Anda di halaman 1dari 18

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: https://www.researchgate.

net/publication/322274444 

Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Pertanyaan yang Dipandu 


Artikel · Mei 2017 
KETERANGAN 2 
BACA 368 
4 penulis: 
Beberapa penulis publikasi ini juga mengerjakan proyek terkait ini: 
Fatchur Rohman State University Malang 
31 PUBLIKASI 21 CITASI 
LIHAT PROFIL 
Semua konten yang mengikuti halaman ini diunggah oleh Siti Zubaidah pada tanggal 05 Januari 2018. 
Pengguna telah meminta peningkatan file yang diunduh. 
Rizhal Hendi Ristanto Jakarta State University 
5 PUBLIKASI 5 KATEGORI 
MELIHAT PROFIL 
Mohamad Amin Universitas Negeri Malang 
65 PUBLIKASI 31 CITASI 
LIHAT PROFIL 
Mikrobiologi Lihat proyek 
Cirsa Learning Lihat proyek 
Siti Zubaidah Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia 
182 PUBLIKASI 142 CITASI 
LIHAT PROFIL 
 
Jurnal Internasional Penelitian dan Tinjau www.gkpublication.in E-ISSN: 2349-9788; P-ISSN: 2454-2237 
Penelitian Awal Artikel 

Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Guided Inquiry 


Rizhal Hendi Ristanto1, Siti Zubaidah2, Mohamad Amin2, Fatchur Rohman3 
1 Program Pascasarjana Utama, Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang, Dosen Indonesia., Departemen 
Biologi, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia 2Prof., Departemen Biologi, Universitas Negeri Malang, Indonesia 
3Dr., Departemen Biologi, Universitas Negeri Malang, Indonesia 
Koresponden Penulis: Rizhal Hendi Ristanto 

ABSTRAK 
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  dampak  dari  instruksi  inkuiri  terbimbing  pada  literasi  sains 
dalam Konsep Dasar Biologi untuk Kursus Sekolah Dasar. Partisipan dalam penelitian ini adalah 59 siswa 
program  Pendidikan  Guru  Sekolah  Dasar  di  Universitas  Pakuan,  Indonesia.  Penelitian  ini  dilakukan 
selama  satu  semester.  Jenis  penelitian  adalah  quasi-experiment  dengan  faktor  acak.  Indikator  yang 
digunakan  untuk  literasi  keilmuan  mengacu  pada  PSIA,  mengidentifikasi  isu-isu  ilmiah,  menjelaskan 
fenomena  ilmiah,  dan  menggunakan  bukti-bukti  ilmiah.  Data  yang  digunakan  adalah  hasil  dari  pra  dan 
pasca  tes  keaksaraan  ilmiah.  Ancova  digunakan  dilanjutkan  dengan  uji  LSD  (Least  Significance 
Different).  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  instruksi  inkuiri  terbimbing  memberikan  dampak  yang 
lebih baik pada literasi sains siswa daripada pembelajaran konvensional. 
Kata kunci: Inkuiri terbimbing, keaksaraan Ilmiah, pembelajaran Biologi 
1. PENDAHULUAN 
Pada  abad  21,  ada  permintaan  bagi  individu  untuk  dapat  mengikuti  perkembangan  sains 
dan  teknologi  (Ozdem  et  al.,  2010).  Ilmu  pengetahuan  memiliki  pengaruh  signifikan  terhadap 
kehidupan  pribadi  masyarakat  dan  ekonomi  global.  Agar  berhasil  di  abad  ini,  siswa  harus 
memiliki  keaksaraan  sains  yang  baik  dan  prinsip  belajar  seumur  hidup  (Glynn  &  Muth,  1994). 
Kemampuan  literasi  yang  baik  akan  membiasakan  siswa  untuk  tidak  hanya  belajar  membaca 
tetapi  membaca  untuk  belajar  dan  memiliki  kemampuan  untuk  memahami  bacaan  (Kuhlthau, 
2010).  Literasi  ilmiah  adalah  suatu  keharusan  bagi  setiap  individu  untuk  memiliki  kesempatan 
yang  lebih  besar  untuk  beradaptasi  dengan  dinamika  hidup  dan  untuk  meningkatkan 
pembangunan suatu bangsa (Genc, ​2015; Jurecki & Wander, 2012; Turgut, 2007). 
Konsep  keaksaraan  ilmiah  pada  awalnya  diperkenalkan  oleh  Hurd  (1958)  dan  McCurdy 
(1958)  dalam  dunia  pendidikan  (Bacanak  dan  Gokdere,  2009).  Keaksaraan  ilmiah  didefinisikan 
sebagai  kemampuan  individu  untuk  memahami  dan  menggunakan  pengetahuan  di  bidang  sains 
(Dani,  2009;  Cansiz  et  al,  2011;  Cavas  et  al.,  2013).  Definisi  lain  menyatakan  bahwa  literasi 
sains  adalah  sikap  pemahaman  seseorang  pada  sains  dan  kemampuan  untuk  menerapkannya 
dalam  kehidupan  sehari-hari  (Eisenhart  et  al,  1996;  Hurd,  1998;  De  Boer,  2000).  Komponen 
literasi  saintifik  terdiri  dari  kemampuan  untuk  mengidentifikasi  pertanyaan  dan  menarik 
kesimpulan  berdasarkan  fakta  untuk  memahami  sifat,  untuk  berkomunikasi  secara  lisan  atau 
tertulis  dan  untuk  membuat  keputusan  dari  perubahan  yang  terjadi  karena  aktivitas  manusia 
sehingga  memiliki  sikap  dan  kepekaan  yang  tinggi  terhadap  diri  dan  lingkungan  (Toharudin  et 
al., 2011). 
International Journal of Research & Review (www.gkpublication.in) 23 
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017 
 
Rizhal Hendi Ristanto dkk. Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Guided Inquiry 

Dalam  proses  pembelajaran  sains,  siswa  harus  diberikan  literasi  sains  yang  baik 
(Hoolbroke  &  Rannikmae,  2009),  termasuk  para  siswa  yang  mendaftar  di  program  guru.  Calon 
guru  yang  berperan  sebagai  agen  perubahan  memiliki  peran  penting  dalam  memberikan 
pelajaran  sains  kepada  siswa  untuk  mencapai  tujuan  pembelajaran  sains  (Ozdem  et  al,  2010). 
Oleh  karena  itu,  diharapkan  para guru juga memiliki literasi sains yang baik (Cavas et al., 2013). 
Beberapa  hasil,  bagaimanapun,  menunjukkan  bahwa  literasi  sains tidak seperti yang diharapkan. 
Misalnya,  penguasaan  guru  pada  kemampuan  sains  dan  penerapannya  dalam  pembelajaran 
sangat  rendah  (Budiastra,  2011).  Dalam  proses  belajar,  guru  belum  menghubungkan  materi 
pembelajaran  dengan  kehidupan  sehari-hari  (Ayas  et  al.,  2001).  Di  sisi  lain,  guru  sekolah  dasar 
dan  guru  pra-layanan  tidak  memiliki  literasi  sains  yang  baik  (Çepni,  1997;  Çepni  &  Bacanak, 
2012;  Sujana,  2014).  Literasi  keilmuan  siswa  di  Indonesia  berada  dalam  kategori  rendah  dan 
proses  pembelajaran  belum  optimal  dalam  meningkatkan  literasi  sains  (Dahtiar,  2015).  Literasi 
ilmiah  siswa  di  Indonesia  dalam  aspek  konten,  proses  dan  konteks adalah kategori rendah (Odja 
& Payu, 2014; Suciatiet al, 2013). 
Upaya  yang  dapat  dilakukan  oleh  guru  dalam  meningkatkan  literasi  sains  adalah  dengan 
meningkatkan  kualitas  pembelajaran  (Sujana,  2014).  Sebuah  model  pembelajaran  diperlukan 
untuk  mengembangkan  kemampuan  dan  keterampilan  untuk  menjadi  kreatif  dalam 
menggunakan  pengetahuan  berdasarkan  bukti  ilmiah,  terutama dalam kehidupan sehari-hari, dan 
kemampuan  diri  dalam  memecahkan  masalah  dan  membuat  keputusan  ilmiah  yang  tepat  dan 
bertanggung  jawab  (Holbrook  &  Rannikmae,  2009).  Melalui  proses  penyelidikan,  literasi  sains 
dapat  ditingkatkan  (Carlson,  2008;  Gormally  et  al,  2009,  Adolphus;  dkk,  2012).  Beberapa 
penelitian  menunjukkan  bahwa  pembelajaran  inkuiri  terbimbing  dapat  meningkatkan  literasi 
sains siswa (El Islami, 2013; Ngertini, et al, 2013). 
Intruksi  inkuiri  terbimbing  adalah  model  pembelajaran  yang  potensial  untuk 
dikembangkan  dalam  pembelajaran  biologi  (Bialangi  et  al.,  2016;  Ristanto,  2011).  Model 
pembelajaran memberikan 
Jurnal Riset & Tinjauan Internasional (www.gkpublication.in) 24 
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017 
menekankan  pada  siswa  untuk  belajar  melalui  tahapan  untuk  mendapatkan  pengetahuan melalui 
proses  metode  ilmiah,  yang  merumuskan  masalah,  mengusulkan  hipotesis,  mengumpulkan data, 
memverifikasi  hasil,  dan  generalisasi  dengan  menarik  kesimpulan.  Dalam  proses  inkuiri 
terbimbing,  peran  guru  adalah sebagai mentor dalam proses pengambilan keputusan (Matthew & 
Keneth,  2013;  Obomanu  dkk,  2014,  Oghenevwede,  2010).  Dalam  prosesnya,  siswa  dan  guru 
bekerja  bersama  untuk  merumuskan  masalah  dan  mengembangkan  jawaban.  Kegiatan  tersebut 
dapat  melatih  siswa  untuk  mengembangkan  sikap  tanggung  jawab  dan  kemampuan  kognitif 
(Bilgin,  2009).  Selain  itu,  kegiatan  inkuiri  juga  melatih  siswa  untuk  terlibat aktif dalam mencari 
konsep  dan  prinsip  materi  yang  dipelajari  (Kubicek,  2005).  Penggunaan  artikel  dalam  proses 
pembelajaran  inkuiri  dapat  membantu  siswa  untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami 
teks.  Selain  itu,  membaca  juga  dapat  mengembangkan  pengetahuan  mereka  sendiri  (Baer  et  al, 
2008; Maulis et al, 2011). 
Berdasarkan  pembelajaran  karakteristik  dan  kursus  model  pembelajaran,  pembelajaran 
inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang tepat untuk Konsep Dasar Biologi untuk 
Sekolah  Dasar.  Karena  proses  pembelajaran  akan  membutuhkan  suatu  kegiatan  yang  dapat 
mengubah  siswa  untuk  menemukan  konsep  melalui  kreativitas  langsung,  instruksi  inkuiri 
terbimbing  diharapkan  dapat  meningkatkan  literasi  sains.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk 
mengetahui  pengaruh  pembelajaran  inkuiri  terbimbing  terhadap  literasi  sains  siswa  di 
Universitas  Pakuan,  Indonesia.  Hipotesis  yang  digunakan  dalam  penelitian  adalah  bahwa 
instruksi inkuiri terbimbing mempengaruhi literasi sains siswa. 
2. METODOLOGI 
Penelitian  ini  menggunakan  desain  penelitian  quasi  eksperimen  dengan  desain 
pretest-posttest  non-equivalent  control  group  design.  Variabel  independen  dalam  penelitian 
adalah  instruksi  inkuiri  terbimbing  dan  model  konvensional,  sedangkan  variabel  terikat  adalah 
literasi saintifik. 
 
Rizhal Hendi Ristanto dkk. Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Guided Inquiry 
Tabel 1. Desain Eksperimental dari Pretest Acak - Post-test Control Group 
Pretest Treatmentspostest yang 

Pertanyaan tesdigunakan terdiri dari 40 pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda mengacu pada T 




2 T 




4 Catatan: T 
1,3 
= Pretest T 
2,4 
= Post-test X 

= Instruksi penyelidikan terpandu X 

= Pembelajaran konvensional 

3. Populasi Penelitian dan Contoh 


Jurnal Internasional Penelitian & Tinjauan (www.gkpublication.in) 25 
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017 
jenis  pertanyaan  dari  PISA.  Pertanyaan-pertanyaan  meliputi  konten,  konteks  dan  aspek  proses. 
Dalam  pelaksanaannya,  siswa  diberi  satu  set  pertanyaan  keaksaraan  ilmiah  yang  akan  selesai 
dalam 90 menit. 
Populasi  penelitian  adalah semua siswa pada semester pertama program Pendidikan Guru 
Sekolah  Dasar,  Fakultas  Keguruan  dan  Ilmu  Pendidikan,  Universitas  Pakuan,  Indonesia  dengan 
total  300  siswa.  Pengambilan  sampel  dilakukan  secara  acak  di  mana  uji  statistik  dari  tes 
pengelompokan  dilakukan  sebelumnya  berdasarkan  data  skor  masuk  perguruan  tinggi.  Itu 
dilakukan  untuk  memastikan  tingkat  kesetaraan  kelas.  Selanjutnya, seleksi acak dilakukan untuk 
menentukan  1  kelompok  eksperimen  dan  1  kelompok  kontrol.  Jumlah  sampel  yang  terlibat 
dalam penelitian ini adalah 59 siswa. 
5. Pengumpulan Data 
Proses  penelitian  dilakukan  pada  pertemuan  pertama.  Sebelumnya,  mahasiswa  telah 
diberikan  penjelasan  terkait  kontrak  studi  dan  proses  perkuliahan  yang  akan  dilakukan.  Dalam 
tahap  persiapan,  kegiatan  diskusi  dilakukan  untuk  membahas  tentang  perkuliahan  alat  dan 
instrumen  yang  digunakan  dan  langkah-langkah  dalam  pembelajaran  inkuiri  terbimbing. 
Kegiatan  ini  dilakukan  agar  mahasiswa  dan  dosen  memahami  dan  memiliki  pemahaman  yang 
baik.  Penelitian  ini  dilakukan  selama  satu semester dengan 8 (delapan) mata pelajaran dan setiap 
kuliah diamati mengenai 
4. InstrumenPenelitian yang 
Instrumendigunakan dalam penelitian, 
pelaksanaan rencana perkuliahan. Delapan subyek dijelaskan dalam Tabel 2. 
adalah kuesioner tes pengetahuan keaksaraan. 
Tabel2: Bahan Dasar Konsep Biologi untuk Sekolah Dasar Kursus ada Kompetensi Dasar 
Course Material 
1. Jelaskan sel sebagai unit struktural dan fungsional dari organisme dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari 
▪ Sel 
▪ Sejarahsel 
▪sel organell (sitoplasma, nukleus, ribosom, RE, golgi tubuh, vakuola, vesikel dilapisi, lisosom, peroksisom, mitokondria, plastid, 
sitoskeleton, centriole, silia, dan flagela), membran sel dan dinding sel 
▪ Perbedaan antara sel-sel hewan dan sel tumbuhan 2. Jelaskan sel reproduksi 
dan menerapkannya dalam 
kehidupan sehari-hari 
▪ Pembelahan sel langsung (biner) 
▪ Mitosis 
▪ Meiosis 3. Menjelaskan dasar-dasar klasifikasi dan keragaman organisme 
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari 
▪ Dasar-dasar klasifikasi 
▪ Virus 
▪ Monera 
▪ Bryophyta dan pterydophyta 
▪ Tanaman berbunga (Angiospermand gymnosperm) 4. Jelaskan klasifikasi 
hewan vertebrata dan invertebrata dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari 
▪ Hewan invertebrata (Phylum Protozoa, Por ifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nematelminthes, Anelidae, Arthropdha, 
Echinodermata, Moluska) 
▪ Hewan vertebrata (Pisces, Amphibia, Reptile, Aves, Mammalia) 5. Jelaskan 
berbagai fungsi hewan I ▪ Sistem pencernaan 
▪ Sistem pernapasan 
▪ Sirkulasi sistem 6. Jelaskan berbagai fungsi hewan II 
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari 
▪ Sistem reproduksi ▪ Sistem 
saraf 
▪ Sistem pergerakan 7. Menggambarkan berbagai fungsi tanaman I dan 
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari 
▪ Sistem jaringan dan organ di tanaman berbunga 
▪ Reproduksi tanaman berbunga ( vegetatif dan generatif) 8. Jelaskan berbagai 
fungsi di pabrik II dan 
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari 
▪ Pertumbuhan dan perkembangan 
▪ Fotosintesis 

6. Analisis Data Data 


penelitian dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Sebelum analisis data 
dilakukan,  data  sebelumnya  diuji  untuk  asumsi  Ancova  terdiri  dari  uji  normalitas  data  dan 
varians homogenitas 
 
Rizhal Hendi Ristanto et al. Literasi Ilmiah Siswa yang Dipelajari MelaluiInkuiri 

TesTerbimbing. Uji normalitas menggunakan One-Sample 


7. Temuan Tes Kolmogorov-Smirnov, 
sedangkan 
Rangkuman hasil uji Ancova dari uji 
homogenitas menggunakan Levene's Test dari 
pengaruh instruksi inkuiri terbimbing pada 
Kesetaraan Varians Kesalahan. Tes adalah 
literasi keilmuan siswa disajikan dalam 
menggunakan program analisis statistik 
Tabel 3. dari SPSS 18.0 untuk Windows, 
dengan tingkat signifikansi 0,5%. 
Tabel 3: Hasil tes Ancova pengaruh instruksi inkuiri terbimbing pada literasi sains siswa Tipe Sumber III Jumlah Kuadrat Df 
Mean Square F Sig. Model yang Dikoreksi 6853,955a 2 3426,978 55,073, 000 Intercept 2721,022 1 2721,022 43,728, 000 Pretest 
1147,542 1 1147,542 18,442, 000 Learning_Model 4470,016 1 4470,016 71,835, 000 Kesalahan 3484,643 56 62.226 Total 
280460,323 59 Total yang Dikoreksi 10338,598 58 a. R Squared =, 663 (Adjusted R Squared =, 651) 

Seperti  yang  ditunjukkan  pada  Tabel  3,  hasil  uji  Ancova  menunjukkan  bahwa  model 
pembelajaran  memiliki  pengaruh  pada  literasi  sains  dengan  sig.  nilai  0,000,  yang  kurang  dari 
alpha  0,05.  Hipotesis  penelitian  menyatakan  bahwa  ada  pengaruh  perbedaan literasi sains antara 
instruksi  inkuiri  terbimbing  dan  pembelajaran  konvensional  diterima;  Dengan  demikian,  dapat 
disimpulkan  bahwa  model  pembelajaran  memiliki  pengaruh  terhadap  literasi  sains.  Selanjutnya, 
tes tindak lanjut dilakukan dengan menggunakan tes LSD seperti yang disajikan pada Tabel 4. 
Tabel 4 Hasil uji LSD pengaruh penerapan model pembelajaran pada keaksaraan sains siswa 
Kelas Rata-rata Rata-rata Peningkatan 
Pretes et 

Jurnal Internasional Penelitian & Tinjauan (www. gkpublication.in) 26 


Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017 
kelompok  siswa,  instruksi  inkuiri  terbimbing  dilaksanakan,  sedangkan  pembelajaran 
konvensional  dilaksanakan  pada  kelompok  kontrol  siswa  yang  belajar  biologi.  Pembelajaran 
konvensional  adalah  pembelajaran  yang  biasa  diterapkan  dalam  program  Konsep  Dasar  Biologi 
untuk  Sekolah  Dasar.  Proses  pembelajaran  konvensional  diterapkan  melalui  presentasi  oleh 
dosen  dan  siswa  sebagai  penonton  memperhatikan  ceramah  dan  biasanya,  mereka  diberi 
kesempatan untuk bertanya atau mengajukan masalah untuk diskusi. 
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  penerapan  pembelajaran  inkuiri  terbimbing  lebih 
efektif dalam meningkatkan kemampuan 
Konvensional 54 58 Model 
inkuiri terbimbing. 57,66 6,78% 

literasi sains di kalangan siswa. Hasilnya mengkonfirmasi beberapa hasil penelitian yang relevan 
bahwa ada hubungan yang kuat antara pembelajaran inkuiri terbimbing dan literasi sains. 
Pembelajaran inkuiri terbimbing telah terbukti mampu meningkatkan literasi sains secara efektif 
(Gormally et al, 2009, Adolphus dkk, 2012, El Islami, 2013; Ngertini, dkk, 2013, Carlson, 2008). 
Model pembelajaran mampu meningkatkan literasi sains sebesar 33,40%, sedangkan 
pembelajaran konvensional memberikan peningkatan 6,78%. Salah satu faktor yang 
mempengaruhi literasi sains adalah model pembelajaran yang digunakan dan waktu yang 
diperlukan untuk belajar sains (Hariadi, 2009). Potensi peningkatan literasi sains dijelaskan 
dalam sintaks instruksi inkuiri terbimbing. Tes pasca 
58 77 77,37 33,40% 
Perbedaan peningkatan literasi sains 26,62% 

Berdasarkan  hasil  uji  LSD  pada  Tabel  4,  dapat  dilihat  bahwa  pencapaian  literasi  sains  siswa  di 
kelas  eksperimen  secara  signifikan  lebih  tinggi  daripada  kelas  kontrol.  Kelas  yang  diajarkan 
dengan  instruksi  inkuiri  terbimbing  memiliki perbedaan dalam peningkatan literasi sains 26,62% 
lebih tinggi daripada yang di kelas konvensional. 
8. PEMBAHASAN 
Pelaksanaan  model  pembelajaran  yang  berbeda  dalam  perjalanan  Konsep  Dasar  Biologi 
untuk Sekolah Dasar adalah dasar dari penelitian. Dalam percobaan 
 
Rizhal Hendi Ristanto dkk. Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Inkuiri Terbimbing 

Penelitian  ini  menerapkan  instruksi  inkuiri  terbimbing  dengan  membentuk  kelompok 


heterogen.  Pengelompokan  dilakukan  sesuai  dengan  prinsip  pembelajaran  kooperatif. 
Pengelompokan  didasarkan  pada  hasil  pretest  siswa  yang  dilakukan  sebelum  pembelajaran 
Konsep  Dasar  Biologi  untuk  Sekolah  Dasar.  Dalam  satu  kelompok  ada  siswa  dengan  hasil 
pretest tinggi, sedang, dan rendah. 
Pembelajaran  inquiry  dimulai  dengan  interogasi.  Masalah  dilakukan dengan mengajukan 
pertanyaan  yang  berkaitan  dengan  materi  yang  sedang  dipelajari.  Selanjutnya,  siswa  menulis 
hipotesis.  Dosen  memainkan  peran  sebagai  fasilitator  dengan meninjau pertanyaan dan hipotesis 
terbuka.  Masalah  dan  proses  perumusan  hipotesis  adalah  kegiatan  yang  termasuk  dalam 
kompetisi  ilmiah  dalam  literasi  sains,  yang  mengidentifikasi  masalah-masalah  ilmiah. 
Kompetensi  terdiri  dari  kemampuan  untuk  mengenali  masalah  yang  dijelaskan  secara  ilmiah, 
mengidentifikasi  kata  kunci  untuk  mencari  informasi  ilmiah,  mengenali  bentuk  kunci  dari 
penyelidikan  ilmiah  (PISA,  2006).  Siswa  dilatih  untuk  peka  terhadap  masalah  yang  terkait 
dengan  materi  yang  dipelajari.  Selain  itu,  mereka  juga  belajar  menentukan  masalah  yang  bisa 
diselesaikan  melalui proses penyelidikan. Hipotesis yang diajukan memberi peluang bagi mereka 
untuk memberikan jawaban berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. 
Langkah  penting  dalam  inkuiri  terbimbing  adalah  proses  penyelidikan.  Proses  inquiry 
termasuk  kompetensi  literasi  sains,  yang  menjelaskan  fenomena  ilmiah.  Proses  pembelajaran 
melalui  aktivitas  inkuiri  dapat  meningkatkan  literasi  sains  siswa  (Wening,  2006).  Kegiatan 
inquiry dilakukan oleh siswa dalam kelompok untuk menggali lebih dalam untuk mengeksplorasi 
jawaban  dari  rumusan  masalah.  Selain  itu,  kegiatan  penyelidikan  dilakukan untuk membuktikan 
kebenaran  dari  hipotesis.  Penyelidikan  diarahkan  dengan  mencari  dan  mempelajari  dari  sumber 
artikel  yang  relevan.  Penyelidikan  berbasis  sumber  artikel  dapat  membantu  siswa  untuk 
meningkatkan  kemampuan  mereka  dalam  memahami  bacaan.  Dalam  proses  penyelidikan 
melalui studi membaca, siswa dapat mengembangkan pengetahuan mereka sendiri dari 
International Journal of Research & Review (www.gkpublication.in) 27 
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017 
makna dalam teks (Baer et al., 2008; Maulis, dkk., 2012). Jika memungkinkan, siswa juga 
diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dengan melibatkan objek yang diteliti secara 
langsung. Instruksi inkuiri terbimbing yang diterapkan dalam sains melatih siswa untuk belajar 
langsung dari lingkungan. Aktivitas interaksi langsung dengan sumber pembelajaran yang 
dilakukan melalui proses inkuiri dapat memperkuat kemampuan literasi sains siswa (Khasnabis, 
2008, Soepudin, 2014). Langkah berikutnya setelah penyelidikan adalah menarik kesimpulan 
dan diikuti dengan menulis laporan dan konsultasi dengan dosen untuk tinjauan pra-presentasi. 
Presentasi dilakukan agar siswa dapat mendiskusikannya melalui tanya jawab dan 
membandingkan hasil penelitian mereka. Kegiatan ini merupakan kompetensi ilmiah dalam 
literasi sains, yang menggunakan bukti ilmiah (PISA, 2006). Kegiatan pembelajaran inkuiri 
dalam penelitian tidak lepas dari unsur bahasa mulai dari proses perumusan masalah hingga 
penyajian hasil inkuiri. Aspek bahasa dianggap sebagai kunci keberhasilan literasi sains. Aspek 
bahasa terdiri dari membaca, menulis dan berkomunikasi (Norris & Phillips, 2002). Kegiatan 
inquiry dalam penelitian ini dilakukan dengan belajar dari sumber bacaan yang mendukung 
proses pemecahan masalah atau untuk mencari dan memproses informasi dari sumber 
pembelajaran lain. 
Implementasi  model  pembelajaran  dan  kualitas  waktu  yang  digunakan  dalam 
mempelajari  biologi  adalah  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  literasi  saintifik  seseorang 
(Hariadi,  2009).  Pelaksanaan  instruksi  inkuiri  terbimbing memberikan kesempatan kepada siswa 
untuk  belajar  lebih  banyak  tentang  Biologi  dibandingkan  dengan  mereka  yang  belajar 
konvensional.  Oleh  karena  itu,  pelaksanaan  instruksi  inkuiri  terbimbing  memberikan  hasil  yang 
lebih  jelas  dalam  meningkatkan  literasi  sains  dibandingkan  dengan  mereka  yang  belajar 
konvensional.  Inkuiri  terbimbing  adalah  model  pembelajaran  yang  mencakup  tiga  kompetensi 
ilmiah  dalam  literasi  sains.  Pelaksanaan  instruksi  inkuiri  dapat  menempatkan  siswa  menjadi 
seorang ilmuwan yang mencoba 
 
