Anda di halaman 1dari 9

POLI REKAYASA Volume 6, Nomor 1, Oktober 2010 ISSN : 1858-3709

Pengaruh Surja Hubung Terhadap Tegangan Lebih Transien Pada


Sistem Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan Menggunakan
Electromagnetic Transients Program (EMTP)

Effect of Surge Voltage More Circuit Against Transients in Southern Sumatra


interconnection System using the Electromagnetic Transients Program (EMTP)

Yusreni Warmi, Antonov, Asnal Efendi & Erhanelli

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Padang


Jl. Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang Telp. 0751-7055202, 444842 Fax.0751-444842

ABSTRACT
The rejection load causes the phenomena of transients over voltage, and this could cause damaged to
the electrical power system. In order to know how much the voltage arase by the load rejection in SUTT 150 kV,
an appropriate way to predict possible voltage is needed. The research studies the problem of transients over
voltages that occur as a result of rejection load in SUTT 150 kV and 20 kV. The result of simulation shows,
transients over voltage at the time of the rejection load still exist with in a safe condition are 90% and 105%, if
rejection load UPB Sub Bengkulu under is 61,6 MW and UPB Sub Lampung is 132,4 MW.

Keywords: Rejection Load, Over Voltage, EMTP

PENDAHULUAN Untuk menghindari hal tersebut


HSaluran Transmisi memegang dalam penelitian ini dibahas perencanaan
peranan penting dalam proses penyaluran pelepasan beban terhadap tegangan lebih.
daya dari pusat-pusat pembangkit hingga ke Salah satu cara yang dipakai adalah dengan
pusat-pusat beban. Agar dapat melayani mengetahui level kenaikan tegangan lebih
kebutuhan tersebut maka diperlukan sistem yang disebabkan oleh pertambahan beban
transmisi tenaga listrik yang handal dengan saat pelepasan beban ini, maka dapat
tingkat keamanan yang memadai. ditentukan pembebanan maksimum yang
Pada sistem interkoneksi Sumbagsel masih diperbolehkan pada suatu sistem.
(Sumatera Bagian Selatan) dipergunakan Penentuan beban optimal juga harus
sistem transmisi SUTT (Saluran Udara diperhatikan agar pada keadaan normal atau
Tegangan Tinggi) 150kV. Semakin tinggi tidak ada gangguan level tegangan tersebut
tegangan yang digunakan pada sistem, masih berada pada batas tegangan yang
maka akan semakin tinggi pula tegangan masih diperbolehkan yaitu tidak boleh lebih
lebih yang disebabkan oleh sistem tersebut, dari 105% dari tegangan nominal serta tidak
khususnya surja hubung (switching surge) kurang 90% dari tegangan nominal (Sesuai
(Warmi Y., 2000). dengan standard PT. PLN).
Pelepasan beban dari suatu sistem Penelitian ini bertujuan untuk untuk
tenaga listrik merupakan salah satu operasi mengetahui seberapa besar tegangan lebih
pensaklaran yang dapat menimbulkan yang ditimbulkan oleh pelepasan beban,
tegangan lebih, pada operasi pensaklaran merencanakan pembebanan maksimum
(pembukaan atau penutupan) akan yang masih diperbolehkan, agar pada
menghasilkan gejala surja hubung atau keadaan normal (tidak ada gangguan) level
transien energi listrik, yang berupa tegangan lebih harus berada pada batas
tegangan lebih transien (transients over tegangan yang masih diperbolehkan dan
voltage) yang dapat berupa gelombang memperhatikan pengaruh peletakan
impuls yang mempunyai muka gelombang gangguan (lokasi pelepasan beban pada sisi
dan ekor gelombang (Naidu, 1995). 150 kV dan sisi 20 kV) terhadap tegangan

71
POLI REKAYASA Volume 6, Nomor 1, Oktober 2010 ISSN : 1858-3709

lebih yang terjadi pada GI dan SUTT diatas beban yang terpasang.
Sumbagsel. Penelitian ini dilakukan dengan
batasan-batasan sebagai berikut:
Urgensi (keutamaan) Penelitian • Konfigurasi menara di sepanjang
Penelitian ini akan menghasilkan saluran menggunakan sirkuit
suatu perencanaan pola pembebanan yang tunggal dan ganda (bersadarkan
optimal dan tidak membahayakan sistem data lapangan).
maupun peralatan yang berkaitan dengan • Resistivitas tanah adalah sama
penghantar tersebut. Hasil penelitian ini disepanjang saluran adalah sama
dapat dijadikan referensi dalam • Pelepasan beban terjadi pada sisi
perencanaan system tenaga listrik oleh PLN 150 kV dan sisi 20 kV.
untuk pengembangan system kepada
tingkat tegangan system yang lebih tinggi Warmi Y. (2000) telah melakukan
seperti 275 kV dan 500 kV, sehingga penelitian tentang Pengaruh Pelepasan
kontinyuitas penyediaan tenaga listrik akan Beban terhadap Tegangan Lebih Transien
menjadi handal. Berikut ini beberapa Pada SUTET 500kV dengan Menggunakan
keutamaan di dalam penelitian ini: Electromagnetic Transients Program
a. Menitik beratkan pada beberapa aspek (EMTP). Dari hasil penelitian didapatkan
persoalan operasionalisasi sistem bahwa pembebanan maksimum dapat
tenaga listrik, yakni terjadinya ditentukan oleh level kenaikan tegangan
kenaikan tegangan pada terminal lebih transien yang disebabkan oleh
sistem saat pelepasan beban. Adanya pertambahan beban saat pelepasan beban.
kenaikan tegangan tersebut akan Warmi Y. (2007) telah melakukan
menyebabkan gangguan pada sistem, penelitian tentang Pengaruh Surja Hubung
karena lonjakan tegangan yang tinggi terhadap Tegangan Lebih Transien pada
juga dapat merusak peralatan atau SUTT 150 kV Menggunakan
beban. Untuk melakukan pendekatan Electromagnetic Transients Program
analisis terhadap persoalan ini, maka (EMTP). Operasi pensaklaran yang
perlu diketahui level kenaikan disebabkan oleh Pembangkit akan
tegangan yang disebabkan oleh menimbulkan gejala transien kelistrikan,
pelepasan beban sehingga dapat hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada
ditentukan karakteristik pembenanan sistem tenaga listrik karena dengan
pada sistem transmisi, dengan terlepasnya pembangkit secara tiba-tiba
mensimulasikan keadaan sistem akan terjadinya kenaikan tegangan pada
terhadap variasi pelepasan beban. sistem. Maka untuk mengetahui level
Simulasi ini dilakukan dengan kenaikan tegangan yang disebabkan oleh
menggunakan perangkat lunak pembangkit ini, dapat ditentukan pola
komputer yang sudah dikenal sebagai pembebanan pembangkit secara optimal
standar untuk mensimulasikan yang masih diperbolehkan, sehingga
keadaan transien sistem AC yaitu tegangan yang timbul tidak akan merusak
EMTP (Electromagnetic Transients peralatan atau beban.
Progam). Salah satu operasi pensaklaran yang
b. Untuk melihat keamanan dan menyebabkan tegangan lebih adalah
keandalan sistem SUTT Sumbagsel, pelepasan beban. Untuk mengimbangi
maka akan dilihat pengaruh terhadap berkurangnya pembangkitan tenaga listrik
tegangan lebih di GI 150 kV, jika yang disebabkan oleh adanya gangguan dari
beban maksimum yang terpasang suatu sistem maka sebagian beban sistem
pada salah satu GI lepas secara tiba- harus dilepaskan supaya pembangkit yang
tiba. Pelepasan beban juga dilakukan masih bekerja tidak mengalami beban lebih
jika pembebanan di GI dibawah dan

