Sinopsis:
Selayaknya orang orang jika diterima di perguruan tinggi favorit, pastinya mereka akan sangat
bahagia. Tetapi hal berbeda dialami oleh Fredi. Fredi yang dipaksa untuk memilih jurusan sesuai
dengan keinginan orang tuanya pun tidak terlalu bahagia. Papanya adalah seorang kontraktor besar,
sedangkan Mamanya adalah seorang ibu rumah tangga. Karena papanya seorang kontraktor besar,
maka pastilah Fredi hidup berkecukupan.
Fredi yang tidak bahagia dengan keadaannya, terus ditimpa oleh masalah yang berlapis-lapis, seperti
kehidupan di rumah yang tidak menyenangkan, kehidupan di kampus juga yang tidak menyenangkan
serta kedua orang tuanya yang memaksa dia untuk menjadi karakter yang rajin, pekerja keras dan
aktif dalam perkuliahan.
Ditengah masalah yang berlipat ganda, dia bertemu dengan teman-teman sejurusannya yang
akhirnya membuatnya merasakan bahwa dia hidup kembali. Teman-teman sejurusannya adalah
Reno, Jiksa dan Windy. Dia juga merasakan rasanya jatuh cinta untuk pertama kalinya kepada
temannya sendiri yaitu Windy.
Hari-hari berlalu dengan indah bagi Fredi, namun dia tidak mengetahui bahwa teman-temannya itu
tidak mempunyai maksud yang baik bagi dia.
Klimaksnya, Windy dan kawan kawannya hanya ingin bermain-main, sehingga menjadikan
kehidupan Fredi hancur Dan hal itu membuatnya melampiaskan amarahnya kepada kedua orang tua
nya sehingga membuat papanya terkena serangan jantung.
Setelah semua permasalahan itu, Fredi terus bertanya-tanya, mengapa hidupnya seperti itu, hanya
penuh dengan tragedi. Lalu, datanglah kasih TUHAN dalam hidupnya. Ada orang autis dan orang
buta yang lewat di hadapannya, yang dengan segala kekurangannya selalu bersukacita. Fredi pun
akhirnya langsung menangis dan menemui mamanya, dia meminta maaf atas setiap kesalahannya
selama ini, dia juga berjanji mau berubah dan berdamai dengan keadaan juga dengan diri sendiri.
Dan juga akhirnya Fredi menerima TUHAN dalam hidupnya, karena dia merasakan ketenangan
dalam kasih TUHAN.
Pemeran
1. Fredi : Tokoh Utama yang cuek, pemarah, kaya, dan sangat keras kepala.
2. Papa : Keras Kepala sama kayak anaknya, namun berhati lembut.
3. Mama : Sabar, dan takut akan TUHAN
4. Senior 1
5. Senior 2
6. Reno
7. Jiksa
8. Windy
9. Orang Buta
10. Pemulung
11. Bencong 1
12. Bencong 2
13. Malaikat 1
14. Setan 1
Part 1
Scene 1 (Di rumah)
(Musik tiktok orang-orang yang diterima SBM) serentak dengan lampu dibuka perlahan.
Fredi Bersama kedua orang tuanya pun melihat pengumuman bahwa anaknya diterima di PTN dan
jurusan favorit.
Fredi : Ah lolos pula, padahal ga pengen aku disini (sontak musik langsung berhenti).
Papa : Kok kayak gitu si ngomongnya fred, papa pengennya kau itu jadi penerus papa di masa depan
(dengan nada tinggi). (langsung mainkan music mencekam)
Fredi : ntah, kan uda lolos aku, gausa pala di usik omonganku
Papa : Papa gamau tau ya, kita hidup kekgini enak, kau tinggal nerusin jejak papa aja, kuliah aja di
jurusan ini ah.
Fredi : Tapi gamau aku jadi kek papa, bukan minat ku di jurusan itu.
Mama : *menahan papa* Pa gabole kekgitu! Fred, ikuti aja kemauan bapakmu
Fredi : terserahlahh.
Flashback selesai
Papa : Papa gamau tau, pokoknya kau harus baik” kuliah walaupun bukan minat kau ini ya, sekali kau
main” kena kau samaku.
Mama : Aduhh, Udah” Pa, harusnya kita senang anak kita diterima, ini malah marah”.
Gausa diperpanjang lagi ya fred.
Fredi : udahla, cabut aja aku
Lampu ditutup.
Fredi : Ah, lolos salah, ga lolos makin salah lagi, emang agak” serba salah hidupku ini.
Fredi :eh
Bencong 1 : Ah, gausah malu”, ayuk sini sama tantee *sambil menarik tangan Fredi*
Fredi : mimpi apa lah aku ah, bisa”nya ada bencong. Emang bagusan pulang aku daripada kekgini.
Dahla bagus tidorr
Fredi pun pulang ke rumah setelah mengalami kejadian yang aneh tadi.
Scene 2 (Kampus)
Berangkatlah Fredi dari rumah menuju kampus, lalu dia bertemu dengan senior-senior di
kampusnya. Senior Fredi pun melihat Fredi dari kejauhan.
Senior 1 : Apaan tuh? Eh dindakuuu..
Fredi : Bangdakuu..
Fredi : Kamu nanya aku sehat atau engga, aku kasih tawuh yaa (sambil tertawa kecil)
Senior 1 : nah karna kau sehat dan aku kurang sehat, pijitin dulu abang. Pegel kali abang ni
Fredi : Ah, kirain gak kena, rupanya kena juga (berkata sedikit berbisik)
Senior 2 : Ga capek kau kutengok, belikan dulu abangmu ini makanan terenak yang ada di kampus
ini.
Senior 1 : pande-pande kau lah itu mencari. Udah pergi cepat, udah lapar abang ini.
Fredi pun pergi dari sana, lalu di jalan Fredi mencari makanan sambil menggerutu..
Fredi : Ah, kena terus pun aku, capek kali aku dibuat. Kek gak ada pun kehidupanku selain sama
mereka ah…
Lalu, Fredi pun berjumpa dengan seorang Wanita, yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan
pertama.
Windy : Eh haii, gak kok, ini lagi nunggu teman yang lain.
Windy : Ohh Fredi, salam kenal yaa. Btw, kamu ngapain disini?
Fredi : Biasa, dapat misi mulia aku.
Jiksa : Win, ni siapa? Masih baru udah ada aja yang deketin bah..
Fredi : oh, hallo, Aku Fredi, kita dari jurusan yang sama kok..
Reno : Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya? Biar aku kasih tau ya, namaku Reno, dia ini Jiksa.
Fredi : Aku mau nanya dong, makanan terenak di kampus ini apa?
Reno : Pas kali, itu lah ada bakso terenak di muka bumi ini..
Fredi : Iya, aku males sebenarnya.. Bagus aku jalan sama Windy hehe.
Jiksa : (menarik Reno) udah-udah, gausah kau ganggu hubungan orang lain.
Scene 3 (Kampus)
Jiksa : Ah, kau macam gak tau lah, semalam kan sama Windy dia.
Fredi : Hehehe…..
Reno : Gassss….
Lalu mereka pun bergegas pergi ke kelas, setelah siap kelas, mereka pun sepakat untuk tidak
mengikuti lab guna menghindari para senior.
Scene 4 (Kampus)
Hari-hari terus berlalu seperti itu, mereka seakan menghindari semua kegiatan yang ada di
kampus. Sehabis kelas, mereka langsung bergegas pulang. Sampai pada suatu ketika, Fredi dkk.
malah terkena masalah dan masuk ke daftar rekomendasi dropout.
Fredi : Kau tengok dulu ini, berempat nama kita masuk sini.
Fredi : Ini pasti udah sampe ke orang tua ku ni, matilah aku ah.
Jiksa : Gak ada lagi yang bisa dilakukan, DO, DO aja sekalian.
Windy : Yaudah fred, kita nanti cari jalan keluarnya sama-sama ya…
Setelah itu pun, mereka lanjut berbincang. Lalu, berpisahla mereka dan berpulang ke rumah
masing-masing.
Karena mengetahui Fredi merupakan salah seorang mahasiswa yang masuk kedalam mahasiswa
rekomendasi dropout, Papa Fredi pun sontak marah dan kecewa dengan Fredi.
Fredi : Gak tau lho pa, selama ini aku kan selalu ke kampus…
Mama : Nak, coba jujur, kok bisa kamu sampai mau di DO?
Papa : Kalo baik baik mana bisa sampai mau di DO? Apa ini karena kawanmu kemaren ya?
Papa : Papa gamau tau ya, pokoknya kalo gak kamu perbaikin, kamu gak bakal dapat fasilitas apa-
apa lagi dari papa.
Fredi : Kan aku udah bilang aku ga salah apa-apa.. kalo ga salah kan emang seharusnya melawan
Mama : Yaampun papaaa! Kamu lah nak, udah dibilang papamu jangan kamu lawan
Fredi : Aku gak salah lho ma, aku kuliah baik-baik kokk…
Mama : Udah udah.. Bukan saatnya kamu menjelaskan, cepat kamu bawa papa ke rumah sakit.
Part 2
Scene 6 (Kampus)
Kehidupan terus berjalan, apapun masalah yang kita hadapi, tidak peduli seberat apapun, dunia
hanya akan terus berjalan. Sama seperti Fredi, Fredi merasa sedikit bersalah karena sudah
menyebabkan papanya menjadi seperti itu. Dia pun ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.
Windy : Gapapa kan Fred? Nanti jalan-jalan lagi kita pasti ga murung lagi…
Mereka pun masuk kelas seperti biasanya. Setelah kelas, mereka mau bolos lagi, namun…
Reno : Gasss..
Fredi : Keknya kita gabisa lagi deh kayak gini…., kita harusnya gak boleh lalai dari hak kita, hak kita
kan kuliah, harusnya kita gak boleh lari dari sini.
Jiksa : Sejak kapan anda jadi sebijak ini teman? Masa muda itu dinikmati fred, lagipula kan kita tetap
kuliah
Fredi : Aku keknya gabisa ikut kalian lagi deh.. Maaf yaa..
Windy : Kenapa sih Fred? Padahal selama ini kami baik lho samamu…
Fredi : Maaf ya.. Kalian aja deh yang pergi, aku gamau cabut-cabutan lagi…
Jiksa : Kalo gitunya kau sekarang, yaudahlah, anggap aja kita gapernah kenal. Ayolah cabut..
Sepulangnya dari kampus, dia terus merenung sambil meminum kopi kemasan, apakah ada
kesalahan dari dirinya, sehingga teman-temannya meninggalkannya. Padahal dia hanya ingin
menyadarkan mereka, dia juga merasa ingin berubah, karena dialah penyebab dari Papanya sakit.
Fredi : Kenapa ya? Emang selama ini aku udah salah jalan ya… Padahal aku rasa aku udah
menemukan jati diriku sendiri, aku juga merasa udah bertemu teman-teman yang sangat perfect
buat aku, aku juga merasa bahwa harusnya seperti inilah hidup itu.
*Lalu lewatlah seseorang yang sedang mencari barang2 bekas dengan penuh semangat..
Fredi yang memperhatikan tersentuh hatinya dan bertanya2 kenapa anak itu semangat dan seakan
tidak ada sedih diwajahnya walaupun dia hidup sangat2 tidak berkecukupan.
Pemulung : permisi bang, minum kompinya uda selesai ? saya butuh kalengnya soalnya untuk dijual..
Pemulung : Makasi bang (sambil mengambil botol kaleng dan segera bergegas pergi)
*Setelah itu datanglah malaikat yang menyadarkannya atas segala kejadian yang dialaminya*
*Fredi secara tidak sengaja meneteskan air mata karena pencurahan Kasih TUHAN yang begitu
indah dalam hidupnya, dia bertanya-tanya harus berapa banyak kaleng yang dikumpulkan
pemulung untuk membeli 1 nasi bungkus, seddangkan dia malah menghabiskan uangnya untuk
hal-hal yang tidak berguna
Fredi : Apakah aku kurang bersyukur? Padahal kasih TUHAN melimpah atas hidupku, Tuhan masih
mengasihi aku, ini mungkin pertanda dari Tuhan kalo aku harus berubah, untuk apa aku hidup kek
gni terus, ga ada tujuan, jadi anak muda yang pembangkang, Tuhan ampuni aku (menangis)
Fredi : Ma..
Mama : Lho nak, kamu kenapa ? mata mu kok sembab kek gtu ?
*fredi masih menangis
Fredi : ma.. maafin aku ma..Fredi baru sadar ma, selama ini Fredi selalu acuh tidak acuh,
menganggap kalo aku paling benar, ampuni aku maa
Fredi : maafin aku maa.. selama ini aku jadi anak gak sadar diri, jadi pembangkang
Mama : iya nak iya, mama maafin kamu dari dulu, maafin mama jg kalo mama maksain kehendak
mama papa sama kamu ya nak..
Fredi : engga ma, itu pasti yang terbaik untukku, maafin aku ma (menangis)
Mama dan Fredi pun mengunjungi Papa yang ada di rumah sakit.
Papa : (sedikit terkejut dan menatapa fredi yang memeluknnya) Iya gappa nak, papa juga salah kok
selalu maksain kehendak papa.
Mama : Maafin mama juga ya nak, mungkin selama ini mama juga ada salah sama kamu..
Fredi : Gak kok pa, ma. Selama ini Fredi yang salah, padahal pilihan papa dan mama adalah pilihan
yang terbaik.
Papa : Baiklah nak, mulai saat ini, papa gak bakal lagi memaksakan kehendak papa sama kamu. Kita
bertiga sama2 ya nak berubah jadi lebih baik (mengelus kepala fredi)
Fredi : iya pa ma
Mama : satu hal yang perlu kamu ingat fred, sesulit apapun perkara dalam kehidupanmu, kamu
cukup berserah sama TUHAN ya nak, percayalah kepada kasih TUHAN, karena tangan TUHAN selalu
siap untuk menolong kamu nak. Mungkin kadang kamu merasa itu adalah hal yang terbaik, tapi
belum tentu itu adalah hal yang terbaik buat kamu. Coba kamu selalu minta dulu sama TUHAN,
berserah dulu sama TUHAN, ingat juga nak, kasih TUHAN akan indah pada waktunya.
Pada akhirnya, semua manusia mempunyai kesalahan dan itu adalah hal yang wajar. Tetapi, saat
mereka mau berubah, ada kasih TUHAN yang sempurna selalu menyertai kita, tak peduli apapun
status kita, TUHAN selalu berada di pihak kita. Marilah melalui natal ini, kita menyatakan kasih
terhadap sesama kita dengan tulus, sama seperti kasih TUHAN yang diberikan kepada kita, begitu
jugalah kita harus mengasihi sesama kita.
"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah
mengampuni kamu." - Efesus 4:32.