PT. Pertamina RU IV Cilacap merupakan salah PT. Pertamina Refinery Unit (Unit Pengolahan) IV
satu unit pengolahan kilang minyak yang ada di PT Cilacap memiliki sebuah sistem yang cukup besar. Sistem
Pertamina. PT. Pertamina RU IV Cilacap kelistrikannya juga cukup kompleks. Sebelumnya
mengoperasikan Pembangkit listrik dengan kapasitas 4 x Pertamina RU IV Cilacap memiliki 8 unit pembangkit. 4
8 MW dan 4 x 20 MW. Akibat dari penambahan beban unit pembangkit dengan kapasitas 20 MW dan 4 unit
pada PT. Pertamina RU IV Cilacap mengakibatkan pembangkit sisanya dengan kapasitas 8 MW. Total
adanya penambahan pembangkit baru dengan kapasitas 3 substation di PT. Pertamina RU IV CilacapCilacap
x 15 MW di lingkungan PT. Pertamina RU IV Cilacap, berjumlah 32 substation. Dimana masing-masing
dengan daya total 157 MW. Maka dari itu diperlukan substation mempunyai beban statis dan motor. Sistem
pemodelan sistem yang dapat digunakan untuk kelistrikan di PT. Pertamina RU IV Cilacap dibagi
menganalisa kinerja secara keseluruhan akibat adanya menjadi 3 utility. Yaitu utility I, II, dan IIa.
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 1 dari 6
Akibat dari penambahan beban pada sistem “OFF” dengan menggunakan studi-studi kasus sebagai
kelistrikan di IV PT. Pertamina Refinery Unit (Unit berikut:
Pengolahan) Cilacap sehingga mengakibatkan perlunya
Kasus Keterangan
penambahan pembangkit dan pabrik baru. Dari
penambahan pembangkit dan pabrik baru juga 1 Pembangkitan Minimum, Generator 51G1 (8
mengakibatkan berubahnya sistem kelistrikan sehingga TS 1
MW) Trip
perlu menambahkan sistem bus 33 kV. Selain itu 3
daerah utlility berkembang menjadi 4 daerah utility. Yaitu 2 Pembangkitan Minimum, Generator
utility III sebagai tambahan. TS 2
051G103 (20 MW) Trip
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 2 dari 6
detik ditunjukkan respon frekuensi sistem turun setelah
detik ke 3 sehingga turun mencapai 99,36 % atau 49,68
Hz pada detik 7,005 s. Penurunan ini dikarenakan
hilangnya suplai daya sebesar 7,2 MW dan jumlah beban
yang tetap. Kemudian frekuensi perlahan-lahan berangsur
pulih dan kembali dalam kondisi steady state 99,53 %
atau 49.69 Hz. Dapat disimpulkan bahwa sistem masih
aman karena frekuensi sistem setelah gangguan masih
dalam batas normal tanpa perlu adanya shedding yaitu
diatas 99% atau 49 Hz dan tegangan sistem juga masih
aman karena masih dalam batas normal standar RU IV
Pertamina Cilacap yaitu –10%. Gambar 5 Respon frekuensi TS3
4.2.2 Studi Kasus TS2: Pembangkitan Minimum Dari gambar di atas, dapat ditunjukkan bahwa
(Generator 51G2 dan 051G102 “OFF”), Generator terjadi gangguan pada detik ke 3 dengan total simulasi 30
detik ditunjukkan respon frekuensi sistem turun setelah
051G103 (20 MW) Trip (t = 3 detik)
detik ke 3 sehingga turun mencapai 89,18% atau 44,09
Hz pada t = 30 s. Frekuensi sistem dipastikan akan turun
Pada saat sedang dalam pola operasi
secara terus menerus. Sehingga menyebabkan sistem
pembangkitan minimum, Generator 51G1 trip. Generator
akan terganggu atas penurunan frekuensi tersebut.
051G103 menyuplai daya sebesar 17,4 MW.
4.2.3.a Studi Kasus TS3a: Pembangkitan Minimum
(Generator 51G2 dan 051G102 “OFF”), Generator
051G103 (8 MW) dan 152G501A (15 MW) Trip (t = 3
detik)/ Load Shedding 1
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 3 dari 6
051G103 (8 MW) dan 152G501A (15 MW) Trip (t = 3
detik)/ Load Shedding 1 dan 2
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 4 dari 6
tegangan ini masih dijinkan karena masih memenuhi 4.3.2 Studi Kasus TS1: Pembangkitan Minimum
standar voltage sag SEMI F47 (Generator 51G2 dan 051G102 “OFF”), Generator
051G103 (20 MW) Trip
4.3 Perbandingan Konfigurasi Sistem Kelistrikan
Lama dengan Konfigurasi Sistem Kelistrikan Baru Perbandingan pada salah satu kabel sebagai berikut:
Akan dilakukan perbandingan antara konfigurasi
sistem kelistrikan lama dengan konfigurasi sistem
kelistrikan baru.
Perbedaan aliran daya sebagai berikut: 4.3.3 Studi Kasus TS3: Pembangkitan Minimum
13,8 kV Cable 606
16 MVA
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 5 dari 6
antara konfigurasi sistem kelistrikan lama dengan konfigurasi DAFTAR PUSTAKA
sistem kelistrikan baru
[1] Saadat, H., “Power System Analysis”, McGraw-
4.3.5 Studi Kasus SC: Gangguan Hubung Singkat di Hill, Inc, 1999.
Bus 3.45 kV Saat Pembangkitan Minimum [2] Kundur, P., “Power System Stability and Control”,
(Generator 51G2 dan 051G102 “OFF”) McGraw-Hill, Inc, 1994.
[3] Marsudi, Djiteng, “Operasi Sistem Tenaga Listrik”,
Perbandingan pada salah satu kabel sebagai berikut: Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006
[4] Penangsang, Ontoseno.”Kestabilan Sistem Tenaga
Listrik” Diktat Kuliah Analisis Sistem Tenaga
Listrik 2, Teknik Elektro Fakultas Teknologi
Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya.
[6] Stevenson, W.D., Jr, “Elements of Power System
Analysis, 4th Edition”. McGraw-Hill, Inc, 1994.
[7] Meier, A.v., “Electric Power System: A Conceptual
Introduction”. John Wiley & Sons, Inc, Canada,
2006.
Gambar 18 Perbandingan pembebanan kabel 720 pada SC [8] Bayliss, C., Hardy, B., “Transmision and
antara konfigurasi sistem kelistrikan lama dengan konfigurasi Distribution Electrical Engineering”. Elsevier Ltd.,
sistem kelistrikan baru India, 2007.
[9] Wei-Jen Lee, “IEEE Recommended Practice for
V. PENUTUP Industrial and Commerial Power System Analysis”.
The Institute of Electrical and Electronics
Dari hasil simulasi dan analisis, maka dalam Engineers, Inc. Ch. 8, 1988.
tugas akhir ini dapat di tarik kesimpulan yang penting [10] Charles Concordia , Lester H. Fink & George
sebagai berikut:
Poullikkas, “ Load Shedding on an Isolated System
1. Pada saat terjadinya lepas generator 51G1 pada
saat sistem sedang beroperasi dalam pola operasi “,Power System, IEEE Transaction, vol. 10, no,3,
pembangkitan minmum, sistem masih dalam pp.1467-1472, 1995.
kondisi stabil dan normal. [11] D. Prasetijo Stud. IEEE, W.R. Lachs SMIEEE & D.
2. Pada saat terjadinya lepas generator 051G103 Sutanto SMIEEE. “A New Load Shedding Scheme
pada saat sistem sedang beroperasi dalam pola For Limiting Underfrequency”, Power System,
operasi pembangkitan minmum, sistem masih
IEEE Transaction, vol. 9, no,3, pp.1371-1378, 1994.
dalam kondisi stabil dan normal.
3. Pada saat terjadinya lepas generator 051G103 RIWAYAT HIDUP PENULIS
dan 152G501A pada saat sistem sedang
beroperasi dalam pola operasi pembangkitan Aryo Nugroho dilahirkan di So’e
minmum, menyebabkan frekuensi sistem turun. NTT, 5 Februari 1989. Penulis
Sehingga dibutuhkan 2 tahap pelepasan beban adalah putra dari pasangan
untuk mengembalikan kestabilan sistem. Soekosantoso dan Yetty Nuryanti.
4. Pada saat start motor terbesar sistem masih Penulis memulai jenjang pendidikan
dapat bekerja dengan normal karena frekuensi di SDN Kampung Dalem I
dan tegangan bus sistem masih dalam keadaan Tulungagung, SLTPN 1
aman Tulungagung, serta SMA Taruna
5. Pada saat hubung singkat terjadi di bus 3,45 kV, Nusantara Magelang hingga lulus
pada bus sistem terjadi kedip tegangan. Kedip tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
tegangan ini masih dalam batasan normal, pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan diterima di
sehingga tidak menganggu kestabilan sistem. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada
Respon frekuensi dan tegangan sistem masih Jurusan Teknik Elektro, dan kemudian mengambil bidang
dalam keadaan normal dan aman. studi Teknik Sistem Tenaga. Semasa kuliah, penulis
6. Penggunaan two winding transformer pernah aktif dalam organisasi sebagai staf Departemen
dibandingkan three winding transformer tidak Riset dan Teknologi Himatektro. Selain itu penulis juga
terlalu berpengaruh terhadap respon frekuensi pernah aktif dalam kegiatan kepanitiaan seperti BME
dan respon tegangan sistem. Tetapi lebih Days 2008, SITIA 2009 dan 2010. Saat ini penulis aktif
berpengaruh dari aliran daya yang melewati sebagai Asisten Laboratorium Instrumentasi, Pengukuran
kabel-kabel. Pada three winding transformer dan Identifikasi Sistem Tenaga.
daya yang mengalir, lebih cepat kembali ke
keadaan stabil.
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 6 dari 6