Konsep Cairan Tubuh Dan Elektrolit
Konsep Cairan Tubuh Dan Elektrolit
Konsep Keseimbangan
Cairan Tubuh
Dinding sel terbentuk atas lapisan lemak dengan banyak pori-pori protein
yang halus. Substansi dapat berdifusi melewati dinidng sel dengan
mengikuti syarat (Horne, 2001) :
a. Bila partikel tersebut cukup kecil untuk melewati pori-pori protein
(mis.,air dan urea); ini disebut difusi sederhana.
b. Bila pertikel tersebut adalah larut dalam lemak (mis., oksigen dan
karbondioksida), ini merupakan contoh lain dari difusi sederhana.
Melalui substansi pembawa : ini disebut difusi yang dipermudah .
Partikel besar taklarut-lemak seperti glukosa harus berdifusi ke
dalam sel melalui substansi pembwa. Glukosa, sebagai contoh,
berikatan dengan pembawa di luar sel untuk menjadi larut dalam
lipid. Bila memasuki sel, glukosa memisahakn diri dari pembawa
dan pembaa kemudian bebas untuk mempermudah difusi dari
glukosa tambahan.
2. Filtrasi
Filtrasi adalah perpindahan cairan dan solut melintasi membran bersama-
sama dari kompartemen bertekanan tinggi menuju kompartemen
bertekanan rendah.
(Asmadi, 2008) mengatakan bahwa tekanan merupakan cara lain di
mana air dan partikel-partikel bergerak melewati membran. Gerakan ini
terjadi akibat bobot atau tekanan cairan lebih besar pada satu sisi
membran dibandingkan dengan sisi lain. Bobot atau tekanan cairan ini
disebut dengan tekanan hidrostatik. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa filtrasi terjadi dari daerah yang tekanan hidrostatiknya rendah.
Bergeraknya air dan solut seperti dari intravaskuler dan interstisial, terjadi
karena tekanan hidrostatik pada intravaskuler lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan pada interstisial. Dengan demikian, air beserta oksigen,
nutrien, glukosa, dan solute lainnya dapat keluar dari intravaskuler masuk
ke interstisial, lalu ke sel.
3. Osmosis
7
2. Haus
Selain ADH, haus juga bekerja untuk mengatur konsentrasi CES
dan dirangsang terutaam oleh faktor-faktor yang smaan yang
meningkatakan pelepasan ADH. Peningkatan kadar angiotensin II dan
membran mukosa kering (sensasi mulut kering) juga menstimulasi
haus. Haus tidak diatur secara cermat sosial dan emosional. Namun,
haus memberikan perlindungan utama terhadap hiperosmolalitas.
Hiperosmolalitas simtomatik terjadi hanya pada individu yang tidak
mempunyai mekanisme haus normal atau yang tidak mempunyai akses
air (Horne, 2001).
1.5 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Menurut Tamsuri (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh, antara lain adalah :
A. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan pada tingakatan usia.
Dalam hal ini, usia bergantung pada proporsi tubuh, luas permukaan
tubuh, kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa
perumbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar
dibandingkan orang dewasa. Karenanya, jumlah cairan yang hilang juga
lebih besar dibandingkan orang dewasa. Selain itu laju metabolik juga
mempengaruhi kebutuhan cairan bayi dan anak-anak yang tinggi serta
kondisi ginjal mereka yang belum matur jika dibangingkan dengan orang
dewasa. Pada individu lansia kehilangan elektrolit dan cairan dapat dpicu
karena adanya penyakit seperti masalah jantung dan ginjal.
B. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses
metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan peningkatan haluaran
cairan melalui keringat. Dengan demikian , jumlah cairan yang dibutuhkan
juga meningkat.
C. Iklim
13