Tahun 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga Tim Penulis dapat menyelesaikan
penyusunan buku “Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak Tahun
2015”. Serta Shalawat dan Salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.
Penulisan buku ini dilakukan dalam rangka menyediakan data dan informasi
gender serta Kesejahteraan Perlindungan Anak di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015.
Dalam buku ini disajikan profil perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan.
Buku ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan program pembangunan
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Sumatera Barat.
Dalam penyusunan buku ini kami memperoleh dukungan/bantuan dari berbagai
pihak terkait. Oleh karena itu pada kesempatan ini Tim Penulis mengaturkan terima kasih
kepada:
1. Bapak/Ibu Kepala SKPD, Instansi Vertikal, Organisasi Perempuan, dan LSM di
lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat serta Bapak/Ibu Kepala
Badan/Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten/Kota
se-Sumatera Barat yang telah memfasilitasi ketersediaan data dan informasi gender
dan anak seseuai dengan tupoksi masing-masing.
2. Bapak/Ibu anggota kelompok kerja data terpilah gender dan anak Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2016 yang telah berpartisipasi aktif dalam memberikan sumbang
saran/pemikiran dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan buku ini.
Semoga semua dukungan dan bantuan yang diberikan manjadi amal shaleh
disisi-NYA. Kami menyadari bahwa penulisan buku ini belum sempurna. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang membangun untuk
kesempurnaannya kedepan.
Padang, 01 November 2016
Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
Provinsi Sumatera Barat
Kepala
i
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. vii
BAB I : Pendahuluan................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................... 1
B. Tujuan................................................................... 3
C. Sumber Data.......................................................... 3
D. Sistematika Penyajian............................................ 4
BAB II : Struktur Penduduk........................................................ 6
A. Penduduk Menurut Jenis Kelamin......................... 6
B. Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin........ 8
C. Penduduk Produktif.............................................. 9
BAB III : Pendidikan..................................................................... 11
A. Angka Partisipasi Kasar......................................... 12
B. Angka Partisipasi Murni........................................ 15
C. Angka Partisipasi Sekolah..................................... 17
D. Angka Melek Huruf............................................... 19
E. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan................. 21
BAB IV : Kesehatan dan Keluarga Berencana.............................. 24
A. Angka Harapan Hidup........................................... 25
B. Angka Kematian Ibu.............................................. 26
C. Cakupan Pertolongan Persalinan......................... 26
D. Kunjungan Ibu Hamil (K1/K4)............................. 27
E. Penderita HIV/AIDS............................................ 28
F. Keluarga Berencana............................................. 30
G. Usia Perkawinan Pertama 31
H. Pengguna Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif
Lainnya (NAPZA)................................................ 33
BAB V : Ketenagakerjaan.......................................................... 34
A. Penduduk Usia Kerja............................................ 34
B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja...................... 35
C. Penduduk yang Bekerja....................................... 37
D. Status Pekerjaan.................................................. 38
E. Lowongan dan Penempatan Tenaga Kerja........... 40
BAB VI : Perempuan di Sektor Publik........................................ 42
A. Partispasi Perempuan di Lembaga Legislatif........ 42
B. Partisipasi Perempuan di Lembaga Eksekutif...... 45
C. Partisipasi Perempuan di Lembaga Yudikatif....... 48
ii
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
D. Organisasi Perempuan......................................... 49
BAB VII : Hukum dan Sosial Budaya.......................................... 50
A. Penghuni Lembaga Permasyarakatan.................... 51
B. Penduduk Lanjut Usia.......................................... 52
C. Penyandang Cacat................................................ 54
D. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi...................... 55
E. Perempuan Kepala Rumah Tangga...................... 57
BAB VIII : Kesejahteraan Perlindungan Anak.............................. 60
A. Tumbuh Kembang Anak...................................... 60
1. Peserta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 60
Jalur Formal dan Nonformal..........................
2. Lembaga/Kelompok PAUD Jalur Formal dan 61
Nonformal.......................................................
B. Kelangsungan Hidup Anak.................................. 62
1. Angka Kematian Bayi (AKB)......................... 62
2. Angka Kematian Balita (AKBA).................... 64
3. Status Imunisasi............................................. 66
4. Pemberian Air Susu Ibu (ASI)........................ 67
5. Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk.... 69
6. Anak yang Menggunakan NAPZA................. 70
7. Kepemilikan Akte Kelahiran.......................... 71
C. Perlindungan Anak.............................................. 72
1. Anak Jalanan.................................................. 72
2. Pekerja Anak.................................................. 73
3. Anak Terlantar............................................... 74
4. Anak Bermasalah Hukum.............................. 74
BAB IX : Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak................ 76
A. Kekerasan Terhadap Perempuan......................... 77
B. Kekerasan Terhadap Anak.................................. 78
BAB X : Penutup....................................................................... 80
A. Kesimpulan.......................................................... 80
B. Saran................................................................... 83
iii
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
DAFTAR TABEL
iv
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
v
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
vi
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
DAFTAR GAMBAR
vii
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
viii
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
ix
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
2
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
B. Tujuan
Tujuan penyusunan buku profil gender dan kesejahteraan
perlindungan anak adalah untuk menyajikan data terpilah yang dapat
menginformasikan lebih jelas kondisi perempuan dibanding laki laki
terkait dengan masalah kependudukan, karakteristik rumahtangga,
pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, ketenagakerjaan, sektor
publik, kekerasan terhadap perempuan, sosial ekonomi lainnya, dan
kesulitan fungsional penyandang disabilitas, serta memberikan gambaran
dan informasi tentang gambaran dan informasi tentang kondisi anak
Sumatera Barat yang diamati dari aspek lingkungan keluarga, pendidikan,
kesehatan, dan perlindungan anak baik terhadap masalah sosial, hukum,
kekerasan, anak bekerja dan anak cacat.
C. Sumber Data
Data-data yang disajikan dalam buku Profil Gender dan
Kesejahteraan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 ini
3
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
diperoleh dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Sumatera Barat, KPU Provinsi Sumatera Barat, Pengadilan Tinggi
Sumatera Barat, Polda Sumatera Barat, Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat
dan SKPD Provinsi Sumatera Barat yang tergabung dalam Kelompok
Kerja Data Terpilah Gender dan Anak Provinsi Sumatera Barat Tahun
2016 sesuai Surat Keputusan Gubernur Nomor: 463 – 852 – 2016 tanggal
20 Juli 2016.
D. Sistematika Penyajian
Sistematika Penyajian Buku Profil Gender dan Kesejahteraan
Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 adalah sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sumber Data
D. Sistematika Penyajian
BAB II : Struktur Penduduk
A. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
B. Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
C. Penduduk Produktif
BAB III : Pendidikan
A. Angka Partisipasi Kasar
B. Angka Partisipasi Murni
C. Angka Partisipasi Sekolah
D. Angka Melek Huruf
E. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
BAB IV : Kesehatan dan Keluarga Berencana
A. Angka Harapan Hidup
B. Angka Kematian Ibu
C. Cakupan Pertolongan Persalinan
D. Kunjungan Ibu Hamil (K1/K4)
E. Penderita HIV/AIDS
F. Keluarga Berencana
G. Usia Perkawinan Pertama
H. Pengguna Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif
Lainnya (NAPZA)
4
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
BAB V : Ketenagakerjaan
A. Penduduk Usia Kerja
B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
C. Penduduk yang Bekerja
D. Status Pekerjaan
E. Lowongan dan Penempatan Tenaga Kerja
BAB VI : Perempuan di Sektor Publik
A. Partispasi Perempuan di Lembaga Legislatif
B. Partisipasi Perempuan di Lembaga Eksekutif
C. Partisipasi Perempuan di Lembaga Yudikatif
D. Organisasi Perempuan
BAB VII : Hukum dan Sosial Budaya
A. Penghuni Lembaga Permasyarakatan
B. Penduduk Lanjut Usia
C. Penyandang Cacat
D. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi
E. Perempuan Kepala Rumah Tangga
BAB VIII : Kesejahteraan Perlindungan Anak
A. Tumbuh Kembang Anak
1. Peserta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Jalur
Formal dan Nonformal
2. Lembaga/Kelompok PAUD Jalur Formal dan
Nonformal
B. Kelangsungan Hidup Anak
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
2. Angka Kematian Balita (AKBA)
3. Status Imunisasi
4. Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
5. Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk
6. Anak yang Menggunakan NAPZA
7. Kepemilikan Akte Kelahiran
C. Perlindungan Anak
1. Anak Jalanan
2. Pekerja Anak
3. Anak Terlantar
4. Anak Bermasalah Hukum
BAB IX : Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
A. Kekerasan Terhadap Perempuan
B. Kekerasan Terhadap Anak
BAB X : Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
5
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
BAB II
STRUKTUR PENDUDUK
6
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
7
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
8
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Gambar 2.2
Piramida Penduduk Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2015
C. Penduduk Produktif
Komposisi penduduk menurut kelompok umur produktif
digolongkan menjadi tiga, yaitu produktif (15 – 64 tahun), belum
produktif (0 – 14 tahun) dan tidak produktif lagi (65 tahun ke atas).
.
32.30 Gambar 2.3
14.82 31.97 Komposisi Penduduk
15.43 Menurut Kelompok Umur
3.14 Produktif atau Tidaknya
2.33
Perempuan Provinsi Sumatera Barat
Belum produktif Laki-laki Tahun 2015
Produktif Sumber: BPS (Proyeksi
Tidak produktif lagi
Penduduk 2010-2020)
Tidak Belum
produktif produktif,
lagi, 5.47 30.25 Gambar 2.4
Komposisi Penduduk Menurut
Produktif, Kelompok Umur Produktif dan Jenis
64.27
Kelamin Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2015
Sumber: BPS (Proyeksi Penduduk
2010-2020)
9
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
.
Laki-laki Perempuan
Gambar 2.5
Persentase Penduduk Produktif menurut Jenis
55,62 55,54 Kelamin Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015
Sumber: BPS (Proyeksi Penduduk 2010-2020)
10
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
BAB III
PENDIDIKAN
11
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
12
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
13
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 3.1
Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2015
SD SMP SMA
Kabupaten/Kota
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa APK terendah terdapat pada
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas yaitu pada anak laki-laki di
Kabupaten Limapuluh Kota sebesar 47,65 persen dan anak perempuan di
Kabupaten Kepulauan Mentawai sebesar 48,09 persen.
14
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka
APM akan mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM akan selalu lebih
rendah dari APK karena nilai APK mencakup anak diluar usia sekolah
pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Selisih antara APK dan APM
menunjukkan proporsi siswa yang terlambat atau terlalu cepat bersekolah.
Keterbatasan APM adalah kemungkinan adanya under estimate karena
adanya siswa diluar kelompok usia yang standar di tingkat pendidikan
tertentu.
Gambar 3.2
SMA 59.97 73.83
Angka Partisipasi
Murni (APM) menurut
SMP 70.22 82.12 LK Jenis Kelamin Provinsi
Sumatera Barat Tahun
PR
2015
SD 98.25 97.98
Sumber: Susenas
Maret 2015
Persentase
15
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
16
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Gambar 3.3
SMA 77.59 87.47 Angka Partisipasi
Sekolah (APS) menurut
SMP 94.02 98.07 LK Jenis Kelamin Provinsi
Sumatera Barat Tahun
PR
2015
SD 99.55 99.34
17
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 3.3
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut jenis kelamin dan
Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2015
7-12 13-15 16-18
Kabupaten/Kota
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kep. Mentawai 100.00 100.00 100.00 100.00 71.15 68.66
Pesisir Selatan 100.00 99.41 98.03 98.76 77.45 94.40
Solok 99.07 98.52 95.05 95.48 69.90 92.06
Sijunjung 99.20 100.00 94.75 98.14 57.35 74.44
Tanah Datar 98.76 100.00 94.53 100.00 77.99 88.47
Padang Pariaman 98.41 100.00 95.52 96.89 75.96 88.34
Agam 99.31 99.33 92.51 100.00 77.79 93.22
Lima Puluh Kota 100.00 98.54 90.27 95.82 73.21 88.34
Pasaman 99.45 98.75 93.74 97.63 75.53 76.57
Solok Selatan 98.85 100.00 90.07 96.63 70.68 90.94
Dharmasraya 100.00 100.00 94.82 94.68 69.45 80.95
Pasaman Barat 100.00 100.00 96.46 97.55 68.09 76.05
Padang 100.00 98.33 90.72 98.78 90.57 87.77
Kota Solok 100.00 98.99 97.17 97.03 77.26 90.91
Sawahlunto 100.00 100.00 88.32 99.21 84.27 91.87
Padang Panjang 100.00 100.00 95.42 100.00 96.02 94.36
Bukittinggi 100.00 100.00 99.13 100.00 85.43 94.38
Payakumbuh 100.00 100.00 96.45 97.86 84.99 85.32
Pariaman 100.00 100.00 93.73 98.72 89.36 95.58
Sumatera Barat 99.55 99.34 94.02 98.07 77.59 87.47
Sumber: Susenas Maret 2015
18
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
19
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
100
99 Gambar 3.4
98
97 Angka Melek Huruf
96 Laki-laki (AMH) menurut
95 Jenis Kelamin
Perempuan
94 Provinsi Sumatera
93 Barat Tahun 2008-
92 2014
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Sumber: Susenas
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Maret 2015
Tabel 3.4
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kabupaten/Kota,
Yang Tidak Bisa Mampu Baca Tulis dan Jenis kelamin di Sumatera Barat
Tahun 2015
Kabupaten/Kota Laki-Laki Perempuan L+P
(1) (2) (3) (4)
Kep. Mentawai 1,44 3,61 2,41
Pesisir Selatan 0,57 2,51 1,58
Solok 0,96 3,08 2,12
Sijunjung 0,83 2,35 1,59
Tanah Datar 0,72 2,77 1,85
Padang Pariaman 1,93 5,20 3,68
Agam 0,50 2,32 1,46
Lima Puluh Kota 0,24 1,71 0,99
Pasaman 2,03 2,01 2,03
Solok Selatan 0,80 1,50 1,14
Dharmasraya 1,01 2,54 1,66
Pasaman Barat 0,86 2,41 1,60
Padang 0,05 0,73 0,39
Kota Solok 0,11 1,07 0,61
Sawahlunto 0,67 0,85 0,78
Padang Panjang 0,56 0,13 0,34
Bukittinggi 0,12 1,00 0,59
Payakumbuh 0,51 0,30 0,41
Pariaman 0,80 0,74 0,81
Sumatera Barat 0,71 2,15 1,44
Sumber: Susenas Maret 2015
20
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
25
20
15
Gambar 3.5
10
5 Pendidikan Tertinggi
Laki-laki
yang Ditamatkan
0
Perempuan menurut Jenis
Kelamin Provinsi
Sumatera Barat
Tahun 2015
Sumber: Susenas
Maret 2015
21
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 3.5
Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin
dan Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki
di Sumatera Barat Tahun 2015
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kabupaten/Kota Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki Jumlah
Pesisir Selatan 23,07 24,17 25,51 18,82 5,53 0,25 0,21 2,44 100,00
Solok 31,14 20,63 21,62 15,26 4,55 0,84 1,46 4,49 100,00
Sijunjung 29,87 24,09 21,47 14,36 4,14 0,99 1,23 3,84 100,00
Tanah Datar 24,77 24,17 21,66 17,10 4,51 0,61 1,18 6,00 100,00
Padang Pariaman 30,38 23,99 20,80 17,04 4,10 0,19 1,36 2,14 100,00
Agam 21,04 26,47 23,28 16,17 5,79 0,57 1,20 5,47 100,00
Lima Puluh Kota 24,76 28,71 18,87 15,89 6,05 0,21 1,31 4,20 100,00
Pasaman 24,52 34,88 20,66 12,90 3,01 0,53 0,38 3,12 100,00
Solok Selatan 25,31 27,13 23,70 13,89 4,11 0,47 0,45 4,92 100,00
Dharmasraya 16,01 29,25 24,71 18,63 4,40 0,74 1,50 4,75 100,00
Pasaman Barat 19,60 24,96 26,99 20,13 4,07 0,27 1,28 2,70 100,00
Padang 5,81 10,19 21,46 36,30 10,71 0,78 2,34 12,41 100,00
Solok 8,65 14,87 22,70 27,16 11,66 0,40 2,72 11,83 100,00
Sawahlunto 16,98 19,14 21,47 18,77 13,47 1,31 2,17 6,69 100,00
Padang Panjang 8,87 13,20 20,44 28,56 12,41 1,55 2,78 12,18 100,00
Bukittinggi 7,51 16,12 18,38 33,26 10,25 0,59 3,78 10,11 100,00
Payakumbuh 11,75 18,17 18,60 26,49 10,56 1,10 5,20 8,14 100,00
Pariaman 15,17 14,87 26,02 23,08 8,69 1,79 2,48 7,89 100,00
Sumatera Barat 19,80 22,02 22,22 21,40 6,39 0,59 1,55 6,03 100,00
22
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 3.6
Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin
dan Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki
di Sumatera Barat Tahun 2015
Jenis Kelamin : Perempuan
Kabupaten/Kota Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki Jumlah
Sijunjung 30,55 23,28 20,42 13,14 3,90 1,97 2,46 4,26 100,00
Tanah Datar 22,85 22,66 20,79 17,31 5,74 1,09 2,09 7,47 100,00
Padang Pariaman 33,07 20,36 20,04 16,43 3,37 1,50 1,96 3,25 100,00
Agam 22,31 22,15 20,06 20,72 4,36 1,39 2,02 6,98 100,00
Lima Puluh Kota 26,33 21,74 19,92 16,13 4,53 1,64 3,32 6,39 100,00
Pasaman 27,29 32,27 17,67 15,30 2,66 0,55 1,16 3,11 100,00
Solok Selatan 26,89 22,92 20,70 14,77 4,32 1,08 1,88 7,43 100,00
Dharmasraya 21,05 28,20 21,39 14,73 3,90 1,17 2,56 6,98 100,00
Pasaman Barat 22,00 26,09 24,70 17,89 1,44 1,36 2,05 4,48 100,00
Padang 7,53 10,17 19,83 36,19 6,70 1,99 4,78 12,81 100,00
Solok 10,08 11,60 21,67 27,28 7,48 0,59 5,57 15,75 100,00
Sawahlunto 17,24 20,09 16,14 19,55 10,62 1,44 3,24 11,67 100,00
Padang Panjang 7,77 12,12 15,60 28,78 10,20 1,96 8,31 15,25 100,00
Bukittinggi 9,91 11,33 16,27 33,65 6,87 2,22 7,87 11,87 100,00
Payakumbuh 10,06 14,15 20,75 26,67 9,76 2,14 4,78 11,69 100,00
Pariaman 16,79 15,48 20,74 23,98 5,59 2,34 3,21 11,87 100,00
Sumatera Barat 21,29 19,93 20,51 21,74 4,71 1,48 2,87 7,48 100,00
23
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
BAB VI
KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA
S
Keluarga
alah satu upaya pemerintah dalam
kesejahteraan perempuan adalah di bidang kesehatan dan
Berencana (KB). Kesehatan perempuan
memperhatikan
dapat diukur
berdasarkan kualitas fisik perempuan melalui indikator angka harapan
hidup perempuan dapat diukur melalui angka kesakitan (morbidity rate),
yaitu penduduk perempuan yang mengalami keluhan kesehatan dan
terganggunya aktifitasnya disertai jenis-jenis keluhannya. Untuk melihat
gambaran tentang upaya peningkatan pelayanan kesehatan bagi
perempuan dapat dilihat melalui akses penduduk perempuan ke pelayanan
kesehatan, meliputi cara berobat, jenis-jenis obat yang digunakan, dan
fasilitas tempat berobat.
Program Keluarga Berencana (KB) juga merupakan upaya
pemerintah dalam mendudung kesejahteraan perempuan dan menekan laju
pertumbuhan penduduk. Indikator yang digunakan meliputi status
pemakaian alat/cara KB, jenis-jenis alat KB yang digunakan dan anak
lahir hidup. Sementara itu usia perkawinan pertama dapat mempengaruhi
sesorang dalam status pemakaian alat/cara KB. Semakin rendah usia
perkawinan pertama seorang perempuan, semakin besar resiko yang
dihadapi selama masa kehamilan dan proses melahirkan. Hal ini
disebabkan belum siapnya perempuan secara fisik dan mental dalam
menghadapi masa kehamilan dan melahirkan. Oleh karena itu perlu
diantisipasi dengan peran serta perempuan secara langsung untuk
mendukung program Keluarga Berencana, yaitu pemakaian alat
kontrasepsi.
24
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Gambar 4.1
68.32
68.21
68.00 Angka Harapan Hidup
67.79 Provinsi Sumatera Barat
67.59 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Website resmi BPS
2010 2011 2012 2013 2014
25
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
26
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Gambar 4.2
Cakupan Pertolongan
90.8 Persalinan oleh Tenaga
90.02 90
Kesehatan yang
89
88.25 Memiliki Kompetensi
Provinsi Sumatera Barat
85.8
Tahun 2010 – 2015
27
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Gambar 4.3
E. Penderita HIV/AIDS
28
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Gambar 4.4
29
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
F. Keluarga Berencana
Salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk adalah Program Keluarga Berencana (KB) yang
telah dicanangkan sejak tahun 1990-an. Program Keluarga Berencana
lebih menekankan kualitas keluarga daripada kuantitasnya, yaitu hanya
terdiri atas ayah, ibu, dan dua orang anak. Semakin banyak jumlah anak,
berarti semakin besar tanggungan kepala keluarga dalam memenuhi
kebutuhan anggota rumah tangganya. Oleh karena itu pembatasan jumlah
anak melalui Keluarga Berencana perlu diperhatikan agar tercapai
keluarga yang sejahtera.
Tabel 3.7
Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang Pernah Kawin Menurut
Kabupaten/Kota dan Alat KB atau Cara Tradisional yang Sedang
Digunakan di Sumatera Barat Tahun 2015
Kabupaten/Kota MOW/ AKDR/ Suntikan Susuk Pil Alat Alat Jumlah
MOP IUD/ KB kontrasepsi kontrasepsi
Spiral modern tradisional
lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kepulauan Mentawai 0,66 1,07 57,96 28,63 10,87 0,81 0,00 100,00
Pesisir Selatan 2,75 1,78 65,84 14,73 13,70 0,70 0,49 100,00
Solok 5,05 7,41 51,74 23,11 11,96 0,74 0,00 100,00
Sijunjung 3,18 5,54 60,28 9,19 18,90 2,91 0,01 100,00
Tanah Datar 10,23 14,90 52,45 3,84 14,09 2,06 2,43 100,00
Padang Pariaman 0,00 4,70 63,55 11,32 16,67 2,53 1,22 100,00
Agam 3,74 12,77 55,73 4,02 11,89 1,99 9,86 100,00
Lima Puluh Kota 2,93 7,83 58,85 4,10 22,21 3,65 0,44 100,00
Pasaman 0,83 4,62 73,11 5,65 14,53 1,26 0,00 100,00
Solok Selatan 2,35 5,34 69,94 9,27 11,51 0,55 1,04 100,00
Dharmasraya 5,68 4,41 50,51 16,46 19,27 3,29 0,38 100,00
Pasaman Barat 0,33 2,01 65,44 11,58 19,74 0,48 0,42 100,00
Padang 9,06 15,77 46,10 4,11 20,42 3,01 1,52 100,00
Solok 2,43 11,68 46,90 12,90 15,29 6,07 4,72 100,00
Sawahlunto 8,40 7,53 53,58 11,09 18,17 1,25 0,00 100,00
Padang Panjang 10,23 40,07 19,07 3,51 15,60 6,97 4,56 100,00
Bukittinggi 5,33 31,07 33,32 4,57 13,50 6,45 5,74 100,00
Payakumbuh 7,33 18,44 40,54 6,23 14,42 7,20 5,84 100,00
Pariaman 10,03 16,29 47,84 5,41 10,49 3,55 6,40 100,00
Sumatera Barat 4,16 0,33 8,84 56,28 9,97 16,41 2,30 0,03
Sumber: Susenas Maret 2015
30
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
31
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 3.8
Persentase Penduduk Wanita Usia 10 Tahun ke Atas Yang Pernah Kawin
Menurut Kabupaten/Kota dan Umur Perkawinan Pertama di Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2015
Kabupaten/Kota Umur Perkawinan Pertama (tahun) Jumlah
≤ 16 17-18 19-20 21+
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kep. Mentawai 11,22 15,30 28,48 45,00 100,00
Pesisir Selatan 6,64 12,76 28,30 52,30 100,00
Solok 4,97 11,85 33,00 50,18 100,00
Sijunjung 9,57 17,94 30,03 42,46 100,00
Tanah Datar 1,82 5,81 34,24 58,13 100,00
Padang Pariaman 2,26 6,50 32,10 59,14 100,00
Agam 1,51 5,91 31,28 61,30 100,00
Lima Puluh Kota 4,64 11,37 33,82 50,17 100,00
Pasaman 3,82 12,11 37,22 46,85 100,00
Solok Selatan 10,39 15,93 31,46 42,22 100,00
Dharmasraya 9,97 19,30 26,22 44,51 100,00
Pasaman Barat 9,67 15,18 33,84 41,31 100,00
Padang 1,30 6,74 23,80 68,16 100,00
Kota Solok 2,29 7,32 30,00 60,39 100,00
Sawahlunto 3,30 6,42 31,26 59,02 100,00
Padang Panjang 1,26 1,27 25,99 71,48 100,00
Bukittinggi 1,37 4,86 24,47 69,30 100,00
Payakumbuh 1,23 5,69 25,03 68,05 100,00
Pariaman 0,62 1,62 31,70 66,08 100,02
Sumatera Barat 4,40 10,02 30,27 55,31 100,00
Sumber: Susenas Maret 2015
Tabel 3.8 diatas menunjukkan lebih dari separoh (55,31 persen)
perempuan menikah pada usia diatas 21 tahun. Namun angka pernikahan
pada usia anak di Provinsi Sumatera Barat masih cukup tinggi yaitu 10,02
persen pada usia 17 – 18 tahun, dan 4,40 persen pada usia di bawah 16
tahun. Pernikahan usia di bawah 16 tahun tertinggi terdapat di Kabupaten
Kepulauan Mentawai yaitu 11,22 persen.
32
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Gambar 4.6
154 Jumlah Penyalahgunaan
133 128 Narkoba yang Dirawat
Laki-laki Berdasarkan Kelompok Usia
Perempuan Provinsi Sumatera Barat
11
Tahun 2015
4 0 4 4
33
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
BAB V
KETENAGAKERJAAN
34
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja termasuk
angkatan kerja bisa jadi mereka tergolongan bukan angkatan kerja. Sebab
penduduk yang tidak akif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam
kelompok angkatan kerja. Misalnya ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa
dan sebagainya.
35
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Angka ini sempat naik pada Tahun 2014 yaitu 65,19 persen, namun
kembali mengalami penurunan pada Tahun 2015 menjadi 64,56 persen.
100
90
80 Gambar 5.3
70
60 Grafik Tingkat
50
40 Laki-laki Partisipasi Angkatan
30 Kerja (TPAK) menurut
20 Perempuan
Jenis Kelamin dan
10 Kelompok Umur
0
Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2015
Sumber: BPS, Sakernas
Agustus 2015
36
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
37
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Jumlah 1 787 275 100,00 1 846 961 100,00 3 634 236 100,00
D. Status Pekerjaan
Status pekerjaan utama penduduk Sumatera Barat dapat dilihat
pada tebel 5.3 berikut ini:
38
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 5.3
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan
Utama dan Jenis Kelamin di Sumatera Barat Tahun 2015
Status Pekerjaan Utama Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
39
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Berusaha Sendiri
40
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 5.4
Lowongan dan Penempatan Tenaga Kerja Terdaftar menurut
Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2015
Kabupaten/Kota Lowongan Kerja Penempatan Tenaga Kerja
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah
Kep. Mentawai 0 0 0 0 0 0
Pesisir Selatan 0 90 90 0 90 90
Solok 2 33 35 2 33 35
Sijunjung 47 32 79 30 21 51
Tanah Datar 255 231 486 28 58 86
Padang Pariaman 11 53 64 11 53 64
Agam 4 14 18 4 14 18
Lima Puluh Kota 20 66 86 15 56 71
Pasaman 108 125 233 108 125 233
Solok Selatan 2 5 7 2 5 7
Dharmasraya 23 36 59 23 36 59
Pasaman Barat 1 1 2 1 1 2
Padang 142 242 384 142 242 384
Kota Solok 2 3 5 2 3 5
Sawahlunto 3 9 12 4 9 13
Padang Panjang 8 14 22 8 14 22
Bukittinggi 141 154 295 88 102 190
Payakumbuh 15 43 58 10 42 52
Pariaman 9 12 21 11 12 23
Provinsi 3851 1324 5175 3851 1324 5175
Jumlah 4644 2487 7131 4340 2240 6580
Sumber: Disnakertrans Prov. Sumbar 2015
41
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
BAB VI
PEREMPUAN DI SEKTOR PUBLIK
42
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
43
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
44
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
45
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
1,706
1,552
1,358
Gambar 6.1
1,129 Jumlah PNS di
866
Lingkungan Pemerintah
Laki-laki Provinsi Sumatera Barat
Perempuan menurut Pendidikan dan
459
374 350 Jenis Kelamin Tahun
121 146 2015
23 31 2231 2225 6 4
Sumber: Data Terpadu
Sekolah SMP SMA D1 D2 D3 D4/S1 S2 S3
Dasar Bappeda
46
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
447
327
Gambar 6.2
210 Laki-laki
Jumlah Pejabat
Perempuan
Struktural Provinsi
88
38
Sumatera Barat Tahun
1 0 6 2015
47
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
215
Gambar 6.4
119
Jumlah Jaksa Menurut Jenis
Kelamin di Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2015
Sumber: Kejaksaan Tinggi
Laki-laki Perempuan Sumatera Barat
48
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
D. Organisasi Perempuan
66 Gambar 6.5
Organisasi Perempuan
10 4 6 Menurut Jenis Organisasi
2
di Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2015
49
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
BAB VII
HUKUM DAN SOSIAL BUDAYA
50
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
51
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
87 402
83 902
57 599 Gambar 7.1
59 997
51 299 45 699
Jumlah Penduduk Lanjut Usia
34 899
34 901 Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2015
Perempuan
60-64 Laki-laki Sumber: Proyeksi Penduduk
65-69
70-75 2010 - 2020
75+
52
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Gambar 7.2
35371
Jumlah Lansia
Terlantar di Provinsi
26789 25357 27253
Sumatera Barat Tahun
18767 2011 – 2015
53
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
C. Penyandang Cacat
Penyandang cacat menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997
Tentang Penyandang Cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan
fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan
dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayak. Penyandang cacat
terdiri dari penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental, penyandang
cacat fisik dan mental. Pemberdayaan penyandang cacat bertujuan
terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan. Setiap penyandang cacat
mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan
dan penghidupan. Pemerintah dan/atau masyarakat berkewajiban
mengupayakan terwujudnya hak-hak penyandang cacat.
25099
54
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 7.3
Jumlah Penyandang Disabilitas Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015
No Kabupaten/Kota Penyandang Disabilitas
1 Kep. Mentawai 280
2 Pesisir Selatan 1276
3 Solok 654
4 Sijunjung 727
5 Tanah Datar 1300
6 Padang Pariaman 1176
7 Agam 2000
8 Lima Puluh Kota 2170
9 Pasaman 1145
10 Solok Selatan 438
11 Dharmasraya 457
12 Pasaman Barat 871
13 Padang 1865
14 Kota Solok 304
15 Sawahlunto 491
16 Padang Panjang 191
17 Bukittinggi 1740
18 Payakumbuh 280
19 Pariaman 459
Sumatera Barat 17824
Sumber: Dinas Sosial Prov. Sumbar
55
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
56
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
57
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 7.5
Persentase Kepala Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3)
58
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Gambar 7.5
4464 Jumlah Perkara yang Diputus
Pengadilan Agama se Wilayah
1752 Pengadilan Tinggi Agama Padang
Tahun 2015
Sumber: Pengadilan Tinggi Agama
Cerai Talak Cerai Gugat Padang
Perkara cerai gugat jauh lebih tinggi dari pada cerai talak, hal ini
menunjukkan banyaknya pihak istri yang mengajukan perceraian ke
Pengadilan Agama. Tingginya kasus perceraian tentunya akan
meningkatkan jumlah perempuan yang menjadi kepala rumah tangga.
59
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
BAB VIII
KESEJAHTERAAN PERLINDUNGAN ANAK
60
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
61
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
62
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
28 28
Gambar 8.1
27 27 27 27 Angka Kematian Bayi di
Provinsi Sumatera Barat Tahun
2010 – 2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Data Terpadu
Bappeda Prov. Sumbar
Angka kematian bayi di Provinsi Sumatera Barat mengalami
penurunan menjadi 27 per 1000 kelahiran hidup pada Tahun 2010,
angka ini terus bertahan sampai Tahun 2015. Artinya di Sumatera
Barat pada tahun 2015 diantara 1000 kelahiran hidup ada 27 bayi
yang meninggal sebelum usia tepat 1 tahun.
63
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 8.3
Jumlah Kematian Bayi Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015
Kabupaten/Kota 0-28 hari 29 hari-1 tahun
Kep. Mentawai 11 9
Pesisir Selatan - -
Solok 68 18
Sijunjung 34 36
Tanah Datar 55 17
Padang Pariaman 40 12
Agam 85 24
Lima Puluh Kota 60 40
Pasaman 22 8
Solok Selatan - -
Dharmasraya 56 23
Pasaman Barat 68 95
Padang 62 34
Kota Solok 7 2
Sawahlunto 10 2
Padang Panjang 5 7
Bukittinggi 22 4
Payakumbuh 16 27
Pariaman 17 5
Sumatera Barat 638 363
Sumber: Dinas Kesehatan Prov dan Kab/Kota se-Sumbar
64
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
65
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
3. Status Imunisasi
66
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 8.5
Jumlah Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015
Jenis Imunisasi
No Kabupaten/Kota
BCG DPT1 + HB1 DPT3 + HB3 Polio Campak
1 Kep. Mentawai 1547 1629 1480 1439 1427
2 Pesisir Selatan - - - - -
3 Solok 7889 5843 5662 5715 5755
4 Sijunjung 5295 4020 3959 4025 3933
5 Tanah Datar 6372 4816 4215 4304 4424
6 Padang Pariaman 8364 7147 6632 6388 6413
7 Agam 9826 6765 6207 6280 6008
8 Lima Puluh Kota 7455 4803 4718 4736 4199
9 Pasaman 5375 4706 3544 4236 5361
10 Solok Selatan - - - - 86721
11 Dharmasraya 5327 92571 3650 3590 3646
12 Pasaman Barat 10333 92571 8026 8075 7937
13 Padang 17089 16675 16547 16073 15868
14 Kota Solok 1333 1266 1266 133 1293
15 Sawahlunto 1256 893 827 959 981
16 Padang Panjang 997 997 901 902 920
17 Bukittinggi 2756 2521 2417 2423 2409
18 Payakumbuh 2941 2577 2409 2422 2457
19 Pariaman 1711 1660 1659 1663 1587
Sumatera Barat 95866 251460 74119 73363 161339
Sumber: Dinas Kesehatan Prov dan Kab/Kota se-Sumbar
67
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Gambar 8.4
88.10
Persentase Bayi Usia Kurang
72.50 75.20 Dari 6 Bulan yang Mendapat
61.20 67.40
60.00 Asi Eksklusif di Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2015
68
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
69
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Gambar 8.6
Persentase Balita Gizi Buruk
2.9 2.9 di Provinsi Sumatera Barat
2.2 Tahun 2015
1.6 1.6
1.2
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Data Terpadu
Bappeda Prov. Sumbar
70
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
71
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Tabel 8.7
Persentase Anak Usia 0-17 Tahun Menurut Kabupaten/Kota dan
Kepemilikan Akta Kelahiran Di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015
Apakah mempunyai akte kelahiran dari kancapil
Ya, Dapat Ya, Tidak Tidak Tidak
Kabupaten/Kota Total
Ditunjukkan Dapat Memiliki Tahu
Ditunjukkan
Kep. Mentawai 39,23 15,05 45,72 0,00 100,00
Pesisir Selatan 66,91 12,67 20,31 0,11 100,00
Solok 65,83 13,29 20,88 0,00 100,00
Sijunjung 54,71 7,64 37,19 0,46 100,00
Tanah Datar 67,72 8,80 23,48 0,00 100,00
Padang Pariaman 48,80 10,41 40,40 0,39 100,00
Agam 72,97 9,33 17,54 0,16 100,00
Lima Puluh Kota 64,50 6,36 28,86 0,28 100,00
Pasaman 51,94 11,24 36,30 0,52 100,00
Solok Selatan 57,37 20,53 22,10 0,00 100,00
Dharmasraya 61,41 19,49 17,81 1,29 100,00
Pasaman Barat 53,81 11,95 34,06 0,18 100,00
Padang 58,78 24,99 15,88 0,35 100,00
Kota Solok 63,39 27,63 8,98 0,00 100,00
Sawahlunto 82,85 6,71 9,99 0,45 100,00
Padang Panjang 77,88 17,00 5,12 0,00 100,00
Bukittinggi 64,30 28,45 6,85 0,40 100,00
Payakumbuh 67,29 23,71 8,66 0,34 100,00
Pariaman 62,68 25,84 10,57 0,91 100,00
Sumatera Barat 61,10 14,63 23,98 0,29 100,00
Sumber: Susenas Maret 2015
C. Perlindungan Anak
1. Anak Jalanan
72
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
3,753
Gambar 8.7
Jumlah Anak Jalanan di Provinsi
808 856 909 864 857
Sumatera Barat Tahun 2010 –
2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Data Terpadu Bappeda
Prov. Sumbar
Gambar 8.7 menunjukkan bahwa jumlah anak jalanan di
Provinsi Sumatera Barat telah mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Tahun 2010 jumlah anak jalanan mencapai 3.753 orang,
dan Tahun 2015 terdata sebanyak 857 orang anak jalanan.
2. Pekerja Anak
73
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
3. Anak Telantar
62,786
55,367 53,511 53,650
Gambar 8.9
52,928
Jumlah Anak Terlantar di
17,001 Provinsi Sumatera Barat Tahun
2010 – 2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Data Terpadu
Bappeda Prov. Sumbar
Gambar 8.9 menunjukkan bahwa jumlah anak terlantar di
Provinsi Sumatera Barat terus mengalami penurunan dari tahun ke
tahun. Tahun 2010 jumlah anak terlantar mencapai 62.786 orang,
turun menjadi 17.001 pada tahun 2015 (1,09 persen dari jumlah anak
usia dibawah 15 Tahun di Provinsi Sumatera Barat).
74
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
75
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
BAB IX
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK
76
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
77
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
78
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
79
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
A. Kesimpulan
80
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
81
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
82
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
B. Saran
1. Para pengambil kebijakan di Provinsi Sumatera Barat diharapkan
untuk mempertimbangkan issu gender dan perlindungan anak
dalam menyusun perencanaan pembangunan di segala bidang.
2. Tingkat pendidikan perempuan Sumatera Barat relatif cukup baik,
namun bertolak belakang dengan kesempatan kerja yang
dimilkinya. Untuk itu diharapkan Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat mengeluarkan kebijakan peningkatan kesempatan kerja bagi
perempuan.
3. Dinas Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pencatatan Sipil
Provinsi/Kabupaten/Kota dan BKKBN Perwakilan Sumatera Barat
diharapkan dapat meningkatkan upaya promosi alat kontrasepsi
pria sehingga cakupan peserta KB pria terus meningkat.
4. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat beserta Kementerian Agama
dan seluruh instansi terkait diharapkan dapat bekerjasama untuk
83
Profil Gender dan Kesejahteraan Perlindungan Anak
Tahun 2015
84