Anda di halaman 1dari 32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II
PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi


Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam
tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah
terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan
energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, defesiensi seng (Zn), defesiensi vitamin
A, defesiensi Thimin, defesiensi Kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses
tumbuh kembang anak. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi adan anak
diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan
dapat meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas
(Aziz Alimul Hidayat.2005).
Selain itu kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari
karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh,
dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sebagai sumber
tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 30-
35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah
seimbang diantara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai
masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka
makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai makanan
tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi
harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana, disamping itu pada anak sakit dapat
dijumpai masalah masukan nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh
semakin meningkat sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti kalori,
vitamin dan mineral (Behrman, dkk.1996).
Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka membantu proses
fisiologis dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang anak dan membantu aktivitas
serta memelihara kesehatan salah satu bagian dari upaya pemulihan kesehatan anak.
Dengan harapan anak akan menjadi puas dan orang tua dapat membantu proses edukatif
kemudian juga dapat membina kebiasaan waktu makan, meningkatkan selera makan,
memelihara kemampuan dan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, menentukan
jumlah dan mendidik dalam berperilaku makan. Dalam proses pemenuhan tersebut akan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya usia, status nutrisi itu sendiri dan keadaan
penyakit yang diderita anak sehingga faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam
pengetahuan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak (Solihin Pudjiadi. 2001).
2.2 Komponen Zat Gizi
Zat gizi merupakan unsur yang penting dari nutrisi mengingat zat gizi tersebut
dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak akan berfungsi
secara optimal apabila tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan
memberikan nilai yang optimal. Ada beberpa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada
nutrisi bayi dan ank yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur.Secara umum zat
gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan mikro :untuk zat
gizi golongan makro terdiri dari kalori dan H2O (air), untuk kalori berasal dari
karbohidrat, protein dan lemak, H2O( air) sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri
dari vitamin dan mineral (Berhman, dkk. 1996).
2.2.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan
dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang
disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit.
Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa.
Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap
makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan
dana berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau
berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup
maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan
sayu-sayuran (Aziz Alimul Hidayat.2005).
Karbohidrat mempunyai fungsi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Sumber energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi
tubuh,satu gram karbohidrat menghasilkan empatKkal.
2. Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida.
Fruktosa adalah gula paling manis. Bila tingkat kemanisan sukrosa diberi nilai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7;maltosa 0,4; laktosa
0,2.
3. Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi
utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan
mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
4. Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak
yang tidak sempurna (Ari Yuniastuti. 2008).
Akibat kekurangan karbohidrat antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya tenaga dan tubuh menjadi lemah jika sumber energi yang lain
(protein dan lemak) juga kurang mencukupi kebutuhan energi.
2. Lemahnya daya pikir karena otak dan sistem saraf pusat membutuhkan glukosa
sebagai sumber energinya.
3. Terhambatnya metabolisme lemak.
4. Protein akan digunakan terlebih dahulu untuk menghasilkan energi sehingga
tidak berfungsi lagi sebagai pembangun.
5. Kekurangan serat menyebabkan sulitnya buang air besar.
Kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan terjadinya kegemukan dan obesitas.
Hal ini terjadi kerena kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam hati
dan jaringan otot, dan sebagiannya akan diubah menjadi lemak sebagai cadangan energi
(Rahayu Widodo.2009).
2.2.2 Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K
yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,
kambing dan lainnya.
Dengan demikian, lemak dapat digolongkan menjadi :
1. Lemak dalam tubuh, yaitu lipoprotein (trigliserida, fosfolipid dan kolesterol)
yang bergabung dengan protein dihasilkan dihati dan mukosa usus untuk
mengangkut lemak yang tidak larut. Jenis yang terdapat di dalam tubuh adalah
HDL (High Dencity Lipoprotein), LDL (Low Dencity Lipoprotein), VLDL (Very
Low Dencity Lipoprotein), dan glikolipid (merupakan senyawa lipid yaitu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

gliserol dan asam lemak bergabung dengan karbohidrat, fosfat, dan atau
nitrogen.
2. Lemak yang terdapat dalam bahan pangan dan dapat digunakan oleh tubuh
manusia yaitu:
a. Trigliserida banyak ditemukan pada hewani maupun nabati.
b. Asam lemak jenuh (Saturated Fathy Acid-SAFA) yaitu lemak yang tidak
dapat mengikat hidrogen lagi, seperti asam palmiat, asam stearat yang
banyak ditemukan pada lemak hewani, keju, mentega, minyak kelapa dan
coklat.
c. Asam lemak tidak jenuh ditemukan pada minyak kacang tanah.
d. Fosfolipid ditemukan pada pangan nabati maupun hewani.
e. Kolesterol ditemukan dalam jaringan hewan seperti telur, daging, lemak
susu.
Lemak mempunyai fungsi yang cukup banyak, lemak yang terdapat dalam bahan
pangan berfungsi sebagai :
1. Sumber energi, di mana tiap gram lemak menghasilkan 9-9,3 Kkal/g.
2. Menghemat protein dan thiamin
3. Membuat rasa kenyang lebih lama
4. Pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih baik
5. Memberi zat gizi yang lain yang diberikan tubuh.
Sedangkan fungsi lemak dalam tubuh adalah :
1. Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh
2. Pelindung kehilangan panas tubuh
3. Sebagai penghasil asam lemak esensial
4. Sebagai pelarut vitamin A, D, E, K
5. Sebagai pelumas diantara persendian
6. Sebagai agen pengemulsi yang akan mempermudah transpor substansi lemak
keluar masuk melalui membran sel
7. Sebagai prekursor dariprostatglandin yang berperan mengatur tekanan darah,
denyut jantung dan lipolisis (Ari yuniastuti. 2008).
Akibat kelebihan dan kekurangan lemak menimbulkan gangguan saraf,
penglihatan, pertumbuhan menjadi terhambat, kegagalan reproduksi, gangguan kulit,
gangguan ginjal dan hati, sedangkan kelebihan lemak akan menimbulkan obesitas
(Rahayu, Widodo. 2009)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit khususnya asam
minoleat yang rendah, berat badan kurang, akan tetapi apabila jumlah lemak yang
banyak akan menyebabkan hiperlipidemia, hiperkolesterol atau dapat menyebabkan
penyumbatan darah dan lain-lain (Solihin Pudjiadi. 2001).
Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa
sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega, margarin, dan
lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan,
biji-bijian, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan
lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alvukat)sedikit mengandung lemak (Ari
Yuniastuti. 2008)
2.2.3 Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasmasel,
selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini
terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino esensial diantaranya thrionin,
valin, leusin, isoleusin, lisin, triftofan, penilalanin, metionin dan histidin, selebihnya
asam amino non esensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam
jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk
insufisiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan
kelemahan, edema, dapat kwhashiokor apabila kekurangan protein saja tetapi jika
kekurangan protein dan kalori menyebabkan marasmus (Solihin Pudjiadi. 2001).
Sumber protein bersal dari yaitu :
1. Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur,
hati, udang, ikan, kerang, ayam dan sebagainya.
2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai,
kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Protein sederhana. Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya bumin,dan
globulin.
2. Protein bersenyawa. Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti
dengan glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk
kromoprotein.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3. Turunan atau devirat dari protein. Termasuk dalam turunan protein adalah
albuminosa, pepton, dan gelatin.
Protein mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2. Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak
atau mati.
3. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk pencernaan dan
metabolisme serta antibodi yang diperlukan.
4. Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam kompartemenyaitu
intraseluler, ekstra seluler/interseluler dan intravaskuler.
5. Mempertahankan kenetralan (asam basa) tubuh (Ari Yunuastuti. 2008).
Kekurangan protein dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kwashiorkor
Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan lemah,
bengkak (edema) terutama pada perut, kaki, dan tangan, muka bulat, gangguan
gerak, tidak nafsu makan serta tampak sedih dan apatis. Kulit kusam, kering
bersisik, dan pecah-pecah, rambut kusam, halus dan mudah rontok.Hati
membesar dan sering diikuti kekurangan darah dan gangguan mata. Kondisi
lebih sering terjadi pada anak usia 2-3 tahun.
2. Marasmus
Penyakit kelaparan ini memiliki gejala antara lain, pertumbuhan yang terhambat,
kurus, dan otot berkurang serta lemah, tampak apatis, kadang terjadi perubahan
pada kulit dan rambut, pembesaran hati, sering menderita gangguan pencernaan,
infeksi saluran nafas, TBC, cacingan, dan penyakit kronis lain.
Kelebihan protein akan memberatkan hati dan ginjal, dapat menyebabkan diare,
kekuranagan cairan serta demam (Rahayu Widodo. 2009).
2.2.4 Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
mempertahankan organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain:
a. Vitamin A (Retinol) yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup yang
mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang
dan gigi dan dalam pembentukan maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh-tumbuhan, sayur-
sayuran dan buah-buahan.
b. Vitami B kompleks (Thiamin) yang merupakan vitamin yang larut dalam air
akan tetapi tidak larut dalam lemak, yang dapat menyebabkan penyakit beri-beri,
kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardi, edema, asam
piruvat dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang,
kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging, susu.
c. Vitamin B2 (Riboflavin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air,
vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, apabila kurang dapat
menyebabkan fotophobia, penglihatan kabur, gagal dalam pertumbuhan.
Vitamin ini dapat diperoleh di dalam susu, keju, hati, daging, telur, ikan, sayur-
sayuran hijau dan padi.
d. Vitamin B12 (Sianokobalamin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air.
Pada vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah dalam sumsum
tulang, pengaruh kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia dan
vitamin ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu, dan keju.
e. Vitamin C (Asam ascorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air yang
mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya, kekurangan vitamin ini
dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat
tersedia dalam tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran hijau.
f. Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil
dalam suasana panas, vitamin ini berguna dalam pengatur penyerapan dan
pengendapan kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran
usus, mengatur kadar alkali fosfatase serum, kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan pertumbuhan jelak dan osteomalasia. Jika anak-anak kekurangan
vitamin D, erupsi/keluarnya gigi dapat menjadi terhambat. Selain itu,
kekurangan vitamin D juga bisa menghambat pembentukan lapisan dentin.
Hubungan antara vitamin D dengan karies gigi dijelaskan dalam penelitian di
USA dan Kanada memberikan kesimpulan yang sama. Prevalensi dari karies
lebih banyak terdapat di negara-negara bagian utara dibandingkan dengan
negara-negara tropis. Ini disebabkan sedikitnya sinar matahari dan
mengakibatkan sintesa vitamin D di kulit berkurang, pengikisan menyebabkan
kerusakan pada gigi anak-anak. Dalam hal ini vitamin D akan berfungsi pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

waktu absorbsi dan metabolisme kalsium dalam pembentukan tulang gigi


(Mustafa, 1993).
g. Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil terhadap
sinar ultraviolet yang dapat berfungsi dalam meminimalkan oksidasi karoten,
vitamin A dan asam linoleat serta menstabilkan membran apabla terjadi
kekurangan dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur
dan akan menyebabkan kehilangan keutuhan saraf. Vitamin E dapat diperoleh
dari minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan.
h. Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat berfungsi
sebagai pembentukan protombin, faktor koagulasi II, VII, IX, X yang harus
tersedia dalam tubuh yang cukup apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan
perdarahan dan metabolisme tulang yang tidak stabil, vitamin ini tersedia dalam
sayuran berdaun hijau, daging dan hati. (Solihin Pudjiadi 2001).
Kekurangan vitamin dalam tubuh lambat laun akan menampakkan gejala-gejala
berupa terhentinya pertumbuhan dan gangguan kesehatan. Gejala ini tergantung pada
jenis vitamin yang mengalami kekurangan beberapa macam vitamin secara bersamaan.
Kelebihan vitamin terutama golongan vitamin larut lemak, dapat membahayakan
tubuh.Hal ini disebabkan oleh vitamin ditimbun dalam jaringan.Sebagai contoh
kelebihan vitamin A dan D yang disebabkan oleh pemberian dosis tinggi secara terus
menerus atau dalam jangka waktu lama. Untuk vitamin yang larut dalam air (vitamin B
dan C) tidak terlalu membahayakan karena kelebihannya dibuang melalui ginjal
(Rahayu Widodo 2009).
2.2.5 Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro
yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium, besi,
magnesium,mangan,fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng.Semuanya harus tersedia
dalam jumlah yang cukup.
Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan
gigi, kontraksi otot, iritabilitas syaraf, koagulasi darah, kerja jantung, dan produksi susu.
Kalsium ini akan diekskresi 70% dalam tinja, 10% dalam urine, 15-25% tertahan dan
tergantung dalam kecepatan pertumbuhan. Kadar kalsium ini harus tersedia dalam
jumlah yang cukup karena apabila terjadi kekurangan menyebabkan mineralisasi tulang
dan gigi jelek, osteomalasia, osteoporosis, rakhitis, dan gangguan pertumbuhan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tersedianya kalsium ini dapat diperoleh dari susu, keju, sayuran hijau, kerang , dan lain-
lain.
Klorida sangat berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, keseimbangan asam
dan basa, yang tersedia dalam garam, daging, susu, dan telur. Golongan mineral lainnya
seperti chromium ini berguna untuk glikemia dan metabolisme dalam insulin yang
tersedia dalam ragi, tembaga yang berguna untuk produksi sel darah merah,
pembentukan hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain.Kekurangan zat besi dapat
menyebabkan anemia dan osteoporosis. Apabila zat besi berlebih dapat menyebabkan
sirosis dan gastritis, hemolisis, tersedianya tembaga terdapat dalam hati, daging, ikan,
padi, dan kacang-kacangan.
Flour merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan
tulang yang apabila tersedia dalam jumlah yang kurang menyebabkan caries gigi.
Sumber dari flour ini terdapat pada air, makanan laut, tumbuh-tumbuhan. Mineral lain
adalah yodium yang merupakan unsurtiroksin dan triiodotironin yang harus tersedia
dalam jumlah yang cukup apabila kurang dapat menyebabkan gondok, mineral tersebut
terdapat dalam garam. Besi merupakan mineral yang merupakan struktur dari
hemoglobin untuk pengangkutan karbondioksida (CO2) dan oksigen(O2)dan kekurangan
besi menyebabkan anemia, zat besi tersebut tersedia dalam hati, daging, kuning telur,
sayuran hijau, padi dan tumbuh-tumbuhan. Magnesium berguna dalam aktivasi enzim
pada metabolisme karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme apabila
terjadi kekurangan menyebabkan malabsorbsi yang menyebabkan hipokalsemia atau
hipokalemia, magnesium dapat diperoleh dalam biji-bijian, kacang-kacangan, daging
dan susu. Mangan mineral yang berfungsi dalam aktivitas enzim yang terdapat dalam
kacang-kacangan, padi, biji-bijian dan sayuran hijau.Fosfor merupakan unsur pokok
dalam pertumbuhan tulang dan gigi, kekurangan dapat menyebabkan kelemahan otot,
fosfor tersebut dapat diperoleh dari susu, kuning telur, kacang-kacangan, padi-padian,
dan lain-lain. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran impuls syaraf,
keseimbangan cairan, pengaturan irama jantung.Kalium ini dapat diperoleh dari semua
makanan. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, pengaturan
keseimbangan asam dan basa, keseimbangan cairan. Kekurangan ini dapat
menyebabkan kram otot, nausea, dehidrasi, hipotensi, natrium ini dapat diperoleh dari
garam, susu, telur, tepung dan lain-lain. Sulfur merupakan unsur pokok dalam protein
seluler yang membantu proses metabolisme jaringan syaraf, sulfur ini dapat diperoleh
darimakanan protein yang mengandung 1%, dan seng merupakan unsur pokok dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

