Anda di halaman 1dari 23

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)

1.1 Tujuan Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagaian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan
ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen
atas penggunaan sumber daya yang dipercaya kepada mereka. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai intitas yang meliputi;
(a) asset; (b) liabilitas; (c) ekuitas; (d) penghasilan dan beban, termasuk keuntungan; dan
(d) kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemiliki dalam kapasitasnya sebagai
pemiliki; dan (f) arus kas. Informasi tersebut dan indomasi lain yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi
arus kas masa depan entitas dan khususnya dalam waktu dan kapasitas diperolehnya arus
kas masa depan.

1.2 Kharakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna


Agar informasi keuangan menjadi berguna, informasi tersebt harus relevan dan
mempresentasikan secara tepat apa yang akan dipresentasikan. Kegunaan informasi
keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut terbanding (comparable), terverifikasi
(verifiable), tepat waktu (timely), dan terpaham (understandable). Karakteristik kualitatif
fundamental meliputi relevansi dan representasi tepat.
- Relevansi
Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaa dalam keputusan yang
diambil oleh pengguna. Informasi mungkin mampu membuat perbedaan dalam
keputusan bahkan jika sebagian pengguna memilih untuk tidak mengambil keuntungan
atas informasi tersebut atau telah menyadari informasi tersebut dari sumber lain.
- Materialitas
Informasi adalah material jika penghilangan atau salah saji informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan yang dibuat pengguna berdasarkan atas informasi keuangan
tentang entitas pelapor tertentu.
- Representasi Tepat
Laporan keuangan mempresentasikan fenomena ekonomik dalam kata dan angka.
Agar dapat menjadi informasi yang berguna, selain mempresentasikan fenomena yang
relevan, informasi keuangan juga harus mempresentasikan secara tepat fenomena yang
akan dipresentasika. Agar dapat menunjukkan representasi tepat dengan sempurna,
tiga karakteristik harus dimiliki yaitu lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan. Tentu
saja, kesempurnaan adalah hal yang sangat jarang dapat dicapai. Tujuan DSAK IAI
adalah untuk memaksimalkan kualitas tersebut sebaik mungkin.

1.3 Unsur-unsur atau Elemen Laporan Keuangan


Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa
lain yang dikelompokkan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonomiknya. Kelompok besar ini merupakan unsur-unsur laporan keuangan. Unsur yang
berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan dalam laporan posisi keuangan
adalah asset, liabilitas, dan ekuitas. Sedangkan unsur-unsur yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan
perubahan posisi kuangan biasanya mencerminkan unsur-unsur laporan laba rugi dan
perubahan dalam unsur-unsur laporan posisi keuangan; dengan demikian kerangka
konseptual ini tidak mengidentifikasikan unsur-unsur laporan posisi keuangan secara
khusus.
 Posisi Keuangan
Unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
asset, liabilitas dan ekuitas yang didefinisikan sebagai berikut; (a) Asset adalah sumber
daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomik masa depan diharapkan akan mengalir ke entitas; (b) Liabilitas
merupakan kewajiaban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesainnya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomik; (c) Ekuitas adalah hak residual atas entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitas.
- Asset
Manfaat ekonomik masa depan asset adalah potensi dari asset tersebut untuk
memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung, pada arus kas dan setara
kas kepada entitas.
- Liabilitas
Karakteristik esensial asset adalah bahwa entitas memiliki kewajiban kini. Kewajiban
adalah suatu tugas atau tanggungjawab untuk bertindak atau melakukan sesuatu
dengan cara tertentu. Penyelesain kewajiban kini biasanya membuat entitas untuk
mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi demi memenuhi klaim
dari pihak lain. penyelesain kewajiban kini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sebagai contoh: (a) pembayaran kas, (b) pengalihan asset lain, (c) provisi jasa, (d)
penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain. (e) konversi kewajiban
menjadi ekuitas. Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain seperti kreditor
membebaskan atau membatalkan haknya.
- Ekuitas
Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh dalam
perseroan terbatas, setoran modal oleh para pemegangs saham, saldo laba, penyisihan
saldo dan penyisihan penyesuain pemeliharaan modal yang dapat disajikan secara
terpisah.
 Kinerja
Laba seringkali digunaan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lain
seperti imbal hasil investasi (reurn on investement) atau laba persaham (earning per
share). Unsur-unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagai berikut; (a) Penghasilan
(income) merupakan kenaiakan manfaat ekonomik selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk pemasukan atau peningkatan asset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan
kenaikan pada ekuitas yang berasal dari kontribusi penanam modal; (b) Beban (expense)
adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
pengeluaran atau berkuranganya asset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan
penurunan pada ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal
- Penghasilan
Definisi penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) dan keuntungan (gains).
Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktvivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan
sebutan yang berbeda seperti penjualan, pengasilan jasa, Bungan, deviden, royalty, dan
sewa.
- Beban
Definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan
aktivitas entitas yang biasa. Beban yang timbul dalam aktivitas entitas yang biasa
meliputi, sebagai contoh beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban biasanya
berbentuk arus keluar atau berkurangkanya kas atau setara kas, persedian dan asset
tetap.

1.4 Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan


1. Pengakuan Laporan Keungan
Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan posisi keuangan atau
laporan laba rugi yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan. Dalam kriteria
pengukuran terdapat dua kriteria yang terdapat pada paragraph 4.40 yaitu probabilitas
manfaat ekonomik masa depan dan kriteria yang terdapat pada paragraph 4.41 yaitu
keandalan pengukuran.
- Pengakuan Asset
Aset diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar bahwa manfaat
ekonomik di masa depan akan mengalir ke entitas dan asset tersebut mempunyai biaya
atau nilai yang dapat diukur dengan andal.
- Pengakuan Liabilitas
Liabilitas dapat diakui dalam laporan posisi keuangan jika terdapat kemungkinan besar
bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik akan dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
dengan andal.
- Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat ekonomik masa
depan yang berkaitan dengan kenaiakan asset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan
dapat diukur dengan andal.
- Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat ekonomik masa depan
yang berkaitan dengan penurunan asset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat
diukur dengan andal.
2. Pengukuran Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetaan jumlah moneter ketika unsur-unsur laporan kuangan
akan diakui dan dicatat dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Proses ini
mencakup pemilihan dasar pengukuran tertentu. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda
digunakan dalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Dasar
pengukuran tersebut adalah sebagai berikut;
a) Biaya Historis (historical cost). Asset dicatat sejumlah besar kas atau setara kas yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset
tersebut pada saat perolehan.
b) Biaya Kini (current cost). Asset dicatat sejumlah kas atau setara kas yang seharusnya
akan dibayarkan jika asset yang sama atau asset yang setara diperoleh sekarang.
c) Nilai Terealisasi/Penyelesain (realizable/settlement value). Asset dicatat sebesar
jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual asset dalam
pelepasan normal.
d) Nilai Kini (curren value). Asset dicatat sebesar arus kas masuk neto masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diekspektasikan dapat memberikan hasil
dalam pelaksanaan usaha normal.

1.5 Asumsi Dasar Laporan Keuangan


Laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi Kelangsungan Usaha
entitas dan entitas akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, entitas
diasumsikan tidak intensi atau berkeinginan untuk meliquidasi atau mengurangi skala
usahanya secara material. Jika intensi atau keinginan tersebut timbul, maka laporan
keuangan dapat disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan tersebut
harus diungkapkan.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS
PUBLIK (SAK ETAP)

1.1 Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi
dapat meminta laporan keuangan khusus untu memenugi kebutuhan informasi tertentu.

1.2 Kharakteristik Laporan Keuangan


1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses
pengambilan keputusan.
3. Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi disajikan dalam laporan keuangan harus andal. Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan penyajian
secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
5. Substanti Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan
keandalan laporan keuangan
6. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan keadaan
yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan
tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan
keuangan.
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan material dan biaya.
8. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk
mengidentifikasi kecendrungan posisi dan kinerja keuangan.
9. Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi para penggunanya.
10. Keseimbangan Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaan. Namun, demikian evaluasi
biasa dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.

1.3 Unsur-unsur atau Elemen Laporan Keuangan


 Posisi Keuangan
Posisi keuangan suatu entitas terdiri dari asset, kewajiban dan equitas pada suatu waktu
tertentu. Unsur-unsur tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut: (a) Asset adalah sumber
daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomik masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, (b) Kewajiban
merupakan kewajiaban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesainnya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi, (c) Ekuitas adalah hak residual atas entitas setelah
dikurangi semua kewajiban.
- Asset
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam asset adalah potensi dari asset
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung,
terhadap aliran kas dan setara kas kepada entitas.
- Kewajiban
Karakteristik esensial dari kewajiban adalah bahwa entitas mempunyai kewajiban
masa kini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.
- Ekuitas
Ekuitas dalam hal ini disubklasifikasikan dalam neraca. Misalnya, entitas yang
berbentuk perseroan terbatas, subklasifikasi dapat berupa dana yang dikontribusikan
oleh pemegang saham, saldo laba dan keuntungan atau kerugian yang diakui secara
langsung dalam ekuitas.
 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana
disajikan dalam laporan laba rugi. Penghasilan dan beban didefinisikan sebagai berikut:
a) Penghasilan (income) merupakan kenaiakan manfaat ekonomik selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan asset atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan pada ekuitas yang berasal dari kontribusi penanam modal.
b) Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk pengeluaran atau berkuranganya asset atau terjadinya liabilitas yang
mengakibatkan penurunan pada ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada
penanam modal
- Penghasilan
Penghasilan (income) meliputi pendapatan dan keuantungan (gain)
1. Pendapatan (income) merupakan penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan entitas
yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan,
bunga, dividen, royalty dan sewa.
2. Keuntungan (gains) mencerminkan keuntungan pos lainnya yang memenuhi definisi
penghasilan namun bukan pendapatan.
- Beban
Beban mencangkup kerugian dan beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
entitas biasa.

1.4 Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan


1. Pengakuan Laporan Keungan
Pengakuan unsur merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan posisi
keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan.
Dalam kriteria pengukuran terdapat dua kriteria yang terdapat pada paragraph 2.26 yaitu
probabilitas manfaat ekonomik masa depan dan kriteria yang terdapat pada paragraph 2.27
yaitu keandalan pengukuran.
- Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca jika terdapat kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
masa kini dan jumlah diselesaikan dapat diukur dengan andal.
- Pengakuan Penghasilan
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langusng dari pengakuan asset dan
kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat
ekonomik masa depan yang berkaitan dengan kenaiakan asset atau penurunan liabilitas
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
- Pengakuan Beban
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajiban.
Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat ekonomik masa depan
yang berkaitan dengan penurunan asset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat
diukur dengan andal.
- Laba atau Rugi
Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban. Hal tersebut
bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip pengakuan
yang terpisah tidak diperlukan.
2. Pengukuran Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur
asset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan.
Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar.
Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang
berbeda dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut;
1. Biaya Historis (Historical Cost). Asset adalah sejumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh asset
pada saat perolehan.
2. Nilai Wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu asset, atau untuk
menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar.

1.5 Asumsi Dasar Laporan Keuangan


Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, dengan
menggunakan dasar akrual. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai asset, kewajiban,
equitas, penghasilan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi
dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH (SAK SYARIAH)

1.1 Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
1.2 Kharakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam
laporan keuangan berguna bagi pengguna.
- Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
- Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
dalam proses pengambilan keputusan.
- Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam beberapa
kasus, hakekat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya.
- Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
- Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan
untuk disajikan.
- Substansi Mengguguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan
sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya hukumnya.
- Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak bergantung
pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
- Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan
keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, prakira masa manfaat
pabrik serta peralatan dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.
- Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya.
- Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas syariah antar
periode untuk mengidentifikasi kecendrungan posisi dan kinerja keuangan.

1.3 Unsur-unsur atau Elemen Laporan Keuangan


 Posisi Keuangan
Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah asset,
liabilitas, dana syirkah temporer dan equitas. Unsur-unsur tersebut dapat didefinisikan
sebagai berikut: (a) Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomik masa depan diharapkan akan
diperoleh entitas, (b) Liabilitas merupakan utang entitas syariah masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, yang penyelesainnya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi, (c) Dana Syirkah Temporer
adalah dana yang diterima sebagai investasi jangka waktu tertentu dari individu dan pihak
lainnya dimana entitas syariah mempunya hak untuk mengelola dan menginvestasikan
dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan, (d) Ekuitas
adalah hak residual atas entitas syariah setelah dikurangi semua liabilitas dan dana syirkah
temporer.
- Asset
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam asset adalah potensi dari asset
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus
kas dan setara kas kepada entitas syariah.
- Liabilitas
Karakteristik esensial dari liabilitas adalah bahwa entitas syariah mempunyai
kewajiban masa kini. Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggungjawab untuk
bertindak atau untuk melaksanaka sesuatu dengan cara tertentu.
- Dana Syirkah Temporer
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima oleh entitas syariah, dimana entitas
syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai
dengan kebijakan entitas syariah atau kebijakan pembatasan dari pemilik dana, dengan
keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan; sedangkan dalam hal dana syirkah
temporer berkurang disebabkan kerugian normal yang bukan akibat dari unsur
kesalahan yang sengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan, entitas syariah tidak
berkewajiban mengembalikan atau menutup kerugian atau kekurangan dana tersebut.
- Ekuitas
Ekuitas dalam hal ini disubklasifikasikan dalam laporan posisi keuangan. Misalnya,
dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh pemegang saham, saldo laba, penyisihan
saldo laba dan penyisihan penyesuain pemeliharaan modal masing-masing disajikan
secara terpisah.
 Kinerja Keuangan
Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar
bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi aatu penghasilan persaham. Penghasilan
dan beban didefinisikan sebagai berikut: (a) Penghasilan (income) merupakan kenaiakan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
peningkatan asset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan pada ekuitas
yang berasal dari kontribusi penanam modal, (b) Beban (expense) adalah penurunan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pengeluaran atau
berkuranganya asset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan pada ekuitas
yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal
- Penghasilan
Definisi penghasilan meliputi baik pendapatan (income) meliputi pendapatan maupun
keuantungan (gain). Pendapatan (income) timbul dalam pelaksanaan entitas yang biasa
dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan, bunga, dividen,
royalty dan sewa.
- Beban
Definisi beban mencangkup kerugian dan beban yang timbul dalam pelaksanaan
aktivitas entitas syariah yang biasa.

1.4 Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan


1. Pengakuan Laporan Keungan
Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi unsur definisi
unsur serta kriteria pengakuan. dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi
komprehensif. Dalam kriteria pengukuran terdapat dua kriteria yang terdapat pada
paragraf 112. yaitu probabilitas manfaat ekonomik masa depan dan kriteria yang
terdapat pada paragraph 113. yaitu keandalan pengukuran.
- Pengakuan Asset
Aset diakui dalam laporan posisi keuangan kalua besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh entitas syariah dan asset tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
- Pengakuan Liabilitas
Liabilitas dapat diakui dalam laporan posisi keuangan kalua besar kemungkinan
bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban kini dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal.
- Pengakuan Dana Syirkah Temporer
Pengakuan dana syirkah temporer dalam laporan posisi keuangan hanya dapat
dilakukan jika entitas syariah meiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang
diterima melalui pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi
dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
- Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kalau kenaikan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaitan dengan peningkatan asset atau penurunan
liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
- Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kalau penurunan manfaat
ekonomik masa depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau kenaikan
liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
2. Pengukuran Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan kuangan dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
komprehensif. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan
kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran tersebut adalah
sebagai berikut;
a. biaya historis (historical cost). Asset dicatat sebesar kas atau setara kas yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
asset tersebut pada saat perolehan.
b. biaya kini (current cost). Asset dicatat sejumlah kas atau setara kas yang
seharusnya akan dibayarkan jika asset yang sama atau asset yang setara diperoleh
sekarang nilai terealisasi/penyelesain (realizable/settlement value).
c. Asset dinyatakan sebesar jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh
sekarang dengan menjual asset dalam pelepasan normal.

1.5 Asumsi Dasar Laporan Keuangan


 Dasar akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar
ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan diungkapkan
dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan.
 Dasar Kas
Penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha menggunakan dasar kas.
Dalam hal prinsip pembagian hasil usaha berdasarkan bagi hasil, pendapatan atau hasil
yang dimaksud adalah keuntungan bruto (gross profit).
 Kelangsungan usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha entitas syariah dan
akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu, entitas syariah diasumsikan
tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH (SAK EMKM)

1.1 Tujuan Laporan Keuangan

Menyediakan informas posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik oleh siapapun
yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi
kebutuhan informasi tersebut.

4.1. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Laporan keuangan menurut SAK EMKM harus disajikan dengan wajar. Adapun syarat
penyajian wajar untuk mencapai tujuan:
- Relevan
Informasi dapat digunakan oleh pengguna untuk proses pengambilan keputusan.
- Meterialitas
Informasi yang dipandang materialitas bergantung pada besarnya pos atau kesalahan
yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian dalam mencantumkan
(omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstament).
- Representasi Tepat
Informasi dalam laporan keuangan mempresentasikan secara tepat apa yang akan
direpresentasikan dan bebas dari kesalahan material dan bias.
- Keterbandingan
Informasi dalam laporan keuangan entitas dapat dibandingkan antar periode untuk
mengindetifikasi posisi kecendrungan dan posisi keuangan. Informasi dalam laporan
keuangan juga dapat dibandingkan antar entitas untuk mengevaluasi posisi dan kinerja
keuangan.
- Keterpahaman
Informasi yang disajikan dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna. Pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai serta kemauan untuk mempelajari
informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.

1.2 Elemen-elemen Laporan Keuangan


 Posisi Keuangan
 Aset. Sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan yang dari mana manfaat ekonomik di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh
entitas.
 Liabilitas. Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomik.
 Ekuitas. Hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh likuiditasnya.
 Kinerja
 Penghasilan (income). Kenaikan manfaat ekonomik selama periode pelaporan dalam
bentuk arus kas masuk atau kenaikan aset, atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
 Beban (expenses). Penurunan manfaat ekonomik selama periode pelaporan dalam
bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau kenaikan liabilitas yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh distribusi kepada penanam modal.

1.3 Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan


 Pengakuan Elemen-elemen Dalam Laporan Keuangan

 Pengakuan Aset
Aset diakui dalam laporan posisi keuangan ketika manfaat ekonomiknya di masa
depan dapat dipastikan akan mengalir ke dalam entitas dan aset tersebut memiliki
biaya yang dapat diukur dengan andal.
 Pengakuan Liabilitas
Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomik dipastikan akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban entitas dan jumlah arus yang harus diselesaikan dapat diukur secara andal.
 Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomik di masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi
dan dapat diukur secara andal.
 Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomik di masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan
dapat diukur secara andal.

 Pengukuran Dalam Laporan Keuangan

Dasar pengukuran yang digunakan Entitas EMKM adalah biaya historis. Biaya historis
suatu aset adalah sebesar jumlah atau setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh
aset tersebut pada saat perolehan. Dalam liabilitas adalah sebesar jumlah kas atau setara
kas yang diterima atau jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk memenuhi
liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.

1.4 Prinsip dan Asumsi Dasar

 Dasar Akrual
Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan
beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk masing-masing pos
tersebut.
 Kelangsungan Usaha
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen menggunakan SAK EMKM dalam
membuat penilaian atas kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya di masa
depan (kelangsungan usaha).
 Konsep Entitas Bisnis
Entitas bisnis, baik yang merupakan usaha perorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, maupun badan usaha yang berbadan hukum, harus dapat dipisahkan
secara jelas dengan pemilik bisnis tersebut maupun dengan entitas-entitas lainnya.
Transaksi dengan bisnis tersebut harus dapat dipisahkan dari transaksi pemilik bisnis
tersebut, maupun dari transaksi entitas lainnya.
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP)

1.1 Tujuan Laporan Keuangan


Menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber sumber daya
keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo
anggaran lebih, surplus /defisit-Laporan Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan
arus kas suatu entitas pelaporan kepada para pengguna laporan untuk mengambil suatu
keputusan ekonomik.

1.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


 Relevan
Apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan
pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini,
dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasi evaluasi di
masa lalu. Relevan juga dipengaruhi dengan adanya berbagai karakteristik feednack
value, predictive value, tepat waktu, dan lengkap.
 Andal
Informasi laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan
material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Andal juga
memiliki berbagai karakteristik seperti penyajian jujur, verifiability, dan netralitas.
 Dapat Dibandingkan
Infromasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan lain pada umumnya.
 Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk
serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman pengguna.

1.3 Elemen-elemen Laporan Keuangan


 Laporan Realisasi Anggaran
 Pendapatan-LRA. Adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
 Belanja. Adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
 Transfer. Adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
 Pembiayaan (financing). Adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan
untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
 Neraca
 Aset. Adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
 Kewajiban. Adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
 Ekuitas. Adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.
 Laporan Operasional
 Pendapatan-LO. Adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih.
 Beban. Adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih.
 Transfer. Adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu
entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan
dana bagi hasil.
 Pos Luar Biasa. Adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi
karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak
diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas
bersangkutan.
 Laporan Arus Kas
 Penerimaan Kas. Adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum
Negara/Daerah.
 Pengeluaran Kas. Adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum
Negara/Daerah.

1.4 Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan


1) Pengakuan Elemen-elemen Dalam Laporan Keuangan
 Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
 Kewajiban
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat
pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian
yang dapat diukur dengan andal.
 Pendapatan
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada
aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas
diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan.
 Beban dan Belanja
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Belanja diakui
berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
entitas pelaporan.
2) Pengukuran Dalam Laporan Keuangan
Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat
sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi
kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan
mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih
dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

1.5 Prinsip dan Asumsi Dasar yang Digunakan


a) Prinsip yang Digunakan
 Basis Akuntansi, basis akuntansi yang digunakan adalah basis akrual.
 Prinsip Nilai Historis, nilai historis dapat diandalkan karena bersifat objektif dan
dapat diverifikasi.
 Realisasi, prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue
principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana
dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
 Substansi Menggali Bentuk, informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan
wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau
peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya.
 Periodisitas, kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu
dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan.
 Konsistensi, perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa
dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal).
 Pengungkapan Lengkap, laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna.
 Penyajian Wajar, laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan
Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
b) Asumsi Dasar yang Digunakan
 Kemandirian Entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit
yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan
keuangan.
 Kesinambungan Entitas, laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas
pelaporan akan berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah
diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam
jangka pendek.
 Keterukuran Dalam Satuan Uang, laporan keuangan entitas pelaporan harus
menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.
Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran
dalam akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA

Standar Akuntansi Keuangan Efektif per 1 Januari 2017. Cetakan Pertama. Jakarta: AI
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah Efektif per 1 Januari 2018.
Jakarta: AI
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publk. Cetakan Kelima. Jakarta: AI
Standar Akuntansi Keuangan Syariah Efektif per 1 Januari 2017. Cetakan Pertama. Jakarta: AI
Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. (Online). http://www.ksap.org/sap/standar-
akuntansipemerintah/. Tanggal Akses 16 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai