Anda di halaman 1dari 10

STIKES AN NUR PURWODADI

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG


PREMENSTRUASI SYNDROME TERHADAP
PERILAKU MAHASISWI DI ASRAMA
STIKES AN NUR PURWODADI

Oleh
WAWAN FAHRIZAL ACHMADI
NIM : 14.02.09.78

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES AN NUR PURWODADI

2018

i
NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG


PREMENSTRUASI SYNDROME TERHADAP
PERILAKU MAHASISWI DI ASRAMA
STIKES AN NUR PURWODADI

Oleh
WAWAN FAHRIZAL ACHMADI
NIM : 14.02.09.78

Telah disetujui pada bulan September 2018 oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Suryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep Wahyu Dewi Hapsari.,SKM.,M.Kes


NIDN : 0629107901 NIDN : 0618098502

ii
RELATIONSHIP LEVEL OF KNOWLEDGE OF CONDUCT PMS
STUDENT AT COLLEGE OF HEALTH SCIENCES
AN NUR STIKES PURWODADI

Wawan Fahrizal Achmadi1, Suryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep2, Wahyu Dewi Hapsari.,SKM.,M.Kes3


1
Student Department of Nursing STIKES An Nur Purwodadi
2
Nursing Lecturer STIKES An Nur Purwodadi
3
Nursing Lecturer STIKES An Nur Purwodadi

ABSTRACT
Background of the Study: Premenstrual syndrome (PMS) is a group of
unpleasant symptoms experienced by women. In indonesian the incidence of
syndrome premenstruation is 45-95% in women of childbearing age. The results
of reseach conducted in 20 years old STIKES an nur purwodadi dominantly
experienced syndrome premenstruation. For that it is necessary to change a
healthy lifestyle with exercise.
Purpose: To know the level of knowledge about STDs relation to the behavior of a
student in a dorm STIKES An Nur Purwodadi.
Methode: This study is a quantitative study using a cross-sectional approach, the
population in this study was an STIKES student An Nur Purwodadi. The sampling
technique used was purposive sampling and obtained as many as 69 people.
Hypothesis testing using sperman using statistical analysis.
Result: Test results obtained by analysis using spreman test p value (sig) 0.000
<0.05 then Ho is rejected and Ha accepted that there is a connection rate of STD
Awareness Against Student Dormitory behavior STIKES An Nur Purwodadi. And
get the result of correlation of 0.908 ** means that there is the correlation
between the level of knowledge of the behavior of the positive direction and
strength is very strong because of very close to 1.
Conclusion: there is a correlation level of knowledge about STDs tehadap student
behavior in the dormitory STIKES An Nur Purwodadi.
Keywords: premenstrual syndrome, knowledge, behavior
Literature: 29 (years 2009-2017)

iii
PENDAHULUAN Premenstruasi syndrome sebanyak
Perempuan sering memiliki 24,9% (Pratita & Margawati, 2015).
berbagai masalah menstruasi, seperti Gejala pada Premenstruasi
tidak mengalami menstruasi, syndrome akan semakin berat jika
menstruasi tidak teratur dan rasa individu melakukan perilaku
sakit menjelang menstruasi. Rasa beresiko yang dapat memberatkan
sakit menjelang menstruasi biasa terjadinya Premenstruasi syndrome.
dikenal dengan premenstruasi Perilaku beresiko yang dapat
syndrome (Sarwono, 2011). menyebabkan atau memperberat
Berdasarkan fenomena oleh timbulnya premesntruasi syndrome
Lily Turangan Kompas.com (2016) adalah makan tinggi lemak, kurang
menyatakan bahwa gejala beraktivitas, tingkat stress, merokok
premenstruasi syndrome berat serta minum-minuma keras. Selain
beresiko mengalami penyakit serius itu, terdapat beberapa perilaku dalam
mulai dari depresi postpartum hingga menyikapi timbulnya premenstruasi
penyakit jantung. Selain itu, pada syndrome (Widyastuti, 2009).
fenomena di tribunnews.com pada Terdapat perilaku yang positif seperti
tanggal 18 maret 2018 di nyatakan berolahraga, mengompress ketika
bahwa pentingnya beri pemahaman merasa nyeri, serta mengonsumsi
siswa usia remaja tentang kebersihan makanan yang baik. Sementara itu
kewanitaan saat menstruasi. Karena perilaku negative dengan malas
masih banyak ditemukan anak berolahraga, marah-marah, makanan
perempuan belum mengerti sembarangan yang nantinya akan
mengenai mensruasi, siklus menyebabkan memburuknya
menstruasi dan manajemen saat keadaan saat menstruasi (Yanti,
menstruasi (Silvia, 2010). 2016).
Provinsi Jawa Tengah, terdapat Perilaku individu tersebut tidak
1,07%-1,31% penduduk wanita timbul dengan sendirinya tetapi
mengalami premenstruasi syndrome akibat dari stimulus yang didapatkan
(Hanuriyanto, 2011). Di Semarang individu itu sendiri. Penelitian
didapatkan prevalensi kejadian Wahidah (2015) menunjukan bahwa

iv
terdapat 60,98% responden memperberat timbulnya
mempunyai perilaku negative dalam Premenstruasi syndrome.
mengatasi premenstruasi syndrome. Berdasarkan latar belakang
Faktor terbentunya perilaku dapat tersebut yang menarik minat peneliti
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor untuk meneliti tentang Hubungan
predisposisi yang terdiri dari tingkat pengetahuan tentang
pengetahuan dan sikap. Kemudian Premenstruasi syndrome terhadap
faktor pendukung meliputi sarana Perilaku Mahasiswi di Asrama Stikes
prasarana dan faktor penguat yang An Nur Purwodadi.
meliputi sikap dan perilaku petugas
kesehatan (Notoadmojo, 2010). METODE
Faktor pengetahuan merupakan salah Penelitian ini menggunakan
satu faktor yang mempengaruhi desain penelitian kuantitatif dengan
timbulnya perilaku. studi korelasional. Desain penelitian
Studi pendahuluan dilakukan dalam penelitian yang dilakukan
pada mahasiswi yang tinggal di menggunakan rancangan cross
asrama STIKES An Nur Purwodadi sectional. Populasi dalam penelitian
sebanyak 161 mahasiswi, yang ini berjumlah 161. Teknik
terdiri dari kelas S1 keperawatan pengambilan sampel yang
sejumlah 7 mahasiswi, DIII digunakan adalah purposive
keperawatan 129 mahasiswi dan sampling. Sesuai dengan rumus
Prodi DIII Bidan 25 mahasiswi. Bagi solvin dan drop out di dapatkan
mahasiswi di Asrama, kehidupan di jumlah sampel sebesar: 68,8
asrama terkadang membuat responden dibulatkan menjadi 69
mahasiswi malas untuk berolahraga, responden.
hal itu membuat kehidupan
mahasiswi di asrama cenderung HASIL PENELITIAN
pasif. Padahal sebagai mahasiswi A. Gambaran Umum Lokasi
kesehatan, seharusnya mengerti Penelitian
bahwa perilaku pasif beresiko Penelitian ini dilaksanakan di
STIKESS An Nur Purwodadi

v
yang beralamat di Jl.Gajahmada mayoritas memiliki pengetahuan
No 07 Purwodadi, Grobogan, cukup sebanyak 47 (68,1%) orang,
Jawa Tengah. STIKES AN Nur pengetahuan kurang sebanyak 13
Purwodai lokasinya sangat (18,8%) orang, pengetahuan baik
strategis karena berada di sebanyak 9 (13,1%) orang
pinggir jalan raya sehingga Tabel 3 Distribusi Perilaku
mudah di jangkau dan bisa di
Perilaku Frekuensi Persentase
ketahui banyak orang. Kurang 10 14,5
Cukup 49 72,0
Baik 10 14,5
B. Karakteristik Responden Total 69 100
Tabel 1 distribusi usia responden Bedasarkan tabel 3 diketahui
Usia Frekuensi Persentase perilaku mahasiswi mayoritas
19 tahun 18 26,1%
20 tahun 37 53,6% memiliki perilaku cukup sebanyak 49
21 tahun 14 20,3% (72.0%) orang, perilaku kurang
Total 69 100%
sebanyak 10 (14.5%) orang, perilaku
Berdasarkan tabel 1 di atas
baik sebanyak 10 (14.5%) orang.
diketahui usia mahasiswa mayoritas
memiliki usia 20 tahun sebanyak 37
(53,6%) orang ,usia 18 (26,1%) D. Analisa Bivariat
orang, usia 21 tahun sebanyak 14 Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang PMS Terhadap Perilaku
(20,3%) orang
Mahasiwa
Tabel 4 Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang PMS
C. Analisa Univariat Terhadap Perilaku Mahasiswa
Perilaku
Tabel 2 distribusi tingkat Tingkat r= 0.908**
pengetahuan Pengetahuan p= 0.000
Tingkat Frekuensi Persentase n= 69
Pengetahuan Berdasarkan tabel 4 di atas dari hasil
Kurang 13 18,8 uji analisis menggunakan uji
Cukup 47 68,1
Baik 9 13,1 spreman diperoleh nilai p value (sig)
Total 69 100 0,000 < 0,05 maka Ho di tolak dan
Berdasarkan tabel 2 di atas
Ha diterima sehingga terdapat
diketahui tingkat pengetahuan
Hubungan Tingkat Pengetahuan

vi
Tentang PMS Terhadap Prilaku bertambahnya umur pola pikir
Mahasiswi di Asrama STIKES An akan mudah berkembang.
Nur Purwodadi. Dan di dapatkan Semakin bertambahnya umur
hasil korelasi sebesar 0,908** artinya seseorang maka akan semakin
terdapat arah korelasi antara tingkat banyak pengalaman yang
pengetahuan terhadap perilaku didapat/diperoleh, sehingga dapat
arahnya positif dan kekuatannya meningkatkan kematangan mental
sangat kuat karena mendekati angka dan intelektualnya dan dapat
1. membuat keputusan yang
bijaksana dalam tindakan.
PEMBAHASAN Penelitian ini sejalan dengan
A. Berdasarkan Karakteristik penelitian yang di lakukan oleh
Responden Umur Jane Tepiani Kadar, dkk. 2017
Umur adalah masa hidup dengan usia 20 tahun sebanyak 39
responden yang dinyatakan dalam (23,4). Penelitian lain juga
satuan tahun sesuai pernyataan dilakukan oleh Puspitasari (2014)
dari responden. Berdasarkan hasil tentang pengetahuan mahasiswa
penelitian diketahui responden terhadap PMS pada 150
umur paling banyak 20 tahun responden dengan usia 18-20
dengan jumlah 37 responden tahun. Faktor yang berhubungan
(53,6%) dan paling sedikit umur dengan PMS antara lain usia
21 tahun dengan jumlah 14 menarche, siklus menstruasi,
responden (20,3%). Umur yang olahraga, indeks massa tubuh
dimiliki responden tersebut (IMT), asupan gizi, dan
tergolong dalam masa usia remaja pengetahuan (Puspitasari, 2014).
akhir dimana masa tersebut
merupakan masa perkembangan B. Analisa univariat
suatu kompleks biologis, 1. Tingkat pengetahuan
morfologis, dan perubahan Hasil penelitian
psikologis yang berpengaruh menunjukkan bahwa tingkat
terhadap masa PMS. Semakin pengetahuan paling tinggi

vii
adalah cukup 47 (68,1%), responden. Responden
pengetahuan kurang 13 terkadang merasa
(18,8%), dan pengetahuan Hal ini sejalan dengan
baik 9 (13,1%). Sehingga penelitian yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa oleh Eka Mei Susanti (2017)
pengetahuan mahasiswa tentang hubungan antara
paling tinggi adalah cukup, keteraturan melakukan
dan pengetahuan yang paling olahraga dengan kejadian
sedikit adalah baik. sindrom premenstruasi
Sejalan dengan terhadap 74 responden yang
penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa dari 40
oleh Nia Desriva (2018) mahasiswi (54,1%) yang
tentang hubungan tidak teratur dalam
pengetahuan terhadap sikap berolahraga sebagian besar
remaja dalam menanggulangi mengalami pms, yaitu 26
premenstruasi syndrome mahasiswi (35,1%) dan
terhadap 113 responden yang sebagian kecil tidak
menyatakan bahwa 17 orang mengalami pms, yaitu 14
(15%) memiliki pengetahuan mahasiswi (18,9%). Dari 34
yang baik, 96 orang (85%) mahasiswi (45,9%) yang
memiliki pengetahuan yang teratur dalam berolahraga
kurang. sebagian besar tidak
2. Perilaku mengalami pms, yaitu 22
Berdasarkan hasil mahasiswi (29,7%), dan
diketahui perilaku mahasiswi sebagian kecil mengalami
mayoritas memiliki perilaku pms, yaitu 12 mahasiswi
cukup sebanyak 49 (72.0%) (16,3%). Keteraturan
responden, perilaku kurang melakukan olahraga adalah
sebanyak 10 (14.5%) aktifitas fisik yang dilakukan
responden, perilaku baik secara berkelanjutan dan
sebanyak 10 (14.5%) bervariasi.

viii
kesehatan reproduksi dengan
C. Analisa bivariat sikap remaja menghadapi
Berdasarkan dari hasil uji premenstrual syndrome dengan
analisis menggunakan uji nilai value 0,000 yang berarti
spearman diperoleh nilai p nilai value p < 0.05. Sesuai
value(sig) 0,000 < 0,05 maka Ho dengan Siahaan (2008), hasil
di tolak dan Ha diterima penelitian tersebut menunjukkan
sehingga terdapat Hubungan ada hubungan antara
Tingkat Pengetahuan Tentang pengetahuan dengan sikap dan
PMS Terhadap Perilaku perilaku tentang kesehatan
Mahasiswi di Asrama STIKES reproduksi.
An Nur Purwodadi. Dan Perilaku manusia pada
didapatkan hasil korelasi sebesar hakekatnya adalah suatu aktifitas
0,908** artinya terdapat arah dari manusia itu sendiri baik
korelasi positif antara tingkat dapat diamati secara langsung
pengetahuan terhadap perilaku maupun tidak langsung. Perilaku
dan hubungannya sangat kuat. adalah tindakan atau perbuatan
Hal tersebut semakin suatu organisme yang dapat
menguatkan bahwa hubungan diamati dan dapat dipelajari
tingkat pengetahuan tentang (Notoatmodjo, 2007). Faktor
premenstruasi syndrome dapat yang mempengaruhi perilaku
mempengaruhi perilaku diantaranya adalah pengetahuan,
mahasiswa, hal ini dapat hal tersebut di dukung oleh
memperparah PMS pada progers yang dikutip dalam
mahasiswa yang mengalami Mubarak (2006) bahwa
premenstruasi sydrome. “pengetahuan merupakan
Hasil penelitian ini sesuai domain yang sangat penting
dengan penelitian yang bagi terbentuknya perilaku.
dilakukan oleh Fatikah (2016)
bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan

ix
KESIMPULAN Sylvia, V. 2012. Hubungan antara
Status Gizi dengan Usia
Berdasaran hasil penelitian
Menarche Pada Remaja Putri
terdapat 69 responden yang di SMP Negeri 22 Bandar
Lampung. Skripsi.
mempunyai tingkat cukup sebanyak
Universitas Lampung :
47 (68.1%) responden, pengetahuan Lampung
Tribunnews.com (2018) Pentingnya
kurang sebanyak 13 (18.8%)
Beri Pemahaman Siswi Usia
responden, pengetahuan baik Remaja Tentang Kebersihan
Kewanitaan Saat Menstruasi.
sebanyak 9 (13.1%) responden.
Jakarta
Kemudian Diketahui Notoadmojo (2010). Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta.
perilaku cukup sebanyak 49 (72.0%)
Rineke Cipta
responden, perilaku kurang sebanyak Wahidah (2015). Hubungan status
gizi dengan usia menarche
10 (14.5%) responden, perilaku baik
siswi kelas VII SMP
sebanyak 10 (14.5%) responden. Muhammadyha 1 Yogyakarta.
Stikes Aisyiyah Surakarta.
Hasil uji analisis
Yanti (2016). Buku Pintar
menggunakan uji spearman Menstruasi. Jogjakarta : Buku
Biru
diperoleh nilai p value (sig) 0,000 <
Sylvia, V. 2012. Hubungan antara
0,05 maka Ho di tolak dan Ha Status Gizi dengan Usia
Menarche Pada Remaja Putri
diterima sehingga terdapat Hubungan
di SMP Negeri 22 Bandar
Tingkat Pengetahuan Tentang PMS Lampung. Skripsi.
Universitas Lampung :
Terhadap Perilaku Mahasiswi di
Lampung
Asrama STIKES An Nur Purwodadi.

DAFTAR PUSTAKA
American Congress Of Obstetrician
and Gynecologis (2016).
Manajemen kesehatan
menstruasi. Universitas
Nasional IWWASH Global
One.
Sarwono, (2016)S. Psikologi Remaja.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Widyastuti (2009). Kesehatan
Reproduksi.Yogyakarta:
Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai