Kia - Pandu SW (Tugas DR Maskito)
Kia - Pandu SW (Tugas DR Maskito)
DI PUSKESMAS
PUSKESMAS X 2010
Tujuan Umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju NKKBS
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan
kualitas manusia seutuhnya.
Tujuan Khusus:
1. Menurunkan angka kematian ibu maternal di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010
2. Menurunkan angka kematian bayi di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010
3. Menurunkan angka kematian balita di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010
1. Indikator untuk masalah kematian ibu adalah MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu), yaitu jumlah kematian ibu
karena komplikasi kehamilan dan persalinan dalam suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan waktu
yang sama dikali konstanta tertentu (1000 atau 100.000). MMR = X x k
Y
Keterangan :
X = Jumlah kematian ibu waktu hamil, bersalin, dan masa nifas pada suatu wilayah tertentu selama 1 tahun
Y = Jumlah kelahiran hidup pada wilayah dan waktu yang sama
K = Konstanta (1000 atau 100.000)
Angka kematian ibu di Puskesmas Gianyar II bulan Mei 2010: 0
Indikator untuk masalah kematian anak adalah IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi), yaitu jumlah kematian bayi
berumur < 13 bulan dalam suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan jumlah bayi yang lahir hidup dalam tahun yang sama dikali konstanta
tertentu (1.000 atau 100.000). IMR = X x k
Y
Keterangan:
X = Jumlah bayi berumur < 13 bulan yang meninggal pada suatu wilayah suatu wilayah tertentu selama 1 tahun.
Y = Jumlah kelahiran hidup pada wilayah dan waktu yang sama.
k = Konstanta (1.000 atau 100.000).
Angka kematian bayi di Puskesmas Gianyar II tahun 2009 : 5 / 414 x 1.000 = 12 per 1.000 kelahiran hidup.
2. Penyebab kematian ibu saat hamil, saat/pasca melahirkan dan masa nifas adalah:
Saat hamil
Perdarahan semisal karena abortus provokatus dan infeksi.
Saat/pasca melahirkan
Perdarahan post partum, eklampsia, ruptur dan atonia uteri.
Masa nifas
Infeksi.
Penyebab kematian anak adalah: BBLR, asfiksia, tetanus neonatorum, ISPA, diare, dll. Penyebab kematian anak di Puskesmas Gianyar II
pada tahun 2009 adalah: BBLR sebanyak 3 orang, asfiksia 1 orang, infeksi 1 orang
3. Penduduk sasaran dari Program KIA adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, dan anak pra sekolah.
Cara menentukan sasaran adalah:
- Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x 1,1 x jumlah penduduk di wilayah
tersebut.
CBR (Crude Birth Rate) atau angka kelahiran kasar didapatkan dari data Kantor Statistik Kabupaten/Kota atau CBR
propinsi.
CBR = jml kelahiran dalam setahun x 1000
jml penduduk pertengahan tahun
Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 3% x
jumlah penduduk
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu hamil : 3% x 29204 = 876 jiwa
- Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x 1,05 x jumlah penduduk setempat.
Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 2,8% x
jumlah penduduk
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu bersalin : 2,8% x 29204 = 818 jiwa
- Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk di wilayah tersebut.
Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 2,7% x
jumlah penduduk
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran bayi : 2,7% x 29204 = 789 jiwa
- Perkiraan jumlah ibu nifas dalam 1 tahun disamakan dengan ibu bersalin.
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu nifas : 818 jiwa
- Jumlah sasaran balita dalam 1 tahun = 13,1 % x Jumlah penduduk di wilayah tersebut.
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran balita : 13,1% x 29204 = 3.826 jiwa
4. Kegiatan program KIA yang seharusnya dan yang dilaksanakan di Puskesmas Gianyar II
b. Specific protection
Imunisasi TT 2 kali pada semua ibu hamil. Imunisasi TT pada bumil sudah dilakukan
Memberi tablet atau sirup zat besi pada semua integrasi dengan program imunisasi puskesmas
bumil. Pemberian tablet zat besi pada semua bumil
Pemberian vit A sebanyak 2x dalam setahun sudah dilakukan.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Pemberian vit A sudah dilakukan
Pelayanan imunisasi yaitu BCG, hepatitis B, Puskesmas tidak menyediakan layanan
DPT, Polio dan Campak bagi bayi pertolongan persalinan karena tidak ada
Imunisasi Campak, TT dan DT terhadap anak fasilitas rawat inap
usia sekolah Pelayanan imunisasi bagi bayi sudah dilakukan.
Imunisasi Campak, TT dan DT terhadap anak
usia sekolah sudah dilakukan dan merupakan
kegiatan lintas program dengan UKS dan
Imunisasi pada bulan September
2. Pencegahan sekunder
a. Early detection Memberikan perawatan antenatal (ANC) ANC sudah dilakukan di puskesmas dan di
terhadap ibu hamil termasuk pelayanan 7T dokter atau bidan praktek swasta.
untuk menilai apakah perkembangan Deteksi bumi resiko tinggi sudah dilakukan.
berlangsung normal. Pemantauan dengan partograf dan intaruterine
Deteksi ibu hamil resiko tinggi. Pencatatan ibu growth chart tidak dilakukan karena puskesmas
hamil, evaluasi riwayat kehamilan dan tidak menyediakan layanan pertolongan
persalinan terdahulu, dan evaluasi penyakit persalinan
yang diderita ibu. Penimbangan bayi secara teratur di posyandu
Melakukan pemantauan secara intensif selama sudah dilakukan
proses persalinan untuk mendeteksi jika ada Deteksi dini tumbuh kembang anak hanya
penyulit dalam persalinan (salah satunya dilakukan pada balita yang datang ke posyandu
dengan partograf). dan puskesmas.
Pelayanan kesehatan neonatus dilakukan Pelayanan kesehatan neonatus hanya dilakukan
sebanyak 3x sampai KN 2
Penimbangan bayi secara teratur di posyandu.
Deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang
anak.
b. Prompt treatment Penanganan komplikasi kebidanan melalui Di Puskesmas tidak melakukan PONED karena
PONED (Program Obstetri dan Neonatal tidak ada fasilitas rawat inap.
Emergensi Dasar). MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit). Pada
Melaksanakan MTBS (Manajemen Terpadu bayi sakit umur 2 bulan-5 tahun yang datang ke
Bayi Sakit) di puskesmas dan posyandu. puskesmas dilayani oleh poli umum
3. Pencegahan tersier
a. Disability limitation Melakukan rujukan sesuai indikasi. Sudah dilakukan.
b. Rehabilitation - -
Cakupan K1 (100%)
Rumus K1 = Jumlah bumil ANC pertama kali x 100
Jumlah sasaran bumil
Pelayanan ANC meliputi :
Timbang BB dan ukur tinggi badan
Ukur tekanan darah
Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
Ukur tinggi fundus uteri
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Screening status imunisasi TT
Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama hamil
Tes laboratorium (rutin dan khusus) seperti Hb, urine (khususnya HB, HIV, sifilis dan malaria)
Tata laksana kasus
Temu wicara (konseling) termasuk P4K dan KB pasca salin
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada Ibu hamil adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan
dan perawat
Cakupan K4 (98%)
Cakupan K4 = Jumlah bumil mendapat pelayanan minimal 4 kali sesuai standar oleh nakes x 100
Jumlah sasaran ibu hamil dalam setahun
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan pertolongan persalinan adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan
Cakupan KF 1 (100%)
Cakupan KF 1 = Jumlah bufas yang pertama kali mendapat pelayanan sesuai standar x 100
Jumlah sasaran bufas dalam setahun
Cakupan KF 3 (98%)
Cakupan KF 3 = Jumlah bufas yang mendapat 3x pelayanan sesuai standar x 100
Jumlah sasaran bufas dalam setahun
Oleh masyarakat Deteksi faktor resti bumil = Jumlah bumil beresiko yang ditemukan kader/masyarakat x 100
20% x Jumlah sasaran bumil 1 tahun
Penambahan berat badan ibu hamil yang normal adalah 9 – 12 kg selama masa kehamilan
Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan
pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang
meliputi :
NK adalah cakupan penanganan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh nakes kompeten pada tingkat pelayanan
dasar dan rujukan
Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi yang pelaporannya dihitung 1 kali tanpa melhat hasilnya
hidup atau mati
Deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut :
1. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat Kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
4. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
5. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Ada pustul Kulit
9. Nanah banyak di mata
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.
K Bal adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar yang meliputi :
Pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun
Pemantauan perkembangan minimal 2x setahun
Pemberian vitamin A 2x setahun
Target Pencapaian
No. Indikator
(%) (%)
1 K1 100 91,3
2 K4 98 75,4
3 Persalinan oleh tenaga kesehatan 100 85,7
4 Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan 40 79,2
5 Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh masyarakat 60 61,4
6 KN 1 100 71,9
7 KNL 98 -
8 KF 1 100 82,1
9 KF 3 98 83,3
10 Penanganan komplikasi obstetri 80 51,5
11 Penanganan komplikasi neonatal 80 65,1
12 Pelayanan bayi (KBy) 90 -
13 Pelayanan anak balita 90 -
14 Pelayanan anak balita sakit 80 -
7. Kegiatan-kegiatan KIA di wilayah kerja Puskesmas Gianyar II dilaksanakan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu di banjar-
banjar, dan tempat dokter atau bidan praktek swasta
8. Tidak ada persalinan yang dibantu oleh dukun bersalin. Menurut pemegang program puskesmas sebelumnya juga tidak pernah
melakukan pelatihan dukun bersalin.
9. Faktor-faktor penyebab perbedaan antara yang seharusnya dan kenyataannya serta alternatif pemecahan masalah.