Anda di halaman 1dari 13

Realm of Ramaputra

PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA

ramaputra

9 tahun yang lalu

Iklan

PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA

Pasal 8

Penyampaian SPM kepada KPPN dilakukan sebagai berikut:

1. Pengguna Anggaran/Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan SPM beserta dokumen
pendukung dilengkapi dengan Arsip Data Komputer (ADK) berupa soft copy (disket) melalui loket
Penerimaan SPM pada KPPN atau melalui Kantor Pos, kecuali bagi satker yang masih menerbitkan SPM
secara manual tidak perlu ADK.

2. SPM Gaji Induk harus sudah diterima KPPN paling lambat tanggal 15 sebelum bulan pembayaran.

3. Petugas KPPN pada loket penerimaan SPM memeriksa kelengkapan SPM, mengisi check list
kelengkapan berkas SPM (format sebagaimana lampiran 11), mencatat dalam Daftar Pengawasan
Penyelesaian SPM (format sebagaimana lampiran 12) dan meneruskan check list serta kelengkapan SPM
ke Seksi Perbendaharaan untuk diproses lebih lanjut.

Pasal 9

Penerbitan SP2D oleh KPPN diatur sebagai berikut:

1. SPM yang diajukan ke KPPN digunakan sebagai dasar penerbitan SP2D


2. SPM dimaksud dilampiri bukti pengeluaran sebagai berikut:

a. untuk keperluan pembayaran langsung (LS) belanja pegawai :

1) Daftar Gaji/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji/Lembur/Honor dan Vakasi yang ditandatangani oleh


Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran;

2) Surat-surat Keputusan Kepegawaian dalam hal terjadi perubahan pada daftar gaji;

3) Surat Keputusan Pemberian honor/vakasi dan SPK lembur;

4) Surat Setoran Pajak (SSP).

b. untuk keperluan pembayaran langsung (LS) non belanja pegawai :

1). Resume Kontrak/SPK atau Daftar Nominatif Perjalanan Dinas;

2) SPTB;

3) Faktur Pajak dan SSP (surat setoran pajak);

c. untuk keperluan pembayaran TUP :

1) Rincian rencana penggunaan dana;

2) Surat dispensasi Kepala Kantor Wilayah Ditjen. Perbendaharaan untuk TUP diatas RP
200.000.000 (dua ratus juta rupiah);

3) Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan
bahwa:

a) Dana Tambahan UP tersebut akan digunakan untuk keperluan mendesak dan akan habis
digunakan dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal diterbitkan SP2D;
b) Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke Rekening Kas Negara;

c) Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara langsung.

d. untuk keperluan pembayaran GUP :

1) SPTB;

2) Faktur Pajak dan SSP (surat setoran pajak);

Pasal 10

Bukti asli lampiran SPP merupakan arsip yang disimpan oleh PA/KPA.

Pasal 11

Pengujian SPM dilaksanakan oleh KPPN mencakup pengujian yang bersifat substansif dan formal.

Pengujian substantif dilakukan untuk:

a. menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM;

b. menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/MAK dalam DIPA yang ditunjuk dalam
SPM tersebut;

c. menguji dokumen sebagai dasar penagihan (Ringkasan Kontrak/SPK, Surat Keputusan, Daftar
Nominatif Perjalanan Dinas);

d. menguji surat pernyataan tanggung jawab (SPTB) dari kepala kantor/satker atau pejabat lain
yang ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap kebenaran pelaksanaan pembayaran;
e. menguji faktur pajak beserta SSP-nya;

Pengujian formal dilakukan untuk:

a. mencocokkan tanda tangan pejabat penanda tangan SPM dengan spesimen tanda tangan;

b. memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf;

c. memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan.

Pasal 12

Keputusan hasil pengujian ditindak lanjuti dengan :

a. Penerbitan SP2D bilamana SPM yang diajukan memenuhi syarat yang ditentukan;

b. Pengembalian SPM kepada penerbit SPM, apabila tidak memenuhi syarat untuk diterbitkan
SP2D.

Pengembalian SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir b diatur sebagai berikut:

a. SPM Belanja Pegawai Non Gaji Induk dikembalikan paling lambat tiga hari kerja setelah SPM
diterima;

b. SPM UP/TUP/GUP dan LS dikembalikan paling lambat satu hari kerja setelah SPM diterima.

Pasal 13

Pengesahan Surat Perintah Membayar Penggantian UP (SPM-GUP) Nihil atas TUP dilaksanakan KPPN
dengan membubuhkan Cap pada SPM GU Nihil “telah dibukukan pada tanggal …….oleh KPPN” dan
ditandatangani oleh Kepala Seksi Perbendaharaan.
Penerbitan SP2D wajib diselesaikan oleh KPPN dalam batas waktu sebagai berikut:

a. SP2D Gaji Induk diterbitkan paling lambat lima hari kerja sebelum awal bulan pembayaran gaji.

b. SP2D Non Gaji Induk diterbitkan paling lambat lima hari kerja setelah diterima SPM secara
lengkap.

c. SP2D UP/TUP/GUP dan LS paling lambat satu hari kerja setelah diterima SPM secara lengkap.

Penerbitan SP2D oleh KPPN dilakukan dengan cara:

a. SP2D ditandatangani oleh Seksi Perbendaharaan dan Seksi Bank/Giro Pos atau Seksi Bendum.

b. SP2D diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga) dan dibubuhi stempel timbul Seksi Bank/Giro Pos atau
Seksi Bendum yang disampaikan kepada:

1) Lembar 1 : Kepada Bank Operasional.

2) Lembar 2 : Kepada penerbit SPM dengan dilampiri SPM yang telah dibubuhi Cap “ Telah
diterbitkan SP2D tanggal …. Nomor …).

3) Lembar 3 : Sebagai pertinggal di KPPN (Seksi Verifikasi dan Akuntansi), dilengkapi lembar ke-1
SPM dan dokumen pendukungnya.

Pasal 14

Daftar Penguji (format sebagaimana lampiran 13) dibuat dalam rangkap 3 (tiga) sebagai pengantar SP2D
dengan ketentuan:

a. Ditandatangani oleh Kepala Seksi Bank/Giro Pos atau Seksi Bendum dan diketahui oleh Kepala
KPPN serta dibubuhi stempel timbul kepala KPPN.

b. Lembar kesatu dan lembar kedua dilampiri asli SP2D dikirimkan melalui petugas kurir KPPN ke BI/Bank
Operasional /Sentral Giro.
c. Daftar penguji lembar kedua setelah ditandatangani oleh BI/ Bank Operasional/ Sentral Giro
dikembalikan kepada KPPN melalui petugas kurir yang sama.

d. Daftar penguji lembar ketiga sebagai pertinggal di KPPN.

Iklan

Kategori: Keuangan Negara & Perbendaharaan Negara

Tag: Anggaran, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, apa maksudnya gup nihil, asas lama
pengelolaan keuangan negara, bendahara pengeluaran bertanggung jawab, formulir berita acara panitia
pengadaan, formulir SSBP, honor pengguna dan kuasa pengguna anggaran, klasifikasi apbn, klasifikasi
belanja, klasifikasi belanja apbn, mekanisme pembayaran apbn tahun 2009, mekanisme pengajuan spp
pengadaan tanah, mencairkan belanja pegawai transito, pedoman bendahara pengeluaran, pedoman
pelaksanaan anggaran keuangan negara, pedoman pembayaran dalam pelaksanaan apbn, pembayaran
uang duka, Pemegang Uang Muka, pendapatan dan belanja negara, pengajuan surat kenaikan gaji,
pengujian SPP, peraturan tentang pengembalian uang persediaan, pph pasal 21dana phln, prosedur
pencairan dana, prosedur pencairan sp2d, revolving uang persediaan, SPM Jasa Perbendaharaan, SPP-LS,
surat pencairan dana, surat perintah membayar, surat perintah pencairan dana. pedoman pelaksana
apbn 2009. surat perintah pencairan dana pada kppn, syarat penerbitan giro

Tinggalkan sebuah Komentar

Realm of Ramaputra

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Kembali ke atas

Iklan

Skip to content

Sumberpengetian.co

Membahas Berbagai Pegertian

MENU
HOMEPAGE / MANAJEMEN / PENGERTIAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) | FUNGSI, TUJUAN
DAN MANFAAT

Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) | Fungsi, Tujuan dan Manfaat

By Sumberpengertian.coPosted on October 18, 2017

Pengertian SOP – Selamat pagi sobat, jumpa lagi dengan Sumberpengertian.com pada kesempatan yang
baik ini mimin akan mengajak sobat untuk membahas tentang pengertian SOP, tujuan, fungsi, dan
manfaatnya. Untuk sobat yang masih belum faham tentang SOP simaklah dengan seksama yaa �

Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) | Fungsi, Tujuan dan Manfaat

Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur atau disingkat dengan SOP adalah dokumen yang berkaitan dengan
prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk
memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya.

SOP juga dapat dikatakan sebagai acuan atau pedoman untuk melakukan pekerjaan atau tugasnya sesuai
dengan fungsi dan alat penilaian kinerja para karyawan sesuai indikator-indikator administrasi, teknik
dan prosedural berdasarkan tata kerja, sistem kerja dan prosedur kerja pada unit kerja yang berkaitan.

Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Secara umum tujuan dari SOP adalah untuk :

Agar petugas (pegawai) menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam
organisasi atau unit kerja.
Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi

Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait.

Melindungi organisasi (unit) kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi
lainnya.

Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.

Baca juga : Pengertian Analisis SWOT, ( Fungsi, Manfaat dan Matriks )

Fungsi Standar Operasional Prosedur (SOP)

Berikut adalah fungsi dari Standar Operasional Prosedur (SOP) :

Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

Mengarahkan petugas (pegawai) untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

Manfaat dan Kegunaan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Setelah mengetahui pengertian dan fungsi SOP, simaklah manfaat dan kegunaan Standar Operasional
Prosedur (SOP) :

SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan
menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten

Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam
setiap pekerjaan.

SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja
pegawai.

Manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP) Menurut Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008) adalah :


Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi
kesalahan dan kelalaian.

SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga
akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.

Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab khusus dalam melaksanakan


tugas.

Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara konkret untuk memperbaiki
kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.

Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk cepat melakukan
tugasnya.

Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik.

Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan pemberian
pelayanan sehari-hari.

Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.

Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan.


Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi.

Baca juga : Pengertian Revolusi Industri, Faktor-faktor dan Dampaknya !

Demikian informasi tentang Definisi Standar Operasional Prosedur (SOP), Fungsi, Tujuan dan Manfaat
Standar Operasional Prosedur (SOP). Semoga artikel ini dapat membantu memperluas wawasan sobat.
Sampai jumpa pada artikel selanjutnya yaa karena kami akan mengupdate informasi pendidikan setiap
harinya.

Share this:

FacebookTweetAdd +1WhatsApp
Related posts:

Pengertian Sistem Informasi Manajemen | Tujuan, Karakteristik, Kelebihan, serta Penerapannya

Pengertian Sistem Informasi Manajemen | Tujuan, Karakteristik, Kelebihan, serta Penerapannya

Pengertian Debet (Debit) dan Kredit serta Perbedaannya !

Pengertian Debet (Debit) dan Kredit serta Perbedaannya !

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Lengkap (Tujuan, Fungsi, Sasaran, dan Model)

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Lengkap (Tujuan, Fungsi, Sasaran, dan Model)

Posted in ManajemenTagged contoh sop kerja, istilah istilah terkait sop, istilah sop, manfaat sop,
pengertian sop menurut para ahli, prinsip sop, tujuan penyusunan sop, tujuan sop

Post navigation

Previous post

Pengertian Revolusi Industri, Faktor-faktor dan Dampaknya !

Next post

Pengertian Riba, Dasar Hukum, Jenis-jenis, dan Contoh Riba

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name*
Email*

Website

Confirm you are NOT a spammer

Search for:

Search …

Post Terbaru

Pengertian Hijrah, Makna, dan Macam-Macam Hijrah

Pengertian Audit, Tujuan, Jenis, Standar, dan Pentingnya Audit Bagi Perusahaan

Pengertian Energi Dalam Fisika (Jenis-jenis dan Bentuk Energi beserta Contohnya)

Pengertian Teks Prosedur, Tujuan, Ciri dan Contohnya

Pengertian Zakat Mal Lengkap (Syarat, Rukun, Jenis, dan Contoh Zakat Mal)

Sumberpengertian.com

Jenis SPM

Jenis SPM, antara lain:

SPM Belanja Pegawai

SPM Gaji Induk


SPM Gaji Susulan

SPM Kekurangan Gaji

SPM Gaji Lainnya

SPM Uang Persediaan

SPM Dana Uang Persediaan (UYHD) (SPM Dana UP (UYHD))

SPM Dana Uang Persediaan KP (SPM Dana UP KP)

SPM Penggantian Uang Persediaan (SPM GUP)

SPM Ganti Uang Persediaan KP (SPM GU KP)

SPM Pengesahan

Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja / SP3B / SPM BLU

SPM Pengesahan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (SPM P BM DTP)

SPM Pengesahan Pajak Ditanggung Pemerintah (SPM P BM DTP)

SPM Pengesahan Hibah Langsung

Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL)

Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL)

Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL BJS)

SPM Langsung (SPM LS)

Transfer

Transfer (SPM RK Pengganti)

SPM Transfer

SPM Langsung Potongan GOI Valas

SPM Pembayaran Langsung (PL)

Surat Kuasa Pembebanan (SKP)

Surat Kuasa Membayar (SKM)

SPM Pengembalian Pendapatan (SPM PP)


SPM Pengembalian Penerimaan

SPM Kelebihan Pembayaran Pajak (SPM KP Pajak)

SPM Kelebihan Pembayaran Pajak (SPM KP PBB)

SPM Kelebihan Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (SPM KP BPHTB)

SPM Pengembalian Bea Masuk, Denda Administrasi, dan/atau Bunga (SPM P BMDAB)

SPM Pengembalian Bea Masuk, dan/atau Cukai (SPM P BMC)

SPM Pengembalian Penerimaan Negera Bukan Pajak (SPM P PNBP)

SPM Kembali Cukai (SPMKC)

SPMKPE/KBK (SPMKPE/KBK)

SPM PFK BULOG (SPM PFK BULOG)

SPM PFK (PUSAT/PKN) (SPM PFK (PUSAT/PKN))

SPM Pembagian Hasil Penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (SPM PHP BPHTB)

SPM Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (SPM PHP PBB)

SPM Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (SPM BP PBB)

SPM Imbalan Bunga (SPM IB)

SPM Imbalan Bunga Pajak Bumi dan Bangunan (SPM IB PBB)

SPM Imbalan Bunga Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (SPM IB BPHTB)

SPM Imbalan Bunga Pajak (SPM IB Pajak)

SPM Imbalan Bunga Bea Cukai (SPM IB Bea Cukai)

Penyampaian SPM

SPM beserta dokumen pendukung yang dilengkapi dengan Arsip Data Komputer (ADK) SPM disampaikan
kepada KPPN oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat yang ditunjuk paling lambat dua hari
kerja setelah SPM diterbitkan. Pelaksanaan ketentuan tersebut dikecualikan untuk satker yang kondisi
geografis dan transportasinya sulit, dengan memperhitungkan waktu yang dapat
dipertanggungjawabkan

Anda mungkin juga menyukai