Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus)


(saluran udara ke paru-paru).Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada
akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit
menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia
lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa definisi Bronkitis?

1.2.2. Manifestasi klinik Bronkitis?

1.2.3. pemeriksaan penunjang pasa Bronkitis?

1.2.4. Faktor-faktor pencetus apa saja pada Bronkitis?

1.2.5. perjalana penyakit pada Bronkitis?

1.2.6. penatalaksanaan pada Bronkitis?

1.2.7. Askep Bronkitis?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengerti tentang Bronkitis dan memahami apa yang harus dilakukan seorang perawat
untuk menangani Bronkitis.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.3. Mengetahui definisi Bronkitis.

1.3.4. Mengetahui Manifestasi klinik Bronkitis.

1.3.5. Mengetahui pemeriksaan penunjang pasa Bronkitis.

1
1.3.6. Mengetahui Faktor-faktor pencetus apa saja pada Bronkitis.

1.3.7. Mengetahui perjalanan penyakit pada Bronkitis.

1.3.8. Mengetahui penatalaksanaan pada Bronkitis.

1.4. Manfaat

Dengan pembuatan makalah ini kami dapat mengerti tentang Bronkitis dan
memahami apa yang harus dilakukan seorang perawat untuk menangani
Bronkitis.

BAB 2
ISI
2.1.Anatomi Fisiologi

Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung


oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan
adalah untuk mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh
untuk mengadakan pembakaran, mengeluarkan CO2 hasil dari metabolisme.

a. Hidung

Merupakan saluran udara yang pertama yang mempunyai dua lubang


dipisahkan oleh sekat septum nasi. Di dalamnya terdapat bulu-bulu untuk
menyaring udara, debu dan kotoran. Selain itu terdapat juga konka nasalis
inferior, konka nasalis posterior dan konka nasalis media yang berfungsi untuk
mengahangatkan udara.

b. Faring

Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan


makanan. Terdapat di bawah dasar pernapasan, di belakang rongga hidung,
dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Di bawah selaput lendir terdapat
jaringan ikat, juga di beberapa tempat terdapat folikel getah bening.

2
c. Laring

Merupakan saluran udara dan bertindak sebelum sebagai pembentuk


suara. Terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis
dan masuk ke dalam trakea di bawahnya. Laring dilapisi oleh selaput lendir,
kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis.

d. Trakea

Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 – 20 cincin yang


terdiri dari tulang rawan yang berbentuk seperti tapal kuda yang berfungsi
untuk mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka. Sebelah dalam diliputi
oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, yang berfungsi
untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara
pernapasan.

e. Bronkus

Merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada


ketinggian vertebra thorakalis IV dan V. mempunyai struktur serupa dengan
trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih besar dan
lebih pendek daripada bronkus kiri, terdiri dari 6 – 8 cincin dan mempunyai 3
cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 – 12 cincin dan mempunyai 2 cabang.
Cabang bronkus yang lebih kecil dinamakan bronkiolus, disini terdapat cincin
dan terdapat gelembung paru yang disebut alveolli.

f. Paru-paru

Merupakan alat tubuh yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung-
gelembung. Di sinilah tempat terjadinya pertukaran gas, O2 masuk ke dalam
darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.

2.2.Bronkitis

2.1.1. Definisi

Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh


inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai
suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala
yang utama dan dominan. .. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang
berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut
memegang peran.( Ngastiyah, 1997 ).

3
Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit
tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran
peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas
lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan
sebagainya (Gunadi Santoso, 1994).

Sebagai penyakit tersendiri, bronkitis merupakan topik yang masih


diliputi kontroversi dan ketidakjelasan di antara ahli klinik dan peneliti.
Bronkitis merupakan diagnosa yang sering ditegakkan pada anak baik di
Indonesia maupun di luar negeri, walaupun dengan patokan diagnosis yang
tidak selalu sama.(Taussig, 1982; Rahayu, 1984).

Kesimpangsiuran definisi bronkitis pada anak bertambah karena


kurangnya konsesus mengenai hal ini. Tetapi keadaan ini sukar dielakkan
karena data hasil penyelidikan tentang hal ini masih sangat kurang.

2.1.2. Klasifikasi

a. Bronkitis Akut

Bronkitis akut pada bayi dan anak biasanya juga bersama dengan
trakeitis, merupakan penyakit saluran napas akut (ISNA) yang sering
dijumpai. (berakhir dalam masa 3 hari hingga 3 minggu)

b. Bronkitis Kronik dan atau Batuk Berulang.

Bronkitis Kronik dan atau berulang adalah kedaan klinis yang


disebabkan oleh berbagai sebab dengan gejala batuk yang berlangsung
sekurang-kurangnya selama 2 minggu berturut-turut dan atau berulang
paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan dengan atau tanpa disertai gejala
respiratorik dan non respiratorik lainnya (KONIKA, 1981). Dengan
memakai batasan ini maka secara jelas terlihat bahwa Bronkitis Kronik
termasuk dalam kelompok BKB tersebut. Dalam keadaan kurangnya data
penyelidikan mengenai Bronkitis Kronik pada anak maka untuk
menegakkan diagnosa Bronkitis Kronik baru dapat ditegakkan setelah
menyingkirkan semua penyebab lainnya dari BKB. (boleh berakhir
sehingga 3 bulan dan menyerang semula untuk selama 2 tahun atau
lebih).

4
2.1.3. Etiologi

a. Bronkitis Akut

Virus yang menyebabkan flu atau pilek seringkali menyebabkan


juga bronkitis akut. Bronkitis akut dapat disebabkan karena non infeksi
karena paparan asap tembakau karena polutan pembersih rumah tangga
dan asap. Pekerja yang terkena paparan debu dan uap dapat juga
menyebabkan bronkitis akut. Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi
saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.

b. Bronkitis Kronik

Bronkitis akut dapat menyebabkan bronkitis kronik jika tidak mengalami


penyembuhan. Hal ini terjadi karena penebalan dan peradangan pada
dinding bronkus paru – paru yang sifatnya permanen. Disebut bronkitis
kronis jika batuk terjadi selama minimal 3 bulan dalam setahun di dua
tahun berturut. Yang termasuk penyebab bronkitis kronik adalah :

Spesifik:

1. Asma.

2. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis). .

3. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi


mycoplasma, hlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.

4. Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.

5. Sindrom aspirasi.

6. Penekanan pada saluran napas .

7. Benda asing .

8. Kelainan jantung bawaan .

9. Kelainan sillia primer .

10. Defisiensi imunologis .

5
11. Kekurangan anfa-1-antitripsin .

12. Fibrosis kistik .

13. Psikis

Non-Spesifik

1. Perokok.

2. Polusi udara dan debu

3. Gas beracun di tempat kerja

4. Gastroesophageal reflux desease (GERD). GERD adalah asam


lambung yang naik kedalam esophagus dan beberapa tetes masuk ke
saluran napas. GERD sebabkan karena lemahnya katup lambung
yang memisahkan antara lambung dan esophagus.

2.1.4. Patofisiologi

Virus

(penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernapasan - Sel mukosa


dan sel silia - Berlanjut - Masuk saluran pernapasan(lanjutan) - Menginfeksi
saluran pernapasan - Bronkitis - Mukosa membengkak dan menghasilkan
lendir - Pilek 3 – 4 hari - Batuk (mula-mula kering kemudian berdahak) - Riak
jernih - Purulent - Encer - Hilang - Batuk - Keluar - Suara ronchi basah atau
suara napas kasar - Nyeri subsernal - Sesak napas - Jika tidak hilang setelah
tiga minggu - Kolaps paru segmental atau infeksi paru sekunder (pertahanan
utama) (Sumber : dr.Rusepno Hasan, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak,
1981)

Virus dan kuman biasa masuk melalui “port de entry” mulut dan hidung
“dropplet infection” yang selanjutnya akan menimbulkan viremia/ bakterimia
dengan gejala atau reaksi tubuh untuk melakukan perlawanan.

6
Aktivasi IG.E

Alergen

• Virus/ bakteri memasuki tubuh (bakterimia/ viremia)

• Infeksi sekunder oleh beberapa penyakit

• Batuk kering, setelah 2-3 batuk mulai berdahak dan timbul lendir.

• Mungkin dahak berwarna kuning (infeksi sekunder)

• Peningkatan frekwensi pernafasan

• Penggunaan otot-otot bantu pernafasan.

•Nyeri pada retrosternal

• Demam

• Malaise

• Hipertermia

• Nutrisi kurang dari kebutuhan

• Perubahan pola nafas

• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

• Gangguan keseimbangan cairan


•Edema mukosa sel goblet memproduksi mukus

• Peningkatan pelepasan histamine

(Purnawan Junadi; 1982; 207).

2.1.5. Manifestasi Klinis

1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)

2. Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan

3. Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)

4. Bengek

5. Lelah

6. Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan

7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan

8. Pipi tampak kemerahan

9. Sakit kepala

10. Gangguan penglihatan

11. Sedikit demam.

12. Dada merasa tidak nyaman.

2.1.6. Komplikasi

a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik.

b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan
gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia

c. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.

8
d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau
Bronkietaksis

2.1.7. Pemeriksaan Penunjang

a. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia.

b. Laboratorium : Leukosit > 17.500.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

a. Tes fungsi paru-paru

b. Gas darah arteri

c. Rontgen dada.

d. Pemeriksaan sputum selama 3x berturut-turut selama 3 hari pada pagi


hari sesudah bangun tidur.

2.1.8. Diagnosa

Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari


adanya lendir. Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan
terdengar bunyi ronki atau bunyi pernafasan yang abnormal.

2.1.9. Pengobatan

a. Tindakan Perawatan

Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan


mengeluarakan lender

1. Berjemur dipagi hari.

2. Sering mengubah posisi.

3. Banyak minum.

4. Inhalasi

5. Nebulizer

Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan


tenang perlu diberikan minum susu atau makanan lain.

9
b. Tindakan Medis.

1. Jangan beri obat antihistamin berlebih.

2. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial

3. Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari

4. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif

2.1.10. Pencegahan

Jika Anda telah sering mengalami serangan bronkitis atau berulang,


penyebabnya mungkin sesuatu di lingkungan Anda. Lokasi yang dingin,
lembab - khususnya dikombinasikan dengan polusi udara atau asap rokok -
dapat membuat Anda lebih rentan terhadap bronkitis akut. Ketika masalah
menjadi berat, Anda mungkin perlu untuk mempertimbangkan perubahan di
mana dan bagaimana Anda hidup dan bekerja.

Langkah-langkah ini juga dapat membantu menurunkan risiko bronkitis


dan melindungi paru-paru secara umum:

1. Hindari merokok dan menjadi perokok pasif. Asap tembakau meningkatkan


risiko bronkitis kronis dan emphysema.

2. Cobalah untuk menghindari orang-orang yang telah pilek atau flu. Semakin
sedikit Anda terkena virus yang menyebabkan bronkitis, semakin rendah
risiko Anda mendapatkannya. Hindari kerumunan orang selama musim
flu.

3. Hindari keluar malam karena saat malam kondisi udara dingin dan sangat
lembab sehingga membuat bronkus mengalami vasokontriksi dan
peningkatan produksi secret.

4. Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.


Misalnya telur, susu, daging dan sebagainya.

5. Dapatkan vaksin flu tahunan. Banyak kasus bronkitis akut hasil dari
influenza, virus. Mendapatkan vaksin flu tahunan dapat membantu
melindungi Anda dari flu, yang pada gilirannya, dapat mengurangi risiko
bronkitis.

10
6. Tanyakan kepada dokter tentang pneumonia shot. Jika usia Anda lebih
dari 60 tahun atau Anda memiliki faktor risiko seperti diabetes, penyakit
jantung dan paru-paru, perlu dipertimbangkan melakukan shot bronkitis.
Selain itu, dikenal sebagai vaksin Prevnar dapat membantu melindungi
anak-anak terhadap pneumonia. Kami menganjurkan untuk semua anak
di bawah usia 2 tahun dan untuk anaku usia 2 hingga 5 tahun yang
berada pada risiko tertentu penyakit pneumokokus, seperti mereka yang
memiliki kekurangan sistem kekebalan tubuh, asma, penyakit jantung atau
anemia sel sabit. Efek samping dari vaksin pneumokokus biasanya kecil
dan ringan termasuk rasa nyeri atau bengkak di tempat suntikan. Jika
Anda memiliki radang paru-paru atau lebih lima tahun yang lalu
menjalankan shot, dokter anda dapat merekomendasikan bahwa Anda
mendapatkan satu lagi.

7. Cuci tangan atau menggunakan sanitizer tangan secara teratur. Untuk


mengurangi risiko terkena infeksi virus, sering mencuci tangan anda dan
membiasakan menggunakan sanitizer tangan. Dan jangan menggosok
hidung atau mata Anda.

8. Ketika praktek, memakai masker. Jika Anda harus menghabiskan banyak


waktu di sekitar orang lain yang batuk dan bersin, ide yang baik untuk
memakai masker yang menutupi mulut dan hidung untuk mengurangi
risiko infeksi.

BAB 4

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri,


tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau
bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis,
Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso,
1994). Yang terdiri dari bronchitis akut dan kronik.

4.2.Saran

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jadi diharapkan
untuk para pembaca untuk lebih mengembagkannya lagi. Jadikan makalah ini
sebagai perimbangan pengembangan dari penyakit yang telah dibahas diatas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E, 1992, Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, ECG: Jakarta.

Wikipedia, 2009. Bronkitis, http://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitis. di akses tanggal 28 oktober


2011 Pukul 15.00 WIB

Xamthone, 2010. Bronkitis. http://xamthone-plus.com/bronkitis. di akses tanggal 28 oktober


2011 Pukul 15.00 WIB

Ginageh, 2011. Penyakit Bronkitis. http://ginageh.wordpress.com/2011/09/30/penyakit-


bronkitis/. di akses tanggal 28 oktober 2011 Pukul 15.00 WIB

12
PENYAKIT BRONKHITIS

UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH ILMU PENYAKIT


DI BIMBING OLEH BAPAK YOGI KUSWONOYO,Ked.

Disusun Oleh :

NAMA : EKA FAJAR DWI MEISARI


KELAS : X KPR-1

SMK KESEHATAN KENDEDES MALANG


TAHUN PELAJARAN 2013\2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan Kehadirat Allah swt yang telah memberikan

kelancaran kepada kita untuk menyelesaikan tugas membuat makalah ini.

Materi dalam makalah ini adalah hasil laporan tugas ilmu penyakit, tentang
Penyakit Bronkhitis. Pembuatan ini dilakukan secara berkelompok, bekerjasama satu
sama lain. Kami menggunakan sumber dari internet, buku, dan lainnya.

Kami berharap selesainya makalah ini dapat memenuhi tugas dari guru yang
bersangkutan, dan memberikan kepada kita semua supaya lebih mengetahui dan
mengerti akan Penyakit Bronkhitis.

Kami berharap ada kritik dan saran dari ibu guru pendamping ataupun orang
yang membaca makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semuanya.

Malang, 21 Januari 2014

Anda mungkin juga menyukai