Anda di halaman 1dari 11

PERBAIKAN CITRA DENGAN METODE

POWER LAW TRANSFORMATION

KARYA ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Jenjang Strata I
Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Oleh:

TRI HARYONO
NIM : D400 090 064

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah dengan judul “Perbaikan Citra Dengan Metode Power Law
Transformation” ini diajukan oleh:

Nama : Tri Haryono


NIM : D400 090 064

Guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana


jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Telah diperiksa dan disetujui pada:

Hari : ………………………………
Tanggal : ………………………………

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Muhammad Kusban, S.T., M.T.) (Ir. Bambang Hari P., M.T.)


PERRBAIKAN CITRA DENGAN METODE
POWER LAW TRANSFORMATION

TRI HARYONO

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

E-mail : thekuthyt@gmail.com

ABSTRAKSI
Citra (image) merupakan salah satu bagian dari komponen multimedia yang memegang
peranan penting dalam informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh
data teks, yaitu citra kaya akan informasi. Meskipun citra kaya akan informasi, namun seringkali
citra yang kita miliki mengalami penurunan mutu (degradasi), misalnya mengandung cacat atau
derau (noise), warnanya terlalu kontras, kurang tajam, kabur (blurring), dan sebagainya.. Untuk
itu perlu dilakukan proses perbaikan citra guna meningkatkan mutu citra.
Salah satu teknik pengolahan citra digital yaitu peningkatan kualitas citra (image
enhacement). Teknik peningkatan kualitas citra dibagi menjadi dua bagian yaitu melalui metode
domain spasial dan domain frekuensi. Penelitian kali ini menggunakan teknik domain spasial
dengan metode power law transformation.
Penelitian dilakukan terhadap beberapa sampel foto dengan kontras dan kecerahan yang
berbeda. Citra awal kemudian diolah dengan aplikasi perbaikan citra menggunakan metode
power law transformation. Perbaikan kualitas pada citra citra asli grayscale berkontras tinggi
dan citra asli berwarna (citra gelap) didapatkan nilai optimal gamma 0.3. Perbaikan kualitas
pada citra asli grayscale berkontras rendah dan citra asli berwarna (citra gelap) didapatkan
nilai gamma optimal untuk perbaikan kualitas citra asli adalah 1.5 dan 1.9.

Kata kunci : Citra Digital, Power Law Transformation, Nilai Gamma, Peningkatan Kualias
Citra.

I. PENDAHULUAN ini tidak dapat dipisahkan dari multimedia.


Situs web (website) di Internet dibuat
Data atau informasi tidak hanya disajikan semenarik mungkin dengan meyertakan
dalam bentuk teks, tetapi juga dapat berbentuk visualisasi berupa citra atau video yang bisa
citra, video, dan audio (bunyi, suara, musik). diputar. Citra (image) merupakan salah satu
Keempat macam data atau informasi ini sering bagian dari komponen multimedia yang
disebut multimedia. Era teknologi sekarang
memegang peranan penting dalam informasi dalam spatial domain. Transformasi ini dapat
visual. Citra mempunyai karakteristik yang diterapkan pada gambar yang memiliki
tidak dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya kontras rendah maupun tinggi.
akan informasi. Maksudnya, sebuah citra Penelitian sebelumya yang berhubungan
dapat memberikan informasi lebih banyak dengan topic pembahasan dan dijadikan bahan
daripada informasi tersebut disajikan dalam untuk melakukan pengembangan penelitian
bentuk tekstual. ini adalah sebagai berikut:
Meskipun citra kaya akan informasi,
namun seringkali citra yang kita miliki a) Asmaniatul Jannah, dalam penelitian
mengalami penurunan mutu (degradasi), yang berjudul “Analisis Perbandingan
misalnya mengandung cacat atau derau Metode Filter Gaussian, Mean, dan
(noise), warnanya terlalu kontras, kurang Median Terhadap Reduksi Noise Salt
tajam, kabur (blurring), dan sebagainya. And Peppers”. Dari penelitian tersebut
Tentu saja citra semacam ini menjadi lebih penulis meneliti perbandingan antara
sulit diinterpretasikan karena informasi yang beberapa metode filter terhadap reduksi
disampaikan oleh citra tersebut kurang jelas. noise salt and peppers.
Untuk itu perlu dilakukan proses perbaikan
b) Muhammad Kusban (2012) dalam
citra guna meningkatkan mutu citra. Bidang
penelitian yang berjudul “PERBAIKAN
ilmu pengetahuan yang membahas tentang
CITRA MELALUI PROSES
proses peningkatan mutu citra tersebut yaitu
PENGOLAHAN PIKSEL”. Teknologi
pengolahan citra (digital image processing).
perbaikan citra pada umumnya
Salah satu cabang dalam ilmu pengolahan
menggunakan operasi spasial dan
citra yaitu perbaikan citra (image
operasi domain untuk memanipulasi
enhancement).
citra. Kelemahan menggunakan operasi
Image enhancement adalah pemrosesan
domain adalah adanya kenaikan derau
citra, khususnya menggunakan komputer
saat proses berlangsung. Salah satu cara
dengan tujuan meningkatkan kualitas citra.
mengatasinya adalah dengan
Fungsi utama dari pengolahan citra adalah
menggunakan operasi spasial.
untuk memperbaiki kualitas dari suatu citra
sehingga citra dapat dilihat lebih jelas dan c) Danny Ibrahim dalam penelitian yang
informasi yang ada di dalam citra dapat berjudul “Pengaturan Kecerahan dan
diekstrak dengan tepat. Proses awal Kontras Citra Secara Automatis dengan
pengolahan citra digital adalah dengan Teknik Pemodelan Histogram”. Dalam
mentransformasikan citra ke dalam bentuk penelitian ini menyimpulkan bahwa
besaran-besaran diskrit dari tingkat nilai kriteria citra yang memiliki kecerahan
keabuan pada titik-titik elemen citra. Elemen- dan kontras yang baik adalah citra yang
elemen citra digital apabila ditampilkan dalam memiliki kisaran dinamis (tingkat
layar monitor akan menempati sebuah keabuan) yang cukup lebar dan memiliki
ruangan yang disebut dengan pixel (picture distribusi piksel yang cukup merata pada
elemen). kisaran dinamis tersebut.
Image enhancement terbagi dalam dua
kategori, yaitu metode spatial domain dan
metode frequency domain. Spatial domain
berkenaan dengan ruang gambar itu sendiri A. Citra Digital
dan berdasarkan manipulasi langsung pixel- Citra digital dapat didefinisikan sebagai
pixel dari gambar. Frequency domain sebuah fungsi dua dimensi, f(x1,y1), dimana
didasarkan pada modifikasi transformasi x1 dan y1 disebut koordinat spasial dan
fourier pada gambar. Power law amplitudo f pada pasangan koordinat x1,y1
transformation merupakan salah satu fungsi disebut sebagai intensitas atau gray level citra.
Pada saat x1,y1 dan nilai amplitudo f
terdefinisi secara diskrit, maka gambar
tersebut dapat dikatakan sebagai citra digital. D. Power Law Transformation
Nilai f(x,y) terdiri dari i(x,y),r(x,y) dengan Transformasi power law mempunyai
maksud : dasar sebagai berikut :
1. Nilai i(x,y) adalah jumlah cahaya yang
(2 - 1)
berasal dari sumbernya (illumination),
0 ≤ i(x,y) < ∞ dimana s dan r merupakan tingkat keabuan
2. Nilai r(x,y) adalah derajat kemampuan piksel dari citra output dan input, sedangkan c
objek memantulkan cahaya dan γ adalah konstanta positif. Transformasi
(reflection), 0 ≤ f(x,y) < ∞ ini dapat diaplikasikan pada citra yang
Sehingga, 0 ≤ f(x,y) < ∞. Nilai f(x,y) disebut mempunyai kontras rendah. Kurva power law
juga derajat keabuan (gray level) mempunyai dengan nilai pecahan γ memetakan nilai-nilai
nilai, Imin < f < Imax, sementara (Imin, Imax) daerah gelap masukan menjadi nilai-nilai
disebut skala keabuan. Sebagai contohnya output yang lebih luas.
adalah citra hitam putih dengan 256 level
mempunyai skala keabuan (0,255). Hal ini Berbagai perangkat yang digunakan untuk
berarti nilai 0 menyatakan hitam dan nilai 255 menangkap gambar, mencetak, dan
menyatakan putih (gradasi hitam menuju menampilkan suatu gambar merespon sesuai
putih). power law. Eksponen dalam persamaan power
law disebut sebagai gamma. Proses untuk
B. Pengolahan Citra mencari nilai yang cocok dalam gamma
disebut koreksi gamma (gamma correction).
Pengolahan citra atau image processing Misalnya, tabung sinar katoda pada monitor
merupakan bidang yang berhubungan dengan (CRT), perangkat ini memiliki respon
proses transformasi citra yang bertujuan untuk intensitas ketegangan dengan nilai eksponen
mendapatkan kualitas yang lebih baik. bervariasi mulai sekitar 1,8 sampai 2,5.

C. Perbaikan Citra Koreksi gamma merupakan faktor


keteduhan yang mempengaruhi pemetaan
Teknik atau metode peningkatan mutu antara nilai intensitas (tingkat keabuan) citra
citra terdiri dari proses-proses yang bertujuan masukan dan keluaran sehingga pemetaan
memperbaiki mutu citra untuk memperoleh bisa tak-linear. Gamma memiliki nilai lebih
keindahan gambar, untuk kepentingan analisis besar dari nol. Jika gamma sama dengan satu,
citra, dan untuk mengoreksi citra. Langkah- maka pemetaanya linear. Jika gamma kurang
langkah secara umum yaitu peningkatan dari satu, pemetaannya cenderung menuju
tingkat keabuaan citra, filtering sebagai upaya nilai keluaran yang lebih tinggi (terang). Jika
untuk koreksi gangguan radiometris, dan gamma lebih besar dari pada satu,
transformasi dua dimensi untuk mengoreksi pemetaannya cenderung menuju nilai keluaran
gangguan yang bersifat geometris. yang lebih rendah (lebih gelap).
Dua metode yang digunakan dalam teknik
peningkatan kualitas citra yaitu domain E. Histogram
spasial dan domain frekuensi. Domain spasial Menurut T. Sutoyo, S.Si, M.Kom, dkk
adalah memanipulasi data dalam ruang (2009 : 29) histogram adalah grafik yang
lingkup citra itu sendiri dengan menggunakan menunjukkan frekuensi kemunculan setiap
perubahan piksel-pikselnya. Sedangkan nilai gradasi warna. Bila digambarkan pada
domain frekuensi yaitu teknik memanipulasi koordinat kartesian, maka sumbu X (absis)
citra dengan transformasi fourier. menunjukkan tingkat warna dan sumbu Y
(ornidat) menunjukkan frekuensi kemunculan. Menurut T. Sutoyo, S.Si., M.Kom, dkk
Gambar 1 menunjukkan sebuah gambar (2009 : 24) kecerahan (brightness) merupakan
beserta histogramnya. intensitas cahaya yang dipancarkan piksel dari
citra yang ditangkap oleh sistem penglihatan.
Kecerahan pada sebuah titik (piksel) di dalam
citra merupakan intensitas rata-rata dari suatu
area yang melingkupinya. Sebuah citra
grayscale 256 warna akan tampak gelap bila
seluruh komponen warnanya berada
Gambar 1. Citra beserta histogramnya mendekati 0. Sebaliknya, citra akan tampak
terang bila seluruh komponen warnanya
F. Kontras dan Kecerahan mendekati 256. Histogram dari kecerahan
Menurut T. Sutoyo, S.Si., M.Kom, dkk suatu citra ditunjukkan oleh gambar 3.
(2009 : 37) kontras adalah tingkat penyebaran
piksel-piksel ke dalam intensitas warna. Ada
tiga macam kontras, yaitu kontras rendah,
kontras tinggi, kontras normal.

1. Citra kontras rendah


Citra yang memiliki kontras rendah dapat
terjadi karena kurangnya pencahayaan. Citra (a) Citra berkontras Histogram
ini memiliki kurva histogram yang sempit rendah
(tepi paling kanan berdekatan dengan tepi
paling kiri). Akibatnya sebaran intensitas
terang atau gelap tidak merata. Jika
pengelompokan nilai-nilai piksel berada di
bagian kiri (yang berisi nilai keabuan yang
rendah), citranya cenderung gelap. Jika (b) Citra berkontras Histogram
pengelompokkan nilai-nilai piksel berada di normal
bagian kanan (yang berisi nilai keabuan yang
tinggi), citranya cenderung terang. Tetapi,
mungkin saja suatu citra tergolong kontras
rendah meskipun tidak teralu terang atau tidak
terlalu gelap bila pengelompokkan nilai
keabuan berada ditengah histogram.
(c) Citra berkontras Histogram
2. Citra kontras tinggi tinggi
Citra dikatakan memiliki kontras tinggi
bila memiliki kurva histogram yang terlalu Gambar 2. Tiga buah citra bapak anak dengan
lebar. Akibatnya sebaran intensitas terang dan tiga macam kontras
gelap merata keseluruh skala intensitas. .

3. Citra kontras normal


Citra memiliki kontras normal bila lebar
kurva histogram tidak terlalu sempit dan tidak
terlalu lebar. Gambar 2 menunjukkan
perbandingan dari citra yang memiliki kontras (a) Citra Lena dengan kecerahan rendah
rendah, kontras tinggi, dan kontras normal. beserta histogramnya
2. Memory RAM 1 GB
3. Hard disk 320 GB

(b) Citra Lena dengan kecerahan tinggi beserta 2.2 Desain Sistem
histogramnya

(c) Citra Lena dengan kecerahan bagus beserta


histogramnya

Gambar 3. Tiga buah citra lena dengan tiga


macam kecerahan

II. METODE PENELITIAN


Gambar 4. Desain Program
Penelitian dan perancangan sistem
dilakukan dalam waktu kurang lebih tujuh Desain sistem, menjelaskan tentang
bulan, bertempat di rumah dan di kampus. bagaimana user dapat menggunakan aplikasi
ini. Contohnya adalah sebagai berikut:
2.1 Analisa Kebutuhan
Gambar 4 merupakan desain dari program
Analisa kebutuhan disini meliputi perbaikan citra dengan metode power law
kebutuhan software dan hardware. transformation. Cara menggunakannya adalah
sebagai berikut :
a) Analisis kebutuhan software
1. User menekan tombol buka.
1. MATLAB
2. User memasukkan nilai gamma pada
2. Menggunakan sistem operasi kolom nilai gamma.
Windows 7 Ultimate
3. User menekan tombol proses.
3. Microsoft Office Word 2007
4. User menekan tombol tutup untuk
4. Snipping Tools menutup program.
2.2.1 Pembacaan Citra Digital
b) Analisis kebutuhan hardware Sebelum proses pengolahan citra, citra
Perangkat keras yang digunakan yaitu digital perlu dibaca terlebih dahulu sebagai
berupa notebook HP Mini dengan matriks dengan menggunakan perintah
spesifikasi : imread. Matriks dari proses pembacaan
inilah yang akan diolah dalam proses
1. Prosesor Intel (R) ATOM (TM) pengolahan citra digital selanjutnya.
CPU N550 @ 1.50GHz
Citra yang diolah adalah citra keabuan dengan nilai γ = 0.1
(grayscale) berkontras tinggi maupun
berkontras rendah dan citra berwarna dengan
kecerahan terang maupun gelap.

2.2.2 Pembuatan Histogram Citra


Setelah pembacaan citra proses (c) Citra hasil perbaikan Histogram
selanjutnya adalah membbuat histogram dari dengan nilai γ = 0.3
hasil pembacaan citra masukkan. Perintah
yang digunakan untuk membuat histogram
adalah imhist. Dari histogram tersebut
dapat diketahui jumlah piksel pada tingkat
keabuan tertentu yang selanjutnya akan diolah
untuk mendapatkan kecerahan dan kontras (d) Citra hasil perbaikan Histogram
yang baik dengan menggunakan metode dengan nilai γ = 1.9
power law transformation.
Gambar 5. (a - d) Hasil uji coba untuk
2.2.3 Penampil Citra citra asli grayscale berkontras tinggi
Setelah pengolahan citra digital
dilakukan kemudian citra hasil pengolahan B. Analisa
akan ditampilkan menggunakan perintah
imshow. Dengan penelitian yang telah dilakukan
dapat dijelaskan bahwa citra yang memiliki
III. HASIL PENELITIAN DAN kontras yang baik harus mempunyai kriteria
ANALISA sebagai berikut :
A. Hasil Penelitian a. Memiliki kisaran dinamis (tingkat
keabuan) yang cukup lebar.
Langkah penelitian yang dilakukan adalah b. Memiliki distribusi piksel yang cukup
menguji metode power law transformation merata pada kisaran dinamis (tingkat
pada citra yang mempunyai kecerahan dan keabuaan) tersebut.
kontras yang kurang baik. Gambar 5 Penilaian terhadap kualitas citra hasil
menunjukkan hasil penelitian perbaikan citra perbaikan citra dengan metode power law
dengan metode power law transformation transformation dilakukan dengan metode
untuk citra grayscale berkontras tinggi. MOS (Mean Opinion Score). MOS
merupakan penilaian subjektif oleh responden
pada data digital baik berupa audio maupun
image/video (ITU-T P.800.1 : 2006).
Penilaian MOS diekspresikan dengan sebuah
nilai pada skala satu sampai lima seperti
ditunjukkan pada tabel 1.
(a) Citra asli grayscale Histogram
berkontras tinggi Dikarenakan penilaian ini berdasarkan
dari pengamatan manusia, maka hasilnya akan
sangat subjektif karena baik buruknya citra
hasil perbaikan ini tergantung pada penilaian
masing-masing koresponden.

(b) Citra hasil perbaikan Histogram


Berikut adalah hasil kuesioner pada
sejumlah responden ( tabel 2 - 5) untuk .Tabel 2 Penilaian sejumlah responden
penilaian terhadap kualitas citra hasil terhadap masukkan nilai optimal gamma
perbaikan dengan metode power law untuk citra asli grayscale dengan kontras
transformation. tinggi.
Dengan melihat hasil kuesioner terhadap Kualitas citra
sejumlah responden dalam memberikan Nilai menurut rata-rata
penilaian untuk kulitas perbaikan citra maka Penilaian*
Gamma penilaian
dapat dijelaskan sebagai berikut : responden
0.1 2,6 Kurang
 Untuk citra asli grayscale berkontras 0.3 4,4 Baik
tinggi dan citra asli berwarna (citra terang) 0.5 3 Cukup
didapatkan nilai gamma optimal untuk 0.7 2.8 Kurang
perbaikan kualitas citra adalah 0,3.
0.9 2,4 Kurang
Persebaran intensitas pada nilai gamma 0,3
1.1 1,5 Kurang
persebarannya hampir merata ke seluruh
1.3 1,3 Buruk
daerah. Sedangkan
1.5 1,1 Buruk
 Untuk citra asli grayscale berkontras 1.7 1 Buruk
rendah dan citra asli berwarna (citra gelap) 1.9 1 Buruk
didapatkan nilai gamma optimal untuk *Dihitung berdasar total penilaian sepuluh responden
dibagi dengan jumlah responden (nilai rata-rata
perbaikan kualitas citra asli adalah 1.5 dan
penilaian).
1.9. Persebaran intensitasnya hampir
merata.
Tabel 3 Penilaian sejumlah responden
Gambar 6 menunjukkan grafik nilai terhadap masukkan nilai optimal gamma
gamma optimal yang didapatkan dari hasil untuk citra asli grayscale dengan kontras
penelitian. Sumbu X (absis) menunjukkan rendah.
nilai tingkat keabuan dari citra masukkan, Kualitas citra
sedangkan sumbu Y (ordinat) menunjukkan
Nilai menurut rata-rata
nilai tingkat keabuan dari citra keluaran hasil Penilaian*
Gamma penilaian
pengolahan.
responden
Tabel 1 Skala penilaian MOS 0.1 1 Buruk
Skala 0.3 1 Buruk
Kualitas Persepsi Citra 0.5 1 Kurang
Penilaian
Sangat Citra terinterpretasi 0.7 2 Kurang
5 0.9 2,2 Kurang
Baik dengan sangat baik
Citra terinterpretasi 1.1 2,7 Cukup
4 Baik baik, tidak ada 1.3 3,8 Cukup
kerusakan. 1.5 4,7 Baik
Citra masih dapat 1.7 4,5 Baik
3 Cukup dikenali, terdapat 1.9 3,5 Baik
kerusakan. *Dihitung berdasar total penilaian sepuluh responden
dibagi dengan jumlah responden (nilai rata-rata
Citra kurang
penilaian).
2 Kurang dimengerti, kerusakan
cukup berarti
Citra tidak dapat
1 Buruk
diinterpretasi
Tabel 4 Penilaian sejumlah responden
terhadap masukkan nilai optimal gamma
untuk citra asli berwarna (citra gelap).
Kualitas citra
Nilai menurut rata-rata
Penilaian*
Gamma penilaian
responden
0.1 2,8 Kurang
Gambar 6 Grafik nilai gamma optimal
0.3 4,7 Baik
0.5 3 Cukup
0.7 2.6 Kurang
0.9 2,4 Kurang IV. PENUTUP
1.1 1,5 Kurang
1.3 1,3 Buruk 4.2. Kesimpulan
1.5 1 Buruk Setelah melakukan percobaan dan
1.7 1 Buruk penganalisaan dalam bab sebelumnya, maka
1.9 1 Buruk dapat disimpulkan beberapa hal diantara lain :
*Dihitung berdasar total penilaian sepuluh responden
dibagi dengan jumlah responden (nilai rata-rata 1. Metode power law transformation
penilaian). merupakan metode yang dapat
melakukan operasi peningkatan kualitas
citra secara maksimal khususnya dalam
Tabel 5 Penilaian sejumlah responden peningkatan nilai keabuan suatu citra.
terhadap masukkan nilai optimal gamma 2. Perbaikan kualitas pada citra citra asli
untuk citra asli berwarna (citra terang) grayscale berkontras tinggi dan citra asli
Kualitas citra berwarna (citra gelap) didapatkan nilai
Nilai menurut rata-rata optimal gamma 0.3.
Penilaian*
Gamma penilaian 3. Perbaikan kualitas pada citra asli
responden grayscale berkontras rendah dan citra asli
0.1 1 Buruk berwarna (citra gelap) didapatkan nilai
0.3 1 Buruk gamma optimal untuk perbaikan kualitas
0.5 2 Kurang citra asli adalah 1.5 dan 1.9. Dapat dilihat
0.7 2,2 Kurang dari persebaran intensitas pada
0.9 2,7 Kurang histogramnya yang tersebar secara
1.1 3,5 Cukup merata.
1.3 3,8 Cukup 4. Besar kecilnya nilai gamma dalam
1.5 4 Baik pemrosesan mempengaruhi tingkat
1.7 4,5 Baik keabuan citra keluaran.
1.9 4,7 Baik
*Dihitung berdasar total penilaian sepuluh responden 4.2. Saran
dibagi dengan jumlah responden (nilai rata-rata 1. Aplikasi Perbaikan Citra Dengan Metode
penilaian).
Power Law Transformation juga dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk
pengolahan citra lainnya.
2. Penambahan fungsi baru pada pada
aplikasi dapat menambah kegunaannya,
sehingga dapat digunakan untuk
pengolahan lain, seperti pengenalan pola,
filtering, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Gonzales, Rafael C. ; Woods, Richard E.
2002. Digital Image Processing. New
Jersey : Prentice-Hall, Inc.
ITU-T P.800.1. 2006. Methods for Objectives
and Subjective assessment of quality,
Mean Opinion Score (MOS) terminology.
Jannah, Asmaniatul. 2008. Analisis
Perbandingan Metode Filter Gaussian,
Mean dan Median Terhadap Reduksi
Noise Salt and Peppers. Malang.
Kusban, Muhammad. 2012. Perbaikan Citra
Melalui Proses Pengolahan Piksel, Seminar
Nasional Aplikasi Sains & Teknologi
(SNAST) Periode III, 3 November 2012 ISSN
1979-911X, Yogyakarta
Murni, Aniati. 1992. Pengantar Pengolahan
Citra. Jakarta : PT. Elek Media
Komputindo.
Surakarta : UniversitasMuhammadiyah
Surakarta.
.
Murni et al. 2003. Pengolahan Citra Digital :
Peningkatan Mutu Citra Pada Domain
Spasial. Jakarta : Universitas Indonesia.
Priywati, Diah. 2010. Aplikasi Pengolahan
Citra Digital Pada Domain Spasial Untuk
Peningkatan Kualitas Citra Sinar-X.
Sutoyo, T et al. 2009. Teori Pengolahan Citra
Digital. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Widiarsono, Teguh. 2005. Tutorial Praktis
Belajar Matlab.pdf. Jakarta. Diakses pada
tanggal 20 Maret 2013.

Anda mungkin juga menyukai