Anda di halaman 1dari 1

2.3.

BROMATOMETRI DAN BROMOMETRI


BROMATOMETRI
Merupakan titrasi redoks dimana analit (reduktor) langsung dititrasi dengan larutan KbrO3
(oksidator). KbrO3 merupakan oksidator kuat dalam suasana asam yang tereduksi menjadi
bromida. Titrasi digunakan untuk Kalium Bromat adalah suatu zart pengoksid yang kuat :
BrO3- + 6H+ + 6e Br- + 3H2O
Reaksi dengan arsen(III) :
BrO3- + 3HasO2 Br- + 3 HasO3
Biasanya larutan itu mengandung asam klorida 1 M. Titik akhir titrasi ditandai oleh
munculnya brom berwarna kuning menurut reaksi :
BrO3- + 5 Br- + 6 H+ 3Br2 + 3H2O
Tetapi kadang-kadang reaksi diatas kurang begitu sempurna sehingga masih dibutuhkan zat
organik yang dapat bereaksi dengan brom,sehingga terjadi perubahan warna. Terdapat tiga
indikator untuk titrasi ini : alfa naftiflavon, kuning kuinoilina, p-etiksikrisoidina.
Kalium Bromat tersedia dalam kemurnian yang tinggi dan larutannya stabil. Larutan
titer dapat dibuang langsung dengan melarutkan zat yang telah ditimbang. Kemudian
ditambahkan KI lalu dititrasi dengan Na2S2O3 dalam suasana asam dengan indikator kanji.
BROMOMETRI
Penetapan kadar suatu zat berdasarkan atas reaksi dari zat itu dengan brom. Reaksi
tersebut dapat berupa reaksi subsitusi, adisi, oksidasi. Bromometri digunakan secara luas
untuk penentuan zat-zat terutama dalam bidang farmasi. Analit direaksikan dengan brom
berlebih dalam suasana asam. Kelebihan brom direaksikan dengan KI berlebih, lalu iodium
yang terjadi dititrasi dengan larutan titer tiosianat menggunakan indikator kanji, hingga warna
biru hilang.
Analit + Br2 (berlebih) produk
Br2 (sisa) + 2KI (berlebih) 2KBr + I2
I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O5
LARUTAN TITER
Larutan Brom tidak stabil, maka larutan bromat lebih disukai sebagai titer dan pembuatannya
lebih praktis. Larutan Brom dibuat dengan melarutkan KbrO 3 dan KBr lalu distandardisasi
secara iodimetri.

Anda mungkin juga menyukai