Kendala yang terjadi pada saat analisa proses bisnis terdiri dari beberapa jenis:
Kendala internal :
Adalah kendala yang muncul dikarenakan kurangnya kemampuan dalam menganalisa
suatu proses bisnis. Seperti:
Sistem produksi Lean atau yang lebih dikenal sebagai Lean adalah suatu upaya
tambah (value added) produk (barang/ jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan
(customer value).
Selain itu terdapat pula definisi lain dari Lean yaitu suatu pendekatan sistemik
work-in-process, output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari
Setelah memahami pengertian dasar dari Lean, maka dapat diketahui bahwa Lean
1. Mengeliminasi pemborosan yang terjadi dalam bentuk waktu, usaha dan material
Pemborosan (istilah Jepang, Muda) merupakan aktivitas yang tidak memberi nilai
tambah (non-value added activities) dan dikenal dalam kalangan praktisi Lean
Manufacturing sebagai “tujuh pemborosan”. Hal ini bertanggung jawab dalam sekitar
95% dari semua biaya yang ada dalam produksi. Tujuh pemborosan tersebut adalah:
Suatu perusahaan yang telah melihat bahwa sistem produksi Lean akan
memberikan suatu perubahan yang baik kepada usahanya, akan terdorong untuk
penerapan, penting untuk diketahui beberapa prinsip yang mendasari pandangan untuk
kualitas yang superior, harga kompetitif dan pengiriman yang tepat waktu.
Perusahaan harus berpikir melalui sudut pandang pelanggan dalam melakukan desain
kegiatan yang dilakukan dalam memproses produk dapat diamati secara detail.
melainkan membuat aliran proses bisnis atau aliran proses kerja sehingga tidak
yang dibuat.
3. Menghilangkan pemborosan yang tidak bernilai tambah dari semua aktivitas yang
terdapat dalam proses value stream tersebut dengan menganalisa value stream yang
telah dibuat.
system).
dengan cara mencari teknik-teknik dan alat peningkatan agar mencapai keunggulan
2. Lean Manufacturing
Menurut James Womack dan Daniel Jones untuk menjadi lean manufacturer
dibutuhkan cara berpikir yang berfokus untuk menjadikan produk mengalir melalui
tahapan yang memberikan nilai tanpa adanya hambatan (one piece flow), sebuah
sistem pull yang bersumber dari permintaan customer untuk mencapai interval
dengan tekun.
mengeliminasi pemborosan yang tidak membei nilai tambah (non value added).
pemborosan (waste) di semua aspek produksi, mulai dari aliran bahan baku dari
Pemborosan dapat dikurangi dengan melakukan produksi pada jumlah yang tepat,
pada waktu yang tepat, dan tempat yang tepat (konsep just in time). Continuous
tingkat proses perlu diakukan agar tercipta keadaan yang lean. Parameter yang perlu
a. Inventory: simpangan cadangan, baik berupa bahan baku, work in process, atau
b. Finished goods (FG): produk jadi yang telah mengalami proses manufaktur
selanjutnya.
d. Raw material: bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk.
e. Scrap: hasil sisa produksi yang tidak memiliki nilai ekonomis atau hasil sisa
g. Transportation: jarak dan waktu ditempuh suatu produk dari lokasi yang satu ke
yang lain.
mesin) dalam memproduksi tipe produk yang satu ke tipe produk yang lain.
i. Setup time: waktu yang dibutuhkan mesin atau operator untuk dari awal setting
produksi teoritikal.
k. Cycle time: waktu yang dibutuhkan oleh mesin atau operator untuk membuat
suatu produk.
l. Lead time: waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk, dari awal
Penggambaran alur proses mulai dari awal hingga akhir secara sederhana dengan
Value Stream Mapping ini untuk mengetahui besarnya lead time yang diperbaiki
2. Takt Time
Kata “takt” berasal dari bahasa Jerman, yang merupakan istilah teknis untuk
“regular beat”. Prinsip takt time didapat dari aliran material yang konstan dalam
lini produksi (idealnya menggunakan one piece flow). Takt time didefinisikan
sebagai waktu yang harus dilewati antara penyelesaian 2 unit yang berurutan
berdasarkan takt time adalah bergeraknya produk secara langsung dari proses satu
ke proses yang lainnya dengan waktu tunggu yang kecil. Yang berarti takt time
adalah jumlah waktu produksi yang tersedia dibagi dengan ratio permintaan
pelanggan.
Pengetahuan setiap aliran bagian mulai dari hulu hingga hilir dari suatu proses
4. Pull System
Sistem produksi dimana jumlah produksinya bergantung pada jumlah permintaan
terhadap produk. Pull system ini sangat fleksibel dalam pengambilan keputusan
secara lokal.
Salah satu metode dari lean production untuk mengurangi terjadinya waste dalam
proses manufaktur. Ini menghasilkan cara yang lebih efisien dan cepat untuk
setup.
digunakan. OEE biasanya digunakan sebagai Key Performance Index (KPI) untuk
7. Flow Velocity
Mengetahui kecepatan aliran material dan proses. Dengan demikian lead time
8. Produktifitas
Pengaturan tata letak fasilitas yang baik akan membuat proses yang ada menjadi
berupa standar operasi kerja atau standar prosedur operasi. Standar kerja ini untuk
pada satu stasiun kerja dan juga untuk mencegah terjadinya bottleneck.
Penggunaan alat-alat kerja yang sesuai ukuran dengan kebutuhan dan proses
kerja.
19. PokaYoke
Suatu metode atau tool untuk mengidentifikasi terjadinya kesalahan proses yang
Six sigma
Pengertian Six Sigma dan Tahapan DMAIC – Metodologi Six Sigma pertama kali diperkenalkan oleh
Motorola pada tahun 1987 oleh seorang Engineer yang bernama Bill Smith dan mendapat dukungan
sepenuhnya oleh Bob Galvin sebagai CEO Motorola pada saat itu sebagai Strategi untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses serta pengendalian kualitas (Proses Improvement and
Quality Control) di perusahaannya. Six Sigma mulai terkenal dan menjadi Populer di seluruh dunia
setelah Jack Welch mempergunakannya sebagai Bisnis Strategi di General Electric (GE) pada tahun
1995. Secara umum, Six Sigma adalah metodologi yang dipergunakan untuk melakukan upaya
perbaikan dan peningkatan proses yang berkesinambungan atau terus menerus (Continuous
Improvement).
SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti enam (6) dan SIGMA yang merupakan satuan dari
Standard Deviasi yang juga dilambangkan dengan simbol σ, Six Sigma juga sering di simbolkan
menjadi 6σ. Makin tinggi Sigma-nya, semakin baik pula kualitasnya. Dengan kata lain, semakin tinggi
Sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya. Seperti Tabel konversi Sigma
dibawah ini.
Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :
Konsep dasar dari Six Sigma sebenarnya berasal dari gabungan Konsep TQM (Total Quality
Management) dan Statistical Process Control (SPC) dimana kedua konsep tersebut berasal dari
pemikiran-pemikiran para pakar seperti Deming, Ishikawa, Walter Shewhart dan Crossby. Dalam
perkembangannya, Six Sigma yang mulanya adalah sebuah metric berkembang menjadi sebuah
Metodologi dan saat ini sudah menjadi sebuah Sistem Manajemen.
Dalam Penerapan Six Sigma, target atas kecacatan atau kegagalan proses dikontrol dalam target 3,4
DPMO (Defects per Million Opportunities atau Kegagalan per sejuta kesempatan) yang artinya
dalam 1 Juta unit produk yang diproduksi hanya ada 3,4 unit yang cacat. Berarti perusahaan
memproduksi produk dengan tingkat kepuasan pelanggan mencapai 99,9997%.