Tema:Persahabatan
Pemeran:Fadli, Dhani, Tantri, Eros, Ibu Rosidah
Sinopsis Drama :
Pagi yang cerah di SMA Negeri 20 Bandar Lampung. Di lorong sekolah berbincanglah
tiga orang sahabat yakni Fadli, Dhani, dan Tantri. Mereka berbincang tentang banyak hal.
Akan tetapi perbincangan mereka mengerucut hingga ke satu topik penting. Topik
tersebut adalah tentang keanehan yang terjadi pada salah satu sahabat terbaik mereka
yakni Eross. Kecurigaan ketiga sahabat tersebut terhadap keanehan Eross bukannya tidak
beralasan. Eross yang selama ini dikenal sebagai pribadi yang periang dan ceria, kini
tiba-tiba menjadi pendiam dan pemurung. Hal ini yang menjadi topik perbincangan
utama mereka di lorong kelas 12 IPA 1 di pagi itu.
Beberapa saat kemudian, lewatlah Eross di hadapan Fadli, Dhani, dan Tantri.
Detik demi detik pun berlalu dan akhirnya jam istirahat kedua pun tiba. Seusai shalat
dhuhur berjamaah di mushala, ketiga sahabat itu pergi menuju ruang BK untuk menemui
ibu Rosidah. Sambil berjalan cepat menuju ruang BK, perbincangan kecil pun terjadi.
Sesampainya di ruang BK
Tantri:Aku jadi makin penasaran. Jawabannya ada di ruangan ini. (sambil menunjuk
ruang BK yang tertera nama ibu Rosidah, S.Pd. di pintu ruangan)
Fadli:Assalamualaikum (mengetik pintu)
Ibu Rosidah:Waalaikumsalam. Silahkan masuk!
Fadli:Terima kasih bu.
Ibu Rosidah:Oh, kalian. Ada apa? Silahkan duduk.
Fadli, Dhani, Tantri:Terima kasih bu.
Ibu Rosidah:Ada yang bisa ibu bantu? Kalian sampai ke ruangan ibu di jam istirahat
begini.
Tantri:Begini bu, langsung saja ke topik pembicaraan yang ingin kami utarakan. Saya
ingin bertanya soal Eross. Akhir-akhir ini ia berubah menjadi lebih pendiam, pemurung,
dan seringkali menghindar dari kami, padahal kami ini sahabatnya.
Fadli: Betul bu, sebenarnya apa yang terjadi dengan Eross?
Judul:Sahabat Selamanya
Tema:Persahabatan
Pagi yang cerah di SMA Negeri 20 Bandar Lampung. Di lorong sekolah berbincanglah
tiga orang sahabat yakni Fadli, Dhani, dan Tantri. Mereka berbincang tentang banyak hal.
Akan tetapi perbincangan mereka mengerucut hingga ke satu topik penting. Topik
tersebut adalah tentang keanehan yang terjadi pada salah satu sahabat terbaik mereka
yakni Eross. Kecurigaan ketiga sahabat tersebut terhadap keanehan Eross bukannya tidak
beralasan. Eross yang selama ini dikenal sebagai pribadi yang periang dan ceria, kini
tiba-tiba menjadi pendiam dan pemurung. Hal ini yang menjadi topik perbincangan
utama mereka di lorong kelas 12 IPA 1 di pagi itu.
Fadli:Iya aneh, tak biasa-biasanya Eross begini kan? Dua minggu terakhir ini
kuperhatikan ia selalu saja melamun, murung, dan cenderung pendiam. Padahal kan
kalian tahu sendiri kalau dia itu anak yang periang.
Tantri:Kamu benar Fadli. Aku juga merasakan ada yang aneh pada Eross. Aku khawatir
kalau ia sedang mengalami hal buruk.
Dhani:Benar juga ya. Eross akhir-akhir ini seringkali merespon kita seadanya saja. Ia
juga cenderung diam dan seringkali menghindar dari kita. Jangan-jangan ada kesalahan
yang telah kita perbuat kepada Eross? Atau mungkin saja ia marah pada salah satu
diantara kita?
Fadli:Hmmm, kita tidak akan tahu apa penyebab keanehan yang terjadi pada Eross,
kecuali kita tanyakan langsung padanya.
Tantri:Jangan dulu Fadli! Aku rasa menanyakan langsung padanya bukanlah solusi yang
tepat. Bisa jadi saat ini dirinya sedang dirundung masalah yang cukup rumit yang bersifat
personal. Sehingga sangat tidak memungkinkan bagi kita untuk mendengar pengakuan
jujur darinya.
Eross:Hei Dhan, Fadli, Tantri. Aku baru saja ada keperluan. Maaf, tidak bisa berangkat
ke sekolah bersama-sama. Ya sudah, aku ke ruangan BK dulu ya.
Fadli:Persis seperti apa yang aku pikirkan Dhan. Tapi masalah apa ya?
Fadli:begini saja, bagaimana kalau kita tanyakan langsung perihal masalah yang sedang
dihadapi oleh Eross kepada Ibu Rosidah, guru BK kita!
Tantri:Aku setuju. Pada jam istirahat kedua, kita akan tanyakan langsung kepada bu
Rosidah di ruang BK.
Detik demi detik pun berlalu dan akhirnya jam istirahat kedua pun tiba. Seusai shalat
dhuhur berjamaah di mushala, ketiga sahabat itu pergi menuju ruang BK untuk menemui
ibu Rosidah. Sambil berjalan cepat menuju ruang BK, perbincangan kecil pun terjadi.
Sesampainya di ruang BK
Tantri:Aku jadi makin penasaran. Jawabannya ada di ruangan ini. (sambil menunjuk
ruang BK yang tertera nama ibu Rosidah, S.Pd. di pintu ruangan)
Ibu Rosidah:Ada yang bisa ibu bantu? Kalian sampai ke ruangan ibu di jam istirahat
begini.
Tantri:Begini bu, langsung saja ke topik pembicaraan yang ingin kami utarakan. Saya
ingin bertanya soal Eross. Akhir-akhir ini ia berubah menjadi lebih pendiam, pemurung,
dan seringkali menghindar dari kami, padahal kami ini sahabatnya.
Bu Rosidah :Hmm, sebenarnya ibu sudah menangkap maksud kalian menemui ibu
sebelum kalian mengutarakannya. Sebenarnya Eross meminta ibu untuk merahasiakan ini
kepada siapapun, termasuk kalian. Tapi ya sudahlah, ibu percaya karena kalian ini adalah
sahabat terdekat Eross.
Bu Rosidah :Saat ini Eross tengah dirundung masalah perekonomian keluarga yang
cukup pelik. Sudah hampir setahun ayahnya tidak bekerja. Karena perusahaan di tempat
ayah Eross bekerja gulung tikar. Sementara kebutuhan hidup semakin bertambah dan
menuntut agar bisa terpenuhi. Kesulitan perekonomian tersebut berimbas pada masalah
lain diantaranya adalah sulitanya keluarga Eross untuk membayar uang sekolahnya dan
juga adik-adiknya.
Tantri:Hmm, begitu ya bu? Sudah berapa bulan Eross tidak membayar uang sekolahnya
bu?
Fadli:Apa tidak ada solusi lain bu, seperti misalnya beasiswa dan lain sebagainya?
Bu Rosidah:Ibu rasa sangat sulit Fadli, Sekolah di tahun ini tidak menganggarkan
beasiswa seperti yang kamu maksudkan.
Tantri:Begini bu, saya ada usulan. Bagaimana kalau sekolah menerapkan sistem subsidi
silang. Besaran SPP disesuaikan dengan pendapatan orang tua wali. Masalah teknis saya
serahkan kepada pihak sekolah.
Bu Rosidah :Masya Allah, ide mu cemerlang sekali Tantri. Kalau soal itu ibu bisa
membawa ide mu ke pihak komite sekolah.
Dhani:Kalau bisa secepatnya bu. Eross tidak bisa menunggu lebih lama lagi kan?
Bu Rosidah: Ibu janji akan membantu kalian dan juga Eross, sesegera mungkin.
Fadli:Dhani, Tantri, dan Eross. Kita semua dipanggil untuk menghadap ibu Rosidah di
ruangannya.
Eross:Ada masalah apa Fadli?
Fadli:Sudah, ayo segera menghadap. Aku khawatir beliau akan marah kalau kita tidak
cepat.
Keempat sahabat itu berjalan cepat menuju ke ruang BK. Sesampainya di ruangan Bu
Rosidah Dhani pun mengetuk pintu ruangan.
Bu Rosidah:Ya Tantri, silahkan duduk. Ada yang ingin ibu sampaikan kepada kalian,
terutama pada Eross.
Eross:Menyangkut saya bu? Oh iya, mengenai SPP sekolah. Ayah saya berjanji akan
segera melunasinya begitu dapat uang pinjaman. Saya mohon izinkan saya untuk tetap
bersekolah di sini bu!
Bu Rosidah:Tenang dulu Eross. Ibu akan menyampaikan kabar gembira kepada kamu
dan teman-temanmu. Begini, dua minggu lalu Tantri mengusulkan sebuah ide cemerlang
yakni suatu konsep subsidi silang pembayaran SPP. Pembayaran SPP tersebut besarannya
disesuaikan dengan pendapatan orang tua / wali murid. Hal ini memungkinkan siswa
tidak mampu untuk tetap bisa bersekolah. Bahkan diantara mereka ada beberapa yang
tidak diwajibkan membayar uang SPP. Nah, salah satu siswa tersebut adalah Eross.
Kamu juga tidak perlu membayar SPP beberapa bulan lalu yang menunggak. Pihak
sekolah telah membebaskan tunggakan SPP-mu selama delapan bulan itu.
Bu Rosida :Ya, bersyukurlah pada Allah dan berterima kasihlah pada sahabat-sahabatmu
yang peduli kepadamu. Fadli, Dhani, dan Tantri telah berupaya membantu kamu sejauh
ini.
Eross:Terima kasih Dhan, Fadli. Maaf selama ini aku tidak menceritakan hal ini kepada
kalian. Aku malah menghindar dari kalian. (sembari memeluk Fadli dan Dhani)
Dhani:Sudahlah kawan, jangan dipikirkan! Bukankah kita ini teman? (menangis haru)
Fadli:(menangis haru sambil menepuk-nepuk pundak Eross, tidak berbicara sepatah kata
pun)
Tantri :(menangis sambil terus menerus mengusapkan lembaran tisu untuk menyeka air
mata harunya).
Setelah urusan keempat sahabat itu selesai, mereka meninggalkan ruang BK dengan mata
berkaca-kaca. Mereka pun kembali ke kelas dengan perasaan lega karena permasalahan
telah diselesaikan dengan baik.
KEJUJURAN MEMBAWA KEBAIKAN
Di kisahkan ada 4 sahabat karib yang sedang berbincang-bincang di teras sekolah. Dalam
perbincangan tersebut, tercetuslah sebuah rencana untuk pergi ke Alfamart bersama-sama sepulang
sekolah untuk membeli bahan-bahan praktek membuat kue di sekolahnya.
Farekha : “ Hari ini masih hari jum’at, yahhhhh masih lama ya hari minggunya .... “
Dewi : “ Emangnya hari minggu kamu mau ngapain, kha? “ ( memandang Farekha )
Baitik : “ iya nih Farekha, emangnya kamu mau ngapain sih ? “ ( memandang Farekha )
Diah : “ Mungkin dia mau pergi “
Farekha : “ Nggak kok, aku Cuma mau bersih-bersih rumah, kan hari libur ... “
DDB : “ Ohhhhhh gitu yaaaa “ ( Serempakan )
Dewi : “ Oh ya, hari senin kan ada tugas kewirausahaan, teman-teman “
Diah : “ masak sih “ ( mengerutkan dahi )
Baitik : “ Oh iya iya ada tugas praktik. Hampir aja lupa “
Farekha : “ Begini saja, hari minggu kita pergi ke Alfamart untuk beli bahan-bahannya, gimana? “
Dewi : “ Kamu kan hari minggu mau bersih-bersih “ ( memandang Farekha )
Farekha : “ Gampang, nanti aku ijin sama ibu “
Baitik : “ Iya benar ijin ibumu aja dulu, pasti boleh, kan buat tugas sekolah “
Diah : “ Iya ibunya pasti ngijinin, setuju ? “
DBF : “ SETUJU !! “ ( serempakan )
Pada hari Minggu, 4 siswa tersebut berkumpul dan bergegas ke Alfamart.
Sesampainya di Alfamart ....
Demikianlah sekelumit drama yang dapat kami tampilkan. Kejujuran itu perlu di tegakkan,
perlu di lestarikan dan perlu di tanamkan sejak dini agar menjadi akar yang kuat dalam tindak tanduk
manusia terutama remaja jaman sekarang. Kejujuran itu tak dapat di bandingkan dengan uang dinar,
uang dirham ataupun mata uang internasional sekalipun. Apabila seorang manusia tidak memiliki
sifat jujur, dia akan sulit di percaya orang lain, dapat menghancurkan tali silaturrahim antar sesama
muslim dan hidupnya akan senantiasa sepi dan gundah. Dalam hadist Rasulullah berkata :
“ Abdullah bin mas’ud berkata : bersabda Rasulullah SAW : Kalian harus jujur karena sesungguhnya
jujur itu menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang
senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga di tulis disisi Allah SWT sebagai Orang
yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada
keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan
berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah SWT sebagai seorang pendusta . “ ( H.R.
Muslim ) shohih muslim hadist no. 6586. Wallahu’alam bishowab.
Naskah Drama Arti Sebuah Kejujuran
Karakter dalam drama:
Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilaksanakan ulangan secara mendadak.
Pengumpulan tugas harus dilakukan segera.
Pak Guru : Anak–anak, silakan dikumpulkan tugas karya tulis minggu kemarin.
Firman : karya tulis dikumpulkan berdasarkan tema atau berdasarkan kelompok saja pak?
Pak Guru : berdasarkan kelompok saja..ayo segera ketua kelas dikumpulkan tugas karya tulis teman –
temannya
(kemudian ketua kelas berjalan keliling mengumpulkan tugas karya tulis teman-temannya)
Guru : Karena ini merupakan tugas perorangan yang dikerjakan secara berkelompok, maka penilian
akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis dan keragan tema serta isi tulisan dalam satu kelompok.
Pak Guru : Ayo kalau sudah selesai mengumpulkan tugas, masukkan buku kalian semua kedalam tas.
Saya akan memeberikan ulangan mendadak.
Yohan : Apa? ulangan apa lagi pak? baru saja kemarin sudah diadakan ulangan!
Yani : baik pak (sambil berjalan membagikan kertas Suasana ruang kelas berubah menjadi berisik
karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak itu)
Pak Guru : pada ulangan kali ini, saya ingin kalian menulis ulang tentang inti dari karya tulis yang kalian
buat. Tulis garis besarnya saja beserta poin-poin terpenting kesimpulannya. Waktu yang saya berikan
untuk mengerjakan ulangan ini yaitu 25 menit, dan dimulai dari sekarang
Naskah Drama Arti Sebuah Kejujuran
Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilaksanakan ulangan secara mendadak.
Pengumpulan tugas harus dilakukan segera.
Pak Guru : Anak–anak, silakan dikumpulkan tugas karya tulis minggu kemarin.
Firman : karya tulis dikumpulkan berdasarkan tema atau berdasarkan kelompok saja pak?
Pak Guru : berdasarkan kelompok saja..ayo segera ketua kelas dikumpulkan tugas karya tulis teman –
temannya
(kemudian ketua kelas berjalan keliling mengumpulkan tugas karya tulis teman-temannya)
Guru : Karena ini merupakan tugas perorangan yang dikerjakan secara berkelompok, maka penilian
akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis dan keragan tema serta isi tulisan dalam satu kelompok.
Pak Guru : Ayo kalau sudah selesai mengumpulkan tugas, masukkan buku kalian semua kedalam tas.
Saya akan memeberikan ulangan mendadak.
Yohan : Apa? ulangan apa lagi pak? baru saja kemarin sudah diadakan ulangan!
Yani : baik pak (sambil berjalan membagikan kertas Suasana ruang kelas berubah menjadi berisik
karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak itu)
Pak Guru : pada ulangan kali ini, saya ingin kalian menulis ulang tentang inti dari karya tulis yang kalian
buat. Tulis garis besarnya saja beserta poin-poin terpenting kesimpulannya. Waktu yang saya berikan
untuk mengerjakan ulangan ini yaitu 25 menit, dan dimulai dari sekarang
(kemudian suasana kelas terasa hening dan para siswa sedang sibuk mengerjakan tugas. Sementara itu,
pak guru sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. Pk guru kemudian menemukan
sebuah keanehan pada tugas karya tulis milik Firman dimana isinya sama persis dengan karya tulis milik
Yohan. Setelah 25 menit berlalu, kertas ulangan lalu dikumpulkan)
Pak Guru : baiklah silakan kalian istirahat. Tolong Firman and Yohan tetap disini, saya mau bicara
Pak Guru : Lalu, bagaimana dengan ulangan tadi. Mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tidak sama
dengan isi karya tulis kalian? bisa menjelaskan ke saya?
Pak Guru : baiklah kalau kalian tidak mau mengaku, saya anggap kalian tidak mengerjakan tugas karya
tulis dan tidak mengikuti ulangan tadi
Yohan : maaf pak. Kalau saya jujur, apakah kalau saya berkata jujur maka saya akan memaafkan saya?
Guru : saya lebih menghargai sebuah kejujuran daripada harus melihat anak didik saya melakukan hal
yang tidak jujur.
Yohan : saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet pak. Saya langsung meng-copy
dan tidak saya baca lagi. Makanya ulangan tadi tidak sama dengan isi karya tulis saya
Pak Guru : trus kamu Firman, ada yang bisa dijelaskan ke saya?
Firman : saya minta tolong adik saya mengerjakan tugas karya tulis itu pak. Dan kelihatannya dia
mencari sumber dari internet. Maaf pak. Saya berjanji tidak akan mengulanginya kembali.
Pak Guru : Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian saya kembalikan. kalian
diharuskan untuk membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam waktu 3 hari. Setelah itu, kalian harus
mengikuti ulangan susulan yang materinya akan saya beritahukan nanti.
Demikianlah contoh teks drama singkat tentanga arti sebuah kejujuran, semoga contoh skenario drama
sekolah diatas bermanfaat buat sahabat pembaca.
Suatu hari ada anak yang bernama Vina dan Adib yang sedang ingin berangkat
sekolah.
Adib : “Hai Vin?”
Vina : “Hai juga Dib”
Adib : “Vin berangkat sekolah yuk!”
Vina : “Ayo”
Sesampainya di kelas ...
Vina : “Dib, kamu sudah bayar uang untuk studytour?”
Adib : “Ya sudah Vin, kalo kamu?”
Vina : “Belum, mungkin nanti setelah istirahat”
Adib : “Oh ya sudah”
Tak lama kemudian, Bela dan Lady lewat di depan ruang koordinator keuangan. Lalu
Pak Mubarak sebagai koordinator keuangan memanggil Bela dan Lady.
Pak Mubarak : “Hei! Kamu, kamu kesini!”
Bela dan Lady merasa kebingungan karena mereka tidak tahu siapa yang dipanggil
oleh bapak koordinator keuangan.
Lady : “Saya pak?” (menunjuk diri sendiri)
Pak Mubarak : “Iya kalian berdua, cepetan kesini!”
Bela dan Lady langsung mendatangi bapak koordinator keuangan ke ruangannya.
Bela : “Iya pak, ada apa?”
Pak Mubarak : “Saya minta tolong, tolong panggilkan anak yang bernama Vina!”
Bela : “Vina 8.10 ya pak?”
Pak Mubarak : “Iya, tolong panggilkan anak itu ke ruang koordinator keuangan! Sekarang juga!”
Lady : “Baik, siap laksanakan pak”(sambil hormat)
Setelah itu Bela dan Lady meninggalkan ruang koordinator keuangan. Saat Bela ingin
membuka pintu, Bela telpeleset karena lantai nya yang licin, “Bruukk..”
Bela : “Aduuhhh....”(dengan ekspresinya yang tidak meyakinkan)
Lady : “Ya Allah bel bel, kalo jalan itu pakek mata!”(sambil menertawakan Bela)
Bela : “Kamu ini, temannya jatuh bukannya ditolongin malah ditertawakan. Cepat
bantu aku bangun!”
Lady : “Iya maaf bel, sini aku bantu”(dengan menjulurkan tangannya)
Bela dan Lady langsung menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, Bela merasa
kesakitan dan duduk di kursinya.
Vina : “Kamu kenapa bel?”
Bela : “Aku jatuh didepan ruang koordinator keuangan”
Adib : “Ngapain kamu kesana?”
Lady : “Tadi, aku sama Bela dipanggil Pak Mubarak. Katanya, Vina disuruh ke ruangan
koordinator keuangan sekarang juga!”
Vina pun langsung berlari dengan deg deg an menuju ruang koordinator keuangan.
Sesampainya disana, Vina berkata
Vina : “Ada apa pak, kenapa bapak memanggil saya?”
Pak Mubarak : “Apa sudah melunasi uang studytour?”
Vina : “Belum pak, orang tua saya masih belum punya uang untuk
melunasinya”
Pak Mubarak : “Baiklah, saya akan memberi kamu waktu selama 3 hari untuk melunasinya!”
Vina : “Baik pak, akan saya lunasi”
Kemudian Vina meninggalkan ruang koordinator keuangan dan kembali ke kelas nya
dengan perasaan sedih.
Lady : “Kenapa kamu Vin?”
Vina : “Aku belum melunasi uang untuk studytour. Aku harus melunasinya dalam waktu 3
hari”
Lalu Lady pergi menemui Adib, Bela, dan Oci yang sedang berkumpul di bangku Bela,
sambil berkata
Lady : “Hai teman, mau gak kalo kita bantuin teman kita yang lagi kesusahan?”
Adib : “Siapa Lad?”
Lady : “Vina, dia belum membayar uang studytour karena orang tuanya belum punya uang
untuk membayarnya. Dia diberi waktu 3 hari oleh bapak koordinator keuangan untuk
membayarnya”
Bela : “Oke, aku setuju Lad”, “Aku juga” ucap Adib dan Oci melanjutkan ucapan Bela.
Lady : “Benar kalian setuju?”
“Iya Lad” mereka bertiga serentak menjawab.
Lady : “Baiklah, mulai besok kita kumpulkkan uangnya. Siapa yang mau memegang uang
nya?”
Oci : “Bagaimana kalau aku saja”
Lady : “Baiklah, gak masalah. Tapi kamu harus menjaga uang itu baik-baik” (Lady
melanjutkan pembicaraannya)
Bela : “Sumbangan berapa kita?”
Lady : “Uang studytour nya kan 120ribu, bagaimana kalau 30ribu per orang?”
Bela, Adib, Oci : “Baiklah” (mereka menjawab secara bersamaan)
Oci : “Oke, jangan lupa besok ya, kumpulkan kepada ku!”
Keesokan harinya, Adib, Bela, dan Lady membayar uang sumbangan itu kepada Oci,
Oci pun ikut membayarnya
Kemudian keesokan harinya, uang itu akan diberikan kepada Vina untuk
disetorkan kepada Pak Mubarak.
Lady : “Ci, uang yang kemarin kita sumbangkan mana? Akan aku berikan kepada
Vina!”
Oci : “Uang yang kemarin kita sumbangkan hilang!”
Lady, Bela, Adib : “Apaaaa?!!” (dengan perasaan kaget)
Adib : “Kok bisa hilang? Uang itu kamu simpan dimana?”
Oci : “Aku lupa menyimpan dimana”
Bela : “Aduuhhh.. Gimana ini? Waktunya sudah tinggal 1 hari!”
Adib, Lady, dan Bela bingung memikirkan bagaimana caranya memberikan uang itu
kepada Vina agar tepat pada waktunya.
Tak lama kemudian, Lady dan Bela pergi ke kantin untuk membeli makanan. Lady
melihat Oci sedang mengeluarkan uang dari sakunya. Lady curiga kepada uang yang
dikeluarkan Oci, Lady merasa bahwa uang ittu adalah uanng yang disumbangkan untuk
membantu Vina.
Lady : “Ci, itu uang kamu atau uang yang disumbangkan untuk Vina?”
Oci : “Pas..pastinya itu uang aku!”
Bela : “Ci, kamu jangan bohong! Setiap kamu bohong, akhirnya pasti akan ketahuan
juga!”
Lady : “Benar apa yang dikatakan Bela! Benar Ci, jujur itu indah”
Oci : “Ya Bel, ya Lad, ini sumbangan untuk Vina” (sambil menundukkan kepalannya dengan
suara lirih)
Bela : “Kenapa kamu bohong dan kenapa kamu tidak jujur saja sama kita?”
Lady : “Aku sudah menyangka, bahwa uang itu tidak hilang melainkan disembunyikan oleh
kamu”
Oci : “Ya aku minta maaf. Ini aku kembalikan uang sumbangan itu, tetapi uang nya bersisa
110ribu”
Bela : “Kamu harus menggantikan uang itu!”
Oci : “Iya, pasti aku ganti” (sambil mengembalikan uang 110ribu kepada Lady)
Lady : “Sisanya yang 10 ribu mana?”
Oci : “Ini sisa nya” (sambl memberikan uang 10ribu kepada Lady)
Setelah mengambil uang itu, Lady dan Bela kembali ke kelas dan menemui Adib.
Lady : “Dib, uang itu sebenarnya tidak hilang melainkan disimpan oleh Oci”
Adib : “Oh ya sudah, ayo kita berikan kepada Vina agar ia cepat melunasi uang studytour dan
bisa ikut studytour bersama kita”
Kemudian Lady, Adib, Bela, dan Oci memberikan uang itu kepada Vina.
Adib : “Vina, kami ingin memberikan ini ke kamu!”
Vina : “Apa ini?”
Bela : “Buka aja vin!”
Vina : “Baiklah, akan aku buka” (sambil membuka amplop yang di berikan oleh teman –
temannya dengan penasaran)
Setelah membuka amplop itu, vina kaget karena di dalam amplop itu ada uang sebesar
120rb.
Vina : “Hah, uang?”
Lady : “Iya vin, itu uang dari kami untuk bantu kamu agar bisa melunasi uang studytour”
Vina : “Makasih yah semuanya, udah mau bantu aku”
Bela : “Iya vin sama – sama”
Vina pun langsung lari menuju ruang koordinator keuangan.
Vina : “Assalamu’alaikum pak” (sambil mengetuk pintu)
Pak Mubarak : “Iya silahkan masuk!”
Vina : “Pak, saya ingin melunasi uang studytour”
Pak Mubarak : “Baiklah, berikan uang mu!”
Vina : “Ini pak” (sambil memberkan uang itu)
Pak Mubarak : “Nah, sekarang kamu sudah melunasinya. Berarti, kamu sudah bisa ikut
studytour ini”
Vina : “Yeayy... terimakasih pak”
Dan akhirnya Vina dan kawan – kawan bisa bersama ikut studytour.