Ilma Surya Istiqomaharani Sandra Susan Habibah PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016

“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif


di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

MEWUJUDKAN PERAN MAHASISWA


SEBAGAI “AGENT OF CHANGE, SOCIAL CONTROL, DAN IRON
STOCK”

Ilmaa Surya Istichomaharani, Sandra Sausan Habibah


STIBA Satya Widya Surabaya
Ilmaa5181@gmail.com, Sandrasusan8@gmail.com

ABSTRAK

Ada 3 peran penting mahasiswa dalam masyarakat yaitu sebagai Agent of


Change, Social Control dan Iron Stock. Sebagai Agent of Change mahasiswa
harus memperjuangkan perubahan-perubahan menuju perbaikan di bidang sosial
dalam kehidupan masyarakat; Sebagai Social Control, mahasiswa hendaknya
menjadi penengah antara pemerintah dan masyarakat, disini mahasiswa berperan
sebagai pengontrol peratuan, kebijakan dan kegiatan pemerintah; Sebagai Iron
Stock, mahasiswa diharapkan menjadi manusia tangguh yang memiliki
kemampuan dan akhlak mulia sebagai generasi penerus bangsa.
Untuk mewujudkan peran penting ini, dituntut usaha bersama yang
melibatkan kampus, masyarakat serta pemerintah. Dari pengalaman melaksanakan
kegiatan Pengabdian Masyarakat, kami menyadari pentingnya peran kampus
dalam mendukung dan mengarahkan kegiatan mahasiswa, demikian pula peran
pemerintah melalui lembaga yang berwenang dalam bidang kegiatan yang
dilakukan mahasiswa.
Keberhasilan kami menjadi juara 3 Pendamping Terbaik kategori Caring
se-Kota Surabaya, menunjukkan bahwa mahasiswa mampu mewujudkan
perubahan dalam kehidupan masyarakat sekaligus menjadi motivator untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik dan bermartabat. Dalam kegiatan yang
sampai saat ini masih berlangsung, kami terus berupaya melakukan perubahan
khususnya mengembalikan anak putus sekolah ke sekolah, memberikan
bimbingan sosial, memantau kegiatan Pemerintah Kota Surabaya dll. Melalui
kegiatan ini kami menjadi lebih mandiri, tangguh, dan peduli sebagai upaya
menjadi generasi penerus yang bertanggung jawab.

Kata Kunci: Agent of Change, Iron Stock, Mahasiswa, Social Control.

PENDAHULUAN
Mahasiswa bisa dikatakan sebagai asset suatu bangsa karena mahasiswa
adalah kelompok masyarakat yang terdidik dalam berbagai bidang keilmuan dan
keterampilan karena itu pula ujaran “ Students today, leader tomorrow” terasa
tidak berlebihan. Sebagai generasi muda mahasiswa akan menjadi generasi
penerus bangsa dan mengingat perkembangan masyarakat yang semakin cepat dan
bersifat kompleks, maka mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus
mampu menghadapi berbagai perubahan dan permasalahan yang ditimbulkan
perubahan itu sendiri agar dapat menjawab tantangan perubahan yang ada.
Mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda dalam masyarakat yang
tentu saja menjadi penikmat berbagai fasilitas masyarakat yang disediakan
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

pemerintah, maka mahasiswa punya tanggung jawab moral karena fasilitas


masyarakat tersebut dibiayai oleh social yang notabene adalah uang rakyat. Maka
salah satu kewajiban mahasiswa adalah memberikan upaya terbaik di sela-sela
waktu kuliah mereka untuk mengupayakan perbaikan masyarakat di sekitarnya.
Sebagai contoh, salah satu kegiatan yang melibatkan kerjasama antara pemerintah
Kota Surabaya dengan Perguruan Tinggi dalam pelayanan kesejahteraan social
dimana keterlibatan mahasiswa menunjukkan pentingnya peran mahasiswa
sebagai agent of change dalam mendampingi masyarakat khususnya anak–anak
yang mengalami permasalahan social seperti anak jalanan, anak putus sekolah,
korban seks bebas, narkoba, dan lain-lain. Selain itu mahasiswa diharapkan
mampu menjembatani antara pihak–pihak baik individu, kelompok, maupun
instansi untuk berpartisipasi membantu program ini demi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa juga diharapkan dapat memantau dan
mengontrol berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan pemerintah agar menjadi
tepat sasaran dan semua kegiatan ini kelak akan membentuk mahasiswa menjadi
iron stock, generasi penerus yang tangguh, bertanggung jawab dan bermartabat.

PEMBAHASAN
Mahasiswa sebagai Agent of Change
Menyimpulkan pendapat beberapa ahli, penulis berpendapat bahwa
pengertian agent of change adalah orang-orang yang bertindak sebagai katalis atau
pemicu terjadinya sebuah perubahan yang bisa berdampak positif ataupun
berdampak negative; orang-orang yang punya semangat untuk mendorong
seseorang serta mengilhami semangat pada orang tersebut dan orang-orang yang
berani menantang status quo serta dapat menyebabkan krisis dalam rangka
mendukung tindakan dramatis serta upaya perubahan. Selain itu Agent of change
adalah orang-orang yang hidup di masa depan, bukan sekarang, artinya mereka
memiliki visi ke depan untuk kehidupan yang lebih baik tidak hanya untuk dirinya
sendiri namun lebih jauh lagi bagi kemaslahatan kehidupan masyarakat dimana ia
berada.
Perubahan merupakan hal yang wajib terjadi agar menghasilkan bangsa yang
besar, kuat sejahtera lahir dan bathin serta bermartabat di mata dunia. Mahasiswa
sebagai sekumpulan orang terdidik yang berasal dari berbagai disiplin ilmu akan
menjadi suatu kekuatan sosial yang sangat luar biasa dalam melakukan berbagai
perubahan. Dalam hal ini mahasiswa sebagai agent of change dapat melakukan
perubahan dengan terjun ke masyarakat membantu menyelesaikan berbagai
permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat.
Sebagai Agent of Change mahasiswa harus memperjuangkan perubahan-
perubahan menuju perbaikan di bidang sosial, dll dalam kehidupan masyarakat.
Perlu diingat bahwa masyarakat yang berada pada strata sosial bawah, pada
umumnya masih merupakan masyarakat yang tidak terdidik. Kemiskinan telah
mengungkung kehidupan mereka menjadikan mereka terpuruk dalam berbagai
permasalahan sosial seperti rendahnya pendidikan, kekerasan dalam rumah
tangga, kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak, sehingga anak dan
remaja terjerumus dalam seks bebas dan narkoba serta berbagai tindak kriminal.
Di STIBA “Satya Widya” Surabaya, kami telah membuktiksan bahwa
mahasiswa mampu berperan sebagai agent of change melalui program CSR
(Campus Social Responsibility) yang merupakan program bentukan Pemerintah
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Kota Surabaya melalui Dinas Sosial Kota Surabaya. Dalam program CSR ini,
mahasiswa bergerak untuk membantu anak-anak putus sekolah agar dapat kembali
bersekolah, baik di sekolah formal ataupun kejar paket. Sebab dengan semakin
berkualitasnya SDM yang dimiliki maka akan semakin berkualitas pula bangsa
tersebut.
Keberhasilan yang telah kami capai pada tahun 2015 adalah dengan
mengembalikan anak usia 9 tahun, M. Abdul Rifa’an, kembali bersekolah di
sekolah formal, memberikan bimbingan belajar agar mengenal huruf dan angka
sehingga dapat mengikuti proses belajar. Untuk adik bimbing yang lain, Khusnul
Chotimah, yang ketika kami terima dari CSR , berusia 15 tahun, dalam keadaan
hamil 8 bulan dan tidak menikah. Untuk anak ini kami memberikan bantuan
dengan telah menikahkannya secara siri karena masih dibawah usia namun nanti
ketika mencapai usia 18 tahun kami dapat mendaftarkan pernikahannya ke KUA,
kami memberikan pengertian tentang bagaimana merawat bayi, mengontrol gizi
dan kesehatan adik damping serta mengontrol tentang bagaimana pola pengasuhan
yang diberikan oleh orang tua juga membantu mereka dan keluarganya yang
masuk dalam program CSR untuk memiliki surat-surat kependudukan yang
diperlukan serta akte bagi yang belum memiliki. Kegiatan CSR ini diikuti oleh 5
mahasiswa semester 2 dan 1 mahasiswa semester 6 yang bertindak sebagai
Korpus (Koordinator Kampus). Dengan kerja keras, kerjasama dan dukungan
yang ada akhirnya menghantarkan mahasiswa kami : Sandra Sausan Habibah dan
Ika Nurma Damayanti sebagai juara III kategori Caring se-Kota Surabaya
2015 dalam program CSR tersebut.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai kemampuan
sebagai agent of change namun, keberhasilan ini dicapai dengan dukungan dari
manajemen kampus dalam hal ini Wakil Ketua Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan serta Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat terlibat
langsung dengan memberikan arahan, dukungan dan bimbingan yang diperlukan
mahasiswa. Disamping itu peran lembaga masyarakat dalam hal ini Dinas Sosial
Kota Surabaya memungkinkan mahasiswa mendapat kemudahan akses terhadap
berbagai instansi yang dibutuhkan seperti, sekolah, kecamatan, KUA dll.

Mahasiswa sebagai Social Control


Menurut Urip Santoso (2015) “Selain mencoba mendalami dan
mengaplikasikan materi kuliah yang disampaikan oleh dosen, mahasiswa juga
mempunyai tugas lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu mengamati dan
mengkritisi apa yang terjadi di masyarakat baik masyarakat kampus maupun
masyarakat luas” Jelas ini merupakan aplikasi peran mahasiswa sebagai social
control dimana mahasiswa hendaknya peka terhadap lingkungan dengan segala
permasalahannya.
Sebagai social control Mahasiswa STIBA “Satya Widya” Surabaya yang
terlibat dalam kegiatan CSR ini berperan aktif melaksanakan pengawasan
program sosial pemerintah seperti mengawasi kualitas dan kuantitas makanan
yang diterima peserta dalam program pemakanan yang dilaksanakan Dinas Sosial
Kota Surabaya sehingga dapat diketahui apakah penyelenggara dan pelaksana
telah memenuhi standard yang ditentukan pemerintah kota.
Fungsi social control ini dapat kami laksanakan karena adanya dukungan
dari pihak yang berwenang, dalam hal ini dinas sosial kota Surabaya dengan
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

memberikan kepercayaan serta kewenangan dalam melaksanakan tugas. Sebagai


social control, mahasiswa bukanlah pengamat yang hanya duduk manis.
Mahasiswa sebagai social control dituntut untuk berperan serta sebagai pelaku di
dalam masyarakat sebab mahasiswa adalah bagian dari masyarakat. Singkatnya,
mahasiswa harus dapat menjadi panutan dalam masyarakat.

Mahasiswa sebagai Iron Stock


Sebagai Iron Stock, mahasiswa diharapkan menjadi manusia tangguh yang
memiliki kemampuan dan akhlak mulia sebagai generasi penerus bangsa. Dalam
hal ini, mahasiswa yang notabene adalah generasi yang terpelajar memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang lebih dibandingkan dengan mereka yang
tidak menjadi mahasiswa sehingga mahasiswa diharapkan mampu menjadi garda
depan yang kuat dan tangguh tidak hanya dari segi fisik tapi juga dari segi
kemampuan intelektual yang memiliki kemampuan berpikir secara cepat,
mengambil tindakan secara tepat dan memilih keputusan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Dengan pemahaman inilah kami mahasiswa STIBA Satya Widya
Surabaya mengaplikasikan kemampuan kami sebagai mahasiswa dalam gerakan
Save the Next Generation yang merupakan motto dari program unik yang kami
jalankan bersama dengan Pemerintah Dinas Sosial Surabaya untuk anak-anak
bermasalah sosial agar dapat bersekolah kembali dan kelak dapat hidup dengan
lebih bermartabat.
Berdasarkan penelitian pada salah satu lembaga terkemuka di Singapura
didapatkan fakta baru tentang sistem pendidikan formal, dimana 90% dari waktu
dan biaya diarahkan untuk mendapatkan fakta-fakta dan hitungan matematis,
hanya 10% untuk mengembangkan sikap, kemudian Universitas Harvard yang
Nomor wahid di dunia pun mengungkapkan bahwa 85% yang menentukan
kesuksesan, ketapatan keputusan, promosi jabatan dan lain-lain adalah sikap-sikap
seseorang. Terlepas dari semua itu Mahasiswa sebagai mata air yang
mengaplikasikan paradigma kampus sebagai center of excellence (Pusat
Keunggulan), sehingga tanggung jawab mahasiswa di tengah masyarakat selalu
dipertanyakan. Sebagai mata air yang mengaliri sungai dengan basis
intelektualnya, mahasiswa dihadapkan dengan dinamika masyarakat. (Citra, 2010)
Dengan ilmu yang telah didapatkan dalam tingkat pendidikannya,
mahasiswa diharapkan mampu menjadi pemberi solusi dari berbagai
permasalahan di masyarakat yang ada. Sehingga diharapkan mahasiswa tidaklah
bersikap pasif dan apatis dalam segala permasalahan di sekitarnya. Bekerjasama
dengan aparat pemerintahan seperti RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Dinas
Pendidikan dan Dinas Kependudukan, mahasiswa STIBA “Satya Widya”
Surabaya, dapat menyelesaikan tanggung jawab sebagai agent of change dan
social control yang terbukti dengan keberhasilan mengembalikan adik bimbing
kami kesekolah serta menyelesaikan permasalahan sosial yang cukup rumit yang
dihadapi adik bimbing kami yang lain.
Ketika mahasiswa terbentuk kemampuan intelektualnya lewat pendidikan
dan sekaligus terbentuk pula sikap dan karakternya melalui berbagai kegiatan
sosial yang diikutinya, maka dapat dipastikan bahwa mahasiswa akan menjadi
iron stock, asset masa depan bangsa yang cendekia, berkarakter, peduli terhadap
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

lingkungannya dan mampu bertindak dengan cepat dan tepat dalam menghadapi
permasalahan.

Mewujudkan peran mahasiswa sebagai agent of change, social control dan


iron stock
Sepakat dengan apa yang dikemukakan oleh Ayu Sushanti (2012) bahwa
“peran mahasiswa sebagai agent of change, iron stock, dan social control
mengharuskan mahasiswa untuk melek dan peduli dengan lingkungan, sehingga ia
akan mudah menyadari segala permasalahan yang ada di tengah masyarakat”.
Karena bagaimanapun, hanya mahasiswa yang sadar dengan keadaanlah yang
mampu dan layak mengusung perubahan.
Menurut Malcom Gladwell yang dikutip oleh George Couros (2013): “The
success of any kind of social epidemic is heavily dependent on the involvement of
people with a particular and rare set of social gift.” Hal ini menunjukkan bahwa
keberhasilan suatu gerakan sosial adalah karena keterlibatan orang-orang yang
mempunyai jiwa sosial. Lebih lanjut Couros menyatakan “I do not believe change
is solely dependent upon their skills, but also the culture in which they exist. You
cannot be a conector if you are in an environment where people do not want to
come together. So although a change agent can trigger growth in an organization,
the culture in which they exist or are brought into has a huge bearing on their
success.”
Kutipan di atas menggambarkan bahwa keberhasilan suatu gerakan sosial
perlu didukung oleh lingkungan dimana gerakan tersebut dilaksanakan.
Mahasiswa sebagai agent of change tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dan maksimal apabila tidak mendapatkan dukungan dari
kampus sebagai Pembina langsung mahasiswa serta masyarakat luas melalui
instansi-instansi terkait sesuai dengan kebutuhan kegiatan mahasiswa.
Pengalaman kami di STIBA “Satya Widya” telah membuktikan bahwa dukungan
dari instansi berwenang akan sangat menentukan keberhasilan kegiatan
pengabdian mahasiswa pada masyarakat.
Pada tahun 2011 seorang mahasiswa STIBA “Satya Widya” semester 3,
berhasil mengawali pendirian Rumah Belajar Anak Cerdas di RUSUNAWA
Tanah Merah, Kecamatan Kenjeran. Hal ini dapat berlangsung karena dukungan
dan kepercayaan Camat Kenjeran dalam upaya mencari dana melalui pameran
foto karyanya. Selama hampir dua tahun kegiatan RBAC, ternyata telah
diapresiasi masyarakat terbukti dengan adanya donator yang mendukung berbagai
kegiatan kami serta Perusahaan yaitu PT Indofood yang memberikan dana CSR
perusahaan dengan melengkapi koleksi buku di rumah baca kami. Namun
kegiatan ini akhirnya terhenti karena terjadi pergantian camat dan pejabat yang
baru tidak memberikan dukungan pada kegiatan kami.

KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sebagai generasi
penerus bangsa mampu berperan sebagai agent of change mengingat mahasiswa
adalah kelompok terdidik yang berasal dari berbagai latar belakang ilmu. Jika
sekelompok kecil mahasiswa di STIBA “Satya Widya” Surabaya mampu
melaksanakan kegiatan yang nyata bermanfaat bagi masyarakat maka dapat
dibayangkan apa yang bisa dilakukan oleh mahasiswa berbagai perguruan tinggi
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

dengan berbagai latar belakang keilmuan. Dalam melaksanakan peran sebagai


social control dan iron stock maka mahasiswa dapat berperan aktif membina diri
serta menerapkan ilmu dan pengetahuannya bagi masyarakat.
Untuk mewujudkan ketiga peran ini maka perlu ada dukungan dari seluruh
sivitas akademika sebagai pembina dan pendamping langsung mahasiswa serta
dukungan dari masyarakat khususnya lembaga terkait sesuai dengan kebutuhan
kegiatan mahasiswa.

REFERENCES
Citra, Berry. 2010. Mahasiswa sebagai agent of change dan social control.
Pekanbaru : http://mybherry.blogspot.co.id/p/mahasiswa-sebagai-agent-of-
change-dan.html
Couros, George. 2013. http://georgecouros.ca/blog/archives/3615
Santoso, Urip. 2015. Apa Tugas dan Peran Mahasiswa?,
http://sivitasakademika.wordpress.com/2015/04/19/apa-tugas-dan-peran-
mahasiswa/
Sushanti, Ayu. 2012. Mahasiswa Roda Pembangunan. Jakarta :
http://www.suarapembangunan.net
Merdekawati, Agusmiyana. https://.wordpress.com/tag/iron-stock/

Anda mungkin juga menyukai