TINJAUAN PUSTAKA
Katalis ( CaO)
Minyak/lemak + Metanol/eter FAME + Gliserol
2.1.2.1 Trigiliserida
Trigliserida adalah triester dari gliserol dengan asam-asam lemak, yaitu asam-asam
karboksilat beratom karbon 6 s/d 30. Trigliserida banyak dikandung dalam minyak dan
lemak, merupakan komponen terbesar penyusun minyak nabati. Selain trigliserida,
terdapat juga monogliserida dan digliserida.
1. Oleat
2. Linoleat
3. Heksa Dekanoat 61,1 60,4 42,3
2.4.2. Katalis
Untuk memisahkan minyak nabati dari gliserol dalam reaksi transesterifikasi
perlu ditambahkan katalis. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tanpa
ikut terkonsumsi oleh keseluruhan reaksi atau merupakan suatu zat antara yang aktif,
tanpa katalis proses pembuatan biodiesel dengan reaksi transesterifikasi dapat
berlangsung pada temperature 2500C (Widyastuti, 2007 ).
Katalis yang dapat digunakan dapat berupa katalis homogen atau heterogen.
a. Katalis homogen merupakan katalis yang mempunyai fasa sama dengan reaktan
dan produk. Katalis homogen yang banyak digunakan pada reaksi transesterifikasi
adalah katalis basa/alkali seperti kaLiwm hidroksida (KOH) dan natrium
hidroksida (NaOH) (Darnoko, 2000). Penggunaan katalis homogen ini
mempunyai kelemahan yaitu: bersifat korosif, berbahaya karena dapat merusak
kulit, mata, paru-paru bila tertelan, sulit dipisahkan dari produk sehingga terbuang
pada saat pensucian, mencemari lingkungan, tidak dapat digunakan kembali
(Widyastuti, 2007). Keuntungan dari katalis homogen adalah tidak dibutuhkannya
suhu dan tekanan yang tinggi dalam reaksi.
Universitas Sumatera Utara
b. Katalis heterogen merupakan katalis yang mempunyai fasa yang tidak sama
dengan reaktan dan produksi. Jenis katalis heterogen yang dapat digunakan pada
reaksi transeseterifikasi adalah CaO, MgO. Keuntungan menggunakan katalis ini
adalah: mempunyai aktivitas yang tinggi, kondisi reaksi yang ringan, masa hidup
katalis yang panjang biaya katalis yang rendah, tidak korosif, ramah lingkungan
dan menghasilkan sedikit masalah pembuangan, dapat dipisahakan dari larutan
produksi sehingga dapat digunakan kembali (Liw, 2005). Dalam reaksi
transesterifikasi katalis akan memecahkan rantai kimia minyak nabati sehingga
rantai ester minyak nabati akan terlepas ,begitu ester terlepas alkohol akan segera
bereaksi dengannya dan membentuk biodiesel, sedangkan gliserin dan katalis yang
tersisa akan mengendap setelah reaksi selesai. Penggunaan katalis tidak boleh
terlampau banyak ataupun terlampau sedikit, penggunaan katalis yang terlampau
banyak reaksi transesterifikasi akan menghasilkan emulsi, dan jika sedikit
mengakibatkan pemisahan gliserol dan metil ester tidak sempurna
OCH3 H
CaO + CH3OH Ca O
OO
R' C O CH2 R' C O CH2
O OCH3 H O
"R C O CH + Ca O "R C O CH OCH3
CH2 O C R"' CH2 O C R"'
O
O-
OO
R' C O CH2 R' C O CH2
OOO
"R C O CH OCH3 "R C O CH + R C OCH3
CH2 O C R"' CH2 O-
O-
O
O R' C O CH2
R' HC O CH2 O
O + Ca O "R C O CH + CaO
"R C O CH CH2 OH
CH2 O-
O
R' C O CH2 O CH2 OH
O
3 CH OH
"R C O CH + 3OH
3 R C OCH3 + HC
O CH2 OH
R C O CH2
( Liw, 2007 )
Gambar 2.3 Mekanisme Katalisa CaO dalam Transesterifikasi Trigliserida
dengan Metanol
Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Hal-hal yang Mempengaruhi Reaksi Transesterifikasi
Pada intinya, tahapan reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel selalu
menginginkan agar didapatkan produk biodiesel dengan jumlah yang maksimum.
Beberapa kondisi reaksi yang mempengaruhi konversi serta perolehan biodiesel
melalui transesterifikasi adalah sebagai berikut (Freedman, 1984):
2.5.3.7. Pengadukan
Pengadukan dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan campuran yang
homogen.antara gliserida dan alkohol pada saat terjadi reaksi transesterifikasi. Pada
kenyataannya alkohol merupakan pelarut yang sangat buruk untuk gliserida
(Mitelbach, 2004 ), sehingga reaksi transesterifikasi tidak berlangsung baik terutama
awal reaksi. Pengadukan ( vigorous mixing ) dilaporkan sebagai salah satu cara untuk
mencapai homogenitas antara gliserida dan alkohol.
Titrasi/GC
Katalis
CaO
Metanol /Eter
Reaktor; 1jam, 2 jam dan 3 jam
Pencucian
Pemisahan
2.7.2. Viskositas
Viskositas (kekentalan) merupakan sifat fluida untuk melawan tegangan geser
pada waktu bergerak untuk mengalir, atau kekentalan dapat didefenisikan sebagai
besarnya tahanan fluida untuk mengalir di bawah pengaruh tekanan yang dikenakan.
Hukum viskositas Newton, menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut
fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.Maka
besarnya harga kekentalan merupakan perbandingan antara tegangan geser yang
bekerja dengan kadar geseran.
u
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. ∂ y. . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
h. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .
Diam
(Soerawidjaja, 2006)
Universitas Sumatera Utara