Ditetapkan ,
Direktur Rumah Sakit Jiwa
SPO Provinsi Kalimantan Barat
Tanggal terbit:
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL) 02 Februari 2018
S U N I, SE, M.Si
Adalah suatu proses interaksi antara konselor dan konseling yang datang
dengan sukarela untuk mendapatkan bantuan dan akses ke semua layanan
PENGERTIAN
kesehatan, baik informasi, edukasi, pemecahan masalah, testing, terapi,
perawatan dan dukungan psikososial yang berhubungan dengan HIV & AIDS.
1. Petugas VCT
UNIT TERKAIT 2. Petugas laboratorium
REGISTRASI KLIEN
Ditetapkan ,
Direktur Rumah Sakit Jiwa
SPO Provinsi Kalimantan Barat
Tanggal terbit:
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL) 02 Februari 2018
S U N I, SE, M.Si
A. WAKTU
Hari Senin, Kamis, Sabtu pkl.08.00-10.00 WIB atau sesuai perjanjian
B. RINCIAN TUGAS
a. Klien/pasien dipersilahkan masuk dan duduk dengan santai
b. Klien/pasien diberi nomor/kode sesuai dengan nomor/kode masing-
PROSEDUR
masing konselor
c. Klien diberi kartu identitas klien
d. Pengiriman laboratorium hanya ditulis nomor/kode/register
e. Setelah Konseling, kartu identitas tersebut disimpan baik-baik dan
dibawa pada waktu pasca konseling dan bila akan konseling lanjutan
atau tes ulang
Ditetapkan ,
Direktur Rumah Sakit Jiwa
SPO Provinsi Kalimantan Barat
Tanggal terbit:
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL) 02 Februari 2018
S U N I, SE, M.Si
TUJUAN pengambilan dan penampungan spesimen darah dari rawat inap sehingga
dapat menghasilkan spesimen yang baik dan benar
Ditetapkan ,
Direktur Rumah Sakit Jiwa
SPO Provinsi Kalimantan Barat
Tanggal terbit:
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL) 02 Februari 2018
S U N I, SE, M.Si
PENGERTIAN Pemeriksaan yang dilakukan oleh klien rawat jalan dari poli VCT
A. SASARAN
Semua klien/pasien yang berkunjung ke klinik VCT
B. RINCIAN TUGAS
1. Klien/pasien datang di Poli VCT
2. Konseling Pre Test
PROSEDUR 3. Bila klien/pasien setuju dilakukan testing, menanda tangani Inform
Consent
4. Dilakukan pengambilan darah di Laboratorium
5. Kembali datang untuk Post Test sesuai perjanjian dengan konselor
6. Bila hasil negatif, kembali tes Ulang bila diperlukan
7. Bila hasil positif dilakukan konseling lanjutan dan dirujuk ke rumah
sakit rujukan ODHA
Ditetapkan ,
Direktur Rumah Sakit Jiwa
SPO Provinsi Kalimantan Barat
Tanggal terbit:
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL) 02 Februari 2018
S U N I, SE, M.Si
A. PENANGGUNG JAWAB
Konselor
B. SASARAN
Siapa saja yang datang baik dengan atau tanpa rujukan yang setuju
PROSEDUR dilakukan tes HIV &AIDS di pelayanan VCT.
C. BAHAN/PERLENGKAPAN
Buku registrasi
Kartu nomor VCT
Formulir Informed Consent
INFORMED CONSENT KLIEN / PASIEN VCT
D. WAKTU
Hari Senin, Kamis, Sabtu pkl. 08.00 – 10.00 WIB Sesuai perjanjian
E. RINCIAN TUGAS
1. Persiapan:
Klien/pasien diberi informasi mengenai kegunaan informed
consent pelayanan VCT
2. Pelaksanaan:
a. Penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan informed
consent: penjelasan ini terkait dalam pelayanan konseling pre tes.
b. Pemberian formulir informed consent kepada klien/pasien untuk
dibaca, dimengerti, dan ditandatangani secara sukarela.
c. Bila masih di bawah 18 tahun, diwakili oleh orangtuanya, kecuali
sudah menikah.
d. Bila karena sesuatu dan lain hal tidak mampu dengan secara sadar
menandatangani informed consent, maka diwakili oleh keluarga
yang berhak mewakili secara hukum. Mereka yang berhak secara
hukum adalah suami, anak kandung, orang tua kandung,
saudara kandung.
e. Bila dalam keadaan gawat dan tidak mampu menerima penjelasan
dan/atau menandatangani informed consent, maka dapat dilakukan
tes darah tanpa informed consent bila diperlukan tes darah
f. Bila karena penyakitnya, memerlukan segera dites darahnya untuk
kepentingan terapi, maka dokter yang menanganinya boleh
memintakan informed consent dengan memberikan penjelasan
sebelumnya tanpa dilakukan konseling pre test oleh konselor.
(PITC)
INFORMED CONSENT KLIEN / PASIEN VCT
Ditetapkan ,
Direktur Rumah Sakit Jiwa
SPO Provinsi Kalimantan Barat
Tanggal terbit:
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL) 02 Februari 2018
S U N I, SE, M.Si
1. Petugas VCT
UNIT TERKAIT
2. Semua ruang perawatan dan ruang tindakan
PEMBACAAN HASIL LABORATORIUM HIV DAN AIDS
Ditetapkan ,
Direktur Rumah Sakit Jiwa
SPO Provinsi Kalimantan Barat
Tanggal terbit:
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL) 02 Februari 2018
S U N I, SE, M.Si
Ditetapkan ,
Direktur Rumah Sakit Jiwa
SPO Provinsi Kalimantan Barat
Tanggal terbit:
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL) 02 Februari 2018
S U N I, SE, M.Si
Penatalaksanaan tertusuk jarum dan benda tajam adalah salah satu upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap petugas yang tertusuk benda
PENGERTIAN
yang memiliki sudut tajam runcing yang menusuk, memotong, melukai kulit
seperti jarum suntik, jarum jahit bedah, skalpel, gunting, atau benang kawat
TUJUAN Melindungi petugas medis dan para medis dari tertular penyakit HIV
1. Pertolongan pertama
A. Jangan panik
B. Penatalaksanaan lokasi terpapar.
1) Segera cuci bagian yang terpapar dengan sabun antiseptik dan air
mengalir.
2) Bilas dengan air bila terpapar pada daerah membran mukosa.
3) Bilas dengan air atau cairan NaCl bila terpapar pada daerah mata
2. Melaporkan ke tim VCT, laporan meliputin : hari, tanggal, jam, dimana,
PROSEDUR
bagaimana kejadian, bagian mana yang terkena, penyebab, jenis sumber,
dan jumlah sumber yang mencemari.
3. Dilakukan konseling pratesting
4. Bila klien setuju dilakukan tes HIV dan AIDS, klien di minta mengisi formulir
persetujuan untuk testing HIV
5. Bila klien tidak setuju dilakukan konseling klien di motifasi sampai klien siap
dilakukan testing HIV
6. Apabila status klien HIV harus diberikan propilaksis pasca pajanan berupa
PENATALAKSANAAN PAJANAN BENDA TAJAM DAN CAIRAN TUBUH
PASIEN HIV DAN AIDS
obat ARV 4 jam setelah paparan, maksimal 48-72 jam diberikan selama
28 hari ( peberian propilaksis dilakukan di Rumah sakir rujukan HIV dan
AIDS)
7. Tes hiv di ulang setelah 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan
1. Tim VCT
UNIT TERKAIT
2. Petugas laboratorium
PEMERIKSAAN LABORATORIUM HIV DAN AIDS UNTUK PELAYANAN
ANTENATAL CARE (ANC)
Ditetapkan ,
Direktur Rumah Sakit Jiwa
SPO Provinsi Kalimantan Barat
Tanggal terbit:
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL) 02 Februari 2018
S U N I, SE, M.Si
Peningkatan pada upaya deteksi dini dan pencegahan penularan HIV dari ibu
TUJUAN
ke anak (PPAI)