sebagai seorang
muslim yang baik sebaiknya kita mengetahui Sifat Wajib maupun Sifat Mustahil yang dimiliki
Allah SWT agar ke iman nan kita kepada Allah semakin kuwat, berikut Sifat Wajib dan
Mustahil bagi Allah SWT yang perlu kita ketahui:
Dalil Aqli
Adanya semesta alam yang kita lihat cukup untuk dijadikan sebagai alasan bahwa Allah itu ada,
sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.
Dalil Naqli
Dalil aqli
Qidam hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah SWT. Seandainya Allah tidak
qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara hadits dan qodim. Apabila Allah
hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat nya) mislakan A, dan muhdits A mesti
membutuhkan Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan
muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya (tidak ada ujung), maka dikatakan
tasalsul (peristiwa berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan
daur (peristiwa berputar). Setiap tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal sehat. Maka
setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah
wajib dan pasti bersifat Qidam.
Dalil Naqli
هواالول واالخروالظاهروالباطن
"Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin." (QS. Al-Hadid:3)
3. Baqa’(Kekal) - ﺑﻘﺎﺀ
Allah merupakan suatu zat yang Abadi dan Kekal Selamanya karena allah bersifat Baga' (Kekal).
Dalil Aqli
Seandainya Allah tidak wajib Baqa' (kekal), maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam
tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang ada dalam sifat Qidam (dahulu).
Dalil Naqli
كلشئ هالك إالوجهه
"Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya." (QS. Qoshos:88)
Dalil Aqli
Apabila Allah menyerupai makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru
adalah sebuah hal yang mustahil.
Dalil Naqli
ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير
"Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Nya (Allah), dan dia lah (Allah) yang maha
mendengar lagi maha melihat." (QS. Asy-Syuro:11)
Dalil Aqli
Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu
membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.
Apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan
disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat
yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan
sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang
mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat
maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan sang pencipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang
membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan
mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta
(mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur (peristiwa berputar) atau tasalul (peristiwa
berantau).
Dalil Naqli
إن اﷲ لغنى عن العا لمين
"Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta."
(QS. Al Ankabut:6)
Dalil Naqli
لوكان فيهماالهةإالاﷲ لفسد تا
"Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan
rusak." (QS. Al Anbiya:22)
Dalil Aqli
Jika Allah tidak berkemampuan maka Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak
akan mampu menciptakan makhluk hidup maupun seluruh alam semesta ini.
Dalil Naqli
إن اﷲعلى كل شيى قد ير
"Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah:20)
Dalil Aqli
Seandainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah
bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya
Allah dengan sifat qudrot adalah hal yang mustahil, sebab hal itu akan berakibat lemahnya Alla,
sedangkan lemahnya Allah merupakan hal yang mustahi, karena tidak akan mampu membuat
sesuatu sedikitpun.
Dalil Naqli
ان ربك فعال لمايريد
"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki." (QS. Hud:107)
9. Ilmu (Mengetahui) - ﻋﻠﻢ
Allah SWT memiliki pengetahuan dan kepandaian akan segala hal, artinya ilmu Allah tidak
terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam
semesta, baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati
manusia sekali pun.
Dalil Aqli
Seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak
berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati
dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya
Allah adalah hal yang mustahil, karena tidak akan mampu membuat sesuatu sedikitpun.
Dalil Naqli
وهوبكل شيى عليم
"Dan dia (Allah) maha mengetahui segala sesuatu." (QS.Al Hadid:3 & QS.Al Baqaroh:29)
Contohnya: Kambing ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mebutuhkan makanan,
minum dan lainnya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah
SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian.
Dalil Aqli
Seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati
dengan Qudrot merupakan hal mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, sedangkan
lemahnya Allah adalah hal yang mustahil, karena tidak akan mampu membuat sesuatu barang
sedikitpun.
Dalil Naqli
وتو كل على الحى الذ ى اليمو ت
"Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati." (QS. Al-Furqon:58)
Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran Ciptaan-Nya karena Ia tidak terhalang
oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran Ciptaan-Nya dibatasi oleh ruang dan waktu.
”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al Maidah:76)
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, sekecil apapun, tampak atau tidak tampak, pasti
semuanya akan terlihat oleh Allah SWT.
”Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 265)
Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi
Muhammad SAW.
"Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas.” (QS. AnNisa’:164)
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki." (QS. Hud:107)
"Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati." (QS. Al Furqon:58)
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.“ (QS. Al Hujurat :18)