Disusun oleh :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme proses fermentasi wine (anggur) menggunakan
mikroba.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kerusakan wine (anggur).
BAB II
PEMBAHASAN
Divisi: Eumycophyta
Kelas: Ascomycetes
Ordo: Saccharomycetales
Famili: Saccharomycetaceae
Genus: Saccharomyces
Species: Saccharomyces cerevisiae
2. Fermentasi Alkohol
Secara tradisional fermentasi dari anggur dilakukan di dalam tangki kayu yang besar
atau tangki beton, tetapi kebanyakan wine modern sekarang menggunakan tangki stainless
steel yang canggih dengan fasilitas pengontrol temperatur, alat pembersih, dan lainnya.
Anggur putih secara umum difermentasi pada temperatur 10-18 0C untuk 7-14 hari atau lebih,
sedangkan anggur merah difermentasi antara 7 hari dengan temperatur antara 20-30 oC. Pada
fermentasi ini yeast yang digunakan, yaitu Saccharomyces cerevisiae yang diinokulasi dalam
jus dengan populasi 106-107 cells/ml.
3. Fermentasi Malolactic
Fermentasi ini terjadi alami 2 sampai 3 minggu setelah fermentasi alkohol selesai dan
berakhir 2 sampai 4 minggu. Reaksi ini mengubah dekarboksilasi L-malic acid menjadi L-
lactic acid dengan menurunkan kadar keasaman wine dan menaikkan pH antara 0,3 sampai
0,5. Penurunan kadar keasaman dengan fermentasi ini membuat wine lebih lembut, rasa yang
matang, dan rasa yang lebih menarik. Tidak semua jenis wine memerlukan proses fermentasi
malolactic.
4. Proses setelah fermentasi (penyimpanan)
Kebanyakan wine putih tidak disimpan dalam jangka waktu yang lama setelah
fermentasi alkohol atau fermentasi malolactic selesai. Pada wine merah yang sudah tua antara
1 sampai 2 tahun disimpan dalam tangki kayu (biasanya kayu oak). Selama ini, reaksi kimia
ini memberikan kontribusi pada perkembangan rasa antara wine dan ekstrak komponen dari
tangki kayu. Poin yang penting untuk mengontrol selama penyimpanan dan penuaan adalah
pengeluaran oksigen dan penambahan dari sulfur dioksida ke level bebas antara 20 sampai 25
μg/ml. Sebelum pengemasan, wine mungkin disimpan di tempat temperatur dingin antara 5-
10 oC untuk mengendapkan kotoran.
5. Citarasa wine
Wine memiliki cita rasa tersendiri yang berasal dari anggur dan proses operasinya
yang termasuk fermentasi alkohol, fermentasi malolactic dan penuaan. Kontribusi anggur dari
banyak komponen yang mudah menguap (misal terpenes) itu memberikan wine variasi rasa.
- Sumber Karbon
Jenis gula utama terdapat dalam musts adalah glukosa dan fruktosa. Sebagian besar
khamir untuk wine memfermentasi glukosa lebih cepat dari fruktosa. Fermentasi karbohidrat
yang secara alami terdapat dalam buah anggur akan cepat menghasilkan alkohol sampai
sekitar 11-12 persen. Dalam iklim dingin, terutama di Amerika Serikat bagian timur dimana
buah anggur varitas Vitis labrusca banyak ditanam untuk industri wine, wine yang dihasilkan
kadang-kadang ditambah gula. Sebaliknya apabila cuaca menyebabkan buah anggur terlalu
cepat masak (mature), maka untuk memproduksi wine dengan komposisi normal, perlu
penambahan air.
- Alkohol
Etanol yang diproduksi oleh sel-sel khamir selama proses fermentasi akan
menghambat aktivitas dan pertumbuhan sel. Jika temperatur fermentasi meningkat, derajat
pengahambatan juga meningkat. Temperatur fermentasi yang lebih rendah akan
menghasilkan etanol yang lebih tinggi karena disamping fermentasi berlangsung lebih
sempurna, hilangnya etanol karena penguapan akibat suhu yang lebih tinggi dapat diperkecil.
- Karbondioksida
Pada tekanan CO2 sekitar 72 atmosfir pertumbuhan sel-sel khamir aka terhambat, dan
pada tekanan 30 atmosfir produksi etanol terhenti sama sekali. Pengaruh tekanan CO 2 ini
sangat penting dalam pembotolan, tangki wine atau jika kecepatan fermentasi diatur dengan
tekanan. Sekitar 0.1-0.5 gram CO2 per liter terlarut dalam tabel wine. Konsentrasi CO2
sebanyak 12 gr/L akan menyebabkan tekanan sebesar 4.0, 4.8, 5.8, 6.6 dan 7.5 atmosfir pada
suhu 0.5, 10, 15 dan 30°C. Pada produk akhir sparking wine lebih disukai jika terdapat
tekanan CO2 sebesar 6-8 atmosfir.
- Temperatur Fermentasi
Kebanyakan sel khamir untuk wine akan tumbuh baik temperatur 27-30°C, tetapi juga
sel khamir wine yang tumbuh temperatur yang rendah dan dapat memfermentasi must pada
temperatur 7°C atau lebih rendah. Di antara galur-galur khamir wine, waktu rata-rata yang
dibutuhkan untuk memproduksi 5 gram etanol dari 1 liter sari buah anggur adalah 23 hari
pada 0°C, 8 hari pada 6°C, dan 3,5 pada 12°C. Proses fermentasi yang berlangsung lambat
dan lama temperatur yang rendah akan menghasilkan wine dengan flavor yang lebih pahit
daripada proses fermentasi cepat pada suhu yang lebih tinggi. Tetapi jika suhu terlalu tinggi
dapat menghasilkan khamir wine dan merupakan kondisi yang sesuai bagi mikroorganisme
lain. Misalnya bakteri Lactobacillus akan tumbuh dan menimbalkan kerusakan pada wine.
- Sulfur-dioksida (SO2)
Seperti telah diuraikan, penambahan SO2 bertujuan untuk menghambat berbagai jenis
mikroba yang terdapat secara alami pada buah anggur, terutama Lactobacillus. Starter khamir
dapat beradaptasi untuk tumbuh pada konsentrasi SO 2 lebih dari 200 ppm. Dalam industri
wine jumlah SO2 yang ditambah ke dalam must adalah 50- 100 ppm (85-170 gram per ton
buah anggur). Perlakuan ini dapat menghilangkan mikroba alami tersebut sampai 99.9 persen.
Karena SO2 bebas bersifat sebagai antiseptik, maka daya perlindungannya akan berkurang
jika dalam must terdapat dalam konsentrasi tinggi senyawa-senyawa seperti aldehida, keton
dan jenis-jenis gula dimana SO2 dapat membentuk bisulfit. Efisiensi antimicrobial SO2 juga
dipengaruhi oleh temperatur, pH dan jenis mikroorganisme.
- Tanin
Jika tanin dilarutkan dalam air akan terbentuk larutan yang mempunyai rasa sepat,
dan jika direaksikan dengan ion ferri akan terbentuk warna biru kehitaman atau hijau. Tanin
akan diendapkan oleh protein. Sekitar 3-6 persen kulit buah anggur merah adalah tanin yang
membantu menstabilkan warna merah pada wine. Sifat-sifat antiseptik tanin sangat bervariasi.
Sel-sel khamir alami sangat sensitive terhadap tanin, sedangkan starter khamir wine lebih
tahan.
- Nutrien
Fermentasi must yang baik membutuhkan nitrogen, mineral, dan nutrient-nutrien lain
dalam jumlah yang cukup. Untuk pertumbuhannya, sel-sel khamir tidak membutuhkan
penambahan asam-asam amino dari luar, kecuali dalam kondisi tertentu dimana kadar
nitrogen dalam musts tidak mencukupi. Buah anggur mengandung mineral dalam konsentrasi
yang cukup, tetapi jika terdapat berlebihan seperti tembaga atau besi, dapat menyebabkan
pengambatan. Jika sejumlah vitamin ditambahkan ke dalam media, pertumbuhan sel khamir
akan meningkat. Semua species khamir membutuhkan penambahan biotin dari luar. Buah
anggur varitas putih umumnya mengandung biotin lebih sedikit daripada varitas merah, tetapi
jumlah ini ditambah dengan vitamin-vitamin lain masih cukup untuk memberikan kondisi
fermentasi dengan kecepatan normal. Kecepatan fermentasi sari buah dipengaruhi oleh
kandungan biotin dan nitrogen total buah anggur, jika keduanya terdapat dalam sari buah.
Tetapi fermentasi tersebut tidak dipengaruhi jika biotin atau salah satu vitamin B, terdapat
sendirian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa wine termasuk
minuman beralkohol yang dihasilkan dari fermentasi gula yang ada di dalam buah Anggur
(Vitis vinifera). Namun juga bisa dibuat dari sari buah lain yang biasa disebut wine buah(fruit
wine. Jenis-jenis wine yang beredar di pasaran adalah Red Wine, White Wine, Rose Wine,
Sparkling Wine, Sweet Wine, dan Fortified Wine. Kandungan gizi pada wine terdiri dari
energi yang tergantung pada jenisnya, yaitu antara 50-160 kkal/100 g (berasal dari
Karbohidrat/gula), kalium (antara 80-112 mg/100 g), kalsium, fosfor, magnesium, besi, seng,
tembaga, mangan, dan selenium. Kandungan natrium pada wine umumnya rendah. Tahap-
tahap pembuatan wine meliputi Penghancuran dan Perlakuan Anggur Sebelum Fermentasi,
Fermentasi Alkohol, Fermentasi Malolactic, Proses setelah fermentasi (penyimpanan), dan
Citarasa Wine. Dalam proses fermentasi wine, khamir yang biasa digunakan, yaitu
Saccharomyces cerevisiae. Bahan untuk proses fermentasi adalah gula ditambah khamir yang
akan menghasilkan alkohol dan CO2.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2009, Fermentasi, http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi, diakses tanggal 10
Oktober 2011