net/publication/322274444
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari instruksi inkuiri terbimbing pada literasi sains
dalam Konsep Dasar Biologi untuk Kursus Sekolah Dasar. Partisipan dalam penelitian ini adalah 59 siswa
program Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pakuan, Indonesia. Penelitian ini dilakukan
selama satu semester. Jenis penelitian adalah quasi-experiment dengan faktor acak. Indikator yang
digunakan untuk literasi keilmuan mengacu pada PSIA, mengidentifikasi isu-isu ilmiah, menjelaskan
fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti-bukti ilmiah. Data yang digunakan adalah hasil dari pra dan
pasca tes keaksaraan ilmiah. Ancova digunakan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significance
Different). Hasil penelitian menunjukkan bahwa instruksi inkuiri terbimbing memberikan dampak yang
lebih baik pada literasi sains siswa daripada pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Inkuiri terbimbing, keaksaraan Ilmiah, pembelajaran Biologi
1. PENDAHULUAN
Pada abad 21, ada permintaan bagi individu untuk dapat mengikuti perkembangan sains
dan teknologi (Ozdem et al., 2010). Ilmu pengetahuan memiliki pengaruh signifikan terhadap
kehidupan pribadi masyarakat dan ekonomi global. Agar berhasil di abad ini, siswa harus
memiliki keaksaraan sains yang baik dan prinsip belajar seumur hidup (Glynn & Muth, 1994).
Kemampuan literasi yang baik akan membiasakan siswa untuk tidak hanya belajar membaca
tetapi membaca untuk belajar dan memiliki kemampuan untuk memahami bacaan (Kuhlthau,
2010). Literasi ilmiah adalah suatu keharusan bagi setiap individu untuk memiliki kesempatan
yang lebih besar untuk beradaptasi dengan dinamika hidup dan untuk meningkatkan
pembangunan suatu bangsa (Genc, 2015; Jurecki & Wander, 2012; Turgut, 2007).
Konsep keaksaraan ilmiah pada awalnya diperkenalkan oleh Hurd (1958) dan McCurdy
(1958) dalam dunia pendidikan (Bacanak dan Gokdere, 2009). Keaksaraan ilmiah didefinisikan
sebagai kemampuan individu untuk memahami dan menggunakan pengetahuan di bidang sains
(Dani, 2009; Cansiz et al, 2011; Cavas et al., 2013). Definisi lain menyatakan bahwa literasi
sains adalah sikap pemahaman seseorang pada sains dan kemampuan untuk menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari (Eisenhart et al, 1996; Hurd, 1998; De Boer, 2000). Komponen
literasi saintifik terdiri dari kemampuan untuk mengidentifikasi pertanyaan dan menarik
kesimpulan berdasarkan fakta untuk memahami sifat, untuk berkomunikasi secara lisan atau
tertulis dan untuk membuat keputusan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia
sehingga memiliki sikap dan kepekaan yang tinggi terhadap diri dan lingkungan (Toharudin et
al., 2011).
International Journal of Research & Review (www.gkpublication.in) 23
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017
Rizhal Hendi Ristanto dkk. Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Guided Inquiry
Dalam proses pembelajaran sains, siswa harus diberikan literasi sains yang baik
(Hoolbroke & Rannikmae, 2009), termasuk para siswa yang mendaftar di program guru. Calon
guru yang berperan sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam memberikan
pelajaran sains kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran sains (Ozdem et al, 2010).
Oleh karena itu, diharapkan para guru juga memiliki literasi sains yang baik (Cavas et al., 2013).
Beberapa hasil, bagaimanapun, menunjukkan bahwa literasi sains tidak seperti yang diharapkan.
Misalnya, penguasaan guru pada kemampuan sains dan penerapannya dalam pembelajaran
sangat rendah (Budiastra, 2011). Dalam proses belajar, guru belum menghubungkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari (Ayas et al., 2001). Di sisi lain, guru sekolah dasar
dan guru pra-layanan tidak memiliki literasi sains yang baik (Çepni, 1997; Çepni & Bacanak,
2012; Sujana, 2014). Literasi keilmuan siswa di Indonesia berada dalam kategori rendah dan
proses pembelajaran belum optimal dalam meningkatkan literasi sains (Dahtiar, 2015). Literasi
ilmiah siswa di Indonesia dalam aspek konten, proses dan konteks adalah kategori rendah (Odja
& Payu, 2014; Suciatiet al, 2013).
