(ALP CONSULTANT)
BIDANG STUDI
Fundamental
Thermodinamika, Perpindahan Panas, Mekanika Fluida, Konservasi Energi
ALAMAT KONTAK
By Phone:
+6281370934621
By Email:
ali.h.pane@gmail.com
Contoh soal: Sistem Refrigerasi Multi tingkat Kompressor
Sebuah siklus kompresi uap yang dimodifikasi mempunyai 3 kompresor, 2 flash cooler, dan 2
mixer chamber dioperasikan pada temperatur evaporasi -10 oC dan temperatur kondensasi 40
o
C. Fluida kerja yang digunakan adalah R-134a dan beban pendingin yang terjadi di
evaporator 1000 ton. Jika siklus yang bekerja adalah ideal, buatlah analisa thermodinamika
dan tentukanlah COP sistem tersebut.
Diketahui: Siklus kompressi uap ideal multi tingkat kompressor seperti gambar 1, dengan
parameter design adalah:
Fluida kerja siklus adalah R-134a
QE = 1000 TR =
TE = -10 oC
TK = 40 oC
Ditanya:
1. Analisa thermodinamika untuk siklus
2. COP siklus
Keterangan gambar:
Fc : adalah flash cooler
Mc : adalah mixer chamber
C : adalah kompressor
Subcript 1, 2, 3 adalah multitingkat
peralatan
Penyelesaian:
1. Analisa thermodinamika
Dari bentuk persoalaan data yang diketahui:
Titik 1
Dari tabel saturasi R-134a pada temperatur evaporasi (TE) -10 oC, diperoleh:
P1 = PE = 200,6 kPa
h1 = 392,75 kJ/kg
s1 = 1,7337 kJ/kg. K
Titik 7
Dari tabel saturasi R-134a pada temperatur kondensasi (TK) 40 oC, diperoleh:
P7 = PK = 1016,6 kPa
h7 = 256,41 kJ/kg
s7 = 1,1903 kJ/kg. K
dan
Pi, 2 r Pi,1 1,71767 344,56460 591,84828 kPa
Analisa pada flash cooler 1 (FC, 1) untuk mendapatkan fraksi x , berdasarkan hukum kekekalan
energi:
h8 xh9 (1 x )h10
atau
h h
x 8 10 dimana h8 h7 , maka :
h9 h10
256,41 229,03965
x 0,15137
409,85889 229,03965
Analisa pada flash cooler 1 (FC, 2) untuk mendapatkan fraksi y , berdasarkan hukum kekekalan
energi:
(1 x)h11 yh12 (1 x y)h13
atau
(1 x)(h11 h13 )
y dimana h11 h10 , maka :
h12 h13
(1 0,15137) (229,03965 206,16939)
y
401,24365 206,16939
0,09949
Analisa pada mixer chamber (MC2) untuk mendapatkan harga enthalpy (h3):
h5 (1 x) h4 xh9
[(1 0,15137 ) 414,31588] [ 0,15137 409,85889]
413,64123 kJ/kg
Untuk nilai h6a dan s6a merupakan uap saturasi pada Tk = 40 oC:
h6a = 419,58 kJ/kg
s6a = 1,7115 kJ/kg. K
h7 = 256,41 kJ/kg
s7 = 1,1903 kJ/kg. K
maka,
1,73037 1,7115
h6 419,58 (419,58 256,41) 425,48756 kJ/kg
1,7115 1,1903
b. Kerja kompressor
Kerja kompressor tingkat 1
W c, 1 m e (h2 h1 ) 18,84440kg/s (403,73737 392,75) kJ/kg
207,05040 kJ/s 207,05040kW
Kerja kompressor tingkat 2
W c, 2 M y (h4 h3 ) 25,15471kg/s (414,31588 403,44502) kJ/kg
273,45333kJ/s 273,45333kW
Kerja kompressor tingkat 3
W c, 3 M x (h6 h5 ) 22,20567kg/s (425,48756 413,64123) kJ/kg
263,05569 kJ/s 263,05569 kW
Kerja total kompressor
W total W c,1 W c, 2 W c, 3
(207,05040 273,45333 263,05569) kW 743,55942 kW
c. COP sistem
Q e 1000 TR 3,516 (kW/TR )
COP 4,72861
Wtotal 743,55942 kW
Contoh soal: Sistem Refrigerasi Modifikasi
Sebuah siklus kompressi uap ideal (seperti gambar) dengan menggunakan refrigeran R-134a
dimodifikasi dengan menambahkan sebuah APK. R-134a keluar dari evaporator pada kondisi
uap saturasi dan tekanan 1 bar. Akibat penambahan APK kondisi uap saturasi ini menjadi uap
o
superheat pada temperatur 5 C sebelum masuk kompressor. Pada kompressor, uap
dikompresi sampai tekanan 18 bar, kemudian masuk kekondensor dan keluar kondensor pada
temperatur 40 oC. Cairan refrigeran ini, kemudian diekspansikan sampai tekanan evaporator.
Jika laju aliran refrigeran sebesar 12 kg/menit. Tentukanlah: (a) kapasitas refrigerasi, (b) kerja
kompressor dalam kW, dan (c) COP sistem.
