Anda di halaman 1dari 88

0

SPESIFIKASI TEKNIS JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PAKET : Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan


Lagasa Kabupaten Muna

ID SIRUP : 38205621

SATUAN KERJA : Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi


Sulawesi Tenggara

PPK : Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi


Sulawesi Tenggara

TAHUN ANGGARAN : 2023

A. Ruang lingkup pekerjaan konstruksi


A.1 Gambaran umum
Permukiman kumuh merupakan permasalahan klasik yang sejak lama telah berkembang
di kota-kota besar. Walaupun demikian, permasalahan permukiman kumuh tetap
menjadi masalah dan hambatan utama bagi pengembangan kota. Laju perkembangan
kota yang semakin pesat membuat pemanfaatan lahan yang semakin kompetitif,
sedangkan di sisi lain, perkembangan kota menjadi daya tarik urbanisasi yang pada
akhirnya menyebabkan tingginya tingkat permintaan akan tempat tinggal di dalam kota.

Selain itu pesatnya perkembangan penduduk perkotaan tersebut yang umumnya berasal
dari urbanisasi tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota sehingga
telah berakibat pada semakin meluasnya lingkungan permukiman kumuh.

Meluasnya lingkungan permukiman kumuh di perkotaan telah menimbulkan dampak


pada peningkatan frekuensi bencana kebakaran dan banjir di perkotaan, meningkatnya
potensi kerawanan dan konflik sosial, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat,
menurunnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana perrmukiman. Keluhan yang
paling sering disampaikan mengenai permukiman masyarakat miskin tersebut adalah
rendahnya kualitas lingkungan.

Beberapa permasalahan yang terjadi di Kabupaten Muna khususnya di kawasan


perkotaan Kota Raha mengalami permasalahan lingkungan permukiman, yang ditandai
dengan ciri perkembangan penduduk yang tinggi dibarengi dengan tidak seimbangnya
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 2

ketersediaan lahan, Tingkat kerapatan bangunan, Kualitas infrastrktur yang tidak


memadai, seperti jaringan drainase yang tidak terkoneksi, jaringan jalan sebagian
kondisinya rusak, permasalahan persampahan hingga permasalahan air bersih dan
sanitasi.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Muna no 171 tahun 2014 tentang
penetapan 12 lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kabupaten Muna
serta hasil identifikasi program P2KP atau yang sekarang berubah nama menjadi Kotaku,
menetapkan 8 lokasi kawasan kumuh di Kecamatan Katobu 6 diantaranya telah
ditetapkan dalam SK Bupati Kabupaten Muna no 171 tahun 2014 sedangkan 2 (dua)
wilayah Kelurahan yaitu Kelurahan Raha 3 dan Kelurahan Butung-Butung tidak termasuk
dalam SK Bupati tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas serta amanat undang-undang
No. 01 tahun 2011 pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya memberikan fasilitas berupa
pendampingan dalam penyusunan RP2KPKP Kabupaten Muna sebagai bentuk
pembinaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyusun rencana penanganan
permukiman kumuh di Kabupaten Muna.

Upaya pencegahan dan percepatan peningkatan kualitas kawasan permukiman secara


kolaborasi tersebut dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang mempertemukan
perencanaan makro (top down) dan perencanaan mikro (bottom up) dengan
mendudukkan masyarakat sebagai subyek pembangunan dan pengambil keputusan
akhir. Upaya percepatan pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman
tersebut juga harus mampu membangun kolaborasi antar sektor dan antar aktor,
dimana warna sektor hilang sehingga terwujud keterlibatan multisektor, multi aktor dan
multi program tidak hanya bersifat adhoc. Keterlibatan Pemerintah Daerah juga harus
ditingkatkan sesuai dengan potensi pemerintah daerah dalam mengenali kebutuhan
daerah dan menggalang berbagai potensi sumber daya dan mensinergikan sehingga
Pemerintah Daerah khususnya pemerintah Kabupaten Muna mampu menjadi nahkoda
dalam pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman di wilayahnya.

A.2 Ruang lingkup pekerjaan dan biaya


Ruang lingkup pekerjaan Penataan Kawasan A, B, C dan D meliputi Pekerjaan
Pengaspalan Jalan, Pekerjaan Jalan Lingkungan, Pekerjaan Talud, Pekerjaan RTP
dengan nilai pagu sebesar Rp. 15.994.000.000,- (Lima Belas Milyar Sembilan
Ratus Sembilan Puluh Empat Juta Rupiah).
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 3

A.3 Lokasi pekerjaan


Lokasi Pekerjaan terletak di Desa Lagasa Kec. Duruka, Kabupaten Muna.

STANDAR RUJUKAN
1. Seluruh standar rujukan untuk pekerjaan kebinamargaan yang dipergunakan dalam
spesifikasi teknis ini mengacu pada standar rujukan yang ditentukan dalam surat edaran
Direktur Jenderal Bina Marga No. 16.1/SE/Db/2020 tentang Revisi 2 Spesifikasi Umum
Bina Marga untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan, sebagaimana terlampir dalam lampiran
spesifikasi teknis ini.

2. Standar rujukan untuk pekerjaan Lain - lain, sebagai berikut:


SNI 03-1736-2000 Tata cara perencanaan struktur bangunan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah
dan gedung

SNI 03-6572-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan


Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 4

Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung

SNI 03-6575-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada


Bangunan Gedung

SNI 03-1978-1990 Spesifikasi Ukuran Terpilih Untuk Bangunan Rumah dan


Gedung

SNI 03-1728-1989 Tata cara pelaksanaan mendirikan bangunan gedung

SNI.03-1729-1989 Tata Cara Perencanaan Bangunan Metal untuk Gedung.

SNI 03-3435-1994 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Penutup


Langit-langit Untuk Bangunan dan Gedung

SNI 03-3436-1994 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Atap


Untuk Bangunan dan Gedung

SNI 03-2403-1991 Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk


Permukaan Jalan

SNI 6897:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding


untuk konstruksi bangunan

SNI 7395:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup


lantai dan dinding

SNI 7394:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton


untuk konstruksi bangunan gedung

SNI 7393:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan
alumunium untuk konstruksi

SNI 2835:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah


untuk konstruksi bangunan gedung

SNI 2836:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi


untuk konstruksi bangunan

SNI 2837:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran


untuk konstruksi bangunan

SNI 2839:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-


langit untuk konstruksi

SNI 3434-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu


untuk bangunan gedung

SNI 1742:2008
Cara Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 5

PUBI 1970 NI-3 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

PBI 1971, NI – 2. Peraturan Beton Bertulang

B. PERSYARATAN BAHAN
1. Persyaratan seluruh bahan untuk pekerjaan kebinamargaan yang dipergunakan dalam
spesifikasi teknis ini mengacu pada persyaratan bahan dan kriteria penerimaan bahan
yang ditentukan dalam surat edaran Direktur Jenderal Bina Marga No. 16.1/SE/Db/2020
tentang Revisi 2 Spesifikasi Umum Bina Marga untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan,
sebagaimana terlampir dalam lampiran spesifikasi teknis ini.
2. Persyaratan rujukan untuk pekerjaan Lain-Lain, sebagai berikut :
Jenis Sumber
Produk produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan
(Olahan/ spesifikasi
Alam) (Lokal/Impor)

PEKEJAAN PASANGAN BATU 1:4


 Pasir urug yang digunakan
harus bersih dan tidak
Alam/ Lokal dalam
1. Pasir mengandung potongan-
potongan bahan keras Olahan negeri
yang berukuran lebih
besar 1.5 cm PUBI – 1982
 Ukuran butir 20 -32 cm Olahan/ Lokal dalam (Persyaratan
 Gradasi memenuhi Alam negeri Umum Bahan
Bangunan di
ketentuan spesifikasi
2. Batu Belah Indonesia)
acuan SNI 03-1968-1990
 Nilai keausan/abrasi 20 %
 Kadar lempung/organik 1
%
Semen  Portland type PCC Pabrikasi Dalam negeri SNI
3.
Portland (PC) 2049:2015

PEKERJAAN PAS. PAVING BLOCK TEBAL 8 CM


 Berkualitas baik – 175 Olahan Lokal dalam SNI 03-2403-
dengan ketebalan 6 cm negeri 1991
yang telah diuji
laboratorium, paving block
1. Pavingblock seperti ditunjukkan dalam
gambar kerja serta
spesifikasi teknis atau
sesuai petunjuk pengawas
lapangan.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 6

Olahan Lokal dalam SNI 03-2403-


2. Kanstein  Ukuran 20x15x40 cm,
Ex. Conbloc atau setara negeri 1991

 Gradasi memenuhi Alam Lokal dalam SNI 03-1968-


ketentuan spesifikasi negeri 1990
acuan SNI 03-1968-1990
 Kadar lempung/organik
tidak lebih dari 5%.
3. Agregat halus Apabila melampaui 5%
maka agregat halus dicuci
 Pasir laut tidak boleh
digunakan sebagai
agregat halus untuk
semua mutu beton.
PEK. PEMBUATAN PAGAR REALING PENGAMAN
1. Cat Dasar  Water-based sealer untuk Fabrikasi Dalam negeri
permukaan pelesteran,
beton, papan gypsum dan
panel kalsium silikat.
 Masonry sealer untuk
permukaan pelesteran
yang akan menerima cat 1. Steel
akhir berbahan dasar Structures
minyak. Painting
 Wood primer sealer untuk Council
permukaan kayu yang (SSPC).
akan menerima cat akhir 2. Swedish
berbahan dasar minyak. Standard
 Solvent-based anti- Institution
corrosive zinc chomate (SIS).
untuk permukaan 3. British
besi/baja. Standard
2 Thinner  Thinner yang digunakan Olahan Lokal dalam (BS).
berkualitas baik negeri 4. Petunjuk
pelaksana
Undercoat  Undercoat digunakan
untuk permukaan an dari
3. Fabrikasi Dalam negeri
besi/baja. pabrik
pembuat.
4. Cat Akhir. a. Cat coating semprot dan Fabrikasi Dalam negeri
motif batu dengan
potongan keramik dan
akrilik resin.
b. Cat duco untuk
permukaan besi railling.
c. Cat anti karat (marine
baltoflake protective paint)
pada bagian dermaga,
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 7

jetty, dan kolom utama.


d. Cat besi untuk besi
MARINE GRATE
 Cat kayu
PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH PILIHAN
1. Timbunan  Lapisan yang lebih dari 30 Olahan/ Lokal dalam SNI 03-1742-
Tanah Pilihan cm di bawah subgrade Alam negeri 2008
harus dipadatkan hingga
mencapai 95% kepadatan
kering maksimum. Untuk
semua jenis tanah, kecuali
material urugan batu,
yang mengandung lebih
dari 10% material over
size yang tertahan ayakan
19,0 mm (3/4 inchi),
kepadatan kering
maksimum yang diperoleh
harus dikoreksi sesuai
jumlah kandungan
material over size.
 Lapisan 30 cm atau
kurang di bawah elevasi
subgrade harus
dipadatkan hingga
mencapai 100%
kepadatan kering
maksimum.

PEKERJAAN PASIR URUG


 Pasir urug yang digunakan Olahan/ Lokal dalam SNI 03-1968-
harus bersih dan tidak Alam negeri 1990
mengandung potongan-
1. Pasir Urug
potongan bahan keras
yang berukuran lebih
besar 15 cm
PEKERJAAN BETON
1. Agregat kasar  Ukuran butir 5 – 40 mm Olahan/ Lokal dalam SNI 03-1968-
 Gradasi memenuhi Alam negeri 1990
ketentuan spesifikasi
acuan SNI 03-1968-1990
 Nilai keausan/abrasi
maksimum 20 %
 Kadar lempung/organik
tidak boleh lebih dari 1 %
(terhadap berat kering).
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 8

Apabila kadar
lempung/organic melebihi
1% maka agregat kasar
harus dicuci.
2. Agregat halus  Ukuran butir 0,063 mm - Alam Lokal dalam SNI 03-1968-
4,76 mm, harus berkisar negeri 1990
antara 80 % - 90 % berat
 Gradasi memenuhi
ketentuan spesifikasi
acuan SNI 03-1968-1990
 Kadar lempung/organik
tidak lebih dari 5%.
Apabila melampaui 5%
maka agregat halus dicuci
Pasir laut tidak boleh
digunakan sebagai agregat
halus untuk semua mutu
beton.
3. Baja Tulangan  Batang-batang baja lunak Fabrikasi Dalam negeri SNI
dengan tegangan leleh 2847:2019
300 Mpa dan tegangan (Persyaratan
maksimum 450 Mpa untuk Beton
mutu baja U 30 , bagi baja Struktural
dia < D10 , tegangan leleh untuk
400 Mpa dan tegangan Bangunan
maksimum 600 Mpa untuk Gedung)
mutu baja U 40 bagi baja
ulir dia ≥ D10
4. Semen  Portland type PCC Olahan Lokal dalam SNI
negeri 2049:2015

5. Air  bersih dan bebas dari Alam/ Lokal dalam N. I. 3 –


unsur yang merusak Olahan negeri 1970
seperti minyak , asam, (Peraturan
alkali , garam , bahan- Umum
bahan organis dan lain- Pemeriksaan
lain. Bahan-Bahan
Bangunan)

PEK. PENGECETAN DINDING LUAR (EKSTERIOR)


1. Cat Dinding  Cat Dinding yang Fabrikasi Lokal dalam SNI 03-2410-
digunakan berkualitas baik negeri 2002
tidak mudah pudar dan
tahan terhadap cuaca
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 9

C. PERSYARATAN PENGUJIAN BAHAN DAN HASIL PRODUK SERTA KRITERIA


KINERJA PRODUK
1. Uraian tata cara pengujian bahan dan hasil produk, serta kriteria kinerja produk untuk
pekerjaan kebinamargaan yang dipergunakan dalam spesifikasi teknis ini mengacu pada
ketentuan dalam surat edaran Direktur Jenderal Bina Marga No. 16.1/SE/Db/2020 tentang
Revisi 2 Spesifikasi Umum Bina Marga untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan, sebagaimana
terlampir dalam lampiran spesifikasi teknis ini.
2. Persyaratan pengujian bahan dan hasil produk, serta kriteria kinerja produk untuk
pekerjaan Lain-Lain, Sebagai Berikut :
No. Jenis pekerjaan Persyaratan pengujian mutu

1. Pekerjaan Beton a. Pengujian mutu bahan Mutu Beton

a.1. tata cara pengambilan sampel uji

Sampel yang akan diuji yaitu material lokal atau


yang didatangkan. sampel yang di uji merupakan
sampel yang akan digunakan untuk pekerjaan
beton yang terdiri dari pekerjaan sloof, kolom
utama, kolom selasar, kolom praktis, ringbalok,
balok latey.

a.2. jenis dan metode pengujian yang diperlukan

1. JMD ( Job Mix Desain)


Pemilihan bahan campuran dengan
mempertimbangkan kuantitas atau perbandingan
dari setiap materialnya agar beton mencapai
kualitas yang disyaratkan.

2. Uji Kuat Tekan


Untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan
prosedur dari JMD, besarnya beban per satuan
luas yang menyebabkan benda uji beton hancur
bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang
dihasilkan oleh mesin.

a.3. kriteria kinerja bahan yang diterima

1. Pasir Beton
Sebelum melakukan pengecoran, terlebih
dahulu disiram untuk menghilangkan kandungan
lumpur dan organik. Pasir beton yang
dipergunakan disyaratkan pasir kasar untuk
beton.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 10

2. Split
Sebelum melakukan pengecoran, terlebih
dahulu disiram untuk menghilangkan kandungan
lumpur dan organik. Split yang dipergunakan
disyaratkan Split yang mempunyai butiran 2 - 3
cm.

3. Semen
Semen yang digunakan adalah Portland type
PCC. yang membatu atau kwalitasnya menurun
karena penyimpangan yang kurang bagus, atau
terlalu lama di simpan tidak diperkenankan
dipakaii dan harus dikeluarkan dari lokasi

4. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton
harus air tawar dan bersih, bebas dari
kandungan minyak, garam atau zat kimia lain
yang merusak beton serta baja tulangan atau
jaringan kawat baja.

2. Bahan Olahan Dalam a. Pengujian mutu bahan


Negeri
a.1. tata cara pengambilan sampel uji

Bahan Olahan Dalam Negeri digunakan setiap


pekerjaan, dan dapat diperoleh di toko atau pabrik
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

a.2. jenis dan metode pengujian yang diperlukan

Semua Bahan Olahan Dalam Negeri akan dipakai


dan dipergunakan harus terlebih dahulu diuji
dengan melihat kualitas dan spesifikasi yang
dilakukan oleh Konsultan Supervisi.

a.3. kriteria kinerja bahan yang diterima

Setelah Bahan Olahan Dalam Negeri dapat


persetujuan dari Konsultan Supervisi dan diketahui
oleh Pihak Direksi.

D. TATA CARA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1. Tata cara pengukuran dan pembayaran untuk setiap pekerjaan kebinamargaan yang
diatur dalam spesifikasi teknis ini mengacu pada ketentuan pengukuran dan pembayaran
dalam surat edaran Direktur Jenderal Bina Marga No. 16.1/SE/Db/2020 tentang Revisi 2
Spesifikasi Umum Bina Marga untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan, sebagaimana
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 11

terlampir dalam lampiran spesifikasi teknis ini. Sedangkan untuk metode pembayaran
prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara termin sebagaimana ketentuan pembayaran
pada Pekerjaan Lain-Lain.
2. Tata cara pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan Lain-Lain, Sebagai Berikut :
No. Jenis pekerjaan Pembayaran

1. Pekerjaan Lain-Lain a. Tata cara pembayaran

Uang muka diberikan paling tinggi 20% dari harga


kontrak.

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara


Termyn dengan perincian sebagai berikut :

1. Termyn I sebesar 20% dari nilai kontrak, dikurangi


potongan uang muka 20%. Dibayarkan setelah bobot
pekerjaan fisik mencapai 25%.

2. Termyn II sebesar 20% dari nilai kontrak, dikurangi


potongan uang muka 20%. Dibayarkan setelah bobot
pekerjaan fisik mencapai 45%.

3. Termyn III sebesar 20% dari nilai kontrak, dikurangi


potongan uang muka 20%. Dibayarkan setelah bobot
pekerjaan fisik mencapai 65%.

4. Termyn IV sebesar 20% dari nilai kontrak, dikurangi


potongan uang muka 20%. Dibayarkan setelah bobot
pekerjaan fisik mencapai 85%.

5. Termyn V sebesar 20% dari nilai kontrak, dikurangi


potongan uang muka 20%. Dibayarkan setelah bobot
pekerjaan fisik mencapai 100%.

6. Termyn VI sebesar 5% dari nilai kontrak. Dibayarkan


setelah penyedia jasa telah menyerahkan Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5%.

E. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sebagaimana terlampir dalam lampiran spesifikasi teknis ini

F. KEMAMPUAN BADAN USAHA PENYEDIA JASA KONSTRUKSI


Penyelenggaraan Usaha Jasa Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Memenuhi asas nyata dalam penyelenggaraan Layanan Usaha Jasa Konstruksi;
2. Memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan;
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 12

3. Menggunakan bentuk usaha Jasa Konstruksi yang memiliki kemampuan usaha


yang sesuai, kompetensi dan kinerja yang baik;
4. Menggunakan tenaga kerja Konstruksi yang kompeten dan dibuktikan dengan Sertilikat
Kompetensi Kerja;
5. Menerapkan standar remunerasi minimal pada penggunaan tenaga kerja
Konstruksi untuk jenjang jabatan ahli;
6. Memenuhi tanggung jawab profesional dari tenaga kerja Konstruksi untuk
jenjang jabatan ahli;
7. Mengutamakan penggunaan sumber daya Konstruksi dalam negeri;
8. Menerapkan inovasi teknologi dalam rangka menciptakan nilai tambah bagi
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa;
9. Mengutamakan pemanfaatan Usaha Rantai Pasok Sumber Daya Konstruksi lokal; dan
10. Mempertimbangkan aspek risiko di dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Kualifikasi dan Sub Klasifikasi

- Kualifikasi : Usaha Menengah


- Subklasifikasi : Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya (Kecuali Jalan
Layang), Jalan, Rel Kereta Api, dan Landasan Pacu Bandara
(SI003) KBLI 2015 (42111, 42113, 42114) atau Konstruksi
Bangunan Sipil Jalan (BS001) KBLI 2020 (42101).

G. PEKERJAAN UTAMA
1. Daftar item pekerjaan utama sebagai berikut :
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 13

No. Nama item pekerjaan utama

1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

2. Pasangan Batu dengan Mortar


H. JENI
S, 3. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
KAP 4. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
ASI
5. Lapis Pondasi Agregat Kelas S
TAS
DAN 6. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi

JUM 7. Laston Lapis Antara (AC-BC)


LAH
8. Pekerjaan Pasangan Batu 1 : 4
PER
9. Pekerjaan Pas. Paving Block Tebal 8 cm
ALA
TAN 10. Pek. Pembuatan Pagar Realing Pengaman
UTA 11. Pekerjaan Timbunan Tanah Pilihan
MA
12. Pekerjaan Pasir Urug
MIN
IMAL
Daftar peralatan utama yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan utama :

Jenis peralatan Kepemilikan


No Kapasitas Jumlah (Milik Sendiri/ Sewa/
utama
Sewa Beli)

≥ 800 Milik / Sewa Beli / Sewa


1. AMP 1 Unit
kg/batch

2. Asphalt Finisher ≥ 8 ton 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

3. Tandem Roller ≥ 8 ton 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

4. Pneumatic Tyre Roller ≥ 8 ton 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

5. Excavator ≥ 0,90 M3 3 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

6. Motor Grader ≥ 125 HP 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

7. Vibratory Roller ≥ 8 ton 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

8. Wheell Loader ≥ 1,5 M3 2 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa


Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 14

Jenis peralatan Kepemilikan


No Kapasitas Jumlah (Milik Sendiri/ Sewa/
utama
Sewa Beli)

9. Dump Truck ≥ 3,5 ton 2 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

10. Dump Truck ≥ 10 ton 5 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

11. Pick up ≥ 1,5 ton 2 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

12. Concrete Mixer ≥ 0,30 M3 8 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

13. Concrete Vibrator ≥ 5 HP 2 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

14. Welding Set ≥ 500 A 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

Daftar peralatan utama di atas yang menjadi persyaratan evaluasi dalam tender:

Jenis peralatan Kepemilikan


No Kapasitas Jumlah (Milik Sendiri/ Sewa/
utama
Sewa Beli)

≥ 800 Milik / Sewa Beli / Sewa


1. AMP 1 Unit
kg/batch

2. Asphalt Finisher ≥ 8 ton 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

3. Tandem Roller ≥ 8 ton 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

4. Pneumatic Tyre Roller ≥ 8 ton 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

5. Motor Grader ≥ 125 HP 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

6. Vibratory Roller ≥ 8 ton 1 Unit Milik / Sewa Beli / Sewa

I. PERSONIL MANAJERIAL
Kebutuhan personil manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
1. Daftar personil manajerial yang menjadi persyaratan evaluasi tender :
Jabatan Pengalaman Kualifikasi/
Jumlah Sertifikat
No. Pekerjaan yang (Orang) Kerja Minimal Tingkat
diusulkan (Tahun) Kompetensi
Pendidikan
1 2 3 4 5 6
1. 1Manajer 1 4 (empat) S1 Sipil SKA/ SKK Ahli
Pelaksanaan/Proyek
. Manajemen Proyek
– Muda (602)
2. 2Ahli Teknik Jalan 1 3 (tiga) S1 Sipil SKA/ SKK Ahli
. Teknik Jalan –
Muda (202)
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 15

Jabatan Pengalaman Kualifikasi/


Jumlah Sertifikat
No. Pekerjaan yang (Orang) Kerja Minimal Tingkat
diusulkan (Tahun) Kompetensi
Pendidikan
3. 3Manajer Keuangan 1 2 (dua) S1 Semua Jurusan -
.

4. 4Ahli K3 Konstruksi 1 3 (tiga) S1 Semua SKA/ SKK Ahli K3


. Jurusan Konstruksi Muda (603)

0 (nol) SKA/ SKK Ahli K3


Konstruksi Madya (603)

2. Daftar personil manajerial yang tidak menjadi persyaratan evaluasi tender, namun akan
dimobilisasi pada pelaksanaan pekerjaan:
Pengalama
Pendidikan Jumlah Sertifikat Kompetensi
No Jabatan n Kerja
Minimal (orang) Kerja
(tahun)

1 2 3 4 5 6
Pelaksana STM/SMK 1 SKT Pelaksana
1. 3 (tiga)
Pekerjaan Jalan Lapangan Pekerjaan
Jalan (TS 028)
Juru Ukur STM/SMK 3 (tiga) 1 SKT Juru Ukur/Teknisi
2. Survey Pemetaan (TL
004)
Kuantitas STM/SMK 3 (tiga) 1 SKT Juru Hitung
3.
Kuantitas (TS 047)
STM/SMK 1 SKT Teknisi
4. Kualitas 3 (tiga) Laboratorium Aspal
(TS 008)
STM/SMK 1 SKT Juru Gambar/
5. 3 (tiga) Draftman – Sipil (TS
Drafter
003)
Mandor Tukang STM/SMK 1
6. 3 (tiga) Mandor Tukang Batu /
Batu Bata / Beton (TL 005)
Logistik SMA 3 (tiga) 1 -
7.

J. BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN (apabila ada)


Daftar bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah sebagai berikut :
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 16

No. Jenis pekerjaan yang disubkontrakkan

Bagian pekerjaan utama (untuk subpenyedia spesialis)

1 Pemasangan 1m3 Pondasi Batu Belah Campuran 1 : 3 SBU : SP012

2 Pekerjaan Beton fc’ 20Mpa SBU : SP010

Bagian bukan pekerjaan utama (untuk subpenyedia konstruksi kualifikasi kecil)

1 Lampu Penerangan jalan lengan tunggal 100 Watt

K. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENETAPAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI


1. Daftar jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)

Kawasan A

Pekerjaan Jalan
A.
Reklamasi Ruas D
1 Pekerjaan Tanah

a. Galian Tanah Sedalam 1 M 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Pas. Pipa 1,5" 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 17

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
c. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
d. Timbunan Tanah Pilihan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
e. Pasir Sirtu 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
f. Pasir Urug 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
g. Pas. Paving Block Tebal 8 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
cm akibat kondisi kerja
2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 18

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Iritasi Mata
4 Kecil
h. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
Pekerjaan Jalan
B.
Reklamasi Ruas E
1 Pekerjaan Tanah

a. Galian Tanah Sedalam 1 M 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Pas. Pipa 1,5" 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
c. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 19

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
d. Timbunan Tanah Pilihan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
e. Pasir Sirtu 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
f. Pasir Urug 1) Gangguan kesehatan
akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
g. Pas. Paving Block Tebal 8 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
cm akibat kondisi kerja
2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4) Iritasi Mata
4 Kecil
h. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 20

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Iritasi kulit
4 Kecil
3 Pekerjaan Jembatan

a. Cor Beton Lantai fc’ 14,5 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Mpa akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Besi Plat Lantai 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
c. Bekisting Plat Lantai 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
d. Cor Beton Gelagar K.200 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
e. Bekisting Gelagar 1) Gangguan kesehatan
4 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 21

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
Pekerjaan Jalan
C.
Reklamasi Ruas F
1 Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah Sedalam 1 M 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Pas. Pipa 1,5" 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
c. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
d. Timbunan Tanah Pilihan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 22

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
e. Pasir Sirtu 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
f. Pasir Urug 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
g. Pas. Paving Block Tebal 8 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
cm akibat kondisi kerja
2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4) Iritasi Mata
4 Kecil
h. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit 4 Kecil
3 Pekerjaan Jembatan

a. Cor Beton Lantai fc’ 14,53 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Mpa akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 23

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
b. Besi Plat Lantai 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
c. Bekisting Plat Lantai 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
d. Cor Beton Gelagar fc’ 16,9 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Mpa akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
e. Bekisting Gelagar 1) Gangguan kesehatan
4 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
Pekerjaan Jalan
D.
Reklamasi Ruas G
1 Pekerjaan Tanah

a. Galian Tanah Sedalam 1 M 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 24

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Pas. Pipa 1,5" 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
c. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
d. Timbunan Tanah Pilihan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
e. Pasir Sirtu 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 25

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
f. Pasir Urug 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
g. Pas. Paving Block Tebal 8 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
cm akibat kondisi kerja
2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4) Iritasi Mata 4 Kecil

h. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit 4 Kecil

3 Pekerjaan Jembatan

a. Cor Beton Lantai fc’ 14,5 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Mpa akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil

b. Besi Plat Lantai 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 26

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
5) Terkena peralatan kerja 4 Kecil

c. Bekisting Plat Lantai 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari 6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja 4 Kecil
d. Cor Beton Gelagar fc’ 16,9 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Mpa akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
e. Bekisting Gelagar 1) Gangguan kesehatan
4 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari 6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja 4 Kecil

Pekerjaan Jalan
E.
Reklamasi Ruas I
1 Pekerjaan Tanah

a. Galian Tanah Sedalam 1 M 1) Gangguan kesehatan 3 Kecil


akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja 3 Kecil

2 Pekerjaan Batu Kosong,


Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 27

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Pas. Pipa 1,5" 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
c. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
d. Timbunan Tanah Pilihan 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
e. Pasir Sirtu 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja 6 Sedang

f. Pasir Urug 1) Gangguan kesehatan


akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 28

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Terkena peralatan kerja 6 Sedang

g. Pas. Paving Block Tebal 8 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
cm akibat kondisi kerja
2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4) Iritasi Mata 4 Kecil

1) Gangguan kesehatan
h. Plasteran 1:4 + Acian 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit 4 Kecil

3 Pekerjaan Jembatan

a. Cor Beton Lantai fc’ 14,5 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Mpa akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit 4 Kecil

b. Besi Plat Lantai 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Bekisting Plat Lantai 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 29

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
d. Cor Beton Gelagar fc’ 16,9 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Mpa akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
e. Bekisting Gelagar 1) Gangguan kesehatan
4 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
Pekerjaan Jalan
F.
Reklamasi Ruas H
1 Pekerjaan Tanah
1) Gangguan kesehatan
a. Galian Tanah Sedalam 1 M 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 30

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Timbunan Tanah Pilihan 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
d. Pasir Sirtu 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

e. Pasir Urug 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

f. Pas. Paving Block Tebal 8 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
cm akibat kondisi kerja
2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4) Iritasi Mata 4 Kecil

g. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 31

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Iritasi kulit
4 Kecil

3 Pekerjaan Jembatan

a. Cor Beton Lantai fc’ 14,5 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Mpa akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil

1) Gangguan kesehatan
b. Besi Plat Lantai 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Bekisting Plat Lantai 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
d. Cor Beton Gelagar fc’ 16,9 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Mpa akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
e. Bekisting Gelagar 1) Gangguan kesehatan
4 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 32

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
3) Tertimpa 6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda 6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja 4 Kecil

G. Pekerjaan Bak Sampah


1 Pekerjaan Tanah Kecil
1) Gangguan kesehatan
a. Galian Tanah Sedalam 1 M 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
b. Urugan Tanah 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
6 Sedang
kedalam galian tanah
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
c. Urugan Pasir 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
6 Sedang
kedalam galian tanah
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
2 Pekerjaan Struktur
1) Gangguan kesehatan
a. Pas. Batu Kosong 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 33

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
5) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Pembesian Sloof 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
3 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
c. Beton Mutu fc 14,5 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
d. Lantai 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
e. Pemasangan Dinding Bata 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Merah akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit 4 Kecil

3 Pekerjaan Finishing

a. Pemasangan Plesteran 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 34

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
1) Gangguan kesehatan
b. Pemasangan Acian 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
Pekerjaan Jalan Aspal
H.
Lagasa Ruas A
1 Divisi 1. Umum

a. Mobilisasi 1) Gangguan kesehatan 3 Kecil


akibat kondisi kerja

2 Divisi 2. Drainase

a. Galian Untuk Selokan 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Drainase dan Saluran Air akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
b. Pasangan Batu dengan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Mortar akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
c. Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah
Permukaan
- 1 m2 Pemasangan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Plesteran 1SP : 2 PP akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 35

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
1) Gangguan kesehatan
- 1 m2 Pemasangan Acian 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
3 Divisi 3. Pekerjaan Tanah

a. Timbunan Pilihan dari 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
sumber galian akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

4 Divisi 4. Pelebaran
Perkerasan dan Bahu
Jalan
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas S akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

5 Divisi 5. Perkerasan
Berbutir
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas A akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

6 Divisi 6. Perkerasan
Aspal
a. Lapis Resap Pengikat - 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Aspal Emulsi akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
lalulintas di lokasi kerja 6 Sedang

3) Pekerja terkena aspal


6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit 4 Kecil

5) Iritasi Mata 4 Kecil


Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 36

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
b. Laston Lapis Antara (AC- 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
BC) akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
8 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata 4 Kecil
Pekerjaan Jalan Aspal
I.
Lagasa Ruas B
1 Pekerjaan Drainase

a. Galian Saluran 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok 4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material 6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja 3 Kecil
b. Pasangan dengan Batu
Mortar
- 1 m2 Pemasangan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
plesteran 1SP : 2PP akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
kedalam bekas galian 4 Kecil
3) Tertimbun Material 4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja 6 Sedang
5) Iritasi kulit 4 Kecil

- 1 m2 Pemasangan acian 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
2 Pekerjaan Tanah
a. Timbunan Pilihan dari 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
sumber galian akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
kedalam lubang galian 4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 37

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
3) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

3 Perkerasan Berbutir

a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Kelas A akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

4 Perkerasan Aspal

a. Lapis Resap Pengikat - 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Aspal Emulsi akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
lalulintas di lokasi kerja 6 Sedang

3) Pekerja terkena aspal 6 Sedang


panas
4) Iritasi Kulit 4 Kecil

5) Iritasi Mata 4 Kecil

b. Laston Lapis Antara (AC- 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
BC) akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
lalulintas di lokasi kerja 8 Sedang
3) Pekerja terkena aspal 6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit 4 Kecil

5) Iritasi Mata 4 Kecil

Pekerjaan Jalan Paving


J.
Ruas C
1 Pekerjaan Jalan Paving

a. Pemasangan Timbunan 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Tanah Pilihan akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
b. Pengurugan 1 m3 Pasir 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Urug akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 38

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Pekerja terjatuh
6 Sedang
kedalam galian tanah
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil

c. Pemasangan 1 m2 Paving 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Block Natural Tebal 8 cm akibat kondisi kerja
2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4) Iritasi Mata
4 Kecil
d. Membuat 1 m3 beton 1) Gangguan kesehatan 3 Kecil
mutu f' = 14,5 Mpa, Slump akibat kondisi kerja
(12 ±2) cm, w/c = 0,66 2) Pekerja terperosok 6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa 6 Sedang
benda/material

2 Pek. Rabat Beton


Kancingan Paving K100
1) Gangguan kesehatan
a. Pemasangan 1 m2 Paving 3 Kecil
akibat kondisi kerja
Block Natural Tebal 8 cm
2) Tertimpa 6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja 4 Kecil

4) Iritasi Mata 4 Kecil

K. Pekerjaan Talud 1
1 Pekerjaan Tanah
1) Gangguan kesehatan
a. Galian Tanah Sedalam 1 M 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 39

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
1) Gangguan kesehatan
a. Pas. Batu Kosong 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Pas. Batu 1 : 4 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Pas. Pipa 1,5" 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil

d. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan


akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
e. Timbunan Tanah Pilihan 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 40

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
f. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari 4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa 4 Kecil
benda/material
4) Iritasi mata
4 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil

KAWASAN B DAN C
Pekerjaan Jalan
L.
Reklamasi Ruas J
1 Pekerjaan Tanah

1) Gangguan kesehatan
a. Galian Tanah Sedalam 1 M 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Pas. Pipa 1,5" 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 41

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
c. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material 6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja 4 Kecil
5) Iritasi Kulit 4 Kecil

d. Timbunan Tanah Pilihan 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
e. Pasir Sirtu 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

f. Pasir Urug 1) Gangguan kesehatan


akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material 6 Sedang

4) Terkena peralatan kerja 6 Sedang

g. Pas. Paving Block Tebal 8 1) Gangguan kesehatan


akibat kondisi kerja 3 Kecil
cm
2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja 4 Kecil

4) Iritasi Mata 4 Kecil

1) Gangguan kesehatan
h. Plasteran 1:4 + Acian 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 42

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
5) Iritasi kulit 4 Kecil

M. Pekerjaan Jembatan
1 Pekerjaan Tanah
1) Gangguan kesehatan
a. Galian Tanah Sedalam 1 M akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material 6 Sedang

4) Terkena peralatan kerja


3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Timbunan Tanah Pilihan 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 43

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
3 Pekerjaan Jembatan

a. Cor Beton Lantai K.225 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil

1) Gangguan kesehatan
b. Besi Plat Lantai 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Bekisting Plat Lantai 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
d. Cor Beton Gelagar K.250 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
e. Besi Gelagar 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 44

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
f. Bekisting Gelagar 1) Gangguan kesehatan
4 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
g. Cor Beton Bantalan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Gelagar fc’ 21,7 Mpa akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
h. Besi Bantalan Gelagar 1) Gangguan kesehatan
4 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
i. Bekisting Bantalan Gelagar 1) Gangguan kesehatan
4 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
j. Besi Angkur 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 45

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil

b. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil

Pekerjaan Jalan Aspal


N.
Lagasa Ruas K
1 Pekerjaan Drainase

1) Gangguan kesehatan
a. Galian Saluran 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
b. Pasangan Batu dengan
Mortar
1) Gangguan kesehatan
- 1 m2 Pemasangan 3 Kecil
akibat kondisi kerja
Plesteran 1SP : 2 PP
2) Pekerja terjatuh
4 Sedang
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 46

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Terkena peralatan kerja
6 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil

- 1 m2 Pemasangan Acian 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
2 Pekerjaan Tanah

a. Timbunan Pilihan dari 1) Gangguan kesehatan


3 Sedang
Sumber Galian akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Kecil
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Kecil

3 Pekerjaan Perkerasan
Berbutir
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas A akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

4 Pekerjaan Perkerasan
Aspal
a. Lapis Resap Pengikat - 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Aspal Emulsi akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
6 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 47

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
5) Iritasi Mata 4 Kecil

b. Laston Lapis Antara (AC- 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
BC) akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
8 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata
4 Kecil

Pekerjaan Jalan Aspal


O.
Lagasa Ruas L
1 Pekerjaan Drainase

1) Gangguan kesehatan
a. Galian Saluran 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
b. Pasangan Batu dengan
Mortar
- 1 m2 Pemasangan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Plesteran 1SP : 2 PP akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil

- 1 m2 Pemasangan Acian 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 48

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2 Pekerjaan Tanah

a. Timbunan Pilihan dari 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Sumber Galian akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Kecil

3 Pekerjaan Perkerasan
dan Bahu Jalan
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas S akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

4 Pekerjaan Perkerasan
Berbutir
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas A akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

5 Pekerjaan Perkerasan
Aspal
a. Lapis Resap Pengikat - 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Aspal Emulsi akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
6 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata

4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 49

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
b. Laston Lapis Antara (AC- 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
BC) akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
8 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata 4 Kecil

Pekerjaan Jalan Aspal


P.
Lagasa Ruas M
1 Pekerjaan Drainase

a. Galian Saluran 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
b. Pasangan Batu dengan
Mortar
- 1 m2 Pemasangan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Plesteran 1SP : 2 PP akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil

- 1 m2 Pemasangan Acian 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
2 Pekerjaan Tanah
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 50

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
a. Timbunan Pilihan dari 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Sumber Galian akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

3 Pekerjaan Perkerasan
dan Bahu Jalan
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas S akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

4 Pekerjaan Perkerasan
Berbutir
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas A akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

5 Pekerjaan Perkerasan
Aspal
a. Lapis Resap Pengikat - 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Aspal Emulsi akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
6 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata

4 Kecil

b. Laston Lapis Antara (AC- 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
BC) akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 51

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Risiko kecelakaan
8 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata
4 Kecil

Pekerjaan Jalan Aspal


Q.
Lagasa Ruas N
1 DIVISI 1. UMUM

1) Gangguan kesehatan
a. Mobilisasi 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2 DIVISI 2. DRAINASE

a. Galian Saluran 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
b. Pasangan Batu dengan
Mortar
- 1 m2 Pemasangan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Plesteran 1SP : 2 PP akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil

1) Gangguan kesehatan
- 1 m2 Pemasangan Acian 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 52

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
3 Pekerjaan Tanah

a. Timbunan Pilihan dari 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Sumber Galian akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

4 Pekerjaan Perkerasan
dan Bahu Jalan
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas S akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

5 Pekerjaan Perkerasan
Berbutir
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas A akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

b. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Kelas B akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi mata
4 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil

6 Pekerjaan Perkerasan
Aspal
a. Lapis Resap Pengikat - 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Aspal Emulsi akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 53

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Risiko kecelakaan
6 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal 6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata
4 Kecil
b. Laston Lapis Antara (AC- 1) Gangguan kesehatan
BC) akibat kondisi kerja 3 Kecil

3) Tertimpa
benda/material 4 Kecil

4) Iritasi mata
4 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil

R. Pekerjaan Bak Sampah


1 Pekerjaan Tanah
1) Gangguan kesehatan
a. Galian Tanah Sedalam 1 M 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Urugan Tanah akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terjatuh
kedalam galian tanah 6 Sedang

3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Urugan Pasir 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 54

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2 Pekerjaan Struktur
1) Gangguan kesehatan
a. Pas. Batu Kosong 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Pas. Batu 1 : 4 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Pembesian Sloof 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
1) Gangguan kesehatan
d. Beton Mutu fc’ 14,5 Mpa 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil
e. Lantai 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 55

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
f. Pemasangan Dinding Bata 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Merah akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit 4 Kecil

3 Pekerjaan Finishing

a. Pemasangan Plesteran 1) Gangguan kesehatan


akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

4) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Pemasangan Acian akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
Pekerjaan Jalan Paving
S.
Ruas Q
1 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
1) Gangguan kesehatan
a. Timbunan Tanah Pilihan 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Pasir Urug 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 56

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Iritasi Mata
6 Sedang

c. Pas. Paving Block Tebal 8 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
cm akibat kondisi kerja
2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4) Iritasi Mata
4 Kecil
d. Pek. Rabat Beton 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kancingan Paving fc’ 14,5 akibat kondisi kerja
Mpa 2) Pekerja terjatuh
kedalam bekas galian 4 Kecil

3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

T. Pekerjaan Talud 2
1 Pekerjaan Tanah

1) Gangguan kesehatan
a. Galian Tanah Sedalam 1 M 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Pas. Pipa 1,5" 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 57

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
c. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
d. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
kedalam lubang galian 6 Sedang

3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil

KAWASAN D
Pekerjaan Jalan Aspal
U.
Lagasa Ruas R
1 Pekerjaan Drainase

1) Gangguan kesehatan
a. Galian Saluran 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
b. Pasangan dengan Batu
Mortar
- 1 m2 Pemasangan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
plesteran 1SP : 2PP akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 58

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil

- 1 m2 Pemasangan acian 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
2 Pekerjaan Tanah

a. Timbunan Pilihan dari 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
sumber galian akibat kondisi kerja
2) Tertimbun Material
4 Kecil
3) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

3 Perkerasan Berbutir
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas A akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

4 Perkerasan Aspal

a. Lapis Resap Pengikat - 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Aspal Emulsi akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
6 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 Sedang
panas
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 59

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata
4 Kecil

b. Laston Lapis Antara (AC- 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
BC) akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
8 sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata
4 Kecil

Pekerjaan Jalan Aspal


V.
Lagasa Ruas S
1 Pekerjaan Drainase
1) Gangguan kesehatan
a. Galian Saluran 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
b. Pasangan dengan Batu
Mortar
- 1 m2 Pemasangan 1) Gangguan kesehatan
plesteran 1SP : 2PP akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terjatuh
kedalam bekas galian 4 Kecil

3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit 4 Kecil

- 1 m2 Pemasangan acian 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
kedalam bekas galian 4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 60

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
2 Pekerjaan Tanah
a. Timbunan Pilihan dari 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
sumber galian akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

3 Perkerasan Berbutir
a. Lapis Pondasi Agregat 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kelas A akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
4 Kecil
kedalam lubang galian
3) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

4 Perkerasan Aspal

a. Lapis Resap Pengikat - 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Aspal Emulsi akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
6 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata
4 Kecil

b. Laston Lapis Antara (AC- 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
BC) akibat kondisi kerja
2) Risiko kecelakaan
8 Sedang
lalulintas di lokasi kerja
3) Pekerja terkena aspal
6 Sedang
panas
4) Iritasi Kulit
4 Kecil
5) Iritasi Mata
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 61

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
Pekerjaan Jalan
W.
Reklamasi Ruas T
1 Pekerjaan Tanah

1) Gangguan kesehatan
a. Galian Tanah Sedalam 1 M 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
1) Gangguan kesehatan
a. Pas. Batu 1 : 4 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Pas. Pipa 1,5" 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
c. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
d. Timbunan Tanah Pilihan akibat kondisi kerja 3 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 62

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
e. Pasir Sirtu 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja 6 Sedang

f. Pasir Urug 1) Gangguan kesehatan


akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja 6 Sedang

g. Pas. Paving Block Tebal 8 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
cm akibat kondisi kerja
2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4) Iritasi Mata 4 Kecil

h. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan


akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terperosok
kedalam lubang galian 6 Sedang

3) Tertimbun Material 6 Sedang

4) Terkena peralatan kerja


3 Kecil
5) Iritasi kulit 4 Kecil

Pekerjaan Jalan
X.
Reklamasi Ruas U
1 Pekerjaan Tanah

a. Galian Tanah Sedalam 1 M 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 63

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu 1 : 4 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Pas. Pipa 1,5" 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi mata
3 Kecil
c. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
d. Timbunan Tanah Pilihan 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 64

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
e. Pasir Sirtu 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

f. Pasir Urug 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

g. Pas. Paving Block Tebal 8 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
cm akibat kondisi kerja
2) Tertimpa
benda/material 6 Sedang

3) Terkena peralatan kerja


4 Kecil
4) Iritasi Mata
4 Kecil

h. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil

Pekerjaan
Y.
Perencanaan Duiker
1 Pekerjaan Pas. Pondasi
dan Saluran
a. Pek. Pembongkaran 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 65

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)

2) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
3) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Pek. Galian Tanah 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
c. Pek. Urugan Pasir Alas 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Pondasi Batu Gunung akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang

d. Pas. Batu Kosong Pondasi 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Batu Gunung akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
e. Pas. Pondasi Batu Gunung 1) Gangguan kesehatan
1:4 akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit 4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 66

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
f. Pek. Urugan Tanah 1) Gangguan kesehatan
Kembali Pondasi Batu akibat kondisi kerja 3 Kecil
Gunung
2) Pekerja terjatuh
6 Sedang
kedalam galian tanah
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja 3 Kecil

g. Pek. Plester + Acian Sisi 1) Gangguan kesehatan


Dalam Saluran akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Pekerja terperosok
kedalam lubang galian 6 Sedang

3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
5) Iritasi kulit 4 Kecil

2 Pekerjaan Pas. Pondasi


dan Saluran
1) Gangguan kesehatan
a. Cor. Beton fc’ 16,9 Mpa akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Tertimbun Galian
Tanah 4 Kecil

3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Iritasi kulit 3 Kecil

1) Gangguan kesehatan
b. Besi Beton akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Tertimbun Galian
3 Kecil
Tanah
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Bekisting Jalan dan Diuker 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
6 Sedang
kedalam galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 67

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil

5) Arus lalu lintas


6 Sedang
terganggu
Z. Pekerjaan Talud 3
1 Pekerjaan Tanah

1) Gangguan kesehatan
a. Galian Tanah Sedalam 1 M 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
2 Pekerjaan Batu Kosong,
Pondasi, dan Siar Mata
Sapi
a. Pas. Batu Kosong 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
b. Pas. Batu 1 : 4 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Pas. Pipa 1,5" 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 68

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
5) Iritasi mata
3 Kecil

d. Siar Mata Sapi 1:2 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
5) Iritasi Kulit
4 Kecil
e. Timbunan Tanah Pilihan 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
f. Plasteran 1:4 + Acian 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil

AA. Pekerjaan Gerbang


1 Pekerjaan Pas. Pondasi
dan Saluran
1) Gangguan kesehatan
a. Pek. Galian Tanah 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Pekerja terperosok
6 Sedang
kedalam lubang galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
b. Pek. Urugan Pasir Alas 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Pondasi Batu Gunung akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 69

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
c. Pas. Batu Kosong Pondasi 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Batu Gunung akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
d. Pas. Pondasi Batu Gunung 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
1:4 akibat kondisi kerja
2) Pekerja terjatuh
4 Kecil
kedalam bekas galian
3) Tertimbun Material
4 Kecil
4) Terkena peralatan kerja
6 Sedang
5) Iritasi kulit
4 Kecil
e. Pek. Urugan Tanah 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Kembali Pondasi Batu akibat kondisi kerja
Gunung 2) Pekerja terjatuh
6 Sedang
kedalam galian tanah
3) Tertimbun Material
6 Sedang
4) Terkena peralatan kerja
3 Kecil
5) Iritasi mata

3 Kecil

2 Pekerjaan Beton Kolom

a. Cor. Beton fc’ 16,9 Mpa 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 70

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi mata
4 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil

b. Besi Beton 1) Gangguan kesehatan 3 Kecil


akibat kondisi kerja
2) Tertimbun Galian
3 Kecil
Tanah
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Bekisting kolom 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
3 Pekerjaan Beton Balok

a. Cor. Beton fc’ 16,9 Mpa 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi mata
4 Kecil
5) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Besi Beton 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Tertimbun Galian
3 Kecil
Tanah
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 71

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Bekisting Balok 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Tertusuk besi /benda
6 Sedang
lainnya
5) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4 Pekerjaan Finishing

1) Gangguan kesehatan
a. Pas. 1 Bata Merah 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
b. Pas. 1/2 Bata Merah 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
c. Pek. Plesteran 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
1) Gangguan kesehatan
d. Pek. Acian 3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Iritasi kulit
4 Kecil
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 72

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
e. Pek. Pengecetan Dinding 1) Gangguan kesehatan
3 Kecil
Luar (Eksterior) akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
3) Terkena peralatan kerja
4 Kecil
4) Iritasi mata
4 Kecil

f. Pek Hollow 50x50x3 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari
4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa
6 Sedang
benda/material
4) Iritasi mata
6 Sedang
5) Iritasi kulit 4 Kecil

g. Pek. Pembuatan Pagar 1) Gangguan kesehatan


3 Kecil
Realing Pengaman akibat kondisi kerja
2) Terjatuh dari 4 Kecil
ketinggian
3) Tertimpa 6 Sedang
benda/material
4) Iritasi mata 6 Sedang

5) Iritasi kulit 4 Kecil

1) Gangguan kesehatan 3 Kecil


akibat kondisi kerja

h. Pek. Logo Kabupaten 2) Terjatuh dari 5 Sedang


Muna ketinggian
3) Tertimpa 4 Kecil
benda/material
4) Iritasi mata 6 Sedang

5) Iritasi kulit 4 Kecil

i. Pek. Later 1) Gangguan kesehatan


akibat kondisi kerja 3 Kecil

2) Terjatuh dari
6 Sedang
ketinggian
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 73

PENILAIAN TINGKAT
RESIKO
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Nilai Tingkat
Resiko Resiko
(FxA) (TR)
3) Tertimpa
4 Kecil
benda/material
4) Iritasi mata
6 Sedang
5) Iritasi kulit 4 Kecil
Dari uraian jenis pekerjaan dan jenis bahaya di atas, dipilih satu jenis pekerjaan dan satu
identifikasi bahaya yang memiliki tingkat risiko paling tinggi untuk menjadi persyaratan
evaluasi tender sebagai berikut:

No. Jenis/Tipe Pekerjaan Uraian Identifikasi Bahaya

1. Laston Lapis Antara (AC-BC) Risiko kecelakaan lalulintas di lokasi kerja.

2. Penetapan risiko keselamatan konstruksi


Risiko keselamatan konstruksi ditetapkan dengan tingkat risiko Sedang.

L. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


Berdasarkan urutan/tahapan dalam metode pelaksanaan yang diuraikan sebelumnya, jangka
waktu pelaksanaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak
TMK (Tanggal Mulai Kerja)

M. GAMBAR TEKNIK
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan tertuang dalam Detailed Engineering Design
(DED) sebagaimana terlampir dan menjadi bagian dari dokumen spesifikasi teknik ini.

Uraian spesifikasi teknis ini telah direviu untuk selanjutnya ditetapkan menjadi bagian dalam
Dokumen Persiapan Pengadaan.

Kendari, 2 Januari 2023


Menyetujui
Kepala Satuan Kerja, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pelaksanaan Prasarana Permukiman Pengembangan Kawasan Permukiman
Provinsi Sulawesi Tenggara

HEBER, ST MASS MEDION PANGAROAN, ST


NIP. 19730604 200812 1 001 NIP. 19671110 200312 1 001
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 74

Lampiran Spesifikasi Teknis :

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Administrasi dan Dokumentasi
- Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan
yang ada pada tiap item selama pelaksanaan pekerjaan.
Pada saat serah terima lapangan, pihak pelaksana wajib mendokumentasikan
posisi 0% (kondisi sebelum pekerjaan). Pengambilan gambar harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan foto dokumentasi yang jelas. Seluruh
hasil pengambilan gambar (foto) kemudian dicetak diatas media kertas foto dan
hasilnya disusun pada album berdasarkan urutan pekerjaan mulai dari 0% hingga
100% nya pekerjaan.
- Pelaksana pekerjaan wajib membuat administrasi pelaporan tiap bulan yang
dibangun berdasarkan laporan harian dan mingguan. Laporan harian sedikitnya
memuat jenis pekerjaan yang dilaksanakan, volume yang dicapai, bahan yang
digunakan, jumlah tenaga kerja yang bekerja serta peralatan yang digunakan.
Laporan mingguan merupakan kumpulan dari laporan harian selama 1 minggu
dan laporan bulanan berisi laporan harian dan mingguan selama 1 bulan.
Laporan bulanan harus didukung oleh foto dokumentasi pekerjaan pada bulan
tersebut dan dilaporkan kepihak pemberi pekerjaan paling lambat 1 minggu
setelah bulan berjalan selesai.
2. Papan Nama Proyek
Pelaksana wajib membuat papan nama proyek yang ditempatkan ditempat yang
mudah untuk dibaca. Papan nama proyek dibuat sebagai media informasi kepada
masyarakat tentang kegiatan yang sedang dilaksanakan, papan nama proyek
sedikitnya memuat:
- Nama Paket Pekerjaan
- Nama Instansi Pemberi Tugas
- Nama Penyedia/Pelaksana Pekerjaan
- Nilai kontrak
- Lama Waktu Pelaksanaan
Papan nama proyek dibuat dengan ukuran min. 60x120 cm tinggi 200 cm berbahan
kayu ataupun dicetak/disablon.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 75

3. Penerangan, Air Bersih dan P3K


- Selama pelaksanaan, pelaksana wajib menyediakan peralatan penerangan yang
terdiri atas generator set dan peralatan instalasi lampu dan kabel-kabel.
- Untuk kepentingan pekerjaan dan pelaksana menyediakan air kerja yang
ditampung dengan tendon kapasitas minimal 1 ton.
- Untuk penanganan dini terhadap kecelakaan kerja yang mungkin dapat terjadi,
pelaksana pekerjaan wajib menyediakan kotak P3K yang berisi peralatan medis
standar P3K lengkap.
4. Bangsal Kerja, Direksi keet dan Gudang
Bangunan ini dibuat dengan konstruksi semi permanen, berukuran 3x3 untuk gudang
peralatan.
5. Pemasangan Bouwplank dan Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia harus melakukan pekerjaan pengukuran
untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan komponen-komponen
pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam gambar. Pengukuran meliputi
pengukuran/penentuan koordinat dan elevasi. Koordinat dan elevasi titik yang
diperlukan, ditentukan berdasarkan titik yang diperlukan, ditentukan berdasarkan titik
rujukan (Bench Mark) seperti yang ditetapkan oleh Direksi. Aktualiasi dan Artikulasi
titik-titik tersebut yang ditetapkan di atas berupa titik-titik yang dipasang pada
bouwplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang apabila dihubungkan (dengan
benang) satu dengan yang lain akan merupakan garis-garis sumbu bangunan melalui
titik-titik yang diperlukan. Bouwplank harus dimuat dan dipasang oleh Penyedia
sedemikian rupa sehingga mempunyai elevasi (rujukan) tertentu yang letaknya
tidak mengganggu kegiatan pelaksanaan, merusak dan merubah elevasinya.

6. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan alat berat dan pengangkutan tenaga
kerja, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
termasuk pemasangan penyetelan dan pekerjaan penunjang lainnya, sehingga semua
tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan kerja tersebut berada/ terpasang dilokasi
pekerjaan dalam kondisi baik dan siap pakai. Mobiliasi mencakup pengadaan,
penyediaan dan pengangkutan:
a. Tenaga Kerja yang diperlukan sebagai pelaksana-pelaksana pekerjaan.

b. Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat pengangkutan alat-alat berat,


peralatan pengaduk dan pemadat beton dan sebagainya.
c. Peralatan penunjang seperti pembangkit listrik, pompa air, peralatan
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 76

laboratorium dan sebagainya disediakan oleh Penyedia.


Dalam mobiliasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan pengangkutan suku
cadang yang diperlukanagar perlengkapan dan peralatan tersebut selalu siap dipakai.
Demobilisasi dilakukan setelah berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, sebelum
pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya kepada Pemilik. Demobilisasi adalah
pembongkaran, pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan yang telah
dimobiliasi keluar dari lokasi pekerjaan ketempatnya semula.
7. Pekerjaan Pembersihan

a. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan


lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan
pembangunan.

b. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya


sehingga tidak merusak struktur tanah.

8. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Rencana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
dalam pelaksanaan suatu proyek merupakan hal yang utama yang harus
dipersiapkan dengan tujuan supaya semua yang terlibat dalam pekerjaan yang
berada dilokasi pekerjaan terlindungi keselamatannya, terjaga kesehatannya, dan
merasa aman dalam melaksanakan tugasnya. Selain hal tesebut diatas, sasaran dari
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah agar
semua bahan dan material, alat dan mesin produksi terjamin keamanannya mulai
dari mobilisasi,penyimpanan, pemakaian maupun setelah dipergunakan, dengan
menggunakan prosedur/tahapan yang benar. Untuk keperluan itu perusahaan akan
memberikan suatu makalah/dokumen tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang terbaik dalam pekerjaan ini

B. PEKERJAAN GALIAN UNTUK SELOKAN DAN DRAINASE AIR


1. Pekerjaan galian tanah dilaksanakan setelah mendapatkan ukuran-ukuran yang
tepat dan pasti dari hasil pengukuran dan pemasangan bouwplank, tanah hasil
galian ditimbun tidak terlalu dekat dengan lubang galian supaya tanah galian tidak
longsor kembali ke lubang galian.

2. Item Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan excavator dan alat bantu
lainnya sesuai dengan gambar rencana. Hasil galian tanah dibuang keluar lokasi
pekerjaan.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 77

3. Sekelompok pekerja akan merapihkan hasil galian. Selama pelaksanaan pekerjaan


galian diusahakan menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika
tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian
tersebut.

4. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian dengan cara mempertimbangkan akibat dari
pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan
berikutnya.

5. Galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan pelaksanaan


setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap
saat.

6. Semua galian terbuka diberi rambu peringatan dan penghalang yang cukup untuk
mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka
jalur lalu lintas maupun bahu jalan diberi rambu tambahan pada malam hari
berupa drum yang dicat putih beserta lampu merah atau kuning guna menjamin
keselamatan para pengguna jalan.

C. PASANGAN BATU DENGAN MORTAR


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup penggalian, pengadaan material, pemasangan
bowplank, pasangan batu, plester dan aci serta perapihan hasil pekerjaan.

2. Persiapan Pekerjaan
a. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
b. Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
c. Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).

3. Uraian Pekerjaan
a. Sebelum pemasangan batu harus di bersihkan dan di basahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh.
b. Menghamparkan pasir urug pada landasan yang berhubungan pada tanah dasar
setebal 5 cm.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 78

c. Landasan yang akan menerima setiap batu harus di basahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu
yang akan di pasang.
d. Landasan dari aduakan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus di pasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus di gunakan untuk lapis dasar dan pada
bagian sudut-sudut.
e. Batu harus di pasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus di pasang seajajar dengan muka dinding dari batu yag terpasang.

D. PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A


Metode Pelaksanaan Agregat Kelas A.
a. Apabila lapis pondasi agregat kelas B sudah finish grade, maka dilanjutkan
dengan agregat kelas A
b. Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan Stone
Crusher.
c. Blending material mulai dari fraksi 1, 2, 3 dan 4 sesuai komposisi JMF. Blending
bisa menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia, blending bisa
menggunakan excavtor maupun wheel loader
d. Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan menggunakan
dump truck.
e. Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader, Tebal hamparan agregat
maksimum 20 cm.
f. Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat pemadatan
perlu menjaga kadar air, Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman
menggunakan truck water tank.
g. Pengujian ketebalan LPA atau tes spit.
h. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat
kepadatan sampai 100%.
i. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 90%.

E. PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B


Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Pelaksanaan agregat kelas B dilakukan setelah subgrade siap. Berikut langkah- langkah
pekerjaan agregat kelas B.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 79

a. Pekerjaan persiapan subgrade. Apabila sudah siap maka dilakukan pengukuran


menggunakan alat ukur seperti TS, theodolit maupun waterpass.
b. Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan Stone
Crusher
c. Blending material mulai dari fraksi 1, 2 dan 3 sesuai komposisi JMF. Blending bisa
menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia, blending bisa
menggunakan excavtor maupun wheel loader
d. Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan menggunakan
dump truck.
e. Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader. Tebal hamparan agregat
maksimum 20 cm.
f. Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat pemadatan
perlu menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman
menggunakan truck water tank.
g. Pengujian ketebalan LPB atau tes spit
h. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat
kepadatan sampai 100%.
i. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 60%

F. PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS S


Metode Pelaksanaan Agregat Kelas S
Pelaksanaan lapis pondasi agregat kelas S biasa dilakukan setelah perkerasan aspal AC-
WC. Berikut metode pelaksanaan yang biasa dilakukan.
1. Material agregat S di atas LPB pada bahu jalan.
2. Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan Stone Crusher.
3. Blending material mulai dari fraksi 1 dan 2 sesuai komposisi JMF. Blending bisa
menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia, blending bisa menggunakan
excavtor maupun wheel loader
4. Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan menggunakan
dump truck.
5. Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader disesuaikan dengan kemiringan
bahu jalan.
6. Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat pemadatan perlu
menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck
water tank.
7. Pengujian ketebalan LPS atau tes spit
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 80

8. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat kepadatan


sampai 100%.
9. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 50%.

G. PEKERJAAN RESAP PENGIKAT – ASPAL EMULSI


Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi
Untuk bahan Lapis resap Pengikat (Prime coat ) dipergunakan aspal cair dan aspal emulsi.
Pemakaian aspal cair dan aspal emulsi pada Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat ) sbb:
Aspal Resap Pengikat (Prime Coat)
 Aspal Cair Jenis:
1. MC – 30 dengan temperatur penyemprotan 51º - 68º c
2. MC – 70 dengan temperatur penyemprotan 74º – 87º c
3. MC – 250 dengan temperatur penyemprotan 98º – 110 º c
 Aspal Emulsi Jenis :
1. CMS atau MS dengan temperatur penyemprotan 18 º – 71º c
Sebelum Pelaksanaan pelapisan aspal dilaksanakan dilapangan, permukaan jalan baik
permukaan lapis tanah dasar, lapis pondasi bawah atau lapis pondasi atas harus terlebih
dahulu dibersikan dari debu, kotaran bahan organik dan non organik.

Penyemprotan aspal prime coat dilakukan dengan mesin penyemprot aspal yang dapat
mengukur penyemprotan aspal permeter persegi serta dapat mengatur temperatur aspal.

Sebelum Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat ) menyerap masuk kedalam permukaan yang
akan dilapisi, maka jalan tersebut belum boleh dibuka untuk lalu lintas. Apabila jalan akan
digunakan untuk lalu lintas, paling sedikit sesudah 4 jam terhitung dari saat
penyemprotan aspal dan sudah dihamapr dengan bahan penutup maka baru bisa lalu
lintas diijinkan untuk melewatinya.

H. LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC)


Laston Lapis Permukaan Antara (Asphalt Concrete - Binder Course atau AC-BC)
Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (wearing
course) dan di atas lapisan pondasi (base course). Lapisan ini tidak berhubungan
langsung dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup
untuk mengurangi tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke
lapisan di bawahnya yaitu base dan sub grade (tanah dasar). Karakteristik yang
terpenting pada campuran ini adalah stabilitas.
1. Persiapan
a. Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pada saat cuaca cerah.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 81

b. Cek kesiapan lapangan pada Daftar Simak Kesiapan Lapangan


2. Pengangkutan
a. Pastikan alat pengangkut (D. Truck) menggunakan penutup terpal.
b. Menerima tiket pengiriman.
3. Cek Kesesuaian
a. Cocokkan data no kendaraan, catat waktu penerimaan (amati selisih waktu)
b. Cek suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher)130OC-150OC Aspal
Pen, dan 135OC-155OC bitumen asbuton murni atau modifikasi.
c. Amati visual tampilan campuran, apakah rata?
d. Jika tidak memenuhi ketentuan suhu diatas, campuran ditolak dan buang
4. Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai
a. Catat HPTS
b. Lakukan pencatatan setiap ada kejadian yang serupa.
5. Cek Berulang
a. Amati apakah kejadian berulang, baik saat itu maupun pada pelak sanaan
pekerjaan dihari yang lain.
b. Jika berulang, evaluasi penyebab dan lakukan tindakan perbaikan.
6. Loading dan dumping ke Asphalt Finisher (AF)
a. Pastikan dumping Asphalt Finisher tidak dalam posisi mendorong D.Truck.
b. Dumping dilakukan tahap demi tahap, pada kondisi D.Truck dan Asfhalt Finisher
bergerak searah dengan kecepatan sama
7. Penghamparan
a. Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.
b. Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
c. Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan.
d. Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
e. Amati apakah tekstur merata, secara visual memuaskan.
f. Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar
(minimal 1x pada jarak 100 meter).
g. Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang
telah ditentukan, untuk menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.
h. Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai
ditemukan penyebabnya hamparan dilanjutkan.
i. Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/ baik,
penebaran merata.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 82

j. Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pada permukaan yang


telah dihampar rapi.
k. Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter
toleransi masing-masing 4 mm untuk lapisan aus, 5 mm utk lapisan binder dan
6 mm untuk lapisan Pondasi.

8. Pemadatan awal (Breakdown Rolling)


a. Suhu pemadatan awal antara 125C-145C
b. Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
c. Roda penggerak saat pemadatan berada didepan.
d. Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
e. Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan
memanjang sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada
campuran yg belum dipadatkan, lalu padatkan sambungan melintang dengan
lebar area 15 cm yg dipa datkan.
f. Jumlah Pemadatan sesuai jumlah passing hasil percobaan.

9. Prosedur Pemadatan ;
a. Jika lajur berdampingan dengan lajur lain yg telah dihampar padat.
 Pemadatan sambungan melintang.
 Pemadatan sambungan memanjang.
 Pemadatan tepi luar.
 Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju
ke yang lebih tinggi.
 Pemadatan kedua sesuai prosedur (4).
 Pemadatan akhir Break Down Rolling.
b. Jika lajur tidak berdampingan dengan lajur lain.
 Pemadatan sambungan melintang.
 Pemadatan tepi luar.
 Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju
ke yang lebih tinggi.
 Pemadatan kedua sesuai prosedur (3).
 Pemadatan akhir Break Down Rolling.

10. Pemadatan antara (Intermediate Rolling)


a. Suhu pemadatan antara 100C-125C atau sesuai dengan instruksi direksi.
b. Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 83

c. Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.


d. Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang
dicampur sedikit deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
e. Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
f. Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.

11. Pemadatan akhir


a. Suhu pemadatan >95C.
b. Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
atau sesuai dengan instruksi direksi
c. Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
d. Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.

12. Peralatan yang digunakan :


a. Aspalt Mixing Plant + Laboratorium
b. Generator set
c. Whell Loader
d. Dump Truck
e. Aspal Sprayer
f. Compressor
g. Tandem Roller
h. Asphalt Finisher
i. Pneumatic Tire Roller
j. Alat pendukung lainnya

13. Sasaran Mutu:


a. Permukaan yang rata sesuai spesifikasi
b. elevasi sesuai dengan yang direncanakan
c. Ketebalan sesuai spesifikasi dan gambar serta toleransi yang diijinkan.

I. PEKERJAAN PAS. BATU 1:3 dan 1:4


1. Tahap persiapan
a. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank
b. Pembersihan lokasi pekerjaan
c. Pengadaan materi material pekerjaan pasangan kerikil menyerupai batu,
pasir, dan semen ke lokasi pekerjaan. Bahan yang dipakai harus sesuai
dengan yang disyaratkan.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 84

d. Bahan material ditempatkan tidak jauh dan gampang dijangkau dari lokasi
pekerjaan.
e. Jika dibutuhkan perlu disiapkan daerah penyimpanan khusus untuk materi
tau material, terutama untuk materi semen agar penyimpanan semen
sanggup dilakukan dengan benar.
2. Tahap pelaksanaan
a. Pembuatan galian untuk pasangan kerikil sesuai dengan yang ditunjukkan
oleh gambar rencana. Pekerjaan sanggup dilakukan secara manual atau
memakai alat berat untuk menggali menyerupai excavator.
b. Dasar galian dibentuk rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan
pasir setebal minimal 3 cm sebelum meletakkan kerikil pada lapisan yang
pertama.
c. Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan
yang pertama dan pada sudut sudut dari pasangan kerikil tersebut.
d. Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka
kerikil yang tampak atau berada paling luar dipasang sejajar dengan muka
dinding kerikil yang terpasang.
e. Batu yang dipakai dibersihkan dan dibasahi hingga merata selama beberapa
ketika supaya air sanggup meresap
f. Setiap rongga atau celah antar kerikil diisi dengan materi adukan dari semen
dan pasir sesuai dengan komposisi adonan yang ditentukan. Bahan adukan
atau mortar sanggup disiapkan memakai alat concrete mixer atau secara
manual. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan pasir dan semen anda sanggup
mengunjungi artikel lain mengenai cara mengetahui jumlah kebutuhan batu,
pasir, dan semen untuk pasangan batu.
g. Setiap 2 meter dari panjang pasangan kerikil dibentuk lubang sulingan.
Kecuali ditentukan lain oleh gambar atau direksi pekerjaan. Lubang sulingan
sanggup dibentuk dengan memasang pipa pvc yang berdiameter 50 mm.
h. Setiap sambungan antar kerikil pada permukaan dikerjakan hampir rata
dengan permukaan pekerjaan tetapi tidak menutup permukaan batu
3. Tahap pekerjaan simpulan / finishing
a. Pembersihan lokasi pekerjaan dari sisa sisa material pelaksanaan.
b. Jika dibutuhkan permukaan pasangan kerikil sanggup diberi lapisan acian
untuk memperhalus permukaan dari pasangan batu.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 85

J. PEKERJAAN PAVING BLOK TEBAL 8CM


1. Sebelum pemasangan paving, kontraktor diharuskan untuk memeriksa
semua hal yang menyangkut pekerjaan persiapannya seperti pipa-pipa dan
kabel- kabel yang harus ditanam dibawah tanah, lubang-lubang pembuangan air,
kabel dan sebagainya.
2. Setelah lapisan tanah dipadatkan, digelar lapisan pasir dan sekaligus diratakan
dan dipadatkan.
3. Ketebalan setelah dipadatkan harus sesuai dengan gambar bestek.
4. Pasir harus bersih tidak mengandung garam-garam atau bahan kimia lainnya
yang dapat merurak atau membuat cacat.
5. Pemasangan paving block, baik ukuran dan tebalnya sesuai dengan gambar
bestek.
6. Setelah pemasan paving selesai, segera dilakukan pemadatan tahap pertama.
7. Alat pemadat,Vibratory Plato Compactor luas dasar kurang lebih 30 cm2, gaya
centri pugal kurang lebih 1,20 ton.
8. Setelah pemadatan pertama selesai, celah-celah paving block diisi dengan
pasir pengisi celah.
9. Untuk pemeliharaan agar tahan terhadap cuaca diberi pelapis bahan kimia anti
lumut yang daya tahannya sampai 5 tahun. Dan mendapat referensi dari
distributor.

K. PEKERJAAN PEMBUATAN RAILING PENGAMAN


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan meliputi pekerjaan penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,peralatan
dan alat-alat bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang diperlukanuntuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai yang dinyatakan dalam gambar.
b. Melaksanakan pekerjaan ini hingga diperoleh hasil yang memuaskan bermutu baik
dan sempurna.
c. Pengadaan dan Pemasangan pipa galvanis dilakukan dengan memesan pada
suplier khusus penyedia/pengrajin logam/toko las.
d. Pekerjaan meliputi pembuatan pagar pengaman termasuk dengan pekerjaan sloof
2. Persyaratan Bahan
a. Mutu Beton f’c 16,9 Mpa, pembesian, bekisting untuk pekerjaan pondasi pagar
b. Plat Besi tebal 4mm sebagai tiang vertikal railing (sesuai gambar detail)
c. Angkur Baut antara plat besi dan pondasi
d. Pipa Galvanis diameter 1,5inch tebal 2mm
e. Cat Besi
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 86

3. Syarat Pelaksanaan
a. Setelah dilakukan survey, pengukuran dan persiapan barang selanjutnya dilakukan
pemasangan dengan cara melakukan pekerjaan galian tanah untuk pemasangan
bekisting pondasi pagar.
b. Tiang vertikal dari plat besi 4mm disusun dengan jarak tertentu dan diangkur
dengan angkur baut sebelum nanti dicor bersama dengan pondasi.
c. Setelah itu, dilakukan pengecoran pondasi dengan pembesian dan mutu beton f’c
16,9 Mpa
d. Kemudian setelah pekerjaan pondasi selesai, pagar dirakit dengan menyusun pipa
galvanis diameter 1.5inch yang disusun secara horiszontal dengan cara dilas ke
plat besi tebal sebagai tiang vertikal. Jarak antar pipa galvanis dan ukuran yang
digunakan disesuaikan dengan gambar kerja, sesuai petunjuk dari supervisi dan
atau direksi lapangan.
e. Lalu dilakukan pengerjaan finishing cat sesuai dengan metode pekerjaan cat yang
sudah dijelaskan di atas.

L. PEKERJAAN TIMBUNAN PILIHAN


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan, penghamparan, pemadatan,
pengujian dan perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
a. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
b. Mengajukan permohonan penggunaan material kepada Direksi.
c. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan.
3. Uraian Pengerjaan
a. Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan
marking pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus
bebas dari material organik dan anorganik.
b. Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan
pengawas.
c. Memuat material timbunan biasa dari hasil galian pada lokasi pekerjaan
dengan dum truk, dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.
d. Timbunan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Greader.
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 87

e. Hasil hamparan timbunan biasa disiram air dengan menggunakan Water


Tanker lalu dipadatkan dengan Vibratory Roller sampai mencapai ketabalan
dan kepadatan sesuai dengan spesifikasi teknik.
f. Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan
ketebalan dan kepadatan dari timbunan.

M. PEKERJAAN PASIR URUG


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah
lapisanlantai kerja dan digunakan u ntuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanahseperti pondasi, lantai basement, pile cap, dll.

2. Persyaratan Pekerjaan
a. Pasir urug yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras,bebas lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, seperti diisyaratkan
dalam NI-3 (PUBI tahun 1982) pasal 14 ayat 3.
b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan dalam NI-3 hal 10. Apabila dipandang perlu, Direksi/Pengawas
dapat minta kepada Pemborong, supaya air yang dipakai untuk keperluan ini
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah, atau biaya
Pemborong.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan pasir urug dapat dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 10 cm,
hingga mencapai tebal padat yang disyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Direksi/Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai
tidak kurangdari 95% dari kepadatan optimum hasil laboratorium. Pemadatan
harus dilakukan padakondisi galian yang kering agar dapat diperoleh hasil
kepadatan yang baik. Kondisi galian yang kering tersebut harus dipertahankan
Spesifikasi Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kawasan Lagasa Kabupaten Muna 88

sampai pekerjaan pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan. Pemadatan


harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak terpenuhi.
c. Tebal lapisan pasir urug minimum 15 cm padat atau sesuai yang ditunjukkan
dalamgambar. Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal
padat.
d. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.

Anda mungkin juga menyukai