Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU PENYAKIT
BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Disusun Oleh: ELLY RETNO SAFITRI


SMK KESEHATAN KENDEDES
JL.RADEN PANJI SUROSO NO.6 MALANG
2013

I
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
"TENTANG BBLR ". Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini adalah salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Penyakit dalam program
semester genap. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dengan sebesar-besarnya
kepada Bpk.Yogi Sukartono S.Ked. selaku guru mata pelajaran Ilmu Penyakit.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
Cover………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………………….. ii
Daftar Isi……………………………………………………………………… iii
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………... 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………… 2
Bab II Isi dan Pembahasan ……………………………………………………3
2.1 Definisi bblr………………………………………...3
2.2 Karakteristik BBLR………………………………………...3
2.3 Etiologi BBLR ………………………..3
2.4 Diagnostik BBLR…………………………………6
2.5 Prognosa BBLR………………………….7
2.6 Asuhan Keparawatan Pada Neonatus Dengan BBLR ………….7
2.7 Pemantauan (Monitoring)…………………..8
2.8 Penanganan…………………………………9
2.9 Pencegahan…………………………...........11
Bab III Kesimpulan Dan Saran……………………………………………... 12
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….12
3.2 Saran………………………………………………………………...12
Daftar Pustaka…………………………………………………………………. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )

1.1 LATAR BELAKANG

Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering
dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500
gram.Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Kejadian
BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa
kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah
perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang.
Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana
kejadian BBLR dapat saja tejadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal
ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan
pelayanan antenatal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas
dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya di masa depan.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada
semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem
perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan
lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta
tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga
dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan
(Depkes RI, 2005).
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar
tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas. Bidan
dan perawat adalah bagian dari pemberi pelayanan yang ikut berperan penting dalam
memberikan perawatan pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Perkembangan bayi
dengan BBLR yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan.Oleh karena itu penulis tertarik membahas tentang kasus
BBLR pada bayi NY. “F” yang akan penulis bahas pada BAB berikutnya.
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan BBLR?


2. Apa penyebab BBLR?
3. Apa saja diagnostic BBLR ?
4. Apa saja karakteristik BBLR?
5. Bagaimana cara pemantauan BBLR?
6. Bagaimana cara menangani BBLR ?
7. Bagaimana cara mencegah BBLR ?

1.3. TUJUAN

1. Menjelaskan tentang pengertian BBLR.


2. Menjelaskan tentang etiologi BBLR.
3. Menjelaskan tentang diagnostic BBLR.
4. Menjelaskan tentang prognosa BBLR.
5. Menjelaskan tentang pemantauan BBLR.
6. Menjelaskan tentang penanganan BBLR.
7. Menjelaskan tentang pencegahan BBLR.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 .DEFINISI
Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500
gram ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat berfariasi dan
harus digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang berat badannya diatas presentil 90
dinamakan besar untuk umur kehamilan dan yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan
untuk umur kehamilan. Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur
kehamilan. Bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir dinamakan berat
badan lahir rendah
WHO (1961) mengganti istilah premature dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir bukan bayi premature.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir rendah
dibedakan:

1.Bayi berat lahir rendah, berat lahir 1500 – 2500 gram


2.Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram
3.Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram

2.2. Karakteristik BBLR


Menurut Manuaba (1998), karakteristik Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah
sebagai berikut:
a. Berat kurang dari 2.500 gram
b. Panjang badan kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
e. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
f. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak
g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot hipotonik- lemah.
h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50 kali per menit.
i. Kepala tidak mampu tegak
j. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit.

2.3. ETIOLOGI
BBLR dapat disebabkan karena:

Persalinan kurang bulan / premature


Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin,

3
gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau
rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir
kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan
hidup diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang
sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan
penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang
(prematur).
· Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam
kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan
keaadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan
perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu. Keadaan ini mengakibatkan
kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.

a. PREMATUR MURNI
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau disebut juga neonatus
preterm / BBLR.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Persalinan Prematur atau BBLR adalah
. Faktor Ibu
1) Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
2) Gizi saat hamil kurang
3) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
4) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
5) Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)
6) Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion
7) Faktor pekerja terlalu berat
8) Primigravida
9) Ibu terlalu muda

b. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hatnil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil seperti
pre eklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini

c. Faktor Janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali kongenital

d. Faktor Kebiasaan
Pekerjaan yang melelahkan, merokok

e. Faktor yang masih belum diketahui.


Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah
1) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala
kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
2) Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis

4
3) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4) Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
5) Tulang-tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
6) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
7) Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
8) Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apneu
9) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis dahi
dan lengan
10) Lemak subkutan kurang
11) Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora
12) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah.

Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah,
kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena
itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan
dengan prematuritas (BBLR).

DISMATUR
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan.
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas:
1. Sindrom aspirasi mekonium
2. Hipoglikemia, karena cadangan glukosa rendah
3. Hiperbilirubinemia
4. Hipotermia
. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua, yaitu :

a.Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-
minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dada, lingkaran
kepala dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa
gestasi yang sebenarnya.
Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum
terbentuknya adipose tissue.

b. Disporpotionate IUGR
Tejadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari
sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat
tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda-tanda sedikitnya
jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus
dan lebih panjang.

5
Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur
Faktor ibu
Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit diabetes militus yang
berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru
kronik) gizi buruk, Drug abbuse, peminum alcohol

Faktor uteri dan plasenta


Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat yang tidak normal, uterus
bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian
plasenta lepas

Faktor janin :
Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan, (toxoplasmosis,
rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis)

Penyebab lain Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui

2.4. DIAGNOSTIK

Anamnesis:
· Umur ibu
· Penyakit persalinan sebelumnya
· Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
· Kenaikan berat badan selama hamil
· Aktivitas
· Penyakit yang diderita selama hamil
· Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik
· Berat lahir kurang 2500 gram
· Untuk BBLR kurang bulan:
Tanda prematuritas:
ü tulang rawan telinga belum terbentuk
ü masih terdapat lanugo
ü refleks-refleks masih lemah
ü alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum menutup labium minus. Pada laki-
laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum terbentuk)
· Untuk BBLR kecil untuk masa kehamilan:
Tanda janin tumbuh lambat:
ü tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas
ü kulit keriput
ü kuku lebih panjang
Komplikasi BBLR
· Hipotermi
· Hipoglikemia
· Ikterus/ hiperbilirubinemia
· Masalah pemberian minum

6
· Infeksi atau curiga sepsis
· Sindroma aspirasi mekoneum
· Perdarahan intra cranial

2.5.PROGNOSA
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal
misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat bayi, makin tinggi
angka kematian), asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan
intrafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan
metabolik (asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia).
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan
perawatan pada saat kehamilan persalinan dan post natal (pengaturan suhu lingkungan,
resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia
hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain).
Pengamatan Lebih Lanjut
Bila bayi berat lahir rendah dapat mengatasi problematik yang dideritanya perlu diamati
selanjutnya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran,
penglihatan, kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat dan penyakit penyakit seperti
Hidrosefalus, Cerebral palsy dan sebagainya

2.6. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATUS DENGAN BBLR


1. Pengkajian
a. Data Subyektif
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan (Alien Carol V.
1993:28).
Data subyektif terdiri dari

1) Biodata atau identitas pasien :


Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin
Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan,
penghasilan pekerjaan, dan alamat). (Talbott Laura A, 1997: 6).

2) Riwayat kesehatan
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus BBLR
yaitu:
• Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok ketergantungan
obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, kardioyaskuler dan paru.
• Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan
kongenital, riwayat persalinan preterm.
• Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa
kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
• Hari pertama haid terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau
preterm).

7
Riwayat Natal
komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan permasalahan pada
bayi baru lahir. Yang perlu dikaji:
Kala I : Perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang
(narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
Riwayat Post Natal
Yang perlu dikaji antara lain:
• Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua A.S (0-3) asfiksia berat, A.S
(4-6) asfiksia sedang, A.S (7-10) asfiksia ringan.
• Berat badan lahir : Preterm/BBLR 2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal
(34-36 cm).
• Adanya kelainan kongenital: Anencephal, hidrocephalus, anetrecial aesofagal.

Pola Nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah
aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai
dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk
mengoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.

• Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR D5 %
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10 %
• Kebutuhan nutrisi enteral
BB = 24 kali per 24 jam
BB 1250- = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam

• Kebutuhan minum pada neonatus :


Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari
(Iskandar Wahidiyat, 1991:l)
Pola Eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah :
• BAB : frekuensi, jumlah, konsistensi.
• BAK : frekuensi, jumlah

2.7. PEMANTAUAN (MONITORING)

1. Kenaikan BB dan pemberian minum setelah umur 7 hari


· Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir >1500 gram dapat

8
kehilangan BB sampai 10% dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14
hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
· Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan seharusnya:
ü 150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30 gram/hari)
ü 200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-35 gram/hari)
· Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia
lebih dari 7 hari:
ü Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180ml/kg/hari.
ü Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian
ASI tetap 180ml/kg/hari.
ü Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai
200ml/kg/hari.

2. Tanda kecukupan pemberian ASI


· Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
· Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
· BB bayi naik

3. Pemulangan penderita
Bayi suhu stabil
Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI
dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternative cara pemberian minum yang lain.
Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

2.8. PENANGANAN
Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinanan yang dapat terjadi
pada bayi prematuritas maka perawatan dan pengawasan ditujukan pada pengaturan suhu,
pemberian makanan bayi, Ikterus, pernapasan, hipoglikemi dan menghindari infeksi

1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas /BBLR.


Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermi karena
pusat pengaturan panas belum berfungsi dengan baik, metabolisme rendah dan permukaan
badan relatif luas.
Oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim , apabila tidak ada inkubator bayi dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingga panas badannya dapat dipertahankan.

2. Makanan bayi prematur.


Alat pencernaan bayi belum sempurna, lambung kecil enzim peneernaan belum matang,
sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal;/kgBB sehingga pertumbuhan
dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului derngan
menghisap cairan lambung , reflek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya
sedikit demi sedikit dengan frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yasng
paling utama sehingga ASI-lah yang paling dahulu diberikan, bila faktor menghisapnya

9
kurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan
memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan 50- 60 cc/kgBB/hari terus dinaikan
sampai mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari.

3. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan bilirubin
tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat
diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbilirubinemia dapat
menyebabkan kernikterus maka wama bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa, bila
ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat.

4. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini tanda-tanda
gawat pernafasan selalu ada dalam 4 jam. Bayi haras dirawat terlentang atau tengkurap dalam
incubator, dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usalia pernapasan.

5. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir rendah, harus
diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur.

6. Menghindari Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah,
kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena
itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan
dengan prematuritas (BBLR)

Pola Nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah
aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai
dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk
mengoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
• Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR D5 %
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10 %
• Kebutuhan nutrisi enteral
BB = 24 kali per 24 jam
BB 1250- = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam
• Kebutuhan minum pada neonatus :
Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari

10
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari
(Iskandar Wahidiyat, 1991:l)

Pola Eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah :
• BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.
• BAK : frekwensi, jumlah

2.9. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang
penting.
Hal-hal yang dapat dilakukan:
• Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun
kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,
terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan,
dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
• Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda
tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
• Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-
34 tahun)

• Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil

11
BAB III
PENUTUPAN

3.1. KESIMPULAN

Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering
dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada
semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia
neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem
perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan
lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta
tumbuh kembang. Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor
ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler,
kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR

B. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
baik dalam sistematika penulisan maupun dari isi makalah, oleh karena itu untuk
memperbaiki makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya kami berharap saran dan kritik
yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Suradi R. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Melihat situasi dan kondisi bayi. Avaliable from :
http://www.IDAI.or.id. Last Update : 2006. [diakses pada tanggal 10 Desember 2007].
Subramanian KS. Low Birth Weight Infant. Avaliable from http://www.eMedicine.com.
www.google.com
http://www.eMedicine.com
United Nations Children’s Fund/World Health Organization. Low Birthweight. UNICEF,
New York, 2004. Avaliable from : http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last
Update : Nov 2007 [diakses tanggal 2 Desember 2007].
12

Anda mungkin juga menyukai