Anda di halaman 1dari 13

Naskah Drama natal Teknik Sipil Bersama D3 Statistika USU

Sinopsis:

Selayaknya orang orang jika diterima di perguruan tinggi favorit, pastinya mereka akan sangat
bahagia. Tetapi hal berbeda dialami oleh Fredi. Fredi yang dipaksa untuk memilih jurusan sesuai
dengan keinginan orang tuanya pun tidak terlalu bahagia. Papanya adalah seorang kontraktor besar,
sedangkan Mamanya adalah seorang ibu rumah tangga. Karena papanya seorang kontraktor besar,
maka pastilah Fredi hidup berkecukupan.

Fredi yang tidak bahagia dengan keadaannya, terus ditimpa oleh masalah yang berlapis-lapis, seperti
kehidupan di rumah yang tidak menyenangkan, kehidupan di kampus juga yang tidak menyenangkan
serta kedua orang tuanya yang memaksa dia untuk menjadi karakter yang rajin, pekerja keras dan
aktif dalam perkuliahan.

Ditengah masalah yang berlipat ganda, dia bertemu dengan teman-teman sejurusannya yang
akhirnya membuatnya merasakan bahwa dia hidup kembali. Teman-teman sejurusannya adalah
Reno, Jiksa dan Windy. Dia juga merasakan rasanya jatuh cinta untuk pertama kalinya kepada
temannya sendiri yaitu Windy.

Hari-hari berlalu dengan indah bagi Fredi, namun dia tidak mengetahui bahwa teman-temannya itu
tidak mempunyai maksud yang baik bagi dia.

Klimaksnya, Windy dan kawan kawannya hanya ingin bermain-main, sehingga menjadikan
kehidupan Fredi hancur Dan hal itu membuatnya melampiaskan amarahnya kepada kedua orang tua
nya sehingga membuat papanya terkena serangan jantung.

Setelah semua permasalahan itu, Fredi terus bertanya-tanya, mengapa hidupnya seperti itu, hanya
penuh dengan tragedi. Lalu, datanglah kasih TUHAN dalam hidupnya. Ada orang autis dan orang
buta yang lewat di hadapannya, yang dengan segala kekurangannya selalu bersukacita. Fredi pun
akhirnya langsung menangis dan menemui mamanya, dia meminta maaf atas setiap kesalahannya
selama ini, dia juga berjanji mau berubah dan berdamai dengan keadaan juga dengan diri sendiri.
Dan juga akhirnya Fredi menerima TUHAN dalam hidupnya, karena dia merasakan ketenangan
dalam kasih TUHAN.
Pemeran

1. Fredi : Tokoh Utama yang cuek, pemarah, kaya, dan sangat keras kepala.
2. Papa : Keras Kepala sama kayak anaknya, namun berhati lembut.
3. Mama : Sabar, dan takut akan TUHAN
4. Senior 1
5. Senior 2
6. Reno
7. Jiksa
8. Windy
9. Orang Buta
10. Pemulung
11. Bencong 1
12. Bencong 2
13. Malaikat 1
14. Setan 1

Part 1
Scene 1 (Di rumah)

Lampu dimatikan sebelum pemain masuk

(Musik tiktok orang-orang yang diterima SBM) serentak dengan lampu dibuka perlahan.

Fredi Bersama kedua orang tuanya pun melihat pengumuman bahwa anaknya diterima di PTN dan
jurusan favorit.

Fredi : Ah lolos pula, padahal ga pengen aku disini (sontak musik langsung berhenti).

Papa : Kok kayak gitu si ngomongnya fred, papa pengennya kau itu jadi penerus papa di masa depan
(dengan nada tinggi). (langsung mainkan music mencekam)

Mama : Udahla pa, jgn kebawa emosi

Fredi : ntah, kan uda lolos aku, gausa pala di usik omonganku

Lampu dimatikan perlahan lalu flashback sedikit.

Lalu lampu dibuka perlahan kembali.

Papa : Papa gamau tau ya, kita hidup kekgini enak, kau tinggal nerusin jejak papa aja, kuliah aja di
jurusan ini ah.

Fredi : Tapi gamau aku jadi kek papa, bukan minat ku di jurusan itu.

Papa : Melawan terus bah. (sambil ingin memukul Fredi)

Mama : *menahan papa* Pa gabole kekgitu! Fred, ikuti aja kemauan bapakmu

Fredi : terserahlahh.

Flashback selesai

Papa : Papa gamau tau, pokoknya kau harus baik” kuliah walaupun bukan minat kau ini ya, sekali kau
main” kena kau samaku.

Mama : Aduhh, Udah” Pa, harusnya kita senang anak kita diterima, ini malah marah”.
Gausa diperpanjang lagi ya fred.
Fredi : udahla, cabut aja aku

Papa : Gatau diri emang anak kita.

Mama : Sudahla itu pa

Lampu ditutup.

!Ada pohon, dan kursi taman.

Fredi : Ah, lolos salah, ga lolos makin salah lagi, emang agak” serba salah hidupku ini.

*Biarkan Fredi merenung sebentar, lalu duduk di kursi taman*

Adegan : Lalu muncullah Bencong”


Bencong 1 : Ih, ada cowo gans banget tuh :*

Bencong 2 : Ih iya, lagi bengong pula, makin ganteng dehh:*

Kedua bencong ini pun menyamperin Fredi

Bencong 1 dan 2 : Halo gantenggg :*

Fredi :eh

Bencong 1 : Sendirian aja ni ganteng :*

Bencong 2 : Sini main sama tantee :*

Fredi : Oh TUHAN…. Taunya aku, aku salah, tp ga gini juga.

Bencong 1 : Ah, gausah malu”, ayuk sini sama tantee *sambil menarik tangan Fredi*

Bencong 2 juga menarik tangan Fredi

Fredi : Om jangan om aku masih normall…., *sambil berusaha melepas genggamannya*

Bencong 2 : Aduhh, ayukk, nanti tante kasi permen dehh :*

*Fredi pun berhasil melepas genggamannya lalu lari terbirit-birit*

(Menuju perjalanan pulang)

Fredi : mimpi apa lah aku ah, bisa”nya ada bencong. Emang bagusan pulang aku daripada kekgini.
Dahla bagus tidorr

Fredi pun pulang ke rumah setelah mengalami kejadian yang aneh tadi.

Scene 2 (Kampus)

Berangkatlah Fredi dari rumah menuju kampus, lalu dia bertemu dengan senior-senior di
kampusnya. Senior Fredi pun melihat Fredi dari kejauhan.
Senior 1 : Apaan tuh? Eh dindakuuu..

Fredi : Bangdakuu..

Senior 2 : Sehatnya kau dinda?

Fredi : Kamu nanya aku sehat atau engga, aku kasih tawuh yaa (sambil tertawa kecil)

Senior 1 : Ah lampit, serius nya aku

Fredi : Oh iya bang, sehat nya aku..

Senior 1 : nah karna kau sehat dan aku kurang sehat, pijitin dulu abang. Pegel kali abang ni

Fredi : Ah, kirain gak kena, rupanya kena juga (berkata sedikit berbisik)

Senior 2 : Udah dindaa, jangan mengoceh ko. Pijit duluu, pahatopp

Fredi : iya bang

Setelah selesai memijit seniornya, ada lagi permintaan dari seniornya.

Senior 1 : mantap kali pijitanmu dekkuu

Senior 2 : Ga capek kau kutengok, belikan dulu abangmu ini makanan terenak yang ada di kampus
ini.

Fredi : tapi gatau aku bang dimana itu

Senior 1 : pande-pande kau lah itu mencari. Udah pergi cepat, udah lapar abang ini.

Fredi : okela bang

Fredi pun pergi dari sana, lalu di jalan Fredi mencari makanan sambil menggerutu..

Fredi : Ah, kena terus pun aku, capek kali aku dibuat. Kek gak ada pun kehidupanku selain sama
mereka ah…

Lalu, Fredi pun berjumpa dengan seorang Wanita, yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan
pertama.

Fredi : Eh, apaan tuh? Kayak dapat pencerahan aku ni ah.

*Fredi pun menghampiri Windy*

Fredi : Haiii, sendirian aja nih..

Windy : Eh haii, gak kok, ini lagi nunggu teman yang lain.

Fredi : Ohh, aku ikut nungguin boleh?

Windy : Oh, boleh-boleh.

Fredi : Oh iya, kenalan dulu boleh ga?

Windy : Boleh…, namaku Windy, kalau kamu?

Fredi : Menawan kali Namanya hehe. Kenalin namaku Fredi.

Windy : Ohh Fredi, salam kenal yaa. Btw, kamu ngapain disini?
Fredi : Biasa, dapat misi mulia aku.

Windy : Hah, maksudnya?

Lalu Reno dan Jiksa pun datang…

Reno : Udah lama nunggunya win?

Windy : Oh ga kok, santai aja…

Jiksa : Win, ni siapa? Masih baru udah ada aja yang deketin bah..

Fredi : oh, hallo, Aku Fredi, kita dari jurusan yang sama kok..

Jiksa : Oh pantes, gercep juga kau ya.

Fredi : Hehe.., oh iya, kalian kawannya Windy?

Reno : Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya? Biar aku kasih tau ya, namaku Reno, dia ini Jiksa.

Jiksa : Bisa aja kau ren ah haha.

Fredi : Aku mau nanya dong, makanan terenak di kampus ini apa?

Reno : Pas kali, itu lah ada bakso terenak di muka bumi ini..

Jiksa : Ini pasti bau-bau dapat misi, udah cuekin aja.

Fredi : Iya, aku males sebenarnya.. Bagus aku jalan sama Windy hehe.

Windy : (sedikit tertawa) Boleh-bolehh..

Reno : Ikut lah kami ah..

Jiksa : (menarik Reno) udah-udah, gausah kau ganggu hubungan orang lain.

Fredi : Makasih ya bro.

Fredi dan Windy pergi Bersama…

Reno : Ah, kau pun kekgitu kali bah….

Jiksa : Udahla ah, biar dulu dewasa kawanmu ituu.

Scene 3 (Kampus)

Keesokan harinya, mereka bertemu lagi di kampus.

Fredi : Indahnya pagi hari yang cerah inii…


*Reno dan Jiksa menghampiri dari kejauhan*

Reno : Cerah kali mukamu kutengok, kemaren muram kali.

Jiksa : Ah, kau macam gak tau lah, semalam kan sama Windy dia.

Reno : Oh iyaa, lupaa..

Fredi : Windy dimana ya betewe?

Reno : Baru juga kemaren ketemu ah…

*Windy pun datang*

Fredi : Akhirnya.., tercium juga bau-bau kehidupan.

Windy : Halo semuanyaaa…

Fredi : Halooo windyyy.

Jiksa : Ah, dah gak betul ni..

Fredi : Hehehe…..

Reno : Hari ni kelas apa aja kita?

Jiksa : Ada anas sama hidro sih…

Reno : Aih, males kali aku hari ini…

Jiksa : Tinggal masuk, isi absen, abis itu turu, udah.

Windy : Biasanya tidur pun kau ren wkkwk.

Fredi : Hari ini kan ada lab juga kan?

Reno : Mending turu dah.

Jiksa : Udah, habis kelas cabut aja kita.

Fredi : Aku ikut Windy aja sih

Windy : Jalan-jalan aja kita sih mendingan…

Reno : Gassss….

Lalu mereka pun bergegas pergi ke kelas, setelah siap kelas, mereka pun sepakat untuk tidak
mengikuti lab guna menghindari para senior.

Scene 4 (Kampus)

Hari-hari terus berlalu seperti itu, mereka seakan menghindari semua kegiatan yang ada di
kampus. Sehabis kelas, mereka langsung bergegas pulang. Sampai pada suatu ketika, Fredi dkk.
malah terkena masalah dan masuk ke daftar rekomendasi dropout.
Fredi : Kau tengok dulu ini, berempat nama kita masuk sini.

Reno : Kok bisa pula lah masuk?

Jiksa : Kamu nanya?

Windy : Aih jik, lagi serius ini ah.

Fredi : Ini pasti udah sampe ke orang tua ku ni, matilah aku ah.

Jiksa : Afh iyh fredd?

Windy : Udah jikk, lagi serius inii.

Jiksa : Ah, ga seru, dibawa enjoy aja ngapa.

Reno : Udah udah jik. Kekmana lah kita nanggulangin ini.

Jiksa : Gak ada lagi yang bisa dilakukan, DO, DO aja sekalian.

Fredi : Aih, jangan lah ah, kena nanti aku…

Windy : Yaudah fred, kita nanti cari jalan keluarnya sama-sama ya…

Setelah itu pun, mereka lanjut berbincang. Lalu, berpisahla mereka dan berpulang ke rumah
masing-masing.

Scene 5 (di rumah Fredi)

Karena mengetahui Fredi merupakan salah seorang mahasiswa yang masuk kedalam mahasiswa
rekomendasi dropout, Papa Fredi pun sontak marah dan kecewa dengan Fredi.

*Fredi membuka pintu lalu pulang*


Papa : Fred, bisa kau jelaskan ini apa? (sambil menunjukkan HP)

Fredi : Apasih itu, gatau aku

Papa : Sekali lagi papa tanya, apa maksudnya ini!

Fredi : Gak tau lho pa, selama ini aku kan selalu ke kampus…

Mama : Nak, coba jujur, kok bisa kamu sampai mau di DO?

Fredi : Gatau ma, Fredi selama ini kuliah baik-baik kok..

Papa : Kalo baik baik mana bisa sampai mau di DO? Apa ini karena kawanmu kemaren ya?

Fredi : Gak paa….

Papa : Papa gamau tau ya, pokoknya kalo gak kamu perbaikin, kamu gak bakal dapat fasilitas apa-
apa lagi dari papa.

Fredi : Apasih paa? Orang ga ngapa-ngapain kokkkk..

Papa : Kamu melawan terus yaa!

Fredi : Kan aku udah bilang aku ga salah apa-apa.. kalo ga salah kan emang seharusnya melawan

Papa : Anak kurang ajar! Pergi kamu dari sini…

Fredi : Yaudah, pergi aku…

*Papa pun seakan-akan terkena serangan jantung*

Mama : Yaampun papaaa! Kamu lah nak, udah dibilang papamu jangan kamu lawan

Fredi : Aku gak salah lho ma, aku kuliah baik-baik kokk…

Mama : Udah udah.. Bukan saatnya kamu menjelaskan, cepat kamu bawa papa ke rumah sakit.

Papa pun dibawa ke rumah sakit.

Part 2

Scene 6 (Kampus)

Kehidupan terus berjalan, apapun masalah yang kita hadapi, tidak peduli seberat apapun, dunia
hanya akan terus berjalan. Sama seperti Fredi, Fredi merasa sedikit bersalah karena sudah
menyebabkan papanya menjadi seperti itu. Dia pun ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.

*Reno, Jiksa dan Windy menghampiri Fredi*

Reno : Murung kali mukamu fred..

Jiksa : Iya, gak kayak kemaren, kemaren Bahagia kalinya kau..

Fredi : Gapapa kok, ayo lah masuk kelas dulu….

Windy : Gapapa kan Fred? Nanti jalan-jalan lagi kita pasti ga murung lagi…

Fredi : Iya win…

Mereka pun masuk kelas seperti biasanya. Setelah kelas, mereka mau bolos lagi, namun…

Jiksa : Ayo lah cabut.

Reno : Gasss..

Windy : Lho, kamu gaikut fred?

Fredi : Keknya kita gabisa lagi deh kayak gini…., kita harusnya gak boleh lalai dari hak kita, hak kita
kan kuliah, harusnya kita gak boleh lari dari sini.

Jiksa : Sejak kapan anda jadi sebijak ini teman? Masa muda itu dinikmati fred, lagipula kan kita tetap
kuliah

Reno : Nah iya, betul itu…

Fredi : Aku keknya gabisa ikut kalian lagi deh.. Maaf yaa..

Windy : Kenapa sih Fred? Padahal selama ini kami baik lho samamu…

Fredi : Maaf ya.. Kalian aja deh yang pergi, aku gamau cabut-cabutan lagi…

Jiksa : Kalo gitunya kau sekarang, yaudahlah, anggap aja kita gapernah kenal. Ayolah cabut..

Reno : Ayo lah..

Windy : Kecewa kami samamu fred….

Scene 7 (di jalan umum)

Sepulangnya dari kampus, dia terus merenung sambil meminum kopi kemasan, apakah ada
kesalahan dari dirinya, sehingga teman-temannya meninggalkannya. Padahal dia hanya ingin
menyadarkan mereka, dia juga merasa ingin berubah, karena dialah penyebab dari Papanya sakit.
Fredi : Kenapa ya? Emang selama ini aku udah salah jalan ya… Padahal aku rasa aku udah
menemukan jati diriku sendiri, aku juga merasa udah bertemu teman-teman yang sangat perfect
buat aku, aku juga merasa bahwa harusnya seperti inilah hidup itu.

*Lalu lewatlah seseorang yang sedang mencari barang2 bekas dengan penuh semangat..

Fredi yang memperhatikan tersentuh hatinya dan bertanya2 kenapa anak itu semangat dan seakan
tidak ada sedih diwajahnya walaupun dia hidup sangat2 tidak berkecukupan.

Pemulung : permisi bang, minum kompinya uda selesai ? saya butuh kalengnya soalnya untuk dijual..

Fredi : oh silakan silakan.

Pemulung : Makasi bang (sambil mengambil botol kaleng dan segera bergegas pergi)

Fredi : eh bentar bang

Pemulung : ia bang, ada apa ?

Fredi : emg harga botol kaleng itu brpan ya bg kalo dijual ?

Pemulung : oh murah kalinya ini bang ga sampe seribu/kaleng

Fredi : ohhh (sambil terkejut dan menatap pemulung)

Pemulung : kenapa bang ?

Fredi : eh gpp bg gpp

Pemulung : yaudala bg permisi aku ya bg, mau cari2 kaleng lagi

Fredi : iya bg silakan bg

*Setelah itu datanglah malaikat yang menyadarkannya atas segala kejadian yang dialaminya*

*Fredi secara tidak sengaja meneteskan air mata karena pencurahan Kasih TUHAN yang begitu
indah dalam hidupnya, dia bertanya-tanya harus berapa banyak kaleng yang dikumpulkan
pemulung untuk membeli 1 nasi bungkus, seddangkan dia malah menghabiskan uangnya untuk
hal-hal yang tidak berguna

Fredi : Apakah aku kurang bersyukur? Padahal kasih TUHAN melimpah atas hidupku, Tuhan masih
mengasihi aku, ini mungkin pertanda dari Tuhan kalo aku harus berubah, untuk apa aku hidup kek
gni terus, ga ada tujuan, jadi anak muda yang pembangkang, Tuhan ampuni aku (menangis)

*Fredi pun lantas pulang ke rumah*

Scene 8 (di rumah Fredi)

*Fredi pun pulang ke rumah*

Fredi : Ma..

Mama : Lho nak, kamu kenapa ? mata mu kok sembab kek gtu ?
*fredi masih menangis

Mama : fred napa kamu ?

Fredi : ma.. maafin aku ma..Fredi baru sadar ma, selama ini Fredi selalu acuh tidak acuh,
menganggap kalo aku paling benar, ampuni aku maa

Mama : ya Tuhann, fredd gpp nak gpp (mama ikut senggugukan)

Fredi : maafin aku maa.. selama ini aku jadi anak gak sadar diri, jadi pembangkang

Mama : iya nak iya, mama maafin kamu dari dulu, maafin mama jg kalo mama maksain kehendak
mama papa sama kamu ya nak..

Fredi : engga ma, itu pasti yang terbaik untukku, maafin aku ma (menangis)

Mama : minta ampun juga sama Tuhan ya nak ya..

Fredi : iya ma, ma mau jumpa papa aku

Mama : ayo nak, pergi kita liat papa ya sayang ya

Mereka pun pergi ke rumah sakit…

Scene 9 ( di rumah sakit)

Mama dan Fredi pun mengunjungi Papa yang ada di rumah sakit.

*Masuk ke ruangan rumah sakit*

Fredi : Paa.., maafin Fredi ya atas segala kesalahan Fredi…(memeluk papa)

Papa : (sedikit terkejut dan menatapa fredi yang memeluknnya) Iya gappa nak, papa juga salah kok
selalu maksain kehendak papa.

Mama : Maafin mama juga ya nak, mungkin selama ini mama juga ada salah sama kamu..

Fredi : Gak kok pa, ma. Selama ini Fredi yang salah, padahal pilihan papa dan mama adalah pilihan
yang terbaik.

Papa : Baiklah nak, mulai saat ini, papa gak bakal lagi memaksakan kehendak papa sama kamu. Kita
bertiga sama2 ya nak berubah jadi lebih baik (mengelus kepala fredi)

Fredi : iya pa ma

Mama : satu hal yang perlu kamu ingat fred, sesulit apapun perkara dalam kehidupanmu, kamu
cukup berserah sama TUHAN ya nak, percayalah kepada kasih TUHAN, karena tangan TUHAN selalu
siap untuk menolong kamu nak. Mungkin kadang kamu merasa itu adalah hal yang terbaik, tapi
belum tentu itu adalah hal yang terbaik buat kamu. Coba kamu selalu minta dulu sama TUHAN,
berserah dulu sama TUHAN, ingat juga nak, kasih TUHAN akan indah pada waktunya.

Fredi : Iya, makasih ya ma pa

Papa : ayola kita berdoa sama2.


Fredi pun akhirnya menerima kasih TUHAN dalam hidupnya, dan hidupnya menjadi lebih damai
dalam kristus.

Pada akhirnya, semua manusia mempunyai kesalahan dan itu adalah hal yang wajar. Tetapi, saat
mereka mau berubah, ada kasih TUHAN yang sempurna selalu menyertai kita, tak peduli apapun
status kita, TUHAN selalu berada di pihak kita. Marilah melalui natal ini, kita menyatakan kasih
terhadap sesama kita dengan tulus, sama seperti kasih TUHAN yang diberikan kepada kita, begitu
jugalah kita harus mengasihi sesama kita.

"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah
mengampuni kamu." - Efesus 4:32.

Anda mungkin juga menyukai