2, Agustus 2017
Heru Priyantono(1)
Lukman M Baga(2)
A Faroby Falatehan(3)
(1),(2),(3)
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia
email : herupriyantono190584@gmail.comana
email : desi_indrawati@Unud.ac.id
ABSTRAK
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi optimalisasi tingkat penyerapan
anggaran KPPN Jakarta II. Analisis pola penyerapan anggaran dilakukan dengan metode kualitatif (deskriptif)
menggunakan data realisasi anggaran tahun 2011-2015. Sementara itu, untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penyerapan anggaran, dilakukan melalui analisis EFAS dan IFAS, yang dijadikan dasar untuk
menyusun alternatif strategi dalam matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola penyerapan anggaran
sudah proporsional, dalam pengertian tidak terjadi penumpukan penyerapan anggaran pada akhir tahun. Melalui
analisis EFAS dan IFAS dapat diketahui empat faktor strategis utama yang mempengaruhi penyerapan anggaran
KPPN Jakarta II, yaitu (1) pengelola anggaran yang kompeten; (2) keengganan menjadi pengelola anggaran; (3)
diklat pengelolaan anggaran; dan (4) kelengkapan dokumen pembayaran. Optimalisasi tingkat penyerapan
anggaran disusun menggunakan pendekatan arsitektur strategi yang dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh
kegiatan kedalam tiga tahapan pelaksanaan program.
Kata kunci : arsitektur strategi, EFAS, IFAS, penyerapan anggaran, SWOT
ABSTRACT
The objective of this research is to formulate strategies to optimize the level of budget disbursement of the
State Treasury Office of Jakarta II. The analysis on budget disbursement pattern was conducted by qualitative
method (descriptive) using budget realization data of the period of 2011-2015. Meanwhile, to determine the
factors that influence budget disbursement, EFAS and IFAS analyses were carried out, and the results serve as
the basis for preparing alternative strategies in SWOT matrix. The results show that the pattern of budget
disbursement is proportional, in the sense that there is no accumulation of budget absorption at the end of
the year. From the EFAS and IFAS analyses, it can be seen that there are four main strategic factors that
influence the disbursement of budget of the State Treasury Office of Jakarta II i.e. (1) competent budget
manager;(2) unwillingness to be a budget manager; (3) budget management training; and (4) completeness
of payment documents. Optimization of budget disbursement is formulated using a strategic architecture
approach which is implemented by integrating all activities into three stages of program implementation
period.
Keywords: architecture strategy, EFAS, IFAS, budget disbursement, SWOT
dengan tren tiga bulan terakhir selalu melonjak Pola penyerapan anggaran yang berbeda
sangat tajam. Pola tersebut akan mengganggu ditunjukan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan
perekonomian secara umum, dan pada sisi lain akan Negara (KPPN) Jakarta II. Sebagai satuan kerja,
berdampak pada pertumbuhan ekonomi, penyerapan LRA KPPN Jakarta II dari tahun 2011-2015
tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan (Siswanto menunjukan rata-rata tingkat penyerapan anggaran
dan Rahayu, 2011). Senada dengan hal tersebut, mencapai 95 persen. Penyerapan anggaran pada
Fahlevi dan Ananta (2015) mengemukakan bahwa semester satu telah mencapai 46 persen, dan 49
fenomena penyerapan anggaran besar-besarnya persen pada semester dua. Oleh karena itu, selisih
diakhir tahun akan mempengaruhi output dan realisasi penyerapan anggaran antara semester
outcome yang diharapkan dari program tersebut, dua dengan semester satu hanya sebesar 3 persen.
menggangu pertumbuhan ekonomi dan membuka Atas dasar kondisi tersebut, pola penyerapan
celah penyalahgunaan. anggaran KPPN Jakarta II terlihat lebih proporsional
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Laporan jika dibandingkan dengan pola penyerapan anggaran
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), menunjukkan belanja APBN. Namun demikian, jika dibandingkan
tingkat penyerapan anggaran dari tahun 2011 -2015 dengan penyerapan anggaran antar KPPN dalam
berhasil mencapai 95 persen. Namun apabila lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
dilakukan analisis lebih mendalam, realisasi tersebut Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta, pada
masih terkonsentrasi pada semester dua tahun tahun 2014 dan 2015 tingkat penyerapan anggaran
anggaran berjalan. Rata-rata tingkat penyerapan KPPN Jakarta II masih dibawah rata – rata.
anggaran pada semester satu hanya mencapai 40 Selama dua tahun tersebut, rata-rata tingkat
persen. Sedangkan pada semester dua penyerapan penyerapan anggaran antar KPPN dalam lingkup
anggaran berhasil mencapai 55 persen. Dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
demikian, selisih realisasi penyerapan anggaran Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta berhasil
antara semester dua dengan semester satu sebesar mencapai 98.83 persen pada tahun 2014 dan 97.93
15 persen. pada tahun 2015 seperti yang tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1 menunjukan bahwa pada tahun 2014 II. Hal ini dimaksudkan agar tingkat penyerapan
penyerapan anggaran KPPN Jakarta II hanya anggaran KPPN Jakarta II tidak berada pada urutan
berada pada urutan kedua terbawah, dengan tingkat terbawah rata-rata tingkat penyerapan anggaran
penyerapan anggaran sebesar 98.49 persen. antar KPPN dalam lingkup Kantor Wilayah
Bahkan pada tahun 2015, penyerapan anggaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI
KPPN Jakarta II turun keperingkat terbawah Jakarta.
dengan tingkat penyerapan anggaran hanya Penyerapan anggaran adalah salah satu
mencapai 97.14 persen. Oleh karena itu, perlu indikator kinerja utama dalam pengelolaan anggaran.
dilakukan suatu upaya yang nyata untuk Noviwijaya dan Rohman (2013) mengemukakan
meningkatkan penyerapan anggaran KPPN Jakarta bahwa penyerapan anggaran adalah proporsi
118 Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 2, Agustus 2017
anggaran satuan kerja yang telah dicairkan atau rumusan masalah kedua dalam penelitian ini adalah
direalisasikan dalam satu tahun anggaran. apasaja faktor-faktor strategis yang mempengaruhi
Selanjutnya Suhartono (2011) mengemukakan penyerapan anggaran pada KPPN Jakarta II.
bahwa proporsionalitas penyerapan anggaran berarti Faktor-faktor strategis internal dan eksternal
penyerapan anggaran memenuhi jumlah persentase sangat menentukan bagaimana desain strategi
yang hampir sama setiap periode. Dengan demikian optimalisasi tingkat penyerapan anggaran. Strategi
penyerapan anggaran yang proporsional dapat merupakan berbagai cara untuk mencapai tujuan
diasumsikan adalah 25 persen tiap triwulan (Solihin, 2012). Implemetasi strategi sangat
(Septianova dan Adam 2013). Berdasarkan uraian memerlukan perencanaan strategi yang
tersebut, maka rumusan masalah pertama dalam komprehensif, dengan mempertimbangkan faktor-
penelitian ini adalah bagaimana proporsionalitas pola faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh KPPN
penyerapan anggaran KPPN Jakarta II. Jakarta II. Taslimi et al. (2014) mengemukakan
Banyak faktor yang mempengaruhi penyerapan perlunya perencaaan strategis dalam suatu
anggaran. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah organisasi adalah menciptakan dan menjaga
perencanaan anggaran, proses pengadaan barang keseimbangan antara tujuan, kemampuan dan
dan jasa, serta faktor sumber daya manusia (SDM). peluang yang dihadapi organisasi dimasa depan yang
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Malahayati et senantiasa mengalami perubahan. Dengan demikian,
al. (2015) yang menemukan bahwa kapasitas SDM, pemilihan strategi yang tepat sangat diperlukan untuk
perencanaan dan proses pelaksanaan anggaran mewujudkan tercapainya tujuan organisasi dengan
berpengaruh positif terhadap penyerapan anggaran. memperhatikan keseimbangan antara kemampuan
Senada dengan hal tersebut, Ruwaida et al. (2016) dengan dinamika perubahan lingkungan eksternal
juga menemukan bahwa faktor SDM, pengadaan organisasi tersebut. Oleh karena itu, rumusan
barang dan jasa dan koordinasi memberikan masalah ketiga dalam penelitian ini adalah
kontribusi lebih dari 10 persen terhadap penyerapan bagaimana strategi optimalisasi tingkat penyerapan
anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh. anggaran yang dapat dilakukan oleh KPPN Jakarta II.
Mendukung hasil penelitian tersebut, Gagola et al.
(2017) juga menemukan bahwa proses pengadaan METODE PENELITIAN
barang dan jasa pemerintah berpengaruh positif dan Pengumpulan data dilakukan di KPPN Jakarta
signifikan terhadap penyerapan anggaran. II pada bulan Januari - Maret tahun 2017. Data
Sementara itu Zarinah et al. (2016) secara lebih sekunder yang digunakan berupa LRA KPPN
spesifik mengungkapkan bahwa perencanaan dan Jakarta II tahun 2011-2015, sedangkan data primer
kompetensi SDM pengelola anggaran mempunyai berupa hasil wawancara dan kuisioner penelitiaan
peran yang signifikan dalam penyerapan anggaran yang diperoleh dari seluruh pengelola anggaran
pada SKPD di Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. KPPN Jakarta II. Penelitian ini menggunakan
Miliasih (2012) disamping mengemukakan metode analisis kualitatif (deskriptif), yang digunakan
faktor SDM, secara lebih teknis mengungkapkan untuk menganalisis pola penyerapan anggaran KPPN
bahwa dalam proses pelaksanaan anggaran yang Jakarta II. Pola penyerapan anggaran dilihat dari
berpengaruh dalam penyerapan anggaran adalah proporsionalitas penyerapan anggaran dalam satuan
proses pembayaran tagihan kepada penyedia barang persen.
dan jasa, yang terdiri dari kegiatan verifikasi Analisis Internal Strategic Factors Analysis
dokumen pembayaran, penerbitan Surat Permintaan Summary (IFAS) dan External Strategic Factors
Pembayaran (SPP) dan penerbitan Surat Perintah Analysis Summary (EFAS) digunakan untuk
Membayar (SPM) pada satuan kerja lingkup mengetahui faktor-faktor strategis yang
pembayaran KPPN Pekanbaru. Selanjutya Arif mempengaruhi penyerapan anggaran. Analisis IFAS
(2012) mengungkapkan bahwa tiap Kabupaten/Kota digunakan untuk membantu mengatur faktor-faktor
diwilayah Provinsi Riau memiliki faktor-faktor yag strategis kedalam kategori kekuatan dan kelemahan,
berbeda yang mempengaruhi rendahnya sedangkan analisis EFAS digunakan untuk membantu
penyerapan anggaran pada tahun 2011. Dari mengorganisir faktor-faktor strategis kedalam
berbagai temuan dalam penelitian tersebut, terdapat kategori peluang dan ancaman (Hunger dan
beberapa faktor yang sama yang mempengaruhi Wheelen, 2012). Penilaian dalam matriks IFAS dan
penyerapan anggaran baik untuk satker EFAS dilakukan melalui kuisioner terhadap prestasi
kementerian/lembaga maupun Satuan Kerja faktor saat ini dan penilaian urgensi (Soesilo, 2002).
Perangkat Daerah (SKPD). Oleh karena itu, Sebagaimana telah dilakukan oleh Asmarani (2010)
Heru Priyantono, Strategi Optimalisasi Penyerapan... 119
dan Permadi (2016), penilian atas prestasi faktor Gambar 1 menunjukan bahwa pola penyerapan
saat ini dilakukan dengan memberikan skala 1 – 9, anggaran sudah tidak terkonsentrasi pada akhir
sedangkan penilaian atas urgensi (rating) ditentukan triwulan empat. Selama lima tahun, rata-rata
dengan skala a – d, seperti yang tercantum pada penyerapan anggaran tiap triwulan telah mencapai
Tabel 2. 24 persen. Proporsi penyerapan anggaran terbaik
Berdasarkan hasil analisis IFAS dan EFAS, terjadi pada tahun 2014 dimana rata-rata penyerapan
selanjutnya dirumuskan alternatif strategi dalam anggaran tiap triwulan hampir mencapai 25 persen.
matr iks SWOT. Rangkuti (2016 : 84) Sedangkan rata penyerapan anggaran terburuk
mengemukakan terdapat empat alternatif strategi terjadi pada tahun 2011, dimana rata-rata
dalam formulasi matriks SWOT, yaitu : (1) strategi penyerapan anggaran tiap triwulan hanya sebesar
S-O dilakukan dengan memanfaatkan seluruh 21 persen. Kondisi yang menarik juga dapat terlihat
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang dari tingkat penyerapan anggaran tiap triwulan. Hal
sebesar-besarnya; (2) strategi S-T dilakukan dengan ini ditandai dengan tingkat penyerapan anggaran
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk yang tinggi pada triwulan dua dan triwulan empat.
mengatasi ancaman; (3) strategi W-O dilakukan Rata-rata penyerapan anggaran pada triwulan dua
dengan cara memanfaatkan peluang yang ada mencapai 25 persen, sedangkan pada triwulan empat
dengan cara meminimalkan kelemahan; dan (4) rata-rata penyerapan anggaran sebesar 26 persen.
strategi W-T dilakukan dengan cara meminimalkan Kondisi penyerapan anggaran yang lebih rendah
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. justru terjadi pada triwulan satu dan triwulan tiga.
Strategi optimalisasi penyerapan anggaran Rata-rata penyerapan anggaran pada triwulan satu
disusun dengan pendekatan arsitektur strategi yang sudah mencapai 21 persen, sedangkan rata-rata
diciptakan agar organisasi lebih adaptif dan fleksibel penyerapan anggaran pada triwulan tiga sebesar 23
dalam menangani perubahan (Yoshida, 2006: 35). persen. Dilihat dari keseluruhan rata-rata
Oleh karena itu, arsitektur strategi optimalisasi penyerapan anggaran selama lima tahun, berturut-
tingkat penyerapan anggaran KPPN Jakarta II, turut menghasilkan pola penyerapan anggaran tiap
disusun untuk memudahkan para pengelola anggaran triwulan sebesar sebesar 21, 25, 23 dan 26 persen
dalam merespon berbagai perubahan, sehingga tujuan seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2.
peningkatan penyerapan anggaran dapat tercapai.
Faktor – faktor Strategis yang Mempengaruhi
HASIL DAN PEMBAHASAN Penyerapan Anggaran
LRA KPPN Jakarta II, dari tahun 2011-2015 Hasil wawancara dengan pengelola anggaran,
menunjukan rata-rata tingkat penyerapan anggaran berhasil teridentifikasi 22 (dua puluh dua) faktor-
berhasil mencapai 95 persen. Penyerapan anggaran faktor strategis yang mempengaruhi penyerapan
yang cukup tinggi tersebut, diiringi dengan pola anggaran KPPN Jakarta II. Faktor–faktor tersebut
penyerapan yang proporsional. Penyer apan sudah terkelompokan kedalam faktor internal dan
anggaran sudah tidak terkonsentrasi pada triwulan faktor eksternal. Untuk mengidentifikasi faktor
empat tahun anggaran berjalan seperti yang terlihat internal kedalam kekuatan (strengths) dan
pada Gambar 1. kelemahan (weaknesses), serta faktor eksternal
27 25 27 28 28 26 26
23 21 24 22 23 25 25 25 23 22
18 19
15
Hasil perhitungan pada Tabel 3 menunjukkan terendah dari seluruh kelemahan yang ada pada
bahwa yang menjadi kekuatan utama dalam KPPN Jakarta II. Menurut hasil wawancara dengan
penyerapan anggaran pada KPPN Jakarta II adalah staf pengelola anggaran, kondisi ini berkaitan erat
pengelola anggaran yang kompeten. Faktor ini dengan adanya kekhawatiran risiko terjadinya
memperoleh nilai terboboti sebesar 0.61, yang permasalahan hukum selama proses pelaksanaan
merupakan faktor dengan nilai tertinggi dari seluruh anggaran berlangsung. Berdasarkan uraian tersebut,
kekuatan yang ada. Kompetensi tinggi yang dimiliki kondisi faktor-faktor internal yang ada pada KPPN
oleh para pengelola anggaran, didukung dengan Jakarta II cukup unik dan menarik. KPPN Jakarta
tingkat pendidikan yang memadai dan pengalaman II telah memiliki SDM pengelola anggaran yang
kerja yang sangat mencukupi. Hal ini sesuai dengan sangat kompeten, namun pada sisi lain terjadi
hasil penelitian Fitriany et al. (2015) bahwa keengganan yang sangat tinggi dari para pegawai
kompetensi sumber daya manusia berpengaruh untuk menjadi pengelola anggaran. Kondisi ini akan
signifikan terhadap penyerapan anggaran. menyebabkan terhambatnya regenerasi staf
Dari sisi kelemahan, keengganan menjadi pengelola anggaran, dimana SDM pengelola
pengelola anggaran menjadi faktor utama dalam anggaran memiliki peran yang vital dalam pencapaian
penyerapan anggaran. Faktor ini hanya memperoleh kinerja penyerapan anggaran.
nilai terboboti sebesar 0.08 yang merupakan nilai
Tabel 4. Perhitungan Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal (EFAS)
Nilai Penyesuaian Bobot Bobot x
No Faktor-faktor eksternal Rating
Rata-rata Rata-rata (%) Rating
Peluang (Opportunities)
Tersedianya sistem aplikasi komputer
1 8.17 3.17 13.10 1.67 0.22
pengelolaan anggaran
Diklat pengelolaan anggaran dan
2 8.33 3.33 13.79 4.00 0.55
pengadaan barang dan jasa pemerintah
3 Bimtek pengelolaan anggaran 8.33 3.33 13.79 3.67 0.51
Pembinaan Kanwil Ditjen Perbendaharaan
4 7.83 2.83 11.72 3.67 0.43
Provinsi DKI Jakarta
Kemudahan prosedur pengelolaan
5 8.00 3.00 12.41 1.00 0.12
anggaran
Lokasi yang berdekatan dengan Kantor
6 7.67 2.67 11.03 2.33 0.26
Pusat Ditjen Perbendaharaan
Sub total 75,84 2.09
Ancaman (Threats)
Mutasi pegawai dari Kantor Pusat Ditjen
7 6.50 1.50 6.21 1.00 0.06
Perbendaharaan
Kebijakan penghematan anggaran dari
8 6.33 1.33 5.52 1.00 0.06
Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan
Ketersediaan barang dan jasa dari penyedia
9 barang dan jasa yang tercantum dalam e- 6.33 1.33 5.52 1.67 0.09
catalog
Kelengakapan dokumen pembayaran dari
10 6.67 1.67 6.90 4.00 0.28
penyedia barang dan jasa
Permasalahan hukum dalam pengelolaan
11 6.33 1.33 5.52 3.00 0.17
anggaran
Sub total 24.16 0.66
Total 100 2.75
Sumber : Hasil pengolahan data penelitian, 2017
Hasil perhitungan pada Tabel 4 peluang yang ada. Menurut hasil wawancara
menunjukkan bahwa peluang utama dalam dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), diklat
peningkatan optimalisasi penyerapan anggaran pengadaan barang dan jasa pemerintah sangat
adalah diklat pengelolaan anggaran. dan diperlukan, dikarenakan pengadaan barang dan jasa
pengadaan barang dan jasa pemerintah. Faktor ini merupakan kegiatan utama dalam pelaksanaan
memperoleh nilai terboboti sebesar 0.55. Nilai anggaran. Dalam kegiatan ini akan dilaksanakan
tersebut merupakan nilai tertinggi dari seluruh belanja pemerintah dalam rangka pelaksanaan
122 Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 2, Agustus 2017
pembanguan dan pelayanan kepada masyarakat. Perumusan Alternatif Strategi dalam Matriks
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Pakpahan SWOT
et al. (2014) dan Sinaga (2014) bahwa diklat Analisis SWOT digunakan untuk
akan memberikan pengaruh yang positif terhadap mengidentifikasi berbagai alternatif strategi
kinerja pegawai, yang dalam hal ini adalah kinerja berdasarkan tabel IFAS dan EFAS (Hunger dan
penyerapan anggaran. Ancaman terbesar yang Wheelen, 2012). Fatimah (2016) mengemukakan
dihadapi dalam penyerapan anggaran adalah bahwa analisis SWOT merupakan salah satu metode
faktor nomor 10, yaitu kelengkapan dokumen yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
pembayaran dari penyedia barang dan jasa. Faktor (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
ini memperoleh nilai terboboti sebesar 0.28 yang (opportunities) dan ancaman (threats). Adapaun
merupakan nilai tertinggi dari seluruh ancaman alternatif strategi optimalisasi penyerapan anggaran
dalam penyerapan anggaran. KPPN Jakarta II sebagaimana tercantum pada
Tabel 5.
Strategi S-O (Strengths – Opportunities) penyertaan pegawai dalam diklat dan bimtek
Strategi S-O adalah strategi yang dilaksanakan pengelolaan anggaran dan pengadaan barang dan
dengan menggunakan kekuatan internal yang dimiliki jasa pemerintah. Kompetensi SDM yang handal dan
oleh KPPN Jakarta II untuk memanfaatkan peluang profesional akan mendorong peningkatan
yang ada dalam rangka peningkatan optimalisasi penyerapan anggaran pada KPPN Jakarta II. Oleh
penyerapan anggaran. Adapun strategi yang dapat karena itu, peningkatan dan pemerataan kapasitas
diterapkan pada KPPN Jakarta II yaitu, (1) SDM pengelola anggaran perlu ditingkat melalui
Peningkatan kerjasama dalam pengelolaan anggaran penyertaan pegawai dalam diklat dan bimtek
pada KPPN Jakarta II. Pemilihan strategi ini didasari pengelolaan anggaran dan pengadaan barang dan
pada kondisi pengelola anggaran yang ada pada jasa pemerintah. Penyertaan dalam diklat
KPPN Jakarta II memiliki kompetensi yang tinggi. diproyeksikan akan diberikan kepada pegawai untuk
Disamping itu, adanya sarana dan prasarana mengisi posisi sebagai staf pengelola anggaran dan
pendukung serta komitmen yang tinggi dari pimpinan staf pengadaan barang dan jasa. Hal ini dimaksudkan
sangat berperan dalam implementasi strategi ini. Hal untuk memberikan pemahaman dasar terhadap
lain yang turut membangun asumsi atas keberhasilan konsep-konsep dan ketentuan peraturan yang terkait
strategi ini adalah adanya faktor penggunaan aplikasi dengan pengelolaan anggaran dan pengadaan barang
komputer dan kemudahan prosedur dalam dan jasa pemerintah. Sementara itu, bimtek
pengelolaan anggaran. (2) Penajaman fungsi pengelolaan anggaran merupakan dukungan dari
monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran tiap Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan dalam
triwulan. Pelaksanaan strategi ini ditekankan pada meningkatkan keterampilan terhadap penggunaan
peningkatan fungsi monitoring terhadap kinerja sistem aplikasi komputer yang digunakan dalam
penyerapan anggaran, dengan evaluasi yang lebih pengelolaan anggaran. (2) Koordinasi dengan Kantor
mendalam terhadap permasalahan dan proyeksi Pusat Ditjen Perbendaharaan dalam penyediaan
penyerapan anggaran yang akan dilakukan. anggaran pemeliharaan gedung dan bangunan. Salah
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan tidak hanya satu peluang yang dimiliki oleh KPPN Jakarta II
sebatas pada tingkat capaian penyerapan anggaran, adalah letaknya yang berdekatan dengan Kantor
tetapi juga kepada pencapian outcome yang sesuai Pusat Ditjen Perbendaharaan. Kondisi ini dapat
dengan visi dan misi KPPN Jakarta II. (3) dimanfaatkan untuk menutupi kelemahan tidak
Optimalisasi penyerapan anggaran melalui memiliki anggaran pemeliharaan gedung dan
mekanisme pembayaran langsung. Menurut bangunan. Koordinasi dilakukan dengan cara
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/ komunikasi dan penyampaian proyeksi kebutuhan
2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam biaya pemeliharaan gedung dan bangunan, untuk
Pelaksanaan APBN, terdapat dua jenis mekanisme selanjutnya dibuatkan proposal penyediaan dana
pembayaran yang digunakan. Kedua mekanisme kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan.
tersebut adalah mekanisme pembayaran langsung
(LS), yang dibayarkan kepada penerima Strategi S-T (Strengths – Threats)
pembayaran dan mekanisme uang persediaan (UP) Strategi S-T adalah strategi yang dilaksanakan
melalui bendahara pengeluaran. Penggunaan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh
mekanisme pembayaran langsung (LS) memberikan KPPN Jakarta II untuk mengurangi ancaman
dampak yang lebih besar terhadap penyerapan eksternal dalam upaya peningkatan optimalisasi
anggaran. Oleh karena itu, pelaksanaan strategi ini penyerapan anggaran. Pelaksanaan strategi ini
dilakukan dengan mendorong seluruh pengeluaran dilakukan dengan sosialisasi rencana kebutuhan,
dilaksanakan dengan mekanisme LS yang tujukan prosedur dan kelengkapan dokumen pembayaran
kepada penerima pembayaran. Penggunaan mekanimse kepada penyedia barang dan jasa. Sosialisasi
uang persediaan (UP) hanya dilakukan untuk dimaksukan untuk mengeliminasi berbagai ancaman
pengeluaran – pengeluaran yang mendesak tidak yang berpotensi memperlambat penyer apan
bisa dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung. anggaran seperti, ketersediaan barang, kelengkapan
dokumen pembayaran dan potensi terjadinya
Strategi W-O (Weaknesses – Opportunities) permasalahan hukum selama proses pelaksanaan
Strategi W-O adalah strategi yang dilaksanakan anggaran.
dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk
mengatasi kelemahan dalam upaya peningkatan Strategi W-T (Weaknesses – Threats)
optimalisasi penyerapan anggaran, yang dilakukan Strategi W-T adalah strategi yang dilaksanakan
dengan langkah-langkah yaitu, (1) Peningkatan dengan cara mengeliminasi kelemahan yang dimiliki
124 Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 2, Agustus 2017
dan menghindari ancaman yang dihadapai dalam terbatasnya staf pengadaan barang dan jasa yang
upaya peningkatan optimalisasi penyerapan tersertifikasi dan juga keengganan menjadi menjadi
anggaran KPPN Jakarta II. Adapun strategi yang pengelolaa anggaran. (2) Revisi DIPA. Revisi DIPA
dapat dilaksanakan yaitu, (1) Mutasi internal pegawai dimaksudkan sebagai bentuk penyesuaian atas
sebagai staf pengelola anggaran secara berkala dan permasalahan pelaksanaan anggaran terkait dengan
berkesinambungan. Strategi ini merupakan fungsi perencanaan dalam penganggaran, disamping
kelanjutan dari strategi penyertaan pegawai dalam sebagai bentuk respon terhadap adanya
diklat dan bimtek aplikasi komputer pengelolaan kemungkinan kebijakan penghematan anggaran dari
anggaran. Hasil yang diharapkan dari implementasi Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. Strategi ini
strategi ini adalah adalah terjaganya semangat dan dilaksanakan dengan berpedoman kepada Peraturan
kinerja para pengelola anggaran melalui penyegaran Menteri Keuangan yang mengatur tentang tata cara
tugas dan bidang kerja. Hal ini sesuai dengan hasil revisi DIPA yang ditetapkan setiap tahun anggaran.
penelitian Rosa (2017) yang mengemukakan bahwa Revisi hanya dilaksanakan terhadap komponen
mutasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja kegiatan dalam output kegiatan yang sama,
karyawan. Strategi ini juga merupakan respon mengingat pada dasarnya KPPN Jakarta II sebagai
terhadap adanya mutasi pegawai dari Kantor Pusat sebuah instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan
Ditjen Perbendaharaan, sekaligus untuk menutupi memiliki jenis anggaran dalam program dan kegiatan
kelamahan yang ada pada KPPN Jakarta II, yaitu yang cenderung seragam.
Arsitektur Strategi Optimalisasi Penyerapan bertahap dengan tiga periode waktu yang
Anggaran terkelompokan ke dalam program: (1) pelaksanaan
Rancangan arsitektur strategi merupakan peta anggaran yang efektif melalui kegiatan-kegiatan
strategik untuk mencapai sasaran optimalisasi tingkat yang dapat dilaksanakan sendiri oleh KPPN Jakarta
penyerapan anggaran KPPN Jakarta II. Tahapan II; (2) peningkatan dan pemerataan kapasitas SDM
pencapaian sasaran tersebut diawali dengan pengelola anggaran; dan (3) peningkatan koordinasi,
perumusan kegiatan yang akan dilakukan terhadap sinergi dan hubungan kelembagaan dengan
strategi-strategi yang telah ditetapkan. Tahapan stakeholder yang terkait dengan permasalahan
pencapaian sasaran optimalisasi tingkat penyerapan penyerapan anggaran pada KPPN Jakarta II.
anggaran dilalui dengan pelaksanaan kegiatan secara
Heru Priyantono, Strategi Optimalisasi Penyerapan... 125
Tahap pertama berisi rangkaian kegitan yang Selain kegiatan yang termasuk ke dalam
dapat dilaksanakan sediri oleh KPPN Jakarta II, roadmap arsitektur strategi optimalisasi penyerapan
sehingga menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan. anggaran, kegiatan yang secara terus menerus harus
Pelaksanaan kegiatan pada tahapan ini hanya dilakukan oleh para pengelola anggaran adalah
melibatkan internal pengelola anggaran KPPN peningkatan pemahaman terhadap perkembangan
Jakarta II yang didukung oleh Seksi Manajemen peraturan, prosedur dan sistem aplikasi komputer
Satker dan Kepatuhan Internal sebagai unit pengelolaan anggaran. Kegiatan ini dilakukan
kepatuhan, yang salah satu tugas dan fungsinya sebagai bentuk respon terhadap berbagai
melakukan monitoring, evaluasi dan pengendalian perkembangan yang selalu terjadi dalam proses
terhadap pelaksanaan anggaran. Disamping itu, pelaksanaan anggaran. Dengan demikian,
dalam tahapan ini terdapat dua kegiatan teknis peningkatan optimalisasi penyerapan sebagai
pelaksanaan anggaran yang merupakan tugas dan sasaran dari seluruh rangkaian kegiatan dapat
fungsi utama para pengelola anggaran, yaitu tercapai. Untuk lebih memahami bagaimana desain
optimalisasi penyerapan anggaran melalui arsitektur strategi optimalisasi tingkat penyerapan
mekanisme LS dan revisi DIPA. anggaran KPPN Jakarta II, dapat dilihat pada
Tahapan kedua merupakan bentuk komitmen Gambar 3.
KPPN Jakarta II meningkatkan penyerapan
anggaran sekaligus upaya peningkatan kapasitas SIMPULAN DAN SARAN
SDM pengelola anggaran. Dalam Tahapan ini berisi Pola penyerapan anggaran KPPN Jakarta II
kegiatan yang termasuk dalam fungsi manajemen sudah proporsional dalam pengertian tidak terjadi
SDM seperti pelaksanaan kegiatan diklat, bimtek penumpukan penyerapan anggaran pada akhir tahun.
dan mutasi internal dengan tujuan meningkatkan Rata-rata penyerapan angaran tiap triwulan berturut-
kinerja penyerapan anggaran, melalui peningkatan turut adalah 21, 25, 23 dan 26 persen. Terdapat
dan pemerataan kualitas SDM pengelola anggaran empat faktor strategis utama yang berperan dalam
yang kompeten dan berintegritas. Tahapan ini penyerapan anggaran KPPN Jakarta II, yaitu : (1)
menjadi prioritas kedua, dikarenakan kegiatan diklat kompetensi pengelola anggaran; (2) keengganan
dan bimtek sangat bergantung kepada kuota yang menjadi pengelola anggaran; (3) diklat pengelolaan
disediakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan anggaran; dan (4) kelengkapan dokumen
Keuangan dan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. pembayaran. Strategi optimalisasi tingkat
Tahapan ketiga terdiri dari rangkaian kegiatan penyerapan anggaran disusun dengan pendekatan
yang melibatkan stakeholder eksternal yang terkait arsitektur strategi, yang dilaksanakan dengan
langsung dengan permasalahan penyer apan mengintegrasikan seluruh rangkaian kegiatan ke
anggaran. Tahapan ini berisi kegiatan sosialisasi dalam desain arsitektur strategi optimalisasi
kepada penyedia barang dan jasa dan pengajuan penyerapan anggaran KPPN Jakarta II yang terbagi
proposal penyediaan anggaran pemeliharaan gedung kedalam tiga tahapan program pelaksanaan
dan bangunan kepada Kantor Pusat Ditjen kegiatan. Ketiga program tersebut adalah : (1)
Perbendaharaan. Pelaksanaan tahapan ini ditujukan peningkatan penyerapan anggaran melalui kegiatan
untuk mewujudkan percepatan penyer apan yang dapat dilakukan sendiri oleh KPPN Jakarta
anggaran yang akuntabel, terhindar dari berbagai II; (2) peningkatan dan pemerataan kapasitas SDM
permasalahan administrasi dan hukum. pengelola anggaran; dan (3) peningkatan koordinasi
Arsitektur strategi optimalisasi tingkat dan hubungan kelembagaan dengan stateholder
penyerapan anggaran juga dilaksanakan dengan terkait.
mempertimbangkan adanya tantangan-tantangan Diperlukan komitmen yang tinggi dari seluruh
yang harus dihadapi. Tantangan tersebut adalah pengelola anggaran untuk pencapian kinerja
melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi pengelolaan anggaran. Komitmen tersebut
dan lingkungan perekonomian nasional, serta ditunjukkan dengan bagaimana mengarahkan,
penyesuaian terhadap perkembangan teknologi, mengkonsolidasikan dan mengelola sumber daya
informasi dan komunikasi yang secara masif terus yang dimiliki untuk menghasilkan kinerja penyerapan
menerus berlangsung. Disamping itu, tantangan yang anggaran yang optimal. Kepala Kantor dan Kepala
dihadapi adalah dapat secara konsisten mewujudkan Sub Bagian Umum harus menggerakan segala
pelaksanaan anggaran yang efisien dan akuntabel potensi yang dimiliki oleh pegawai KPPN Jakarta
untuk mendorong pembangunan nasional. II untuk mengeluarkan kinerja terbaiknya, sehingga
126 Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 2, Agustus 2017