Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk


menyelamatkan pasien. Keselamatan (safety) telah menjadi isu global
termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan pasien merupakan
prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu terkait
dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Sejak awal tahun 1900, institusi
rumah sakit selalu meningkatkan mutu pada tiga elemen yaitu struktur,
proses, dan outcome dengan berbagai macam program regulasi yang
berwenang misalnya antara lain penerapan Standar Pelayanan Rumah
Sakit, ISO, Indikator Klinis dan lain sebagainya. Namun harus diakui,
pada pelayanan yang berkualitas masih terjadi Kejadian Tidak Diduga
(KTD) (Dep Kes R.I 2006).

Program keselamatan pasien disusun dengan tujuan untuk


meningkatkan keamanan pasien, mengurangi risiko terjadinya kejadian
yang tidak diharapkan dan cedera terhadap pasien. Terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan
komunikasi efektif, peningkatan kewaspadaan penggunaan obat Higth
– Alert, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi,
penurunan resiko infeksi, penurunan resiko jatuh.

Dalam peningkatan keselamatan pasien tenaga kesehatan kuhusnya


perawat harus bekerja sama dengan pasien dan keluarga. Pasien dan
keluarga pasien harus mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan
keselamatan pasien. Sasaran keselatan pasien yang pertama yaitu
ketepatan identifikasi pasien. Salah satu cara pengidentifikasian
pasien yaitu penggunaan gelang identitas. Perawat harus menjelaskan
kepada pasien dan / atau keluarga tentang tujuan dari semua gelang dan

1
alasan penggunaannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada
mereka untuk mengidentifikasi kesalahan dan mendorong pasien dan
keluarga untuk berpartisipasi dalam upaya mencegah kesalahan.

Rumah Sakit Umum Daerah R.Soedjati Purwodadi merupakan


rumah sakit dengan akreditas Paripurna, banyak pasien yang dirawat di
rumah sakit ini dengan berbagai jenis penyakit. Semua pasien harus
menggunakan gelang identitas, namun masih ada pasien yang tidak
menggunakannya dengan berbagai alasan, seperti melepas gelang
identitas.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan


penyuluhan tentang keselamatan pasien khususnya ketepatan
identifikasi pasien (penggunaan gelang identitas) di kemuning.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui mengetahui pelaksanaan sistem keselamatan
pasien di Rumah sakit.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui sistem maksud dan tujuan gelang identitas pasien.
b. Mengetahui akibat kesalahan gelang identitas pasien
c. Mengetahui bahaya penolakan dan pelepasan gelang identitas
pasien.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Identifikasi merupakan penerapan atau penentu atau ciri – ciri atau
keterangan lengkap seseorang (Hamzah, 2008). Pemasangan gelang pasien
adalah kegiatan identifikasi dengan memasang gelang identifikai pasien
rawat inap pada pergelangan tangan kiri yang tercantum nama.(Joint
Commission International, 2007).
B. Maksud dan Tujuan Identifikasi Pasien
Rumah sakit terus mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki
atau meningkatkan ketelitian dalam melakukan identifikasi pasien. Sasaran
keselamatan pasien (SKP) bertujuan untuk mendorong peningkatan spesifik
dalam keselamatan pasien, menjadi salah satu area bermasalah dalam
pemberian pelayanan kesehatan dan menguraikan solusi atas permasalahan
ini. Adapun usaha yang dilakukan yaitu dengan menerapkan 6 sasaran
keselamatan pasien. Identifikasi pasien menjadi salah satu bagian dari enam
sasaran keselamatan pasien yang sangat penting dalam keberhasilan serta
dalam mencegah masalah-masalah yang timbul akibat kesalahan tindakan,
pemberian obat, dan pelayanan yang diberikan.
Tujuan penggunaan gelang identitas :
1. Untuk memudahkan identifikasi pasien dan mencocokkan layanan dan
perawatan kesehatan untuk pasien tersebut.
2. Untuk mencegah terjainya kesalahan identifikasi pasien, kesalahan
prosedur, kesalahan medikasi, kesalahan transfuse, dan kesalahan
pemeriksaaan diagnostic.
C. Elemen Identifikasi Pasien
Dalam mengidentifikasi pasien terdapat beberapa elemen penilaian antara
lain:
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomer kamar atau lokasi pasien.

3
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan atau
prosedur
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi.
D. Strategi dalam Identifikasi Pasien
Kegagalan yang sering terjadi pada saat melakukan identifikasi pasien
akan mengarah kepada tindakan dalam pemberian obat, pelaksanaan
prosedur, pemeriksaan klinis pada orang yang salah. Dalam rangka
meminimalkan risiko tersebut WHO Collaborating Center for Patient Safety
Solusions menerbitkan Sembilan solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(World Health Organization, 2007), dimana pada solusi ke dua adalah
identifikasi pasien. Strategi yang ditawarkan dalam identifikasi pasien yaitu:
1. Pastikan bahwa organisasi kesehatan memiliki sistem identifikasi pasien.
a. Menekankan bahwa tanggung jawab perawat sebelum melakukan
perawatan, pengobatan, pengambilan specimen atau pemeriksaan
klinis harus memastikan identitas pasien secara benar.
b. Mendorong penggunaan setidaknya dua identitas (nama dan tanggal
lahir).
c. Standarisasi pendekatan untuk identifikasi pasien antara fasilitas yang
berbeda dalam sistem perawatan kesehatan
d. Menyediakan protokol yang jelas untuk mengidentifikasi pasien dan
untuk membedakan identitas pasien dengan nama yang sama.
e. Mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam semua tahapan proses
perawatan di rumah sakit
f. Mendorong pemberian label pada wadah yang digunakan untuk
pengambilan darah dan specimen lainnya.
g. Menyediakan protokol yang jelas untuk menjaga identitas sampel
pasien pada pra- analitis, analitis dan proses pasca analitis.

4
h. Menyediakan protokol yang jelas untuk mempertanyakan hasil
laboratorium atau temuan tes lain ketika mereka tidak konsisten
dengan riwayat klinis pasien.
i. Menyediakan pemeriksaan berulang dan review dalam rangka untuk
mencegah multiplikasi otomatis dari kesalahan entry pada computer.
2. Memasukkan ke dalam program pelatihan atau orientasi tenaga kesehatan
tentang prosedur pemeriksaan/ verifikasi identitas pasien.
E. Jenis-jenis gelang
1. Pasien laki-laki : gelang warna biru

2. Pasien perempuan : gelang warna merah muda

3. Pasien resiko jatuh : stiker warna kuning

5
4. Pasien alergi : stiker warna merah

F. Bahaya Penolakan Penggunaan Dan Pelepasan Gelang Identitas


a. Kesalahan dalam pemberian obat
b. Kesalahan dalam melakukan tindakan
G. Prosedur Yang Membutuhkan Identifikasi Pasien
a. Pemberian obat
b. Prosedur pemeriksaan radiologi
c. Intervensi pembedahan (prosedur infasif)
d. Transfusi darah
e. Pengambilan sampel (darah, urin)
f. Transfer pasien
g. Konfirmasi kematian
H. Melepas Gelang Identitas
Gelang identitas hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah
sakit. Yang bertugas melepas gelang identitas adalah perawat shift yang
bertanggung jawab terhadap pasien selama dirawat di rumah sakit.

6
BAB III
SATUAN ACARA PELAKSANAAN

Topik : Keselamatan pasien

Subtopik : Identifikasi pasien di rumah sakit

Waktu : 30 menit (11.00-11.30 WIB)

Hari/Tanggal : Rabu, 1 November 2017

Tempat : Ruang Kemuning 2017

A. Analisa Situasional
1. Pemateri : Mahasiswa profesi Ners STikes Muhammadyah Kudus
2. Peserta : Keluarga pasien
3. Tempat : Ruang Kemuning
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang keselamatan pasien,
identifikasi pasien dan penilaian pasien resiko jatuh di ruang Kemuning,
diharapkan peserta dapat memahami identifikasi pasien dan penilaian
resiko jatuh, serta ikut berperan aktif dalam menjaga keselamatan pasien.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan keluarga pasien mampu :
1) Menyebutkan pengertian identifikasi pasien di rumah sakit
2) Menyebutkan tujuan dan manfaat identifikasi pasien di rumah sakit
3) Menyebutkan jenis gelang identitas pasien di rumah sakit
C. Materi
1. Pengertian identifikasi pasien di rumah sakit
2. Tujuan dan manfaat identifikasi pasien di rumah sakit
3. Jenis gelang identitas pasien di rumah sakit

7
D. Metode
Ceramah, diskusi dan simulasi pemasangan gelang

E. Media
Flipchart, gelang identitas pasien/ ID band dan leaflet

F. Kegiatan
No Tahap dan Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Pelaksana
1. Pembukaan : Moderator
1) Mengucapkan salam.
2) Memperkenalkan tim.
3) Menyebutkan topik yang
akan diberikan. Mendengarkan dan
Pendahuluan
4) Menjelaskan tujuan menjawab salam.
5 menit
penyuluhan dan hasil yang
akan diharapkan.
5) Menyampaikan kontrak
waktu dan mekanisme
penyuluhan.
Pelaksanaan : Penyaji
- Menggali pengetahuan
peserta tentang materi yang
akan disampaikan
(brainstormin)
- Menjelaskan materi
Kegiatan inti
2. penyuluhan secara
15 menit
berurutan dan teratur.
Memperhatikan
- Materi:
1. Pengertian pemasangan
gelang
2. Tujuan pemasangan
gelang

8
3. Jenis-jenis gelang
berdasarkan warna
4. Pelepasan gelang

Melakukan simulasi
pemasangan gelang

Diskusi : Moderator
1) Memberikan kesempatan
bertanya kepada peserta.
Evaluasi : Aktif dalam bertanya
1) Memberikan pertanyaan dan memperhatikan
umpan balik (feed back) penjelasan
kepada peserta.
Penutup
3. Terminasi :
15 menit
1) Memberikan kesimpulan.
2) Mengucapkan terima
kasih. Memperhatikan dan
3) Mengakhiri pertemuan menjawab salam
dengan mengucapkan
salam.
4) Membagikan leaflet

f. Pengorganisasian
Penyaji : Yuni Lestari
Moderator : Ida Puspitasari
Notulen + Observer : Hesti Dwi
Fasilitator :
1. Teguh Nur Cahyono
2. M.Sarodji
3. Guntur Angga

9
g. Pengorganisasian

u Flipchart

Penyaji
Moderator + Notulen

nnnnn

peserta peserta
Fasilitator Fasilitator
peserta peserta

peserta peserta peserta peserta

peserta peserta peserta peserta

h.Fasilitator
Job Description Observer Fasilitator

Moderator :
1. Membuka dan menutup acara.
2. Memperkenalkan tim.
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara.
5. Memberikan umpan balik atau feed back
6. Memfasilitasi diskusi.
7. Membuat kesimpulan.
Penyaji:
1. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik
yang dibicarakan.
2. Menyampaikan materi.
3. Evaluasi terhadap cara penyampaian (bahasa penyampaian dan
kecepatan penyampaian)
Notulen + observer:

10
1. Menulis pertanyaan dan jawaban.
2. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
3. Mengevaluasi jalannya penyuluhan.
Fasilitator :
1. Memperhatikan kehadiran anggota.
2. Memotivasi anggota.
3. Mempertahankan dan meningkatka motivasi anggota.
4. Menjawab pertanyaan dari peserta
i. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan SAP.
2) Kesiapan media dan tempat.
3) Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah peserta diundang.
4) Pengorganisasian dilakukan 3 hari sebelumnya.
5) Kontrak waktu dengan peserta 1 hari sebelum pelaksanaan
2. Evaluasi proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya.
2) Kegiatan berjalan sesuai dengan SAP.
3) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description.
4) Peserta antusias terhadap penyuluhan yang dilakukan.
5) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.
6) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan diskusi.
3. Evaluasi hasil
1) Peserta mampu memahami maksud dan tujuan diadakan penyuluhan
tentang identifikasi pasien di rumah sakit.
2) Peserta mengetahui pokok masalah yang telah di diskusikan yaitu
identifikasi pasien di rumah sakit.

11

Anda mungkin juga menyukai