72
POLI REKAYASA Volume 6, Nomor 1, Oktober 2010 ISSN : 1858-3709

dan frequensi sistem tidak turun dibawah dan beban-beban yang sangat peka dengan
harga yang diijinkan. frequensi. Beban-beban yang penting dan
Apabila berkurangnya daya yang perlu dilayani secara kontinyu
pembangkit hanya berkisar 10% sampai diharapkan dapat tetap dilayani meskipun
15% dari kapasitas pembangkitan yang ada ada sebagian pembangkit yang terganggu
maka dalam hal ini penurunan frequensi (Hutauruk, 1998).
akan terjadi secara perlahan sehingga tidak Tegangan lebih karena pelepasan
akan menyebankan hal-hal yang serius pada beban berarti pelepasan karena adanya
sistem. Hal ini disebabkan karena gangguan. Tegangan lebih ini juga
governoor pembangkit-pembangkit masih termasuk tegangan lebih sementara
sempat bekerja dan daya cadangan panas (temporary over voltage). Kenaikan
yang ada atau spinning reserve (kira-kira tegangan yang terjadi pada waktu pelepasan
10% sampai 15%) dapat digunakan. beban, yang mana besarnya kenaikan
Umumnya dalam hal ini turunnya frequensi tegangannya tergantung dari besarnya
masih dapat ditahan dan dikembalikan ke kapasitas dan impedansi beban (Naidu,
keadaan normal karena bekerjanya 1995).
governoor, tanpa melakukan pelepasan f ⎡⎛ f ⎞x ⎤
beban. v = .E ⎢⎜⎜1 − ⎟⎟ s ⎥
f 0 ⎣⎝ f 0 ⎠ xc ⎦
Tetapi apabila terjadinya gangguan
yang lebih besar lagi maka turunnya dengan: v = kenaikan tegangan pada ujung
frequensi akan makin cepat sehingga dapat saluran, f = frequensi pada saat tegangan
mencapai harga yang relatif rendah hanya maksimum, f0 = frequensi dasar 50 Hz, E =
dalam waktu singkat. Governoor dan daya tegangan subtransien generator, Xs=
cadangan panas yang ada tidak sempat reaktansi sumber, Xc= reaktansi kapasitif
bekerja sehingga tidak dapat membantu saluran
memperbaiki keadaan sistem. Gejala surja hubung pada saluran
Untuk menjaga sistem dari transmisi dapat diselesaikan dengan
kegagalan atau kerusakan dikarenakan membuat rangkaian ekivalen satu fasa.
makin turunnya frequensi maka sebagian Sehingga tiap fasa diasumsikan dapat
beban harus dilepaskan. Setelah sebagian berdiri sendiri, hal tersebut berlaku jika
beban dilepaskan, beban-beban yang pemutusan tenaga pada masing-masing fasa
dipikul oleh pembangkit-pembangkit yang menutup secara serentak (simultaneous).
masih bekerja akan berkurang dan frequensi Gangguan tegangan lebih pada
akan kembali ke keadaan normal segera transmisi dan distribusi sistem tenaga listrik
setelah terjadinya keseimbangan antara sisa biasanya disebabkan oleh dua macan
pembangkit dan sisa beban. Pelepasan tegangan surja yaitu surja petir dan surja
beban harus dilakukan sesegera mungkin hubung yang mempunyai amplitudo lebih
pada saat frekuensi sistem mulai menurun. besar dari nilai puncak tegangan
Dengan pelepasan sebagian beban nominalnya. Salah satu sumber tegangan
pembangkit-pembangkit yang masih lebih surja hubung adalah peristiwa
bekerja dapat terhindar dari kerusakan dan pembukaan dan penutupan pemutus tenaga.
juga pelayanan terhadap beban yang tinggal Besarnya amplitudo tegangan saat
(tidak dilepas) masih dapat tetap pelepasan beban selalu berkorelasi dengan
dilaksanakan. tegangan sistem dan frekuensi osilasi yang
Didalam perencanaan pelepasan dipengaruhi oleh impedansi sistem.
beban dapat ditentukan terlebih dahulu Surja Hubung adalah gejala transien
beban-beban yang akan dilepaskan apabila yang disebabkan oleh pemasukan
terjadi penurunan frequensi yang sangat energi(energization), pemutusan energi(de-
cepat. Beban-beban yang akan dilepaskan energization) dan pemutusan disertai
dipilih beban-beban yang kurang penting pemasukan kembali energi(re-energization)

73
POLI REKAYASA Volume 6, Nomor 1, Oktober 2010 ISSN : 1858-3709

dari suatu rangkaian listrik. Proses


pensaklaran dilakukan oleh saklar atau
circuit breaker berupa operasi penutupan
(closing), pembukaan (opening) dan
penutupan kembali (reclosing). Operasi-
operasi tersebut dikenal dengan istilah
operasi switching.
Bentuk umum tegangan impuls
adalah tegangan yang naik dalam waktu
yang singkat sekali, disusuli dengan
penurunan yang lambat menuju nol, yang
Gambar 1. Bentuk Gelombang Surja Hubung
dinyatakan dalam bentuk persamaan:
( )
T1: muka Gelombang, T2: ekor
V = V 0 e − at − e − bt gelombang (2.1)
Dengan V adalah tegangan osilasi, Vo
adalah tegangan sistem, at dan bt adalah METODOLOGI
konstanta yang diperoleh dari rangkaian. Penelitian ini dilakukan selama dua
Definisi muka gelombang (wave front) dan tahun, pada tahun pertama dilakukan
ekor gelombang (wave tail) ditetapkan pembuatan pemodelan untuk Sumbagsel,
dalam standart yang sedemikian rupa dengan cara membuat pemodelan kondisi
sehingga kesukaran dalam menetapkan sebenarnya (diagram satu garis pada
permulaan gelombang dan puncak lampiran) dan berdasarkan pada data-data
gelombang dapat diatasi. real yang diambil dari P3B Sumatera.
Waktu sampai setengah (time to Ruang lingkup materi penelitian ini
half value) dari ekor gelombang mengkaji tentang pengaruh pelepasan beban
dedefinnisikan sebagai waktu dari nol terhadap tegangan lebih agar bisa
niminal sampai setengah puncak dari ekor. ditentukan batas pembebanan yang aman di
Ketajaman muka gelombang adalah Sumbagsel. Dengan demikian materi kajian
kecepatan naiknya tegangan pada muka terdiri atas :
gelombang. Ketajaman muka gelombang Penelitian tahun pertama meliputi tiga
rata-rata untuk mudahnya dinyatakan tahap:
sebagai perbandingan antara tegangan 1. Pembuatan model saluran SUTT
puncak dan lamanya muka gelombang. Sumbagsel
Gelombang penuh adalah gelombang yang 2. Panentuan nilai setiap parameter saluran
tidak terputus karena lompatan api atau sesuai dengan kondisi yang ada.
tembusan (punture), mempunyai waktu 3. Penerapan pemodelan kedalam
muka gelombang T1(µs) dan waktu sampai pemograman EMTP (Electromagnetic
setengah puncak T2(µs). Gelombang ini Transients Progam), dengan langkah
dinyatakan dengan sandi ±( T1 x T2) µs. sebagai berikut;
Bentuk gelombang standard menurut IEC 1) Metode Penyelesaian EMTP
adalah ±( 1,5 x 40) µs dan ±( 1 x 40) µs. EMTP dapat digunakan untuk
Gambar 2.1 Memperlihatkan bentuk menganalisis transien pada
gelombang surja. rangkaian yang mengandung
parameter terkonsentrasi (R, L dan
C). Saluran transmisi dengan
parameter terdistribusi, saluran yang
ditransposisikan atau saluran yang
tidak ditransposisi.
2). Alat Penelitian
Peralatan utama untuk
melaksanakan penelitian ini adalah

74
POLI REKAYASA Volume 6, Nomor 1, Oktober 2010 ISSN : 1858-3709

seperangkat Komputer dengan 4). Variabel Masukan dan Keluaran


spesifikasi processor pentium 4 (1 Variabel-variabel yang dipakai
GHz) dengan RAM 256 MB. sebagai masukan (input yang harus
Mengingat beban komputasi yang diberikan pada perangkat lunak)
ditimbulkan Electromagnetic dalam penelitian ini.
Transients Progam sangat besar,
maka spesifikasi yang lebih tinggi 4.1 Hasil Penelitian
akan memperlancar jalannya Pada simulasi ini akan dilakukan
progam. dengan beberapa tahap, yakni dengan
3). Jalannya Penelitian memvariasikan pola pembebanan
EMTP adalah suatau progam pembangkit, penghantar-penghantar pada
komputer terintegraasi yang sisi 150kV – Pembangkit dan PLTA yang
didesain untuk menganalisis ada dilakukan dengan melepas PMT
masalah transien pada sistem tenaga (Pemutus Tenaga) pada waktu 0,03dt,
listrik. Oleh karena itu terdapat kemudian diambil data tegangan lebih yang
aturan-aturan khusus dalam terjadi akibat pelepasan PMT tersebut. Data
pemasukan data untuk dianalisis tegangan diambil di masing-masing bus
dengan EMTP seperti yang pada sisi 150 kV, 70 kV dan 20 kV. Dari
ditunjukkan dalam gambar 2. hasil simulasi akan dilihat pola pembebanan
yang diijinkan dan sesuai dengan tegangan
nominal sistem, atau tidak melebihi dari +
5% dan -10% dari tegangan nominal
(SPLN:1995).

Kondisi Beban Puncak


Pada kondisi ini akan diperlihatkan
tegangan lebih yang terjadi pada masing-
masing hasil simulasi EMTP untuk sistem
sumbagsel pada saat kondisi beban puncak
tanggal 24 Februari 2009 jam 19.30 Wib
sebesar 822,7 MW, sebelum terhadinya
pelepasan beban atau pada keadaan normal
adalah sebagai berikut;

Gambar 2.Diagram Alir Simulasi EMTP

75
POLI REKAYASA Volume 6, Nomor 1, Oktober 2010 ISSN : 1858-3709

Gambar 3. Kondisi tegangan puncak pada saat beban puncak

Pelepasan Beban dengan beban sebesar 25,3 MW pada


Pola operasi pelepasan beban Lubuk Linggau dan Lahat, sedangkan
dilakukan pada sisi SUTT 150 kV PLTA pembangkit dan saluran yang lain dalam
Tess – Pekalongan 12,75 MW, sampai keadaan terhubung, maka hasil simulasi
dengan Lubuk Linggau – Lahat line 1 dapat dilihat seperti pada gambar berikut,

Gambar 4. Tegangan Lebih Pelepasan Beban PLTA Tess – Pekalongan 12, 75 MW sampai dengan
Lubuk Linggau – Lahat Line 1 Pada Waktu 0,03 detik

Untuk sisi bus 150 kV bus Besai 144,639 Juaro 61,588 kV, Sungai Kedudukan
kV, Bukit Asam 144,322 kV, Bukit 61,654 kV, Sukamerindu 77,529 kV. Dan
Kemuning 144,266 kV, Borang 143,031 untuk Bus 20 kV tegangan yang terjadi
kV, Betung 143,020 kV, Batu Raja 144,072 masih berada pada batas aman > 22 kV.
kV, Batu Tegi 144,585 kV, Kalidia 144,416 Pola operasi pelepasan beban
kV, Keramasan 143,330 kV, Kota Bumi dilakukan pada sisi SUTT 150 kV Bukit
144,525 kV, Lubuk Linggau 144,568 kV, Kemuning – Besai line 1 dan line 2 sebesar
Lahat 144,455 kV, dan untuk bus 150 kV 63 MW, diikuti dengan SUTT 150 kV Batu
lainnya dapat dilihat pada tabel 4.8. Pada Raja – Bukit Kemuning line 1 dan line 2
sisi bus 70 kV, Bugaran 61,692 kV, Bukit sebesar 51 MW, sedangkan pembangkit dan
Siguntan 61,563 kV, Bom Baru 61,478, saluran yang lain dalam keadaan terhubung,
Borang 61,536 kV, PLTA TESS 75,682 maka hasil simulasi dapat dilihat seperti
kV, Seduduk Putih 61,478 kV, Sungai pada gambar berikut

76
POLI REKAYASA Volume 6, Nomor 1, Oktober 2010 ISSN : 1858-3709

Gambar 5. Tegangan Lebih Pelepasan Beban SUTT 150 kV Bukit Kemuning – Besai
Line 1 dan Line 2 dan Bukit Keminig – Batu Raja Line 1 dan Line 2 Pada Waktu 0,03
detik

Terlihat bahwa bila adanya penurunan yang diijinkan > 73,5 kV. Dan tegangan
tegangan pada bus Besai menjadi 144,310 yang terjadi pada bus 20 kV, masih berada
kV, sedangkan pada bus sisi 150 kV pada batas yang diijinkan yakni < 22 kV.
lainnya mengalami kenaikan seperti Bukit Pola operasi pelepasan beban
Asam 143,953 kV, Bumi Kemuning 144,57 dilakukan pada sisi SUTT 150 kV Bukit
kV, Borang 143,035 kV, dan bus 150 kV Kemuning – Besai line 1 dan line 2 sebesar
lainnya. Untuk bus 70 kV, semua nilai 63 MW, SUTT 150 kV Batu Raja – Bukit
tegangan yang terjadi mengalami kenaikan Kemuning line 1 dan line 2 sebesar 51 MW,
dan sudah dalam keadaan kondisi kritis SUTT 150 kV Simpang Tiga – Keramasan
seperti Bugaran 61,637 kV, Bukit 30,6 MW, SUTT 150 kV Simpang Tiga –
Siguntang 61,508 kV, Bom Baru 61,424 Prabumulih sebesar 29,75 MW, diikuti
kV, Borang 611,481 kV, PLTA TESS dengan SUTT 150 kV Prabumulih – Bukit
71,686 kV, Sungai Juaro 61,531 kV, Sungai Asam line 1 line, line 2, line 3, line 4
Kedudukan 61,596 kV, sedangkan untuk sebesar 12,75 MW, sedangkan pembangkit
bus PLTA TESS pada fasa C 76,208 kV, dan saluran yang lain dalam keadaan
dan Sukamerindu 76,585 kV sudah dalam terhubung, maka hasil simulasi dapat dilihat
keadaan Blac Out, karena tegangan yang seperti pada gambar berikut;
terjadi sudah melebihi dari batas tegangan

Gambar 6. Tegangan Lebih Pelepasan Beban SUTT 150 kV Bukit Kemuning – Besai
Line 1 dan Line 2, Sampai Prabumulih – Bukit Asam Line 1, 2, 3, 4 Pada Waktu 0,03 detik

77
POLI REKAYASA Volume 6, Nomor 1, Oktober 2010 ISSN : 1858-3709

Pola operasi pelepasan beban dilakukan MW, sampai dengan Bukit Asam – Lahat
pada sisi SUTT 150 kV Bukit Kemuning – line 1 sedangkan pembangkit dan saluran
Besai line 1 dan line 2 sebesar 63 MW, yang lain dalam keadaan terhubung, maka
SUTT 150 kV Batu Raja – Bukit Kemuning hasil simulasi dapat dilihat seperti pada
line 1 dan line 2 sebesar 51 MW, SUTT gambar berikut;
150 kV Simpang Tiga – Keramasan 30,6

Gambar 7. Tegangan Lebih Pelepasan Beban SUTT 150 kV Bukit Kemuning – Besai
Line 1 dan Line 2, sampai Bukit Asam – Lahat Line 1 0,03 detik

SIMPULAN 5. Pola penghantar Simpang Tiga –


Sub Lampung hanya bisa dilakukan Prabumulih line 1 selama 0,03 detik
dengan cara pelepasan beban maksimum sedangkan pembangkit dan penghantar
untuk masing-masing kondisi < 132,4 MW yang lain dalam keadaan terhubung
dengan pola sebagai berikut; 6. Pola penghantar Simpang Tiga –
1. Pola penghantar Besai – Bukit Prabumulih line 1 dan line 2 selama
Kemuning line 1 selama 0,03 detik 0,03 detik sedangkan pembangkit dan
sedangkan pembangkit dan penghantar penghantar yang lain dalam keadaan
yang lain dalam keadaan terhubung terhubung
2. Pola penghantar Besai – Bukit 7. Pola penghantar Simpang Tiga –
Kemuning line 1 dan line 2 selama 0,03 Prabumulih line 1 dan line 2 selama
detik sedangkan pembangkit dan 0,03 detik, diikuti dengan Bukit
penghantar yang lain dalam keadaan Kemuning – Batu Raja line 1 sedangkan
terhubung pembangkit dan penghantar yang lain
3. Pola penghantar Besai – Bukit dalam keadaan terhubung
Kemuning line 1 dan line 2 selama 0,03 8. Pola penghantar Simpang Tiga –
detik, diikuti dengan Bukit Kemuning – Prabumulih line 1 dan line 2 selama
Batu Raja line 1 selama 0,03 detik 0,03 detik, diikuti dengan Bukit
sedangkan pembangkit dan penghantar Kemuning – Batu Raja line 1 dan line 2
yang lain dalam keadaan terhubung sedangkan pembangkit dan penghantar
4. Pola penghantar Besai – Bukit yang lain dalam keadaan terhubung
Kemuning line 1 dan line 2 selama 0,03 9. Pola penghantar Batu Raja – Bukit
detik, diikuti dengan Bukit Kemuning – Asam line 1 selama 0,03 detik
Batu Raja line 1 dan line 2 selama 0,03 sedangkan pembangkit dan penghantar
detik sedangkan pembangkit dan yang lain dalam keadaan terhubung
penghantar yang lain dalam keadaan 10. Pola penghantar Batu Raja – Bukit
terhubung Asam line 1 dan line 2 selama 0,03

78
POLI REKAYASA Volume 6, Nomor 1, Oktober 2010 ISSN : 1858-3709

detik sedangkan pembangkit dan Tim SOP PLN-UPBSBT (Agustus 2003).


penghantar yang lain dalam keadaan Standing Operation Procedure Sistem
terhubung Interkoneksi Sumbar Riau. Padang
Pariaman – Sumbar.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah William D. (1994). Power Sistem Analysis.
dilakukan, agar dapat dijadikan dasar Singapore: International Edition.
penelitian lebih lanjut;
1. Perlunya dilakukan evaluasi Warmi Y. (2000). Analisis Pengaruh
koordinasi isolasi pada masing- Pelepasan Beban Terhadap Tegangan
masing peralatan gardu induk, Lebih Transien Dengan
mengingat sistem ini saling Menggunakan Electromagnetic
interkoneksi Progam. Tugas Akhir S2 UGM.
2. Perlu dilakukan pembahsan
menyeluruh untuk sistem Warmi Y. (2007). Analisis Pengaruh Surja
interkoneksi Hubung Terhadap Tegangan Lebih
3. Perlu pembahasan yang detail Transien pada SUTT 150 kV Dengan
terkait dengan setting PMT Menggunakan Electromagnetic
Transients Program. Penelitian Dosen
DAFTAR PUSTAKA Muda Kopertis
Dommel, H.W (Agustus 1996).
Electromagnetic Transient Progam. Yamada T, et al (1995). Experient
Vancouver, Kanada. Evaluation of UHV Tower Model for
Lighning Surge Analisys. IEEE
EMTP Development Coordination Group Transaction on PWRD vol 10 No.1
(1998). The Electromagnetic
Transients Progam (Version 3,0;
Rule book 1 Volume 1,2,3), EPRI
Report.

EKuffel, W.S, Zangl,1984.”High Voltage


Engineering”, Peragamon Press
Oxford

Hutauruk (1991). Gelombang Berjalan dan


Proteksi Surja. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Kadir Abdul (1998). Transmisi Tenaga


Listrik. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia

Marsudi Djiteng (1990). Operasi Sistem


Tenaga Listrik. Jakarta: Institut Sains
dan Teknologi Nasional.

Naidu, N.S, Karamaju (1995). High Voltage


Engineering. Tata Mc. Graw-Hill
Publishing Company Limited.

79

Anda mungkin juga menyukai