Oleh:
FAUZUN ATABIQ
06/200354/ET/5455
Oleh:
FAUZUN ATABIQ
06/200354/ET/5455
Abstrak
Sebagai pengganti governor dalam upaya menjaga mutu/kualitas daya listrik sistem PLTMh, dua
dekade terakhir ini mulai dikembangkan beberapa alat Pengatur Beban Elektronis (Electronic
Load Controllers). Pada sistem PLTMh, Electronic Load Controller (ELC) merupakan alat untuk
mengatur keseimbangan beban utama dan ballast load yang diharapkan sistem PLTMh tersebut
bisa selalu terjaga pada kondisi beban relatif konstan. Dengan mengoperasikan sistem PLTMh
pada beban relatif konstan, maka akan membuat generator berputar pada putaran yang relatif
konstan pula, sehingga dengan demikian tegangan dan frekuensi sistem pun akan ikut konstan
tidak terpengaruh oleh perubahan pemakaian beban utama yang kondisinya tidak menentu.
Mikrokontroler AT89S51 yang merupakan keluarga MCS-51 mempunyai aplikasi yang sangat
luas. Dengan memanfaatkan mikrokontroler AT89S51 sebagai pengendali utama (main
controller) ELC, maka rangkaian ELC menjadi cukup sederhana. AT89S51 yang diaplikasikan
sebagai pencacah siklus listrik sistem, mikrokontroler cukup membutuhkan tambahan rangkaian
Zero Crossing Detector sebagai pengubah isyarat sinusiodal menjadi persegi dan Thyristor atau
Kontaktor sebagai komponen switching ballast load. ELC mampu mengendalikan ballast load
sesuai dengan kapasitas sistem PLTMh dengan menggunakan komponen switching yang sesuai.
Sebagai sebuah penenelitian, maka dalam pembuatan pengatur beban elektronis ini, ELC adalah
ELC 1 fase dan hanya berkapasitas 5 kW
6. Referensi
[1] Fritz, J. Jack., “Small and Mini Hydropower
System,” McGraw-Hill, New York, 1984.
[2] Malvino, Paul Albert., ”Prinsip-prinsip
Elektronis,” Erlangga, Jakarta, 1996.
[3] Nalwan, Andi P., “Panduan Praktis Teknik
Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler
Gbr. 13 – Frekuensi keluaran Genset sebelum dan AT89C51,” Elex Media Komputindo, Jakarta,
sesudah dipasang ballast load dan ELC 2003.
Kurva warna merah Gbr.13, memperlihatkan [4] Putra, Eko Agfianto., “Belajar Mikrokontroler
bahwa pada saat Genset tanpa beban dan beban AT89C51/52/55 (Teori dan Aplikasi). Edisi
ringan terjadi kenaikan frekuensi yang cukup kedua,” Gava Media, Yogyakarta, 2004.
signifikan. Kenaikan frekuensi keluaran mencapai 30 [5]
% dari frekuensi toleransi dan baru pada nilai http://epsdin.wordpress.com/2008/04/15/memb
frekuensi normal saat beban genset sudah mencapai angun-kemandirian-masyarakat-dan-bangsa-
187 W atau 23 % beban penuh. Kondisi demikaian melalui-PLTMh/ (diakses, 27/08/2008)
ini dapat juga terjadi pada sistem PLTMh [6] http://energialternatif.ekon.go.id (diakses,
sesungguhnya. Berkurangnya beban sistem berarti 27/08/2008)
berkurangnya kopel lawan generator dan akan [7]
mengakibatkan kecepatan turbin bertambah sehingga http://www.oregon.gov/ENERGY/RENEW/Hy
otomatis frekuensi keluaran generator juga dro/docs/MicroHydroGuide.pdf (diakses,
bertambah. 23/01/2008)
Dengan adanya pemasangan ballast loads dan [8]
ELC pada Genset, frekuensi keluaran Genset menjadi www.smartdraw.com/tutorials/flowcharts/tutori
relatif jauh lebih konstan (Gbr.13, Kurva warna al_02.htm (diakses, 22/08/2008)
hijau). Pengaruh perubahan beban utama terhadap
frekuensi keluaran bisa dibilang tidak terjadi. Saat
beban utama masih di bawah nilai 23 % beban
penuh, frekuensi saluran bisa terjaga pada nilai
frekuensi offset. Hal ini tidak seperti saat sebelum