Anda di halaman 1dari 126

SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM


MENGUASAI MUFRADAT SISWA KELAS X MADRASAH
ALIYAH NURUL YAQIN PANDANAN LOMBOK UTARA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh
RIZA ZULMI
NIM: 151122018

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2017

i
PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM
MENGUASAI MUFRADAT SISWA KELAS X MADRASAH
ALIYAH NURUL YAQIN PANDANAN LOMBOK UTARA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi
DiajukankepadaUniversitas Islam
NegeriMataramuntukmelengkapipersyaratanmencaaigelarSarjana
(S1) PendidikanBahasa Arab

Oleh

RIZA ZULMI
NIM.151.122.018

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2017

ii
DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
Sekretariat: Jln. Gajah Mada, Jempong Baru Mataram Telp. (0370) 620783

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi Riza Zulmi, NIM. 15.1.12.2.018, yang berjudul “Penggunaan


Metode Role Playing Dalam Menguasai Mufradat Siswa Kelas X MA
Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara T.P 2016/2017”

” Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan. Disetujui pada


tanggal 21/06 /2017”

Di bawah bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Najamuddin, M. Hum Muhammad Nurman,SH,M. Pd


NIP. 197401032007101001 NIP. 197512312009121001

iii
DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
Sekretariat: Jln. Gajah Mada, Jempong Baru Mataram Telp. (0370) 620783

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal: Munaqasyah Skripsi

Mataram,21/06/2017
Kepada
YTH. Rektor UIN Mataram
di-
Mataram
Assalamuailaikum Wr.Wb.

Setelah di periksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan


pedoman penulisan skripsi kami berpendapat bahwa skripsiRiza Zulmi, NIM.
15.1.12.2.018, yang berjudul “Penggunaan Metode Role Playing Dalam Menguasai
Mufradat Siswa Kelas X MA Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara T.P
2016/2017”.
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah Skripsi FITK
UIN Mataram.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Pembimbing I Pembimbing II

Najamuddin, M. Hum Muhammad Nurman,SH,M. Pd


NIP. 197401032007101001 NIP. 197512312009121001

iv
DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
Sekretariat: Jln. Gajah Mada, Jempong Baru Mataram Telp. (0370) 620783

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Riza Zulmi

NIM : 151.122.018

Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi dengan judul :“Penggunaan

Metode Role Playing Dalam Menguasai Mufradat Siswa Kelas X MA Nurul Yaqin

Pandanan Lombok Utara T.P 2016/2017”.

Ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau karya sendiri kecuali pada

bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli saya siap dianulir

gelar keserjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Mataram,

Mataram,21/06/2017
Saya yang menyatakan

RizaZulmi
NIM. 151.122.018

v
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Kampus I: jln. Pendidikan No. 35 Mataram Te. (0375) 621298, 625337, 634490
Kampus II:. Jln. Gajah Mada, Jempong Baru Mataram Telp. (0370) 620783

PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Role Playing dalam Menguasai
Mufradat Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok
Utara Tahun Pelajaran 2016/2017” diajukan oleh Riza Zulmi NIM.
15.1.12.2.018,, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Mataram telah disetujui oleh dewan penguji skripsi sebagai
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa Arab.
Dewan Munaqasyah

1.Pembimbing I Najamuddin, M.Hum ( )


NIP.197401032007101001

2.Pembimbing I Muhammad Nurman,SH,M. Pd ( )


NIP. 197512312009121001

3.Penguji I Drs. H. Sahrah, M.Pd ( )


NIP. 195212311984031003

4.Penguji II Dr. H. S. Ali Jadid Al Idrus, M.Pd ( )


NIP. 197807032007101003

Mengetahui,
Dekan FITK UIN Mataram

Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd.


NIP. 19641231991032006

vi
MOTTO:

  

 

135. Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu. Sesungguhnya


akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang
akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang
zhalimitutidakakanmendapatkankeberuntungan.
(QS. AlAn’am (6) :135)

vii
PERSEMBAHAN:

1. Yang pertama dan paling utama Kupersembahkan skripsi ini kepada


Alm. ayahanda H. Saifurrahman dan ibunda tercintaHj. Zaturrahmah
ya a a a a ’a dalam setiap sujudnya dengan penuh
ketulusan dan berjuang dengan penuh kesabaran dan memberikan
dorongan serta motifasi untuk kesuksesan dan keberhasilanku.
2. Kepada Kakakku tersayang H. Paharuddin yang telah memberikan
dukungan dan do,a demi kelancaran studiku.
3. Buat semua keluargabesarku yang selalu memberikan motivasi demi
keberhasilan dan masa depanku.
4. Buat zamiilatiy(Sahabatkuyang setia) Safiuni Hati, kamuselalu ada di
kala suka maupun duka, terima kasih atas persahabatan ini, Trima
kasih kamu telah hadir untuk mengisi hari-hariku. Terima kasih untuk
setiap bantuan, motivasi dan dukunganmu.
5. Tema 2 a a P ”12”, ya XA. Syukron katsiron
buat kalian semua, sudah memberikan warna dalam hidupku, canda
dan tawa, berbagi suka maupun duka,telah kita Lewati brsama.
6. Semua sahabat-sahabatku tersayang yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu terima kasih atas segala bentuk inspirasi yang telah
kalian berikan sehingga saya selalu termotivasi untuk menjadi yang
terbaik dan tetap berkarya.
7. Buatsemua orang yang
mendukungperjuangankudanberjasadalamhidupku.Jazakumullahu
khairan katsir.
8. Untuk almamaterku tercinta UIN Mataram.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada allah SWT, karena berkat rahmat dan pertolongan-Nya
SKRIPSI yang berjudul “Penggunaan Metode Role Playing dalam Menguasai
Mufradat Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara
Tahun Pelajaran 2016/2017” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan program strata 1 (S1) Pendidikan
Bahasa Arab pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
( UIN ) Mataram.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang selama ini telah memberikan bantuan
berupa bimbingan, dukungan dan motivasi kepada penulis. Untuk itu dengan penuh
ketulusan hati ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada
yang terhormat :
1. Bapak Najamuddin, M.Hum. selaku pembimbing I dan Bapak Muhammad
Nurman, SH, M.Pd selaku pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan
telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak dosen wali (Dr. H. DedyWahyudin, MA) yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi selama penulis melaksanakan studi di UIN Mataram.
3. Bapak dan Ibu Dosen UIN Mataram yang telah banyak memberikan
bimbingan selama penulis melaksanakan studi di UIN Mataram.
4. Dr. Hj. Nurul Yakin, MPd., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam NegeriMataram.
5. Bapak Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram beserta staf yang atas
segala kebijaksanaan, perhatian dan motivasi sehingga penulis selesai studi.
6. Bapak Munawir, S.Pd.M.Pd.I Kepala Madrasah Aliyah (MA) Nurul Yaqin
Pandanan yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

ix
7. Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan Madrasah Aliyah (MA) Nurul
Yaqin Pandanan atas segala bantuan yang diberikan.
8. Siswa-siswi Madrasah Aliyah (MA) NurulYaqin Pandanan atas segala bantuan
yang diberikan.
9. Ibu, bapak dan semua keluarga yang telah dengan ikhlas mendukung dan
memberikan kesempatan studi.
10. Teman-teman mahasiswa dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral maupun
spiritual.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala
bantuan yang telah diberikan. Aamiin
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi teoritis maupun praktisnya karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Mataram , 21 Juni 2017

Peneliti

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Konteks Penelitian ........................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
1. Manfaat Secara Teoritis ......................................................... 6
2. Manfaat Secara Praktis........................................................... 7
E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .......................................... 8
1. Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 8
2. Setting Penelitian ................................................................... 8
F. Telaah Pustaka .............................................................................. 9
G. Kajian Pustaka............................................................................... 11
1. Kajian Tentang Metode Bermain Peran (Role Playing) ........ 11
a. Pengertian Metode .......................................................... 11
b. Pengertian Metode Bermain Peran (Role Playing) ......... 14
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran (Role
Playing) ........................................................................... 20

xi
d. Langkah-langkah Menggunakan Metode Bermain Peran(Role
Playing) ........................................................................... 21
2. KajianTentang Menghafal Mufradat Bahasa Arab ................ 22
a. Pengertian Menghafal ..................................................... 22
b. Pengertian Kosakata (Mufradat) ..................................... 23
c. Tujuan Pembelajaran Kosakata (Mufradat) .................... 25
d. Bentuk-bentuk Kosakata (Mufradat) .............................. 25
e. Prinsip-prinsip Pemilihan Kosakata (Mufradat) ............. 26
f. Teknik-teknik Pengajaran Kosakata (Mufradat) ............ 27
g. Strategi Pembelajaran Mufradat ..................................... 30
H. Metode Penelitian.......................................................................... 34
1. Pendekatan Penelitian ............................................................ 34
2. Kehadiran Peneliti .................................................................. 35
3. Data dan Sumber Data ........................................................... 36
4. Metode Pengumpulan Data .................................................... 37
a. Metode Observasi ........................................................... 38
b. MetodeWawancara ......................................................... 39
c. Metode Dokumentasi ...................................................... 41
5. Teknik Analisis Data .............................................................. 42
6. Keabsahan Data...................................................................... 43
a. Perpanjangan Pengamatan .............................................. 44
b. Meningkatkan Ketekunan ............................................... 44
c. Trianggulasi .................................................................... 44
d. Pemeriksaan Kawan Sejawat .......................................... 46
I. Sistematika Penulisan ................................................................... 46
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...................... 48
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 48
1. Sejarah Berdirinya MANurul Yaqin Pandanan ..................... 48
2. Letak Geografis MA Nurul Yaqin Pandanan ......................... 49
3. Keadaan Guru dan PegawaiMA Nurul Yaqin Pandanan ....... 50
4. Keadaan Siswa MA Nurul Yaqin Pandanan .......................... 54

xii
5. Keadaan Sarana dan Prasarana MA NurulYaqin Pandanan .. 55
6. Struktur Organisasi ............................................................... 57
B. Proses penggunaan metode role playing dalam menguasai
mufradat/kosa kata bahasa Arab siswakelas X Madrasah Aliyah
Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017 59
C. Kesulitan atau kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam
menguasai mufradat/kosakata bahasa Arab kelas X Madrasah
Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran
2016/2017...................................................................................... 65
D. Temuan Penelitian ......................................................................... 78

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 84


A. Proses penggunaan metode role playing dalam menguasai
mufradat/kosakata bahasa Arab siswa kelas X Madrasah Aliyah
Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017 84
B. Kesulitan atau kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam
menguasai mufradat/kosakata bahasa Arab kelas X Madrasah
Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran
2016/2017...................................................................................... 88

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 94


A. Kesimpulan ................................................................................... 94
B. Saran-Saran ................................................................................... 96
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “Penggunaan Metode Role Playing dalam
Menguasai Mufradat Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Pandanan
Lombok Utara Tahun Pelajaran 2016/2017” ditulis oleh Riza Zulmi, Pembimbing I
Najamuddin, M.Hum. dan Pembimbing II Muhammad Nurman,SH,M.Pd.
Tujuan umum penelitian ini adalah mendeskripsikan Penggunaan Metode
Role Playing dalam Menguasai Mufradat Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nurul
Yaqin Pandanan Lombok Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui proses penggunaan metode role playing dalam menguasai
mufradat, kesulitan atau kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam menguasai
mufradat serta upaya dalam mengatasi kendala siswa dalam menguasi mufradat
dengan menggunakan metode role playing di MA Nurul Yaqin Pandanan tahun
pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data
dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data tentang Penggunaan Metode Role
Playing dalam Menguasai Mufradat Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nurul Yaqin
Pandanan Lombok Utara Tahun Pelajaran 2016/2017 diperoleh dengan
menggunakan observasi,wawancara dan dokumentasi. Sumber data diperoleh dari
guru bahasa Arab dan siswa. Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri dan instrument bantu meliputi panduan observasi, panduan wawancara dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode role playing
dalam menguasai mufradat siswa kelas X di Madrasah Aliyah Nurul Yaqin
Pandanan dimulai dengan kegiatan yang sederhana, pertama guru menyuruh salah
satu siswanya menyebutkan beberapa mufradat yang telah diberikan minggu lalu,
setelah itu guru bahasa Arab menjelaskan beberapa langkah-langkah dalam
menggunakan metode role playing dalam menguasai mufradat, guru juga
menjelaskan beberapa struktur kalimat yang ada di dalam teks drama agar siswa
lebih memahami teks drama tersebut. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi
oleh siswa dalam menguasai mufradat yaitu beberapa faktor yang berasal dari guru
bidang studi, dari dalam diri siswa, lingkungan, materi dan kurikulum dan sarana-
prasarana pendukung pembelajaran. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut
guru terkait berupaya semaksimal mungkin agar penggunaan metode role playing
dalam menguasai mufradat siswa tetap berjalan dengan baik, adapun beberapa
upaya yang dilakukan yaitu dengan terus memperbaiki diri dengan terus belajar
dalam menggunakan sebuah metode, terus memberikan motivasi dan melakukan
bimbingan serta berkoordinasi dengan pihak terkait sehingga penggunaan metode
role playing dalam menguasai mufradat tetap berjalan sesuai prosedur.

Kata kunci: Role Playing, Mufradat.

xiv
‫املخص‬
‫عن ا ه ا البح ه " استعمال ط ق التمث ل في سلط عل امف د الفصل أول الثا في‬
‫مدرس ر ال قي فندا ا ل مب الشمال للعام الدراس ي ‪2‬ثتج‪2/‬ثتج “ ال كتبت ر ا‬
‫‪ ،Riza Zulmi‬مع امش ف أول الدكت ر ج الدي اما ستيڇ ‪Najamuddin,‬‬ ‫واالعل‬
‫‪ M.Hum‬وامش ف الثا ي الحا محمد رما اما ستيڇ ‪Muhammad Nurman,SH,M.Pd‬‬
‫أما الهدف العام م ه ه الدراس ه يبي استعمال ط ق التمث ل في سلط عل امف د‬
‫في مدرس ر ال قي فندا ا ل مب الشمال للعام الدراس ي‬ ‫الفصل أول الثا‬
‫‪2‬ثتج‪2/‬ثتج‪ ،‬و الهدف الخاص م ه ا البح ه مع ف عمل استعمال ط ق التمث ل في‬
‫سلط عل امف د و التحديا ام د في سلط عليها و الحل ل م ه ه التحديا لها في‬
‫مدرس ر ال قي فندا ا ل مب الشمال للعام الدراس ي ‪2‬ثتج‪2/‬ثتج‬
‫يستخدم البح امنهج الن عي ال صفيب ع ب ا ا البحثبالب ا ا الن ع و هي الب ا ا ح ل‬
‫في مدرس ر‬ ‫عمل استعمال ط ق التمث ل في سلط عل امف د الفصل أول الثا‬
‫ال قي فندا ا ل مب الشمال للعام الدراس ي ‪2‬ثتج‪2/‬ثتجب يت التحص ل عل البا ا خال‬
‫استخدام ط ق اماحظ وامقابل والت ث ق أما مصادرها فهي مستمد م معلمي اللغ الع ب‬
‫والطاب ‪.‬أدا ال ئ س في ه ا البح هي الباحث فسها و أدا امساعد هي دل ل اماحظ و‬
‫دل ل امقابل و ال ثائق‪.‬‬
‫دل ج البح عل أ عمل استعمال ط ق التمث ل في سلط عل امف د الفصل أول‬
‫الثا في مدرس ر ال قي فندا ا بدأبعمل باسط ‪ ،‬أول أم امدر احدا م ام ه أ‬
‫ي ك بعض امف دا ال أعطي م أسب ع اما ‪ ،‬ث يبي مدر اللغ الع ب بعض خط ا‬
‫استعمال ط ق التمث ل في سلط عل امف د ‪ ،‬و يبي امدر الق اعد ام اد في ص‬
‫التمث ل ل ستط ع التام أ يفهم ب يجد التام بعض التحديا في سلط عل امف د و ه‬
‫م و ه امعل فس و الطاب و الب ئ و امد وامنهج و بن التحت مساعد عمل التدر س‪،‬‬
‫ف تج ب امعل عل الحل ل م ه ه التحديا ببعض امحاوا ‪ ،‬فه ه امحاوا هي عم ق‬
‫امعل ما ح ل استعمال ط ق التمث ل في سلط عل امف د و جهيڈ الدوافع و إرشادا و‬
‫التعاو مع أشخاص امتعلقي حتي يت استعمال ط ق التمث ل في سلط عل امف د حس‬
‫امنهج امق رب‬

‫الكلما ال ئ س ‪ :‬التمث ل ‪ ،‬امف د ب‬

‫‪xv‬‬
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Alat yang digunakan seseorang dalam berinteraksi adalah bahasa,

maka bahasa harus dipelajari serta dipahami secara sistematik, baik dari

segi komunikasai maupun ilmunya, proses demikian disebut dengan

belajar, jadi belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada

diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, yang demikian itu

disebut dengan pembelajaran. Proses pembelajaran bahasa diperlukan agar

seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar dengan sesamanya

dan lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan.1Maka fungsi

terpenting dari bahasa adalah alat komunikasi dan interaksi.

Keseluruhan proses pendidikan di madrasah yang paling pokok

adalah kegiatan belajar. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar oleh

peserta didik sebagai anak didik. Tujuan dari proses pendidikan terarah

pada peningkatan penguasaan, kemampuan, keterampilan, pengembangan

sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri

peserta didik.

1
M. khalilullah, Media Pembelajaran Bahasa Arab.( Yogyakarta: Aswaja Pressindo, Tt),
h. 8.
2

Belajar bahasa Arab maupun bahasa Asing lainnya merupakan usaha

yang berat dan menjenuhkan sehingga membuat peserta didik bosan,

terutama pada saat menghafal kosakata/mufradat bahasa Arab. Akan tetapi

semua itu tergantung dari metode yang digunakan seorang guru di dalam

proses pembelajaran.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sumardi bahwa sukses

tidaknya suatu program pengajaran terutama pengajaran bahasa sering kali

dinilai dari segi metode yang digunakan, sebab metodelah yang

menentukan isi dan cara mengajarkan bahasa (Arab).2

Metode pembelajaran dapat memacu peserta didik untuk dapat

belajar dengan baik, mengingat kembali pelajaran yang diajarkan, dan

fokus dalam belajar.Konfusius menyatakan, “Yang saya dengar, saya

lupa.Yang saya lihat, saya ingat.Yang saya kerjakan, saya

pahami”.3Sehingga pembelajaran tidak hanya mendengarkan yang

dikatakan guru saja, namun juga mempraktikan pelajaran yang

disampaikan.

Guru bahasa Arab harus menguasai setidaknya dua hal yaitu materi

sebagai subtansi ilmu yang dikuasai, dan metode sebagai cara yang

digunakan dalam menyampaikan ilmunya.4 Guru dituntut menentukan

metode yang tepat untuk digunakan, sehingga mampu merangsang

2
Sumardi, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 7.
3
Melvin L, Silberman, Active Learning (Bandung : Nuanssa, 2011), h. 23.
4
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), h. vii.
3

antusias dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Arab dan

akhirnya siswa memperoleh hasil belajar yang optimal.

Banyak sekali metode pembelajaran yang dikembangkan saat ini,

salah satunya metode role playing.Metode role playing adalah salah satu

strategi dalam Active Learning yang dikembangkan oleh Melvin L.

Siberman. Metode ini melibatkan keaktifan siswa dalam berintraksi,

mempraktikan kalimat, atau berupa drama.

Metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa adalah

metode bermaian peran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hamdani

sebagai berikut:“Metode bermain peran adalah metode yang melibatkan

interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa

melakukan peran masing-masing sesuai tokoh yang diperankan.Mereka

berinteraksi sesama mereka untuk melakukan peran terbuka”.5 Dari

ungkapan tersebut dapat dipahami bahwa metode role playing dapat

membantu siswa untuk lebih aktif dan siswa tidak mudah bosan dengan

bahasa Arab, khususnya pada pembelajaran mufradat. Mufradatmerupakan

salah satu unsur bahasa yang harus dimiliki dan dikuasai oleh pembelajar

bahasa asing termasuk bahasa Arab.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan agama yang ada di Lombok

Utara, Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara sangat

memperhatikan sekali pembelajaran bahasa Arab.Di Madrasah ini siswa

sangat diperhatikan agar dapat berbicara bahasa Arab.Seperti yang

5
Hamdani, Startegi Belajar Mengajar(Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 163.
4

diketahui untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka siswa

harus dibekali dengan perbendaharaan mufradat yang cukup

mendukung.Adapun yang dikemukakan oleh Bisri Mustofa dan M. Abdul

Hamid dalam bukunya menuliskan bahwa “sesungguhnya siswa yang

sedang belajar bahasa apapun dituntut untuk mengetahui mufradat bahasa

yang sedang dipelajari, tanpa mengetahui mufradat kiranya sulit bahkan

tidak mungkin siswa akan mampu menguasai keterampilan berbahasa, atau

boleh dikatakan di awal pembelajaran siswa harus diarahkan untuk

memperoleh penguasaan mufradat dengan baik”.6Sementara itu untuk

pembelajaran mufradat guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memilih

metode pembelajaran mufradat agar siswa lebih cepat dalam menguasai

mufradat yang diajarkan, salah satunya dengan metode role playing.

Di Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara, metode

role playing belum lama ini digunakan dalam pembelajaran mufradat.

Metode ini dipilih guru bahasa Arab di Madrasah tersebut karena melihat

kondisi dari perkembangan mufradat siswa selama ini. Selain itu juga agar

metode yang digunakan tidak monoton dan tidak membosankan, karena

seperti yang telah dipaparkan bahwasanya metode role playing itu

menuntut keaktifan siswa dalam belajar, sehingga tujuan pembelajaran

bahasa Arab dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain

itu yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian yaitu

melihat kemampuan mufradat yang dikuasai siswa masih sangat

6
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab (Malang
: UIN-Maliki Press, 2012), h. 68.
5

minim.Hal ini diketahui dari beberapa pertanyaan mufradat yang saya

tanyakan yang ada di sekitar lingkungan madrasah belum mampu dijawab

dengan baik.7

Berdasarkan beberapa uraian pokok pikiran di atas, maka peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Metode

Role Playing dalam Menguasai Mufradat Siswa Kelas X Madrasah

Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara Tahun Pelajaran

2016/2017”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas dapat diangkat beberapa

masalah yang perlu dikembangkan sehingga nantinya diharapkan dapat

menghasilkan konsep yang bersifat ilmiah. Adapun yang menjadi fokus

peneliti ini adalah :

1. Bagaimana proses penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab siswa kelas X Madrasah Aliyah Nurul

Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017 ?

2. Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab kelas X Madrasah Aliyah Nurul Yaqin

Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

7
Hasil observasi awal tanggal 20 Mater 2017
6

1. Mengetahui proses penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab siswa kelas X Madrasah Aliyah Nurul

Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017.

2. Mengetahui kesulitan apa saja yang dihadapi siswa dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab kelas X Madrasah Aliyah Nurul Yaqin

Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017.

D. Manfaat Penelitian

Untuk melengkapi pembahasan sub-bab ini, akan dipaparkan

manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

secara teoritis yaitu :

a. Bagi guru

Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru

yang profesional serta meningkatkan profesionalisme guru, serta

sebagai bahan refrensi untuk menciptakan dan mengembangkan

metode dan teknik-teknik baru dalam mengajarkan peningkatan

penguasaan kosakata, sehingga terbentuk pola baru dalam

memperkaya penguasaan kosakata peserta didik.

b. Bagi siswa

Dapat meningkatkan mahaarah al-lughah siswa dan

memberikan perasaan senang atau motivasi tinggi terhadap materi


7

pelajaran karena dikemas dalam bentuk metode yang

menyenangkan.

c. Bagi sekolah

Dapat menjadi bahan acuan dalam menyususn rencana dan

melaksanakan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran

yang sesuai. Dan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan

langkah-langkah penggunaan modul khususnya pembelajaran

bahasa Arab serta materi pelajaran lain pada umumnya.

2. Manfaat praktis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

secara praktis yaitu :

a. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memotivasi guru

agar lebih profesional dalam mengajar di dalam kelas serta dapat

menggunakan metode yang bervariasi dan menyenangkan sehingga

dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran dalam

kelas dan permasalahan yang dihadapi dapat diatasi.

b. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan mampu umpan balik bagi

pengembangan dan pembinaan pendidikan baik mengenai

metode,tehnik dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran.


8

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh dan

penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan bagi peneliti

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah upaya memperoleh informasi

terkait tentang penggunaan metode role playing dalam menghafal

mufradat bahasa Arab.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan letak alamiah (tempat atau lokasi)

penelitian dilakukan.Adapun lokasi yang dijadikan sasaran penelitian

dalam penelitian ini adalah lembaga pendidikan Madrasah Aliyah

(MA) Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara.

Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Karena di Madrasah ini belum ada siswa yang menguasai

mufradat bahasa Arab dan juga belum ada ketercapaian hasil yang

didapati dari pembelajaran bahasa Arab itu sendiri.

b. Karena di Madrasah ini belum ada peneliti yang terkait dengan

penggunaan metode role playing dalam menguasai mufradat

bahasa Arab.
9

F. Telaah Pustaka

Berdasarkan judul yang peneliti angkat, yaitu penggunaan metode

role playing dalam menguasai mufradat bahasa Arab di MA Nurul Yaqin

Pandanan Lombok Utara. Maka perlu bagi peneliti untuk menegaskan

bahwa penelitian yang dilakukan adalah baru dengan mengajukan telaah

berikut :

1. Skripsi Masurin dengan judul “ Teknik Guru dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar Siswa Kelas II MA Pada Mata Pelajaran Kosa Kata

Bahasa Arab di Pondok Pesantren Darul Aman Tegal Slagalas

Sandubaya Mataram Tahun Pelajaran 2009.8 Penelitian ini lebih fokus

membahas bagaimana teknik guru dalam mengatasi kesulitan belajar

kosakata bahasa Arab yang ditekankan pada pembelajaran siswa dapat

menguasai mufradat bahasa Arab, akan tetapi untuk metode yang

digunakan tidak dijelaskan secara khusus, selain itu penelitian

dilakukan di tingkat Madrasah Aliyah (MA). Dalam penelitian tersebut

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan peneliti

sendiri lebih fokus membahas tentang penggunaan metode role playing

dalam menguasai mufradat bahasa Arab siswa. Selain itu peneliti akan

meneliti bagaimana proses penggunaan metode role playing dalam

menguasai mufradat bahasa Arab di tingkat Madrasah Aliyah ( MA ).

Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif.

8
Masurin. “ Teknik Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas II MA Pada Mata
Pelajaran Kosa Kata Bahasa Arab Di Pondok Pesantren Darul Aman Tegal Slagalas Sandubaya
Mataram Tahun Pelajaran 2009 ” ( Skripsi, IAIN Mataram, 2009), h. 8.
10

2. Skripsi Suryati dengan judul “ Strategi Mubasyarah dalam

Pembelajaran Mufradat Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Siswa

Kelas VII MTs Al-Madaniyah Jempong Baru Mataram Tahun

Pelajaran 2015/2016.9 Penelitian ini lebih fokus membahas bagaimana

strategi mubasyarah dalam pembelajaran mufradat pada mata

pelajaran bahasa Arab yang ditekankan pada strategi mubasyarah

dalam pembelajaran mufradat bahasa Arab. Tidak jauh beda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Masurin, akan tetapi pada penelitian ini

lebih fokus kepada strategi yang digunakan. Penelitian ini dilakukan di

tingkat Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) dan juga menggunakan

pendekatan kualitatif. Sedangkan peneliti sendiri juga fokus kepada

metode role playing dalam menguasai mufradat bahasa Arab di tingkat

Madrasah Aliyah ( MA ). Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

dalam penelitian ini.

3. Skripsi Akhmad Zulmi dengan judul “ Pengaruh Metode Bermain

Peran (Role Playing) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Bahasa Arab Kelas XI di MA. Nurul Iman Pagutan Tahun

Pelajaran 2015/2016 “.10Penelitian ini lebih fokus membahas tentang

pengaruh metode role playing terhadap hasil belajar bahasa Arab, akan

tetapi tidak ditekankan pada penguasaan mufradat, hanya saja

9
Suryati. “Strategi Mubasyarah Dalam Pembelajaran Mufradat Pada Mata Pelajaran
Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs Al-Madaniyah Jempong Baru Mataram Tahun Pelajaran
2015/2016” ( Skripsi, IAIN Mataram,2015), h. 10.
10
Akhmad Zulmi. “ Pengaruh Metode Bermain Peran( Role Playing ) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas XI Di MA Nurul Iman Pagutan Tahun
Pelajaran 2015/2016” ( Skripsi, IAIN Mataram, 2015 )
11

ditekankan pada pengaruh metode role playing terhadap hasil belajar

bahasa Arab secara umum saja. Penelitian ini dilakukan di tingkat

Madrasah Aliyah ( MA ) dan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Sedangkan peneliti sendiri juga fokus kepada metode role playing

dalam menguasai mufradat bahasa Arab di tingkat Madrasah Aliyah (

MA ). Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian

ini.

Dari beberapa penelitian di atas, peneliti memandang bahwa

belum ada penjelasan secara terperinci seperti apa penggunaan metode

role playing dalam menguasai mufradat bahasa Arab. Dalam penelitian

inilah peneliti ingin coba fokuskan tentang penggunaan metode role

playing dalam menguasai mufradat bahasa Arab.

G. Kajian Pustaka

1. Kajian tentang Metode Bermain Peran (Role Playing)

a. Pengertian Metode

Sebelum melangkah pada pengertian metode bermain peran

sebaiknya kita mengetahui mengenai pengertian metode dan

metode apa saja yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa

Arab. Metode (at-thariqah) adalah teknik pendidik di dalam

menyajikan materi pelajaran ketika terjadi proses pembelajaran

guna mencapai tujuan yang ditentukan.11

11
Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2014), h. 80.
12

Metode adalah cara mengajar yang digunakan oleh pengajar

dalam sebuah proses pembelajaran bahasa agar tercipta tujuan yang

ingin dicapai. Ketepatan seorang pengajar dalam memilih sebuah

metode akan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran

tersebut.12

Acep Hermawan mengutip dari „Abd al-Razik bahwa metode

pembelajaran adalah tingkat perencanaan program yang bersifat

menyeluruh dan berhubungan erat dengan langkah-langkah

penyampaian materi pelajaran secara prosedural, tidak saling

bertentangan dengan pendekatan.13

Sebelum memilih dan menentukan metode tertentu yang akan


digunakan dalam pembelajaran, hendaknya seorang pengajar harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip tertentu, dalam prinsip tersebut
menurut Hamid dkk antara lain pengajar harus memperhatikan
perbedaan karakter siswa yang ada, memperhatikan tingkat
perkembangan akalnya, memperhatikan kondisi sosial yang
melingkupi pada saat itu, mempertimbangkan perbedaan
kemampuan siswa dan dalam penyajian materi harus dilakukan
secara bertahap artinya dari yang mudah ke yang sulit, dari yang
konkret ke yang bersifat abstrak.14

Dengan ungkapan lain bahwa metode pembelajaran dalam

hal ini pembelajaran bahasa adalah rencana menyeluruh penyajian

bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan

namun itu bukan tujuanan akhir pembelajaran suatu bahasa.

12
Syaiful Mustofa, strategi pembelajaran bahasa arab inovatif (Malang : UIN-Maliki
Press,2011), h. 13.
13
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), h. 168.
14
Hamid, M. Abdul, dkk. Pembelajaran…, h. 16-17.
13

Dalam pembelajaran bahasa Arab ada beberapa metode

pembelajaran yang sering digunakan, yaitu:15

1) Metode Gramatika-Tarjamah
Metode Qawa’id dan Tarjamah adalah gabungan dari
metode gramatika dan metode tarjamah. Metode ini
merupakan cara mempelajari bahasa Asing yang lebih
menekankan pada qawa’id ataupun kaidah-kaidah bahasa
untuk dapat mencapai sebagian dari 4 keterampilan bahasa,
yaitu membaca, menulis dan menterjemah. Metode qawa’id
dan tarjamah dapat dikatakan lebih ideal daripada salah satu
ataupun keduanya dari metode ini (gramatikan dan terjemah.
2) Metode Langsung (Direct Method)
Direct artinya langsung. Direct method atau metode
langsung yaitu suatu cara menyajikan materi pelajaran bahasa
Asing di mana guru langsung menggunakan bahasa Asing
tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan
bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar.
3) Metode Membaca (Reading Method)
Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan
materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan
membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik
bacaan, kemudian diikuti siswa anak didik.
4) Metode Campuran (Electic Method)
Metode campuran (ElecticMethod )adalah cara
menyajikan bahan pelajaran bahasa Asing di depan kelas
dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode,
misalnya metode directdengan metode grammar-translation
bahkan dengan metode reading sekaligus dipakai/diterapkan
dalam suatu kondisi pengajaran.

Selain metode-metode di atas, metode yang juga

diterapkan dalam pembelajaran bahasa arab adalah metode

bermain peran (Role Playing) yang menjadi bahan kajian

penulis dalam penelitan ini. Metode ini merupakan metode

pembelajaran yang secara umum dapat juga digunakan dalam

pembelajaran bahasa karena metode ini melibatkan siswa

15
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung, Humaniora, 2009),
h. 100.
14

secara langsung dan aktif dalam pembelajaran, sehingga

dapat menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar.

b. Pengertian Metode Bermain Peran (Role Playing)

Suatu metode pembelajaran sangatlah dibutuhkan untuk

proses balajar dan mengajar, agar penyaluran ilmu pengetahuan

kepada peserta didik dapat diperoleh atau difahami dengan baik.

Metode pembelajaran sangatlah banyak, salah satunya adalah

metode bermain peran. Metode bermain peran merupakan suatu

metode yang dapat menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan

nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebelum menjelajahi lebih jauh mengenai penggunaan

metode bermain peran, ada baiknya kita mengetahui apa yang

dimaksud dengan peran (role) dan metode bermain (playing

method). Manusia di dunia ini tidak akan luput dari peran, karena

manusia adalah makhluk sosial dan individual. Dalam hidupnya,

manusia pasti dihadapkan pada situasi-situasi yang ada

disekelilingnya. Mereka selalu berhubungan dengan individu lain

dalam menjalani hidupnya, oleh kerena itu manusia dikatakan

makhluk sosial. Sebagai individu, manusia mempunyai ciri-ciri

yang unik dalam berinteraksi dengan manusia lain. Misalnya, ia

menaruh rasa senang, tidak senang, percaya, curiga dan lain-lain

kepada orang lain. Tetapi perasaan tersebut ditujukan juga kepada

diri sendiri tidak hanya orang lain.


15

Dari pernyataan diatas, dapat didefinisikan bawa peran

adalah suatu rangkaian perasaan, ucapan dan tindakan, peran juga

merupakan suatu pola hubungan unik dan membiasa yang

ditunjukkan seorang individu kepada individu lain.16Suatu peran

yang dimainkan oleh setiap individu dalam hidupnya dipengaruhi

oleh persepsi individu terhadap dirinya sendiri maupun individu

lain. Oleh karena itu, untuk berperan dengan baik diperlukan suatu

pemahaman yang baik antara individu yang satu dengan individu

yang lain. Pemahaman terhadap suatu peran itu tidak hanya sekedar

terbatas pada apa yang terjadi pada suatu tindakan, melainkan pada

perasaan dan sikap. Kemudian, tujuan adanya pemeran didalam

permainan peran adalah agar suatu permasalahan yang terjadi dapat

diidentifikasi, diuraikan, diperankan dan selanjutnya didiskusikan

bersama. Untuk kepentingan ini, sebagian siswa menjadi pemeran

dan sebagian yang lain menjadi pengamat. Seorang pemeran disini

haruslah menghayati peran yang dimainkannya dan seorang

pengamat haruslah mengamati, memahami dan mengevaluasi

seluruh jalannya permainan peran yang pada akhir permainan akan

didiskusikan hasil pengamatan, pemahaman dan hasil evaluasi

pengamat.

Kemudian yang dimaksud dengan metode bermain (playing

method) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan siswa, sehingga

16
A. E. Zainsyah, dkk, Model-Model Mengajar (Bandung: CV Diponegoro,1990), h.124.
16

siswa merasa gembira dan bahagia dalam melakukan aktifitas

bermain tersebut.17 Dengan diterapkannya metode ini dalam proses

pembelajaran, diharapkan agar siswa tidak tegang atau setres dalam

proses belajar.

Jadi, metodebermain peran(role playing) adalah suatu metode

yang dapat menyenangkan siswa atau metode yang dapat

menghilangkan rasa bosan atau setres yang dialami oleh siswa pada

saat proses belajar dan suatu metode yang diterapkan untuk

mengungkapkan perasaan-perasaan, ucapan-ucapan dan tindakan-

tindakan siswa. Metode bermain peran adalah sebuah metode

penyampaian bahan ajar dengan cara memerankan tingkah laku

dalam hubungan sosial oleh para siswa atau kelompok siswa.18

Hamdani menulis metode bermain peran (Role Playing)

sebagai berikut: “Metode bermain peran adalah cara penguasaan

bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan

penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan

dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau

benda mati.”19

Hamdani juga menuturkan,“metode bermain peran adalah

metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih

17
Aminatun, “Peranan Permainan Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengenal Bilangan
1-10 di TK ‘Aisiyah Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2010/2011,” (Skripsi S1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban,2010), h.9.
18
Ulin Nuha, ,Metodologi Super Efektif Pembelajaran bahasa Arab (Jogjakarta: Diva Press,
2012), h. 241.
19
Hamdani, Strategi Belajar, h. 87.
17

tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-

masing sesuai tokoh yang ia perankan. Mereka berinteraksi sesama

mereka melakukan peran terbuka.”20

Berangkat dari pengertian metode bermain peran yang

dikemukakan oleh Hamdani tersebut peneliti dapat memahami

bahwa metode bermain peran menitikberatkan pada penguasaan

bahan pelajaran, pengembangan imajinasi dan penghayatan, berikut

penjelasannya :

1) Bahan ajar

Bahan ajar adalah seperangkat informasi yang harus

diserap oleh siswa melalui pembelajaran yang

menyenangkan.Menurut Zulhannan bahan ajar yang ideal

adalah bahan ajar yang mencakup tiga aspek, yaitu aspek

kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.21

2) Imajinasi

Imajinasi secara umum adalah kekuatan atau proses

menghasilkan citra mental atau ide. Imajinasi merupakan

gambaran (citra) yang dihasilkan otak

seseorang.22Imajinasi adalah daya pikir untuk

membayangkan atau menciptakan gambaran kejadian

berdasarkan kenyataan dan pengalaman seseorang.Dalam

bermain peran peserta dituntut untuk memainkan dan


20
Ibid., h. 163.
21
Zulhannan, Teknik Pembelajaran, h. 148.
22
www.wikipedia.org, diakses Sabtu 13 Maret 2017, pukul 21.00 wita
18

mengembangkan imajinasinya agar permainan terasa lebih

hidup dan sesuai dengan yang diharapkan.Ini berarti

pengalaman belajar itu dirasakan dan dipersepsikan secara

alami oleh siswa.

Ada beberapa cara untuk meningkatkan kekuatan

imajinasi, yaitu:23

a) Mengembangkan keingintahuan
b) Berpikir lateral,.
c) Berteman dengan orang-orang yang lebih kreatif.
d) Membuat daftar yang bisa untuk dikerjakan
e) Berpikir lebih kreatif
f) Memberikan kebebasan dalam membayangkan
bagaimana hal-hal bisa terjadi di masa depan
g) Memainkan permainan-permainan kreatif yang
membutuhkan pemikiran cerdas untuk
memecahkannya.

3) Penghayatan

Menilik kamus besar bahasa Indonesia penghayatan

bermakna mengalami dan merasakan dalam batin atau

pengalaman batin.24Penghayatan adalah di mana kita dapat

merasakan, menjiwai dan menjadi lakon yang kita

mainkan saat bermain peran.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan dan perlu

diperhatikan agar mendapatkan penghayatan yang lebih

23
www.zikriaopites.mywapblog.com, diakses Sabtu 13 Maret 2017, pukul 21.00 wita
24
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), h. 325.
19

baikyaitu :relaksasi, respon, konsentrasi, meditasi, emosi,

ilusi, dan observasi.25

Untuk penerapan metode bermain peran, ada tahap-

tahap yang harus dilakukan dalam model

pembelajarannya. Menurut Shaftel ada 9 tahap dalam

bermain peran, diantaranya yaitu:26

1) Merangsang semangat kelompok.


