Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dekubitus merupakan masalah yang sangat serius

terutama bagi pasien yang harus dirawat lama di rumah sakit

dengan keterbatasan aktifitas. Pasien tirah baring biasanya

dirawat selama beberapa hari atau beberapa minggu. Lamanya

hari perawatan serta kondisi penyakit akan mengancam

terjadinya dekubitus (Mughni, 2010).

Penelitian Setyawan (2008), menyatakan bahwa kejadian

dekubitus pada pasien tirah baring di RS Cakra Husada

Klaten sebanyak 17,65%. Dekubitus merupakan problem yang

serius karena dapat memperlambat rehabilitasi bagi penderita.

Ada beberapa faktor resiko terbentuknya ulkus dekubitus

yaitu tekanan yang berkepanjangan pada jaringan lunak,

immobilitas, kehilangan refleks pelindung, defisit sensorik, perfusi

kulit yang jelek, edema, malnutrisi, hypoproteinemia, anemia,

kekurangan vitamin, shear, gesekan dantrauma, inkontinensia urin

dan feses, perubahankelembaban kulit (terlalu kering, terlalu

lembab) serta usia lanjut dan kekurangan energi.( Smeltzer, Bare,

Hinkle, dan Cheever, 2009).


2

Faktor instrinsik yang menentukan kerentankerusakan

jaringan mencakup malnutrisi, anemia,kehilangan sensasi,

kerusakan mobilitas, usialanjut, penurunan status mental,

inkontenensia,dan infeksi. Faktor ektrinsik dan intrinsic berinteraksi

untuk membentuk iskemia dannekrosis jaringan lunak pada individu

yang rentan 80% luka dekubitus yang sembuh terjadi lagi,banyak

diantaranya karena ketidakberhasilan mempertahankan regimen

pencegahan ulkus(Perry & Potter 2005).

Dekubitus juga merupakan hal yang harus diperhatikan

keluarga, keluarga mempunyai peran penting terhadap

perawatan dekubitus, karena keluarga mempunyai tugas dalam

pemeliharaan kesehatan pada anggota keluarganya. Keluarga

adalah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup

bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil

dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan

atau ikatan lainnya, peran keluarga adalah setiap anggota

keluarga juga dapat berfungsi dengan baik sesuai posisi atau

status, posisi individu dalam masyarakat, individu dalam

masyarakat, misalnya status sebagai isteri/suami atau anak

(Mulyawati, 2010).

Keluarga selama ini tidak tahu cara perawatan dekubitus

pada pasien imobilisasi fisik diantaranya higien, perawatan

kulit, pengaturan posisi dan alas pendukung. Posisi klien


3

mobilisasi diubah sesuai dengan tingkat aktivitasnya. Dekubitus

juga bisa menimbulkan nyeri yang sangat dan ketidaknyamanan

bagi pasien (Fatmawati, 2007).

Hasil studi pendahuluan melalui metode wawancara pada

keluarga pasien yang mengalami imobilisasi fisik didapatkan data 2

dari 10 keluarga mengatakan tidak tahu perawatan luka dekubitus 5

dari 10 mengatakan tahu arti luka dekubitus tetapi tidak tahu cara

perawatan luka dekubitus 3 dari 10 mengatakan belum tahu arti

dan luka dekubitus, melalui kuesioner yang terdapat dari 15

pertanyaan tentang cara merawat luka dekubitus didapatkan nilai

3, 4, 6, 3, 5, 7, 3, 4, 2, 6, 2 dari 10 keluarga mendapat nilai 2, 5 dari

10 keluarga mendapat nilai 5, 3 dari 10 keluarga mendapat nilai 7.

Pada data PPI di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Kalimantan Timur pada triwulan pertama Januari - Maret 2016,

angka kejadian dekubitus mencapai 3.03% per 1000 hari tirah

baring. Pada bulan Januari kejadian dekubitus terbanyak

terjadi pada Ruangan Dahlia yaitu 26.31%, dan di bulan

Februari dan Maret kejadian dekubitus terbanyak terjadi di

ruangan HCU yaitu 16.57%, 11.11% (Maret). Pada triwulan

kedua April – Juni dan triwulan ketiga Juli – September 2016,

terjadi penurunan angka kejadian dekubitus yaitu sebesar

0.01%, yang pada triwulan pertama angka kejadian dekubitus


4

sebesar 3.03% menjadi 3.02% per 1000 tirah baring

(KOMITE PPI RSUD AWS SAMARINDA, 2016).

B. Rumusan Masalah

Dekubitus merupakan masalah yang sangat serius terutama

bagi pasien yang harus dirawat lama di rumah sakit dengan

keterbatasan aktifitas. Berdasarkan latar belakang dan

identifikasi masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini,

yaitu bagaimana “ Gambaran pengetahuan keluarga dalam

merawat luka dekubitus pada pasien imobilisasi fisik di RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda ”

C. Tujuan penelitian

Tujuan Penelitian dirumuskan dalam tujuan umum dan

tujuan khusus seperti diuraikan berikut ini :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga dalam

merawat luka dekubitus pada pasien imobilisasi fisik di

RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan kejadian dekubitus pada pasien

imobilisasi fisik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

b. Mendeskripsikan gambaran pengetahuan keluarga pada

pasien imobilisasi fisik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

referensi, dalam meningkatkan khazanah ilmu

pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya

pendidikan kesehatan dengan cara merawat luka

dekubitus pada pasien imobilisasi fisik.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data

terbaru serta akurasi, sehingga dapat mengurangi

angka kejadian dekubitus.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Dengan melakukan penelitian ini, dapat memberikan

tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman

langsung untuk melakukan penelitian.

b. Bagi Keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

keluarga tentang merawat luka dekubitus sehingga

keluarga dapat ikut serta dalam perawatan luka

dekubitus.
6

c. Bagi Institusi pendidikan

Menjadi bahan acuan dan pertimbangan dalam rangka

kerjasama lintas sektoral di bidang kesehatan khususnya

pendidikan kesehatan tentang sikap keluarga merawat luka

dekubitus.

d. Bagi Institusi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam mengevaluasi tindakan, menentukan

kebijakan – kebijakan serta meningkatkan mutu pelayanan

rumah sakit terkait dengan angka kejadian dekubitus.

Anda mungkin juga menyukai