BAB II
PENGELOLAAN KASUS
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya usia, status nutrisi itu sendiri dan keadaan
penyakit yang diderita anak sehingga faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam
pengetahuan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak (Solihin Pudjiadi. 2001).
2.2 Komponen Zat Gizi
Zat gizi merupakan unsur yang penting dari nutrisi mengingat zat gizi tersebut
dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak akan berfungsi
secara optimal apabila tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan
memberikan nilai yang optimal. Ada beberpa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada
nutrisi bayi dan ank yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur.Secara umum zat
gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan mikro :untuk zat
gizi golongan makro terdiri dari kalori dan H2O (air), untuk kalori berasal dari
karbohidrat, protein dan lemak, H2O( air) sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri
dari vitamin dan mineral (Berhman, dkk. 1996).
2.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan
dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang
disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit.
Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa.
Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap
makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan
dana berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau
berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup
maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan
sayu-sayuran (Aziz Alimul Hidayat.2005).
Karbohidrat mempunyai fungsi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Sumber energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi
tubuh,satu gram karbohidrat menghasilkan empatKkal.
2. Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida.
Fruktosa adalah gula paling manis. Bila tingkat kemanisan sukrosa diberi nilai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7;maltosa 0,4; laktosa
0,2.
3. Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi
utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan
mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
4. Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak
yang tidak sempurna (Ari Yuniastuti. 2008).
Akibat kekurangan karbohidrat antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya tenaga dan tubuh menjadi lemah jika sumber energi yang lain
(protein dan lemak) juga kurang mencukupi kebutuhan energi.
2. Lemahnya daya pikir karena otak dan sistem saraf pusat membutuhkan glukosa
sebagai sumber energinya.
3. Terhambatnya metabolisme lemak.
4. Protein akan digunakan terlebih dahulu untuk menghasilkan energi sehingga
tidak berfungsi lagi sebagai pembangun.
5. Kekurangan serat menyebabkan sulitnya buang air besar.
Kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan terjadinya kegemukan dan obesitas.
Hal ini terjadi kerena kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam hati
dan jaringan otot, dan sebagiannya akan diubah menjadi lemak sebagai cadangan energi
(Rahayu Widodo.2009).
2.2.2 Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K
yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,
kambing dan lainnya.
Dengan demikian, lemak dapat digolongkan menjadi :
1. Lemak dalam tubuh, yaitu lipoprotein (trigliserida, fosfolipid dan kolesterol)
yang bergabung dengan protein dihasilkan dihati dan mukosa usus untuk
mengangkut lemak yang tidak larut. Jenis yang terdapat di dalam tubuh adalah
HDL (High Dencity Lipoprotein), LDL (Low Dencity Lipoprotein), VLDL (Very
Low Dencity Lipoprotein), dan glikolipid (merupakan senyawa lipid yaitu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
gliserol dan asam lemak bergabung dengan karbohidrat, fosfat, dan atau
nitrogen.
2. Lemak yang terdapat dalam bahan pangan dan dapat digunakan oleh tubuh
manusia yaitu:
a. Trigliserida banyak ditemukan pada hewani maupun nabati.
b. Asam lemak jenuh (Saturated Fathy Acid-SAFA) yaitu lemak yang tidak
dapat mengikat hidrogen lagi, seperti asam palmiat, asam stearat yang
banyak ditemukan pada lemak hewani, keju, mentega, minyak kelapa dan
coklat.
c. Asam lemak tidak jenuh ditemukan pada minyak kacang tanah.
d. Fosfolipid ditemukan pada pangan nabati maupun hewani.
e. Kolesterol ditemukan dalam jaringan hewan seperti telur, daging, lemak
susu.
Lemak mempunyai fungsi yang cukup banyak, lemak yang terdapat dalam bahan
pangan berfungsi sebagai :
1. Sumber energi, di mana tiap gram lemak menghasilkan 9-9,3 Kkal/g.
2. Menghemat protein dan thiamin
3. Membuat rasa kenyang lebih lama
4. Pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih baik
5. Memberi zat gizi yang lain yang diberikan tubuh.
Sedangkan fungsi lemak dalam tubuh adalah :
1. Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh
2. Pelindung kehilangan panas tubuh
3. Sebagai penghasil asam lemak esensial
4. Sebagai pelarut vitamin A, D, E, K
5. Sebagai pelumas diantara persendian
6. Sebagai agen pengemulsi yang akan mempermudah transpor substansi lemak
keluar masuk melalui membran sel
7. Sebagai prekursor dariprostatglandin yang berperan mengatur tekanan darah,
denyut jantung dan lipolisis (Ari yuniastuti. 2008).
Akibat kelebihan dan kekurangan lemak menimbulkan gangguan saraf,
penglihatan, pertumbuhan menjadi terhambat, kegagalan reproduksi, gangguan kulit,
gangguan ginjal dan hati, sedangkan kelebihan lemak akan menimbulkan obesitas
(Rahayu, Widodo. 2009)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit khususnya asam
minoleat yang rendah, berat badan kurang, akan tetapi apabila jumlah lemak yang
banyak akan menyebabkan hiperlipidemia, hiperkolesterol atau dapat menyebabkan
penyumbatan darah dan lain-lain (Solihin Pudjiadi. 2001).
Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa
sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega, margarin, dan
lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan,
biji-bijian, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan
lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alvukat)sedikit mengandung lemak (Ari
Yuniastuti. 2008)
2.2.3 Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasmasel,
selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini
terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino esensial diantaranya thrionin,
valin, leusin, isoleusin, lisin, triftofan, penilalanin, metionin dan histidin, selebihnya
asam amino non esensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam
jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk
insufisiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan
kelemahan, edema, dapat kwhashiokor apabila kekurangan protein saja tetapi jika
kekurangan protein dan kalori menyebabkan marasmus (Solihin Pudjiadi. 2001).
Sumber protein bersal dari yaitu :
1. Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur,
hati, udang, ikan, kerang, ayam dan sebagainya.
2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai,
kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Protein sederhana. Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya bumin,dan
globulin.
2. Protein bersenyawa. Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti
dengan glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk
kromoprotein.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Turunan atau devirat dari protein. Termasuk dalam turunan protein adalah
albuminosa, pepton, dan gelatin.
Protein mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2. Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak
atau mati.
3. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk pencernaan dan
metabolisme serta antibodi yang diperlukan.
4. Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam kompartemenyaitu
intraseluler, ekstra seluler/interseluler dan intravaskuler.
5. Mempertahankan kenetralan (asam basa) tubuh (Ari Yunuastuti. 2008).
Kekurangan protein dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kwashiorkor
Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan lemah,
bengkak (edema) terutama pada perut, kaki, dan tangan, muka bulat, gangguan
gerak, tidak nafsu makan serta tampak sedih dan apatis. Kulit kusam, kering
bersisik, dan pecah-pecah, rambut kusam, halus dan mudah rontok.Hati
membesar dan sering diikuti kekurangan darah dan gangguan mata. Kondisi
lebih sering terjadi pada anak usia 2-3 tahun.
2. Marasmus
Penyakit kelaparan ini memiliki gejala antara lain, pertumbuhan yang terhambat,
kurus, dan otot berkurang serta lemah, tampak apatis, kadang terjadi perubahan
pada kulit dan rambut, pembesaran hati, sering menderita gangguan pencernaan,
infeksi saluran nafas, TBC, cacingan, dan penyakit kronis lain.
Kelebihan protein akan memberatkan hati dan ginjal, dapat menyebabkan diare,
kekuranagan cairan serta demam (Rahayu Widodo. 2009).
2.2.4 Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
mempertahankan organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain:
a. Vitamin A (Retinol) yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup yang
mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang
dan gigi dan dalam pembentukan maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh-tumbuhan, sayur-
sayuran dan buah-buahan.
b. Vitami B kompleks (Thiamin) yang merupakan vitamin yang larut dalam air
akan tetapi tidak larut dalam lemak, yang dapat menyebabkan penyakit beri-beri,
kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardi, edema, asam
piruvat dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang,
kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging, susu.
c. Vitamin B2 (Riboflavin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air,
vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, apabila kurang dapat
menyebabkan fotophobia, penglihatan kabur, gagal dalam pertumbuhan.
Vitamin ini dapat diperoleh di dalam susu, keju, hati, daging, telur, ikan, sayur-
sayuran hijau dan padi.
d. Vitamin B12 (Sianokobalamin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air.
Pada vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah dalam sumsum
tulang, pengaruh kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia dan
vitamin ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu, dan keju.
e. Vitamin C (Asam ascorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air yang
mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya, kekurangan vitamin ini
dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat
tersedia dalam tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran hijau.
f. Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil
dalam suasana panas, vitamin ini berguna dalam pengatur penyerapan dan
pengendapan kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran
usus, mengatur kadar alkali fosfatase serum, kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan pertumbuhan jelak dan osteomalasia. Jika anak-anak kekurangan
vitamin D, erupsi/keluarnya gigi dapat menjadi terhambat. Selain itu,
kekurangan vitamin D juga bisa menghambat pembentukan lapisan dentin.
Hubungan antara vitamin D dengan karies gigi dijelaskan dalam penelitian di
USA dan Kanada memberikan kesimpulan yang sama. Prevalensi dari karies
lebih banyak terdapat di negara-negara bagian utara dibandingkan dengan
negara-negara tropis. Ini disebabkan sedikitnya sinar matahari dan
mengakibatkan sintesa vitamin D di kulit berkurang, pengikisan menyebabkan
kerusakan pada gigi anak-anak. Dalam hal ini vitamin D akan berfungsi pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tersedianya kalsium ini dapat diperoleh dari susu, keju, sayuran hijau, kerang , dan lain-
lain.
Klorida sangat berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, keseimbangan asam
dan basa, yang tersedia dalam garam, daging, susu, dan telur. Golongan mineral lainnya
seperti chromium ini berguna untuk glikemia dan metabolisme dalam insulin yang
tersedia dalam ragi, tembaga yang berguna untuk produksi sel darah merah,
pembentukan hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain.Kekurangan zat besi dapat
menyebabkan anemia dan osteoporosis. Apabila zat besi berlebih dapat menyebabkan
sirosis dan gastritis, hemolisis, tersedianya tembaga terdapat dalam hati, daging, ikan,
padi, dan kacang-kacangan.
Flour merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan
tulang yang apabila tersedia dalam jumlah yang kurang menyebabkan caries gigi.
Sumber dari flour ini terdapat pada air, makanan laut, tumbuh-tumbuhan. Mineral lain
adalah yodium yang merupakan unsurtiroksin dan triiodotironin yang harus tersedia
dalam jumlah yang cukup apabila kurang dapat menyebabkan gondok, mineral tersebut
terdapat dalam garam. Besi merupakan mineral yang merupakan struktur dari
hemoglobin untuk pengangkutan karbondioksida (CO2) dan oksigen(O2)dan kekurangan
besi menyebabkan anemia, zat besi tersebut tersedia dalam hati, daging, kuning telur,
sayuran hijau, padi dan tumbuh-tumbuhan. Magnesium berguna dalam aktivasi enzim
pada metabolisme karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme apabila
terjadi kekurangan menyebabkan malabsorbsi yang menyebabkan hipokalsemia atau
hipokalemia, magnesium dapat diperoleh dalam biji-bijian, kacang-kacangan, daging
dan susu. Mangan mineral yang berfungsi dalam aktivitas enzim yang terdapat dalam
kacang-kacangan, padi, biji-bijian dan sayuran hijau.Fosfor merupakan unsur pokok
dalam pertumbuhan tulang dan gigi, kekurangan dapat menyebabkan kelemahan otot,
fosfor tersebut dapat diperoleh dari susu, kuning telur, kacang-kacangan, padi-padian,
dan lain-lain. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran impuls syaraf,
keseimbangan cairan, pengaturan irama jantung.Kalium ini dapat diperoleh dari semua
makanan. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, pengaturan
keseimbangan asam dan basa, keseimbangan cairan. Kekurangan ini dapat
menyebabkan kram otot, nausea, dehidrasi, hipotensi, natrium ini dapat diperoleh dari
garam, susu, telur, tepung dan lain-lain. Sulfur merupakan unsur pokok dalam protein
seluler yang membantu proses metabolisme jaringan syaraf, sulfur ini dapat diperoleh
darimakanan protein yang mengandung 1%, dan seng merupakan unsur pokok dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Pelumas
Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
4. Fasilitator Pertumbuhan
Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal ini
air berperan sebagai zat pembangun.
5. Pengatur Suhu
Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam
mendistribusikan panas dalam tubuh.
6. Peredam benturan
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban
melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang
dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan
sebanyak 1,0-1,5 mlk/kkal, sedangkan untuk bayi 1,5ml/kkal (Ari Yuniasatuti. 2008).
Kekurangan cairan dapat berakibat fatal seperti pada diare dan
muntaber.Seseorang dapat mengalami kekurangan cairan jika tidak diimbangi dengan
pemasukan cairan yang cukup. Gejala kekurangan cairan (dehidrasi) berupa rasa haus,
mulut dan bibir kering, kulit menjadi keriput, berkurangnya air seni dan berat badan,
gelisah, mengantuk, lemah otot, sesak nafas (Rahayu Widodo. 2009).
2.3 Standar Kecukupan Gizi
Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh
individu secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.Kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda tergantung berberapa faktor yang
mempengaruhinya.Penilaian standar kecukupan gizi berpedoman pada angka kebutuhan
gizi (AKG).
2.4 Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi seseorang tergantung pada usia, ukuran tubuh dan kegiatan,
jenis kelamin, pertumbuhan, iklim, status kesehatan, istirahat dan tidur, serta makanan
dan aktivitas. Berat tubuh seseorang bergantung pada jumlah kalori yang tersedia untuk
energi yang dikeluarkan. Untuk mempertahankan berat badan ideal, diperlukan
keseimbangan antara kalori yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Kebutuhan energi
juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan diwaktu senggang. Sebagai contoh,bermain sepak
bola atau tenis lebih banyak menguras energi dibandingkan kegiatan membaca atau
menonton televisi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Dudek (1987), ada tiga cara untuk menghitung kebutuhan nutrisi
seseorang.
1. Untuk individu dewasa, penghitungan didasarkan pada kebutuhan kalori dasar
atau basal dan tingkat aktivitas. Kebutuhan kalori basal (KKB) adalah hasil
perkalian antara berat badan ideal (BBI) dan angka 10. Jadi rumus KKB adalah
(BBI x 10). Sedangkan anak-anak dibawah usia 12 tahun umumnya memerlukan
1000 kalori ditambah 100 kalori dikali usia anak. Bila anak berusia 5 tahun,
kebutuhan kalorinya sebesar 1000 + (100 x 5) = 1500 kalori.
2. Berdasarkan tingkat aktivitas dan jumlah kalori untuk setiap berat badan ideal
(BBI).
3. Pedoman yang digunakan oleh United state dietarian association (USDA) untuk
menghitung jumlah kalori per berat badan menurut jenis kelamin.
2.4.1 Penggunaan energy oleh tubuh.
Energi dibutuhkan untuk keperluan metabolisme basal tubuh, yakni untuk
mempertahankan proses-proses dasar dalam tubuh, dan untuk kegiatan fisik.
Metabolisme Basal
Basal Metabolisme rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah rata-rata
metabolisme makanan dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energy individu pada
saat bangun dan istirahat (Guyton, 1986). BMR merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan proses-proses metabolisme dasar yang membuat tubuh tetap
hidup. Laju penggunaan energi untuk mempertahankan metabolisme basal disebut
dengan laju metabolisme basal. BMR tiap orang berbeda dan diukur pada saat orang
tersebut saat berbaring dilantai, dalam keadaan tenang serta hangat, dan dikakukan
sedikitnya 12 jam setelah makan (Sherington & Gaman, 1992). Semua reaksi kimia
yang berlangsung dalam sel tubuh memungkinkan sel tersebut untuk melanjutkan
hidupnya. Reaksi tersebut meliputi reaksi anabolik (penyusunan) dan reaksi katabolik
(penguraian). Energi yang dihasilkan dari proses tersebut dibutuhkan untuk berbagai hal
(Guyton,1986), yakni :
1. Aktivitas otot untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan atau meloncat.
2. Sekresi kelenjar, seperti kelenjar keringat dan kelenjar saliva.
3. Mempertahankan membran potensial saraf dan serabut otot.
4. Sintesis zat-zat didalam tubuh.
5. Absorbsi makanan didalam usus.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Wanita
− 10-12 tahun 32 139 1750
− 13-15 tahun 40 153 1900
− 16-19 tahun 53 154 1850
− 20-59 tahun 50 154 1900
− 60 tahun 50 154 1700
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin
pudjiadi, 2001.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakuakan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yamg
berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to
toe yaitu dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya dilakukan pengamatan
terhadap tanda-tanda atau gejala klinis defesiensi nutrisi.
c. Pemeriksaan Biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaanini adalah kadar total limfosit,
albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hematokrit,
keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit (Barkaukus, 1995). Hasil
pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi buruk meliputi
penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, albumin serum
kurang dari 3,5 gr/dl, dan peningkatan atau penurunan kadar kolestrol (Taylor,
1989).
d. Riwayat Diet
Kira-kira remaja putri disekolah menegah pernah mencoba diet sedikitnya
satu kali, dan 40 % nya berdiet disembarang waktu. Untuk mengetahui riwayat
diet seseorang,kita bisa melakukan wawancara mengenai status gizi, kesehatan,
sosial-ekonomi, dan budaya orang tersebut, yang berpengaruh terhadap status
nutrisinya. Analisis diet klien dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok
makanan harian (daily food groups) dan tabel komposisi makanan (food
composition table). Pengkajian asupan makanan dan pola makan meliputi
pengkajian dan informasi mengenai makanan yang biasa dikonsumsi, persiapan
makanan, dan kebiasaan makan. Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi
oleh budaya, latar belakang etnis, status sosial ekonomi, dan aspek psikologi.
Berikut adalah faktor resiko yang menyebabkan gangguan nutrisi
1. Riwayat diet
− Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
− Asupan makanan tidak adekuat
− Diet yang salah atau ketat
− Kurang persediaan makanan selama 10 hari atau lebih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Analisa data
Tabel 2.4 Analisa Data Tanda Dan Gejala Klinis Defisiensi Nutrisi
Kemungkinan
Bagian tubuh Tanda klinis
kekurangan
Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, Kalori,
Lesu rasa haus, adanya dehidrasi cairan,
Pertumbuhan terhambat vitamin A
Rambut Kusut, kekuningan, kekurangan Protein
pigmen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Rumusan Masalah
Penetapan Diagnosis
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) ,
diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi tiga (Kozier, 2004) :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.
3. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh.
4. Perencanaan dan Implementasi
Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada
intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan
nutrisi. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu, penerapan diagnosis diatas tersebut
tentulah harus disesuaikan dengan kasus yang dihadapi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mencerna makanan dengan baik, dan pada pasien yang mengalami stress
atau trauma. Terapi ini juga dianjurkan untuk pasien dengan tumor yang
telah bermetastasis (Grant, 1988).
Rasional
a. Nutrisi berperan menyediakan sumber energi, membangun jaringan,
dan mengatur proses metabolisme tubuh.
b. Dengan berkonsultasi, kita dapat menentukan metode diet yang
memenuhi asupan kalori dan nutrisi yang optimal.
c. Faktor-faktor seperti nyeri, kelamahan, penggunaan analgesik, dan
imobilitas dapat menyebabkan anoreksia. Dengan mengidentifikasi
penyebab dari anoreksia, kita bisa melakukan intervensi untuk
menghilangkan atau meminimalkannya (Foltz, 1997).
d. Kondisi yang lebih lemah dapat menurunkan keinginan dan
kemampuan klien anoreksia untuk makan (Foltz, 1997).
e. Distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari membantu
mencegah distensi lambung sehingga selera makan mungkin akan
meningkat (Foltz, 1997)
f. Pembatasan asupan cairan saat makan membantu mencegah distensi
lambung (Foltz, 1997).
g. Kebersihan mulut yang kurang menyebabkan bau dan rasa yang
tidak sedap yang dapat mengurangi nafsu makan.
h. Menyediakan makanan tinggi-kalori dan tinggi-protein pada saat
klien merasa paling lapar meningkatkan kemungkinan klien untuk
mengkonsumsi kalori dan protein yang adekuat (foltz, 1997).
i. Perencanaan diet berfokus pada upaya mencegah kelebihan nutrisi
mengurangi konsumsi lemak, garam,dan gula dapat menurunkan
risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit kanker tertentu,dan
hipertensi.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan
a. Perubahan pada indera pengecapan dan penciuman
b. Medikasi (kortikosteroid, anthistamin, estrogen)
c. Risiko peningkatan berat badan sebesar 12,5-15 kg selama kehamilan
d. Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kriteria Hasil
Klien akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan
berat badan.
Indikator
a. Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan
atau penciuman
b. Mendiskusikan kebutuhan nutrisi selama kehamilan
c. Mendiskusikan pengaruh olah raga terhadap pengontrolan berat badan.
Intervensi Umum
a. Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti penurunan
indera pembau dan perasa, pengaruh medikasi, atau riwayat penambahan
berat badan lebih dari 15 kg selama kehamilan.
b. Jelaskan pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada persepsi
kenyang setelah makan. Anjurkan klien untuk mengevaluasi asupan
berdasarkan penghitungan jumlah kalori bukan perasaan kenyang.
c. Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-obat
tertentu ( mis : steroid, androgen)
d. Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan selama
kehamilan.
e. Tingkatkan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang bisa
menyebabkan peningkatan asupan makanan.
1) Minta klien menuliskan seluruh makanan yang dikonsumsinya dalam
24 jam terakhir.
2) Instruksikan klien untuk membuat buku harian diet selama 1 minggu
yang menjelaskan hal-hal berikut : jenis makanan, kapan,dimana, dan
mengapa klien makan; hal yang klien lakukan saat makan; emosiklien
sebelum makan; serta kehadiran orang lain saat makan
3) Tinjau kembali buku harian diet untuk mengetahui pola makan klien
yang mempengaruhi asupan makanan.
f. Ajarkan teknik-teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori,
seperti :
1) Jangan makan pada saat melakukan kegiatan lain
2) Minum satu gelas air sesaat sebelum makan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil merah dan coklat muda, kornea bulat
merata, iris simetris berbatas jelas, ketajaman penglihatan baik tekanan bola mata
baik.
Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung tepat di tengah, posisi septum nasi
simetris, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada
pernafasan cuping hidung. Bentuk daun telingan normal, dan simetris, ukuran
telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman
pendengaran baik.
Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir tidak kering,
keadaan gusi stomatitis, gigi sehat, keadaan lidah bersih tidak ada jamur, pita suara
baik. Posisi trachea normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, suara normal.
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi
karotis teraba.
Pada pemeriksaan integumen kebersihan integumen bersih, kulit hangat,
warna kulit coklat, turgor kulit kembali < 2 detik, kulit kering, tidak ada ditemukan
kelainan pada kulit klien. Pada pemeriksaan thoraks/dada normal, simetris,
pernafasan (frekuensi, irama) 20kali / menit dan tidak ada tanda kesulitan saat
bernafas. Saat palpasi pemeriksaan paru gerak dada tampak normal,suara perkusi
resonan dan saat auskultasi suara nafas vesikuler.
Pada pemeriksaan jantung tidak ada kelaianan, pulsasi teraba, suara dullnes
saat diperkusi bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi tambahan. Abdomen
terlihat normal, simetris, tidak ditemukan benjolan, tidak ada nyeri saat di tekan.
Pada pemeriksaan muskoloskeletal (kesimetrisan, kekuatan otot, edema)
otot tampak simetris, tidak ada edema.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
Frekuensi makan klien tidak menentu, itu dikarenakan klien tidak nafsu makan
dan lebih suka jajan diluar. Klien tidak mengalami nyeri pada ulu hatinya, tidak
mengalami mual dan muntah, waktu pemberian makanan tidak menentu tergantung
selera makan klien, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi seperempat piring.
Waktu pemberian cairan dilakukan saat klin mersa haus, dn masaah yang dialami
saat ini klien mengalami anoreksia.
8. Perawatan diri/personal hygine
Tubuh pasien tampak bersih, kebersihan gigi dan mulut kurang bersih dikarenakan
An.A sedang mengalami stomatitis, kuku, kaki dan tangan tampak bersih.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Analisa Data
Tabel 2.5 Analisa Data
No. Data Masalah Keperawatan
1. DS = Kurang nutrisi dari kebutuhan
Klien mengatakan sering ngantuk tubuh
disekolah, kepala pusing,mata
berkunang-kunang, cepat lelah
DO =
Klien tampak kurus, pucat, rambut
tipis, konjungtiva anemis, stomatitis,
BB ; 16 kg, usia 9 tahun, TB ; 120 cm
2. DS = Kurang pengetahuan
Keluarga bertanya mengenai bagaimana
cara pemenuhan nutrisi yang seimbang
DO =
Saat ditanya tentang masalah kesehatan
anaknya keluarga tampak bingung
menjawab, mengatakan kalau masalah
yang dialami anaknya sekarang adalah
masalah biasa dan tidak perlu
penanganan lebih lanjut
3. Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
1. Kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh
2. Kurang pengetahuan
Diagnosa Keperawatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hari/ No
Perencanaan Keperawatan
tanggal Dx
selasa 1 Tujuan :
18 juni Kebutuhan nutrisi terpenuhi
2013 Kriteria Hasil :
− Klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai
dengan aktivitas dan kebutuhan.
− Berat badan klien meningkat, tidak mengalami pucat dan
konjngtiva tidak anemis
Rencana tindakan Rasional
− Kaji frekwensi makan − Dengan mengkaji frekuensi
klien perhari makan klien kita dapat
mengetahui pola makan dan
kebiasaan makan klien.
− Kaji tentang nafsu makan − Dengan mengkaji nafsu makan
klien klien kita dapat mengetahui
porsi makanan yang di
konsumsi klien
− Kaji tentang jumlah dan − Dengan mengkaji jumlah dan
jenis makanan yang di jenis makanan yang di
konsumsi konsumsi klien kita dapat
mengetahui jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi
klien dan membuat intervensi
selanjutnya
− Kaji tanda-tanda vital − Dengan mengkaji berat badan
berat badan, tinggi badan dan tinggi badan klien kita
klien dapat mengetahui apakah berat
badan klien sesuai dengan
berat badan anak usia 9 tahun
− Dengan mengidentifikasi
− Diskusikan bersama klien penyebab anoreksia kita bisa
kemungkinan penyebab membuat langkah-langkah
hilangnya nafsu makan untuk meningkatkan nafsu
makan klien
− Dengan mengkaji pola BAB
− Kaji pola BAB kita dapat mengetahui apakah
klien mengalami konstipasi
atau diare
− Distribusi total asupan kalori
− Tawarkan makanan dalam yang merata sepanjang hari
jumlah sedikit tapi sering membantu mencegah distensi
lambung sehingga selera
makan mungkin akan
meningkat.
− Dengan memberikn makanan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA