Makalah
OLEH
SAHRUL HUSU
E1D114019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya.
Harapan penulis semoga makalah berjudul “Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai
Alat Bantu Analisis Optimalisasi Unjuk Kerja Call Setup Success Rate (CSSR) Pada
Komunikasi Gsm” ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca,
sehingga apabila terdapat hal yang tak sempurna di makalah ini pembaca dapat
menyampaikan sarannya kepada kami.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman kami yamg
masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukkan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
| ii
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui kerja dari jaringan GSM .
2. Mengetahui pengaplikasian JST pada jaringan GSM.
|2
BAB 2
PEMBAHASAN
Mobile Station (MS) adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh suatu pelanggan
untuk melakukan panggilan maupun sms. Base Station Sub-system (BSS)
bertanggung jawab untuk pembangunan dan pemeliharaan hubungan ke MS. BSS
mengalokasikan kanal radio untuk suara dan pesan data, membangun hubungan
radio, dan berfungsi sebagai relay station antara MS dan MSC. Network Sub-System
(NSS) merupakan bagian utama dari jaringan seluler yang terdiri dari : Mobile
Switching Center (MSC), Home Location Register (HLR), Visitor Location Register
(VLR), Authentication Center (AuC), Equipment Identity Registration (EIR).
Operation and Support System (OSS) sering juga disebut dengan OMC (Operation
and Maintenance Center) adalah sub system jaringan GSM yang berfungsi sebagai
pusat pengendalian dan maintenance perangkat (network element) GSM yang
terhubung dengannya. Hal yang harus diperhatikan oleh penyedia layanan
telekomunikasi seluler yaitu kinerja jaringan komunikasi GSM. Kinerja jaringan
GSM dapat diketahui salah satunya dengan melihat performansi dari Call Setup
Success Rate (CSSR).
video call maupun SMS atau dengan kata lain membuka jalan untuk melakukan
komunikasi. Saat hendak melakukan panggilan, call attempt memanggil prosedur call
setup dan jika berhasil maka panggilan akan terhubung. Keberhasilan call setup terdiri
dari dua prosedur yaitu :
Prosedur pertama adalah prosedur untuk membuat koneksi sinyal dari mobile station
(MS) ke jaringan. Hal ini terjadi saat MS mengirimkan sebuah pesan permintaan
kanal dari Random Access Channel (RACH) ke BTS untuk meminta kanal sinyal
SDCCH. MS meminta sinyal SDCCH disebabkan oleh beberapa alasan yaitu:
emergency call, call re-establishment, answer to paging, originating speech call,
originating data call, location updating. Kemudian terjadi proses signaling antara MS
dan jaringan untuk mengaktifkan kanal sinyal SDCCH dan memproses layanan yang
diminta oleh MS. Keberhasilan untuk mendapatkan sinyal SDCCH ditandai dengan
terkirimnya pesan dari MS ke BTS dan ke BSC. Selanjutnya terjadi proses
authentikasi, ciphering, dll yang dilakukan oleh SDCCH.
Prosedur kedua adalah prosedur untuk menempati Radio Resource (kanal suara).
MSC adalah inisiator dari prosedur ini. MSC mengirimkan pesan ke BSC untuk
meminta Radio Resource. Kemudian terjadi proses signaling antara BTS dan BSC
untuk mengalokasikan dan mengaktifkan radio resource yang cocok (Traffic channel-
TCH). Jika TCH tersebut berhasil diduduki oleh MS maka BTS mengirimkan pesan
assignment complete ke BSC dan BSC mengirimkan pesan assignment complete ke
MSC.
T1 T2 T3 T4
Gambar 2. Diagram alir Call Setup pada GSM
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan call setup ditandai ketika Mobile
Station (MS) mampu menduduki kanal sinyal SDCCH dan menduduki traffic channel
(TCH). Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:
|4
2.2 Metode
2.2.1 Perancangan Sistem
Sebelum membuat suatu sistem optimalisasi Call Setup Success Rate (CSSR)
terlebih dahulu dilakukan perancangan sistem. Perancangan sistem merupakan
tahapan penting dalam mengaplikasikan suatu konsep, baik dalam bentuk software
|5
ataupun hardware agar dalam pembuatannya dapat berjalan secara sistematis dan
terstruktur sehingga dapat berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Berikut ini
gambar perancangan arsitektur jaringan saraf tiruan untuk optimalisasi CSSR :
Keterangan:
LT = Jumlah neuron pada lapisan tersembunyi
KB = Konstanta belajar
Dapat dilihat pada tabel 1. dan 2. bahwa variasi jumlah neuron pada lapisan
tersembunyi dan variasi konstanta belajar dapat mempengaruhi nilai MSE dan epoch
yang dihasilkan. Hal ini terbukti pada tabel diatas bahwa nilai MSE terbesar terdapat
pada konfigurasi jaringan dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi 10 dan
konstanta belajar 0.05. Sedangkan nilai MSE terkecil terdapat pada konfigurasi
jaringan dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi 50 dan konstanta belajar 0.01.
Namun jika dilihat dari nilai epoch yang dihasilkan maka konfigurasi jaringan
dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi 10 dan konstanta belajar 0.05 memiliki
nilai epoch yang lebih kecil daripada epoch yang dihasilkan pada konfigurasi jaringan
dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi 50 dan konstanta belajar 0.01. Hal ini
membuktikan bahwa untuk mendapatkan nilai MSE yang kecil maka dibutuhkan
jumlah epoch yang relatif besar dan sebaliknya untuk mendapatkan nilai MSE yang
besar maka dibutuhkan jumlah epoch yang kecil. Oleh karena itu, konfigurasi jaringan
yang terbaik adalah konfigurasi jaringan dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi
50 dan konstanta belajar 0.01 karena konfigurasi tersebut mampu menghasilkan nilai
MSE yang relatif kecil dibandingkan konfigurasi jaringan yang lainnya sehingga
layak digunakan pada tahap pengujian.
Persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap data latih dari 4 BTS dapat
dilihat pada gambar 6.
|9
Persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap data uji dari 4 BTS dapat dilihat
pada gambar 7.
Max Available CS = 32
TCH Availability = 100
SDCCH Drop Rate = 0,005
SDCCH Block Rate =0
TCH Block Rate =0
Nama Optimalisasi = Normal
| 12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan bahwa konfigurasi jaringan yang terbaik adalah konfigurasi
jaringan dengan jumlah neuron pada lapisan tersembunyi sebanyak 50 buah dan
konstanta belajar bernilai 0,01 karena menghasilkan nilai MSE yang relatif kecil yaitu
1,11e-11 dengan epoch 461. Persentase keberhasilan optimalisasi CSSR paling tinggi
pada data latih terdapat pada BTS Ujung-Ujung sebesar 99,26% dan paling rendah
terdapat pada DCS Salatiga sebesar 87,41%. Tetapi secara keseluruhan, persentase
keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap seluruh data latih dapat dikatakan baik karena
memiliki persentase keberhasilan 92,96%. Persentase keberhasilan optimalisasi CSSR
paling tinggi pada data uji terdapat pada BTS Unnes Sekaran sebesar 99,26% dan paling
rendah terdapat pada DCS Salatiga sebesar 85,19%. Tetapi secara keseluruhan,
persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap seluruh data uji dapat dikatakan
baik karena memiliki persentase keberhasilan 90,56%. Adapun saran yang dapat
diberikan sehubungan dengan pelaksanaan penelitian ini adalah penelitian ini dapat
dikembangkan untuk mengoptimalisasi unjuk kerja Call Setup Success Rate (CSSR)
pada layanan data dengan menggunakan sampel data parameter BTS yang lebih banyak
dan dapat dikembangkan menggunakan variasi tipe jaringan saraf tiruan yang lain seperti
perceptron, hopfield, ADALINE, LVQ. Selain itu, juga dapat dikembangkan untuk
mengoptimalisasi unjuk kerja Handover Successfull Rate (HOSR) dan Call Drop Rate
(CDR) pada operator seluler
3.2 Saran
| 13
DAFTAR PUSTAKA