beberapa enzim karboniok anhidrase yang penting dalam pertukaran karbondioksida


(CO2) yang tersedia dalam daging, padi-padian, kacang-kacangan dan keju. (Solihin
Pudjiadi, 2001).
Kekurangan mineral dapat mengakibatkan kekurangan:
1. Ca yaitu keropos tulang, saraf otot mudah terangsang, penyakit
hipoparatiroidisme, gagal ginjal.
2. K yaitu kelemahan otot, rasa sangat letih, gangguan konsentrasi dan irama
jantung.
3. Na, Cl yaitu mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, lengan
dan perut.
4. Mg yaitu kejang otot, aritmia (jantung)
5. P yaitu penyakit riketsia (Rahayu widodo. 2010).
2.2.6 Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass).Tergantung
jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar orang.Pada
orang gemuk, perbandingan antara air dan lemak sekitar 50% berbanding 50%.Pada pria
normal, perbandingannya antara 60% berbanding 16%.Pada orang kurus perbandingan
tersebut adalah 67% dengan 7%.Pada bayi perbandingan tersebut sangat mencolok,
yaitu 78% dan 0%. Dengan perkataan lain jumlah air yang terdapat dalam tubuh
manusia adalah;
1. Sekitar 80% dari berat badan (untuk bayi dengan low birth weight)
2. Sekitar 70-75% dari berat badan (untuk bayi neonatus)
3. Sekitar 65% dari berat badan (untuk anak) dan
4. Sekitar 55-60% dari berat badan (untuk dewasa)
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
1. Pelarut dan alat angkut.
Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida,
asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan
tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon.
2. Katalisator
Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel,
termasuk di dalam saluran cerna.Air diperlukan pula untuk memecah atau
menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3. Pelumas
Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
4. Fasilitator Pertumbuhan
Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal ini
air berperan sebagai zat pembangun.
5. Pengatur Suhu
Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam
mendistribusikan panas dalam tubuh.
6. Peredam benturan
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban
melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang
dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan
sebanyak 1,0-1,5 mlk/kkal, sedangkan untuk bayi 1,5ml/kkal (Ari Yuniasatuti. 2008).
Kekurangan cairan dapat berakibat fatal seperti pada diare dan
muntaber.Seseorang dapat mengalami kekurangan cairan jika tidak diimbangi dengan
pemasukan cairan yang cukup. Gejala kekurangan cairan (dehidrasi) berupa rasa haus,
mulut dan bibir kering, kulit menjadi keriput, berkurangnya air seni dan berat badan,
gelisah, mengantuk, lemah otot, sesak nafas (Rahayu Widodo. 2009).
2.3 Standar Kecukupan Gizi
Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh
individu secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.Kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda tergantung berberapa faktor yang
mempengaruhinya.Penilaian standar kecukupan gizi berpedoman pada angka kebutuhan
gizi (AKG).
2.4 Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi seseorang tergantung pada usia, ukuran tubuh dan kegiatan,
jenis kelamin, pertumbuhan, iklim, status kesehatan, istirahat dan tidur, serta makanan
dan aktivitas. Berat tubuh seseorang bergantung pada jumlah kalori yang tersedia untuk
energi yang dikeluarkan. Untuk mempertahankan berat badan ideal, diperlukan
keseimbangan antara kalori yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Kebutuhan energi
juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan diwaktu senggang. Sebagai contoh,bermain sepak
bola atau tenis lebih banyak menguras energi dibandingkan kegiatan membaca atau
menonton televisi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Menurut Dudek (1987), ada tiga cara untuk menghitung kebutuhan nutrisi
seseorang.
1. Untuk individu dewasa, penghitungan didasarkan pada kebutuhan kalori dasar
atau basal dan tingkat aktivitas. Kebutuhan kalori basal (KKB) adalah hasil
perkalian antara berat badan ideal (BBI) dan angka 10. Jadi rumus KKB adalah
(BBI x 10). Sedangkan anak-anak dibawah usia 12 tahun umumnya memerlukan
1000 kalori ditambah 100 kalori dikali usia anak. Bila anak berusia 5 tahun,
kebutuhan kalorinya sebesar 1000 + (100 x 5) = 1500 kalori.
2. Berdasarkan tingkat aktivitas dan jumlah kalori untuk setiap berat badan ideal
(BBI).
3. Pedoman yang digunakan oleh United state dietarian association (USDA) untuk
menghitung jumlah kalori per berat badan menurut jenis kelamin.
2.4.1 Penggunaan energy oleh tubuh.
Energi dibutuhkan untuk keperluan metabolisme basal tubuh, yakni untuk
mempertahankan proses-proses dasar dalam tubuh, dan untuk kegiatan fisik.
Metabolisme Basal
Basal Metabolisme rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah rata-rata
metabolisme makanan dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energy individu pada
saat bangun dan istirahat (Guyton, 1986). BMR merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan proses-proses metabolisme dasar yang membuat tubuh tetap
hidup. Laju penggunaan energi untuk mempertahankan metabolisme basal disebut
dengan laju metabolisme basal. BMR tiap orang berbeda dan diukur pada saat orang
tersebut saat berbaring dilantai, dalam keadaan tenang serta hangat, dan dikakukan
sedikitnya 12 jam setelah makan (Sherington & Gaman, 1992). Semua reaksi kimia
yang berlangsung dalam sel tubuh memungkinkan sel tersebut untuk melanjutkan
hidupnya. Reaksi tersebut meliputi reaksi anabolik (penyusunan) dan reaksi katabolik
(penguraian). Energi yang dihasilkan dari proses tersebut dibutuhkan untuk berbagai hal
(Guyton,1986), yakni :
1. Aktivitas otot untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan atau meloncat.
2. Sekresi kelenjar, seperti kelenjar keringat dan kelenjar saliva.
3. Mempertahankan membran potensial saraf dan serabut otot.
4. Sintesis zat-zat didalam tubuh.
5. Absorbsi makanan didalam usus.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pengukuran BMR dilakukan dengan menentukan jumlah panas yang dikeluarkan


dari tubuh, misalnya dengan mengurung seseorang dalam ruangan berisolasi dan
mengukur pengeluaran panasnya. Selain itu, BMR dapat diukur dengan cara sederhana,
yakni dengan meniupkan napas kedalam alat khusus yang memantau penghirupan
oksigen dan pengeluaran oksigen dan pengeluaran karbondioksida secara cermat.
Faktor yang mempengaruhi BMR :
1. Ukuran tubuh. Individu yang ukuran tubuhnya besar lebih banyak menggunakan
energi dibanding individu yamg ukuran tubuhnya kecil.
2. Usia. Anak-anak mempunyai BMR lebih kecil dibandingkan individu dewasa.
3. Aktivitas kelenjar tiroid.
4. Kurang gizi.
5. BMR individu dengan gizi buruk lebih rendah dibandingkan individu yang
sehat.
6. Temperatur tubuh.
7. Temperatur lingkungan.
8. Pertunbuhan.
9. Jenis kelamin dan status ekonomi.
2.5 Kebutuhan Energi Anak Usia sekolah (6-12 tahun)
Anak-anak usia sekolah (6-10 tahun), berkembang pada rata-rata yang rendah
dan terus menerus, dengan penurunan yang bertahap dalam kebutuhan energi perunit
berat badan. Anak usia sekolah mencapai 3 hingga 5 kg dalam berat badan pertahun
hingga hingga pubertas.
Nafsu makan anak-anak usia sekolah lebih besar dari pada mereka yang lebih
muda, dan asupan makanan lebih bervariasi. Asupan makanan yang direkomendasikan
termasuk dua porsi dari kelompok susu, 60 hingga 90 gram kelompok makanan daging,
empat porsi atau lebih dari kelompok buah dan sayuran ( dengan sumber vitamin C
sehari dan sumber vitamin A setiap hari), tiga hingga empat porsi dari seluruh padi-
padian dan roti yang diperkaya gizinya dan sereal, dan hingga 1 hingga 2 sendok teh
margarin atau mentega.
Walaupun nafsu makan lebih baik dan makanan yang dimakan lebih bervariasi,
diet anak usia sekolah harus hati-hati dikaji untuk kecukupan protein, vitamin A dan C.
asupan susu biasanya melebihi rekomendasi. Kendati demikian, anak usia sekolah
seringkali gagal untuk makan sarapan yang tepat dan memilki asupan di sekolah yang
tidak diawasi sebagai hasil, susu dapat memberikan sumber nutrient yang baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tabel 2.1 Kebutuhan Energi per Hari


Umur Berat badan (kg) Tinggi badan (cm) Energi (kkal)
0-6 bulan 5,5 60 560
7-12 bulan 8,5 71 800
1-3 tahun 12 89 1220
4-6 tahun 18 108 1720
7-9 tahun 23,5 120 1860
Pria
− 10-10tahun 30 135 1950
− 13-15 tahun 40 152 2200
− 16-19 tahun 53 160 2360
− 20-59 tahun 56 162 2400
− 60 tahun 56 162 1960

Wanita
− 10-12 tahun 32 139 1750
− 13-15 tahun 40 153 1900
− 16-19 tahun 53 154 1850
− 20-59 tahun 50 154 1900
− 60 tahun 50 154 1700
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin
pudjiadi, 2001.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A. Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi.


a. Pengkajian
Status nutrisi seseorang, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D.
A : Pengukuran antropometrik (antropometric measurements)
B : Data biomedis (biomedical data)
C : Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical signs)
D : Diet (dietary)
Tabel 2.2 Jumlah Energi Pangan Yang Dianjurkan
Jenis kelamin Kategori pekerjaan Kj Kkal
Laki-laki ( 18-34 Menetap/ duduk 10.500 2.510
tahun) Agak aktif 12.000 2.900
Sangat aktif 14.000 3.350
Perempuan (18-54 Berbagai pekerjaan 9.000 2,150
tahun) umunya
Sangat aktif 10.500 2.500

Tabel 2.3 Pengkajian Umum Status Gizi Individu


Area pemeriksaan Tanda-tanda normal Tanda-tanda abnormal
(malnutrisi)
Penampilan umum Gesit, energik, mampu Apatis, lesu, tampak lelah
dan vitalitas beristirahat dengan baik
Berat badan Dalam rentang normal, Berat badan kurang atau
sesuai dengan usia dan berlebih
tinggi badan
Rambut Rambut bercahaya Rambut kering kusam,
berminyak tidak kering pecah-pecah tipis, rapuh
Kulit Lembab,sedikit lembab, Kering, kusam, pecah-pecah
turgor kulit baik pucat atau berpigmen ada
petekia atau memar lemak
subkutan sedikit.
Kuku Merah muda, keras Rapuh, pucat bentuk seperti
sendok
Mata Berbinar, jernih, lembab, Kering,konjungtiva pucat
konjungtiva merah muda atau merah kornea lembut
Lidah Merah muda,lembap Berwarna merah, bengkak,
ukuran lidah bertambah atau
berkurang
Bibir Lembap, merah muda Bengkak, pecah-pecah pada
sudut bibir.
Gusi Merah muda,lembab Bengkak, meradang, mudah
berdarah, bebentuk seperti
spon.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Otot Kenyal,berkembang Tonus otot lembek, dan tidak


dengan baik berkembang
System pencernaan Nafsu makan baik, Anoreksia, indigesti, diare,
eliminasi normal dan konstipasi.
teratur
System Nadi dan tekanan darah Frekuensi nadi meningkat,
kardiovaskuler normal, irama jantung tekanan darah meningkat,
normal irama jantung abnormal
(tidak teratur).
System persarafan Refleks normal, waspada Refleks menurun, emosi
perhatian baik, emosi tidak stabil, kurang
stabil. perhatian, bingung dan emosi
labil.

Komponen-komponen pengkajian nutrisi meliputi:


a. Pengukuran antropometrik
Metode pengaturan ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi ukuran dan
proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometrik terdiri atas:
1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita
dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi
dilakukan dalam posisi berbaring. Pada kasus-kasus tertentu, seperti pasien
yang mengalami cedera dan fraktur tulang belakang, pengukuran dilakukan
dalam posisi berbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inci.
2) Berat badan. Alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur berat badan
adalah timbangan manual, meskipun ada pula alat ukur yang menggunakan
system digitalik elektrik. Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur
berat badan adalah :
− Alat serta skala alat ukur yang digunakan harus sama setiap kali
menimbang.
− Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
− Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali
menimbang.
− Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah
makan.
Dalam menilai berat badan pasien, kita perlu mempertimbangkan tinggi
badan, bentuk rangka, proporsi lemak, otot, dan tulang, serta bentuk dada
pasien. Disamping itu, kita juga perlu mengkaji kondisi patologis yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

berpengaruh terhadap berat badan, seperti edema, splenomegali, asites,


gagal jantung atau kardiomegali.
3) Tebal lipatan kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk
menentukan persentase lemak pada tubuh. Pengukuran ini mencerminkan
massa otot, jumlah lemak di jaringan subkutan, dan status kalori. Selain itu,
pengukuran ini juga digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrisi.
Berat badan normal, atau obesitas (Kamath, 1986). Area yang sering
digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep, scapula, dan
suprailiaka. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengukuran antara lain:
− Anjurkan klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada
hasil pengukuran.
− Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
− Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan.
− Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara
akrpmion dan olekranon.
− Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
− Alat yang digunakan adalah kaliper.
4) Lingkar tubuh. Umumnya, area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
adalah kepala, dada, dan otot bagian tengah lengan atas. Lingkar dada dan
kepala digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan otak
bayi. Sedangkan lingkar lengan atas (LLA) dan lingkar lengan otot atas
(LOLA) digunakan untuk menilai status nutrisi. Satuan ukuran untuk LLA
adalah sentimeter. LLA diukur dengan menggunakan alat ukur yang umum
digunakan tukang jahit (tape around). Pengukuran dilakukan pada titik
tengah lengan yang tidak dominan.
Lingkar pergelangan tangan merupakan area pengkajian yang digunakan
untuk menilai bentuk atau kerangka tubuh manusia. Untuk mengukurnya,
meteran diletakkan sekeliling bagian distal pergelangan tangan dekat
prosesus stiloideus. Bila hasil pengukuran lebih dari 10,4 cm, kerangka atau
bentuk tubuh dianggap besar. Jika hasilnya 9,6-10,4 cm kerangka atau
bentuk tubuh dianggap sedang, dan jika kurang dari 9,6 cm dianggap kecil
(Potter & Perry, 1992).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakuakan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yamg
berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to
toe yaitu dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya dilakukan pengamatan
terhadap tanda-tanda atau gejala klinis defesiensi nutrisi.
c. Pemeriksaan Biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaanini adalah kadar total limfosit,
albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hematokrit,
keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit (Barkaukus, 1995). Hasil
pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi buruk meliputi
penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, albumin serum
kurang dari 3,5 gr/dl, dan peningkatan atau penurunan kadar kolestrol (Taylor,
1989).
d. Riwayat Diet
Kira-kira remaja putri disekolah menegah pernah mencoba diet sedikitnya
satu kali, dan 40 % nya berdiet disembarang waktu. Untuk mengetahui riwayat
diet seseorang,kita bisa melakukan wawancara mengenai status gizi, kesehatan,
sosial-ekonomi, dan budaya orang tersebut, yang berpengaruh terhadap status
nutrisinya. Analisis diet klien dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok
makanan harian (daily food groups) dan tabel komposisi makanan (food
composition table). Pengkajian asupan makanan dan pola makan meliputi
pengkajian dan informasi mengenai makanan yang biasa dikonsumsi, persiapan
makanan, dan kebiasaan makan. Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi
oleh budaya, latar belakang etnis, status sosial ekonomi, dan aspek psikologi.
Berikut adalah faktor resiko yang menyebabkan gangguan nutrisi
1. Riwayat diet
− Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
− Asupan makanan tidak adekuat
− Diet yang salah atau ketat
− Kurang persediaan makanan selama 10 hari atau lebih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

− Pemberian nutrisi melalui intravena ( total parenteral nutrisi) selama10


hari atau lebih
− Tidak adekuatnya penyediaan bahan makanan
− Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
− Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
− Ketidakmampuan fisik
− Lansia yang tinggal dan makan sendiri.
2. Riwayat penyakit (medis)
− Adanya riwayat berat badan berlebih atau kurang
− Penurunan berat badan dan tinggi badan
− Mengalami penyakit tertentu
− Riwayat pembedahan pada system gastrointestinal
− Anoreksia
− Mual dan muntah
− Diare
− Alkoholisme
− Gangguan yang mengenai organ tertentu ( kanker, hati, ginjal, tiroid,
dan paratiroid, serta penyakit adrenal).
− Disabilitas mental
− Kehamilan remaja
− Terapi radiasi
3. Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotika, antasida, anti-
depresan, agen anti-hipersentivitas, agens anti inflamasi, agens anti-
neoplastik, digitalis, laksatif, diuretic, natrium klorida, dan vitamin atau
preparat nutrient lain.

2. Analisa data
Tabel 2.4 Analisa Data Tanda Dan Gejala Klinis Defisiensi Nutrisi
Kemungkinan
Bagian tubuh Tanda klinis
kekurangan
Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, Kalori,
Lesu rasa haus, adanya dehidrasi cairan,
Pertumbuhan terhambat vitamin A
Rambut Kusut, kekuningan, kekurangan Protein
pigmen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kulit Adanya radang pada kulit Niasin, riboflavin, dan


atau dermatitis. biotinemak,
Pada bayi terjadi Asam asetat
dermatosis.
Adanya petechial Pirodoksin
hemorarhagik.
Eksema.
Mata Fotofobia, atau Ribovlafin
penglihatan ganda.
Rabun senja vitamin A
Mulut Stomatitis Riboflavin Niasin,
Glositis asam volat,
sianokobalamin (vit B12),
dan zat besi.
Gigi Karies gigi Fluoride
System neuromuskular Kejang Vitamin D
Lemah otot Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
System gastrointestinal Anoreksia atau nafsu Tiamin
makan menurun
Mual dan muntah Garam dapur
System endokrin Gondok Iodium
System kardiovaskuler Adanya perdarahan Vitamin K
Penyakit jantung Tiamin
Anemia Pirodoksin dan zat besi
System saraf Kelainan mental Sianokobalamin
Kelainan saraf perifer

3. Rumusan Masalah
Penetapan Diagnosis
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) ,
diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi tiga (Kozier, 2004) :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.
3. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh.
4. Perencanaan dan Implementasi
Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada
intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan
nutrisi. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu, penerapan diagnosis diatas tersebut
tentulah harus disesuaikan dengan kasus yang dihadapi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan


dengan :
a. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada pada mulut, mual,
muntah
b. Penurunan absorpsi nutrisi
c. Muntah, anoreksia, gangguan digesti
d. Depresi, stress, isolasi sosial
Kriteria Hasil
Klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan tingkat
aktivitas dan kebutuhan metabolik.
Indikator
a. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
b. Mengidentifikasi kekurangan/defesiensi dalam asupan sehari-hari
c. Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan
Intervensi umum
Mandiri
a. Jelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral
dan cairan yang adekuat.
b. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori
harian dan jenis makanan yang sesuai bagi klien.
c. Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu
makan.
d. Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.
e. Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
f. Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan
dan hindari mengkonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
g. Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.
h. Atur agar porsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat
klien biasanya merasa paling lapar.
i. Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan.
1) Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut
tersaji apabila memungkinkan.
2) Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area makan.
3) Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4) Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang


diperbolehkan dari rumah apabila memungkinkan.
5) Cipatakan lingkungan yang santai saat makan
j. Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas:
1) Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.
2) Pengurangan asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.
3) Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.
4) Asupan kalori yang sesuai untuk mempetahankan berat badan ideal.
Kolaborasi
Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian nutrisi secara enteral dan
parenteral
1. Enteral. Ketika pemberian makanan melalui oral tidak memungkinkan
(mis : pada penderita kanker kepala dan leher, masalah usus, luka bakar
berat), maka pemberian nutrisi enteral merupakan suatu pilihan. Pada
kondisi ini, makanan dapat diberikan secara langsung kedalam sistem
pencernaan melalui selang (mis: selang nasogratik). Masalah–masalah
yang mungkin ditemui pada terapi nutrisi enteral antara lain masalah
osmolalitas, ketidakseimbangan eletrolit, komplikasi gastrointestinal dan
sikap ketergantungan karena pemberian makanan melalui selang (Farley,
1988)
2. Nutrisi parenteral total (TPN)
TPN adalah suatu terapi kompleks yang digunakan untuk memenuhi
keperluan nutrisi pasien melalui rute intravena. Larutan yang dugunakan
dalam terapi ini adalah larutan hiperosmolar (konsentrasi tinggi).
Pemberian kalori dalam jumlah besar yang terdiri dari protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, dan mineral. Keberhasilan terapi ini bergantung
pada jenis makanan yang diresepkan, penanganan kateter intravena,
perawatan luka insisi, dan penanganan komplikasi akibat terapi (Grant,
1988). Bahkan makanan tersebut diberikan melalui pembuluh vena
sentral yang memiliki aliran darah yang cepat,seperti vena subklavia,
vena jugularis atau pembuluh vena besar lainnya. Terapi ini hanya
digunakan apabila asupan makanan secara enteral tidak memadai atau
merupakan kontraindikasi. TPNtidak diberikan pada pasien yang dapat
pencernanya dapat berfungsi selama 7-10 hari, pasien yang masih dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

mencerna makanan dengan baik, dan pada pasien yang mengalami stress
atau trauma. Terapi ini juga dianjurkan untuk pasien dengan tumor yang
telah bermetastasis (Grant, 1988).
Rasional
a. Nutrisi berperan menyediakan sumber energi, membangun jaringan,
dan mengatur proses metabolisme tubuh.
b. Dengan berkonsultasi, kita dapat menentukan metode diet yang
memenuhi asupan kalori dan nutrisi yang optimal.
c. Faktor-faktor seperti nyeri, kelamahan, penggunaan analgesik, dan
imobilitas dapat menyebabkan anoreksia. Dengan mengidentifikasi
penyebab dari anoreksia, kita bisa melakukan intervensi untuk
menghilangkan atau meminimalkannya (Foltz, 1997).
d. Kondisi yang lebih lemah dapat menurunkan keinginan dan
kemampuan klien anoreksia untuk makan (Foltz, 1997).
e. Distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari membantu
mencegah distensi lambung sehingga selera makan mungkin akan
meningkat (Foltz, 1997)
f. Pembatasan asupan cairan saat makan membantu mencegah distensi
lambung (Foltz, 1997).
g. Kebersihan mulut yang kurang menyebabkan bau dan rasa yang
tidak sedap yang dapat mengurangi nafsu makan.
h. Menyediakan makanan tinggi-kalori dan tinggi-protein pada saat
klien merasa paling lapar meningkatkan kemungkinan klien untuk
mengkonsumsi kalori dan protein yang adekuat (foltz, 1997).
i. Perencanaan diet berfokus pada upaya mencegah kelebihan nutrisi
mengurangi konsumsi lemak, garam,dan gula dapat menurunkan
risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit kanker tertentu,dan
hipertensi.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan
a. Perubahan pada indera pengecapan dan penciuman
b. Medikasi (kortikosteroid, anthistamin, estrogen)
c. Risiko peningkatan berat badan sebesar 12,5-15 kg selama kehamilan
d. Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kriteria Hasil
Klien akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan
berat badan.
Indikator
a. Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan
atau penciuman
b. Mendiskusikan kebutuhan nutrisi selama kehamilan
c. Mendiskusikan pengaruh olah raga terhadap pengontrolan berat badan.
Intervensi Umum
a. Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti penurunan
indera pembau dan perasa, pengaruh medikasi, atau riwayat penambahan
berat badan lebih dari 15 kg selama kehamilan.
b. Jelaskan pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada persepsi
kenyang setelah makan. Anjurkan klien untuk mengevaluasi asupan
berdasarkan penghitungan jumlah kalori bukan perasaan kenyang.
c. Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-obat
tertentu ( mis : steroid, androgen)
d. Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan selama
kehamilan.
e. Tingkatkan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang bisa
menyebabkan peningkatan asupan makanan.
1) Minta klien menuliskan seluruh makanan yang dikonsumsinya dalam
24 jam terakhir.
2) Instruksikan klien untuk membuat buku harian diet selama 1 minggu
yang menjelaskan hal-hal berikut : jenis makanan, kapan,dimana, dan
mengapa klien makan; hal yang klien lakukan saat makan; emosiklien
sebelum makan; serta kehadiran orang lain saat makan
3) Tinjau kembali buku harian diet untuk mengetahui pola makan klien
yang mempengaruhi asupan makanan.
f. Ajarkan teknik-teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori,
seperti :
1) Jangan makan pada saat melakukan kegiatan lain
2) Minum satu gelas air sesaat sebelum makan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3) Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis,


dan alkohol.
4) Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk satu kali
makan dan buang sisanya.
5) Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna.
g. Instruksikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membakar kalori.
Rasional
a. Kemampuan menurunkan berat badan saat menjalani terapi kortikosteroid
tampaknya bergantung pada pembatasan asupan natrium dan upaya
mempertahankan asupan kalori sesuai.
b. Peningkatan aktivitas mendukung upaya penurunan berat badan.
c. Individu dengan gangguan penciuman atau pengecapan bisa mengkonsumsi
lebih banyak makanan guna memuaskan pengecapan mereka (Dudek, 2000)
3. Ketidakseimbangan nutrisi: potensial lebih dari kebutuhan tubuh. Pada dasarnya,
diagnosa keperawatan ini mirip dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih
dari kebutuhan tubuh. Diagnosis ini menggambarkan individu yang memiliki
riwayat obesitas pada keluarga, yang juga memperlihatkan pola berat badan
yang lebih tinggi serta individu yang pernah memiliki riwayat peningkatan berat
badan yang berlebihan (mis : kehamilan sebelumnya). Sampai penelitian klinis
membedakan diagnosis tersebut dari diagnosis lain yang diterima saat ini, kita
bisa menggunakan diagnosis ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (actual
atau resiko) atau resiko ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
untuk memberikan penyuluhan langsung guna membantu klien dan keluarga
megidentifikasi pola diet yang tidak sehat.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam :
a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam
makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari
kebutuhan.
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan
adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS


1. Pengkajian
1. Biodata
Seorang anak laki-laki An.A, berusia 9 tahun, belum menikah, agama islam. An. A
adalah seorang siswa SD yang tinggal di Jalan Garu II A Gang Dahlia Kelurahan
Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.
2. Keluhan Utama
Dalam pengkajian yang dilakukan ibu klien mengatakan An.A tidak selera makan,
lebih suka jajan diluar.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan sering mengantuk disekolah, kepala pusing, mata berkunang-
berkunang, bawaan nya lemas dan cepat lelah, sering sakit-sakitan. Saat melakukan
pengkajian didapati klien tampak kurus, pucat, rambut tipis, konjungtiva anemis,
stomatitis, BB : 16 kg, TB : 120 cm. Keadaan yang dialami klien mengganggu
aktivitasnya misalnya bermain. Keluhan ini dirasakan sejak An.A berumur 1 tahun.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami oleh klien adalah klien pernah mengalami demam
dan batuk. Klien di bawa ke puskesmas terdekat untuk mendapat pengobatan.
Sampai saat ini klien belum pernah dirawat Rumah Sakit. Klien tidak memiliki
alergi terhadap makanan apapun.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat melakukan pengkajian didapati orang tua klien Ny.D memilki riwayat sakit
maag, saudara kandung klien pernah menderita TB paru tetapi sudah sembuh.
Tidak ada riwayat penyakit keturunan.
6. Pemeriksaan Fisik
Secara umum didapati pasien sadar dan dapat diajak komunikasi dengan
baik, dengan suhu tubuh 36,8 C, nadi 64x/menit, pernafasan 20x/ menit, TB :
120 cm dan BB 16 Kg. Dalam melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan
Head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap. Dalam
pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan
pada ubun-ubun, kebersihan kepala terjaga. Rambut tipis dan merah, tidak berbau
dan bersih, rambut kering.
Pada pemeriksaan wajah warna kulit tampak coklat dengan struktur wajah
bulat dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra tidak ada kelainan, lembab,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil merah dan coklat muda, kornea bulat
merata, iris simetris berbatas jelas, ketajaman penglihatan baik tekanan bola mata
baik.
Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung tepat di tengah, posisi septum nasi
simetris, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada
pernafasan cuping hidung. Bentuk daun telingan normal, dan simetris, ukuran
telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman
pendengaran baik.
Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir tidak kering,
keadaan gusi stomatitis, gigi sehat, keadaan lidah bersih tidak ada jamur, pita suara
baik. Posisi trachea normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, suara normal.
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi
karotis teraba.
Pada pemeriksaan integumen kebersihan integumen bersih, kulit hangat,
warna kulit coklat, turgor kulit kembali < 2 detik, kulit kering, tidak ada ditemukan
kelainan pada kulit klien. Pada pemeriksaan thoraks/dada normal, simetris,
pernafasan (frekuensi, irama) 20kali / menit dan tidak ada tanda kesulitan saat
bernafas. Saat palpasi pemeriksaan paru gerak dada tampak normal,suara perkusi
resonan dan saat auskultasi suara nafas vesikuler.
Pada pemeriksaan jantung tidak ada kelaianan, pulsasi teraba, suara dullnes
saat diperkusi bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi tambahan. Abdomen
terlihat normal, simetris, tidak ditemukan benjolan, tidak ada nyeri saat di tekan.
Pada pemeriksaan muskoloskeletal (kesimetrisan, kekuatan otot, edema)
otot tampak simetris, tidak ada edema.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
Frekuensi makan klien tidak menentu, itu dikarenakan klien tidak nafsu makan
dan lebih suka jajan diluar. Klien tidak mengalami nyeri pada ulu hatinya, tidak
mengalami mual dan muntah, waktu pemberian makanan tidak menentu tergantung
selera makan klien, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi seperempat piring.
Waktu pemberian cairan dilakukan saat klin mersa haus, dn masaah yang dialami
saat ini klien mengalami anoreksia.
8. Perawatan diri/personal hygine
Tubuh pasien tampak bersih, kebersihan gigi dan mulut kurang bersih dikarenakan
An.A sedang mengalami stomatitis, kuku, kaki dan tangan tampak bersih.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

9. Pola kegiatan / aktivitas


Klien beraktivitas seperti biasa dengan teman seumurannta, tetapi terkadang
aktivitasnya terganggu karena sering sakit. Untuk mandi, makan, eliminasi, ganti
pakaian, bisa dilakukan secara mandiri.
10. Pola Eliminasi
Klien jarang BAB, saat dilakukan pengkajian BAB terakhir 2 hari yang lalu, klien
tidak menglami diare. Pola BAK klien 5-6 kali sehari dan karakteristik jernih, tidak
ada kesulitan saat BAK dan tidak ada riwayat penyakit ginjal.

2. Analisa Data
Tabel 2.5 Analisa Data
No. Data Masalah Keperawatan
1. DS = Kurang nutrisi dari kebutuhan
Klien mengatakan sering ngantuk tubuh
disekolah, kepala pusing,mata
berkunang-kunang, cepat lelah
DO =
Klien tampak kurus, pucat, rambut
tipis, konjungtiva anemis, stomatitis,
BB ; 16 kg, usia 9 tahun, TB ; 120 cm
2. DS = Kurang pengetahuan
Keluarga bertanya mengenai bagaimana
cara pemenuhan nutrisi yang seimbang
DO =
Saat ditanya tentang masalah kesehatan
anaknya keluarga tampak bingung
menjawab, mengatakan kalau masalah
yang dialami anaknya sekarang adalah
masalah biasa dan tidak perlu
penanganan lebih lanjut

3. Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
1. Kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh
2. Kurang pengetahuan
Diagnosa Keperawatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan


anoreksia ditandai dengan klien tampak pucat, rambut tipis, konjungtiva anemis,
stomatitis, BB ; 16 kg, TB ; 120 cm, usia ; 9 tahun
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang
nutrisi anak usia 9 ditandai dengan saat ditanya tentang nutrisi anaknya keluarga
tampak bingung menjawab dan mengatakan kalau masalah yang dialami
anaknya sekarang adalah masalah biasa dan tidak perlu penanganan lebih lanjut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4. Perencanaan Keperawatan Dan Rasional


Tabel 2.6 Perencanaan Keperawatan Dan Rasional

Hari/ No
Perencanaan Keperawatan
tanggal Dx
selasa 1 Tujuan :
18 juni Kebutuhan nutrisi terpenuhi
2013 Kriteria Hasil :
− Klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai
dengan aktivitas dan kebutuhan.
− Berat badan klien meningkat, tidak mengalami pucat dan
konjngtiva tidak anemis
Rencana tindakan Rasional
− Kaji frekwensi makan − Dengan mengkaji frekuensi
klien perhari makan klien kita dapat
mengetahui pola makan dan
kebiasaan makan klien.
− Kaji tentang nafsu makan − Dengan mengkaji nafsu makan
klien klien kita dapat mengetahui
porsi makanan yang di
konsumsi klien
− Kaji tentang jumlah dan − Dengan mengkaji jumlah dan
jenis makanan yang di jenis makanan yang di
konsumsi konsumsi klien kita dapat
mengetahui jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi
klien dan membuat intervensi
selanjutnya
− Kaji tanda-tanda vital − Dengan mengkaji berat badan
berat badan, tinggi badan dan tinggi badan klien kita
klien dapat mengetahui apakah berat
badan klien sesuai dengan
berat badan anak usia 9 tahun
− Dengan mengidentifikasi
− Diskusikan bersama klien penyebab anoreksia kita bisa
kemungkinan penyebab membuat langkah-langkah
hilangnya nafsu makan untuk meningkatkan nafsu
makan klien
− Dengan mengkaji pola BAB
− Kaji pola BAB kita dapat mengetahui apakah
klien mengalami konstipasi
atau diare
− Distribusi total asupan kalori
− Tawarkan makanan dalam yang merata sepanjang hari
jumlah sedikit tapi sering membantu mencegah distensi
lambung sehingga selera
makan mungkin akan
meningkat.
− Dengan memberikn makanan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

− Anjurkan keluarga untuk kesukaan memungkinkan klien


memberikan makanan selera makan.
kesukaan − Kebersihan mulut yang kurang
− Anjurkan klien agar menyebabkan bau dan rasa
menjaga kebersihan mulut yang tidak sedap yng dapat
mengurangi nafsu makan
− Anjurkan kepada keluarga − Agar klien tidak susah untuk
agar tidak diajak makan
memaksa/mengomeli
anak saat makan
− Anjurkan keluarga agar − Dengan membuat suasana
membuat suasana makan makan yang menyenangkan
yang menyenangkan memungkinkan klien untuk
selera makan..
Hari/ No
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
selasa 2 Tujuan :
18 juni Keluarga mengerti masalah nutrisi yang dialami klien
2013 Kriteria Hasil :
Mengatakan pemahaman tentang kondisi yang dialami oleh klien
Rencana tindakan Rasioanl
− Kaji pengetahuan keluarga − Untuk mengetahui sampai
tentang kebutuhan nutrisi sejauh mana pengetahuan
anak keluarga tentang nutrisi

− Jelaskan kepada keluarga − Dengan penjelasan yang


tentang perlunya konsumsi diberikan klien dan keluarga
karbohidrat, lemak, paham mengenai komponen
protein, vitamin, mineral, zat yang penting didalam
dan cairan yang cukup tubuh

− Jelaskan kepada keluarga − Keluarga paham tentang


tentang penyebab nutrisi penyebab nutrisi kurang dan
kurang dan nutrisi yang nutrisi yang berlebih
berlebih
− Jelaskan kepada keluarga − Keluarga dank lien paham
tentang tanda dan gejala tentang tanda dan gejalan
nutrisi kurang dan nutrisi nutrisi kurang dan nutrisi
berlebih berlebih
− Jelaskan kepada keluarga − Keluarga dan klien paham
bagaimana cara mencegah tentang bagaimana cara
nutrisi kurang dan nutrisi mencegah nutrisi kurang dan
berlebih serta pemenuhan nutrisi yang berlebih serta
gizi seimbang pemebuhan gizi seimbang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

5. Implementasi dan Evaluasi


Tabel 2.7 Implementasi dan evaluasi
Hari/ No
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Tanggal Dx
Rabu/ 1 − Mengkaji frekwensi makan S : Klien mengatakan nafsu
19 juni klien perhari makan kurang
2013 − Mengkaji tentang nafsu O : Tanda-tanda vital
makan klien T : 36,8 0c
− Mengkaji tentang jumlah dan RR : 2Ox/i
jenis makanan yang di HR : 64x/i
konsumsi BB : 16 Kg
− Mengkaji tanda-tanda vital, TB : 120 cm
berat badan, tinggi badan klien Klien tampak pucat, kurus
− Mendiskusikan bersama klien dan lemah.
kemungkinan penyebab A : Masalah teratasi sebagian
hilangnya nafsu makan P : Intervensi dilanjutkan
− Mengkaji pola BAB
Rabu/ 2 − Mengkaji pengetahuan S : keluarga mengatakan
19 juni keluarga tentang kebutuhan tidak tahu tentang
2013 nutrisi anak masalah yang dialami
− Melibatkan keluarga dalam oleh anaknya.
penerimaan informasi. A : keluarga mendengarkan
− Menjelaskan mengenai dan memahami
penyebab kurang nutrisi informasi yang
diberikan oleh perawat.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai