Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaan usaha pengolahan kerupuk ikan dan
udang dan menganalisis besarnya nilai tambah dari produk kerupuk ikan dan udang yang dilakukan di
perusahaan Sri Tanjung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dan
analisis deskriptif kuantitatif sebagai analisis data yang digunakan. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa
usaha pengolahan kerupuk ikan dan kerupuk udang layak dilaksanakan dari beberapa parameter
finansial seperti keuntungan yang diperoleh dalam satu kali proses produksi kerupuk ikan dan kerupuk
udang sebesar Rp. 2.281.163,- dan Rp 2.257.163,-. Benefit Cost Ratio (BCR) dari usaha pengolahan
kerupuk ikan dan kerupuk udang sebesar 1,09 dan 1,11. Break Even Point (BEP) produksi kerupuk
ikan 42.215 kg dan BEP harga sebesar Rp. 77.871/kg. Break Even Point (BEP) produksi kerupuk
udang 41.436 kg dan BEP harga sebesar Rp. 62.946/kg. Pay Back Period (PBP) usaha kerupuk ikan
dan kerupuk udang yaitu 1,09 tahun dan 1,21 tahun setelah usaha kerupuk udang dijalankan. Nilai
tambah produk kerupuk ikan sebesar Rp 38.287,-/kg dengan rasio nilai tambah sebesar 55,20%,
sedangkan nilai tambah pada produk kerupuk udang yaitu sebesar Rp 148.347,-/kg dengan rasio nilai
tambah sebesar 75,52%. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan pengolahan memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap nilai tambah ekonomi dan nilai tambah produk.
Kata Kunci:Keragaan usaha, kerupuk ikan, kerupuk udang, keuntungan, nilai tambah
Abstract
This research aim to analyzed business performance processing of fish and shrimp crackers
and analyzed value added of product fish and shrimp crackers conducted in Industry of Sri Tanjung.
The method that is used is case study of collecting data and descriptive quantitative analysis as a
method of analysis. The sampling technique is done by using purposive sampling method. The results
of this research show that business processing of fish and shrimp crackers is worthy to conducted from
some parameters financial like the advantage gain in one production process fish crackers and shrimp
crackers is Rp. 2.281.163,- and Rp 2.257.163,-. Benefit Cost Ratio (BCR ) of fish crackers and shrimp
crackers business is 1,09 and 1,11. Break Even Point (BEP) production of fish crackers is 42.215 kg
and Break Even Point (BEP) price is Rp. 77.871/kg. Break Even Point (BEP) production of shrimp
crackers is 41.436 kg and Break Even Point (BEP) price is Rp. 62.946/kg. Payback Period (PP) of fish
crackers and shrimp crackers business is 1,09 and 1,11 year after fish and shrimp crackers business has
held. Value added product of fish crackers is Rp 38.287,-/kg with ratio of value added is 55,20%,
while value added product of shrimp crackers is Rp 148.347,-/kg with ratio of value added is 75,52%.
This indicates that processing activities provide significant contributions to economic of value added
and products of value added.
118
Mia Berlia : AnalisaUsaha dan NilaiTambahProdukKerupukBerbahan Baku........
119
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125)
120
Mia Berlia : AnalisaUsaha dan NilaiTambahProdukKerupukBerbahan Baku........
121
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125)
kerupuk ikan per bal yaitu sebesar Rp 70.000 tersebut menunjukkan bahwa harga jual
akan menghasilkan break even point produksi produk kerupuk ikan minimum agar usaha
kerupuk ikan yaitu sebesar 41.436 kg. Nilai kerupuk ikan di Perusahaan Sri Tanjung tidak
tersebut menunjukkan bahwa jumlah kerupuk mengalami kerugian ataupun keuntungan (titik
ikan yang harus terjual agar usaha tidak impas) yaitu sebesar Rp 62.946.
mengalami keuntungan maupun kerugian
(tidak impas) adalah 41.436 kg kerupuk ikan. d. Pay Back Period (PBP)
Metode Pay Back Period (PBP)
2. BEP Harga merupakan metode yang menghitung berapa
Break Even Point Harga diperoleh dari cepat investasi yang dilakukan bisa kembali.
hasil bagi antara total biaya produksi dengan Biaya investasi yang dikeluarkan oleh
total produksi. Total biaya yang dikeluarkan Perusahaan Sri Tanjung sebesar Rp
dalam satu tahun yaitu sebesar Rp 39.555.000, dimana keuntungan per tahun
2.900.568.600 dengan total produksi kerupuk sebesar Rp 32.711.400,- sehingga waktu
ikan yaitu sebesar Rp 46.080 akan kembalinya biaya investasi oleh Perusahaan
menghasilkan break even point produksi Sri Tanjung selama 1 tahun 2 bulan dengan
kerupuk ikan yaitu sebesar Rp 62.946. Nilai nilai Pay Back Period sebesar 1,21 tahun.
122
Mia Berlia : AnalisaUsaha dan NilaiTambahProdukKerupukBerbahan Baku........
Perhitungan nilai tambah pada produk sumbangan input lain dengan persentase nilai
kerupuk ikan dilakukan per satu kali proses tambah yaitu hasil dari nilai tambah dibagi
produksi. Output ikan cunang adalah jumlah dengan nilai output dikalikan dengan 100%
olahan kerupuk ikan yang dihasilkan dalam sehingga mendapatkan rasio nilai tambah
satu kali proses produksi. Output dari produk sebesar 55.20% dari total output.
kerupuk ikan di Perusahaan Sri Tanjung adalah Menurut Hayami et al (1987) ada dua
sebanyak ± 1600 kg dengan input dari produk cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai
tersebut adalah sebanyak 392 kg ikan yang tambah untuk pengolahan dan nilai tambah
diolah untuk satu kali proses produksi. untuk pemasaran. Faktor-faktor yang
Tenaga kerja adalah banyaknya hari mempengaruhi nilai tambah pengolahan dapat
orang kerja yang terlibat langsung dalam satu dikategorikan menjadi dua yaitu faktor teknis
kali proses produksi pembuatan kerupuk ikan dan faktor pasar. Faktor teknis yang
dengan tenaga kerja yang terlibat dalam proses berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah
produksi kerupuk ikan dimana untuk satu kali bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja.
proses produksi memerlukan 20,37 HOK. Faktor pasar yang berpengaruh adalah harga
Faktor konversi adalah banyaknya output yang output, upah tenaga kerja, harga bahan baku
dapat dihasilkan dalam satu satuan input yaitu dan nilai input lain selain bahan baku dan
banyaknya produk olahan kerupuk ikan yang tenaga kerja. Besarnya nilai tambah karena
dihasilkan dari satu kilogram ikan cunang. proses pengolahan didapat dari pengurangan
Produk yang dihasilkan yaitu sebanyak ±1600 biaya bahan baku dan input lain terhadap nilai
kg kerupuk ikan dengan ikan cunang yang produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga
dibutuhkan sebanyak ±392 kg, sehingga faktor kerja. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
konversinya adalah 4,08 yang disebabkan bahwa faktor teknis dan faktor pasar sangat
adanya penambahan bahan tambahan pada mempengaruhi untuk mengetahui nilai tambah.
ikan cunang. Pendapatan tenaga kerja langsung
Koefisien tenaga kerja adalah sebesar Rp 3.500,-. Pendapatan tenaga kerja
banyaknya tenaga kerja langsung yang dibagi nilai tambah dikalikan 100% didapatkan
diperlukan untuk mengolah satu kilogram hasil pangsa tenaga kerja sebesar 9,14 % yang
produk yaitu sebanyak 0,05 dimana setiap satu menunjukkan persentasi pendapatan tenaga
kilogram ikan yang diolah membutuhkan 0,05 kerja dari nilai tambah, sehingga keuntungan
hari orang kerja yang didapat dari tenaga kerja yang diperoleh adalah sebesar Rp. 34.787,-
dibagi jumlah ikan yang diolah untuk satu kali yang didapat dari nilai tambah dikurangi
produksi (input). dengan pendapatan tenaga kerja langsung.
Harga jual atau harga output dari Persentasi tingkat keuntungan yaitu
kerupuk ikan adalah Rp 85.000,-/bal atau per 5 keuntungan diagi nilai tambah dikali 100%
kg sama dengan Rp 17.000/kg. Upah tenaga sehingga mendapatkan tingkat keuntungan
kerja yang diterima tenaga kerja langsung sebesar 90,85 % dari nilai tambah.
adalah sebesar Rp. 70.000,-/HOK dimana Produk kerupuk ikan yang diproduksi
setiap satu kali proses produksi kerupuk ikan oleh Perusahaan Sri Tanjung diperoleh marjin
tenaga kerja yang ikut berperan dalam proses sebesar Rp 46.360,-/kg dimana marjin
produksi mendapatkan upah sebesar Rp. merupakan selisih antara nilai output dengan
70.000,-. Harga ikan cunang dirata-ratakan bahan baku atau besarnya kontribusi pemilik
sebesar Rp. 23.000,-/kg. Selain bahan baku faktor-faktor produksi selain bahanbaku yang
utama terdapat Sumbangan input lain yang digunakan dalam proses produksi. Marjin yang
dibutuhkan dalam pengolahan kerupuk ikan diperoleh dapat mempengaruhi persentasi
sebesar Rp 8073.- untuk setiap satu kali proses pendapatan tenaga kerja langsung, sumbangan
produksi. input lain serta keuntungan pemilik usaha
Nilai output didapatkan dari faktor dengan hasil yang diperoleh 7,55 % untuk
konversi dikalikan dengan harga output pendapatan tenaga kerja langsung, sumbangan
kerupuk ikan yaitu sebesar Rp 69.360,-. Nilai input lain sebesar 17,41 % serta 75,04 %
tambah yang didapatkan dari kerupuk ikan keuntungan yang diperoleh pemilik usaha
adalah sebesar Rp 38.287,- yang didapat dari terhadap marjin.
nilai output dikurangi harga bahan baku dan
123
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125)
Perhitungan nilai tambah pada produk konversinya adalah 14,03 yang disebabkan
kerupuk ikan dilakukan per satu kali proses adanya penambahan bahan tambahan pada
produksi. Output udang ebi adalah jumlah udang ebi.
olahan kerupuk udang yang dihasilkan dalam Koefisien tenaga kerja adalah
satu kali proses produksi. Output dari produk banyaknya tenaga kerja langsung yang
kerupuk udang di Perusahaan Sri Tanjung diperlukan untuk mengolah satu kilogram
adalah sebanyak ± 1600 kg dengan input dari produk yaitu sebanyak 0,17 dimana setiap satu
produk tersebut adalah sebanyak ± 114 kg kilogram udang ebi yang diolah membutuhkan
udang ebi yang diolah untuk satu kali proses 0,17 hari orang kerja yang didapat dari tenaga
produksi. kerja dibagi jumlah udang ebi yang diolah
Tenaga kerja adalah banyaknya hari untuk satu kali produksi (input).
orang kerja yang terlibat langsung dalam satu Harga jual atau harga output dari
kali proses produksi pembuatan kerupuk ikan kerupuk udang adalah Rp 70.000,-/bal atau per
dengan tenaga kerja yang terlibat dalam proses 5 kg sama denga Rp 14.000/kg. Upah tenaga
produksi kerupuk ikan dimana untuk satu kali kerja yang diterima tenaga kerja langsung
proses produksi memerlukan 20,25 HOK. adalah sebesar Rp. 70.000,-/HOK dimana
Faktor konversi adalah banyaknya output yang setiap satu kali proses produksi kerupuk ikan
dapat dihasilkan dalam satu satuan input yaitu tenaga kerja yang ikut berperan dalam proses
banyaknya produk olahan kerupuk ikan yang produksi mendapatkan upah sebesar Rp.
dihasilkan dari satu kilogram udang ebi. 70.000,-. Harga udang ebi dirata-ratakan
Produk yang dihasilkan yaitu sebanyak ±1600 sebesar Rp. 40.000,-/kg. Selain bahan baku
kg kerupuk udang dengan udang ebi yang utama terdapat bahan tambahan dan bahan
dibutuhkan sebanyak ±114 kg, sehingga faktor pelengkap yang dibutuhkan dalam pengolahan
124
Mia Berlia : AnalisaUsaha dan NilaiTambahProdukKerupukBerbahan Baku........
kerupuk udang sebesar Rp 8073.- untuk setiap Point), BEP (Benefit Cost Ratio) dan
satu kali proses produksi. PP (Payback Period).
Nilai output didapatkan dari faktor 2. Nilai tambah produk kerupuk ikan
konversi dikalikan dengan harga output sebesar Rp 38.287,-/kg sedangkan nilai
kerupuk udang yaitu sebesar Rp 196.420,-. tambah pada produk kerupuk udang
Nilai tambah yang didapatkan dari kerupuk yaitu sebesar Rp 148.347,-/kg. Produk
udang adalah sebesar Rp 148.347,- yang ikan yang diolah menjadi kerupuk ikan
didapat dari nilai output dikurangi harga bahan nilainya 4,08 kali harga ikan dalam
baku dan sumbangan input lain dengan bentuk segar, dan produk udang yang
persentase nilai tambah yaitu hasil dari nilai diolah menjadi produk kerupuk udang
tambah dibagi dengan nilai output dikalikan nilainya 14,03 kali harga udang dalam
dengan 100% sehingga mendapatkan rasio bentuk ebi.
nilai tambah sebesar 75,52% dari total output.
Pendapatan tenaga kerja langsung
sebesar Rp 11.900,-. Pendapatan tenaga kerja DAFTAR PUSTAKA
dibagi nilai tambah dikalikan 100% didapatkan
Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat.
hasil pangsa tenaga kerja sebesar 8,02 % yang
2013. Produksi Perikanan Jawa Barat.
menunjukkan persentasi pendapatan tenaga
www.diskanlautjabar.co.id. (15
kerja dari nilai tambah, sehingga keuntungan
November 2016)
yang diperoleh adalah sebesar Rp. 136.447,-
yang didapat dari nilai tambah dikurangi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
dengan pendapatan tenaga kerja langsung. Indramayu. 2016. Produksi Perikanan
Persentasi tingkat keuntungan yaitu Kabupaten Indramayu. Indramayu
keuntungan dibagi nilai tambah dikali 100%
Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, Siregar
sehingga mendapatkan tingkat keuntungan
M. 1987. Agricultural Marketing and
sebesar 91,97 % dari nilai tambah.
Processing in Upland Java A Perspective
Produk kerupuk udang yang
From A Sunda Village. Bogor :CPGRT
diproduksi oleh Perusahaan Sri Tanjung
Centre.
diperoleh marjin sebesar Rp 156.420,-/kg
dimana marjin merupakan selisih antara nilai Husnan S, Muhammad S. 1999. Studi
output dengan bahan baku atau besarnya Kelayakan Proyek. Edisi ke-4.
kontribusi pemilik faktor-faktor produksi Yogyakarta : Unit Penerbit dan Pencetak
selain bahan baku yang digunakan dalam AMP YKPN.
proses produksi. Marjin yang diperoleh dapat Ibrahim. 1998 . Studi Kelayakan Bisnis. Edisi
mempengaruhi persentasi pendapatan tenaga Pertama: Rineka Cipta, Jakarta
kerja langsung, sumbangan input lain serta
keuntungan pemilik usaha dengan hasil yang Riyanto, 1998. Dasar-dasar Pembelanjaan
diperoleh 7,61 % untuk pendapatan tenaga Perusahaan, Edisi 4, BPFE,
kerja langsung, sumbangan input lain sebesar Yogyakarta.
5,16 % serta 87,23% keuntungan yang Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi
diperoleh pemilik usaha terhadap marjin. Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi
Cobb-Douglas. Jakarta : PT. Raja
SIMPULAN Grafindo Persada.
1. Secara umum, usaha pengolahan Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian.
kerupuk ikan dan udang layak UMM Press, Malang
dilakukan yang di indikasikan oleh
terpenuhinya syarat kelayakan usaha
dari beberapa parameter finansial
seperti keuntungan, BCR (Break Even
125