OLEH :
LENA MELI MARTIA
06.296
NAMA : CHOLIS
NIM : 06. 295
JUDUL :ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “Y” G V P3003 AB100 UK 39-40 MINGGU
JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERIN KALA I FASE LATEN
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT + PRIMI TUA SEKUNDER + USIA
≥35 TAHU DI KABER RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG
PEMBIMBING KLINIK : SRI REDJEKI AMd. Keb
PEMBIMBING AKADEMIK : DIAN HANIFAH, SST
Tanggal Materi yang Dikonsulkan Perbaikan Tanda Tangan
LEMBAR PENGESAHAN
Ditulis Oleh : CHOLIS
Nim : 06.295
Judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA AN “ A ” USIA I BULAN DENGAN
IMUNISASI BCG DI PUSKESMAS GEMPOL PASURUAN
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME dengan
Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada
Ny “Y” Gv P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup intra uterine
kala I fase laten dengan PEB + Primi Tua Sekunder + Usia ≥ 35 tahun di kamar bersalin
RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
Penulis sadar bahwa penulisan asuhan kebidanan ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. dr.Ahmad Thamrin, SpJP, selaku Direktur RSU Dr Saiful Anwar Malang
2. drg.Asri Kusuma Djadi, MMR, selaku ketua bidang pendidikan dan penelitian di
RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
3. Dr. dr. Kusnarwan Keman SpOG, KFM, selaku kepala IRNA III.
4. Hj. Lilik Ismowati, Amd.Keb, selaku kepala UPP IRNA III RSU Dr. Saiful Anwar
Malang.
5. Sri rejeki, AMd. Keb. Selaku kepala kamar bersalin dan Pembimbing Klinik di RSU.
Dr. Saiful Anwar Malang.
6. Sri Untari,AMd.Keb.SPd. M.Kes , selaku Direktur Akademi Kebidanan Kendedes
Malang
7. Dian Hanifah, SST , selaku pembimbing akademik AKBID Kendedes Malang
8. Para bidan dan perawat di Kamar bersalin yang telah membimbing kami
9. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil.
10. Teman – teman yang turut membantu penulis dalam penyelesaian makalah asuhan
kebidanan ini
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah asuhan kebidanan ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu mohon masukan serta kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan penulisan berikutnya dan semoga penulisan makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL..............................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................
1.2 Tujuan.................................................................................
1.3 Manfaat...............................................................................
1.4 Metode Penulisan................................................................
1.5 Sistematika Penulisan.........................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Persalinan ............................................................
2.2 Preeklampsia berat ............................................................
2.3 Primi Tua sekunder .........................................................
2.4 Usia ≥35 Tahun ................................................................
2.5 Konsep Manajemen Varney .............................................
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian..........................................................................
3.2. Identifikasi Masalah...........................................................
3.3. Identifikasi Masalah Potensial...........................................
3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera...........................................
3.5. Intervensi............................................................................
3.6. Implementasi......................................................................
3.7. Evaluasi..............................................................................
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................
5.2 Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
a. Manfaatnya adalah mahasiswa dapat lebih mengerti dan
memahami tentang Asuhan Kebidanan pada klien dengan PEB + primi tua
sekunder + usia ≥ 35 tahun.
b. Mahasiswa dapat membantu dalam peningkatan pelayanan
kesehatan secara langsung nantinya, sehingga mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara umum.
2.1 PERSALINAN
2.1.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar.
(Sarwono, 2002)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan uri) yang dapat hidup kedunia dari rahim melalui jalan lahir atau
dengan jalan lain.
(Rustam Mochtar, 1998)
Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi, pada umumnya kurang dari 24 jam.
(Rustam Mochtar, 1998)
2.1.2 Sebab-sebab Yang Menimbulkan Persalinan
Teori Penurunan Hormon
1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Progesteron sebagai penenang otot-otot polos
rahim. Penurunan esterogen akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah, sehingga timbul his.
Teori Plasenta Tua/Penurunan Fungsi Plasenta akan
menyebabkan turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kontraksi rahim.
Teori Disfensi Rahim
Rahim yang membesar dan merengang menyebabkan ischemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu uteroplasenter.
Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis. Bila ganglion digeser dan
ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
2.1.3 Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Linghtening atau setting atau dropping yaitu kepala turun
memasuki PAP terutama pada primigravida, pada multi gravida tidak
terlalu kentara.
Perut kelihatan melabar, fundus uteri turun.
Perasaan sering atau susah kencing karena kandung kencing
masih tertekan oleh bagian terbawah janin.
Perasaan sakit perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah dari uterus juga disebut False Labour Pains.
Serviks menjadi lebar mulai mendatar dan sekresinya
bertambah bisa bercampur darah (blood show)
2.1.4 Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
1. Power (tenaga)
Kontraksi uterus dan tenaga mengejan ibu.
2. Passage (jalan lahir)
Rangka panggul, uterus, vagina.
3. Passanger
Anak, air ketuban, plasenta dan isi uterus yan dilahirkan.
4. Psikologis Ibu
5. Penolong
- Keterampilan
- Tepat dan cepat dalam menegakkan diagnosa,
tindakan, kolaborasi atau rujukan
2.1.5 Tahap-tahap Persalinan
1. Kala I (Kala Pembukaan)
Adalah Kala dimulai dari his persalinan yang adekuat sampai pembukaan
lengkap (10 cm)
Kala pembukaan ada 2 fase :
Fase laten : Pembukaan 0-3 cm berlangsung 7-8 jam
Fase aktif : Berlangsung 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
- Periode akselerasi : Berlangsung 2 jam (4 cm)
- Periode dilatasi maksimal : Selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 8 cm
- Periode akselerasi : Berlangsung lambat, pembukaan menjadi 10
cm/lengkap
Fase-fase diatas dijumpai perbedaan pada primi dan multi
a. Primi
- Cervix mendatar (effecement) baru dilatasi
- Berlangsung 13-14 jam
b. Multi
- Cervix mendatar dan membuka bersamaan
- Berlangsung 8-7 jam
Observasi
His : - Frekuensi , lama kekuatan tiap 30 menit
- Pembukaan cervix tiap 2-4 jam
- Djj tiap 30 menit
- Tensi dan suhu tiap 4 jam
- Nadi tiap 30 menit
(Rustam Mochtar, 1998)
B. Gambaran Klinik
Biasanya tanda-tanda Pre eklampsi timbul dalam urutan :
pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi dan
akhirnya proteinuria. Pada Pre Eklampsi Ringan tidak ditemukan gejala-
gejala subyektif. Pada Pre Eklampsi Berat didapatkan sakit kepala didaerah
frontal, skotama, diplopia, penglihantan kabur, nyeri didaerah epigastrium,
mual atau muntah-muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre
eklampsi yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsi akan
timbul tekanan darah pun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih
umum dan proteinuria bertambah banyak.
Gejala dan tanda Pre Eklampsi Berat :
1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg
2. Tekanan darah pistolik 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus.
4. Trombosit < 100.00/mm3
5. Oliguria < 400.ml/24 jam
6. Protenuria > 3 gr/liter
7. Nyeri Epigastrium
8. Skotana dan gangguan usus lain atau nyeri frontal yang berat.
9. Perdarahan Retina
10. Edema Pulmonum
11. Koma
(http://dardiantoro.multiply.com/journal/item/25/pre-eklamsi_dan_eklamsi )
C. Pencegahan
- Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali
tanda-tanda sedini mungkin (Pre Eklampsi ringan), lalu diberikan
pengobatan yang cukup supaya penyakir ridak menjadi lebih berat.
- Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre eklampsi
kalau ada faktor-faktor predisposisi.
- Berika penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenagan, serta
pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan
tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
( http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-preeklamsi/ )
D. Penanganan
Pengetahuan hanya dapat dilakukan secara simtomatis karena
etiologi pre eklampsi dan faktor-faktor apa dalam kehamilan yang
menyebabkannya belum diketahui. Tujuan utama penanganan adalah :
1. Mencegah terjadinya pre eklampsi berat dan eklampsia
2. Melahirkan janin hidup
3. Melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.
Pada dasarnya penanganan pre eklampsia terdiri atas pengobatan
medik dan penanganan obstetrik. Penaganan obstetrik ditujukan untuk
melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam
kandungan, akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus.
Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita pre eklampsi
dirumah sakit ialah :
1. Tekanan darah sistolik 140 mmhg atau lebih dan atau tekanan darah
diastolik 90 mmHg atau lebih.
2. Proteinuria 1 + atau lebih
3. Kenaikan Bb 1,5 kg/lebih dalam seminggu yang berulang
4. Penambahan edema berlebihan secara tiba-tiba.
Penilaian kondisi janin pada pre eklampsia
1. Penilaian pertumbuhan janin
a. Pemantauan pertumbuhan TFU
b. Pemeriksaan USG
2. Penilaian ancaman gawat janin
a. Pemantauan gerakan janin
b. Non Stress Tests dan Contraction stress tests.
c. Profil bio fisik janin :
- Reaksi DJJ terhadap gerakan janin
- Volume cairan ketuban
- Gerakan janin
- Gerakan pernafasan janin
- Tonus janin
d. Pemeriksaan surfaktan dalam cairan ketuban
e. Pemeriksaan perfusi plasenta (uterina blood flow)
Pre Eklampsi Berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu :
Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru
dengan uji kocok dan rasio L/S, maka penanganannya adalah sebagai
berikut :
- Berikan suntikan sulfas magnesium dengan dosis 8 gr IM,
kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4gr IM setiap 4 jam
(selama tidak ada kontrakasi).
- Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas
magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai
kriteria pre-eklampsia ringan (kecuali ada kontraindikasi).
- Selanjutnya ibu dirawat, diperika dan keadaan janin dimonitor,
serta berat badan ditimbang seperti pada pre eklampsi ringan,
sambil mengawasi timbulnya lagi gejala.
- Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi
kehamilan dengan induksi partus atau tindakan lain tergantung
keadaan.
Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan paru
janin, maka penatalaksanaan kasus sama seperti pada kehamilan
diatas 37 minggu.
( Saifudin, Abdul Bari : 2002 )
E. Syarat Pemberian SM (Sulfat Magnesium)
1. Reflek patella positif
2. Pernafasan > 16x/mnt
3. Produksi urine > 25 – 30 cc/jam
( http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-preeklamsi/ )
G. Pengelolaan Preeklamsi
Dalam pengelolaan klinis, preeklamsi dibagi sebagai berikut :
1. Disebut preeklamisi ringan jika ditemukan
- Tekanan darah 140/90 mmHg, 160/110 mmHg.
- Proteinuri 300 mg/24 jam atau pemeriksaan dipstik 1+
2. Tegakkan diagnosa pre eklamsi berat jika ditemukan gejala :
- Tekanan darah dalam keadaan istirahat : sistolik 160 mmHg dan
diastolik 110 mmHg
- Proteinuria 5 gram/24 jam atau dipstik 2+
- Diguria < 500 ml / 24 jam
- Serum creatin meningkat.
- Edema paru atau sianosis.
3. Dan disebut impending eklamsi apabila pada penderita ditemukan
keluhan seperti :
- Nyeri epigastrum.
- Nyeri kepala frontal, skotoma dan pandangan kabur (gangguan SSP).
- Gangguan fungsi hepar, dengan meningkatnya alanin atau aspartate
amino transperasi.
- Tanda-tanda hemolisis dan mikroangiopatik.
- Trombositupenia < 100.000 / mm3
- Munculnya komplikasi sindrom HELLP.
4. Dan disebut eklamsi jika pada penderita pre eklamsi dan eklamsi berat
yang diefinitif adalah segera melahirkan bayi dan seluruh hasil konsepsi,
tetapi dalam penatalaksanaannya kita harus mempertimbangkan keadaan
ibu dan janinnya, antara lain umur kehamilan, proses perjalanan penyakit
dan seberapa jauh keterlibatan organ.
(Sibai B.M, 2005)
6. Riwayat haid
- Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi
pada usia pubertas, yaitu sekitar 12 – 16 tahun
- Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal
/ dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju
sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang
biasa pada manusia adalah 25 – 32 hari.
- Lamanya haid. Biasanya antara 2 – 5 hari, ada yang 1- 2 hari
diikuti darah sedikit – sedikit dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada
wanita biasanya lama haid ini tetap.
( Sarwono,1995)
- Keluhan yang dirasakan
- Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak
- Hari pertama haid terakhir
- Taksiran perslinan
7. Riwayat perkawinan
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
- Jika lama menikah ≥ 4 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan
masalah pada kehamilannya (pre eklampsia), persalinan tidak
lancar
- Lama menikah ≤ 2 tahun, sudah punya lebih dari 1 anak,
bahayanya perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih
lemah, bayi prematur, BBLR
- Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko kesulitan waktu
melahirkan
- Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, pre –
eklampsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan
setelah bayi lahir, BBLR
8. Riwayat kehamilan,persalinan,nifas yang lalu
Kehamilan yang lalu mengalami gangguan / tidak seperti mual
muntah, perdarahan yang banyak, nyeri kepala, gangguan
penglihatan, anak lahir spontan / tindakan, aterm / premature /
dismature., ditolong oleh dokter/bidan/dukun. Berat badan lahir, PBL,
jenis kelamin, hidup/meninggal. Bila meninggal sebabnya apa.
Bagaimana plasenta lahir, perdarahan/tidak, masa nifas terdapat
penyulit/tidak ( seperti perdarahan/demam), laktasi.
9. Riwayat kehamilan sekarang
- Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu
normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan
dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu
- Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada
kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu
pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap
hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu
- Masalah dan tanda bahaya seperti perdarahan yanng keluar dari
vagina, penglihatan kabur, bengkak pada muka / kaki, nyeri perut,
sakit kepala yang hebat, nuntah – muntah yang hebat, tidak
merasakan gerakan janin
- Keluhan – keluhan yang lazim pada kehamilan
- Imunisasi TT diberikan sekurang – kurangnya diberikan 2x dengan
interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah
mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon
pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT boster).
Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walaupun
diberikan pada kehamilan muda.
- Pemberian vitamin, zat besi : tablet sehari segera setelah rasa mual
hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
- Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan
usia kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang
biasa, dan dapat mendeteksi adanya komplikasi
10. Riwayat KB
Pernah ikut KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan apa tidak, setelah
persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa
11. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10 – 11 jam. Untuk wanita
hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang.
(Christina,1993)
Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan denngan baik
karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan
dan perkembangan janin.
(Manuaba, 1998)
b. Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tetapi sifatnya tidak
melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya:
pekerjaan rumah tangga yanng ringan, masak, menyapu, tetapi
jangan menimba, mengangkat air,dll. Pekerjaan dinas mis. Guru,
pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat
mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya
pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat
yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya.
(Christina,1993:163)
c. Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu hamil kalori , protein, kalsium, zat
besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan
makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang
seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari
kelebihan berat badan yang berlebihan
d. Eliminasi
Pada bulan pertama dan terakhir kahamilan biasanya ibu
mengeluh sering kencing karena kandung kemh tertekan oleh
uterus dan kepala janin
Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan
usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat
terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya
gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin trhadap usus beasar dan
rektum
e. Kebersihan
- Rambut harus sering dicuci
- Gigi betul – betul harus mendapat perawatan untuk mencegah
karies
- Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan
kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan
bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya bisa
menyebabkan infeksi
- Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih.
Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang
dari depan ke belakang
- Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku
bisa tersembunyi kuman penyakit.
- Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi
tidak hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan,
karena pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman
- Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih,
kalau dapat pagi dan sore, lebih – lebih pakaian dalam seperti
BH dan CD.
- (Christina, 1993)
f. Kebiasaan
Merokok, minum alkohol, dan kecanduan narkotika
merupakan kebiasaan yang secara langsung dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin, menimbulkan cacat
bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental.
(Manuaba,1998)
g. Pola seksual
Frekuensi, intensitas, dan posisi untuk kegiatan seksual
merupakan penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan
kontur tubuhnya. Hamil bukan halangan untuk melakukan
hubungan seksual. Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan
bila :
- Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa
nyeri
- Terjadi perdarahan saat hamil
- Terdapat pengeluaran cairan yang mendadak
- Riwayat abortus, koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu
- Riwayat persalinan prematur sebaiknya tidak melakukan
hubungan seksual pada UK 8½ - 10 bulan.
12. Keadaan Psikososial
Bagaimana tanggapan ibu dan suami tentang kehamilan dan
bagaimana dukungannya, ibu menginginkan persalinan dimana.
Bagaimana hubungan ibu dan keluarga dengan warga sekitar, petugas
kesehatan
13. Latar Belakang Sosial Budaya
Kepercayaan terhadap takhayul, upacara adat yang pernah
dilakukan, ada pantang makan atau tidak
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/ somnolen/koma
Tekanan darah : 90/60 – 140/90 mmHg
Nadi : 60 – 80 x/menit (Pusdiknakes,2000:160)
Jika denyut nadi ibu 100x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami
salah satu atau lebih keluhan sbb:
- Tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu
- Perdarahan hebat
- Anemia
- Sakit / demam
- Gangguan tyroid
- Gangguan jantung
- Penggunaan obat
Temperatur : 36,1 – 37,6° C (Doenges,2001:43)
Pernapasan : 16 – 24 x/menit (Doenges,2001:43)
BB sebelum hamil :
BB sekarang : selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat
badan ± 0,5 kg perminggu. Pertambahan > 0,5 kg
perminggu pada TM III harus diwaspasai mengalami
preeklampsia. Hingga akhir kehamilan pertambahan
BB yang normal sekitar 9 – 13,5 kg
(Hamilton,1993)
TB : >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari
145 cm kemungkinan panggulnya sempit (Rochjati
Poedji,2003)
LILA : > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk
status gizi ibu yang kurang baik / buruk, sehingga ia
beresiko untuk melahirkan BBLR
(Depkes RI,1996)
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : Bersih/kotor, warna, mudah rontok/tidak. Rambut yang
mudah dicabut menndakan kurang giz / kelainan
tertentu
Muka : Chloasma gravidarum +/-, edema +/-
Mata : Sklera kuning/tidak, konjungtiva pucat/tidak
Konjungtiva normal warna merah muda, bila pcat
menandakn anemia. Sklera berwarna putih, bila kuning
menandakan teinfeksi hepatitis, bila merah
kemungkinan ada conjungtivitis
Telinga : Ada secret/tidak, pendengaran baik/tidak
Bibir : Kering/tidak, biru/tidak, stomatitis/tidak
Mulut : Stomatitis/tidak, ada caries pada gigi/tidak
Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan
gingivitis yang mengandung pembuluh darah dan
mudah berdarah, maka perlu perawatan mulut agara
terlihat bersih.
(Sarwono,2005)
Adanya caries yang menandakan ibu kekurangan
kalsium. Saat hamil sering terjadi caries yang
berkaitan dengan emesis, hiperemsisi gravidarum.
Adanya kerusakan gigi dapat menjadio sumber infeksi.
(Manuaba,1998)
Leher : Ada pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis,
kelenjar limfe / tidak
- Dalam kehamilan biasa kelenjar tyroid mengalami
hiperfunngsi dan kadang disertai pembesaran ringan.
Metabolisme basal dapat meningkat 15 – 25%
walaupun tampak gejala – gejala yang dapat
menyerupai hiperfungsi glandula tyroid namun
wanita hamil itu tidak menderita hypertyroidismu.
(Sarwono, 1999)
- Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin
disebabkan oleh berbagai penyakit , misalnya
peradangan akut / kronis di kepala, orofaring, kulit
kepala / daerah leher, selain itu kemungkinan terjadi
TBC, sifilis.
( Robert Priharjo,1996)
- Bila terdapat pembendungan vena jugularis,
menandaklan adanya kelainan cardiovaskuler,
kemungkinan besar ibu mengidap penyakit jantung
Dada :payudara tegang, hiperpigmenytasi areola mamae,
putting susu menonjol/ datar/ masuk, nafas teratur/tidak,
sesak/tidak
Perut : striae lividae/tidak, linea nigra/tidak, ada bekas luka
operasi/tidak
Genetalia : bersih/tidak, ada kelainan/tidak, varises +/-edem/tidak,
fluor +/-, condilomata +/-
Ekstremitas : edema/tidak, varises/tidak
b. Palpasi
Leher : teraba pembesaran kelanjar tiroid, vena jugularis,
kelenjar limfe /tidak
Payudara : teraba benjolan abnormal/tidak, colostrum +/-
Perut : Leopod I ( untuk mengetahui bagian anak yang ada di
fundus dan TFU )
Leopod II ( untuk mengetahui letak punggung )
Leopod III ( bagian terendah kepala / bokong )
Leopod IV ( berapa bagian masuk PAP, divergen /
konvergen ) ada nyeri tekan / tidak
Ekstremitas : oedema/tidak, varises/tidak
c. Auskultasi
Dada : ronchi +/-. Wheezing +/-
DJJ : +/-, teratur/tidak, frekuensi 120 – 160 x/menit, jelas
terdengar disebalah mana
d. Perkusi
Reflek patela +/-
Normal : tungkai bawah aka bergerak sedikikt ktika tendon ditekuk.
Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin
merupakan tanda eklampsia
(Depkes RI, 2000)
Bila reflek patela negatif, kemungkinan pasian mengalami
kekurangan B1.
(Pusdiknakes,1995)
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium ( darah lengkap, urine lengkap, tes kehamilan ), USG,
Hb
Masalah : Cemas
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan pasien lebih tenang
dan tidak merasa cemas lagi
Kriteria Hasil : - Nadi normal 80-100 x/menit
- Wajah ibu rileks
- Komunikasi lancar
Intervensi
1) Beri dukungan psikologi pada ibu
R : Ibu menjadi lebih tenang dan rasa cemas hilang.
2) Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
R : Ibu mengerti dan mengetahui kondisinya dan janinnya.
III. Implementasi
Rencana menyeluruh seperti yang diuraikan diatas secara efisien dan aman.
IV. Evaluasi
Dilakukan evaluasi sejauh mana manfaat peefektivan dari asuhan yang
telah diberikan melupiti pemenuhan kebutuhan. Apakah terpenuhi seusai
dengan kebutuhan sebagaimana telah fisiologik masalah atau diagnosa dan
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
Tanggal : 10 Maret 2009
Jam : 11.30 WIB
MRS : 10 Maret 2009
Jam MRS : 11.00 WIB
No. Register : 906286
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny.”Y”
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : -
Alamat : Pasuruan
5 1 V Hamil
ini
B. Data Subyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Suhu : 36,4o C
RR : 20 x/menit
TP : 08-03-2009
BB saat ini : 74 kg
TB : 154 cm
2. Pemesiksaan Fisik
A. Inspeksi
Kepala : bersih, rambut hitam, tidak nampak ketombe, lembab
Wajah : tidak pucat, tampak menyeringai saat ada kontraksi, tidak ada oedem,
ada cloasma gravidarum.
Mata : simetris, selera tidak ikterus, kojungtiva tidak anemis.
Telinga : simetris, bersih, tidak keluar serumen.
Hidung : tidak tampak pernafasan cuping hidung, tidak ada secret, tidak ada
polip.
Mulut : bibir lembab, tidak ada stomatis, tidak tampak adanya caries gigi, lidah
bersih.
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
Payudara : payudara tampak simetris, putting susu menonjol, bersih tampak
hiperpigmentasi areola.
Perut : tidak tampak adanya bekas operasi, terlihat linia nigra, alba dan strie.
Genetalia : vulva tampak keluar darah, lendir, tidak tampak oedem, terpasang
kateter.
Ekstremitas : Atas : gerakan aktif, tidak ada oedem, tidak pucat pada ujung jari,
terpasang selang infus.
Bawah : gerakan aktif, tidak ada oedem dan varises, tidak pucat pada
kuku.
Integument : turgor kulit normal.
Anus : tidak nampak hemoroid.
B. Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal.
Leher : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba pembesaran
vena jugularis.
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, mamae tegang, tidak ada nyeri tekan,
keluar colostrum saat dipencet.
Abdomen :
Mec Donal : TFU 32 cm
Leopold I : TFU 3 jari bawah procsesus xyfoideus pada fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba datar, keras, seperti papan (punggung)
dan disebelah kanan perut ibu teraba bagian kecil janin.
Leopold III : Bagian terendah teraba bulat, keras dan melenting (kepala), kepala
sudah masuk PAP.
Leopold IV : Teraba 4/5 bagian.
TBJ : (32-13) x 155 = 2945 gram
Ekstremitas
Atas : tidak oedema
Bawah : odema
C. Auskultasi
Dada : tidak terdengar bunyi ronchi dan wheezing.
Djj (+) 13.12.12
Frekuensi 148 kali/menit, teratur.
D. Perkusi
Reflek patella (+/+)
E. Data Penunjang
VT oleh PPDSOG
Vukva vagina : Lendir darah
Pembukaan : 2 cm
Effacement : 50%
Ketuban : (+)
Bagian Terdahulu : Kepala
Bagian Terendah : UUK (masih tinggi)
Penurunan Hodge : II
Disekitar bagian terdahulu tidak teraba bagian kecil janin.
Pemeriksaan Laboratorium
a) Darah Lengkap
Leukosit : 12.600 µ/l
Hemoglobin : 12,0 g/dl
Hematokrit : 35,8
Trombosit : 283.000µ/l
b) Urine lengkap
SG/BJ : 1,015
PH :6
Leukosit :-
Nitrite :-
Protein : 3+
Glukosa :-
Keton :-
Urobilinogen : -
Bilirubin :-
Eritrosit : 2+
II IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA
Dx : Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup intra
uterine kala 1 fase laten dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35 tahun.
DS :
- Ibu mengatakan hamil 9 bulan
- Ibu mengatakan ini adalah kehamilan kelima
- Ibu mengatakan sudah kenceng – kenceng sejak tanggal 09-03-2009 jam 18.30 WIB
dan ibu belum mengeluarkan cairan apapun dari jalan lahirnya.
- HPHT : 01-06-2008.
DO :
- Kesadaran Umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Tanda-tanda vital :
TD :160/110 mmHg
Nadi : 88 X/menit
Suhu : 36,4o C
RR : 20 X/menit
Leukosit : 12.600 µ/l
SG/BJ : 1,015
PH :6
Protein : 3+
Eritrosit : 2+
Palpasi :
Mec Donal : TFU 32 cm
Leopold I : TFU 3 jari bawah procsesus xyfoideus pada fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba datar, keras, seperti papan (punggung)
dan disebelah kanan perut ibu teraba bagian kecil janin.
Leopold III : Bagian terendah teraba bulat, keras dan melenting (kepala), kepala
sudah masuk PAP.
Leopold IV : Teraba 4/5 bagian.
TBJ : (32-13) x 155 = 2945 gram
DJJ : (+) 13.12.12 / frekuensi 148x/menit
HIS : 4.10’.45’
VT :
Vukva vagina : Lendir darah
Pembukaan : 2 cm
Effacement : 50%
Ketuban : (+)
Bagian Terdahulu : Kepala
Bagian Terendah : UUK (masih tinggi)
Penurunan Hodge : II
Disekitar bagian terdahulu tidak teraba bagian kecil janin.
Hasil Lab. Protein urin : 3+
Masalah : Cemas
DS : Ibu mengatakan sangat khawatir dengan keadaan bayinya.
DO : - Kesadaran Umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Tanda-tanda vital :
TD :160/110 mmHg
Nadi : 88 X/menit
Suhu : 36,4o C
RR : 20 X/menit
Leukosit : 12.600 µ/l
SG/BJ : 1,015
PH :6
Protein : 3+
Eritrosit : 2+
Masalah : Cemas
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan pasien lebih tenang dan rasa
cemas berkurang.
Kriteria Hasil : - Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : < 160/100 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu : 36,2C – 37,5C
RR : 16 – 24 x/menit
- Ibu merasa tenang dan tidak cemas lagi
- Komunikasi lancar
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan ibu dan janinnya
R/ agar ibu lebih tenang dalam menjalani proses persalinan.
2. Berikan dukungan mental pada ibu
R/ agar ibu tidak khawatir dengan janin dalam kandungannya
3. Anjurkan ibu berdo’a untuk keselamatan ibu dan bayinya
R/ dengan mendekatkan diri pada Tuhan ibu bisa lebih tenang
.4. Libatka keluarga dalam memberikan dukungan pada ibu
R/ keluara adalah orang terdekat dengan ibu, sehingga lebih bisa mengerti.
Masalah Potensial
Potensial terjadi eklampsia
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan ibu tidak terjadi eklampsia atau kejang.
Kriteria Hasil : - Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : < 160/100 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu : 36,2C – 37,5C
RR : 16 – 24 x/menit
- Produksi urine 1 jam > 30cc
- Ibu tidak pusing
Intervensi
1. Istirahatkan klien dan tempatkan dalam kamar isolasi atau tenang
R/ Pola aktivitas yang dikurangi mampu menurunkan tekanan darah dan penempatan
klien dalam ruang isolasi atau tenang mampu menenang klien.
2. Batasi pengunjung dan penjagaan
R/ agar tidak menggangu istirahat dan ketenangan klien
3. Anjurkan kepada ibu untuk bedrest.
R/ Dengan istirahat total merelaksasikan syaraf – syaraf otot sehingga ibu menjadi lebih
tenang
4. Pantau tekanan darah ibu tiap 15 menit
R/ tekanan darah yang terus meningkat menandakan darahnya tinggi sehingga perlu
tindakan selanjutnya.
5. Kaji keluhan subyektif klien
R/ keluhan klien dapat digunakan sebagai penilaian tentang apa yang klien derita.
6. Berikan Drip SM 40% 10 gr dalam 500cc RD5% dan suntikan SM 40% 5gr ( 12,5cc
bokong kanan dan 12,5cc bokong kiria)
R/ Pemberian MgSO4 sesuai dengan syarat mampu mencegah kejang pada penderita.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 Maret 2009
Dx : Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup intra
uterine kala 1 fase laten dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35 tahun.
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dengan menyapa ibu dengan ramah dan sopan
serta menanyakan keluhan.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan yaitu bahwa ibu akan
dilakukan observasi TTV, DJJ, HIS dan keadaan ibu.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisi dirinya mengalami kelainan kehamilan dan kondisi
janin dalam keadaan baik-baik saja.
4. Melakukan observasi TTV dan DJJ setiap 15 menit
Jam Tensi Nadi Suhu RR His DJJ
13.15 160/100 88 36,4 0C 20 3.10’.35” 13-12-12
13.30 160/100 92 24 3.10’.35” 13-12-12
13.45 160/100 94 24 3.10’.35” 13-12-12
14.00 160/100 94 24 3.10’.40” 13-12-12
14.15 160/100 94 24 3.10’.40” 12-12-12
14.30 160/100 94 24 3.10’.40” 12-12-12
VII. Evaluasi
Tanggal : 10-03-2009
Jam : 14.30 WIB
S : Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan
ibu merasa sudah merasa lebih tenang, tapi kepalanya masih terasa agak pusing.
O : - Kesadaran Umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Tanda-tanda vital :
TD :160/110 mmHg
Nadi : 88 X/menit
Suhu : 36,4o C
RR : 20 X/menit
- Tetesan infus berjalan normal yaitu RD5% tanpa drip oksitosin 20 tetes/menit
- Wajah ibu tampak tenang dan menyeringai saat ada kontraksi.
- Ekstremitas odema
- Protein uria 3+
- Produksi urine > 40 ml/jam
- Hasil VT :
Vuva vagina : Lendir darah
Pembukaan : 3-4 cm
Effacement : 75%
Ketuban : (+)
Bagian Terdahulu : Kepala
Bagian Terendah : UUK (masih tinggi)
Penurunan Hodge : II
Disekitar bagian terdahulu tidak teraba bagian kecil janin.
A : Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup intra uterine
kala 1 fase laten dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35 tahun.
P : - Tetap pantau keadaan ibu dan janin dalam kandungan yaitu: TTV, HIS, DJJ, tetesan
infus dan pengeluaran urine.
- Tetap memberikan dukungan kepada ibu
- Lakukan kelahiran bayi dengan forsep atau vakum ekstraksi bila pembukaan telah
lengkap dan setelah bayi lahir, bayi langsung dibawa ke ruang perinatologi dan ibu
diobservasi selama 4 jam setelah itu ibu dipindah ke ruang 8 dan observasi dilanjutkan
di ruang 8.
BAB IV
PEMBAHASAN
Persalinan kala I merupakan kala waktu pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap
yaitu 10 cm. Pada masa ini diperlukan dukungan mental pada ibu untuk menambah semangat dan
mengurangi rasa takut saat persalinan nanti.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia Kehamilan 39 - 40
minggu janin tunggal hidup intra uterine kala 1 fase laten dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35
tahun. Pada pengkajian baik data subyektif dan obyektif tidak didapatkan adanya kesenjangan antara
teori dan prakteknya dan pada identifikasi masalah / diagnosa sudah dilakukan sesuai pengkajian dan
dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
Berdasarkan dari diagnosa dan pemeriksaan pada klien ditemukan adanya masalah potensial
yang harus diwaspadai yaitu potensial terjadi eklampsi sebab tekanan darh ibu 160/100mmHg, pada
ekstremitas bawah ibu odema, pada pemeriksaan lab juga terdapat protien uria 3+. Sehingga perlu
adanya Identivikasi kebutuhan Segera yaitu kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan selanjutnya.
Pada intervensi penulis menyusun rencana sesuai dengan kebutuhan dan pada implementasi
telah dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat dan sesuai dengan kebutuhan klien dan telah
didapat hasil bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.
Evaluasi dilakukan dengan pencatatan pada lembar observasi RS sesuai dengan SAP RS dan
pada evaluasi ataupun pada observasi tidak ditemukan adanya kendala ataupun kesenjangan.
Preeklamsi merupakan suatu penyakit yang termasuk penyakit di sebabkan oleh kehamilan,
sedangkan sebabnya adalah belum diketahui secara pasti. Di Indonesia preeklamsi dan eklamsi
merupakan penyebab kematian perinatal yang tinggi oleh karena itu diagnosa secara dini preeklamsi
yang merupakan tingkat terdahulu sebelum terjadinya eklamsi. Sangat perlu untuk menurunkan angka
kematian ibu dan anak. Penting untuk diketahui bahwa sindrom preeklamsi ringan antara lain hipertensi
,edema dan protein uri sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita hamil. Akan tetapi
dengan pemeriksaan kehamilan yang rutin dapat diketahui secara dini oleh bidan dan komplikasinya
dapat pula di cegah sedini mungkin.