Penyelesaian:
Ditanya:
a. Kapasitas refrigerasi
b. Kerja kompressor dalam kW
c. COP
diperoleh:
T1u = -26,36119 oC
h1u = 382,59924 kJ/kg
s1u = 1,74749 kJ/kg. K
Gambar Siklus kompresi uap modifikasi
Gambar. Diagram p – h
Titik 1 adalah kondisi uap superheat masuk kompressor pada P1 = 0,1 MPa dan T1 = 5 oC,
dengan menggunakan NIST ssoftware:
diperoleh:
h1 = 407,82400 kJ/kg ; s1 = 1,84368 kJ/kg. K
Titik 2 adalah titik akhir kerja kompressor, pada kondisi s2 = s1 = 1,84368 kJ/kg. K dan P2 =
18 bar = 1,8 MPa, dengan menggunakan NIST ssoftware:
diperoleh:
h2 = 478,20134 kJ/kg ; T2 = 104,31603 oC.
Titik 3u adalah titik cairan jenuh keluar dari kondensor pada P3u = 1,8 Mpa, dengan
menggunakan NIST ssoftware:
diperoleh:
h3u = 292,25616 kJ/kg ; T3u = 62,89505 oC.
Untuk titik 3, berdasar keseimbangan energi pada APK, dapat diperoleh:
(h3u h3 ) (h1u h1) 0
atau
h3 ( h1u h1 ) h3u
[(382 ,59924 407,82400) 292,25616 ] kJ/kg
267,03140 kJ/kg
Kapasitas refrigerasi
12 kg/menit
Q e m e (h1 h4 ) (407,82400 267,03140) kJ/kg
60 detik/menit
28,15852 kW 8,00868Tons of refrigrant
COP sistem
Q 28,15852 kW
COP e 2,00054
Wc 14,07547 kW
Contoh soal: Siklus Kompressi Gas
Pada sebuah siklus gas yang menggunakan udara sebagai refrigeran, kondisi udara masuk
kompressor adalah 1 bar 270 K dengan laju aliran volume 1,4 m3/s. Jika rasio kompressi
adalah 3 dan temperatur masuk turbin 300 K. Untuk COP dari sistem ini ditambahkan sebuah
regenerator seperti gambar dibawah, sehingga akibatnya temperatur udara masuk kompressor
menjadi 280 K dan temperatur udara masuk turbin menjadi 290 K. Akibat adanya modifikasi
ini, tentukanlah (a) daya input ke dalam siklus ini, (b) kapasitas refrigerasi, (c) COP.
Penyelesaian:
Diketahui: seperti soal dan gambar diatas
Kondisi sebelum modifikasi Kondisi setelah ada modifikasi
T1 = 270 K T1' = 280K
P1 = 1 bar T3' = 290 K
T3 = 300 K Ta = T3 = 300 K
r = p2/p1 = 3
V1 = 1,4 m3/s
Sifat udara, dimana siklus gas tidak dimodifikasi:
Pada titik b adalah kondisi udara keluar dari APK-1, maka dari keseimbangan energi pada
regenerator dapat ditentukan:
(hb h1 ' ) (ha h3 ' ) 0
(hb 280,13) (300,19 290,16) 0
hb 270,1 kJ/kg
b. Kapasitas refrigerasi
Q E m u (hb h4 ) 1,742 kg/s (270,1 211,634) kJ/kg 101,8478 W
c. COP
Q 101,8478 W
COP E 2,327
Wsiklus 43,75904 W
Contoh soal: Siklus Refrigerasi Absorpsi
Sebuah siklus absorpsi sederhana, menggunakan pasangan amonia-air sebagai refrigeran-
absorbent. Amonia murni masuk kondensor pada tekanan 3200 kPa dan 70 oC. Setelah
mengalami kondensasi, amonia keluar dari kondensor dengan kondisi cair jenuh dan
diekspansikan sampai tekanan 220 kPa. Amonia keluar dari evaporator pada kondisi uap
saturasi. Sebagai sumber panas digenerator digunakan energi surya dengan laju penyinaran
550 W/m2. Luas total kolektor yang digunakan adalah 31,5 m2 dan efisiensi 75%. Jika COP
sistem ini diasumsikan sebesar 0,8. Tentukanlah laju aliran massa amonia yang masuk ke
evaporator.
Penyelesaian:
Diketahui: Siklus absorpsi sederhana dengan data:
Refrigeran-Absorbent: Pasangan amonia-air
- Data amonia pada kondensor
Tekanan masuk kondensor (pk) = 3200 kPa
Temperatur kondensor (Tk) = 70 oC
Kondisi amonia keluar kondensor = cairan jenuh/saturasi
- Data generator
Sumber panas generator adalah energi surya dengan laju penyinaran = 550 W/m2
Luas total kolektor = 31,5 m2
Efisiensi kolektor = 75%
Kondensor Generator
3 2
QG
8 7
Pompa
KE KE
5 6
4 1
Evaporator Absorber
QE
QA
Conditioned space
Analisa thermodinamika
Langkah pertama adalah menentukan harga enthalpi pada setiap proses/titik. Harga enthalpi
pada titik 1–2–3–4 dimana ammonia sebagai fluida kerjanya, karena keterbatasan data pada
tabel ammonia, maka untuk menentukan harga enthalpinya digunakan REFPROP software
(NIST Standard Reference Database 23 – Version 6.01),
Pada tekanan ekspansi atau tekanan evaporasi pe = 220 kPa, berdasarkan REFPROP
software kondisi uap saturasi diperoleh:
h1 = 1442,19 kJ/kg ; s1 = s2 = 5,85349 kJ/kg. K
Pada tekanan kondensor pk = 3200 kPa dan s2 = 5,85349 kJ/kg. K, berdasarkan REFPROP
software diperoleh:
h2 = 1880,25 kJ/kg kondisi uap panas lanjut
atau
QE
m r
(h1 h4 )
Dimana COP = 0,8, dan panas generator berdasarkan data yang diketahui dapat ditentukan: