTGU mempunyai usia pemakaian yang

panjang.

Jenis-Jenis Pemeliharaan PLTGU menurut sifatnya, pemeliharaan

dikelompokkan menjadi 5 macam yaitu:

1. Break Down Maintenance (Pemeliharaan Kerusakan)

Yaitu aktivitas pemeliharaan yang dilakukan atas terjadinya

kerusakan peralatan sehingga berakibat kegagalan fungsi dari peralatan

tersebut. Dalam kejadian ini akan mengakibatkan peralatan tersebut rusak

sama sekali dan harus diganti baru, tetapi hal ini unit pembangkit tidak perlu

shut down. Pada unit pembangkit, berdasarkan sifat operasinya maupun

posisinya memang suatu peralatan dapat saja diterapkan pendekatan metode

breakdown maintenance.

2. Corrective Maintenance

Yaitu aktivitas pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan

peralatan yang tidak bekerja / berfungi sebagaimana mestinya. Corrective

maintenance dapat dilakukan saat peralatan sedang beroperasi maupun

standby ataupun peralatan yang beroperasi, tetapi secara keseluruhan unit

pembangkit tetap beroperasi. Maintenance ini merupakan pemeliharaan

83
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

atau perbaikan peralatan yang tidak terjadwal serta dengan cakupan yang

kecil atau tidak terlalu luas, tetapi pada umumnya dapat diselesaikan dalam

waktu 24 jam.

3. Preventive Maintenance

Adalah aktivitas pemeliharaan rutin atas dasar interval waktu yang

telah ditetapkan terlebih dahulu atau berdasar kriteria tertentu lainnya serta

dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan dari suatu peralatan

mengalami kondisi yang tidak diinginkan. Pelaksaan preventive

maintenance dilakukan tanpa harus melakukan shut down peralatan atau

unit pembangkit. Pemeliharaan ini termasuk pemeliharaan terencana jangka

pendek sehingga termasuk sebagai pemeliharaan rutin.

4. Predictive Maintenance

Adalah aktivitas pemeliharaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi

timbulnya suatu gejala kerusakan yang dapat diketahui secara dini dari hasil

diagnosa atau monitoring condition. Pelaksanaan maintenance ini dilakukan

tanpa harus melakukan shutdown peralatan atau unit pembangkit, maka

pekerjaan pemeliharaan ini merupakan kegiatan monitoring secara berskala

atas dasar interval waktu, interval operasi atau kriteria tertentu lainnya yang

ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan tindak lanjut dari kegiatan ini seperti

perbaikan atau penggantian part dari suatu peralatan termauk dalam suatu

84
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

cakupan corrective maintenance dan bukan lagi predictive maintenance.

Predictive maintenance termasuk pemeliharaan jangka pendek sehingga

dikategorikan pemeliharaan rutin.

5. Overhaul / Inspection

Adalah aktivitas pemeliharaan menyeluruh pada semua peralatan

sistem yang termasuk dalam suatu paket inspection untuk mengembalikkan

pada kondisi semula (pemeliharaan non-rutin terencana). Pemeliharaan ini

suatu paket pekerjaan besar yang terjadwal untuk pemerikasaan yang luas

dan perbaikan dari suatu item atau peralatan besar untuk mencapai suatu

kondisi yang layak. Dengan demikian overhaul tidak hanya bongkar pasang

saja tetapi juga inspeksi peralatan lain yang termasuk paket pekerjaan

walaupun ada yang tidak dilakukan bongkar pasang untuk melakukan

inspection tersebut.

Pemeliharaan turbin gas PLTGU yang dilakukan oleh unit

pemeliharaan gresik dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut.

a. Combustion Inspection (CI)

Lingkup pekerjaan pada CI turbin gas adalah pembersihan dan

pengecekan bagian-bagian yang berkaitan dengan combustion part

(bagian pembakaran).

85
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

b. Turbine Inspection (TI)

Lingkup pekerjaan pada TI turbin gas adalah pengecekan bagian

dari pipa gas panas dengan cara melepas tutup turbin, termasuk juga

pengecekan sistem pembakaran, bearing, dan sudu-sudu turbin.

c. Major Inspection (MI)

Lingkup pekerjaan pada MI turbin gas adalah pengecekan semua

bagian dari pembangkit. Pada inspeksi ini, penutup turbin akan dilepas.

Pengecekan juga terjadi bagian kompresor dan semua bearing.

Pengecekan alignment dan kontrol juga dilakukan pada inspeksi ini.

86
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

BAB V

PEMELIHARAAN BIDANG LISTRIK DESALINATION PLANT #2

PLTGU PT. PJB GRESIK

5.1 PEMELIHARAAN MOTOR LISTRIK

Pemeliharaan motor listrik dilakukan dengan tujuan, agar lifetime

motor lebih panjang, performa yang dihasilkan baik, dan tidak mudah

mengalami gangguan yang mengganggu proses kerja suatu sistem. Tahapan-

tahapan yang dilakukan ketika pelaksanaan pemeliharaan motor adalah :

a. Persiapan

Pada tahap persiapan, yang wajib ada terlebih dahulu adalah

Work Order (WO), Safety Permit, Alat Pelindung Diri (APD), JSA (Job

Safety Analysis), material, dan tools yang dibutuhkan selama proses

pemeliharaan. APD yang digunakan dalam pemeliharaan motor ini

antara lain : wearpack, helm safety, sepatu safety, masker, dan kaos

tangan. Pada tahap ini, bagian listrik juga berkoordinasi dengan bagian

lain (misal: mekanik dan operator).

87
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

b. Disassembly

Tahap disassembly terdiri dari beberapa proses, yaitu : proses

pelepasan kabel power, pelepasan kabel heater (untuk motor yang

menggunakan heater), kemudian diberi tagging.

Setelah kabel power dan kabel heater dilepas, langkah

selanjutnya adalah pelepasan motor dari dudukannya dan melakukan

pembongkaran. Bagian yang dibongkar antara lain ; coupling, fan, rumah

bearing sisi DE (Drive End) yang letaknya dekat coupling dan NDE (Non

Drive End) yang letaknya jauh dari coupling atau paling pinggir.

c. Inspeksi

Pada tahap inspeksi, yang pertama kali dilakukan setelah motor

dibongkar adalah cleaning. Cleaning dilakukan bertujuan untuk

membersihkan motor dari debu dan kotoran yang menempel pada bagian

motor agar hasil pengujian yang dilakukan sesuai dengan keadaan motor.

Selain itu, kotoran dan debu yang menempel dapat mempengaruhi nilai

dari hasil pengujian Insulation Resistance (IR). Setelah dilakukan

cleaning, maka langkah selanjutnya adalah visual inspeksi. Visual

inspeksi meliputi pengecekan stator, rotor untuk memastikan apakah ada

kejanggalan atau tidak.

88
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Proses selanjutnya pada tahap inspeksi adalah pengukuran Insulation

Resistance.

 Langkah-langkah Pengukuran Tahanan Isolasi

1. Menyiapkan dan memastikan alat ukur Insulation Tester Megger

MIT430 masih berfungsi dengan baik

2. Memastikan selektor Megger sudah pada sisi MΩ (500V) untuk

mengukur tahanan isolasi

3. Untuk mengukur tahanan isolasi, menempelkan probe satu (kabel

warna merah) pada salah satu terminal fasa (misal : U) motor dan

probe 2 (kabel warna hitam) pada terminal ground motor

4. Menyuntikkan tegangan uji dan memastikan probe tidak terlepas

5. Mencatat nilai tahanan yang dihasilkan alat ukur MIT430

 Langkah-langkah Pengukuran Keseimbangan Nilai Resistansi Belitan

1. Menyiapkan dan memastikan alat ukur Digital Multimeter masih

berfungsi dengan baik

2. Memastikan selektor Megger sudah pada sisi Ω untuk mengukur

nilai tahanan

89
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

3. Untuk mengukur tahanan, menempelkan probe satu (kabel warna

merah) pada salah satu terminal fasa (misal : U) motor dan probe

dua (kabel warna hitam) pada terminal fasa lainnya (misal : V)

4. Melakukan pengukuran pada setiap pasang fasa (U-V, V-W, W-

U)

5. Mencatat nilai tahanan yang dihasilkan alat ukur Digital

Multimeter

 Langkah-langkah Pengukuran Clearance

1. Menyiapkan alat ukur Micrometer Outside dan Cylinder Gauge

2. Melakukan kalibrasi pada alat ukur Micrometer Outside

3. Melakukan pengukuran outside diameter bearing menggunakan

Micrometer Outside, kemudian kunci ukuran yang didapat

4. Memastikan Dial Gauge masih berfungsi dengan baik

5. Memilih root (selector skala) yang sesuai dengan ukuran outside

diameter bearing

6. Melakukan kalibrasi Cylinder Gauge terhadap Micrometer

Outside lalu setting angka nol pada Dial Gauge,

90
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

7. Nilai nol yang sudah disetting pada Dial Gauge sama dengan nilai

yang sudah didapatkan dari pengukuran outside diameter bearing

yang menggunakan Micrometer Outside

8. Melakukan pengukuran clearance, letakkan Cylinder Gauge

kedalam rumah bearing pada tiga titik yang berbeda.

9. Mencatat hasil clearance yang didapatkan pada 3 titik tersebut.

10. Mencocokkan dengan tabel standar clearance. Jika hasil

clearance yang didapat terlalu besar (over clearance) atau terlalu

kecil (under clearance) dari nilai standar, maka rumah bearing

tersebut direkomendasikan untuk di rebushing .

d. Assembly

Assembly adalah tahap terakhir dari pemeliharaan yakni berupa

pemasangan kembali bagian-bagian motor, menyambung kembali kabel

power dan kabel heater serta pengembalian motor ke dudukannya.

e. Pengujian

 No-Load Test

Pengujian yang dilakukan setelah motor sudah di assembly

adalah no-load test. No-load test adalah pengujian motor yang

dilakukan dalam kondisi tidak berbeban. Pada saat pengujian no-

91
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

load test, diambil beberapa data, yakni vibrasi dan arus (arus starting

dan arus no-load).

 Load Test

Pengujian load test dapat dilakukan dengan syarat hasil no-

load test nya memenuhi standar. Load test adalah pengujian motor

yang dilakukan dalam kondisi berbeban. Pada saat pengujian load

test, diambil beberapa data, yakni vibrasi dan arus (arus starting dan

arus berbeban).

5.1.1 Distillate Pump Motor

Motor ini berfungsi untuk memompa air hasil kondensasi

yang telah ditampung dan dialirkan menuju ke chamber air destillate

dengan syarat conduct yang diijinkan untuk hasil air destillate adalah

< 20 μS/cm dan selanjutnya menuju ke raw water tank. Jika air laut

yang tidak mengalami penguapan maupun hasil conduct tidak sesuai

dengan syarat, maka air tersebut akan dibuang kembali ke laut.

 Spesifikasi Teknik

- Description : DISTILLATE PUMP MOTOR

- Merk / Type : FUJI ELECTRIC / MLA6167B

- Tegangan : 380 V

92
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

- Daya Output : 15 kW

- Current : 29 A

- Putaran : 1455 rpm

- Bearing : 6309 ZZ, 6308 ZZ

- Seal : DE KOYO CR HM 45 60 6

NDE KOYO CR HM 40 52 5

- D Dalam Rumah Bearing : DE 99,5 mm , NDE 89,5 mm

- Heater : 0,635 kΩ

- Unit / Lokasi : DESALINATION PLANT

PLTGU

Gambar 5.1 Distillate Pump Motor

93
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 5.2 Nameplate Distillate Pump Motor

 Dokumentasi

94
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 5.3 Dokumentasi Motor Distillate Pump

95
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Hasil

Heater 1-2 (kΩ) 0,635

IR Winding (MΩ) 3140

R-S 1,05
Pengukuran
R Winding (Ω) S-T 1,06

T-R 1,05

R 171,2

Is (A) S 171,2

T 171,2
No-Load Test
R 10

Io (A) S 10,2

T 9,6

R 30,7

Is (A) S 30,7

T 30,7
Load Test
R 13,1

Io (A) S 13,5

T 13,7

*hasil pengukuran load test didapatkan dari engineer listrik yang

bertugas di lokal.

96
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

5.1.2 Condensate Pump Motor

Motor ini berfungsi untuk memompa uap yang telah

melewati proses pemanasan pada cube Brine Heater menuju ke Make

Up Water Tank dengan syarat, conduct air tersebut harus <10 μS/cm.

Jika tidak memenuhi syarat, maka akan masuk kembali ke stage 13

untuk dimanfaatkan menjadi air destilate.

 Spesifikasi Teknik

- Description : CONDENSATE PUMP MOTOR

- Merk / Type : SIEMENS / ILE0102 1BS2

- Tegangan : 230/400 V

- Daya Output : 4 kW

- Current : 15,3/8,8 A

- Putaran : 1445 rpm

- Bearing : 6206 ZZ, 6206 ZZ

- Seal : DE VR 35x28x8 mm

NDE VR 35x28x8 mm

- Unit / Lokasi : DESALINATION PLANT

PLTGU

97
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 5.4 Condensate Pump Motor

Gambar 5.5 Nameplate Condensate Pump Motor

98
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Dokumentasi

Gambar 5.6 Dokumentasi Motor Condensate Pump

99
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Hasil

IR Winding (MΩ) 9900

R-S 3,03
Pengukuran
R Winding (Ω) S-T 3,07

T-R 3,07

R 33,9

Is (A) S 33,9

T 33,9
No-Load Test
R 4,7

Io (A) S 4,7

T 4,5

R 54,1

Is (A) S 54,1

T 54,1
Load Test
R 4,7

Io (A) S 4,8

T 4,7

*hasil pengukuran load test didapatkan dari engineer listrik yang

bertugas di lokal.

100
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

5.1.3 Brine Blow Down Pump Motor

Motor ini berfungsi mengerjakan impeler pompa untuk

menyedot air laut yang tidak mengalami kondensasi di Ruang

Evaporator untuk dibuang kembali ke laut.

 Spesifikasi Teknik

- Description : BRINE BLOW DOWN PUMP

MOTOR

- Merk / Type : FUJI ELECTRIC / MLA 6207B

- Tegangan : 380 V

- Daya Output : 30 kW

- Current : 58 A

- Putaran : 975 rpm

- Bearing / Grease : 6313 C3, 6311 C3/ALVANIA RL 2

- Unit / Lokasi : DESALINATION PLANT PLTGU

Gambar 5.7 Brine Blowdown Pump Motor

101
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 5.8 Nameplate Brine Blowdown Pump Motor

 Dokumentasi

102
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 5.9 Dokumentasi Motor Brine BlowDown Pump

 Hasil

IR Winding (MΩ) 1500

R-S 1,23
Pengukuran
R Winding (Ω) S-T 1,17

T-R 1,37

R 319,5

Is (A) S 319,5

T 319,5
No-Load Test
R 21,74

Io (A) S 22,73

T 21,91

103
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

R 342,4

Is (A) S 342,4

T 342,4
Load Test
R 35,8

Io (A) S 34,9

T 34,5

*hasil pengukuran load test didapatkan dari engineer listrik yang

bertugas di lokal.

5.1.4 Chemical Injection Pump

Motor ini berfungsi menginjeksikan Anti Scalent dan Anti

Foam yang sudah diaduk oleh motor agitator menuju ke air laut bebas

kotoran dengan bantuan.

 Spesifikasi Teknik

- Description : CHEMICAL INJECTION PUMP

MOTOR

- Merk / Type : TOSHIBA /ILE0102 1BS2

- Tegangan : 380 V

- Daya Output : 200 W

- Current : 0,60 A

104
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

- Putaran : 1390 rpm

- Bearing : 6202 ZZ, 6202 ZZ

- Unit / Lokasi : DESALINATION PLANT PLTGU

Gambar 5.10 Chemical Injection Pump Motor

Gambar 5.11 Nameplate Chemical Injection Pump Motor

105
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Dokumentasi

Gambar 5.12 Dokumentasi Motor Chemical Injection Pump

106
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Hasil

IR Winding (MΩ) 10000

R-S 111,9
Pengukuran
R Winding (Ω) S-T 112

T-R 111,8

R 0,8

Is (A) S 0,8

T 0,8
No-Load Test
R 0,42

Io (A) S 0,46

T 0,44

R 2,30

Is (A) S 2,30

T 2,30
Load Test
R 0,46

Io (A) S 0,44

T 0,42

*hasil pengukuran load test didapatkan dari engineer listrik yang

bertugas di lokal.

107
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

5.1.5 Chemical Tank Agitator

Motor ini berfungsi untuk mengaduk Anti Scalent dan Anti

Foam. Anti Scalent berfungsi untuk menghilangkan kerak-kerak yang

menempel di cube. Kerak-kerak yang menempel di cube dapat

mengganggu perpindahan panas di Brine Heater serta mengganggu

flow air laut yang dapat mengakibatkan hasil produksi air destilate

berkurang. Sedangkan, anti foam untuk menghilangkan busa air laut

karena busa-busa air laut dapat berakibat pada konduktivitasnya.

 Spesifikasi Teknik

- Description : CHEMICAL TANK AGITATOR

- Merk / Type : FUJI ELECTRIC / MLA6075D

- Tegangan : 380 V

- Daya Output : 400 W

- Current : 1,2 A

- Putaran : 1415 rpm

- Bearing : 6203 ZZ, 6203 ZZ

- Seal : DE KOYO CR HM 17 30 5

NDE KOYO CR HM 17 30 5

- D Dalam Rumah Bearing : DE 39,6 mm , NDE 39,6 mm

- Unit / Lokasi : DESALINATION PLANT

108
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

PLTGU

Gambar 5.13 Chemical Tank Agitator Motor

Gambar 5.14 Nameplate Chemical Tank Agitator Motor

109
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Dokumentasi

110
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 5.15 Dokumentasi Motor Chemical Tank Agitator

111
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Hasil

IR Winding (MΩ) 70000

R-S 35,1
Pengukuran
R Winding (Ω) S-T 35,1

T-R 35,1

R 3

Is (A) S 3

T 3
No-Load Test
R 0,8

Io (A) S 0,9

T 0,7

R 2,91

Is (A) S 2,91

T 2,91
Load Test
R 0,93

Io (A) S 0,94

T 0,95

*hasil pengukuran load test didapatkan dari engineer listrik yang

bertugas di lokal.

112
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

5.2 PEMELIHARAAN PANEL KONTROL

Pemeliharaan panel kontrol dilakukan dengan tujuan agar peralatan

kontrol dapat bekerja dengan baik sesuai kegunaannya dan untuk mengetahui

kelayakan dari peralatan kontrol tersebut. Tahapan-tahapan yang dilakukan

ketika pelaksanaan pemeliharaan panel kontrol adalah :

1. Persiapan

Pada tahap persiapan, hal-hal yang dilakukan antara lain:

1. Mempersiapkan material dan peralatan yang dibutuhkan dalam

pemeliharaan panel kontrol, seperti majun, glass cleaner dan electrical

contact cleaner, multimeter, tespen, obeng dan vacum cleaner.

Gambar 5.16 Material dan Peralatan yang digunakan

dalam Pemeliharaan Panel Kontrol

113
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

2. Memastikan semua kelengkapan APD sudah terpasang dengan benar

untuk bekerja.

3. Melakukan koordinasi dengan pihak operator pengisolasian breaker

motor sebelum memulai pekerjaan. (Main breaker tidak di-OFF karena

main breaker adalah supply utama dari kontrol bidang listrik dan kontrol

bidang instrumen dari desalination plant #2, sedangkan saat

pemeliharaan kontrol bidang instrumen, supply tidak boleh mati)

2. Cleaning

Cleaning bertujuan untuk membersihkan bagian dalam dan luar panel

kontrol dari debu dan kotoran yang menempel agar hasil pengujian yang

dilakukan sesuai dengan keadaan peralatan kontrol. Tujuan lain

dilakukannya cleaning adalah karena kotoran berpengaruh terhadap nilai

Resistance kontak pada breaker, mencegah terjadinya short circuit, dan

dapat mempercepat kerusakan pada body peralatan.

114
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 5.17 Cleaning Panel Kontrol

3. Inspeksi

Pada tahap inspeksi, hal-hal yang dilakukan antara lain :

1. Melakukan pengecekan secara visual

Pengecekan secara visual meliputi pemeriksaan kekencangan

baut, bekas terbakar, atau cacat lainnya pada komponen listrik. Pada

tahap ini, komponen yang dicek adalah main breaker, breaker motor,

kontaktor, TOR, undervoltage relay, kabel dan terminal.

115
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 5.18 Pemeriksaan Kekencangan Baut

2. Inspeksi Tegangan

Setelah pengecekan secara visual, maka dilakukan inspeksi

tegangan. Inspeksi tegangan ini dilakukan pada operasi manual kontrol

motor dengan cara mengukur pada bagian fasa dan netral dan didapatkan

hasil pengukuran adalah 110 volt.

116
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 5.19 Inspeksi Tegangan

3. Pemeriksaan proteksi

Pada tahap ini, proteksi yang di tes adalah TOR dan Under

Voltage relay. Pengetesan TOR dilakukan hanya dengan melakukan tes

trip secara manual. Yaitu dengan cara menekan tombol trip dan

mengukur kontaknya menggunakan digital multimeter.

Sedangkan pada Under Voltage Relay, Under voltage relay harus

dilepas terlebih dahulu kemudian di test menggunakan calibrator (ISA

DRTS-6)

 Langkah-Langkah pengujian Undervoltage relay adalah sebagai

berikut

117
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Pengujian tegangan pick-up

a. Rangkai peralatan sesuai gambar

b. Berikan tegangan 110 V di source

c. Berikan tegangan 110 V di input

d. Turunkan tegangan input sampai tercapai pick up (ditandai

dengan menyalanya lampu LED) dan catat nilainya

e. Naikkan tegangan input sampai tercapai reset (ditandai dengan

matinya lampu LED) dan catat nilainya

 Pengujian Waktu

a. Berikan tegangan normal

b. Turunkan nilai tegangan input dibawah pick up

c. Catat waktu kerja relay

 Tahap penormalan

a. Pasang kembali relai undervoltage pada tempatnya

b. Pastikan setting relay sudah sesuai dengan setting awal

118
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

Gambar 5.20 Susunan Pengujian UnderVoltage Relay

Gambar 5.21 Pengujian Undervoltage relay

menggunalan calibrator (ISA DRTS-6)

119
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Hasil Pengujian

Hold = (20% x 75 V) + 75 V
Operating Voltage
Setting = 1.5 x 50 V = 90 V Time =
= 75 V
< 0.5 s

Operating Value
Pick-up Acceptance Value (V) Time
(V)
Setting Operate
Pick- Pick-up Reset (+/-
(V) Reset (s)
up (+/- 2%) 7%)

75 7585,2 101,29 73,5 - 76,5 83,7 - 96,3 0,1,461

 Analisa

Pada hasil pengujian diatas dapat diketahui bahwa nilai

tegangan pick up adalah 85,2 volt dimana hasil tersebut melebihi

toleransi yang ditetapkan, yaitu sebesar +/-2% dari setting pick up.

Begitu pula dengan hasil reset yang melebihi toleransi, dimana

seharusnya tegangan reset bekerja pada tegangan 83,7-96,3 volt,

namun pada hasil pengujian hasilnya adalah 101,29 volt. Pada waktu

operasi, under voltage juga tidak bekerja sesuai dengan spesifikasi

yang tertera yaitu sebesar 1,461 sekon dimana seharusnya under

120
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

voltage ini bekerja kurang dari 0,5 sekon sesuai dengan datasheet

yang ada. Under voltage ini bisa dikatakan mengalami over setting

/ over range , maka direkomendasikan ke pihak UP Gresik untuk

melakukan penggantian.

4. Function Test

Function test adalah test manual pengujian peralatan kontrol untuk

satu jalur sesuai dengan diagram skematik. Peralatan yang diperhatikan

dalam tes ini adalah kontaktor, lampu indikator, alarm, TOR, push button,

dan selector. Dalam pengujiannya membutuhkan skematik diagram sistem

kontrol dan multimeter digital.

 Langkah-langkah pengujian function test untuk motor Brine

BlowDown Pump, motor Distillate Pump, dan motor Condensate Pump

adalah sebagai berikut :

a. Mengecek tegangan pada kontak 4AC, selektor 3-43A ke

manual,Cek tegangan push button OFF, dan juga posisikan selektor

4-43 ke posisi bypass

b. Mengoperasikan Pushbutton ON

121
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

c. Saat push button pada posisi ON dioperasikan, memastikan

peralatan yang harus kerja adalah lampu indikator operasi dan

kontaktor utama pada tiap kontrol motor yg diuji

d. Melakukan tes trip pada TOR dengan menekan tombol trip.

Memastikan saat di tes trip, lampu indikator trip menyala, alarm

berbunyi, dan ketika Push button ON ditekan, kontaktor tidak

bekerja. Jika semua syarat sudah terpenuhi maka, menekan tombol

reset pada TOR untuk mengembalikan posisi TOR pada keadaan

semula dan Push button ON dapat dioperasikan kembali.

e. Mengoperasikan Pushbutton ON

f. Mengoperasikan Pushbutton OFF

g. Saat Pushbutton OFF dioperasikan, memastikan peralatan yang

harus kembali ke kondisi normal saat belum dioperasikan

 Langkah-langkah pengujian function test untuk motor Chemical

Injection Pump adalah sebagai berikut :

a. Mengecek tegangan pada kontak 4AC, selektor 3-43A ke posisi

manual dan mengecek tegangan pada Pushbutton OFF

b. Mengoperasikan Pushbutton ON

122
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

c. Saat Pushbutton ON dioperasikan, memastikan peralatan yang harus

kerja adalah lampu indikator operasi dan kontaktor

d. Melakukan tes trip pada TOR dengan menekan tombol trip.

Memastikan saat di tes trip, lampu indikator trip menyala, alarm

berbunyi, dan ketika Push button ON ditekan, kontaktor tidak

bekerja. Jika semua syarat sudah terpenuhi maka, menekan tombol

reset pada TOR untuk mengembalikan posisi TOR pada keadaan

semula dan Push button ON dapat dioperasikan kembali.

e. Mengoperasikan Pushbutton ON

f. Mengoperasikan Pushbutton OFF

g. Saat Pushbutton OFF dioperasikan, memastikan peralatan yang

harus kembali ke kondisi normal saat belum dioperasikan

 Langkah-langkah pengujian function test untuk motor Chemical Tank

Agitator adalah sebagai berikut :

a. Mengecek tegangan pada PB OFF 3-52EB, jika tidak ada tegangan

maka koordinasi dengan bidang instrumen.

b. Apabila tegangan sudah ada. Mengoperasikan Pushbutton ON pada

local panel

123
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

c. Saat Pushbutton ON dioperasikan, memastikan peralatan yang harus

kerja adalah lampu indikator operasi dan kontaktor

d. Melakukan tes trip pada TOR dengan menekan tombol trip.

Memastikan saat di tes trip, lampu indikator trip menyala, alarm

berbunyi, dan ketika Push button ON ditekan, kontaktor tidak

bekerja. Jika semua syarat sudah terpenuhi maka, menekan tombol

reset pada TOR untuk mengembalikan posisi TOR pada keadaan

semula dan Push button ON dapat dioperasikan kembali.

e. Mengoperasikan Pushbutton ON pada local panel

f. Mengoperasikan Pushbutton OFF pada local panel

g. Saat Pushbutton OFF dioperasikan, memastikan peralatan yang

harus kembali ke kondisi normal saat belum dioperasikan.

124
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

 Hasil Pengujian

CHECKLIST FUNCTION TEST CONTROL PANEL

DESALINATION PLANT #2 PLTGU

Lampu Lampu Trip


Manual Manual Selector Kontaktor
NO Motor indikator indikator dari

Start stop Bypass Run standby kontak TOR

Brine Blow
1 V V V V V V V
Down Pump

Condensate
2 V V V V V V V
Pump

Distillate
3 V V V V V V V
Pump

Chemical
Not
4 Injection V V V V V V
Available
Pump

Chemical
Not
5 Tank V V V V V V
Available
Agitator

 Analisa

Pada hasil pengujian function test control panel, semua

komponen berfungsi dengan baik.

125
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. PT. PJB UPHT merupakan salah satu unit bisnis PT. PJB yang bergerak

dalam bidang usaha pemeliharaan unit pembangkit tenaga listrik, yang

berkedudukan di kota Gresik, Jawa Timur. Wilayah utama tugas layanan

PT. PJB UPHT adalah UP Gresik, UP Paiton, dan UP Brantas.

2. Penerapan K3 di PT. PJB UPHT adalah untuk mencegah dan mengurangi

kecelakaan serta mengurangi resiko akibat kecelakaan kerja

3. Pada Overhaul yang dilakukan di Desalination Plant pada bagian Motor

Listrik dan Panel kontrol dapat disimpulkan beberapa hal berikut:

a. Motor Listrik

Tahapan saat overhaul motor listrik pada Desalination Plant Unit 2

PLTGU meliputi persiapan (Dokumen permit, material, APD, kordinasi

dengan pihak terkait), disassembly, inspeksi, assembly, dan pengetesan

individu.

Saat pemeliharaan motor, ditemukan permasalahan bahwa pada

rumah bearing motor brine blowdown material rebushingnya lepas saat

proses disassembly sehingga direkomendasikan untuk direbushing dan

126
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

penambahan lock agar material rebushing tidak mudah lepas pada

overhaul selanjutnya.

b. Panel Kontrol

Tahapan pemeliharaan panel kontrol di Desalination Plant

meliputi tahap persiapan (Dokumen permit, material, APD, kordinasi

dengan pihak terkait), cleaning, inspeksi (visual, cek tegangan dan uji

TOR dan undervoltage relay) serta function test.

Saat pengujian undervoltage relay didapatkan hasil bahwa modul

undervoltage relay telah mengalami over range dan direkomendasikan

untuk dilakukan penggantian.

Pada saat pengujian function test dapat disimpulkan bahwa semua

komponen (Selector, lampu indikator, kontaktor dan TOR) berfungsi

dengan baik.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Perusahaan

Diharapkan kerja sama yang baik bagi PT. PJB UPHT dengan Politeknik

Negeri Malang agar ke depannya bisa memberikan nilai tambah dan

efisien untuk perusahaan dan politeknik

127
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI
UNIT PEMELIHARAAN WILAYAH TIMUR GRESIK

6.2.2 Bagi Politeknik

a. Meningkatkan kurikulum dengan dunia kerja untuk menciptakan

lulusan yang lebih terampil

b. Memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan praktik dalam

jangka waktu yang lebih panjang sehingga lebih banyak ilmu yang

diperoleh dari lapangan

c. Memperluas hubungan baik dengan perusahaan agar bisa

menciptakan inovasi juga membantu meningkatkan kualitas tenaga

kerja

128

Anda mungkin juga menyukai