Anda di halaman 1dari 18

1

Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Keperawatan bukan hanya sejumlah keterampilan khusus dan seorang
perawat bukan hanya seorang yang dilatih untuk melakukan tugas-tugas
tertentu. Pelayanan keperawatan yang merupakan dari bagian pelayanan di
rumah sakit, yang menentukan kualitas baik buruknya pelayanan rumah sakit.
Keperawatan merupakan profesi. Terdapat peranan yang sangat penting dalam
upaya dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Tidak ada satu faktor
pun yang secara pasti memisahkan antara pekerjaan dan profesi. Tetapi
perbedaan menjadi penting dalam hal bagaimana perawat bekerja.
Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada kerja sama perawat dalam
memberikan perawatan yang berkualitas pada pasien (Potter&Perry, 2005).
Indonesia dan latar belakangnya saat ini tengah mengalami surplus tenaga
keperawatan. Ini ditunjukkan dengan data dalam komposisi perawat terbanyak
adalah SPK (60%), diikuti oleh diploma (39%), dan sarjana keperawatan (1%).
Tindakan procedural keperawatan di rumah sakit, banyak dilakukan pada pagi
hari (shift pagi), sehingga beban kerja shift pagi lebih berat dibandingkan
dengan shift sore dan malam hari (Muthalib, 2010).
Tingkat pendidikan dan lama kerja seseorang perawat akan mempengaruhi
pola pikir dan keterampilan dalam memberikan layanan kesehatan (asuhan
keperawatan). Pada dasarnya tenaga kesehatan (perawat) yang berkualifikasi
sarjana dan diploma adalah sama-sama memilki sikap, tingkah laku, dan
kemampuan professional untuk melakukan asuhan atau praktik keperawatan
dasar, tetapi pada diploma dilakukan secara mandiri di bawah supervisi
sedangkan pada sarjana dilakukan secara mandiri.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami jenjang karir dalam keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
2

a. Diketahuinya definsi jenjang karir perawat.


b. Diketahuinya tujuan jenjang karir dalam keperawatan.
c. Diketahuinya metode dalam jenjang karir keperawatan.
d. Diketahuinya metode jenjang karir perawat di Indonesia.
e. Diketahuinya manajemen karir oleh organisasi.
f. Diketahuinya prinsip-prinsip dalam jenjang karir perawat.

Bab 2
3

Tinjauan Teori

2.1 Definisi
Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisan Medik
dalam Puspitaningrum (2017) mendefinisikan jenjang karir perawat sebagai
suatu jenjang yang dipililh perawat dalam memnuhi kepuasan kerja perawat,
sehingga akan berdampak pada kontribusi dalam bidang profesi yang
dipilihnya. Pernyataan ini selaras dengan adanya tuntunan sistem akreditasi
rumah sakit berstandar internasional yang, dimana salah satu persyaratannya
ialah perawat memiliki kewenangan dan penugasan klinis yang jelas sesuai
dengan area praktiknya, mengharuskan setiap sarana kesehatan mempunyai
jenjnag karir profesional perawat yang jelas.
Jenjang karir perawat juga didefinisikan sebagai suatu sistem yang
diterapkan utnuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme sesuai dengan
bidang pekerjaan melalui peningkatan kompetensi. Namun, dalam
penerapannya, jenjang karir perawat masih menemui beberapa kendala dalam
beberapa aspek, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Dukungan pimpinan, kebijakan pemerintah mengenai Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan rumusan kompetensi perawat
b. Sistem penerapan jenjang karir perawat yang bervariasi, sehingga
pemahaman perawat akan jenjang karir perawat masih kurang baik.
c. Bagi berapa rumah sakit dan sarana kesehatan lain yang telah menerapkan
sistem jenjnag karir perawat, masih kurang dalam memperhatikan
tuntunan dan kebutuhan profesi, dan belum dikaitkan dengan kompensasi
atau sistem penghargaan.
Menurut Puspitaningrum (2017) perencaan dan pengembangan karir
perawat tidak hanya menjadi kebutuhan individu perawat tetapi juga menjadi
tanggung jawab bersam penyelenggara sarana kesehatan.

2.2 Tujuan Jenjang Karir Perawat


4

Menurut Dep Kes RI, 2006 tujuan umum dari pengembangan karir
perawat adalah mengembangkan profesionalisme dan akuntabilitas perawat
klinik terhadap public atau masyarakat. Sedangkan tujuan khususnya
meliputi:

1. Adanya kesamaan persepsi berbagai pihak tentang pengembangan sistem


jenjang karir peawat klinik.
2. Adanya sistem jenjang profesional perawat perawat dalam konteks
sistem penghargaan bagi perawat di sarana kesehatan.
3. Menurunkan jumlah perawat yang keluar dari pekerjaannya.
4. Meningkatkan moral kerja dan mengurangi kebutuhan karir.
5. Menata sistem promosi berdasarkan persyaratan dan kriteria yang telah
ditetapkan, sehingga mobilitas karir berfungsi dengan baik dab benar.
6. Pernyataan tentang posisi masa depan dimana seseorang berupaya
mencapainya sebagai bagian dari karir hidupnya.
7. Pencapaian tujuan dan rencana karir seseorang tidak hanya ditentukan
oleh sistem karir yang ditempat kerja.
2.3 Model Jenjang Karir Perawat
Jenjang karir perawat memiliki beberapa model yang dikembangkan oleh
beberapa ahli seperti Benner (1984), dan disusul oleh Swansburg pada tahun
2000. Model jenjang karir ini diterapkan dan dikembangkan di berbagai
negara seperti USA, UK, Kanada, Taiwan, Jepang, Thailand, dan Indonesia.
Berikut beberapa model dari penerapan jenjang karir perawat (Suroso,
2011) :
2.3.1 Teori From Novice To Expert
Teori ini dikembangkan oleh Patricia Banner pada tahun 1984.
Dalam teori ini terdapat 5 tingkat akuisis peran dan perkembanga
profesi, yang meliputi; 1) Novice; 2)Advance beginner; 3)
Competent;4)Proficiant; 5) Expert. Berikut adalah penjelasan dari
setiap tingkatan yang dikemukakan Banner (Pratinignrum, 2017) :
a. Tingkat Novice: secara umum, level ni diaplikasikan untuk
mahasiswa keperawatan.
5

b. Advance Beginner : pada tahap ini, Banner menempatkan perawat


yang baru lulus.
c. Competent : pada tahap kompeten, perawat memiliki tanda-tanda
yaitu konsisten dan kemampuan memprediksi serta manajemen
waktu, dapat menunjukkan responsibilitas yang lebih pada respon
pasien , lebih realistik, dan dapat menampilkan kemampuan kritis
pada dirinya.
d. Proficient : pada tahap ini, perawat akan menunjukkan peningkatan
percaya diri pada pengetahuan dan keterampilannya. Pada tahap ini
juga, perawat banyak terlibat dengan keluarga dan pasien.
e. Expert : perawat expert mempunyai pegangan intivitiv dari situasi
yang terjadi sehingga mampu mengidentifikasi area dari masalah
tanpa kehilangan petimbangan waktu untuk membuat diagnosa
alternatif dan penyelesaian.
2.3.2 Model Karir dari Swansburg
Model ini dikembangkan oleh Swanburg di tahun 2000, dimana jenjang
karir perawat digolongkan ke dalam lima bagian, yaitu :
a. Perawat klinis/ perawatan I (pemula/belum berpengalaman).
b. Perawat klinis II/ staf II ( pemula tahap lanjut).
c. Perawat klinis/ staf III ( kompeten).
d. Perawat klinis/ staf IV (terampil).
e. Perawat klinis/ staf V ( ahli).
2.3.3 Model Career pathways di United Kingdom
Model ini sejalan dengan model Banner dan Swansburg, yaitu
menetapkan empat jalur karir, meliputi perawat klinik, menajemen,
pendidik, dan peneliti. Namun, model ini melakukan modernisasi pada
2006 , yang tertuang dalam Career Pathways. Ada lima Career
Pathways, yaitu Family and Public Helath, Acute and Critical Care,
First Contact, acces, and urgent care, Supporting Long-Term Care,
Mental Helath and Psychosocial Care.
2.3.4 Model Carier Pathways di Jepang dan Thailand
6

Karir perawat dijepang terdiri atas beberapa tingkatan yang


meliputi perawat generalis dan advanced spesialis. Perawat general
memiliki beberapa tingkatan yang meliputi Licensed Practical Nurse
(LPN), Registred Nurse (RN), Public Health Nurse (PHN), dan Bidan.
Lisensi lanjutan bagi perawat di Jepang meliputi Certified Nurse (CN),
Certified Nurse Admnitrator (CNA), dan Clinical Nurse
Specialist(CNS).
2.4 Jenjang Karir Keperawatan Di Indonesia
Jenjang karir untuk keperawatan di Indonesia telah disusun oleh PPNI
bersama dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes
RI)dalam bentuk “Pedoman Jenjang Karir Perawat” Tahun 2006. Di
dalamnya dijelaskan bahwa penjenjanga karir bagi perawat profesional yang
meliputi perawat klinik, perawat manajer, perawat pendidik, dan perawat
peneliti (Suroso, 2011).
2.4.1 Perawat Klinik I (PK I)
Perawat klinik I (Novice) adalah perawat lulusan D-III telah memiliki
pengalaman kerja 2 tahun atau Ners (lulusan S-1 keperawatan plus
pendidikan profesi) dengan pengalaman kerja 0 ahun, dan mempunyai
setifikat PK-I.
2.4.2 Perawat Klinik II (PK II)
Perawat klinik II (Advence Beginner) adalah perawat lulusan D-III
keperawatan dengan pengalaman kerja 5 tahun atau Ners( lulusan S-1
Keperawatan plus pendidikan profesi ) dengan pengalaman kerja 3
tahun, dan mempunyai sertifikat PK-II.
2.4.3 Perawat Klinik III (PK III)
Perawat klinik III (Competent) adalah perawat lulusan D-III
keperawatan dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners( lulusan S-1
Keperawatan plus pendidikan profesi ) dengan pengalaman klinik 6
tahun atau Ners Spesalis dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan
memiliki sertifikat PK-III. Bagi lulusan D-III keperawatan yang tidak
7

melanjutkan ke jenjang S-1 keperawatan tidak dapat melanjutkan ke


jenjang PK-IV dan seterusnya.
2.4.4 Perawat Klinik IV (PK IV)
Perawat klinik IV (Proficient) adalah Ners( lulusan S-1 Keperawatan
plus pendidikan profesi ) dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners
Sepsialis dengan pengalaman kerja 2 tahun, dan memiliki sertifikat PK-
IV, atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 0 tahun.
2.4.5 Perawat Klinik V (PK V)
Perawat klinik V (Expert) adalah Ners Spesialis dengan pengalaman
kerja 4 tahun atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 1
tahun, dan memiliki sertifikat PK- V.

Gambar 1. Model Jenjang Karir Perawat


Menurut Puspitaningrum (2017), Perawat Klinik memiliki fungsi dan tugasnya
masing-masing, yaitu sebagai berikut :

Jenjang Karir Perawat Fungsi Deskripsi


Perawat Klinis I (PK-I) a. Memberikan asuhan a. Menguasai
keperawatan dasar konsep teoritis bidang
dan umum kepada keperawatan umum
pasien. dan mampu
b. Memberikan menyelesaikan
pendidikan kepada masalah-masalah
8

pasien sehubungan yang prosedural.


dengan prosedur b. Mempu
keperawatan yang mengelola kelompok
diakukan. kerja dengan teman
sejawat dan
menyusun laporan
tertulis.
c. Bertangung
jawab pada pekerjaan
sendiri dan dapat
diberi tanggung jawab
atas pencapaian hasil
kerja sendiri
d. Memerlukan
supervisi ketat dalam
melaksanakan asuhan
kepeawatan pasien
e. Memperhatikan
asuhan keperawatan
dasar dan bersifat
rutin.
f.Mulai
mengembangkan
komunikasi dan
keterampilan
pengkajian pasien
Perawat Klinis II (PK- a. Melaksanakan a. Mampu
II) asuhan keerawatan mengaplikasikan
dasar untuk setiap bidang keperawatan
area praktik (sesuai area praktik)
keperawatan. dan memanfaatkan
9

b. Mengelola asuhan IPTEK dan atau seni


dan pelayanan dalam menyelesaikan
keperawatan masalah pasien serta
sekelompok pasien mampu beradaptasi
pada unit ruang rawat terhadap situasi yang
c. Memberikan dihadapi.
pendidikan kesehatan b. Menguasai konsep
kepada pasien dan teoritis bidang
keluarga serta kepada keperawatan khusus
peserta didik dalam area praktek serta
tim pembimbing atau mampu
pendidik klinik. menyelesaikan
d. Membuat laporan masalah prosedural.
kasus yang sederhana c. Mampu mnegambil
yang menjadi keputusan yang tepat
tanggung jawabnya. berdasarkan analisis
data dan informasi
tentang kondisi
pasien.
Perawat Klinis III (PK- a. Mampu melakukan
III) peenlitian,
menyelesaikan
permasalhan IPTEK
dalam bidang
keilmuwan
keperawatan melalui
pendekatan disiplin
keperawatan.
b. Mampu mengambil
keputusan strategis
dengan akuntabilitas
10

dan tanggung jawab


pebuh atas semua
aspek yang berada
dibawah tangung
jawab bidang
keperawatannya.
c. Memperlihatkan
kompetensi,
mempergunakan
proses keperawatan
tanpa supervisi.
d. Mampu
merencanakan dan
mengorganisir
tujuan jangka
panjang dan pendek.
e. Memperlihatkan
arahan dalam
kegiatan.
f. Siap menerima
tanggung jawab
kepemimpinan.
g. Memperlihatkan
perkembangan
keterampilan
komunikasi dengan
baik.
h. Bertukar (share) ide-
ide dan pengethauan
dengan perr-nya.
Perawat Klinis IV (PK- a. melakukan asuhan a. Memberikan
11

IV) keperawatan keperawatan dasar


spesialis secara pada klien dengan
mandiri. lingkup
b. Mengelola keperawatn :
pelayanan medikal bedah,
keperawatan maternitas,
terhadap pediatrik, jiwa,
sekelompok pasien komunitas, gawat
pada area darurat, dengan
manajemen yang komplikasi.
luas. b. Melakukan tindakan
c. Melaksanakan dan keperawatan khusus
mengelola dengan resiko.
pendidikan c. Meakukankonseling
keperawatan kepada kepada pasien.
pasien, keluarga, d. Melakukan rujuakn
teman sejawat, dan keperawatan.
peserta didik. e. Melaukan askep
d. Melaksanakan dengan keputusan
penelitian secara mandiri
keperawatan sesuai (tanpa bimbingan).
bidang keahliannya. f. Melakukan
dokumentasi askep.
g. Melakukan
kolaborasi dengan
profesi lain.
h. Memberikan
pendidikan
kesehatan bagi
pasien dan keluarga
pasien.
12

i. Mengidentifikasi hal-
hal yang perlu
diteliti lebih lanjut.
Perawat Klinis V (PK- a. Memberikan askep
V) khusus atau
subspesialisasi dalam
lingkup medikal
bedah, maternitas,
pediatrik, jiwa,
komunitas, dan gawat
darurat
b. Melakuakn tindakan
tanpa supervisi.
c. Melakukan
dokumentasi askep.
d. Berperan sebagai
peneliti
e. Berperan sebagai
konsultan dalam
lingkup bidangnya.

2.5 Manajemen Karir Oleh Organisasi


Perawat sebagai individu yang merupakan SDM yang bekerja pada suatu
rumah sakit menginginkan para penyelenggara pelayanan kesehatan atau
pimpinan ruma sakit memainkan perannya secara aktif dalam pengembangan
karir. Diperlukan pengorganisasian yang baik agar jenjang karir dapat
terlaksana dengan baik. Pengorganisasian jenjang karir dirumah sakit
melibatkan beberapa unsur terkait, yaitu pimpinan ruah sakit, kepala bidang
keperawatan, komite keperawatan dan unit kerja terkait lainnya
(Puspitaningrum, 2017).
2.5.1 Pimpinan atau Direktur RS
13

Merupakan penanggung jawab utama dalam pelaksanaan jenjang karir


perawat. Adapun peran dan fungsi pimpinan rumah sakit dalam
implementasi jenjang karir sebagai pengarah dan pembuat kebijakan
utama dalam menerbitkan surat keputusan tentang implementasi jenjang
karir. Tugas dari direktur RS ialah sebagai berikut :
a. Membuat surat keputusan tentang implementasi jenjang karir perawat
dirumah sakit.
b. Memberi arahan kepada Kepala Bidang Keperawatan, Komite
Keperawatan dan unit terkait lainnya dalm rangk aimplementasi
jenjang karir perawat.
c. Menerbitkan Surat Keputusan Penugasan Klinik bagi setiap perawat
atas rekomendasi Komite Keperawatn.
d. Menerbitkan Surat Keputusan Pencabutan Kewenangan Klinis
sekaligus.
e. Penugasan klinik atas rekomendasi Komite Keperawatan.
f. Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi program pengembangan
profesional berkelanjutan bagi perawat yang dilaksanakan oleh RS
(sesuai dengan ketentuan yang berlaku).
g. Menerima laporan berkala pelaksanaan implementasi jenjang karir
perawat di RS.

2.5.2 Bidang Keperawatan


Implementasi jenjang karir perawat merupakan tangung jawab
Bidang Keperawatan dalam rangka melakukan fungsi manajemen
keperawatan yaitu ketenagaan (staffing). Tugas dari Bidang Keperawatan
ialah sebagai berikut :
a. Melakukan seleksi perawat baru (sesuai kebijakan RS).
b. Melakukan magang bagi perawat baru.
c. Melakukan mapping bagi perawat la,a.
d. Melakukan assesment kompetensi (sesuai kebutuhan).
14

e. Pada kahir magang bagi perawat baru untuk memberi pengakuan


sebagai PK-I dan pada perawat sesuai hadil mapping untuk validasi
dan pengakuan terhadap penjenjangan hasil mapping .
f. Mengelola penugasan kerja bagi setiap perawat setelah memperoleh
“penugasan klink” sebagai hasil kredenseling.
g. Melakukan supervisi klinik melalui proceprotship.
h. Melakukan penilaian kinerja bagi setiap perawat.
i. Melakukan monitoring evaluasi terhadap implementasi jenjang karir
perawta di RS.
2.5.3 Komite Keperawatan
Betrangggung jawab terhadap profesionalisme kerja perawat sehingga
dapat melaksanakan tugas dengan jenjang kewenangannya. Beikut adlaah
tugas Komite Keperawatan :
a. Melakukan proses kredensialing bagi setiap perawat yang
mengajukan surat permohonan kredensial.
b. Membuat rekomendasi hasil assesment kompetensi (disepakati),
review, verifikasi bagi yag berhak untuk diterbitkan penugasan klnis
oleh direktur RS.
c. Memelihara profesinalisme perawat melalui pembinaan mutu profesi
dengan melakukan audit mutu profesi dan identifikasi kebutuhan
pengembangan profesionalisme berkelanjutan bagi perawta (CPD).
d. Melakukan pembinaan tuga spemberian asuhan keperawatan. Jika
terjadi pelanggaran terhadap standar dan merugikan pasien maka
dilakukan kredensial dan merekomendasikan untuk pencabutan
kewenangan klinis sehingga penugasan klinik tidak dapat
dipergunakan.
e. Melakukan program pembinaan khusus (proctoring) sesuai
permintaan.
f. Melakukan monitoring evaluasi terhadap proses kredensialing
peningkatan mutu profesi dan pembinaan etik-disiplin.
2.6 Prinsip-Prinsip Dalam Pengembangan Karir Perawat
15

Sumijatun (2010) menjelaskan beberapa prinsip yang dalam pengembangan


karir perawat, yaitu sebagai berikut :

a. Kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari lulusan D III keperawatan.


Mengingat perawat yang ada pada saat ini sebagian besar lulusan SPK,
maka perlu dilakukan penanganan khusus dengan memperhatikan
penghargaan terhadap psofesi, uji kompetensi dan sertifikat.
b. Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk
melaksanakan asuhan keperawatan yang akuntabel dan etis sesuai dengan
batas kewenangan praktik dan kompleksitas masalah pasien atau klien.
c. Penerapan asuhan keperawatan, fungsi utama perawat klinik adalah
memberikan asuhan keperawatan langsung sesuai standar praktik dan kode
perawat.
d. Kesempatan yang sama, setiap perawat klinik mempunyai kesempatan
yang sama untuk meningkatkan karir sampai jenjang karir profesional
tertinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Standar profesi, dan memberikan asuhan keperwatan mengacu pada
standar praktik keperawatan dan kode etik.
f. Komitmen pimpinan, pimpinan di sarana kesehatan harus mempunyai
komitmen yang tertinggi terhadap pengembangan karir perawat. Sehingga
dapat dijamin kepuasan pasien atau klien serta kepuasan perawat dalam
pelayanan keperawatan.
2.7 Manfaat Jenjang Karir Dalam Keperawatan
Marquis dan Huston dalam Puspitaningrum (2017) mengelompokkan
manfaat penjenjangan karir dalam perawat ke dalam lima hal, yaitu :
2.7.1 Pengembangan Karir
Sistem jenjang karir menunut manajemen organisasi untuk
meciptakan jalur karir termasuk cara yang dapat ditempuh oleh
pegawainy agar dapat mencapai karir tersebut. Sistem jenjang karir juga
bermanfaat dalam memperbaiki moral perawat melalui kepuasan kerja
akibat pekerjaan yang dilakukan.
2.7.2 Pengakuan
16

Sistem jenjang karir klinik dapat meningkatkan pengakuan dari


profesi lain terhadap perawat dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien. Bentuk pengakuan yang tampak adalah memberi
kesempatan kepada staff untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan, peningkatan kewenangan dan otonomi mengenai kehidupan
kerja mereka. Pengakuan dan suasana kerja yang baik antara perawat
dengan profesi lain seperti dokter, dapat menurunkan stress kerja dan
meningkatkan kepuasan kerja perawat.
2.7.3 Penghargaan
Pengembangan karir yang paling mendasar adalah program
perencanaan financial yang kemungkinan akan sangat mengutungkan
staf. Sistem jenjang karir klinik memungkinkan adanya pernghargaan
dalam bentuk kenaikan jenjang dan peningkatan penghasilan sebagai
dampak dari terpenuhinya kompetensi yang diharapkan.
2.7.4 Pekerjaan Yang Menantang
Program karir yang kontinu dan menantang bagi pegawai mencakup
dukungan untuk mencapai tingkat yang lebih maju dan sertifikasi serta
keterampilan spesialis dan pemindahan pekerjaan. Jenjang karir klinik
mengandung konsekuensi dan tanggung jawab yang senakin besar pada
tiap levelnya. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai tantangan bagi perawat
untuk terus berkembang dan mengurangi kebosanan dalm pekerjaannya.
2.7.5 Promosi
Promosi yang dimaksud adalah promosi dalam hal peningkatan posisi
ke level yang lebih tinggi, sehingga biasanya diikuti dengan kenaikan
gaji . promosi berkaitan erat dengan peningkatan status, perubahan titel,
kewenangan yang lebih banyak, dan tanggung jawab yang lebih besar.
Sehingga jejang karir menjadi acuan dalam menentukan kebijakan
promosi.
17

Bab 3
Penutup

3.1 Kesimpulan
18

a. Jenjnag karir perawat adalah suatu sistem yang digunakan untuk


memenuhi kepuasan kerja perawat.
b. Jenjang karir keprawatan di Indonesia berdasarkan pedoman jenjang karir
yang disusun oleh PPNI dan Depkes pada tahun 2006 merumuskan bahwa
jenjang karir perawat dibagi menjadi 5 yaitu Perawat Klinik I, Perawat
Klnik II, Perawat Klinik III, Perawat Klinik IV, dan Perawat Klink V
denga fungsi dan tugas yang berbeda.
c. Jenjang karir perawat bermanfaat dalam hal pengembangan karir,
pengakuan, penghargaan, pekerjaan yang menantang, dan promosi .
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna. Untuk perbaikan
kedepan, penulis akan lebih fokus dan detail dalam hal menjelaskan topik
pada makalah yang akan dibuat dengan sumber-sumber yang lebih banyak,
dan dapat dipertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai