HAL
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang...................................................... 1
2. Tujuan Pedoman.................................................. 2
4. Batasan Operasional............................................ 2
5. Landasan Hukum.............................................. 3
1. Denah ruang
2. Standar fasilitas
BAB V LOGISTIK.......................................................................... 20
1
PEDOMAN PELAYANAN UNIT P K R S
RS TINGKAT III O3.06.01 CIREMAI CIREBON
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah Sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien secara paripurna
yang terdiri dari pelayanan rawat inap,rawat jalan, penunjang medis dan
gawat darurat.
Promosi kesehatan Rumah Sakit adalah upaya rumah sakit
untuk meningkatkan kemampuan pasien,dan kelompok masyarakat dapat
mandiri dalam mempercepat proses kesembuhan dan rehabilitasinya,
Promosi Kesehatan Rumah Sakit diselenggarakan dalam bentuk kegiatan
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan,
adapun pelayanan kesehatan meliputi peningkatan pencegahan,
pengobatan dan pemulihan.Upaya kesehatan ditujukan untuk mencapai
sasaran pembangunan kesehatan utamanya penduduk rentan, antara lain
ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, dan keluarga miskin.
Mengacu kepada peraturan menteri kesehatan No. 004 tahun 2012
tentang petunjuk teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit bahwa di Rumah
Sakit TK III 03.06.01 Ciremai Cirebon juga harus melaksanakan upaya
peningkatan kesehatan, salah satunya melalui kegiatan Promosi
Kesehatan Rumah Sakit, Untuk dapat terlaksananya program Promosi
Kesehatan Rumah Sakit dengan baik diperlukan pedoman pelayanan
PKRS Rumah Sakit TK III 03.06.01 Ciremai Cirebon, pedoman ini akan
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan PKRS.
yang bertujuan untuk mengendalikan semua kegiatan PKRS di Rumah
Sakit TK III 03.06.01 Ciremai Cirebon agar tepat guna, terarah dan dapat
dievaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
2
2. Tujuan Pedoman
a. Menjadi acuan dalam memberikan pelayanan PKRS di RS
Ciremai .
b. Menjadi acuan dalam melaksanakan PKRS individu maupun
kelompok.
c. Peningkatan mutu pelayanan secara menyeluruh yang berfokus
pada keselamatan pasien, petugas dan lingkungan rumah sakit
4. Batasan Operasional
a. Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
b. Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi
berbagai masalah kesehatan potensial (yang mengancam)
dengan cara mencegahnya, dan mengatasi masalah kesehatan
yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif
serta efisien. Dengan kata lain, masyarakat mampu berperilaku
3
hidup bersih dan sehat dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik masalah
kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial
(mengancam), secara mandiri (dalam batas-batas tertentu).
c. Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah upaya rumah sakit
untuk meningkatkan kemampuan pasien, dan kelompok
masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, pasien dan kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah berbagai masalah kesehatan, dan mengembangkan
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai
sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
5. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Kepmenkes no 1114 tahun 2005 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah .
d. Permenkes RI Nomor 004 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
PKRS
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
a. Ketua PKRS
Dokter/ S1 kesehatan masyarakat/promkes
pengalaman kerja minimal 5 tahun
b. Sekertaris
S1 Kesekertarisan,S1 administrasi,SMA yang
mempunyai pengalaman kerja minimal 5 tahun
di bidang kesekertarisan
c. Ppk
S1 kesehatan masyarakat,S1 Keperawatan/
S1 pendidikan yang mempunyai basic promosi
kesehatan dan berpengalaman kerja minimal 5 tahun
d. Humas
S1 komunikasi,S1 Kesehatan,D3/SMA yang
mempunyai pengalaman kerja dibidang kesehatan
dan berpengalaman kerja minimal 5 tahun
e. Promkes /marketing
S1 Akutansi,S1 ekonomi/SMA yang telah berpengalaman
di bidang marketing/manajemen selama minimal 5 tahun
5
f. Pemberdayaan medis
Dokter,S1 kesehatan ,S1 Keperawatan, atau
Sarjana lainnya yang mempunyai pengalaman
dibidang kesehatan minimal 5 tahun
g. Pemberdayaan SDM,pemberdayaan individu, Pemberdayaan
kelompok.
S1 manajemen sumber daya/Sarjana lain dengan
masa kerja minimal 5 tahun
h. Kemitraan,internal,eksternal.
Semua sarjana yang mempunyai pengelaman
kerja minimal 5 tahun
i. Media elektronik & media cetak
S1 komputer,S1 Komunikasi
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
1. Denah ruang PKRS
westafle
l
meja meja meja e
m
a
kursi kursi kursi ri
2. Standar fasilitas
e. Plypchart Kecil
f. Kamera foto
g. Papan informasi
7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Pelaksanaan PKRS di RS Ciremai dilaksanakan sebagai berikut :
A. Strategi PKRS
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah ujung tombak dari upaya Promosi
Kesehatan di rumah sakit. Pada hakikatnya pemberdayaan adalah
upaya membantu atau memfasilitasi pasien/klien, sehingga memiliki
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk mencegah dan
atau mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya. Karena itu,
pemberdayaan hanya dapat dilakukan terhadap pasien/klien.
2. Bina suasana
Pemberdayaan akan lebih cepat berhasil bila didukung dengan
kegiatan menciptakan suasana atau lingkungan yang kondusif.
Tentu saja lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang
diperhitungkan memiliki pengaruh terhadap pasien yang sedang
diberdayakan. Kegiatan menciptakan suasana atau lingkungan
yang kondusif ini disebut bina suasana.
3. Advokasi.
Advokasi perlu dilakukan, bila dalam upaya memberdayakan
pasien dan klien, rumah sakit membutuhkan dukungan dari pihak-
pihak lain. Misalnya dalam rangka mengupayakan lingkungan
rumah sakit yang tanpa asap rokok, rumah sakit perlu melakukan
advokasi kepada wakil-wakil rakyat dan pimpinan daerah untuk
diterbitkannya peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
yang mencakup di rumah sakit. Advokasi merupakan proses yang
tidak sederhana. Sasaran advokasi hendaknya diarahkan/dipandu
untuk menempuh tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Memahami/menyadari persoalan yang diajukan
b. Tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan
8
c. Mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam
berperan
d. Menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan
e. Menyampaikan langkah tindak lanjut
4. Kemitraan
Prinsip-prinsip kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan
dikembangkan antara petugas rumah sakit dengan sasarannya
(para pasien/kliennya atau pihak lain) dalam pelaksanaan
pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Di samping itu,
kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk
meningkatkan efektivitas PKRS, petugas rumah sakit harus
bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, seperti misalnya
kelompok profesi, pemuka agama, Lembaga Swadaya Masyarakat,
media massa, dan lain-lain. Tiga prinsip dasar kemitraan yang
harus diperhatikan adalah:
a. kesetaraan
b. keterbukaan
c. saling menguntungkan
B. Dukungan Manajemen
Dukungan yang diberikan oleh manajemen berupa :
a. Penerbitan Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit terkait PKRS
b. Anggaran atau dana untuk kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan PKRS
Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang.
Untuk pelaksanaan program, monitoring, evaluasi, laporan
dan rapat rutin.
Insentif/ tunjangan untuk Unit PKRS
9
C. Standar Pelaksanaan manajamen komunikasi dan edukasi
1. Standar MKE 1
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi
akses masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan informasi tentang
pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit
a. Maksud
Rumah sakit mengenali komunitas dan populasi pasiennya,serta
merencanakan komunikasi berkelanjuan dengan kelompok
kunci ( keygroup) tersebut. Komunikasi dapat dilakukan kepada
individu secara langsung atau melalui media publik dan agen
yang ada di komunitas atau pihak ketiga melalui komunikasi
efektif .
b. Tujuan
Tujuan komunikasi efektif dengan masyarakat adalah
memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan dirumah
sakit,dalam memenuhi kebutuhan pelayanan dirumah sakit
maka rumah sakit juga harus mengembangkan pendekatan
untuk meningkatkan komunikasi efektif pada pasien dan
keluarga.komunikasi efektif harus tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan dipahami oleh penerima.
2. Standar MKE 2
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang jenis asuhan dan pelayanan,serta akses untuk mendapatkan
pelayanan.
a. Maksud
Pasien dan keluarga membutuhkan informasi lengkap mengenai
asuhan dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, serta
bagaimana untuk mengakses pelayanan tersebut.
b. Tujuan
10
Informasi yang diberikan untuk membangun komunikasi yang
terbuka dan terpercaya antara pasien, keluarga, dan rumah
sakit.informasi membantu mencocokan harapan pasien dengan
kemampuan rumah sakit,informasi sumber alternatif asuhan dan
pelayanan diberikan jika rumah sakit tidak dapat menyediakan
asuha serta pelayanan yang dibutuhkan pasien diluar misi dan
kemapuan rumah sakit.
3. Standar MKE 3
Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan dalam
format serta bahasa yang mudah dimengerti.
a. Maksud
Pasien hanya dapat membuat keputusan yang dikemukakan
dan berpartisipasi dalam proses asuhan pabila mereka
memahami informasi yang diberika kepada mereka,perhatian
khusus perlu diberikan terhadap format dan bahasa yang
digunakan dalam berkomunikasi serta pemberian edukasi
kepada pasien dan keluarga.
b. Tujuan
Respon pasien akan berbeda terhadap format edukasi berupa
instruksi lisan,materi tertulis, video, demonstrasi/peragaan, dan
lain-lain. Mengerti bahasa yang dipilih, anggota keluarga atau
penerjemah mungkin dibutuhkan untuk membantu dalam
edukasi atau menerjemahkan materi
4. Standar MKE 4
Terdapat komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi yang
akurat dan tepat waktu diseluruh rumah sakit termasuk yang “ urgent”.
a. Maksud dan tujuan
Adakalanya rumah sakit memerlukan penyampain informasi
yang akurat dan tepat waktu,khususnya keadaan yang urgent
seperti code blue, code red, dan perintah evakuasi
11
5. Standar MKE 5
Informasi asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf
klinis selama bekerja dalam sif atau antar siff
a. Maksud
Komunikasi dan pertukaran informasi diantara staf klinis selama
bekerja dalam siff atau antar siff penting untuk berjalan
mulusnya proses asuhan, informasi penting dapat
dikomunikasikan dengan cara lisan, tertulis, atau elektronik
b. Tujuan
Setiap rumah sakit dapat menetukan informasi yang akan
dikomunikasikan dengan cara dari satu staf klinis kepada staf
klinis lainnya,meliputi:
1. Status kesehatan pasien antara lain catatan perkembangan
pasien terintegrasi (CPPT).
2. Rinkasan asuhan yang diberikan ( ringkasan pulang dan
ringkasan rawat jalan )
3. Informasi klinis pasien saat ditransfer dan rujukan
4. Serah terima
6. Standar MKE 6
Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang partispasi pasien
dan keluarga dalam proses asuhan.
a. Maksud
Rumah sakit melaksanakan edukasi terhadap pasien dan
keluarganya sehingga mereka mendapat pengetahuan serta
keterampilan untuk berpartisipasi dalam proses dan
pengambilan keputusan asuhan pasien. Rumah sakit
mengembangkan /memasukan edukasi kedalam proses asuhan
sesuai dengan misi, jenis pelayanan yang diberikan,dan
populasi pasien diberikan.
12
b. Tujuan
Edukasi direncanakan untuk menjamin bahwa setiap pasien
diberikan edukasi sesuai dengan kebutuhan,Rumah sakit dapat
menetapkan pengorganisasian sumber daya edukasi secara
efektif dan efisien,oleh karena itu rumah sakit perku
menetapkan organisasi promosi kesehatan rumah sakit
(PKRS),menciptakan pelayanan edukasi dan dapat mengatur
penugasan seluruh staf yang memberikan edukasi secara
terkoordinasi.
7. Standar MKE 7
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang memberi edukasi harus
mampu memberikan edukasi secara efektif.
a. Maksud
Profesional pemberi asuhan ( PPA ) yang dapat dibantu oleh
staf klinis lainnya yang memberi asuhan memahami
kontribusinysmasing-masing dalam pemberian edukasi
pasien,informasi yang diterima pasien dan keluarga adalah
komprehensif, konsisten, dan efektif.
b. Tujuan
Agar profesional pemberi asuhan (PPA) mampu memberikan
edukasi secara efektif maka harus dilakukan pelatihan sehingga
terampil melaksanakan komunikasi efektif ,pengetahuan tentang
materi yang diberikan dan kemampuan berkomuniksai secara
efektif adalah pertimbangan penting dalam edukasi yang efektif.
8. Standar MKE 8
Agar edukasi pasien dan keluarga dapat efektif maka staf harus
melaksanakan asesmen kemampuan,kemauan belajar, dan kebutuhan
edukasi yang dicatat dalam rekam medis.
13
a. Maksud
Edukasi berfokus pada pengetahuan dan keterampilan spesifik
yang dibutuhkan pasien dan keluarga dalam pengambilan
keputusan, serta berpartisipasi dalam asuhan dan asuhan yang
berkelanjutan dirumah.
b. Tujuan
Pengetahuan dan keterampilan yang menjadi kekuatan dan
kekurangan diidentifikasi serta digunakan untuk membuat
rencana edukasi ,untuk merencanakan edukasi dilakukan
asasmen:
1. Keyakinan serta nilai-nilai pasien dan keluarga
2. Kemampuan membaca,tingkat pendidikan, dan bahasa yang
digunakan
3. Hambatan emosional dan motivasi
4. Keterbatasan fisik dan kognitif
5. Kesediaan pasien untuk menerima informasi
Setiap pasien dan keluarganya dibutuhkan proses asasmen
untuk identifikasi jenis operasi, prosedur ivasif lainnya, rencana
tindakan lain, kebutuhan perawatannya, dan kesinambungan
asuhan setelah keluar dari rumah sakit,assamen ini
memungkinkan PPA merencanakan dan melaksanakan edukasi
yang dibutuhkan.
9. Standar MKE 9
Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan
kepada pasien
a. Maksud
Edukasi difokuskan pada pengetahuan dan keterampilan
spesifik yang dibutuhkan pasien dalam rangka memberdayakan
pasien dalam proses asuhan dengan memahami diagnosis dan
perkembangan kondisi kesehatannya serta dapat melanjutkan
asuhan dirumah.
14
b. Tujuan
Agar pasien dan keluarganya dapat memperoleh informed
consent untuk pengobatan (misal pembedahan dan anastesi)
dan didokumentasikan di rekam meedis pasien,dan agr pasien
dan keluarga dapat berpartisipasi dalam pemberian pelayanan
seperti mengganti balutan, menyuapi pasien, memberikan obat,
dan tindaknan pengobatan.
10. Standar MKE 10
Pendidikan pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait
dengan pelayanan pasien : penggunaan obat yang aman, penggunaan
peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dengan
makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi
a. Pendidikan Kesehatan Pengobatan
1) Pengertian.
Pendidikan Kesehatan pengobatan adalah menyiapkan
pasien untuk mendapatkan pengobatan yang aman dan
memonitor pemberian pengobatan.
2) Tujuan
Mencegah terjadi kesalahan obat
Menjaga keamanan pemakaian obat
3) Panduan
Memberikan untuk mengenali perbedaan karakteristik
dari pengobatan dengan tepat
Berikan informasi tentang nama generik dan merk
dagang setiap obat
Berikan penjelasan tentang tujuan dan aksi setiap
obat
Berikan penjelasan kepada pasien tentang dosis,
lokasi dan lama pemberian setiap obat
Berikan penjelasan kepada pasien tentang
penggunaan obat yang tepat
15
Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan
pengobatan
Instruksikan pasien untuk mengikuti prosedur
sebelum pengobatan dengan tepat
Berikan penjelasan tentang apa yang harus dilakukan
jika dosis obat hilang
16
Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan
anggota tim kesehatan lain
Libatkan keluarga / orang terdekat
b. Pendidikan kesehatan Penggunaan Alat Medis
1) Pengertian
Menyiapkan pasien untuk menggunakan peralatan medis
2) Tujuan
Mencegah terjadinya kesalahan penggunaan peralatan
medis
Menjaga keamanan dan keselamatan dalam penggunaan
peralatan medis
3) Panduan
Memberikan informasi tentang peralatan medis yang
digunakan
Berikan penjelasan tentang tujuan penggunaan peralatan
medis
Berikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana
penggunaan peralatan medis yang tepat
Evaluasi kemampuan pasien dalam menggunakan
peralatan medis tersebut
Berikan pejelasan kepada pasien akibat yang akan terjadi
jika mengehentikan pengunaan peralatan medis sebelum
selesai program
Berikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping
yang mungkin ada dari pemakaian peralatan medis
Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan
anggota tim kesehatan lain
Libatkan keluarga/orang terdekat
17
c. Pendidikan Kesehatan Diet
1) Pengertian
Menyiapkan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan
dengan benar
2) Tujuan
Menyiapkan pasien agar mau bekerjasama dalam program
diet yang telah ditetapkan
3) Panduan
Kaji pengetahuan pasien saat ini tentang diet yang
dianjurkan
Tentukan persepsi pasien tentang diet dan harapan
tentang tingkat pemenuhan diet
Berikan penjelasan tentang diet yang ditentukan
Jelaskan tujuan diet
Berikan penjelasn tentang berapa lama diet harus
dilakukan
Berikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana
membuat agenda makan secara tepat
Instruksikan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan
dan menghindari makanan yang merupakan pantangan
Berikan penjelasan tentang interaksi obat dan makanan
yang mungkin terjadi
Bantu pasien untuk mengakomodasi pilihan makanan
dalam diet yang ditentukan
Bantu pasien dalam melakukan penggantian bahan
makanan untuk mendapatkan resep favorit sesuai
dengan diet yang dianjurkan
18
Berikan penjelasan kepada pasien cara membaca label
makanan dan memilih makanan dengan tepat
Observasi kemampuan pasien memilih makanan sesuai
dengan diet yang telah ditentukan
Berikan penjelasan tentang bagaimana cara
mendapatkan waktu makan yang sesuai
Berikan secara tertulis waktu makan pasien
Rekomendasikan buku masak yang mencantumkan
resep sesuai dengan diet
Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan
oleh tim kesehatan lain
Rujuk pasien ke ahli gizi
Libatkan keluarga klien
19
Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat
diterima tentang pengalaman nyeri dan merasa
menerima respon pasien terhadap nyeri
Identifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas
hidup
Evaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat
individu dan keluarga mengalami nyeri kronik atau yang
menimbulkan ketidakmampuan
21
Pantau kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada
rentang spesifik
22
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan program PKRS adalah :
23
projector dan layarnya untuk menayangkan gambar-gambar atau
bahkan film.
24
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU
Pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan standar promosi
kesehatan di rumah sakit. Pemantauan dilakukan terhadap perkembangan
dari masukan (input), proses, dan keluaran (out put). Evaluasi dilakukan
terhadap dampak dari PKRS yang telah diselenggarakan.
2. Indikator proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang
meliputi PKRS untuk pasien, PKRS untuk klien sehat, dan PKRS di
luar gedung.
4. Indikator dampak
Indikator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakannya PKRS
yaitu berbahayanya pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien
rumah sakit, serta terpeliharanya lingkungan rumah sakit dan
dimanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan
rumah sakit. Oleh sebab itu kondisi ini sebaiknya dinilai setelah
PKRS berjalan beberapa lama yaitu melalui upaya evaluasi.
25
BAB VII
PENUTUP
Buku pedoman pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit ini
semoga dapat menjadi acuan dalam menjalankan dan pelaksanaan
kegiatan PKRS di RS Ciremai . Sekalipun sudah disusun sedemikian rupa
namun kami yakin, masih banyak kekurangan, kekeliruan atau bahkan
kesalahan bahkan ketidaksempurnaan, oleh karenanya masukan-
masukan, saran dan kritikan yang membangun sangat kami harapkan,
guna perbaikan dan keberhasilan Program PKRS yang akan datang.
26