Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Angelina
NIM : 03031281419150
Shift/Kelompok : Jumat Siang/1
I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan Medium

II. TUJUAN PERCOBAAN


1. Dapat mengetahui syarat medium agar diperoleh bakteri yang baik dan subur
2. Mengetahui macam-macam medium
3. Mengetahui teknik isolasi dan pemurnian pada medium

III. DASAR TEORI


Bioteknologi saat ini telah berkembang dengan pesat. Hal ini berkat
dukungan dari ilmu yaitu mikrobiologi, genetika dan biologi sel. Dimana
mikrobiologi akan memberikan sumbangan pada sifat-sifat biologi mikroba atau
jasad renik, misalnya pada pembiakkan mikroba. Kemudian pada genetika
kemajuan biologi ini tidak terlepas dari kemajuan genetika. Genetika telah
memberikan pengetahuan tentang pewarisan sifat makhluk hidup dari suatu
generasi ke generasi selanjutnya. Dan yang terakhir ada biologi sel yang
merupakan cabang dari biologi yang dapat mempelajari tentang sel. Medium
merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk menumbuhkan suatu
mikroorganisme diatas atau didalamnya.
Pengetahuan tentang sifat-sifat dan struktur sel menunjang kemajuan
biologi pada proses kultur sel, fusi sel, dan transpor materi pada sel. Media adalah
suatu substrat yang diperlukan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroba. Sedangkan media tersebut sebelum digumakan harus dalam keadaan
steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Sedang
media tersebut sebelum digunakan harus dalam keadaan steril. Artinya tidak
terdapat mikroba yang lain yang tidak diharapkan. Susunan bahan, baik berbentuk
bahan alami (seperti tauge, daging, telur, wortel, dan sebagainya) ataupun bahan

1
2

buatan (berbentuk senyawa kimia, organik ataupun anorganik) yang diperlukan


untuk pertumbuhan dan pengembangbiakkan mikroba dinamakan media.

III.1. Fungsi Media


Dalam laboratorium mikrobiologi, media itu mempunyai 2 fungsi, yaitu
untuk mengisolasi dan penanaman mikroba kemudian untuk menguji sifat-sifat
pisiologis atau reaksi kimia dari mikroba. Zat makanan yang diperlukan oleh
mikroba pada umumnya adalah sangat bervariasi. Ada yang merupakan senyawa-
senyawa yang organik sederhana atau majemuk, dan bahkan ada yang dapat
memerlukan unsur-unsur kimia dalam perkembang biakannya. Sebagai contoh
yang dapat dikemukakan di sini adalah pada umumnya bakteri-bakteri yang hidup
di dalam tanah, untuk pertumbuhannya memerlukan zat-zat organik sederhana.
Sebaliknya bakteri-bakteri pada pathogen hanya dapat tumbuh dalam media yang
cukup mengandung ekstrak daging. Sebab di dalam ekstrak daging itu banyak
terdapat unsur-unsur makanan yang cukup, seperti asam-asam amino, pepton
protease, hexose-phosphat, beberapa vitamin, dll.
Agar mikroba atau bakteri yang ditanam di suatu media dapat tumbuh
dengan baik dan subur, medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang
disebutkan antara lain mempunyai tekanan osmotis, tegangan permukaan dan
reaksi pH yang sesuai (optimum). Kemudian medium yang digunakan tidak boleh
mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhannya (bahan-bahan
inhibitor). Dan yang terakhir adalah medium yang digunakan harus steril dan
sedapat mungkin dicegah kemungkinan adanya kontaminasi. Saat ini sudah
banyak dikenal macamnya media atau perbenihan. Tetapi pada umumnya media
itu adalah variasi dari media pokok atau media sederhana ini. Termasuk apa yang
disebut media pokok, ialah larutan bouillon, dan air pepton.
Dari kedua media pokok ini maka dapat dibuat berbagai macam media,
seperti contohnya media agar, agar-darah, bouillon darah, dll. Larutan bouillon
dapat dibuat dari air daging, biasanya dagingyang digunakan adalah daging sapi.
Bila air daging (kaldu) ini terus menerus dididihkan, kemudian disaring dan air
saringan dipekatkan dalam keadaan hampa, maka hasilnya akan terdapat ekstrak
3

daging, warnanya merah-tengguli. Hampir semua media itu memerlukan ekstrak


daging. Medium yang merupakan tempat hidup, tempat tumbuh dan tempat
berkembangbiaknya mikroba yang fungsinya menentukan isolasi, memperbanyak
pengujian dan menghitung berapa banyak mikrobanya. Secara fisik medium
mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1. Harus mengandung nutrisi yang mudah digunakan mikroba.
2. Harus ada tekanan osmosa, pH, dan tegangan permukaan yang paling
sesuai.
3. Medium tidak mengandung zat penghambat pertumbuhan organisme.
4. Medianya harus steril, artinya tidak ditumbuhi mikroba lain yang tidak
diharapkan.
5. Media harus mengandung unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembang
biakkan mikroba.
Susunan bahan medium ini dapat terbentuk dari bahan alami, seperti
kentang, daging, dan kecambah dan dapat pula dari bahan buatan seperti bahan
kimia. Sedangkan susunan, bentuk dan sifat medium itu sendiri dapat ditentukan
oleh senyawa penyusun medium, persentase campuran dan tujuan
penggunaannya. Bentuk dari medium akan ditentukan oleh ada tidaknya
penambahan zat pemadat seperti agar-agar, digunakannya agar-agar batangan,
gelatin dan sebagainya. Pembuatan medium dari agar kentang menggunakan
dekstrosa yang fungsinya adalah mengubah senyawa kompleks (karbohidrat)
menjadi senyawa yang lebih sederhana (glukosa). Pembuatan medium agar nutrisi
dan agar kentang dekstrosa menggunakan sterilisasi uap air panas dan tekanan.
Tujuan dilakukan sterilisasi itu adalah untuk membebaskan media dari
kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Autoklaf dapat digunakan untuk
mensterilkan bahan yang tahan pemanasan tinggi yang disertai dengan tekanan,
dimana suhu yang dicapai adalah 121oC dan tekanan 15 lbs. Agar-agar yang
digunakan adalan agar-agar batangan, dikarenakan agar-agar tersebut
mengandung bahan kimia yang lebih sedikit dibandingkan dengan agar-agar
bubuk. Bahan kimia yang terkandung dalam agar-agar dapat mempengaruhi laju
pertumbuhan mikroba (menghambat). Sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk dapat
4

menumbuhkannya dan mengembangbiakkan mikroba dengan baik. Untuk dapat


melakukan hal tersebut diperlukan suatu substrat yang biasa disebut medium.
Biasanya medium tersebut harus dalam keadaan steril sebelum digunakan, artinya
medium tersebut tidak ditumbuhi oleh mikroba-mikroba lain yang tidak
diharapkan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan mikroba itu sendiri.

III.2. Sifat-Sifat Kloni dan Macam Medium


Ada banyak sifat-sifat koloni dan macam-macam medium yang saat ini
telah diketahui. Yang dimaksud dengan sifat-sifat suatu koloni adalah sifat-sifat
yang ada sangkut pautnya dengan bentuk dari susunan, permukaan, pengkilatan,
dll. pengamatan sifat-sifat ini dapat dilakukan dengan pandangan mata biasa tanpa
menggunakan mikroskop atau yang disebut pengamatan makroskopis. Supaya
sifat-sifat tersebut tampak jelas, mikroorganisme perlu ditumbuhkan pada media
padat. Ada 4 cara untuk menumbuhkan mikroorganisme pada medium padat, yaitu
piaraan Lempengan (plate streak culture), piaraan miring (slant culture), piaraan
tusukan (stab culture), dan piaraan adukan (shake culture).
Piaraan lempengan (plate streak culture) merupakan piaraan yang
diperoleh dengan cara menggesek-gesekkan ujung kawat inokulasi. Ujung kawat
inokulasi berfungsi membawa jamur pada permukaan agar-agar lempengan dalam
cawan petri sampai meliputi seluruh permukaan. Kedua, piaraan piring (slant
culture) merupakan piaraan yang dapat diperoleh dengan cara menggesek-
gesekkan ujung kawat inokulasi yang membawa jamur pada permukaan agar-agar
miring. Lalu yang ketiga adalah piaraan tusukan (stab culture) merupakan piaraan
yang diperoleh dengan cara menusukkan ujung kawat inokulasi yang berfungsi
membawa jamur dalam agar-agar pada tabung reaksi sedangkan permukaan agar
ini tidak miring. Lalu yang terakhir ada piaraan adukan (shake culture) yang
merupakan piaraan yang dapat diperoleh dengan cara mencampuradukkan setetes
suspensi jamur ke dalam medium yang masih cair (belum membeku).
Ada banyak sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di
permukaan medium padat ini yaitu besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya
berupa titik dan ada yang melebar ke seluruh permukaan. Kemudian bentuk,
koloni ada yang berbentuk bulat, memanjang, tepinya rata atau tidak rata.
5

Kenaikan permukaan, ada koloni yang rata dengan permukaan dan ada yang
timbul. Halus kasar permukaan koloni dan wajah permukaan, permukaan koloni
ada yang mengkilap dan ada yang suram. Lalu syarat warna, karena kebanyakan
koloni berwarna putih kekuningan, tetapi ada juga yang berwarna coklat,
kehitaman, jingga, biru, hijau dan ungu. Lalu yang terakhir adalah kepekatan,
karena ada beberapa koloni yang lunak, ada yang keras dan ada juga yang kering.

III.3. Bentuk, Susunan, dan Sifat dari Media


III.3.1.Bentuk
Bentuk, susunan, dan sifat media dapat ditentukan oleh pemadat seperti
agar-agar, gelatin dan sebagainya. Bentuk media saat ini dikenal ada tiga jenis,
yaitu media padat, media cair, dan media semi padat dan semi cair. Untuk media
padat adalah kalau ke dalam media ini ditambahkan 12-15 gr tepung agar-agar per
1000 ml media. Ada juga yang memerlukan kadar air tinggi, sehingga jumlah
tepung pada agar-agar harus lebih rendah, akan tetapi ada pula yang memerlukan
kandungan air yang rendah sehingga pada penambahan tepung agar-agar relatif
banyak. Media yang diperlukan adalah ragi, bakteri, jamur dan juga diperlukan
mikroalga agar sempurnanya proses pembentukan.
Pada media cair kalau kedalam media tidak dilakukan penambahan zat
pemadat, biasanya media cair yang digunakan untuk mengembangbiakkan
mikroalga tetapi juga mikroba lainnya juga terutama bakteri dan ragi. Kemudian
media semi padat dan semi cair, kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau
kurang dari seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk mikroba yang
memerlukan banyak kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif.
III.3.2.Susunan
Sesuai dengan fungsiologis dari masing-masing unsur yang terdapat pada
media, Berdasarkan pada persyaratan tersebut susunan media dapat berbentuk
berupa media alami, media semi sintetis, dan media sintetik. Media alami
merupakan media yang dapat disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
tepung daging dan sebagainya. Contoh yang paling banyak adalah telur untuk
pertumbuhan dan perkembangan virus. Media semi sintetis, merupakan media
yang tersusun oleh campuran bahan-bahan sintetis dan bahan-bahan alami.
6

misalnya kaldu nutrisi, tauge agar, wortel agar. Kemudian yang terkahir media
sintetik, yang merupakan media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media
untuk pertumbuhan dan pengembangbiakkan bakteri clostridium.
III.3.3.Sifat
Penggunaan mikroba bukan hanya pertumbuhan dan pengembangbiakan
mikroba, tetapi juga untuk tujuan lain, yaitu untuk isolasi, seleksi, evaluasi, dan
diferensiasi biakkan yang didapatkan. Berdasarkan pada sifat-sifatnya media
dibedakan menjadi media umum, medi penggaya, media selektif, media
dioferensiasi, media pengujian, dan media perhitungan. Media umum Media yang
digunakan untuk perkembangbiakkan dan pertumbuhan dari satu ataupun lebih
mikroba secara umum. seperti kaldu nutrisi untuk bakteri. Misalnya pada agar
nutrisi untuk bakteri, agar tauge atau agar kentang desktrose untuk jamur.
Media penggaya adalah media yang dapat dipergunakan dengan maksud
memberi kesempatan kepada jenis mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih
cepat dari jenis lainnya yang sama. Dengan berada di dalam satu bahan misalnya
pada kaldu lelenit. Media selektif, merupakan media yang hanya ditumbuhi oleh
satu atau lebih mikroba tertentu tetapi mematikan untuk jenis-jenis lainnya.
Contohnya agar ENDO, agar SS, dan lain-lain . Media dioferensiasi, medium yang
dapat ditumbuhi semacam organisme dengan memberikan ciri-ciri tertentu.
Mikroorganisme tersebut mampu menguraikan salah satu bahan pembuat medium
dimana mikroorganisme lain juga yang sama-sama tumbuh disitu tidak mampu.
Contohnya agar darah, agar cesin, metilen biru dan lainnya.
Media pengujian, media untuk pengujian senyawa tertentu dengan bantuan
mikroba. Media perhitungan, media untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu
bahan media ini dapat berbentuk media umum, selektif, diferensial, dan penguji .
Beberapa cara untuk mensterilkan medium yaitu, mensterilkan cukup dengan cara
mendidihkan medium tersebut, selama beberapa jam, maka semua benih
kehidupan kan mati. Hal ini dilakukan oleh Spallanzani (1729-1788), untuk
membuktikan tidak mungkin abioginesis. Tindalisasi, yaitu mendidihkan medium
dengan uap dalam beberapa menit. Diamkan selama satu hari, spora akan tumbuh
7

menjadi bakteri vegetatif dan medium didihkan lagi beberapa menit . Pada hari
ketiga medium tersebut didihkan lagi, dengan jalan inilah diperoleh medium steril.
Autoklaf merupakan alat yang berupa tangki minyak yang diisi uap.
Medium yang akan disterilkan ini ditempatkan dalam autoklaf selama 15 hingga
20 menit, tergantung dengan banyaknya medium. Medium yang akan disterilkan
ini sebaiknya diletakkan didalam botol yang cukup kecil, lalu setelah pintu
autoklaf ini ditutup rapat, barulah pipa kran uap dapat dibuka dan temperaturnya
akan naik sampai 121°C. Setelah cukup waktu yang telah ditentukan, kran uap
kemudian ditutup dan suhu akan mulai turun sedikit demi sedikit. Autoklaf dibuka
secara perlahan bila thermometer telah menunjukan angka nol, setelah dingin
kemudian dikeluarkan dari autoklaf dan setelah stabil disimpan dalam lemari es.
Terakhir adalah dengan penyaringan (filterisasi) yaitu medium yang disaring
dengan saringan porselin, maka zat organik tidak mengalami penguraian sama
sekali, sehabis penyaringan medium masih perlu dipanasi dialam autoklaf
meskipun tidak selama 15 menit dan temperature 121oC.
Penyaringan dengan saringan yang terbuat dari asbes karena mudah
dibersihkan. Penyimpanan medium, sebelum digunakan medium yang sudah
disterilkan, baik medium cair maupun medium padat bisa disimpan didalam
tabung-tabung gelas berupa erlenmeyer atau tabung reaksi sebanyak 10-15 ml.
Hal ini bertujuan untuk agar diri nantinya diperlukan untuk mengisi cawan petri,
atau sebanyak 5-7 ml untuk membuat agar miring. yang nantinya diperlukan
untuk menanam biakkan agar miring dibuat dengan cara memiringkan tabung
reaksi yang berisi medium setelah disterilkan sebelum medium menjadi padat.

III.4. Teknik Isolasi dan Pemurnian


Teknik isolasi mikroba untuk memisahkan dan mengidentifikasi, jenis
mikroba dari biakan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat pertumbuhan yang
nampak pada media. Ruangan tempat inokulasi harus kecil, bersih dan bebas
angin. Dinding ruangan yang basah akan menyebabkan butiran debu menempel
kepadanya. Pada waktu mengadakan inokulasi, akan lebih baik jika meja tempat
inokulasi itu dialasi dengan kain basah. Berikut penjelasan mengenai metode-
metode yang ada di teknik isolasi dan pemurnian.
8

III.4.1.Metode Penanaman Pada Agar


Pada metode penanaman pada agar, jika sedikit saja sel ini diletakkan
dalam medium agar, maka setiap sel akan dapat tumbuh menjadi koloni-koloni
yang terpisah. Jika suspensi sel sudah cukup diencerkan, koloni akan terpisah
sedirinya dengan baik, sehingga masing-masing memiliki kemungkinan tinggi
untuk diturunkan menjadi sel tunggal. Namun untuk membuat yang demikian,
penting untuk mengambil satu tipe koloni yang diinginkan, memasukkan ke
dalam air dan menanamnya kembali ke agar. Dengan mengulangi prosedur ini
beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni.
III.4.2.Metode Pengenceran
Metode yang sedikit dapat dipercaya adalah metode pengenceran. Suspensi
yang diencerkan seri dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada agar.
Jika hanya sedikit contoh dari pengenceran tertentu menunjukkan pertumbuhan,
maka diperkirakan bahwa beberapa dari biakan tadi dimulai dari sel tunggal.
Metode ini sudah tidak lagi digunakan kecuali jika penanaman pada agar tidak
dimungkinkan karena beberapa alasan. Gambaran yang tidak diinginkan dari
metode ini adalah bahwa metode ini hanya dapat digunakan untuk isolasi tipe
organisme yang dominan dalam populasi campuran.
III.4.3.Metode dengan Penuangan
Robert koch (1905-1943) mempunyai suatu metode yang lain, yaitu dengan
cara mengambil sedikit sampel dari campuran bakteri yang sudah diencerkan
terlebih dahulu. Kemudian sampel ini akan dapat disebarluaskan di dalam suatu
medium dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian yang akan diperoleh
hanyalah suatu piaraan adukan saja, setelah medium itu mengental, maka selang
beberapa jam barulah kemudian akan terlihat koloni–koloni yang masing–masing
dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti di atas maka akhirnya
akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.
III.4.4.Dengan Penggesekan.
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan
waktu. Akan tetapi jika menggunakan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat
tumbuh. Jika ujung kawatin tersebut di okulasi atau dibengkokan, kemudian ujung
9

kawat inokulasi tersebut setelah sebelumnya disentuhkan suatu koloni lalu


digesekkan pada permukaan medium padat, maka beberapa waktu kemudian
(kurang lebih dari 12 jam) akan nampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar
di permukaan medium. Jika dapat diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni
yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu piaraan murni.
III.4.5.Dengan Mengucilkan Satu Sel ( Single Cell Isolation )
Mikropipet adalah alat yang dapat memungut satu bakteri sekian banyak
dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. mikropipet ini ditempatkan pada tangan–
tangan suatu mikro manipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan
bergantung pada suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakuan di bawah objektif
mikroskop. Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka
dengan lain mikropipet tetesan tersebut dapat dipindahkan ke medium yang lebih
encer lagi dengan maksud supaya bakteri tersebut berkembang biakan
terlebih dulu. kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan yang murni. meode ini
sangat memerlukan kesabaran dan juga mikromanipulator sangat mahal.
III.4.6.Isolasi Pada Medium Cair
Metode isolasi pada medium cair dapat dilakukan bila mikroorganisme
tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh
pada kultur cair. Metode isolasi ini juga perlu dilakukan pengenceran terlebih
dahulu dengan beberapa tahapan serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran
tersebut maka peluang untuk mendapatkan satu sel akan semakin besar. Kalau ke
dalam media ini tidak ditambahkan zat pemadat lagi maka biasanya hasil dari
media cair juga dapat digunakan untuk membiakkan dari mikroalga.
3.4.7 Isolasi Pada Agar Cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan ini adalah dengan cara
mengencerkan mikroorganisme yang digunakan sehingga akan diperoleh suatu
individu spesies yang dapat dipisahkan lagi dari organisme-organisme lainnya.
setiap koloni yang terpisah-pisah tersebut yang telah tampak pada cawan adalah
setelah di inkubasi dan yang berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara
dalam metode-metode isolasi pada agar cawan, yaitu dengan menggunakan
metode gores kuadran dan metode agar cawan tuang. Bila metode gores kuadran
10

ini dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan terisolasinya suatu


mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
3.4.8. Dengan Inokulasi Hewan
Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri
dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Contohnya adalah dahak dari
seseorang yang disangka menderita Tubercolosis. Piaraan Pneumococcus murni
diperoleh dengan jalan tersebut. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang
sakit atau mati akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai .
Inokulasi ini dapat dilakukan di dalam kulit (Intracutaneous), di bawah kulit
(Subcutaneous), di dalam otot (Intramuscular), di rongga tubuh atau lain-lain
tempat lagi. Karena dahak sangat mengandung mikroba yang begitu mematikan.

3.5. Mikroba
3..5.1. Fungi (Cendawan atau Jamur)
Fungi atau jamur merupakan suatu organisme yang tidak berklorofil
sehingga mikroorganisme ini bersifat heterotrof. Fungi atau jamur ini berbeda
dengan bakteri yang tubuhnya hanya terdiri dari satu sel. Tubuh jamur ada pula
yang terdiri dari satu sel dan ada pula yang multisel. Yang bersel banyak,
tubuhnya berbentuk benang, yang disebut hife dan bercabang-cabang membentuk
miselium. Habitat atau tempat tumbuhnya adalah tempat lembab yang banyak
mengandung zat organic dan kurang cahaya matahari serta agak masam.
Fungi dapat berkembang dengan menggunakan dua cara yaitu yang
pertama, tak kawin (aseksual) merupakan perkembangan fungi dengan spora,
membelah diri, fragmentasi, dan dengan konidium. Kemudian yang kedua adalah
kawin (seksual) yaitu dengan konjugasi, askospora dan basidiospora. Fungi
tergolong dalam divisi Thallophyta, terbagi dalam 5 kelas, yaitu :
1. Mycomycetes
2. Phycomycetes
3. Ascomycetes
4. Basidiomycetes
5. Deuteromycetes
Fungi adalah organisme heterotrof dimana seluruh kebutuhan makanannya
diperoleh dari organisme lain maupun dari sisa-sisa organisme lain, sehingga
11

fungi dikenal sebagai Decomposer (pengurai) bahan-bahan organik menjadi bahan


anorganik. Fungi ada yang menguntungkan bagi manusia namun ada pula yang
merugikan. Sebagaimana disebutkan sebagai berikut:
a) Fungi yang menguntungkan
Dibidang industri makanan, fungi yang menguntungkan adalah Rhizopus
oryzae yang digunakan dalam pembuatan tempe. Kedua Saccaromyces untuk
membuat tempe,roti, dan alcohol. Ketiga, Penicillium camemberti dan
penicillium roueferti banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas keju.
Dan yang terakhir adalah Volvariella volvaceae (jamur merang), banyak
dibudidayakan karena dapat dimasak dan dimakan. Kemudian dibidang
industri terdapat Rhizopus nigricans merupakan jenis jamur yang dapat
memproduksi asam. Kemudian Rhizopus nodusus yang dapat digunakan
untuk memproduksi asam laktat. Dalam penghasil antibiotik, Jamur yang
menghasilkan antibiotika adalah jenis jamur Penicillium notatum dan
Penicillium chrysogenum.
b) Fungi yang merugikan
Jamur yang parasit pada manusia adalah Aspergillus nidulans dan
Aspergilus niger adalah jenis jamur yang hidup pada saluran telinga tengah
dan menimbulkan penyakit telinga yang dikenal dengan nama otomikosis.
Kemudian jamur yang parasit pada hewan adalah jamur Aspergillus
fumigatus yang hidup dan menimbulkan penyakit paru-paru burung.
3.5.2. Bakteri
Sifat-sifat bakteri, yaitu merupakan mahluk hidup bersel satu, tidak
mempunyai klorofil, karena itu pada unumnya bakteri bersifat heterotrof. Bakteri
terdapat di udara, di air, dan di darat baik sebagai saprofit maupun sebagai
parasit. Inti selnya tidak mempunyai selaput inti atau karioteka dan termasuk
Phylum schizophyta. Berkembang biak secara kawin (membelah diri) dan secara
tak kawin (konjugasi) Pengelompokan bakteri ini berdasarkan cara hidup dan
bentuknya. Berdasarkan cara hidupya dibagi menjadi dua yaitu bakteri Heterotrof
merupakan bakteri yang hidupnya tergantung dengan makhluk lain. Bakteri
Autotrof, yaitu bakteri yang mensintesis makanan sendiri, terdiri atas
12

Kemoautotrof dimana mensintesis makanan dengan energi kimia. Dan


Fotoautotrof yang mensintesis makanan dengan bantuan cahaya matahari
Berdasarkan bentuknya adalah yang pertama Kokus, yaitu bakteri yang
berbentuk bulat. Dibedakan atas Diplokokus, bakteri yang bila bergandengan dua-
dua. Tetrakokus, bila berbentuk bujursangkar. Sterptokokus, bila berbentuk rantai.
Dan yang terakhir Sarcina yang bila bergerombol membentuk kubus. Kemudian
Basil (bacillus) yaitu bakteri yang berbentuk batang. Dibedakan atas tiga yaitu
Monobasilus, yang bila hidup satu-satu atau tunggal. Diplobasilus, bila
bergandengan dua-dua, dan ketiga Streptobasilus dimana bila berbentuk rantai.
Dan bentuk yang terakhir adalah Spiral, yaitu bakteri yang berbentuk bengkok
atau lengkung, termasuk berbentuk koma (Vibrion).

Anda mungkin juga menyukai