Anda di halaman 1dari 1

Hubungan Status Gizi Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita di

Puskemas__ Tahun__
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Gizi merupakan unsur yang penting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi, mengingat zat gizi
berfungsi menghasilkan energi, membangun dan memilihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan dalam tubuh. Selain itu gizi berhubungan dengan perkembangan otak, kemampuan
belajar dan produktivitas kerja4. Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh
setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta
bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini akan berpengaruh pada kualitas tumbuh
kembang anak5.
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah
satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran
bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura1. ISPA
merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara berkembang. ISPA
menyebabkan 4 dari 15 juta kematian anak berusia di bawah 5 tahun setiap tahunnya. Hasil
penelitian di negara sedang berkembang menunjukkan bahwa kasus pneumonia berat pada anak
disebabkan oleh bakteri, biasanya Streptococcus pneumonia atau Haemophillus influenza. Hal ini
bertolak belakang dengan situasi di Negara maju, yang penyebab utamanya adalah virus2.
Di Indonesia, ISPA menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan
balita. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Survei
mortalitas yang dilakukan oleh subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA sebagai penyebab
kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30%. Data dari Dinas Kesehatan Kota
Jambi menyebutkan angka kejadian ISPA tahun 2012 sebanyak 203.859 kasus3.
Dalam beberapa studi diketahui, terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya ISPA pada
bayi dan balita. Beberapa faktor risiko tersebut adalah bayi kurang gizi, berat badan lahir rendah
(BBLR), pemberian ASI yang tidak memadai, tingkat kepadatan hunian rumah yang tinggi, imunisasi
yang tidak lengkap, jenis kelamin, kekurangan vitamin A, kekurangan zat besi, kekurangan vitamin D
atau kalsium, umur bayi, adanya perokok, musim, pelayanan kesehatan, sosial ekonomi rendah, dan
asap pembakaran6.
Tingginya angka kejadian ISPA, serta masih buruknya status gizi, merupakan suatu masalah
yang perlu mendapatkan perhatian. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin melihat
hubungan status gizi terhadap kejadian ISPA pada balita di Puskesmas__ Tahun__. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan ibu-ibu pada khususnya tentang
hubungan status gizi terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita. Selain itu hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara status gizi dengan Kejadian ISPA pada balita di Puskemas__
Tahun __
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui status gizi balita di Puskesmas__ Tahun__
2. Mengetahui kejadian penyakit ISPA pada balita di Puskemas___ Tahun___
3. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada balita

Anda mungkin juga menyukai