Anda di halaman 1dari 2

Silas Papare lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918.

Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah


Juru Rawat pada tahun l935 dan bekerja sebagai pegawai pemerintah Belanda. Kegigihannya
dalam berjuang untuk kemerdekaan Papua membuatnya sering berurusan dengan aparat
keamanan Belanda. Ia berusaha memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak pada Belanda
sehingga ia dipenjara di Jayapura.

Saat menjalani masa tahanan di Jayapura, Silas Papare berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi.
Perkenalannya dengan Sam Ratulangi membuat Silas Papare semakin yakin bahwa Papua adalah
bagian tak terpisahkan dari Republik Indonesia. Hal tersebut membuat beliau akhirnya
mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya, Silas kembali ditangkap oleh
Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, Silas berhasil melarikan diri menuju Yogyakarta.

Di Yogyakarta, Silas Papare membentuk Badan Perjuangan Irian yang berusaha keras untuk
memasukkan wilayah Irian Jaya ke dalam negara Indonesia. Silas Papare kemudian ditunjuk
menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam Perjanjian New York pada tanggal 15 Agustus
1962 yang mengakhiri perseteruan antara Indonesia dan Belanda perihal Irian Barat. Perjanjian
itu ditindaklanjuti dengan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada tahun 1969 di mana
rakyat Irian Barat memilih bergabung dengan NKRI. Silas Papare wafat dan dimakamkan di
Serui pada tanggal 7 Maret 1978.

 Tempat/Tgl. Lahir : Papua, 18 Desember 1918


 Tempat/Tgl. Wafat : Papua, 7 Maret 1978
 SK Presiden : Keppres No. 077/TK/1993, Tgl. 14 September 1993
 Gelar : Pahlawan Nasional

Salah satu kapal perang milik TNI AL mendapat kehormatan menggunakan nama KRI Silas
Papare yaitu sebuah korvet kelas Parchim.

Silas Papare adalah seorang yang berjuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah
Indonesia. Silas Papare lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918. Ia menyelesaikan pendidikan di
Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja sebagai pegawai pemerintah Belanda.
Kegigihannya dalam berjuang untuk kemerdekaan Papua membuatnya sering berurusan dengan
aparat keamanan Belanda. Usahanya untuk mempengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak
pada akhirnya membuat ia harus masuk penjara di Jayapura.

Saat menjalani masa tahanan di Jayapura, Silas berkenalan dengan Dr. SamRatulangi, Gubernur
Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda di tempat tersebut. Perkenalannya dengan Sam Ratulangi
membuat semakin yakin bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia.
Hal tersebut membuat ia akhirnya mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII).
Akibatnya Silas kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun kemudian ia
berhasil melarikan diri menuju Yogyakarta.

Pada bulan Oktober 1949, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka
membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam
wilayah RI. Silas meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1978.
Guna mengenang jasa besarnya, nama Silas Papare di abadikan sebagai salah satu kapal selam
perang, yakni KRI Silas Papare. KRI Silas Papare adalah sebuah Korvet kelas Parchim yang
dibuat untuk Volksmarine / AL Jerman Timur pada akhir 70-an. Penamaan menurut Pakta
Warsawa adalah Project 133. Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam di perairan
dangkal/pantai. Oleh TNI AL kapal ini dimodifikasi dengan menambahkan kapasitas BBM untuk
patroli lebih lama di laut.

Riwayat Singkat
Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja sebagai
pegawai pemerintah Belanda. Ia sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua
sehingga ia sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme
Belanda dan pada akhirnya ia dipenjarakan di Jayapura karena memengaruhi Batalyon Papua
untuk memberontak.

Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur
Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya tersebut semakin
menambah keyakinan ia bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia.
Akhirnya, ia mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya, ia kembali
ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, ia kemudian melarikan diri menuju
Yogyakarta.

Pada bulan Oktober 1949, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka
membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam
wilayah RI

Latar belakang
Di Yogyakarta, Silas Papare membentuk Badan Perjuangan Irian yang berusaha keras untuk
memasukkan wilayah Irian Jaya ke dalam negara Indonesia. Silas Papare kemudian ditunjuk
menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam Perjanjian New York pada tanggal 15 Agustus
1962 yang mengakhiri perseteruan antara Indonesia dan Belanda perihal Irian Barat. Perjanjian
itu ditindaklanjuti dengan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada tahun 1969 di mana
rakyat Irian Barat memilih bergabung dengan NKRI. Silas Papare wafat dan dimakamkan di
Serui pada tanggal 7 Maret 1978.

Atas jasa-jasanya Silas Papare dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No.
077/TK/1993, Tgl. 14 September 1993.

Salah satu kapal perang milik TNI AL mendapat kehormatan menggunakan nama KRI Silas
Papare yaitu sebuah korvet kelas Parchim.

Anda mungkin juga menyukai