Anda di halaman 1dari 5

Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir : Penyebab – Gejala dan Perawatan

Hipoglikemia merupakan sebuah kondisi yang menyebabkan bayi memiliki kadar


gula yang rendah sehingga itu termasuk sangat rendah dibandingkan pada bayi yang sehat.
Jika pemeriksaan menunjukkan kadar gula dibawah 50 mg/dL maka bayi tersebut
termasuk menderita hipoglikemia. Ini bukanlah kondisi yang aman untuk bayi karena
ketika kadar gula darah bayi sangat rendah maka sel otak dan otot tubuh bayi tidak
memiliki energi atau tenaga untuk berfungsi dengan baik. Tubuh bayi membutuhkan kadar
gula yang normal untuk bisa bekerja dengan sehat dan baik. Masalah hipoglikemia pada
bayi bisa berlangsung dalam waktu singkat atau lama tergantung dengan kondisi kesehatan
bayi. Dibawah ini berbagai hal yang perlu Anda ketahui tentang hipoglikemia pada bayi
baru lahir.
Penyebab hipoglikemia pada bayi
1. Bayi lahir prematur atau usia bayi kurang dari 37 minggu ketika dilahirkan. Prematur
menyebabkan kondisi organ tubuh bayi belum bisa bekerja normal karena itu
terkadang kadar gula darah bayi menjadi sangat rendah. (baca: ciri ciri bayi lahir
prematur – penyebab bayi lahir prematur)
2. Bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Bayi yang lahir dengan berat badan yang
rendah memiliki resiko tinggi terkena hipoglikemia. Ada banyak pemicu bayi lahir
berat rendah termasuk kebiasaan ibu hamil merokok, konsumsi alkohol, penggunaan
narkoba dan kondisi gangguan kehamilan sehingga kehamilan tidak sehat. (baca:
merokok bagi ibu hamil – bahaya merokok bagi janin)
3. Tubuh bayi memiliki banyak cadangan insulin atau hiperinsuline. Insulin yang
seharunya bisa menyerap kadar gula justru melakukan sistem ini secara berlebihan
sehingga kadar gula darah bayi sangat rendah. Kondisi ini juga bisa muncul sebagai
penyakit genetik yang diwariskan dari orang tua. (baca: penyebab janin cacat sejak
dalam kandungan – penyebab kelainan kongenital non genetik)
4. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes selama hamil. Kondisi ini sangat
rentan untuk bayi karena kadar gula dalam tubuh bayi menjadi tidak seimbang. (baca:
bahaya diabetes saat hamil)
5. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita toksemia. Toksemia merupakan sebuah
kondisi yang disebabkan karena ibu menderita tekanan darah tinggi, adanya protein
dalam urin dan preklampsia. (baca: tekanan darah tinggi pada ibu hamil)
6. Bayi memiliki masalah pada sistem penggunaan hormon dan kadar gula dalam darah.
7. Bayi mengalami perubahan tekanan udara yang sangat besar sehingga suhu tubuh
bayi menjadi sangat dingin dan tidak stabil.
8. Bayi yang lahir dari ibu hamil yang menerima berbagai jenis obat untuk perawatan
penyakit tertentu seperti obat jenis terbutaline.
9. Bayi dilahirkan dari ibu hamil yang mengalami masalah gizi seperti ibu hamil kurang
nutrisi selama kehamilan. Kondisi ini bisa dipicu oleh masalah morning sickness yang
parah sehingga ibu tidak bisa makan dengan baik.
10. Bayi yang lahir dan menderita penyakit tertentu seperti penyakit hematolitik yang
menyebabkan darah ibu dan bayi tidak cocok.
11. Bayi yang lahir dengan cacat bawaan tertentu yang bisa mempengaruhi kondisi
kesehatan bayi.
12. Bayi yang lahir dengan gangguan asfiksia yang membutuhkan perawatan cepat dan
segera setelah dilahirkan. (baca: penyebab asfiksia pada bayi baru lahir)
13. Bayi yang mengalami masalah kelainan atau gangguan fungsi hati.
14. Bayi yang dilahirkan dengan penyakit infeksi yang disebabkan oleh penyakit infeksi
selama ibu sedang hamil. (baca: bahaya bayi kuning – penyebab bayi kuning)
Gejala hipoglikemia pada bayi
1. Bayi lahir tidak menangis dengan kondisi gelisah, menangis sangat kencang dan bayi
terlihat tidak tenang.
2. Bayi lahir dengan gangguan sianosis atau tubuh bayi berwarna biru keunguan. Bisa
dilihat pada semua bagian tubuh termasuk tangan, kaki, dan mulut bayi. (baca:
pneumonia pada bayi)
3. Bayi mengalami apnea atau henti nafas sesaat. Ini kondisi yang sangat berbahaya
karena bayi tidak bisa bernafas dengan baik sehingga sesaat tidak bisa bernafas. Jika
tidak mendapatkan perawatan maka bayi bisa mengalami gangguan fungsi otak.
(baca: penanganan bayi asfiksia)
4. Suhu tubuh bayi sangat rendah atau hipotermia. (baca: efek AC terhadap bayi)
5. Gerakan tubuh bayi tidak seperti bayi yang baru lahir atau terlihat tidak aktif.
6. Detak jantung bayi tidak normal terlalu lemah atau terlalu cepat. (baca: : kelainan
jantung pada bayi baru lahir)
7. Bayi tidak mau minum ASI atau kolostrum dari ibu. (baca: manfaat kolostrum bagi
bayi baru lahir)
8. Kemungkinan beberapa bayi juga bisa mengalami kejang sebagai tanda tidak ada
kadar gula yang cukup. (baca: gejala epilepsi pada bayi)
9. Bayi selalu tertidur sepanjang waktu setelah dilahirkan. (baca: Pola tidur bayi 0-12
bulan – Pola tidur bayi 1 bulan)
Diagnosis hipoglikemia pada bayi
1. Pemeriksaan kadar gula darah pada bayi sama seperti orang dewasa yaitu dengan
memeriksa darah bayi. Segera setelah dokter atau perawat yang menangani bayi
menemukan berbagai gejala hipoglikemia maka bayi harus segera diperiksa.
Pemeriksaan terlambat berarti juga bisa menyebabkan perawatan terlambat dilakukan
sehingga bisa membuat bayi menerima resiko buruk.
2. Pemeriksaan urin pada bayi juga bisa dilakukan untuk mengetahui kadar gula dalam
tubuh bayi.
3. Tes darah bisa dilakukan saat puasa atau metode khusus untuk tidak memberikan
makan pada bayi selama waktu tertentu dengan pengawasan dari dokter dan perawat.
Mengapa hipoglikemia pada bayi harus diwaspadai?
Semua orang tua dan tenaga kesehatan harus memperhatikan kondisi hipoglikemia pada bayi
yang baru lahir. Hal ini disebabkan karena kadar gula dalam darah menjadi sumber energi
yang utama untuk tubuh bayi setelah bayi dilahirkan. Ketika kadar gula sangat sedikit dalam
tubuh maka bisa menyebabkan otak dan berbagai organ berhenti untuk berfungsi. Saat
kondisi ini terus terjadi maka bisa menyebabkan bayi mengalami kejang dan gangguan otak
yang sangat serius.
Perawatan hipoglikemia pada bayi
1. Berikan ASI atau susu formula
Ibu bisa memberikan ASI atau susu formula secara terus menerus sehingga kadar gula darah
dalam tubuh bayi bisa meningkat dengan baik. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk
memberikan ASI atau susu formula pada bayi dengan kadar gula darah yang rendah, yaitu:
 Cobalah untuk memberikan ASI atau susu formula secara sering meskipun itu dalam
waktu yang singkat. (baca: manfaat susu formula untuk bayi)
 Cobalah berusaha untuk memberikan kolostrum pada bayi karena ini sangat baik
untuk meningkatkan kadar gula darah. Jika bayi dirawat di NICU maka biasanya
perawat yang akan memberikan lewat botol susu.
 Biasakan untuk menawarkan payudara pada bayi sehingga bayi bisa terdesak untuk
minum dengan baik.
 Jika bayi memang tidak bisa menerima ASI maka bisa memberikan susu formula
yang bisa dilakukan lebih rutin. Susu formula dianggap lebih baik dari ASI karena
mengandung gula yang dibutuhkan oleh tubuh bayi.
2. Pemberian cairan IV untuk bayi
Jika dalam kondisi tertentu bayi tidak bisa minum ASI dan susu formula dengan baik maka
dokter biasanya memutuskan untuk memberikan cairan IV yang mengandung gula.
Perawatan ini dilakukan selama beberapa hari hingga kadar gula darah dalam tubuh bayi bisa
meningkat dengan baik. Perawatan ini juga paling sering dilakukan pada bayi yang lahir
dengan berat badan yang rendah, termasuk bayi prematur.
3. Tindakan operasi mengeluarkan pankreas bayi
Jika berbagai jenis perawatan sudah dilakukan dan kadar gula darah bayi menurun terus,
maka dokter bisa melakukan tindakan operasi atau bedah untuk mengeluarkan bagian
pankreas. Pankreas adalah organ dalam tubuh bayi yang berfungsi untuk menghasilkan
insulin. Namun tindakan perawatan ini sangat jarang dilakukan karena bisa meningkatkan
resiko kesehatan untuk tubuh bayi.

Cara mencegah hipoglikemia pada bayi


Tindakan untuk mencegah hipoglikemia pada bayi harus dilakukan semenjak ibu hamil.
Berikut ini beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan sejak hamil:
1. Ibu hamil menjaga kesehatan selama hamil termasuk menjaga asupan nutrisi yang
dibutuhkan selama hamil.(baca: nutrisi ibu hamil – gizi ibu hamil berdasarkan
trimester kehamilan)
2. Ibu hamil yang mengalami morning sickness parah harus melakukan perawatan agar
tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. (baca: cara mengatasi morning sickness)
3. Menjaga berat badan selama hamil yang bisa dilakukan dengan beberapa langkah
seperti diet untuk ibu hamil, sering melakukan latihan seperti olahraga untuk ibu
hamil, renang, jalan pagi dan senam hamil. (baca: cara menurunkan berat badan saat
hamil – bahaya berenang bagi ibu hamil – manfaat berenang bagi ibu hamil)
4. Jika ibu mengalami diabetes atau memang sudah menderita diabetes semenjak
sebelum hamil dan selama hamil maka ibu harus memeriksa kadar gula darah secara
teratur. Pemeriksaan teratur bisa membantu ibu mengontrol kesehatan diri dan
mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. (baca: Bahaya obesitas bagi
ibu hamil)
5. Ibu hamil bisa mencoba untuk membatasi asupan gula selama hamil termasuk tidak
mengkonsumsi kafein, gula dan garam secara berlebihan.
6. Jika ibu sudah menderita penyakit tekanan darah tinggi atau mendapatkan gejala
preklampsia selama hamil maka ibu harus mendapatkan perawatan yang tepat.
Penyakit tekanan darah tinggi dan preklampsia selama hamil bisa meningkatkan
resiko hipoglikemia pada bayi.
7. Selama menghadapi proses persalinan normal atau caesar maka ibu sebaiknya
menghindari pemberikan cairan IV yang mengandung gula tinggi, kecuali dianjurkan
oleh dokter yang merawat. Cairan IV dengan kandungan gula tinggi bisa memicu
tingginya insulin dalam tubuh bayi sehingga kadar gula dalam tubuh bayi turun cepat.
8. Ibu hamil sebaiknya menghindari stres selama hamil dan proses persalinan. Ibu yang
stres kemungkinan bisa memiliki bayi yang stres di rahim sehingga kadar gula darah
akan turun dengan cepat. (baca: cara menghilangkan stres saat hamil)

Anda mungkin juga menyukai