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan literasi sains adalah dengan
meningkatkan kualitas pembelajaran (Sujana, 2014). Sebuah model pembelajaran diperlukan
untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk menjadi kreatif dalam
menggunakan pengetahuan berdasarkan bukti ilmiah, terutama dalam kehidupan sehari-hari, dan
kemampuan diri dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan ilmiah yang tepat dan
bertanggung jawab (Holbrook & Rannikmae, 2009). Melalui proses penyelidikan, literasi sains
dapat ditingkatkan (Carlson, 2008; Gormally et al, 2009, Adolphus; dkk, 2012). Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan literasi
sains siswa (El Islami, 2013; Ngertini, et al, 2013).
Intruksi inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang potensial untuk
dikembangkan dalam pembelajaran biologi (Bialangi et al., 2016; Ristanto, 2011). Model
pembelajaran memberikan
Jurnal Riset & Tinjauan Internasional (www.gkpublication.in) 24
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017
menekankan pada siswa untuk belajar melalui tahapan untuk mendapatkan pengetahuan melalui
proses metode ilmiah, yang merumuskan masalah, mengusulkan hipotesis, mengumpulkan data,
memverifikasi hasil, dan generalisasi dengan menarik kesimpulan. Dalam proses inkuiri
terbimbing, peran guru adalah sebagai mentor dalam proses pengambilan keputusan (Matthew &
Keneth, 2013; Obomanu dkk, 2014, Oghenevwede, 2010). Dalam prosesnya, siswa dan guru
bekerja bersama untuk merumuskan masalah dan mengembangkan jawaban. Kegiatan tersebut
dapat melatih siswa untuk mengembangkan sikap tanggung jawab dan kemampuan kognitif
(Bilgin, 2009). Selain itu, kegiatan inkuiri juga melatih siswa untuk terlibat aktif dalam mencari
konsep dan prinsip materi yang dipelajari (Kubicek, 2005). Penggunaan artikel dalam proses
pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami
teks. Selain itu, membaca juga dapat mengembangkan pengetahuan mereka sendiri (Baer et al,
2008; Maulis et al, 2011).
Berdasarkan pembelajaran karakteristik dan kursus model pembelajaran, pembelajaran
inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang tepat untuk Konsep Dasar Biologi untuk
Sekolah Dasar. Karena proses pembelajaran akan membutuhkan suatu kegiatan yang dapat
mengubah siswa untuk menemukan konsep melalui kreativitas langsung, instruksi inkuiri
terbimbing diharapkan dapat meningkatkan literasi sains. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap literasi sains siswa di
Universitas Pakuan, Indonesia. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah bahwa
instruksi inkuiri terbimbing mempengaruhi literasi sains siswa.
2. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan desain
pretest-posttest non-equivalent control group design. Variabel independen dalam penelitian
adalah instruksi inkuiri terbimbing dan model konvensional, sedangkan variabel terikat adalah
literasi saintifik.
Rizhal Hendi Ristanto dkk. Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Guided Inquiry
Tabel 1. Desain Eksperimental dari Pretest Acak - Post-test Control Group
Pretest Treatmentspostest yang
Pertanyaan tesdigunakan terdiri dari 40 pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda mengacu pada T
1
X
1
T
2 T
3
X
2
T
4 Catatan: T
1,3
= Pretest T
2,4
= Post-test X
1
= Instruksi penyelidikan terpandu X
2
= Pembelajaran konvensional
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3, hasil uji Ancova menunjukkan bahwa model
pembelajaran memiliki pengaruh pada literasi sains dengan sig. nilai 0,000, yang kurang dari
alpha 0,05. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh perbedaan literasi sains antara
instruksi inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional diterima; Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran memiliki pengaruh terhadap literasi sains. Selanjutnya,
tes tindak lanjut dilakukan dengan menggunakan tes LSD seperti yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil uji LSD pengaruh penerapan model pembelajaran pada keaksaraan sains siswa
Kelas Rata-rata Rata-rata Peningkatan
Pretes et
literasi sains di kalangan siswa. Hasilnya mengkonfirmasi beberapa hasil penelitian yang relevan
bahwa ada hubungan yang kuat antara pembelajaran inkuiri terbimbing dan literasi sains.
Pembelajaran inkuiri terbimbing telah terbukti mampu meningkatkan literasi sains secara efektif
(Gormally et al, 2009, Adolphus dkk, 2012, El Islami, 2013; Ngertini, dkk, 2013, Carlson, 2008).
Model pembelajaran mampu meningkatkan literasi sains sebesar 33,40%, sedangkan
pembelajaran konvensional memberikan peningkatan 6,78%. Salah satu faktor yang
mempengaruhi literasi sains adalah model pembelajaran yang digunakan dan waktu yang
diperlukan untuk belajar sains (Hariadi, 2009). Potensi peningkatan literasi sains dijelaskan
dalam sintaks instruksi inkuiri terbimbing. Tes pasca
58 77 77,37 33,40%
Perbedaan peningkatan literasi sains 26,62%
Berdasarkan hasil uji LSD pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa pencapaian literasi sains siswa di
kelas eksperimen secara signifikan lebih tinggi daripada kelas kontrol. Kelas yang diajarkan
dengan instruksi inkuiri terbimbing memiliki perbedaan dalam peningkatan literasi sains 26,62%
lebih tinggi daripada yang di kelas konvensional.
8. PEMBAHASAN
Pelaksanaan model pembelajaran yang berbeda dalam perjalanan Konsep Dasar Biologi
untuk Sekolah Dasar adalah dasar dari penelitian. Dalam percobaan
Rizhal Hendi Ristanto dkk. Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Inkuiri Terbimbing
memahami sifat sebagai aplikasi sains dan memberikan penjelasan tentang apa yang telah
mereka pelajari (Rakhmawan et al, 2015).
9. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa instruksi inkuiri terbimbing
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap literasi sains siswa.
10. REFERENSI
• Adolphus., Telima., & Rokoyu, AA Meningkatkan literasi sains di kalangan siswa sekolah
menengah melalui integrasi teknologi informasi dan komunikasi. ARPN Jurnal Sains dan
Teknologi. 2012; 2 (5): 44-448.
• Ayas, A., Karamustafaoğlu, O., Sevim, S., & Karamustafaoğlu, S. Fen bilgisi öğrencilerinin
bilgilerini günlük yaşamla ilişkilendirebilme seviyeleri, yeni bin yilin başinda türkiye'de fen
bilimleri eğitimi sempozyumu, 7-8 Eylül, Maltepe Üniversitesi 2011 , İstanbul, Bildiriler Kitabı;
2011. hal. 458-462.
• Bacanak, A & Gokdere, M. Investigasi tingkat literasi sains calon guru sekolah dasar. Forum
Asia-Pasific tentang Pembelajaran Sains dan Pengajaran. 2009; 10 (1); 1-10.
• Baer, J., Baldi, S., & Ayotte, K. Literasi Membaca Siswa-Siswa Kelas Empat AS dalam Hasil
Konteks Internasional Dari Kemajuan 2001 dan 2006 dalam Studi Literasi Baca Internasional
(PIRLS). Departemen Pendidikan AS; 2008.
• Bialangi, MS, Zubaidah, S., Amin, M., & Gofur, A.Meningkatkan hasil belajar biologi siswa
kemampuan akademik rendah dengan menggunakan jigsaw dan guided inquiry learning. Jurnal
Penelitian & Tinjauan Internasional. 20163; (11): 32-42.
• Bilgin, I. Efek dari instruksi inkuiri terbimbing yang menggabungkan pendekatan pembelajaran
kooperatif pada prestasi siswa universitas tentang asam dan konsep dasar dan sikap terhadap
Jurnal Penelitian & Peninjauan Internasional (www.gkpublication.in) 28
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017
penyelidikan instruksi. Penelitian Ilmiah dan Esai. 2009; 4 (10): 1038-1046.
• Budiastra, AAK Sejauhmana guru telah menguasai konsep dan proses pembelajaran yang
dilaksanakan dalam pembelajaran ipa di sd. Reasearch Report2011. FKIP: Universitas Terbuka.
• Carlson, JL Pengaruh berbasis tema, instruksi inkuiri terbimbing pada literasi sains dalam
ekologi. Disertasi Tidak Diterbitkan, 2008. Michigan: Universitas Teknologi.
• Cavas, PH, Pınar, H., Ozdem, Y., Cavas, B., Cakiroglu, J., & Ertepina, H. Tingkat keaksaraan
literasi sains pra-layanan guru Turki dan sikap terhadap sains. Science Education International,
2013; 24 (4): 383-401
• Cansiz, M & Turker, N. Investigasi keaksaraan ilmiah dalam kurikulum sains: kasus kalkun.
Edisi Khusus: Makalah terpilih yang disajikan di WCNTSE, 2011: 359-366. Izmir: Dokuz Eylul
University Institute.
• Çepni, S. Fizik öğretmen adaylarının temel terimlerindeki yanılgılarının akademik başarıları.
Milli Eğitim Dergisi. 1997; 38: 26-28.
• Çepni, S., & Bacanak, A. Studi tentang Menentukan Matematika Siswa 'Literasi Ilmiah Guru,
Pendidikan: Mengubah waktu, mengubah kebutuhan, Konferensi Internasional Pertama tentang
Pendidikan. Fakultas Pendidikan Eastern Mediterranean University. Gazimagusa, 2012:
Republik Turki Nothern Siprus.
• Dahtiar, A. Pembelajaran tingkat penyelidikan untuk meningkatkan literasi sains siswa smp
pada konteks energi alternatif. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains
2015: 197-200. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
• Dani, D. Keaksaraan dan tujuan ilmiah untuk mengajar sains: studi kasus guru sekolah swasta
Lebanon. Jurnal Internasional Lingkungan
Rizal Hendi Ristanto dkk. Keaksaraan Ilmiah Siswa yang Dipelajari Melalui Guided Inquiry
• Odja, AH, & Payu, CS Analisis kemampuan awal literasi sains siswa pada konsep ipa jurusan
kimia fmipa: Universitas Negeri Surabaya. Tatacara Kimia Konfrensi Nasional; 2014; Surabaya,
Indonesia. P. 40-47.
• Ozdem, Y., Cavas, P., Cavas, B., Cakiroglu, J., & Ertepinar, H. Investigasi tingkat literasi sains
siswa tingkat dasar. Jurnal Pendidikan Sains Baltik. 2010; 9 (1): 6- 19.
• Oghenevwede. Pengaruh penemuan dan pendekatan penyelidikan dalam pengajaran dan
pembelajaran biologi pada kinerja siswa sekolah menengah di negara delta, nigeria. Jurnal
Penelitian di Pendidikan dan Masyarakat. 2010; 1 (1): 30-39
• PISA. Kompetensi Sains untuk Firman Tommorow. Volume 1: Analisis, 2006. [Internet]. 2006.
[dikutip 2006 Des 22]. Tersediadari: http: //www.pisa.oecd.org
• Rakhmawan, A., Setiabudi, A., & Mudzakir, A.Perancangan pembelajaran literasi sains
berbasis inkuiri pada aktivitas laboratorium. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA. 2015; 1
(1): 143- 152.
• Ristanto, RH Pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing dengan
Bagaimana mengutip artikel ini: Ristanto RH, Zubaidah S, Amin M et al. Keaksaraan ilmiah siswa
dipelajari melalui inkuiri terbimbing. Jurnal Penelitian dan Peninjauan Internasional. 2017; 4 (5): 23-30.
International Journal of Research & Review (www.gkpublication.in) 30
Vol.4; Masalah: 5; Mei 2017
Lihat Lihat publikasi statistik statistik publikasi
multimedia dan lingkungan nyata untuk belajar. Educatio. 2011; 6 (1): 53-68
• Soepudin, U.Penggunaan lembar kerja siswa (lks) yang berhubungan dengan masalah
pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan literasi siswa sekolah dasar. Skripsi tidak diterbitkan,
2014: Universitas Pendidikan Indonesia.
• Suciati., Resty., Ita W., Itang., Eskatur, N., Meikha ,. Prima ,. & Reny.Identifikasi kemampuan
siswa dalam pembelajaran biologi ditinjau dari aspek-aspek literasi sains. Menyelenggarakan
Konferensi Nasional Pendidikan Sain. Jakarta, Indonesia, 2013: 1-8, Universitas Sebelas Maret.
2013.
• Sujana, A. Literasi kimia mahasiswa pgsd dan guru ipa sekolah dasar. Mimbar Sekolah Dasar.
2014; 1 (1):
99-107. • Toharudin, U., Hendrawati, S. & Rustaman, Andrian. Membangun Literasi Sains
Peserta Didik. Humaniora. Bandung. 2011.
• Turgut, H. Literasi keilmuan untuk semua. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan. 2007; 40 (2):
233-256.
• Wening, CJ Menilai keaksaraan ilmu pengetahuan alam sebagai salah satu komponen
keaksaraan sains. J. Phys. Tchr. Educ. 2006; 3 (4): 3-14.
******