2) Memilih pemeran.
3) Mempersiapkan pengamat.
4) Mempersiapkan tahap-tahap peran.
5) Pemeranan.
6) Mendiskusikan dan mengevaluasi peran dan isinya
(I).
7) Pemeranan ulang.
8) Mendiskusikan dan mengevaluasi peran dan isinya
(II).
9) Mengkaji pemanfaatannya dalam kehidupan nyata
melalui saling tukar pengalaman dan penarikan
generalisasi.

Oleh karena itutujuan penggunaan metode bermain

peran dalam prosespembelajaran, yaitu:

a) Agar siswa dapat menghayati suatu kejadian atau

realita hidup.

b) Agar siswa memahami sebab akibat suatu kejadian.

c) Pembentukan konsep diri.

d) Menggali peran seseorang dalam suatu kejadian untuk

dijadikan konsep hidup.

25
www.bramandianto.com, diakses Sabtu 13 Maret 2017, pukul 21.13 wita
26
Ibid., h. 128.
20

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran

1) Kelebihan metode bermain peran ( role playing )

Meode bermain peran sebagai salah satu metode yang

digunakan dalam pembelajaran pada pelajaran bahasa memiliki

beberapa kelebihan, yaitu:27

a) Melatih daya ingat siswa.


b) Siswa lebih memahami pokok materi pembelajaran secara
mendalam.
c) Siswa terlatih berinisiatif, kreatif, dan inovatif.
d) Pelajaran akan berjalan menarik dan tidak membosankan.
e) Secara tidak langsung, akan memupuk bakat-bakat
terpendam siswa.
f) Menumbuhkan kesadaran untuk bekerjasama dengan
sesama teman dengan baik.
g) Siswa terbiasa menerima dan membagi tanggung jawab
dengan baik.
h) Terbinanya bahasa lisan siswa (baik bahasa ibu ataupun
bahasa asing) agar semaikin mudah difahami oleh orang
lain.

Jadi setiap metode mempunyai kelebihan terendiri untuk

dapat menunjang keberhasilan dalam setiap pembelajaran.

2) Kekurangan metode bermain peran ( role playing )

Selain beberapa kelebihan tersebut, metode bermain

peran ini juga memiliki beberapa kekurangan. Di antara

kekurangan-kekurangan dari metode ini sebagaimana

dikemukakan oleh Ulin Nuha adalah:28

a) Tidak semua anak aktif dalam pembelajaran, karena tidak


kebagian waktu.
b) Bisa mengganggu konsentrasi kelas yang lain.

27
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran bahasa Arab (Jogjakarta: Diva Press,
2012), h. 242.
28
Ibid., h. 243.
21

c) Adanya beberapa siswa yang merasa malu menjalankan


peran karena sorakan dari teman-temannya yang lain.
d) Guru tidak bisa mengetahui tingkat pernguasaan materi
siswa karena tidak semua dari mereka mendapat giliran
untuk bermain peran.

Jadi tidak ada metode yang sempurna, semua metode

pasti memiliki kelebihan ataupun kekurangan, semua metode

tersebut untuk saling melengkapi.

d. Langkah-langkah Mengggunakan Metode Bermain Peran

Nana Sudjana memaparkan Proses pelaksanaan metode

bermain peran sebagaimana yang ditulis dalam bukunya Dasar-

dasar Proses Belajar Mengajar sebagai berikut,29

1) Menetapkan masalah-masalah yang menarik perhatian siswa


untuk dibahas.
2) Ceritakan pada kelas mengenai isi dari masalah-masalah dalam
konteks cerita tersebut.
3) Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk
memainkan peranannya di dalam kelas.
4) Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada
waktu bermain peran sedang berlangsung.
5) Beri kesempatan kepada pelaku untuk berunding beberapa
menit sebelum mereka memainkan perannya.
6) Akhiri permainan dengan diskusi kelas untuk bersama-sama
memecahkan masalah yang ada.
7) Jangan lupa memberikan penilaian sebagai pertimbangan lebih
lanjut.
Metode bermain peran tidak dapat diterapkan pada peserta

didik tingkatan rendah atau pemula karena mereka belum cukup

memahami.Ulin Nuha menegaskan metode bermain peran dapat

dilakukan pada peserta didik tingkat menengah dan paling tinggi,

29
Sudjana, Dasar-dasar, h. 85.
22

sebagai pengembangan terhadap bahasa Arab yang telah mereka

pelajari sebelumnya.

2. Kajian tentang Menghafal Mufradat Bahasa Arab

a. Pengertian Menghafal

Menghafal erat hubungannya dengan proses mengingat, yaitu

proses untuk menerima, menyimpan dan memproduksikan

tanggapan-tanggapan yang telah diperolehnya melalui pengamatan.

Menghafal adalah kemampuan untuk memproduksikan tanggapan-

tanggapan yang telah tersimpan secara cepat dan tepat,

sesuaidengan tanggapan-tanggapan yang diterimanya.30

Di dalam unsur bahasa Arab tidak terlepas sebuah elemen

yaitu kosakata atau mufradat. Seringkali peserta didik terhambat

dalam hal kosakata sehingga membuat ide yang akan diucapkan

menjadi terpendam di dalam pikiran. Karena syarat untuk dapat

berbahasa yang pertama adalah dengan menghafal kosakata bahasa

Arab itu sendiri.Karena jika seseorang itu tidak mampu menguasai

Qawaid tetapi memiliki kosakata yang baik seseorang tersebut

dapat berbicara bahasa Arab meskipun tidak secara baik dan benar.

Tetapi setidaknya seseorang tersebut mengerti apa yang

dibicarakan orang lain di dalam berbahasa Arab. Seperti itulah

pentingnya kosakata maka salah satu yang bisa digunakan untuk

30
http://www.cara mudah belajar bahasa Arab. Net/2013/08/ coba-9-tips-meningkatkan
penguasaan kosakata-anda.html Tanggal 13 Maret 2017, pukul 20:00 wita
23

mempermudah peserta didik untuk menghafal yaitu dengan

menggunakan metode role playing/bermain peran.

b. Pengertian Kosakata

Kosakata merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan

dari aspek bahasa lainnya, seperti fonem, sistem gramatika, sistem

penulisan, lafal dan pembentukan istilah.Karena kosakata adalah

“daftar kata, kekayaan, perbendaharaan kata pada seseorang atau

suatu bahasa”. Kosakata atau dalam bahasa Arab disebut mufradat,

sedangkan dalam bahasa Inggris disebut vocubulary adalah

himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang

atau entitas lain yang merupakan bagian dari suatu bahasa

tertentu.31Kosakata merupakan daftar kata atau perbendaharaan

kata yang digunakan oleh seseorang yang dijadikan sebagai tolak

ukur dalam berbicara, karena kualitas dan kuantitas kosakata yang

dimiliki seseorang.

Menurut Efendy “mufradat merupakan salah satu unsur


bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa asing untuk
dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan bahasa
tersebut. Tapi mempelajari bahasatidak identik dengan
mempelajari mufradat, artinya untuk memiliki kemahiran
berbahasa tidak cukup dengan hanya menghafal mufradat saja.
Savier (dalam Fries, 1970) menyatakan: “para pembelajar bahasa
tidak bisa mengenal bahasa melalui kamus”. Setiap kata, atau
kalimat atau ungkapan memiliki tiga level makna, yakni makna
leksikal (mu’jamyah), makna morfologis (sharfiyah), dan makna
sintaksis (nahwiyah).Ketiga makna tersebut harus dikenal untuk
dapat memahami suatu kalimat atau ungkapan secara sempurna.32

31
Mustafa Syaiful, Strategi Bahasa Arab Inovatif. (UIN Malik Press, Malang:2011). h. 61.
32
Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang:Misyakat,2004).
h. 96.
24

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk

memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan

menghafal mufradat, akan tetapi harus memiliki tiga level makna

yaitu makna leksikal,morfologis dan sintaksis.

Menurut Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang


membentuk sebuah bahasa. Peran kosakata dalam menguasai
empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan, sebagaimana yang
dinyatakan Vallet bahwa kemampuan seseorang untuk memahami
empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada
penguasaan kosakata yang dimiliki.33

Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik

dengan hanya mempelajari kosakata.Dalam arti untuk memiliki

kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal banyak

kosakata.

Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan menghafal mufradat


adalah bukan hanya sebagaimana yang dijelaskan di atas, namun
siswa dikatakan mampu menguasai mufradat jika siswa disamping
bisa menterjemahkan bentuk-bentuk mufradat juga mereka mampu
menggunakannya dalam jumlah (kalimat) dengan benar.Artinya
tidak hanya sekedar hafal kosakata tanpa mengetahui bagaimana
menggunakannya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan.34

Jadi, dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kosakata adalah jumlah kata yang dimiliki oleh setiap orang untuk

membantunya dalam mengembangkan suatu bahasa sehingga bisa

terampil dalam berbicara.Komunikasi seseorang yang dibangun

dengan penggunaan kosakata yang tepat dan memadai

33
File:///d:/kuliyah/browsing/strategi-pembelajaran -mufradat.html.
34
Abdul Hamid, M.A, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan,Metode, Strategi, Materi,
dan Media, (Malang: UIN/Malang Press, 2008), h. 60-61.
25

menunjukkan gambaran kecerdasan dan tingkat pendidikan si

pemakai bahasa.

c. Tujuan Pembelajaran Kosakata

Adapun tujuan pembelajaran kosakata (mufradat) ini adalah

sebagai berikut :35

1) Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa atau


mahasiswa, baik melalui bahan bacaan maupun fahm al
musmu’.
2) Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan
kosakata itu dengan baik dan benar karena pelafalan yang
baik dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara
dan membaca dengan baik dan benar pula.
3) Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau
leksikal (berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam
konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal).
4) Mampu mengapresiasi dan mengfungsikan mufradat itu
dalam berekspresi lisan (berbicara) maupun tulisan
(mengarang) sesuai dengan konteksnya yang benar.

Mufradat merupakan salah satu unsur dalam bahasa

Arab.Setiap kalimat dalam bahasa Arab pasti tersusun dari

beberapa mufradat.Jadi, dapat diketahui secara jelas bahwa

pengajaran mufradat bertujuan supaya bisa berkomunikasi

dengan lancar baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.

d. Bentuk-bentuk Kosakata

Secara umum bentuk kosakata dalam bahasa Arab terbagi

menjadi duayaitu :36

1. Kosakata yang mengalami perubahan (musytaq) yakni kata


yang diambil dari kata yang lain. Keduanya terdapat
hubungan makna meskipun lafalnya berubah seperti kata
35
Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang:Misyakat,2004),
h. 65.
36
Mustafa Syaiful, Strategi Bahasa Arab Inovatif. (UIN Malik Press, Malang:2011). h. 68.
26

ٌ ‫ اك‬, ٌ‫تب‬ ,ٌ yang berasal dari kata ‫ر‬, ‫كتب‬, dan


sebagainya.
2. Kosakata yang tidak berubah (jamid) yakni kosakata yang
sejak semula sudah mempunyai bentuk dan tidak diambil dari
kata lain, misalnya kata ٌ ‫ش‬, ٌ ‫ج‬, ٌ ‫ش‬dan sejenisnya.
Kata-kata yang mengalami perubahan bentuk (musytaq) tidak
hanya berubah bentuk saja tetapi berubah makna dan
pengertian, misalnya kata ٌ ‫فات‬dan ٌ ‫فت‬ , kata pertama
berarti pembuka atau penakluk sedangkan kata yang kedua
berarti terbuka atau tertakluk. Cara membentuk kedua kata
(isim fa’il dan isim maf’ul) tersebut yang mana tergolong
dalam kata kerja tsulasi mujarrad adalah dengan mengikuti
wazan ٌ ‫فاع‬- ٌ ‫ فع‬.

Seringkali kita menyebut isim dalam bentuk jamak

dalam bahasa Arab, namun kita hanya tahu bentuk tunggal

(mufrad)nya saja, sehingga kita kesulitan untuk

mengungkapkan sebuah benda (isim) dalam bentuk jamak.

Oleh karena itu perlu diketahui bentuk-bentuk mufradat yang

akan kita pelajari di dalam pembelajaran bahasa Arab itu

sendiri.

e. Prinsip-prinsip Pemilihan Kosakata

Dasar atau asas-asas yang menjadi prinsip acuan pemilihan

kata atau kosakata dapat diuraikan sebagai berikut :37

1) Frequency, yaitu frequensi penggunaan kata-kata yang tinggi


dan sering itulah yang harus menjadi pilihan.
2) Range, yaitu mengutamakan kata-kata yang banyak
digunakan baik di negara Arab maupun di negara-negara
non-Arab atau di suatu negara tertentu yang mana kata-kata
itu lebih sering digunakan.
3) Availability, mengutamakan kata-kata atau kosakata yang
mudah dipelajari dan digunakan dalam berbagai media atau
wacana.

37
Hamid, M. Abdul, dkk. Pembelajaran…, h. 60-61.
27

4) Familiarity, yakni mendahulukan kata-kata yang sudah


dikenal dan cukup familiar didengar, seperti penggunaan kata
ٌ ‫ش‬lebih sering digunakan daripada kata ‫ض‬, padahal
keduanya sama maknanya.
5) Coverage,yakni kemampuan daya cakup suatu kata untuk
memiliki beberapa arti, sehingga menjadi luas cakupannya.
Misalnya kata ‫ ب ت‬lebih luas daya cakupannya daripada kata
‫ن‬
6) Significance, yakni mengutamakan kata-kata yang memiliki
arti yang signifikan untuk menghindari kata-kata umumyang
banyak ditinggalkanatau kurang lagi digunakan.
7) Arabisme, yakni mengutamakan kata-kata Arab dari kata-kata
serapan yang di Arabisasi dari bahasa lain. Misalnya kata
‫ا اتف‬,‫ا اع‬, ‫ا ت فا‬secara berurutan ini harus diutamakan
pemilihannya daripada kata ‫ ا ت ف‬, ‫ا ا‬dan ‫ا ت ف‬.
Dalam metode pembelajaran mufradat guru harus

menyiapkan kosakata yang tepat bagi siswa-siswanya

sehingga dengan mudah dapat dipahaminya, oleh karena itu

guru harus berpegang pada prinsip-prinsip dan kriteria yang

jelas.

f. Teknik-teknik Pengajaran Kosakata(Mufradat)

Mengingat adanya keberagaman karakteristik sasaran


pendidikan, proses belajar mengajar dan teknik pengajaran yang
dilakukan pendidik, maka semua karaktristik harus dibangun
menjadi suatu kesatuan yang utuh untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik. Pendidik bertanggung jawab terhadap pengaturan
proses belajar mengajar beserta tekniknya yang bertujuan untuk
mengarahkan penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang
diharapkan.38

38
Mulyanta, Marlon Leong, Tutorial Membangun Multimedia Interaktif. h. 2.
28

Adapun tahapan dan teknik pengajaran kosakata (mufradat)

atau pengalaman belajar siswa dalam mengenal dan meperoleh

makna mufradat dipaparkan sebagai berikut :39

1) Mendengarkan kata
Ini adalah tahap yang pertama.Berikan kesempatan
kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan guru,
baik berdiri sendiri maupun dalam kalimat.
2) Mengucapkan kata
Tahapan berikutnya adalah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengucapkan kata yang telah
didengar.Mengucapkan kata baru membantu siswa
mengingatnya dalam waktu yang lebih lama.
3) Mendapatkan makna kata
Berikan arti kepada siswa dengan sedapat mungkin
menghindari terjemahan, kecuali kalau tidak ada jalan lain. Ada
berbagai teknik yang bisa digunakan oleh guru untuk
menghindari terjemahan dalam menerangkan arti suatu kata,
antara lain dengan pemberian konteks, definisi sederhana dan
pemakaian gambar yang akan diuraikan dalam tahap berikut
ini.40
a) Konteks yang menerangkan arti kata-kata
Untuk menerangkan arti kata ‫ع‬misalnya,dapat
diberikam konteks :‫أب ه‬
‫ع‬ ‫ فأ‬. ‫أ ٌ ا هأ‬
b) Pendefinisian
Pemberian definisi untuk menerangkan arti kata ini
dapat efektif kalau ungkapan yang digunakan untuk
pendefinisian itu telah dikenal/difahami oleh siswa.
Misalnya untuk menerangkan arti kata ‫ا ا‬, diberikan
definisi : ‫ا ا أ اأ ش ا ا ة أخت اأ‬
Sebaliknya, kalau kata dan ungkapan yang dipakai
untuk pendefinisian itu lebih rumit dan kata yang
didefinisikan, maka tidak ada gunanya, bahkan lebih
membingungkan.
c) Sinonim
Kalau kata yang diterangkan maknanya memiliki
sinonim yang sudah dikenal oleh siswa, ini bisa digunakan
untuk menjelaskan makna kata tersebut.

39
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. ( Malang : Misykat, 2005 ),
h. 98.
40
Ibid., h. 58.
29

Misalnya untuk menerangkan kata-kata : ,‫ نج‬,


‫ ع‬dapat diberikan sinonimnya, yaitu : , , ‫ن‬
yang didugatelah dikenaloleh siswa karena lebih
populer. Tentunya guru mengetahui mana kata-kata yang
telah dipelajari siswa dalam pelajaran-pelajaran
sebelumnya.
d) Antonim
Seperti halnya sinonim, maka apabila antonim kata
yang akan diterangkan maknanya sudah dipelajari
sebelumnya oleh siswa, dapat digunakan untuk
menjelaskan arti kata yang baru.
e) Gambar
Gambar merupakan alat bantu pengajaran yang dapat
memperjelas makna suatu kata. Di samping gambar dari
benda-benda, gambar itu dapat pula berbentuk diagram.
f) Dramatisasi
Berbagai gerakan atau tindakan dapat
didramatisasikan untuk menjelaskan makna kata, terutama
kata kerja.
g) Real Objek
Benda-benda alamiah yang dapat dibawa ke dalam
kelas atau tiruan benda-benda itu merupakan media yang
efektif untuk menjelaskan makna kosakata.
4) Membaca kata
Setelah siswa mendengar, mengucapkan dan memahami
makna kata-kata baru, kemudian guru menulisnya dipapan
tulis.Setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk
membacanya dengan suara yanng keras.
5) Menulis kata
Akan sangat membantu penguasaan kosakata, kalau
siswa diminta menulis kata-kata yang baru dipelajarinya pada
saat makna kata-kata itu masih segar dalam ingatan siswa.
Siswa menulis di bukunya masing-masing dengan mencontoh
apa yang ditulis guru di papan tulis.
6) Membuat kalimat
Tahap terakhir dari kegiatan pengajaran kosakata adalah
menggunakan kata-kata baru itu dalam sebuah kalimatyang
sempurna, secara tulisan maupun tulisan. Pemakaian dalam
kalimat ini akan sangat membantu memantapkan pengertian
siswa terhadap makna kata.
Sudah barang tentu, tidak semua kata-kata baru harus
dikenalkan dengan semua prosedur atau langkah dimuka.Faktor
waktu harus juga diperhitungkan.Untuk itu perlu dipilih kata-
kata yang memang sulit, atau kata-kata yang memang hanya
difahami maknanya secara utuh apabila dihubungkan dengan
konteks.
30

Oleh karena itu, pembelajaran mufradat juga harus

diorientasikan pada penggunaan bahasa Arab itu sendiri

sebagai media untuk memahami dan komunikasi, baik dalam

konteks kemahiran keterampilan pasif (mendengar dan

membaca) maupun keterampilan aktif (berbicara dan

menulis).Mufradat yang diajarkan bukan sekedar untuk dihafal

di luar kepala melainkan harus digunakan untuk memahami

teks bacaan, berbicara atau mengekspresikan ide-ide secara

tertulis.

g. Strategi Pembelajaran Mufradat

Metode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik

dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya

beragama dan pemanfaatannya disesuaikan dengan

kebutuhan.Begitu pula halnya dengan pembelajaran bahasa Arab

khususnya kosakata (al-mufradât) ini menuntut adanya metode-

metode dasar yang dapat diterapkan tanpa mengharuskan adanya

sarana-sarana yang tidak terjangakau oleh lembaga-lembaga

pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab. Namun bila ada sarana

dan media yang memadai tentunya akan lebih baik dan sangat

membantu suksesnya metode-metode dan teknik-teknik. Adapun

strategi pembelajaran yang akan dikemukakan di bawah ini :

1) Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Dasar (Mubtadi’)


31

Strategi pembelajaran kosakata (al-mufradat) pada

tingkat dasar ini pengajar dapat menggunakan beberapa

strategi antara lain:41

a) Menggunakan nyanyian atau lagu dalam pembelajaran


bahasa Arab, dapat dibedakan antara bernyanyi sambil
belajar dan belajar sambil bernyanyi. Penggunaan lagu
dalam pembelajaran mufradat dapat menggunakan
kejenuhan belajar, dan dapat memberikan kesenangan
kepada pembelajar dapat meningkatkan penguasaan
mufradat atau menambah perbendaharaan mufradat.
b) Menunjukkan benda yang dimaksud seperti
mendatangkan sampelnya atau benda aslinya, contoh:
pengajar menunjukkan pensil didepan siswa pada saat
belajar menyebutkan kalimat mirsamun, dan
menunjukkan bolpoin ketika menyebut kalimat
qolamun.
c) Meminta siswa membaca berulang kali, pengajar bisa
meminta siswa membaca kosakata baru yang
didapatkan dari sebuah teks berulang kali, sehingga
diharapkan dia dapat menemukan artinya setelah
merangkai dengan kata yang lain dalam teks yang
dibacanya.
d) Mendengarkan dan menirukan bacaan, dan mengulang-
ngulang bacaan serta menulisnya sampai siswa benar-
benar paham dan menguasainya.

Jadi penggunaan lagu, penulisan mufradat,dan kegiatan

menirukan bacaan bertujuan dalam pembelajaran mufrodat ini

bertujuan untuk memotivasi siswa melakukan kegiatan

pembelajaran secara lebih baik yang dapat membantu

mempermudah peningkatan kecerdasan dan daya pikir kreatif

siswa, meningkatkan ketrampilan menulis siswa dan memberikan

kesempatan untuk memperoleh pemahaman mengenai mufradat

41
Mustafa Syaiful, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. (UIN Malik Press,
Malang:2011). h. 73.
32

yang disajikan, dan untuk mengembangkan kemampuan siswa

dalam berbicara.

2) Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Menengah

(Mutawassid)

Strategi pembelajaran kosakata (al-mufradat) pada

tingkat menengah ini pengajar dapat menggunakan beberapa

strategi, antara lain:42

a) Menggunakan peragaan tubuh.


Guru dapat menunjukkan makana kosakata yang
hendak diajarkan dengan memperagakan, seperti
pengajar memperagakan orang yang sedang makan,
yang menjelaskan kata akala yang mempeunyai arti
sedang makan.
b) Menulis kata-kata.
Penguasaan siswa terhadapa kosakata akan sangat
terbantu bilaman ia diminta untuk menulis kata-kata
yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca)
mengingat karasteriktik kata tersebut masih segar
dalam ingatan siswa.
c) Dengan bermain peran.
Seperti mengajar memerankan orang sakit yang
memegangi perut dan dokter memeriksanya.Bentuk
bermain drama ini biasanya dilaksanakan dengan
bermain drama (masrohiyah).
d) Memberikan padanan kata (sinonim).
Guru dapat memberikan kata yang mempunyai
makna sama tapi mempunyai makna sama, tetapi
menggunakan kosakata yang berbeda, seperti (waktu),
pengajar memberikan kata qo’ada, pengajar dapat
menyebutkan sinonimnya yaitu jalasa.
e) Memberi lawan kata atau antonim.
Guru dapat memberikan kata yang maknanya
berlawanan dengan kosakata yang hendak diajarkan,
seperti pengajar dapat menjelaskan thawil dengan
menyebutkan lawan katanya qoshir.
f) Memberikan asosiasi makna.

42
Ibid., h. 74.
33

Guru dapat menjelaskan kata madrasah dengan


memberikan asosiasi dengan menyebutkan kata-kata
seperti: tholib, mudarris, sabburah, dll. Sehingga
pikiran siswa akan tertuju pada satu kata yaitu sekolah.
g) Guru menyebutkan akar kata dan derivasinya(kata yang
mengalami perubahan).
Guru dapat menjelaskan kata maktab dengan
menggunakan akar katanya berserta derivasinya seperti
kataba-yaktubu-kitabahdst. Hal ini dapat membantu
siswa dalam memahami kosa kata sesuai dengan
perubahan kalimatnya.

Paparan strategi pembelajaran mufradat tingkat menengah

diberikan kepada peserta didik tingkat MA, karena strategi yang

digunakan lebih spesifik dari strategi yang digunakan di tingkat

mubtadi’.

3) Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Lanjut

(Mutaqaddim)

Strategi pembelajaran kosakata (al-mufradat) pada

tingkat lanjut ini pengajar dapat menggunakan beberapa

strategi antara lain:43

a) Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan


maksudnya.
b) Mencari makna kata dalam kamus. Ketika mengajarkan
kosakata baru, pengajar dapat meminta siswa langsung
mencari maknanya dalam kamus.
c) Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang
benar.
d) Meletakkan kata dalam kalimat.
e) Memilih contoh mufradat yang baik untuk siswa,
jangan sampai mengajar mufradat yang kurang
mendidik apalagi provokatif seperti dhoroba, qotala,
rofasa.
f) Menyusun kalimat yang benar dari beberapa mufradat
yang telah disediakan.

43
Mustafa Syaiful, Strategi Pembelajaran … hal. 42.
34

g) Memberikan harakat pada kata.


h) Menerjemahkan kosakata kedalam bahasa ibu. Cara ini
merupakan jalan terakhir, ketika seluruh cara
digunakan tidak mampu member pemahaman siswa.
Guru tidak dianjurkan terburu-buru menggnakan cara
ini, karena cara ini berdampak negatif terhadap
perkembangan kebahasaan siswa seperti malas
membuka kamus, berasosiasi dan sebagainya.

Pada dasarnya pembelajaranmufradat itu sangat mudah

sekali, yang terpenting adalah pengajar mampu menguasai kelas

dengan baik dan mampu menggunakan strategi yang benar.

Apalagi dalam pembelajaran ditunjangoleh fasilitas, sarana dan

prasarana yang memadai demi tercapainya keberhasilan sesuai

dengan indikator yang ditentukan.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Selain itu juga, David

William berpendapat bahwa pendekatan kualitatif adalah pengumpulan

data dalam suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah,

dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.44

Dari pendapat para ahli di atas peneliti memaparkan bahwa

penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan secara

langsung oleh peneliti untuk mendapatkan informasi atau data-data

44
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remadas Karya, 2002), h. 5.
35

yang berkaitan dengan apa yang ingin diteliti dan dicari. Dan peneliti

tidak hanya mengumpulkan dan menyusun data melainkan juga

dengan menganalisi secara bersamaan. Oleh karena itu peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif ini supaya dapat mengumpulkan

data dan menganalisisnya dengan teliti dan tepat yang berhubungan

dengan penggunaan metode role playing dalam menguasai mufradat

bahasaArab di Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok

Utara.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian bertugas sebagai

instrumen serta sebagai pengumpul data tentang hal-hal yang berkaitan

dengan judul penelitian ini, dan sebagai sumber instrumen, peneliti

sudah menyediakan beberapa pertanyaan yang diajukan mengenai

penelitian kepada sumber data.

Kehadiran peneliti di sini sebagai instrumen lapangan yang

harus memahami, menilai dan menanggapi situasi yang ada di

lapangan. Sehingga peneliti dapat membedakan bentuk kegiatan dalam

memperoleh data yang diinginkan, seperti : observasi, wawancara dan

dokumentasi. Karena dengan menggunakan observasi, wawancara dan

dokumentasi diharapkan dapat membantu peneliti dalam mendapatkan

data yang diinginkan.Dan untuk mendapatkan data yang valid dan

akurat, maka kehadiran peneliti sangat diperlukan, karena dengan


36

demikian pengumpulan dan penyusunan data dapat disesuaikan

dengan keadaan yang ada di lapangan dan bukan dibuat-buat.

3. Data dan Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata,

dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain.45Sumber data dalam penelitian merupakan salah satu bagian

penting dalam penelitian.Pentingnya data untuk memenuhi dan

membantu serangkaian permasalahan yang terkait dengan fokus

penelitian.Yang dimaksud dengan sumber data adalah dimana data-

data diperoleh.Untuk mendapatkan data-data tersebut peneliti

memerlukan sumber data yang mengetahui betul permasalahan yang

akan diteliti. Untuk memperoleh data-data yang diinginkan terhadap

apa yang diteliti, maka diperlukan data-data yang akurat, valid, dan

obyektif.

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Kepala Sekolah

Adapun data yang akan diperoleh dari sumber data ini

adalah data yang menyangkut latar belakang berdirinya

Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara dan

penggunaan metode role playing dalam menguasai mufradat

bahasa Arab di Madrasah tersebut.

45
Ibid., h. 157.
37

b. Guru Bahasa Arab

Adapun permasalahan yang menyangkut sumber data

ini adalah data yang berkaitan dengan penggunaan metode

role playing dalam menguasai mufradat bahasa Arab.

c. Dokumen-dokumen

Dalam persoalan ini yang menyangkut sumber data

adalah hal-hal yang berkaitan dengan:

1) Data jumlah siswa-siswi Madrasah Aliyah Nurul Yaqin

Pandanan Lombok Utara.

2) Data guru Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Pandanan

Lombok Utara.

3) Gambar struktur organisasi Madrasah Aliyah Nurul Yaqin

Pandanan Lombok Utara dan data lainnya yang berkaitan

dengan dokumen sebagai sumber data.

4. MetodePengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dipergunakan

dalam upaya memperoleh dan mengumpulkan sejumlah data yang

digunakan dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai

dengan tujuan penelitian yang diperlukan pengumpulan data yang

efektif.Oleh karena itu, tehnik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :


38

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu alat

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan

mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

diselidiki.46Sedangkan menurut Nasution, Observasi adalah dasar

semua ilmu pengetahuan.Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi.47

Menurut para ahli diatas bahwa observasi merupakan teknik

yang digunakan kebanyakan orang dalam meneliti secara langsung

untuk mendapatkan data dan informasi sesuai dengan yang

diteliti.Dalam observasi dikenal dengan dua jenis observasi yaitu

observasi partisipasi dan non partisipasi.Observasi partisipatif

adalah dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-

hari orang yang diamati atau digunakan sebagai sumber data

penelitian.Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka metode

observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi, dimana

peneliti melakukan pengamatan penuh terhadap fenomena yang

diteliti. Observasi ada tiga macam, yaitu :

1) Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-

hari orang yang digunakan sebagai sumber data penelitian.


46
Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi,(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,2011),
h. 117.
47
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito,2002), h. 56.
39

2) Observasi Terus Terang atau Tersamar

Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data

menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia

sedang melakukan penelitian.

3) Observasi Tak Berstruktur

Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan

diobservasi.

Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang

penggunaan metode role playing dalam menguasai mufradat siswa

kelas X MA Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberika jawaban atas

pertanyaan itu.48Sedangkan menurut Prof.Dedy Mulyana,

M.A.,Ph.D. bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi antara

dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi

dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,

berdasarkan tujuan tertentu.49Wawancara atau interview merupakan

48
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 2010),
h. 186.
49
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya,2013,cet,8),
h. 180.
40

alat pengumpulan data atau informasi dengan caratanya jawab

sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada

tujuan penelitian.50

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas kita dapat

simpulkan bahwa wawancara adalah proses tanya jawab dalam

penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau

lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-

informasi atau keterangan-keterangan. Jadi, metode wawancara ini

merupakan suatu metode yang mencakup cara yang dipergunakan

oleh seseorang dengan tujuan suatu tugas tertentu untuk

mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang

informan.

Dalam proses wawancara peneliti akan menggunakan

wawancara terstruktur, seperti yang diungkapkan moleong, dimana

peneliti ketika melaksanakan tatap muka dengan responden

menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan lebih

dahulu.

Teknik wawancara difokuskan peneliti untuk menggali dan

memperoleh data-data primer yang dibutuhkan dalam penelitian

ini. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, dan juga guru-

guru bidang studi Bahasa Arab, dan beberapa orang siswa yang

memungkinkan dapat memberikan informasi yang valid terkait

50
Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi,(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,2011),
h. 123.
41

penggunaan metode role playing dalam menghafal mufradat bahasa

arab siswa kelas X MA Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang berarti barang yang tertulis. Menurut

suharsimi Arikunto metode dokumentasi adalah mencari data-data

mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan transkrip, buku,

atau surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan

sebagainya.51Sedangkan menurut Margono, metode dokumentasi

adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti

arsip-arsip dan termasuk juga bentuk-bentuk tentang pendapat,

teori, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan

masalah penelitian.

Dari penjelasan di atas dapat kita artikan bahwa dokumentasi

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu atau data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan atau transkrip,

buku, surat kabar, majalah, notulen atau rapat dan

sebagainya.Dilihat dari bentuk, dokumentasi itu berupa resmi

maupun tidak resmi, baik itu berbentuk laporan, surat resmi, buku

harian dan semacamnya. Dokumen berkaitan dengan bentuk

dokumen yang merupakan informasi, dengan kata lain bahwa

metode dokumentasi sebagai sumber informasi merupakan cara

pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari tulisan-

51
Suharismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1990),
h. 234.
42

tulisan yang ada, serta data sarana dan prasarana yang mendukung

pencarian data tersebut. Selain itu, mendapatkan data-data seperti

catatan-catatan penting yang ada kaitannya dengan penggunaan

metode role playing dalam menguasai mufradat bahasa Arab siswa

kelas X MA Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara.

5. Teknik Analisis Data

Data analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu

urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk

dibaca.52Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milihnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain.53

Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian atau untuk mengkaji hipotesis-hipotesis penelitian yang

telah dinyatakan sebelumnya. Analisis data adalah proses

penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya

dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi. Analisis

data mempunyai dua tujuan yaitu meringkas dan menggambar data.54

52
Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi,(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,2011),
h. 133.
53
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Kosda Karya, 2010), h. 248.
54
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, ( Bandung : Rafika Aditama,2009), h. 332.
43

Data yang telah terkumpul perlu dianalisis dengan cermat dan

teliti, sehingga dapat menemukan kesimpulkan yang obyektif dalam

penelitian tersebut.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

bersifat kualitatif dengan tehnik “analisis induktif” yaitu pengolahan

data yang bertitik tolak pada masalah-masalah yang khusus kemudian

ditarik kesimpulan yang bersifat umum.55

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

menganalisa data atau mengumpulkan data adalah upaya yang

dilakukan dengan mengumpulkan data, mengorganisasikan data,

memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, sehingga

mudah untuk dibaca.Dengan demikian, maka dalam penelitian peneliti

menggunakan analisa data induktif dengan mengolah data yang ada

kaitannya dengan penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat bahasa Arab siswa kelas X MA Nurul Yaqin Pandanan

Lombok Utara.

6. Keabsahan Data

Setelah peneliti melakukan analisis terhadap data terkumpul,

maka langkah selanjutnya adalah menguji kredibilitas data yang

tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh itu

sesuai dengan keadaan lapangan (lokasi penelitian).Untuk menetapkan

keabsahan data diperlukan tehnik pemeriksaan.Pelaksanaan tehnik

pemeriksaan didasarkan atas sejumlah criteria yang digunakan, yaitu

55
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan,(Jakarta : Kencana, 2005), h. 69.
44

derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).56

Adapun langkah-langkah yang akan dilalui dalam pengecakan

data adalah sebagai berikut :

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui

maupun yang baru.Dengan perpanjangan pengamatan peneliti

dapat memperoleh data yang lebih akurat lagi baik yang sudah

benar maupun tidak.

b. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan

secara lebih cermatdan berkesinambungan. Dengan cara tersebut

maka kepastian data dalam urutan peristiwa akan dapat direkam

secara pasti dan sistematis.

c. Triangulasi

Setelah data terkumpul, diolah, dianalisis.Langkah

selanjutnya peneliti menguji kredibilitas data dengan memakai

istilah Triangulasi yaitu dengan mencari hasil penelitian yang

dilakukan dimasa lampau, kemudian membandingkan dengan hasil

yang diperoleh. Selain dari itu, hasil pengamatan yang didapatkan

56
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja RosdaKarya, 2010),
h. 324.
45

akan dibandingkan dengan hasil wawancara yang didapatkan dari

informan.

Jika ada perbedaan, maka peneliti perlu menanyakan

langsung apa alasannya sehingga hasil yang diperoleh berbeda.

Akan tetapi, apabila terjadi kesamaan peneliti tidak menganggap

adanya persamaan sudut pandang pendapat, tingkat intelektual dan

lain sebagainya.Dengan demikian, setelah peneliti mengetahui

alasan-alasan tersebut barulah timbul kepercayaan peneliti terhadap

keabsahan data tersebut.

Menurut patton yang dikutip oleh Afifudin dan Beni Ahmad

Saebani bahwa ada empat macam triangulasi sebagai tehnik

pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu:57

1) Triangulasi data
Menggunakan berbagai sumber data, seperti dokumen,
arsip, hasil wawancara, hasil observasi, atau juga dengan
mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap
memiliki sudut pandang yang berbeda.
2) Triangulasi pengamat
Adanya pengamat diluar peniliti yang turut memeriksa hasil
pengumpulan data.
3) Triangulasi teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah
memenuhi syarat.
4) Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal,
seperti metode wawancara dan metode observasi.

Moleong memaparkan, triangulasi dalam penelitian adalah

untuk mengecek keabsahan data tertentu dengan membandingkan

57
Afiffudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; Pustaka
Setia, 2012.Cet, 2), h. 143.
46

data yang diperoleh dengan sumber lain.Jadi, keabsahan data

adalah pengecekan ulang tentang data yang diperoleh oleh peneliti

sebelumnya dengan sumber data yang diperoleh dari sumber lain.

d. Pemeriksaan Kawan Sejawat

Pemeriksaan kawan sejawat ini dilakukan dengan jalan

berdiskusi dengan teman-teman yang sedang melakukan kegiatan

serupa yaitu sama-sama sedang melakukan penyusunan skripsi

untuk menilai, memberikan komentar dan memberikan masukan,

kritik dan saran terhadap kekurangan yang terdapat dalam

penelitian ini, dan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang

terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

I. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman dalam

penulisan skripsi ini, peneliti membagi menjadi empat bab dengan sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, berisi ; konteks penelitian, tujuan dan manfaat

penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian,telaah pustaka,

kajian pustaka dan metode penelitian.

BAB II : Data hasil penelitian dari kondisi realistik di lapangan, meliputi;

A. Gambaran umum lokasi penelitian

1. Sejarah berdirinya MA Nurul Yaqin Pandanan

2. Visi dan misi MA Nurul Yaqin Pandanan

3. Letak geografis MA Nurul Yaqin Pandanan


47

4. Keadaan guru dan pegawai MA Nurul Yaqin Pandanan

5. Keadaan siswaMA Nurul Yaqin Pandanan

6. Keadaan Sarana dan prasarana MA Nurul Yaqin Pandanan

7. Struktur organisasi MA Nurul Yaqin Pandanan

B. Proses penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab siswa kelas X Madrasah

Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran

2016/2017.

C. Kesulitan atau kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam

menguasai mufradat/kosakata bahasa Arab kelas X Madrasah

Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran

2016/2017.

BAB III : Pembahasan dan analisis data meliputi ;

A. Proses penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab siswa kelas X Madrasah

Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran

2016/2017.

D. Kesulitan atau kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam

menguasai mufradat/kosakata bahasa Arab kelas X Madrasah

Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran

2016/2017.

BAB IV : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.


48

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITAN

1. Sejarah Berdirinya MA Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara

Yayasan Nurul Yaqin berdiri sejak tanggal 20 Juli 1997, kemudian

mendirikan Madrasah setingkat Aliyah dengan nama MALAKA diambil

dari nama di sebuah Wilayah antar Dusun Pandanan dan Dusun Teluk

Nara letak sebuah makam kramat di atas bukit dengan nama makam

Melka sebutan atas nama pohon Melka.

Pada era otonomi daerah berdirilah Desa Melka di Kecamatan

Pemenang Kabupaten Lombok Utara dengan tulisan Desa Malaka,

kemudian hingga tahun 2005 belum juga ada sekolah setingkat SMA,

Desa Malaka dalam wilayah pariwisata, dan untuk menangkal arus

perkembangan pariwisata, maka mulai tanggal 20 Juli 2005 Yayasan

Nurul Yaqin mendirikan Madrasah Aliyah setara SMA yang pertama

seDesa Malaka dengan nama MA. MALAKA (NuruYaqin Pandanan)

guna dapat melaksanakan beberapa hal sebagai berikut :58

1. Meminimalisir atau menekan angka nikah di usia dini

2. Lulusan MTs.Malaka dan lainnya dapat melanjut dengan biaya

terjangkau

3. Warga Desa Malaka dapat melanjutkan Pendidikannya setelah tamat

MA. Malaka khususnya kejenjang pendidikan yang lebih tinggi

58
Dokumentasi dan Wawancara, Tanggal 8 Mei 2017.
49

4. Warga Desa Malaka dapat terrekrut bekerja atas permintaan sumber

daya manusia minimal berijazah Aliyah atau SMA.

5. Menampung sarjana untuk dapat mengajar mengamalkan ilmunya.

Dilihat dari beberapa hal yang terkait dengan harapan MA Nurul Yaqin

Pandanan maka timbul sebuah slogan yaitu “mendidik sepanjang hayat”.

Adapun visi dan misi MA Nurul Yaqin Pandanan sebagai berikut :

 Visi:

Terwujudnya peserta didik berprestasi yang berwawasan

ahlussunnah waljama’ah menurut organisasi Nahdlatul Ulama’

dilandasi iman dan taqwa.

 Misi:

a. Meningkatkan prestasi akademik lulusan.

b. Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti

luhur.

c. Meningkatkan prestasi ekstrakurikuler.

d. Menumbuhkan minat baca, menghafal al-Qur’an dan kitab

kuning.

e. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab.

f. Meningkatkan wawasan kepariwisataan.

2. Letak Geografis MA Nurul Yaqin Pandanan Lombok Utara

Letak geografis MA Nurul Yaqin Pandanan terletak di jalan Jurusan

Senggigi-Pemenang, Pandanan Malaka Pemenang KLU (berdasarkan hasil

observasi yang di lakukan pada tanggal 4Mei 2017), maka untuk lebih
50

jelasnya letak geografis MA Nurul Yaqin Pandanan adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah Selatan : berbatasan dengan PAUD Penampih Malaka

b. Sebelah Barat : berbatasan dengan pemukiman penduduk

c. Sebelah Utara : berbatasan dengan jalan umum

d. Sebelah Timur : berbatasan dengan Masjid Haqqul Yaqin

Pandanan.59

3. Keadaan Guru MA Nuru Yaqin Pandanan Lombok Utara

a. Keadaan tenaga pengajar/guru MA Nurul Yaqin Pandanan

Guru juga merupakan salah satu komponen pendidikan yang

sangat urgen, yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa, baik pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik siswa sehingga mereka dapat menjadi insan yang

bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.

Tenaga pengajar/guru dalam suatu sekolah memiliki peran

utama sebagai pengajar, pendidik, pembina dan pembimbing siswa,

dengan kata lain proses belajar mengajar dalam suatu sekolah atau

madrasah akan berjalan lancar jika memiliki tenaga pengajar yang

tidak hanya sebagai pengajar namun memiliki fungsi yang komplit

baik sebagai pendidik, pembimbing maupun sebagai pembina perilaku

siswa, ataupun sebagai motivator dan fasilitator yang memudahkan

siswa menerima dan memahami apa yang ditanamkan oleh seorang

59
Observasi, Tanggal 4 Mei 2017.
51

tenaga pengajar/guru.Proses belajar mengajar tidak akan dapat

berjalan tanpa adanya guru atau tenaga pengajar, oleh karena itu MA

Nurul Yaqin Pandanan merekrut sejumlah guru, dan untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:60

Tabel 1.1
Daftar Nama-Nama Guru / Tenaga Pengajar
MA Nurul Yaqin Pandanan Tahun Ajaran 2016/2017

No Nama Guru L/ Jabatan Pendidikan Tahun Mata


P Terakhir Mulai Pelajaran
1 Drs. M. L Kepala S2 1978 Fiqih
Sa’i,M.HI perpustakaan
2 Munawir, L Kepala S2 1998 Geografi
S.Pd.I Madrasah
3 Thoha L GTY S1 1998 Mulok/Al-
Mahsun, S.Pd.I Qur’an
Hadits
4 Azmi Arianto, L GTY S1 2005 Ekonomi
S.E
5 Maad L Kepala LAB S2 2003 Aqidah
Adnan,S.Th.I, Akhlak
M.Pd.I
6 Laili P GTY S1 1999 Biologi
Muniroh,S.Pd.
SD
7 Hartini, S.Pd P GTY S1 2007 Matematika/
fisika/kimia
8 Sakaki,S.Pd.I L GTY S1 2000 Bahasa Arab

9 Muhamad L GTY S1 2007 Bahasa


Yusran,S.Pd Indonesia
10 Suparzan, S.Pd L GTY S1 2004 Bahasa
Inggris
11 Hj. Baiq P GTY S1 2004 PKN
Azizah, S.IP
12 Haerun, S.Pd L GTY S1 1999 Bahasa
Imdonesia
13 Purwati, S.Pd.I P GTY S1 2003 SKI

60
Dokumentasi jumlah guru, Tanggal 8 Mei 2017
52

14 Saknah, S.Pd P GTY S1 2007 BK

15 Karyati, S.Pd P GTY S1 2004 Geografi

16 Haerani, S.Pd P GTTY SMK 2004 Seni Budaya

17 Muktamar, L GTY S1 2010 TIK


S.Pd.I
18 Zinullah L GTTY SMK 2011 Penjaskes

19 Zikrurrahman, L GTTY MA 2012 Sosiologi


S.Pd
20 Sapowan L GTY MA 2011 Sejarah

Dari tabel 1.1 di atas dapat kita ketahui bahwa keadaan guru

MA Nurul Yaqin Pandanan lebih banyak berlatar belakang pendidikan

S1 dan sebagian kecil berlatar belakang pendidikan MA/SMK.

Dengan jumlah 20 orang tenaga pengajar sudah dianggap cukup ideal

bagi sebuah madrasah yang didukung oleh banyaknya guru-guru yang

sudah sarjana.Berkaitan dengan hal ini guru-guru yang berlatar

belakang pendidikan MA pada saat ini sebagian besar sedang

menjalani perkuliahan atau pendidikan sarjana dengan tujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan guru.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama terlibat didalam

lokasi penelitian mendapatkan bahwa meskipun tugas dan wewenang

masing-masing telah dibagi sebagaimana terlihat dalam tabel diatas,

namun mekanisme cara kerja mereka bersifat kekeluargaan yang

mementingkan satu sama lain.


53

Pengamatan peneliti diperkuat oleh pernyataan bagian tata

usaha, bahwa besarnya tanggung jawab yang diemban demi

memajukan pendidikan di MA Nurul Yaqin Pandanan sangatlah

dibutuhkan kerjasama yang bersifat kekeluargaan yang tentunya atas

dasar kerjasama yang baik yang tidak memihak satu sama lain

meskipun terkadang terjadi beda pendapat namun bisa diatasi dengan

jalan kekeluargaan.61

b. Keadaan Pegawai MA Nuru Yaqin Pandanan Lombok Utara

Agar mutu pendidikan di MA Nurul Yaqin Pandanan dapat

ditingkatkan, maka dibutuhkan adanya tenaga pegawai yang

memudahkan dalam mengurus administrasi sekolah. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dari tabel 1.2 di bawah ini.62

Tabel 1.2
Keadaan Pegawai di MA Nurul Yaqin Pandanan
Tahun Ajaran 2016/2017

No. Nama Jabatan


1. Rusdan Kepala TU
2. Drs. M. Sa’i, M.HI Kepala Perpustakaan
3. Saknah, S.Pd Bendahara
4. Hapipudin, S.Pd.I Kepala administrasi
5. Saipul, S.Pd.I Staf TU
6. Fatanah, S.Pd.I Pegawai Perpustakaan
Sumber Data : Ketua TU

61
Saknah,Wawancara, Tanggal 10 Mei 2017
62
Dokumentasi, Tanggal 10 Mei 2017
54

4. Keadaan Siswa-siswi MA Nuru Yaqin Pandanan Lombok Utara

Salah satu komponen pendidikan dalam proses belajar mengajar

selain guru adalah siswa. Sesuai dengan itu siswalah yang menjadi pokok

permasalahan dan menjadi tumpuan perhatian, siswa memiliki pengaruh

terhadap lancar tidaknya proses belajar mengajar karena pada dasarnya

titik berat proses pengajaran adalah kegiatan siswa belajar. Untuk itu

solusinya adalah adanya kemauan dan kemampuan siswa di dalam proses

belajar mengajar di kelas yang sangat membantu guru di dalam mencapai

tujuan belajar yang diharapkan.

Siswa-siswi MA Nurul Yaqin Pandanan pada tahun ajaran

2016/2017 berjumlah 46, dengan masing-masing kelas X 13 siswa, kelas

XI 17 siswa, kelas XII 16 siswa. Adapun untuk lebih jelasnya keadaan

siswa di MA Nurul Yaqin Pandanan dapat dilihat dari tabel 1.3 berikut

ini.63

Tabel 1.3
Keadaan Siswa-Siswi MA Nurul Yaqin Pandanan
Tahun Ajaran 2016/2017

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah


1 X 9 4 13
2 XI 9 8 17
3 XII 10 6 16
Jumlah 28 18 46

Mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa

Arabterutama pada pembelajaran mufradat, terkadang naik terkadang

turun, dalam artian setiap tahun terdapat perbedaan tingkat prestasi. Pada

63
Dokumentasi, Tanggal 8 Mei 2017
55

tahun ini terjadi tingkat penurunan prestasi siswa disebabkan oleh faktor

seperti cara belajar siswa, kesehatan lingkungan dan faktor siswa yang

lebih banyak disibukkan oleh pemenuhan kesenangan ketimbang harus

belajar seperti para siswa lebih senang main HP, ketimbang baca buku

dan banyak faktor lainnya.64

5. Keadaan Sarana dan Prasarana MA Nuru Yaqin Pandanan Lombok

Utara

Keadaan sarana dan prasarana sangat mendukung di dalam

melaksanakan proses belajar mengajar, tanpa adanya sarana prasarana

yang memadai maka proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan

dengan sebagaimana mastinya.

Tabel 1.4
Data Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran65

Jumlah Unit Menurut Jumlah Ideal


Kondisi yang
No Jenis Sarana Prasarana
Seharusnya
Baik Rusak
Ada
1 Kursi Siswa 46 7 60
2 Meja Siswa 46 7 60

3 Loker Siswa 0 0 9
Kursi Guru Dalam
4 3 0 3
Kelas
Meja Guru Dalam
5 3 0 3
Kelas
6 Papan Tulis 2 1 6

7 Lemari Dalam Kelas 0 3 6

64
Sakaki (guru bahasa Arab), Wawancara, Tanggal 10 Mei 2017
65
Dokumentasi , tanggal 8 Mei 2017
56

8 Bola Sepak 1 2 6
9 Bola Voli 1 1

Bila diperhatikan tabel di atas, dapat dimengerti bahwa keadaan

sarana prasarana di MA Nurul Yaqin Pandanan masih sangat sederhana

dan masih jauh kurang bila diukur dengan tuntutan kebutuhan yang harus

dipenuhi. Akan tetapi hal itu tidaklah membuat para guru, berkecil hati

dan tidak juga menjadi halangan bagi mereka dalam melaksanakan

rutinitas mereka sebagai pendidik, sebagai abdi agama, masyarakat, nusa,

bangsa dan negara.

Tabel 1.5
Data Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran66

Jumlah Unit Menurut Kondisi


No Jenis Sarana Prasarana
Baik Rusak
1 Laptop 1 2
2 Printer 1 2
3 Televisi 0 1
4 LCD Proyektor 1 0
5 Layar (screen) 0 1
Meja Guru dan Tenaga
6 1 8
Kependidikan
Kursi Guru dan Tenaga
7 2 10
Kependidikan
8 Kotak Obat 0 1
9 Pengeras Suara 1 1
10 Mesin Fotocopy 1 2
11 Lemari Arsip 1 2

Berdasarkan kedua tabel diatas dapat diketahui bahwa keadaan

sarana dan prasarana di MA Nurul Yaqin Pandanan ada yang rusak,

berarti tentunya hal ini perlu mendapat perhatian demi kelancaran proses
66
Dokumentasi, Tanggal 8 Mei 2017
57

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar serta proses kegiatan yang

mendukung administrasi di Madrasah tersebut. Selain itu berdasarkan

data yang diperoleh tentang perlengkapan-perlengkapan yang ada di

MA Nurul Yaqin Pandanandapat dikatakan cukup tersedia, hanya saja

masih kurang bila dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh

guru ,siswa maupun karyawan lainnya.

6. Struktur Organisasi MA Nuru Yaqin Pandanan Lombok Utara

Setiap lembaga atau suatu organisasi sangatlah diharuskan untuk

memiliki struktur organisasi, sebab dengan adanya struktur organisasi

akan terkoordinir dan terorganisasi apa yang menjadi tugas masing-

masing orang yang terlibat di dalamnya. Begitu juga halnya dengan suatu

lembaga pendidikan seperti MA Nurul Yaqin Pandanan dibutuhkan

pengorganisasian dan pengkoordiniran demi tercapainya keefektifan dan

efisiensi kerja dalam tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.


58

STRUKTUR ORGANISASI
MA Nurul Yaqin Pandanan Tahun Pelajaran 2016/2017
59

B. Proses penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab siswa kelas X Madrasah Aliyah Nurul

Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017

Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran bahasa Arab yang telah

ditentukan maka seorang guru harus memilih cara yang tepat dalam

mengajar bahasa Arab terutama pada saat pembelajaran mufradat. Selain

itu juga, guru harus melihat kemampuan siswa yang kurang dalam

pelajaran bahasa Arab dan juga minat untuk memepelajarinya yang kurang

dibandingkan dengan bahasa yang lain.

Belajar bahasa Arab maupun bahasa Asing lainnya merupakan usaha

yang berat dan menjenuhkan sehingga membuat peserta didik bosan,

terutama pada saat menghafal kosakata/mufradat bahasa Arab. Akan tetapi

semua itu tergantung dari metode yang digunakan seorang guru di dalam

proses pembelajaran. Metode sangat perlu digunakan dalam setiap

pembelajaran terutama pembelajaran bahasa Arab, tanpa metode guru akan

kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran, selain itu siswa akan

mudah jenuh dan bosan ketika menerima pelajaran. Metode pembelajaran

merupakan sebuah usaha untuk menjalankan proses pembelajaran agar

dapat berjalan dengan baik dan matang sehingga akan mendapatkan hasil

pembelajaran yang maksimal. Sebagimana yang diungkapkan oleh guru

bidang study bahasa Arab yang pewawancara wawancarai bahwa:

Metode sangat penting digunakan, karena tujuan digunakannya


metode lebih-lebih metode role playing ini agar tercapainya sebuah proses
pembelajaran yang maksimal, dan juga bagi peserta didik yang menerima
pelajaran terutama pada saat menguasai mufradat tidak membosankan dan
60

tidak menjenuhkan, karena dengan mengadakan sebuah drama atau


percakapan sederhana akan menimbulkan rasa gembira terhadap anak
didik tersebut.67

Untuk menciptakan suasana dan interaksi belajar mengajar yang

baik, salah satu kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang guru

adalah menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa Arab,

yang tentunya sesuai dengan kondisi jiwa dan intelegensi peserta didiknya,

sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan

efisien, serta tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik sesuai

dengan yang diharapkan

Berdasarkan hasil wawancara tersebut sangatlah jelas bahwa metode

pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran baik dari

segi waktu, tujuan, dan hasil yang ingin dicapai.

Dalam merencanakan proses pembelajaran mufradat dengan

menggunakan metode role playing di MA Nurul Yaqin Pandanan, guru

bahasa Arab melakukan beberapa langkah antara lain:68

1. Analisis Kompetensi Inti (KI)


Sebelum melakukan proses pembelajaran di dalam kelas, guru
bahasa Arab terlebih dahulu melakukan analisis KI yang terdapat
dalam silabus mata pelajaran bahasa Arab. Hal ini dilakukan untuk
menyesuaikan meteri pelajaran yang akan diajarkan di kelas dengan
Kompetensi Inti (KI) yang ada.
2. Analisis Kompetensi Dasar, Materi Pelajaran dan Indikator
Hasil selanjutnya yang dilakukan guru bahasa Arab setelah
melakukan analisis KI adalah analisis KD. Analisis KD ini dilakukan
untuk menyesuaikan materi pelajaran yang akan dipilih dan diajarkan
di kelas, setelah melakukan hal tersebut guru bahasa Arab kemudian
merumuskan indikator pembelajaran sebagai aturan dalam memilih
ketuntasan belajar bahasa Arab siswa selama proses pembelajaran.

67
Sakaki (guru bahasa Arab kelas X), Wawancara, tanggal 10 Mei 2017.
68
Wawancara (guru bahasa Arab), tanggal 13 Mei 2017
61

3. Menentukan Metode dan Media Pembelajaran


Setelah melakukan analisis KI, KD, menetukan materi dan
merumuskan indikator, guru bahasa Arab kemudian merumuskan atau
menentukan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan
menyiapkan media pembelajaran yang dirasakan tepat untuk
mendukung pemahaman siswa dalam proses pembelajaran bahasa
Arab terutama pembelajaran mufradat.

Dalam role playing, anak didik diperlakukan sebagai subyek

pembelajar yang secara aktif melakukan praktek-praktek berbahasa

(bertanya dan menjawab dalam bahasa Arab) bersama teman-teman

sebayanya pada situasi tertentu.Belajar yang efektif dimulai dari

lingkungan yang berpusat pada diri anak didik.Anak didik akan lebih

berhasil jika mereka diberi kesempatan menggunakan bahasa dengan

melakukan berbagai kegiatan bahasa. Bila mereka berpartisipasi, mereka

akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi, dalam

pembelajaran siswa harus aktif. Tanpa adanya aktivitas, maka proses

pembelajaran tidak mungkin terjadi.Penjelasan ini juga diperkuat oleh

Linda siswi kelas X MA Nurul Yaqin Pandanan tentang proses metode

role playing yang digunakan dalam pembelajaran mufradat bahwa :

Sebelum guru menggunakan metode role playing, kami sangat jenuh


ketika disuruh menghafal beberapa mufradat setiap hari, kami merasa
bosan, namun ketika metode role playing ini digunakan pada saat
pembelajaran bahasa Arab terutama pada waktu menghafal mufradat kami
sangat antusias, guru kami menyediakan sebuah teks drama singkat dengan
kosakata yang sederhana, kami mempunyai peran masing-masing dalam
sebuah drama sederhana tersebut, jadi menurut kami metode ini
menyenangkan dan membuat kami aktif secara bersamaan.69

69
Wawancara,linda( siswa kelas X) tanggal 13 Mei 2017
62

Adapun tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku

atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran.sebagaimana yang dikatakan oleh guru bahasa Arab bahwa :

Tujuan pembelajaran merupakan inti dari proses kegiatan mengajar


guru karena setiap guru menginginkan murid-murinya paham dengan
materi yang diajarkan dan bisa dijadikan kunci dalam mempelajari materi-
materi yang lain. Oleh karena itu saya membuat beberapa program untuk
meningkatkan pemahaman mereka terhadap pelajaran bahasa Arab
terutama dengan menggunakan metode drama (role playing) dan juga agar
mereka terbiasa dengan bahasa atau tulisan yang berbahasa Arab. Adapun
program-programnya adalah sebagai berikut :70

1. Mengelompokkan siswa sesuai dengan peran masing-masing dalam


sebuah drama.
2. Memberikan kosa kata setiap pelajaran dimulai
3. Memberikan teks drama singkat dengan kosa kata sederhana kepada
siswa.
4. Mengadakan drama sederhana/muhadatsah selama 10 menit sebelum
pelajaran dimulai.
5. Menanyakan kembali mufradat yang telah diingat sebelumnya.
6. Mewajibkan seluruh siswa memiliki buku panduan bahasa atau kamus
7. Mengadakan evaluasi terhadap drama yang telah dilakukan agar
mengetahui sejauh mana mufradat yang telah dikuasai siswa.

Pembentukkan suatu program kerja yang di bentuk oleh guru bahasa

Arab sangat mendukung terbentuknya suatu kegiatan yang membiasakan

siswa untuk mahir dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam

pelajaran mufradat.Adapun salah satu kegiatannya yaitu mengadakan

bermain peran/drama singkat, yang dimana dalam drama singkat ini siswa

menggunakan bahasa Arab secara utuh.Ini bertujuan agar siswa terbiasa

dalam pengucapan bahasa Arab dan agar siswa mudah dalam menguasai

mufradat sehari-hari.

70
Sakaki, Wawancara tanggal 13 Mei 2017
63

Dalam proses pelaksanaan metode role playing di MA Nurul Yaqin

Pandanan sebelum mulai pelajaran mufradat dengan menggunakan metode

role playing seorang guru terlebih dahulu membuat kelas menjadi kondusif

sebelum menyampaikan beberapa langkah-langkah dalam metode role

playing dalam menguasai mufradat dan sebelum guru menyampaikan

materi pelajaran, guru memulai dengan menyuruh salah satu murid untuk

maju menyebutkan mufradat yang sudah diberikan minggu lalu yaitu

mufradat tentang drama singkat yang sudah dipraktikkan, setelah itu guru

memberikan siraman rohani (ceramah) kepada siswa-siswinya dan setelah

itu guru menjelaskan langkah-langkah di dalam proses menguasai

mufradat menggunakan metode role playing.

Beberapa cara yang dilakukan oleh guru bahasa Arab sebelum

memulai menggunakan metode role playing yaitu :

Terlebih dahulu memberikan pengajaran mengenai struktur kalimat


(qawaid) yang ada dalam bacaan sehingga dapat membantu pemahaman
siswa tentang apa yang akan dibicarakan selain itu siswa diminta untuk
mencari kosakata yang belum diketahui maknanya sehingga nantinya
ketika melakukan percakapan sebuah drama mereka memahami apa yang
mereka akan bicarakan ketika melakukan percakapan. Selain itu dalam
mengajarkan bahasa Arab di MA Nurul Yaqin Pandanan ini dimulai dari
teks drama yang sudah ada pada buku bahasa Arab yang digunakan pada
mata pelajaran bahasa Arab.71

Langkah awal yang digunakan guru bahasa Arab di Madrasah ketika

pelaksanaan metode role playing yaitu guru menyiapkan dan membagikan

teks drama sederhana untuk siswa-siswinya yang akan dimainkan di depan

kelas, setelah itu teks drama tersebut difahami dan dihafalkan sesuai

71
Observasi, tanggal 18 Mei 2017
64

dengan peran masing-masing. Setelah siswa-siswi memainkan drama

tersebut, guru meminta beberapa siswa menjelaskan makna dari teks

drama yang telah dipraktikkan tadi, kemudian beberapa siswa lainnya

menyebutkan mufradat yang tidak diketahui artinya.

Hal ini sesuai dengan penjelasan ustadz Sakaki yaitu:

Kalau Saya biasanya memberikan tugas untuk anak-anak mencari


sendiri kosakata yang tidak diketahui artinya dari drama yang telah
dipraktikkan, sehingga nantinya kalau mereka yang mencari artinya
mufradat itu akan lebih diingat oleh mereka.72

Selain dengan cara tersebut, siswa juga disuruh untuk mencari

sendiri kosakata dalam drama yang belum diketahui artinya, agar mereka

lebih mengingat kosakata yang dicari sendiri artinya. Metode ini dianggap

lebih efektif bagi siswa untuk memudahkan menghafal mufradat

secaratidak langsung.73

Dalam proses pelaksanaan metode roe plyaing yang telah

dilaksanakan oleh guru bahasa Arab tersebut dapat dikatakan bagus

walaupun dari segi siswanya masih belum menghayati peran masing-

masing drama yang telah diperankan karena belum terbiasa berbicara

bahasa Arab, namun jika dilihat dari mufradat yang sering dibiasakan akan

mudah untuk diingat.

Berkaitan dengal hal tersebut M. Abrar (siswa kelas X) yang

diwawancarai mengatakan bahwa:

Biasanya juga kita disuruh maju satu-satu untuk melakukan dialog


yang telah diberikan untuk dipraktekkan di depan kelas. Selain itu kita

72
Sakaki (guru bahasa Arab), Wawancara tanggal 10 Mei 2017
73
Observasi, tanggal 10 Mei 2017
65

juga dituntut untuk bermain peran sesuai dengan dialog yang ada sehingga
kita lebih memahami apa yang kita bicarakan walaupun kita baru
mempraktikkan metode ini. Menurut saya dengan percakapan tersebut
dapat melatih kita untuk lebih lancar lagi dan fasih dalam berbicara dan
ketika kita melakukan percakapan ustadz yang mengajarkan selalu
menyimak apa yang kita bicarakan jadinya kita tahu dimana tempat salah
kita termasuk kaidah-kaidah dalam kalimatnya juga kita dijelaskan
sebelum praktik percakapan. Pembelajaran kalam juga dilakukan sesuai
dengan kemampuan kita. Jadi menurut saya dengan melakukan praktik
langsung itu sudah membantu kita untuk berani berbicara dengan bahasa
Arab meskipun masih ada rasa takut untukberbicara di depan teman-teman
yang lain dan juga biasanya cuma dilakukan pada saat pelajaran bahasa
Arab saja.

Selain dengan melakukan drama tersebut, guru bidang studi bahasa

Arab juga menyuruh siswa-siswi menggunakan benda-benda yang sesuai

dengan peran masing-masing siswa dalam drama agar mufradat tentang

benda dapat mudah diingat oleh siswa yang mempraktikkan peran

tersebut.Hal ini untuk membantu siswa terbiasa mengetahui sekaligus

mendengarkan bahasa Arab dan berusaha untuk berbicara dengan bahasa

Arab.74

C. Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab kelas X Madrasah Aliyah Nurul Yaqin

Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama terlibat di lokasi

penelitian, ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa siswi kesulitan

dalam menguasai mufradat, yaitu :

74
Observasi, tanggal 18 Mei 2017
66

1. Lingkungan

Faktor lingukungan disini maksudnya yaitu kondisi dan situasi

yang kurang mendukung terhadap pembelajaran bahasa Arab baik

yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pimpinan dalam

menunjang kemampuan berbicara bahasa Arab sebagai bahasa

komunikasi siswa sehari-hari seperti dikhususkannya jadwal

penggunaan bahasa Arab untuk berkomunikasi atau menciptakan

lingkungan araby.

Salah satu faktor yang menjadi kendala untuk mengembangkan


penguasaan mufradat dalam keterampilan kalam siswa yaitu faktor
lingkungan siswa. Siswa disini banyak terpengaruh oleh lingkungan
dari luar seperti bergaul dengan anak-anak yang tidak sekolah ketika
mereka pulang sekolah,itu menjadikan mereka malas untuk
menyelesaikan tugas atau hafalan mufradat yang diberikan sehingga
ketika terjadi proses pembelajarankalam terhambat. selain itu juga
belum adanya jadwal khusus yang ditetapkan oleh kepala madrasah
untuk penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari di
lingkungan sekolah ataupun membentuk lingkungan Araby
(lingkungan bahasa Arab) sementara kita tahu bahwa lingkungan
sangat berperan penting dalam mengembangkan kemampuan bahasa
Arab siswa, terutama keterampilan kalam siswa.75

Selama ini nampaknya masyarakat kita termasuk para siswa

cenderung mempunyai kesan bahwa mempelajari bahasa Arab itu jauh

lebih sulit daripada mempelajari bahasa Asing lainnya. Minat yang

dimiliki siswa sangat rendah dalam memperdalam bahasa

Arab.Seperti yang dikatakan oleh guru bahasa Arab bahwa :

Sebagian dari siswa berfikir bahwa menghafal mufradat itu tidak


ada gunanya, kerena lingkungan yang ada di sekitar Madrasah
disebabkan daerah pariwisata, jadi pada saat pembelajaran mufradat,

75
Ustadz Sakaki, Wawancara tanggal 9 Juni 2017
67

siswa sangat lemah dalam menghafal mufradat tersebut dikarenakan


minat yang ada dalam diri siswa masih sangat kurang.76

Dari pernyataan yang disampaikan oleh guru bidang studi

bahasa Arab tersebut bahwa kurangnya minat dalam mempelajari

bahasa Arab dikarenakan faktor lingkungan yang berada di daerah

pariwisata, dengan demikian pada saat terjadi pembelajaran mufradat,

mereka merasa kesulitan dalam menghafal kosakata tersebut, karena

minat yang ada dalam diri mereka sangat kurang.

Hal ini juga didukung oleh ungkapan beberapa siswa yang

peneliti wawancarai di dalam kelas yang mengatakan bahwa:

Ketika terjadi proses pembelajaran, sebagian teman-teman tidak


fokus memperhatikan teman yang lain sedang bermain drama karena
sebagian dari mereka ada yang ribut, jadi teman-teman yang lain tidak
konsentrasi ketika pembelajaran sedang berlangsung.Bukan hanya itu,
beberapa siswa yang berasal dari sekolah lain menyaksikan kami di
jendela ketika bermain drama, jadi itu semua membuat kami semakin
tidak konsentrasi dalam mengingat mufradat yang telah kami kuasai.77

Jadi lingkungan yang mendukung proses pembelajaran adalah

lingkungan yang nyaman dari hal-hal yang bisa memecahkan

konsentrasi ketika belajar. Lingkungan yang Araby juga sangat

mendukung terbentuknya karakter siswa yang terbiasa dalam

berbicara bahasa Arab setiap hari, dengan adanya lingkungan seperti

itu akan memudahkan siswa dalam menguasai mufradat terutama

terhadap keterampilan kalam siswa.

76
Wawancara (guru bahasa Arab), tanggal 14 Mei 2017
77
Wawancara (siswa kelas X), tanggal 10 Juni 2017
68

2. Materi dan kurikulum

Masalah yang kedua adalah masalah materi yang disampaikan

dan kurikulum yang dipakai. Pada saat siswa diberikan kosakat yang

rumit, terkadang mereka merasa jenuh dengan kosakata yang baru dan

sulit mereka hafal, akan tetapi jika kosakata yang diberikan berupa

kosakata sehari-hari atau kosakata sekitar lingkungan pasti mereka

akan lebih mudah menghafal dikarenakan terbiasa melihat dan

mengucapkan kosakata tersebut. Terkadang juga alokasi waktu yang

disediakan sangat tidak efisien.Misalkan saja waktu yang digunakan

hanya dua kali dalam seminggu, dibandingkan dengan jadwal di luar

yang padat, maka yang didapat tidak bisa seperti yang diharapkan.

Seperti yang dikatakan oleh salah satu siswa kelas X bahwa :

Terkadang mufradat yang diberikan terlalu rumit, sehingga kami


bosan pada saat pembelajaran mufradat, kami lebih senang diberikan
mufradat yang sederhana yang mudah dihafal dengan cara bermain.78

Dari pernyataan siswa tersebut bahwa mereka lebih senang

menghafal dengan cara bermain. Hendaklah dalam hal ini buatlah

materi dan kurikulum sebaik mungkin, sesuai dengan urutan kaidah

dan menarik, dalam arti tidak membosankan dan perbanyaklah

praktek.

Hal tersebut juga dipertegas oleh salah satu siswa keas X yaitu :

Kesulitan yang kami hadapi terkadang ketika diberikan mufradat


atau kosakata ilmiah, kami sulit menguasai mufradat tersebut, karena
tidak pernah kami dengar sebelumnya.Mufradat yang biasa kami lihat

78
Abrar (siswa kelas X), Wawancara tanggal 14 Mei 2017
69

dan kami dengar maka mudah kami pahami seperti mufradat yang ada
di dalam kelas atau di sekitar Madrasah.79

3. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa

Maksudnya yaitu faktor yang ada pada diri siswa dalam

mempelajari bahasa Arab,seperti motivasi, minat dan kesadaran

mereka untuk menggunakan bahasa Arab ketika ditanya dengan

bahasa Arab mereka terkadang menjawab dengan menggunakan

bahasa daerah sehingga pelaksanaanpembelajaran keterampilan kalam

terutama penguasaan mufradat akan terhambat. Hal ini dijelaskan oleh

pendapat ustadz yang mengatakan bahwa:

Kurangnya perhatian, minat, motivasi dan kesadaran siswa


terhadap bahasa Arab. hal ini membuat para siswa kurang efektif
untuk berkomunikasi dengan bahasa Arab sehingga siswa malas untuk
menyelesaikan tugas dan malas dalam menghafal mufradat yang
diberikan. Perbedaan latar belakang pendidikan siswa seringkali
menyebabkan pengajaran menjadi terasa sulit bagi siswa yang berasal
dari sekolah umum, tetapi terkadang membosankan bagi siswa yang
berasal dari madrasah yang mempunyai dasar pengetahuan bahasa
Arab lebih dari yang lain.80

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa guru

mengalami hambatan dalam menerapkan teknik pelaksanaanmetode

pembelajaran pada siswa, karena kebanyakan siswa masih

menggunakan bahasa daerah ketika ditanya menggunakan bahasa

Arab dan sebagian siswa malas disuruh menghafal dialog percakapan,

sehingga menyulitkan guru dalam melaksanakan pembelajaran

tersebut.81

79
Linda (siswa kelas X), Wawancara tanggal 14 Mei 2017
80
Ustadz Sakaki,Wawancara tanggal 4 Juni 2017
81
Observasi pada tanggal 20 Mei 2017
70

Selain itu juga kegiatan bermain drama terhambat dikarenakan

kurangnya perbendaharaan kosa kata bahasa Arab siswa.

Kurangnya perbendaharaan bahasa Arab yang dimiliki siswa,


hal ini membuat siswa sulit untuk melakukan kegiatan drama
(bermain peran) padahal setiap pembelajaran kita selalu memberikan
mufradat untuk dihafalkan, tapi yang namanya anak-anak terkadang
sifat malasnya datang untuk menghafal sehingga kalau hal itu terjadi
maka proses pelaksanaan pembelajaraan menjadi terhambat.82

Sementara itu juga kendala yang dihadapi yaitu tidak dapat

terlepasnya para siswa dari penggunaan bahasa daerah siswa sehingga

ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsungketika guru bertanya

menggunakan bahasa Arab ada saja yang menjawab dengan

menggunakan bahasa Daerah.

Yang menjadi kendala ketika kita bertanya langsung pada siswa


dengan bahasa Arab ada siswa yang menjawab menggunakan bahasa
Arab, mereka mengerti apa yang kita maksud tapi mereka kadang
malas untuk menjawab dengan bahasa Arab, padahal pertanyaan yang
kita berikan masih sangat sederhana.83

Seperti yang dikatakan oleh guru bahasa Arab bahwa

untuk menghindari kesan bahwa belajar bahasa Arab itu sulit maka

yang harus kita laksanakan adalah:84

a. Mengajarkan bahasa Arab percakapan dengan kata-kata yang


sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik seperti sebuah
drama singkat yang sederhana agar siswa lebih aktif .
b. Menggunakan alat peraga atau alat bantu, hal ini penting agar
pembelajaran menarik, bergairah, dan mudah difahami
c. Mengaktifkan seluruh panca indra anak didik, lidah dilatih
dengan percakapan, mata dilatih dengan membaca, dan tangan
dilatih dengan menulis dan mengarang.

82
Ustadz Sakaki ,Wawancara tanggal 20 Mei 2017
83
Wawancara(guru bahasa Arab)tanggal 20 Mei 2017
84
Wawancara, tanggal 15 Mei 2017
71

Dari beberapa langkah yang dilaksanakan oleh guru bahasa

Arab di atas adalah cara agar peserta didik tidak mudah bosan ketika

menghafal mufradat, oleh karena itu perlunya guru memberikan

motivasi agar bahasa Arab dapat dicintai oleh peserta didik. Dan

penyusunan metode juga sangat penting, jangan sembarang dalam

menentukan metode karena siswa akan mudah bosan jika metode itu

tidak sesuai dengan keadaan mereka. Diusahakan jangan terlalu

memaksakan siswa.

4. Guru

Berdasarkan pengamatan peneliti, di Madrasah ini untuk guru

bidang study bahasa Arab diajarkan oleh lulusan yang bukan berasal

dari lulusan khusus pendidikan bahasa Arab sehingga ketika

pelaksanaan pembelajaran mufradat menggunakan metode role

playing masih kurang dalam pelaksanaannya dan untuk penilaiannya

sendiri masih menggunakan prosedur penilaian pada tahun pelajaran

sebelumnya sehingga untuk model pelaksanaan pembelajarannya

belum maksimal karena mtode ini baru dipraktikkan di Madrasah

ini.85

Dalam masalah ini para pengajar yaitu guru tidak kalah penting

untuk diperhatikan. Guru harus profesional, serta memberi contoh

yang baik, guru juga harus kreatif dalam mengajar, memahami dan

menguasai metode yang diajarkan dan mencari alternatif metode agar

85
Observasi,tanggal 18 Mei 2017
72

para siswa tidak mudah bosan dan dapat menyukai bahasa Arab. Ini

sangat penting, karena merupakan penentuan berhasil tidaknya guru

dalam mengajar bahasa Arab. Seperti yang dikatakan oleh kepala

sekolah yaitu bapak Munawir, S.Pd.M.Pd.I bahwa :

Terkadang kesulitan siswa dalam menguasai mufradat


dikarenakan faktor guru yang kurang profesional dalam menggunakan
metode pembelajaran sehingga siswa mudah jenuh dan bosan.86

Dari pernyataan kepala sekolah di atas bahwa setiap guru harus

profesional di dalam mengajar peserta didiknya dan juga harus kreatif

dalam memilih atau menggunakan metode walaupun bukan berasal

dari lulusan bahasa Arab.Kemampuan yang dimiliki guru harus lebih

ditingkatkan, untuk meningkatkan pengetahuan dan keilmuan guru

harus sesering mungkin mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

melalui seminar, diklat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi.

5. Terbatasnya sarana /prasana pendukung pembelajaran

Faktor terakhir yang sering membuat siswa kesulitan dalam

menguasai mufradat yaitu kurangnya guru dalam menggunakan media

ketika pembelajaran bahasa Arab terutama dalam menguasai

mufradat, padahal kebanyakan siswa lebih senang belajar ketika

menggunakan media, karena mereka akan merekam apa yang mereka

lihat dan dengar secara langsung melalui media yang digunakan.

86
Wawancara (kepala madrasah), tanggal 14 Mei 2017
73

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa

sarana pendukung pembelajaran bahasa Arab masih sangat kurang.

dalam hal ini penggunaan media,alat atau sumber belajar yang

digunakan guru dalam pembelajaran mufradat yaitu hanya

memanfaatkan alat yang ada seperti white board, spidol dan buku

pegangan guru dan siswa. Sedangkan untuk penggunaan media

pendukung seperti komputer, sound sistem, LCD , dan lainnya masih

sangat minim sekali selain itu juga di Madrasah ini belum tersedia

ruang lab khusus untuk belajar bahasa Arab, selama ini pembelajaran

hanya dilakukan di kelas saja.87

Selain observasidi lingkungan Madrasah, peneliti juga

mewawancarai kepala sekolah di MA Nurul Yaqin Pandanan. Adapun

hasil wawancara sebagai berikut.

Untuk sarana prasarana pendukung pembelajaran di Madrsah ini


saya bisa katakan masih kurang jika dilihat dari ketersediaan sarana
yang ada. Bisa dilihat dengan belum tersedianya ruangan-ruangan
khusus untuk pendukung kegitana pembelajaran seperti ruang-ruang
lab termasuk juga untuk ketersediaan media sendiri masih kita
upayakan agar kekurangan-kekurangan sekarang ini dapat kami
lengkapi seperi LCD dan lain sebagainya. Namun hal ini tidak
menjadikan penghalang untuk melaksanakan kegiatan proses belajar
mengajar karena meskipun banyak kekurangan akan tetapi para siswa
dan guru tetap semangat dan antusias dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar di sekolah.88

Kendala-kendala yang dihadapi tersebut baik yang bersifat

teknis ataupun berasal dari guru dan dapat menjadi problematika dan

penghambat dalam pembelajaran mufradat itu sendiri sehingga hal ini

87
Observasi, tanggal 15 Mei 2017
88
Munawir S.Pd.M.Pd.I (kepala madrasah), Wawancara tanggal 8 Mei 2017
74

membutuhkan uapa-upaya tertentu oleh guru yang bersangkutan

dalam mengatasinya sehingga kegiatan yang telah dirumuskan tetap

dapat berjalan sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.

Menyadari kendala-kendala yang dihadapi tersebut guru bidang

study menjelaskan upaya-upaya yang diterapkan untuk mengatasi hal

tersebut. Adapun langkah-langkah kongkrit dalam mengatasi kendala-

kendala yang dimaksud yaitu :89

1. Sebagai guru bahasaa Arab yang latar belakangnya bukan khusus

pendidkan bahasa Arab maka guru-guru di Madrasah ini selalu

berusaha memperbaiki diri dengan selalu belajar dan belajar serta

banyak berdiskusi dengan guru bahasa Arab lainnya sehingga

lebih memahami bagaimana cara mengatasi masalah yang

dihadapi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab terutama

dalam menguasai mufradat agar semakin lebih baik dalam

berkomunikasi.

Saya bukan lulusan pendidikan bahasa Arab ketika mengambil


kuliah tapi saya lulusan pendidikan agama islam. Walaupun
begitu saya terus mempelajari lebih intensif lagi tentang pelajaran
bahasa Arab sehingga disini saya dipercayakan untuk memegang
mata pelajaran bahasa Arab.90

2. Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha semaksimal

mungkin untuk memberikan motivasi, membimbing, dan

memberi stimulus belajar bagi anak didik untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Selain itu juga untuk merangsang siswa agar lebih

89
Sakaki, Wawancara tanggal 15 Mei 2017
90
Sakaki, Wawancara tanggal 15 Mei 2017
75

mudah dalam menguasai mufradat, guru melakukan sebuah drama

sederhana dengan metode role playing yang baru-baru ini

digunakan di MA Nurul Yaqin Pandanan ini,hal ini dilakukan

guna menumbuhkan semangat peserta didik agar lebih giat dan

lebih aktif dalam berbicara bahasa Arab, dengan begitu mufradat

yang dikuasai akan mudah mereka fahami dan mufradat yang

telah dihafal dapat terus digunakan meski hanya pada saat jam

pelajaran bahasa Arab.

3. Memberikan mufradat (kosakata) baru kepada para siswa untuk

dihafalkan. Hal ini dilakukan agar kosakata siswa bertambah,

biasanya siswa diberikan minimal lima kosakata baru setiap

pembelajaran untuk dihafalkan. Jika siswa tidak menghafalkan

akan diberikan sanksi oleh guru.

Setiap belajar bahasa Arab saya selalu memberikan kosakata


minimal lima kosakata yang harus dihafalkan dan nanti pada
pertemuan selanjutnya saya suruh siswa untuk melafalkan
mufradat yang telah diberikan. Biasanya mufradat yang diberikan
berdasarkan apa yang ada di buku karena di buku ada mufradat-
mufradat tertentu yang telah disiapkan, kalau nanti ada anak yang
tidak mengahafal kita punya sanksi sendiri.91

Selain dengan menghafalkan mufradat yang sudah

disediakan, siswa juga disuruh untuk mencari sendiri kosakata

yang belum diketahui artinya,seperti kosakata yang ada di dalam

teks drama sederhana tersebut, agar mereka lebih mengingat

kosakata yang telah ditemukan dan fahami sendiri. Metode ini

91
Wawancara (guru bahasa Arab), tanggal 18 Mei 2017
76

dianggap lebih efektif bagi siswa untuk memudahkan menghafal

mufradat. Hal ini sesuai dengan penjelasan ustadz Sakaki yaitu:

Kalau Saya biasanya memberikan tugas untuk anak-anak mencari


sendiri kosakata yang ada di dalam teks dramayang tidak
diketahui artinya sehingga nantinya kalau mereka yang mencari
artinya, mufradat itu akan lebih diingat oleh mereka.92

4. Sebelum kegiatan drama dilakukan guru mata pelajaran bahasa

Arab memberikan kesempatan untuk siswa bertanya hal-hal yang

belum dipahami sehingga mereka lebih mudah ketika

pelaksanaan/proses pembelajaran mufradat.

Terlebih dahulu memberikan pengajaran mengenai struktur


kalimat (qawaid) yang ada dalam bacaan sehingga dapat
membantu pemahaman siswa tentang apa yang akan dibicarakan
selain itu siswa diminta untuk mencari kosakata yang belum
diketahui maknanya sehingga nantinya ketika melakukan
percakapan sebuah drama mereka memahami apa yang mereka
akan bicarakan ketika melakukan percakapan. Selain itu dalam
mengajarkan bahasa Arab di MA Nurul Yaqin Pandanan ini
dimulai dari teks drama yang sudah ada pada buku bahasa Arab
yang digunakan pada mata pelajaran bahasa Arab.93

Selain mewawancarai guru bidang study penulis juga

mewawancarai salah satu siswa yang mengatakan bahwa :

Sebelum kami memulai mempraktikkan dramabiasanya ustadz


menyuruh kami untuk malakukan percakapan dengan teman di
depan kelas tapi sebelum kami disuruh menghafal biasanya kami
membaca teks dialog bersama-sama selanjutnya dijelaskan kaidah
yang ada dan biasanya kami mencari makna dialog sehingga
ketika melakukan percakapan, kami lebih mudah untuk
melakukannya karena kamisudah faham apa yang kami bicarakan.
Jadi dengan percakapan menurut saya sudah bagus untuk melatih
kami berbicara.94

92
Wawancara, tanggal 18 Mei 2017
93
Sakaki, Wawancara tanggal 17 Mei 2017
94
Sulis (siswa kelas X), Wawancara tanggal 18 Mei 2017
77

5. Untuk membantu siswa dalam berbicara dan melatih aspek-spek

yang berkaitan dengan cara mudah menguasai mufradat guru

melatih siswa ketika membaca dengan suara keras agar terbiasa

mengucapkan bahasa Arab dan tidak mudah lupa terhadap

mufradat yang telah dibaca.

Sebelum teks percakapan dipraktikkan atau ketika ada bacaan


mereka harus membaca dengan suara yang keras. Hal ini untuk
membantu mereka dalam berbicara agar tidak kaku dalam
mengucapkan bahasa Arab dan dengan begitu siswa lebih mudah
mengingat beberapa mufradat yang telah dibaca.95

Dengan semua mengeluarkan suara maka kelas juga akan

lebih hidup dan semua siswa tidak akan diam, karena semua

siswa aktif pada saat proses pembelajaran sedangberlangsung.

6. Pada saat waktu belajar bahasa Arab yang kurang, guru bidang

study mencukupinya dengan mengambil jam pelajaran yang lain

jika memungkinkan namun sebelumnya biasanya dilakukan

diskusi dulu dengan guru bidang study lainnya yang

bersangkutan.

Kalau materi yang diberikan belum selesai biasanya kita


mengakali dengan meminta jam tambahan dari mata pelajaran
yang lain, misalnya seperti jam pelajaran bahasa inggris lima jam
tapi materi yang dibahasa hanya butuh waktu empat jam saja
maka yang satu jam kita minta ijin untuk pelajaran bahasa Arab.96

Hal ini agar materi pengajaran bahasa Arab selesai sesuai

dengan yang telah ditentukan. Selain itu juga agar proses

pelaksananaan pembelajaran mufradat dengan menggunakan

95
Wawancara (guru bahasa Arab), tanggal 20 Mei 2017
96
Sakaki (guru bahasa Arab), Wawancara tanggal 20 Mei 2017
78

metode role playing berjalan sesui dengan langkah-langkah yang

telah ditentukan.

D. Temuan Penelitian

1. Proses penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab siswa kelas X Madrasah Aliyah Nurul

Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017

Proses penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat di MA Nurul Yaqin Pandanan dimulai dari pembentukkan suatu

program kerja yang di bentuk oleh guru bahasa Arab,hal ini sangat

mendukung terbentuknya suatu kegiatan yang membiasakan siswa untuk

mahir dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam pelajaran

mufradat. Adapun salah satu kegiatannya yaitu mengadakan bermain

peran/drama singkat, yang dimana dalam drama singkat ini siswa

menggunakan bahasa Arab secara utuh. Ini bertujuan agar siswa terbiasa

dalam pengucapan bahasa Arab dan agar siswa mudah dalam menguasai

mufradat sehari-hari.

Dalam proses pembelajaran sebelum mulai pelajaran seorang guru

terlebih dahulu membuat kelas menjadi kondusif sebelum menyampaikan

pelajaran dan sebelum guru menyampaikan materi pelajaran, guru

memulai dengan menyuruh salah satu murid untuk maju menyebutkan

mufradat yang sudah diberikan minggu lalu, setelah itu guru memberikan

siraman rohani (ceramah) kepada siswa-siswinya dan setelah itu guru

menjelaskan langkah-langkah di dalam proses menguasai mufradat


79

menggunakan metode role playing. Adapun langkah-langkah yang

disampaikan oleh guru bahasa Arab yaitu :

a. Mengelompokkan siswa sesuai dengan peran masing-masing dalam

sebuah drama.

b. Memberikan kosakata sesuai dengan topik drama yang akan

diperankan setiap pelajaran dimulai.

c. Memberikan teks drama singkat dengan kosakata sederhana kepada

siswa.

d. Mengadakan drama sederhana/muhadatsah selama 10 menit sebelum

pelajaran dimulai.

e. Menanyakan kembali mufradat yang telah diingat sebelumnya.

f. Mewajibkan seluruh siswa memiliki kamus agar dapat menyebutkan

kosakata baru yang didapatkan.

g. Mengadakan evaluasi terhadap drama yang telah dilakukan agar

mengetahui sejauh mana mufradat yang telah dikuasai siswa.

2. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam menguasai mufradat/kosakata

bahasa Arab kelas X Madrasah Aliyah Nurul Yaqin Pandanan Lombok

Utara tahun pelajaran 2016/2017

Dalam proses penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat di MA Nurul Yaqin Pandanan terdapat kendala-kendala yang

dihadapi yaitu berasal dari beberapa faktor :


80

a. Lingkungan

Faktor lingukungan disini maksudnya yaitu kondisi dan

sistuasi yang kurang mendukung terhadap pembelajaran bahasa Arab

baik yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pimpinan dalam

menunjang kemampuan berbicara bahasa Arab sebagai bahasa

komunikasi siswa sehari-hari seperti dikhususkannya jadwal

penggunaan bahasa Arab untuk berkomunikasi atau menciptakan

lingkunag Araby sehingga mufradat yang sering diungkapkan siswa

akan mudah difahami dan dikuasai.

b. Materi dan kurikulum

Masalah yang kedua adalah masalah materi yang disampaikan

dan kurikulum yang dipakai. Pada saat siswa diberikan kosakat yang

rumit, terkadang mereka merasa jenuh dengan kosakata yang baru

dan sulit mereka hafal, akan tetapi jika kosakata yang diberikan

berupa kosakata sehari-hari atau kosakata sekitar lingkungan pasti

mereka akan lebih mudah menghafal dikarenakan terbiasa melihat

dan mengucapkan kosakata tersebut. Terkadang juga alokasi waktu

yang disediakan sangat tidak efisien.Misalkan saja waktu yang

digunakan hanya dua kali dalam seminggu, dibandingkan dengan

jadwal di luar yang padat, maka yang didapat tidak bisa seperti yang

diharapkan.
81

c. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa

Maksudnya yaitu faktor yang ada pada diri siswa dalam

mempelajari bahasa Arab, seperti motivasi, minat dan kesadaran

mereka untuk menggunakan bahasa Arab ketika ditanya dengan

bahasa Arab mereka terkadang menjawab dengan menggunakan

bahasa daerah sehingga pelaksanaanpembelajaran keterampilan

kalam terutama penguasaan mufradat akan terhambat.

d. Guru

Dalam masalah ini para pengajar yaitu guru tidak kalah

penting untuk diperhatikan. Guru harus profesional, serta memberi

contoh yang baik, guru juga harus kreatif dalam mengajar,

memahami dan menguasai metode yang diajarkan dan mencari

alternatif metode agar para siswa tidak mudah bosan dan dapat

menyukai bahasa Arab. Ini sangat penting, karena merupakan

penentuan berhasil tidaknya guru dalam mengajar bahasa Arab.

e. Terbatasnya sarana dan prasarana

Faktor terakhir yang sering membuat siswa kesulitan dalam

menguasai mufradat yaitu kurangnya guru dalam menggunakan

media ketika pembelajaran bahasa Arab terutama dalam menguasai

mufradat, padahal kebanyakan siswa lebih senang belajar ketika

menggunakan media, karena mereka akan merekam apa yang

mereka lihat dan dengar secara langsung melalui media yang

digunakan.
82

Sementara itu Menyadari kendala-kendala yang dihadapi tersebut

guru bidang study melakukanupaya-upaya untuk mengatasi hal tersebut.

Adapun langkah-langkah kongkrit dalam mengatatasi kendala-kendala

tersebut yaitu antara lain :

1) Sebagai guru bahasaa Arab yang latar belakangnya bukan khusus

pendidkan bahasa Arab maka mereka terus berusaha memperbaiki

diri dan tak pernah berhenti belajar demi meningkatkan kualitas

kinerjanya.

2) Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha semaksimal mungkin

untuk memberikan motivasi, membimbing, dan memberi stimulus

belajar bagi anak didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sehingga nantinya mufradat yang dihafal dapat dikuasai dengan

maksimal.

3) Memberikan mufradat (kosakata) baru kepada para siswa untuk

dihafalkan.hal ini dilakukan agar kosakata siswa bertambah,

biasanya siswa diberikan minimal lima kosakata baru setiap

pembelajaran untuk dihafalkan.

4) Sebelum kegiatan drama dilakukan guru mata pelajaran bahasa Arab

memberikan kesempatan untuk siswa bertanya hal-hal yang belum

dipahami sehingga mereka lebih mudah ketika pelaksanaan/proses

pembelajaran mufradat.

5) Untuk membantu siswa dalam berbicara dan melatih aspek-spek

yang berkaitan dengan cara mudah menguasai mufradat guru melatih


83

siswa ketika membaca dengan suara keras agar terbiasa

mengucapkan bahasa Arab dan tidak mudah lupa terhadap mufradat

yang telah dibaca.

6) Pada saat waktu belajar bahasa Arab yang kurang, guru bidang study

mencukupinya dengan mengambil jam pelajaran yang lain jika

memungkinkan, namun sebelumnya biasanya dilakukan diskusi dulu

pada guru bidang study lainnya yang bersangkutan.


84

BAB III

PEMBAHASAN

Sesuai dengan hasil peneliti setelah mengadakan penelitian dengan

menggunakan data-data yang diperlukan sesuai dengan fokus penelitian yang

peneliti angkat, maka setelah mengadakan pengolahan data dengan menjadikan

MA Nurul Yaqin Pandanan sebagai lokasi penelitian. Adapun hasil-hasil yang

peneliti maksudkan untuk dibahas dalam bab pembahasan ini adalah sebagai

berikut :

A. Proses penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab siswa kelas X Madrasah Aliyah Nurul

Yaqin Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017

Pengajaran merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan,

keterampilan, dan kecermatan karena ia sama halnya dengan pelatihan

kecakapan dengan memerlukan kiat, srtategi dan ketelatenan, sehingga

menjadi cakap dan profesional. Penerapan metode pengajaran tidak akan

berjalan dengan efektif dan efisien sebagai media pengantar materi

pengajaran bila penerapannya tidak didasari dengan pengetahuan yang

memadai tentang metode itu. Sehingga metode bisa saja menjadi penghambat

jalannya proses pengajaran, bukan komponen yang menunjang pencapaian


85

tujuan, jika tidak tepat aplikasinya. Oleh karena itu, penting sekali untuk

memahami dengan baik dan benar tentang karaktristik suatu metode.97

Untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran bahasa Arab

terutama dalam menguasai mufradat maka seorang guru harus memilih cara

atau metode yang tepat dalam mengajar bahasa Arab. Selain itu juga, guru

harus melihat kemampuan siswa yang kurang dalam pelajaran bahasa Arab

dan juga minat untuk memepelajarinya yang kurang dibandingkan dengan

bahasa yang lain.

Untuk mencapai keberhasilan belajar tersebut, diperlukanlah sebuah

metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah tingkat perencanaan

program yang bersifat menyeluruh yang berhubungan erat dengan langkah-

langkah penyampaian materi pelajaran secara prosedural, tidak saling

bertentangan, dan tidak bertentangan dengan pendekatan . Dengan kata lain

metode adalah langkah-langkah umum tentang penerapan teori-teori yang

ada pada pendekatan tertentu. Dalam tingkatan ini diadakan pilihan-pilihan

tentang keterampilan-keterampilan khusus mana yang harus diajarkan,

materi-materi apa yang harus disampaikan, dan bagaimana urutannya.98

Untuk menciptakan suasana dan interaksi belajar mengajar yang baik,

salah satu kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang guru adalah

menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa Arab, yang

tentunya sesuai dengan kondisi jiwa dan intelegensi peserta didiknya,

97
Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya
(Yogyakarta: TERAS, 2009), h. 53.
98
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), h. 168.
86

sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan

efisien, serta tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik sesuai

dengan yang diharapkan.99

Di MA Nurul Yaqin Pandanan guru bahasa Arab menggunakan

sebuah metode modern dalam mengajar bahasa Arab terutama pada saat

pembelajaran mufradat, yaitu metode role playing. Metode ini dianggap

paling efektif oleh guru bahasa Arab tersebut karena melihat kondisi siswa-

siswanya yang kebanyakan memiliki minat belajar sambil bermain.Metode

bermain peran (role playing) adalah metode yang melibatkan interaksi antara

dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi.Siswa melakukan peran

masing-masing sesuai tokoh yang diperankan.Mereka berinteraksi sesama

mereka untuk melakukan peran terbuka.100

Dalam proses pembelajaran sebelum mulai pelajaran seorang guru

terlebih dahulu membuat kelas menjadi kondusif sebelum menyampaikan

pelajaran dan sebelum guru menyampaikan materi pelajaran, guru memulai

dengan menyuruh salah satu murid untuk maju menyebutkan mufradat yang

sudah diberikan minggu lalu, setelah itu guru memberikan siraman rohani

(ceramah) kepada siswa-siswinya dan setelah itu guru menjelaskan langkah-

langkah di dalam proses menguasai mufradat menggunakan metode role

playing. Adapun langkah-langkah yang disampaikan oleh guru bahasa Arab

yaitu :101

99
Wawancara, tanggal 20 Mei 2017
100
Hamdani, Startegi Belajar Mengajar(Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 163.
101
Wawancara, tanggal 20 Mei 2017
87

1. Mengelompokkan siswa sesuai dengan peran masing-masing dalam


sebuah drama.
2. Memberikan kosa kata sesuai dengan topik drama yang akan
diperankan setiap pelajaran dimulai.
3. Memberikan teks drama singkat dengan kosa kata sederhana kepada
siswa.
4. Mengadakan drama sederhana/muhadatsah selama 10 menit sebelum
pelajaran dimulai.
5. Menanyakan kembali mufradat yang telah diingat sebelumnya.
6. Mewajibkan seluruh siswa memiliki kamus agar dapat menyebutkan
kosakata baru yang didapatkan.
7. Mengadakan evaluasi terhadap drama yang telah dilakukan agar
mengetahui sejauh mana mufradat yang telah dikuasai siswa.
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran mufradat dengan

menggunakan metode role playing yang di bentuk oleh guru bahasa Arab

sangat mendukung terbentuknya suatu kegiatan yang membiasakan siswa

untuk mahir dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam pelajaran

mufradat. Adapun salah satu kegiatannya yaitu mengadakan bermain

peran/drama singkat, yang dimana dalam drama singkat ini siswa

menggunakan bahasa Arab secara utuh.Ini bertujuan agar siswa terbiasa

dalam pengucapan bahasa Arab dan agar siswa mudah dalam menguasai

mufradat sehari-hari.

Nana Sudjana memaparkan Proses pelaksanaan metode bermain peran

sebagaimana yang ditulis dalam bukunya Dasar-dasar Proses Belajar

Mengajar sebagai berikut :102

1) Menetapkan masalah-masalah yang menarik perhatian siswa untuk


dibahas.
2) Ceritakan pada kelas mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks
cerita tersebut.
3) Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan
peranannya di dalam kelas.

102
Sudjana, Dasar-dasar, h. 85.
88

4) Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu


bermain peran sedang berlangsung.
5) Beri kesempatan kepada pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum
mereka memainkan perannya.
6) Akhiri permainan dengan diskusi kelas untuk bersama-sama
memecahkan masalah yang ada.
7) Jangan lupa memberikan penilaian sebagai pertimbangan lebih lanjut.

Dari beberapa langkah-langkah tersebut ada beberapa langkah yang

dilakukan oleh guru yang ada di MA Nurul Yaqin Pandanan yang disesuaikan

dengan tingkatan siswa yang masih dalam tingkat pemula dan juga

disesuaikan dengan kondisi siswa yang ada di Madrasah tersebut. Dalam

proses pembelajaran mufradat menggunakan metode role playing yang telah

disampaikan oleh guru bahasa Arab tersebut dapat dikatakan hampir sama

dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan oleh Nana Sudjana dalam

bukunya Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar , beranjak dari beberapa

langkah-langkah dalam menguasai mufradat bahasa Arab harus mampu

membiasakan diri dalam mengucapkan kalimat bahasa Arab, agar apa yang

telah dibiasakan akan mudah untuk diingat.

B. Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa dalam menguasai

mufradat/kosakata bahasa Arab kelas X Madrasah Aliyah Nurul Yaqin

Pandanan Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017

Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap

merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa

atau pun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa

yang sudah dikuasai. Siswa sekolah sering diajarkan kata-kata baru


89

sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang

dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu

kegiatan yang menarik dan edukatif.

Pada dasarnya, pembelajaran bahasa asing tidaklah mudah, akan

tetapi seringkali terdapat kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dan

murid. Sebagian dari kesulitan-kesulitan itu adalah dalam pembelajaran

bahasa asing, sebagian besar murid masih menghafalkan kalimat-kalimat

(vocabularies) akan tetapi tidak mampu memahami maknanya.

Seharusnya guru tidak boleh memaksa dan membebani murid

dengan hafalan kalimat yang tidak diketahui maknanya, karena hal

tersebut bukanlah cara yang baik untuk mempelajari bahasa asing.

Berdasarkan hal tersebut, tentunya kita membutuhkan strategi yang jitu

dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran bahasa asing,

khususnya bahasa Arab. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran bisa

mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan.

Beberapa problematika (kesulitan-kesulitan) dalam menguasai

kosakata yang di ungkapkan oleh Ahmad Izzan dalam bukunya metodologi

pembelajaran bahasa Arab sebagai berikut :103

1. Terjadinya pergeseran arti, yakni banyak kata-kata yang sudah masuk


dalam kosakata bahasa Indonesia yang artinya berubah dari arti bahasa
aslinya, seperti kata “kasidah” yang berasal dari kata qasiidah. Dalam
bahasa Arab, arti “kasidah” adalah sekumpulan bait syair yag
mempunyai wazan qafiiyah dan qaafiyah. Dalam bahasa Indonesia
atau bahasa daerah, ati kasidah sudah berubah menjadi hanya lagu-

103
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2011),
h. 67.
90

lagu Arab atau irama padang pasir dengan kata-katanya yang puitis
(berbentuk syair).
2. Lafaznya berubah dari bunyi aslinya, tetapi artinya tetap semisal kata
“berkat” dari kata barakah, dan kata “kabar” dari kata khabar.
3. Lafaznya tetap, tetapi artinya sudah berubah semisal kata “kalimat”
yang bahasa Arabnya kalimat. Dalam bahasa Indonesia, kalimat
diartikan sebagai “susunan kata-kata (jumlah), sedangkan bahasa Arab
mengartikannya sebagai “kata-kata”.

Dari beberapa kendala yang disebutkan oleh Ahmad Izzan dalam

bukunya metodologi pembelajaran bahasa Arab terdapat kendala dalam

kosakata yang dipelajari terkadang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi

kosakata Arab dengan terjemahan Indonesia.

Metode role playing yang dilakukan untuk mengukur kemampuan

siswa terhadap mufradat yang dikuasai tidak lepas dari kendala-kendala

yang dihadapi yaitu antara lain:

f. Lingkungan

Faktor lingukungan disini maksudnya yaitu kondisi dan sistuasi

yang kurang mendukung terhadap pembelajaran bahasa Arab baik

yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pimpinan dalam

menunjang kemampuan berbicara bahasa Arab sebagai bahasa

komunikasi siswa sehari-hari seperti dikhususkannya jadwal

penggunaan bahasa Arab untuk berkomunikasi atau menciptakan

lingkunag Araby sehingga mufradat yang sering diungkapkan siswa

akan mudah difahami dan dikuasai.

g. Materi dan kurikulum

Masalah yang kedua adalah masalah materi yang disampaikan

dan kurikulum yang dipakai. Pada saat siswa diberikan kosakat yang
91

rumit, terkadang mereka merasa jenuh dengan kosakata yang baru dan

sulit mereka hafal, akan tetapi jika kosakata yang diberikan berupa

kosakata sehari-hari atau kosakata sekitar lingkungan pasti mereka

akan lebih mudah menghafal dikarenakan terbiasa melihat dan

mengucapkan kosakata tersebut. Terkadang juga alokasi waktu yang

disediakan sangat tidak efisien.Misalkan saja waktu yang digunakan

hanya dua kali dalam seminggu, dibandingkan dengan jadwal di luar

yang padat, maka yang didapat tidak bisa seperti yang diharapkan.

h. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa

Maksudnya yaitu faktor yang ada pada diri siswa dalam

mempelajari bahasa Arab, seperti motivasi, minat dan kesadaran

mereka untuk menggunakan bahasa Arab ketika ditanya dengan

bahasa Arab mereka terkadang menjawab dengan menggunakan

bahasa daerah sehingga pelaksanaanpembelajaran keterampilan kalam

terutama penguasaan mufradat akan terhambat.

i. Guru

Dalam masalah ini para pengajar yaitu guru tidak kalah penting

untuk diperhatikan. Guru harus profesional, serta memberi contoh

yang baik, guru juga harus kreatif dalam mengajar, memahami dan

menguasai metode yang diajarkan dan mencari alternatif metode agar

para siswa tidak mudah bosan dan dapat menyukai bahasa Arab. Ini

sangat penting, karena merupakan penentuan berhasil tidaknya guru

dalam mengajar bahasa Arab.


92

j. Terbatasnya sarana dan prasarana

Faktor terakhir yang sering membuat siswa kesulitan dalam

menguasai mufradat yaitu kurangnya guru dalam menggunakan media

ketika pembelajaran bahasa Arab terutama dalam menguasai

mufradat, padahal kebanyakan siswa lebih senang belajar ketika

menggunakan media, karena mereka akan merekam apa yang mereka

lihat dan dengar secara langsung melalui media yang digunakan.

Sementara itu Menyadari kendala-kendala yang dihadapi tersebut

guru bidang study melakukanupaya-upaya untuk mengatasi hal tersebut.

Adapun langkah-langkah kongkrit dalam mengatatasi kendala-kendala

tersebut yaitu antara lain :

7) Sebagai guru bahasaa Arab yang latar belakangnya bukan khusus

pendidkan bahasa Arab maka mereka terus berusaha memperbaiki diri

dan tak pernah berhenti belajar demi meningkatkan kualitas

kinerjanya.

8) Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha semaksimal mungkin

untuk memberikan motivasi, membimbing, dan memberi stimulus

belajar bagi anak didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sehingga nantinya mufradat yang dihafal dapat dikuasai dengan

maksimal.

9) Memberikan mufradat (kosakata) baru kepada para siswa untuk

dihafalkan.hal ini dilakukan agar kosakata siswa bertambah, biasanya


93

siswa diberikan minimal lima kosakata baru setiap pembelajaran

untuk dihafalkan.

10) Sebelum kegiatan drama dilakukan guru mata pelajaran bahasa Arab

memberikan kesempatan untuk siswa bertanya hal-hal yang belum

dipahami sehingga mereka lebih mudah ketika pelaksanaan/proses

pembelajaran mufradat.

11) Untuk membantu siswa dalam berbicara dan melatih aspek-spek yang

berkaitan dengan cara mudah menguasai mufradat guru melatih siswa

ketika membaca dengan suara keras agar terbiasa mengucapkan

bahasa Arab dan tidak mudah lupa terhadap mufradat yang telah

dibaca.

12) Pada saat waktu belajar bahasa Arab yang kurang, guru bidang study

mencukupinya dengan mengambil jam pelajaran yang lain jika

memungkinkan, namun sebelumnya biasanya dilakukan diskusi dulu

pada guru bidang study lainnya yang bersangkutan.


94

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari berbagai hal yang telah dipaparkan dalam penulisan skripsi ini

mengenai penggunaan metode role playing dalam menguasai mufradat

siswa kelas X MA Nurul Yaqin Pandanan, setelah melalui kajian,

pendekatan dan metodologi dalam penelitian maka penulis dapat

menyimpulkan sesuai dengan pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Proses penggunaan metode role playing dalam menguasai mufradat di

MA Nurul Yaqin Pandanan dimulai dari program kerja yang dibentuk

oleh guru bahasa Arab. Adapun langkah-langkah yang disampaikan

oleh guru bahasa Arab yaitu :

a. Mengelompokkan siswa sesuai dengan peran masing-masing

dalam sebuah drama.

b. Memberikan kosakata sesuai dengan topik drama yang akan

diperankan setiap pelajaran dimulai.

c. Memberikan teks drama singkat dengan kosakata sederhana

kepada siswa.

d. Mengadakan drama sederhana/muhadatsah selama 10 menit

sebelum pelajaran dimulai.

e. Menanyakan kembali mufradat yang telah diingat sebelumnya.


95

f. Mewajibkan seluruh siswa memiliki kamus agar dapat

menyebutkan kosakata baru yang didapatkan.

g. Mengadakan evaluasi terhadap drama yang telah dilakukan agar

mengetahui sejauh mana mufradat yang telah dikuasai siswa.

2. Dalam proses penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat di MA Nurul Yaqin Pandanan terdapat kendala-kendala

yang dihadapi yaitu berasal dari beberapa faktor seperti faktor

lingkungan, faktor yang berasal dari dalam diri siswa, materi dan

kurikulum, guru bidang study bahasa Arab, dan juga waktu yang

tersedia. Begitu juga faktor pendukung pembelajaran seperti sarana-

prasarana. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut ada beberapa hal

yang diupayakan yaitu guru yang menyadari jauh-jauh hari bukan

berasal dari lulusan bahasa Arab selalu berusaha memperbaiki diri

dengan terus belajar dan berdiskusi dengan guru lainnya selain itu

juga guru selalu memberikan bimbingan dan motivasi bagi siswa agar

tetap serius menjalani proses pembelajaran mufaradat serta

berkoordinasi dengan pihak terkait sehingga penggunaan metode role

playing dalam menguasai mufradat tetap berjalan sesuai prosedur.


96

B. SARAN- SARAN

Berpijak dari kenyataan yang dihadapi di lapangan, peneliti

menyarankan beberapa hal dalam rangka mengoptimalkan penggunaan

metode role playing dalam menguasai mufradat di MA Nurul Yaqin

Pandanan, hendaknya diupayakan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepada pimpinan Madrasah yang ada di lingkungan Madrasah

hendaknya menciptakan dan mengembangkan bi’ah lughawiyah

(lingkungan berbahasa) agar mufradat yang telah diberikan oleh guru

bahasa Arab dapat dikuasai dengan baik dan benar semua itu nuntuk

meningkatkan kemampuan kalam siswa.

2. Kepada guru bahasa Arab agar mengetahui dan mempelajari tentang

bagaimana penggunaan metode role playing dalam menguasai

mufradat siswa agar proses pembelajaran berjalan dengan lebih baik

lagi dan membuat media-media sederhana, menggunakan berbagai

macam sumber referensi di samping buku (kitab) yang wajib dimiliki

oleh para siswa, memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif

dan efisien, dan memberikan kaidah-kaidah sederhana yang

dilengkapi dengan berbagai ragam contoh dan penjelasan yang jelas

dari seorang guru.

3. Kepada siswa-siswi MA Nurul Yaqin Pandanan agar lebih menyadari

bahwa mufradat yang dikuasai dapat diaplikasikan melalui

keterampilan kalam, hal ini sangat bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari dan dalam dunia pendidikan, sehingga tingkatkanlah


97

motivasi, minat dan perhatian kalian untukbelajar bahasa Arab dan

jangan malas untuk mengikuti setiap pembelajaran yang dilakukan,

ikutilah kegiatan-kegiatan yang diadakan dengan serius dan lebih

aktif.

4. Bagi instansi terkait dengan penyelenggara pendidikan keagamaan

hendaknya jam pelajaran untuk bahasa Arab ditambah seperti jam

pelajaran pada mata pelajaran bahasa asing yang lain.


98

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Hamid, M.A, dkk,Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan,Metode,

Strategi, Materi, dan Media.Malang: UIN/Malang Press, 2008.

Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2014.

A. E. Zainsyah, dkk,Model-Model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro, 1990.

Afiffudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Pustaka Setia, 2012.

Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:Misyakat,

2004.

Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora,

2011.

Aminatun, “Peranan Permainan Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengenal

Bilangan 1-10 di TK ‘Aisiyah Solokuro Kabupaten Lamongan Tahun

Pelajaran 2010/2011,” (Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, 2010.

Bagong Suyanto dan Sutinah,Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta: Kencana, 2005.

Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa

ArabMalang : UIN-Maliki Press, 2012.

Dedy Mulyana,Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 2013

Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 2002.
99

Hamdani,Startegi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Melvin L, Silberman, Active Learning.Bandung : Nuanssa, 2011.

Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadas Karya, 2002.

M. khalilullah, Media Pembelajaran Bahasa Arab.Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Mustafa Syaiful,Strategi Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN Malik Press, 2011.

Nasution,Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2002.

Suharismi Arikunto,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

1990

Sumardi,Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Supardi,Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,

2011.

Ulber Silalahi,Metode Penelitian Sosial. Bandung: Rafika Aditama, 2009.

Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran bahasa Arab. Jogjakarta:

Diva Press, 2012.

Zulhannan,Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2014.

File:///d:/kuliyah/browsing/strategi-pembelajaran -mufradat.html

http://www.cara mudah belajar bahasa Arab. Net/2013/08/ coba-9-tips-

meningkatkan penguasaan kosakata-anda.html Tanggal 13 Maret 2017,

pukul 20:00 wita

www.bramandianto.com, diakses Sabtu 2017, pukul 21.13 wita

www.wikipedia.org, diakses Sabtu 13 Maret 2017, pukul 21.00 wita


A. Lampiran 1

1. Instrumen Penelitian

a. Pedoman Wawancara

No Sasaran Daftar Pertanyaan

1 Ketua yayasan/ Kepala 1. Bagaimana sejarah berdirinya MA Nurul

MA Nurul Yaqin Yaqin Pandanan?

Pandanan 2. Apa yang melatarbelakangi berdirinya MA

Nurul Yaqin Pandanan?

3. Apa visi dan misi MA Nurul Yaqin

Pandanan?

4. Apakah sarana dan prasana di Madrasah ini

sudah memadai atau tidak dalam menunjang

proses pembelajaran, khususnya untuk

pembelajaran bahasa Arab?

2 Guru Mata Pelajaran 1. Bagaimanakah langkah-langkah bapak/ibu

Bahasa Arab Kelas X MA dalam menggunakan metode role playing

Nurul Yaqin Pandanan pada pembelajaran mufradat bahasa Arab?

2. Bagaimanakah proses pembelajaran

mufradat dalam pembelajaran bahasa Arab

dengan menggunakan metode role playing?

3. Apa saja kendala yang bapak/ibu hadapi

ketika menggunakan metode role playing

dalam pembelajaran mufradat?


4. Upaya-upaya apakah yang bapak/ibu

lakukan untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut?

3 Siswa kelas X MA Nurul 1. Apakah menurut kalian langkah-langkah

Yaqin Pandanan metode role playing dalam pembelajaran

mufradat yang dilaksanakan oleh guru mata

pelajaran bahasa Arab sudah maksimal?

2. Bagaimanakah cara guru kalian mengajarkan

kalian kosakata bahasa Arab dengan

menggunakan metode role playing?

3. Bagaimanakah pendapat kalian tentang

penggunaan metode role playing dalam

menguasai mufradat bahasa Arab?

4. Bagaimanakah model pembelajaran

mufradat yang diterapkan dalam

pembelajaran bahasa Arab dengan

menggunakan metode role playing?


b. Pedoman Observasi

1 Keadaan fisik MA Nurul 1. Situasi lingkungan MA Nurul Yaqin

Yaqin Pandanan Pandanan

2. Ruang kelas dan fasilitas kelas

3. Sarana dan prasarana yang menunjang

kegiatan belajar mengajar

2 Kegiatan guru mata 1. Cara guru untuk memulai pembelajaran

pelajaran bahasa Arab mufradat dengan menggunakan metode role

saat proses pembelajaran playing

bahasa Arab 2. Pelaksanaan penggunaan metode role

playing dalam menguasai mufradat bahasa

Arab

3. Langkah-langkah metode role playing

dalam pembelajaran mufradat bahasa Arab

4. Cara guru untuk menutup pembelajaran

mufradat dengan menggunakan metode role

playing
c. Pedoman Dokumentasi

1 Sejarah berdirinya MA Nurul Yaqin Pandanan

2 Visi misi MA Nurul Yaqin Pandanan

3 Struktur organisasi MA Nurul Yaqin Pandanan

4 Keadaan guru MA Nurul Yaqin Pandanan

5 Keadaan siswa MA Nurul Yaqin Pandanan

6 Keadaan sarana prasarana MA Nurul Yaqin Pandanan

7 Proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab

8 Pelaksanaan penggunaan metode role playing


B. Lampiran 2

‫ام افق العام في امدرس‬


‫معنى امف دا‬
‫معنى‬ ‫الكلم‬ ‫معنى‬ ‫الكلم‬
menggambar ‫ال س‬ Hobi ‫ه اي‬
Menggambar ‫يس‬ Saya senantiasa ‫ما لت‬
Saya senang ‫اح‬ Pensil gambar ‫ام سم‬
Perpustakaan ‫امكتب‬ Buku-buku ‫الكت‬
Datang ‫يح‬ Majalah-majalah ‫امجا‬
Bola voli ‫الك الطائ‬ Tennis meja ‫نس الطاول‬
Berwarna ‫امل‬ Meringkas ‫يلخص‬
Surat menyurat ‫ام اسل‬ Mendiskusikan ‫يناقش‬
Surat ‫ال سال‬ Menggunakan ‫يستعمل‬
Teman perempuan ‫صديق‬ Jurnalistik ‫الصحاف‬
Pemandangan ‫امناظ‬ Bola basket ‫ك السل‬
Memotret ‫يص ر‬ Senggang ‫الف اغ‬
Pembimbing ‫امش ف‬ isi ‫امحت‬
C. Lampiran 3

DOKUMENTASI FOTO DI MA NURUL YAQIN PANDANAN

Foto bersama guru bahasa Arab kelas X Wawancara pak Sakaki guru bahasa Arab

Mewawancarai bu’ Saknah staf TU Proses kegiatan belajar mengajar mufradat


Proses pembagian kelompok bermain peran Kegiatan kelompok mendiskusikan peran
masing-masing pemain

Anda mungkin juga menyukai