(Rustam Mochtar , 1998)
Preeklamsia dibagi menjadi ringan dan berat. Dikategorikan berat jika tekanan darah atas > 160
mmHg atau bawah > 110mmHg ; protein yang bocor di air seni > 5 gram/24 jam, trombosit turun,
enzim hati meningkat, nyeri ulu hati, gangguan penglihatan. Jika hingga hilang kesadaran atau kejang
maka dinamakan eklamsia.
( http://dardiantoro.multiply.com/journal/item/25/pre-eklamsi_dan_eklamsi )
Preeklamsia berat dan eklamsia mutlak harus dirawat demi keselamatan ibu maupun janin yang
dikandung. Bahaya yang mengancam janin adalah prematur, berat badan lahir reandah hingga kematian
janin. Bahaya ibu adalah gagal jantung, perdarahan otak, kerusakan mata, gagal hati dan ginjal,
perdarahan hingga meninggal. Satu-satunya terapi adalah menghntikan kehamilan, karena dengan tanpa
kehamilan penyakit ini akan perlahan berhenti sendirinya. Tetapi penghentian kehamilan tergantung
usia kehamilan, jika usia kehamilan mencukupi maka dapat dilaksanakan. Tetapi jika masih usia terlalu
prematur maka akan diberikan obat-obat per infus untuk mengatasi proses tersebut hingga menjadi
terkendali. Satu-satunya pengobatan terbaik adalah pencegahandan deteksi dini, yaitu kunjungan
pemeriksaan hamil yang rutin jika keluarga Anda memiliki riwayat preeklamsia atau kunjungan adalah
deteksi dini sehingga tidak perlu dirawat dan kondisi ibu-anak baik pada akhirnya.
( http://dardiantoro.multiply.com/journal/item/25/pre-eklamsi_dan_eklamsi )
Penanganan PEB pada kehamilan diatas 37 tahun yaitu memberikan dosis awal MgSO4
50%, masing – masing 5g boka – boki IM, memberikan MgSO4 1-2g/jam perinfus 15 tetes/ menit atau
5g MgSO4 IM setiap 4jam dan lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam pascapersalinan. Dan
sebelum memberikan MgSO4 periksa frekunsi nafas minimal 10x/menit, reflek patella +/+ dan urine
>40ml/jam dalam 4 jam terakhir.
Dalam uraian diatas menunjukkan bahwa di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR telah melaksanakan
asuhan kebidanan dengan tepat dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan karena semua
prosedur dan penanganan telah dilaksanakan dengan sesuai dan dari pengkajian sampai dilakukannya
evaluasi tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek dilapangan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny “Y” GV P3003 Ab100 Usia
Kehamilan 39 - 40 minggu janin tunggal hidup intra uterine kala 1 fase laten
dengan PEB + Primitua sekunder + usia ≥35 tahun penulis menyimpulkan :
a. Pada pengkajian data baik data subyektif dan obyektif, asuhan yang
diberikan sudah komprehansif untuk menegakkan diagnosa.
b. Pada identifikasi masalah / diagnosa, asuhan yang diberikan sudah sesuia
dan dapat menegakkan diagnosa
c. Pada identifikasi masalah potensial, dalam kasus ini ditemukan adanya
masalah potensial, tetapi masalh potensial tidak terjadi.
d. Pada identifikasi kebutuhan segera, tidak dilakukan secara
komprehensif pada kasus ini tidak memerlukan kebutuhan segera yang harus
dilakukan jika terjadi masalah potensial.
e. Pada intervensi / perencanaan, asuhan yang diberikan sudah sesuai
dan menyeluruh sesuai teori dan prakteknya.
f. Pada Implementasi / penatalaksanaan asuhan sudah dilakukan, sesuai
dengan dengan intervensi yang telah dibuat . Asuhan dilakukan sesuai
dengan keadaan pasien.
g. Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah sesuai dan komprehensif.
h. Pada pendokumentasian sudah dilakukan sesuai data yang sudah didapat
dariasuhan yang diberikan
5.2 Saran
a. Mahasiswa
Mahasiswa perlu meningkatkan pengetahuannya dan pengalamannya
sehingga dapat menolong persalinan sesuai dengan asuhan persalinan normal
serta memahami yang dialami klien saat persalinan.sehingga dapat
memberikan asuhan dengan tepat.
b. Pasien
Pasien harus lebih kooperatif agar bisa mendapatkan pelayanan yang baik
dari petugas kesehatan sehingga klien merasa lebih nyaman dan puas.
c. Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan perlu meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga
mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum dan perlu
meningkatkan etika dan sopan santun dalam menghadapi pasien maupun
keluarga agar mereka lebih percaya kepada petugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin . Abdul Bari . 2000 . Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan
Neonatal : YBPSP
( http://dardiantoro.multiply.com/journal/item/25/pre-eklamsi_dan_eklamsi )
( http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-preeklamsi/ )
(www.Google.Kompas.Com)