Rizhal Hendi Ristanto et al. Literasi Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Guided Inquiry 

memahami  sifat  sebagai  aplikasi  sains  dan  memberikan  penjelasan  tentang  apa  yang  telah 
mereka pelajari (Rakhmawan et al, 2015). 
9. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa instruksi inkuiri terbimbing 
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap literasi sains siswa. 
10. REFERENSI 
•  Adolphus.,  Telima.,  &  Rokoyu,  AA  Meningkatkan  literasi  sains  di  kalangan  siswa  sekolah 
menengah  melalui  integrasi  teknologi  informasi  dan  komunikasi.  ARPN  Jurnal  Sains  dan 
Teknologi. 2012; 2 (5): 44-448. 
•  Ayas,  A.,  Karamustafaoğlu,  O.,  Sevim,  S.,  &  Karamustafaoğlu,  S.  Fen  bilgisi  öğrencilerinin 
bilgilerini  günlük  yaşamla  ilişkilendirebilme  seviyeleri,  yeni  bin  yilin  başinda  türkiye'de  fen 
bilimleri  eğitimi  sempozyumu,  7-8  Eylül,  Maltepe Üniversitesi 2011 , İstanbul, Bildiriler Kitabı; 
2011. hal. 458-462. 
•  Bacanak,  A  &  Gokdere,  M.  Investigasi  tingkat  literasi  sains  calon  guru  sekolah  dasar.  Forum 
Asia-Pasific tentang Pembelajaran Sains dan Pengajaran. 2009; 10 (1); 1-10. 
•  Baer,  ​J.,  Baldi,  S.,  &  Ayotte,  K.  Literasi  Membaca  Siswa-Siswa  Kelas  Empat  AS dalam Hasil 
Konteks  Internasional  Dari  Kemajuan  2001  dan  2006  dalam  Studi  Literasi  Baca  Internasional 
(PIRLS). Departemen Pendidikan AS; 2008. 
•  Bialangi,  MS,  Zubaidah,  S.,  Amin,  M.,  &  Gofur,  A.Meningkatkan  hasil  belajar  biologi  siswa 
kemampuan  akademik  rendah  dengan  menggunakan  jigsaw  dan  guided  inquiry  learning.  Jurnal 
Penelitian & Tinjauan Internasional. 20163; (11): 32-42. 
•  Bilgin,  I. Efek dari instruksi inkuiri terbimbing yang menggabungkan pendekatan pembelajaran 
kooperatif pada prestasi siswa universitas tentang asam dan konsep dasar dan sikap terhadap 
Jurnal Penelitian & Peninjauan Internasional (www.gkpublication.in) 28 
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017 
penyelidikan instruksi. Penelitian Ilmiah dan Esai. 2009; 4 (10): 1038-1046. 
•  Budiastra,  AAK  Sejauhmana  guru  telah  menguasai  konsep  dan  proses  pembelajaran  yang 
dilaksanakan dalam pembelajaran ipa di sd. Reasearch Report2011. FKIP: Universitas Terbuka. 
•  Carlson,  JL  Pengaruh  berbasis  tema,  instruksi  inkuiri  terbimbing  pada  literasi  sains  dalam 
ekologi. Disertasi Tidak Diterbitkan, 2008. Michigan: Universitas Teknologi. 
•  Cavas,  PH,  Pınar,  H.,  Ozdem,  Y.,  Cavas,  B.,  Cakiroglu,  J.,  &  Ertepina, H. Tingkat keaksaraan 
literasi  sains  pra-layanan  guru  Turki  dan  sikap  terhadap  sains.  Science  Education  International, 
2013; 24 (4): 383-401 
•  Cansiz,  M  &  Turker,  N.  Investigasi  keaksaraan  ilmiah  dalam  kurikulum  sains:  kasus  kalkun. 
Edisi  Khusus:  Makalah  terpilih  yang  disajikan  di  WCNTSE, 2011: 359-366. Izmir: Dokuz Eylul 
University Institute. 
•  Çepni,  S.  Fizik  öğretmen  adaylarının  temel  terimlerindeki  yanılgılarının  akademik  başarıları. 
Milli Eğitim Dergisi. 1997; 38: 26-28. 
•  Çepni,  S.,  &  Bacanak,  A.  Studi  tentang  Menentukan  Matematika  Siswa  'Literasi  Ilmiah  Guru, 
Pendidikan:  Mengubah  waktu,  mengubah  kebutuhan,  Konferensi  Internasional  Pertama  tentang 
Pendidikan.  Fakultas  Pendidikan  Eastern  Mediterranean  University.  Gazimagusa,  2012: 
Republik Turki Nothern Siprus. 
•  Dahtiar,  A.  Pembelajaran  tingkat  penyelidikan  untuk  meningkatkan  literasi  sains  siswa  smp 
pada  konteks  energi  alternatif.  Prosiding  Simposium  Nasional  Inovasi  dan  Pembelajaran  Sains 
2015: 197-200. Bandung: Institut Teknologi Bandung. 
•  Dani,  D.  Keaksaraan  dan  tujuan  ilmiah  untuk  mengajar  sains:  studi  kasus  guru  sekolah swasta 
Lebanon. Jurnal Internasional Lingkungan 
 
Rizal Hendi Ristanto dkk. Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Guided Inquiry 

& Science Education. 2009; 4 (3): 289- 299. 


•  DeBoer,  GE  Keaksaraan  Ilmiah:  pandangan  lain  pada  makna  historis  dan  kontemporer  dan 
hubungannya  dengan  reformasi  pendidikan  sains.  Jurnal  Penelitian  Dalam  Pengajaran  Ilmu 
Pengetahuan.2000; 37 (6): 582-601. 
•  Eisenhart,  M.  Finkel,  E.,  &  Mariso,  SF  Menciptakan  kondisi  untuk  keaksaraan  ilmiah: 
pemeriksaan ulang. Jurnal Penelitian Pendidikan Amerika. 1996; 33: 261-295. 
•  El  Islami,  RAZ  Menghasilkan  guru  yang  profesional  dan  religius,  bermoral,  memiliki  tenaga 
sesuai  dengan  tujuan,  dan  memungkinkan  untuk  melakukan  pembinaan,  mengembangkan 
kualitas  dasar  sekolah,  meningkatkan  kualitas  guru  sekolah  dasar.  2013;  Skripsi  tidak 
diterbitkan: Universitas Pendidikan Indonesia. 
•  Genc,  ​M.  Pengaruh  studi  ilmiah  pada  literasi  sains  dan  sikap  siswa.  OMU  Journal  Fac.  Educ. 
2015; 34 (1): 141-152. 
•  Gormally,  C.,  Brickman,  P,  Hallar.,  B,  &  Armstrong,  N.Efek  pembelajaran  berbasis  inkuiri 
pada  keterampilan  literasi  sains  siswa  dan  kepercayaan diri. Jurnal Internasional untuk Beasiswa 
Pengajaran dan Pembelajaran. 2009; 3 (2): 364-377. 
•  Glynn,  SM  &  Muth,  KD  Membaca  dan  menulis  untuk  mempelajari  sains:  mencapai  literasi 
sains. Jurnal Penelitian dalam Pengajaran Sains.1994; 31 (9): 1057-1073. 
•  Hariadi,  E.  Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  literasi  siswa-siswa  Indonesia  berusia  15  tahun. 
E-journal Pendidikan Daar Unesa.2009; 10 (1): 29- 43. 
•  Holbrook,  J  &  Rannikmae,  M.  Makna  literasi  sains.  Jurnal  Internasional  Pendidikan 
Lingkungan & Sains. 2009; 4 (3): 275- 288. 
•  Hurd,  PD  keaksaraan  Ilmiah:  pikiran  baru  untuk  mengubah  dunia.  Pendidikan  Sains.1998;  8: 
407-416. 
International Journal of Research & Review (www.gkpublication.in) 29 
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017 
•  Jurecki,  K.  &  Wander,  literasi  MCVCience,  pemikiran  kritis,  dan  literatur  ilmiah:  pedoman 
untuk mengevaluasi literatur ilmiah di kelas. Jurnal Pendidikan Geosains. 2012; 60: 100–105. 
•  Khasnabis,  D.  Mengembangkan  literasi  sains  melalui  instruksi  kelas:  menyelidiki  peluang 
belajar  di  tiga  mode pengajaran sains berbasis inkuiri. 2008. Disertasi unpublised .. University of 
Michigan. 
•  Kubicek,  PJ  Pembelajaran  berbasis-pertanyaan,  sifat  sains,  dan  teknologi  komputer: 
Kemungkinan-kemungkinan  baru  dalam  pendidikan  sains.  Jurnal  Pembelajaran  dan  Teknologi 
Kanada. 2005; 31 (1): 1-5. 
•  Kuhlthau,  CC  Guided  Inquiry:  Perpustakaan  Sekolah  di  Abad  21.  Perpustakaan  Sekolah 
Seluruh Dunia. 2010; 16 (1):. 
17-28•  Maullis  IVS,  Martin  MO,  Foy  P,  &  Drucker  KT  PIRLS  Hasil  Internasional  dalam 
Membaca. Lynch School of Education: Boston Colege. 2011. 
•  Matthew,  BM  &  Keneth,  IO  Sebuah  studi  tentang  efek  dari  metode  pengajaran  inkuiri 
terbimbing terhadap pencapaian siswa dalam logika. Peneliti Internasional. 2013: 2 (1): 135-140. 
•  Norris,  SP  &  Phillips,  LM  Bagaimana  Literasi  dalam Sense Fundamentalnya merupakan Pusat 
Keaksaraan Ilmiah. Kanada: Universitas Alberta. 2002 
•  Ngertini,  NN,  Sadia,  IW,  &  Yudana,  IM  Karakter  implementasi  model  pembelajaran  inkuiri 
terbimbing  terhadap  kemampuan  pemahaman  dan  literasi  sains  siswa  kelas  x  sma  pgri  1 
amlapura. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 2013; 4 (13): 1-8. 
•  Obomanu,  BJ,  Nwanekzie,  AU,  &  Dorathy,  E.  Pengaruh  Relatif  Dua  Bentuk  Pedagogi  pada 
Kinerja  Siswa  Sekolah  Menengah  dalam  Konsep  Ekologi  di  Negara  Bagian  Rivers.  Jurnal 
Pendidikan dan Penelitian Internasional. 2014; 2 (10); 237-250. 
 
Rizhal Hendi Ristanto dkk. Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Guided Inquiry 

•  Odja,  AH,  &  Payu,  CS  Analisis  kemampuan  awal  literasi  sains  siswa  pada  konsep  ipa jurusan 
kimia  fmipa:  Universitas  Negeri  Surabaya.  Tatacara Kimia Konfrensi Nasional; 2014; Surabaya, 
Indonesia. P. 40-47. 
•  Ozdem,  Y.,  Cavas, P., Cavas, B., Cakiroglu, J., & Ertepinar, H. Investigasi tingkat literasi sains 
siswa tingkat dasar. Jurnal Pendidikan Sains Baltik. 2010; 9 (1): 6- 19. 
•  Oghenevwede.  Pengaruh  penemuan  dan  pendekatan  penyelidikan  dalam  pengajaran  dan 
pembelajaran  biologi  pada  kinerja  siswa  sekolah  menengah  di  negara  delta,  nigeria.  Jurnal 
Penelitian di Pendidikan dan Masyarakat. 2010; 1 (1): 30-39 
• PISA. Kompetensi Sains untuk Firman Tommorow. Volume 1: Analisis, 2006. [Internet]. 2006. 
[dikutip 2006 Des 22]. Tersediadari: http: //www.pisa.oecd.org 
•  Rakhmawan,  A.,  Setiabudi,  A.,  &  Mudzakir,  A.Perancangan  pembelajaran  literasi  sains 
berbasis  inkuiri  pada  aktivitas  laboratorium.  Jurnal  Penelitian  dan  Pembelajaran  IPA.  2015;  1 
(1): 143- 152. 
• Ristanto, RH Pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing dengan 
Bagaimana mengutip artikel ini: Ristanto RH, Zubaidah S, Amin M et al. Keaksaraan ilmiah siswa 
dipelajari melalui inkuiri terbimbing. Jurnal Penelitian dan Peninjauan Internasional. 2017; 4 (5): 23-30. 
International Journal of Research & Review (www.gkpublication.in) 30 
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017 
Lihat Lihat publikasi statistik statistik publikasi 

multimedia dan lingkungan nyata untuk belajar. Educatio. 2011; 6 (1): 53-68 
•  Soepudin,  U.Penggunaan  lembar  kerja  siswa  (lks)  yang  berhubungan  dengan  masalah 
pembelajaran  inkuiri  untuk  meningkatkan  literasi  siswa  sekolah  dasar.  Skripsi  tidak  diterbitkan, 
2014: Universitas Pendidikan Indonesia. 
•  Suciati.,  Resty.,  Ita  W.,  Itang.,  Eskatur,  N., Meikha ,. Prima ,. & Reny.Identifikasi kemampuan 
siswa  dalam  pembelajaran  biologi  ditinjau  dari  aspek-aspek  literasi  sains.  Menyelenggarakan 
Konferensi  Nasional  Pendidikan  Sain.  Jakarta,  Indonesia,  2013:  1-8,  Universitas  Sebelas  Maret. 
2013. 
•  Sujana,  A.  Literasi  kimia  mahasiswa  pgsd  dan  guru  ipa  sekolah dasar. Mimbar Sekolah Dasar. 
2014; 1 (1): 
99-107.  •  Toharudin,  U.,  Hendrawati,  S.  &  Rustaman,  Andrian.  Membangun  Literasi  Sains 
Peserta Didik. Humaniora. Bandung. 2011. 
•  Turgut,  H.  Literasi  keilmuan  untuk  semua.  Jurnal  Fakultas  Ilmu  Pendidikan.  2007;  40  (2): 
233-256. 
•  Wening,  CJ  Menilai  keaksaraan  ilmu  pengetahuan  alam  sebagai  salah  satu  komponen 
keaksaraan sains. J. Phys. Tchr. Educ. 2006; 3 (4): 3-14. 
****** 

Anda mungkin juga menyukai