PENDAHULUAN
bayi dan anak, dapat pula pada dewasa. Penyakit ini biasanya disertai dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum serta adanya riwayat rinitis alergika dan
atau asma pada keluarga maupun penderita1. Menurut definisi Rajka dermatitis
klinis timbulnya gatal dan lesi kulit inflamasi bersifat eczematous2. Istilah
sumber ilmu dari Amerika, digunakan untuk mengganti kata “eksema” yang
banyak dipakai di benua Eropa3. Kata eksema sendiri telah lama dikenal sejak
dahulu yaitu pada zaman sebelum masehi (543AD), berasal dari bahasa Yunani
“ekzein” yang berarti mendidih atau berbuih4-6. Istilah eksema ini barangkali
Pada tahun 1933 Wise dan Silzberger menyebut penyakit kulit dengan
gejala seperti tersebut di atas sebagai dermatitis atopik, istilah yang untuk
5,7
selanjutnya dapat diterima sampai saat ini dan penyakit kulit ini harus
4
8
dibedakan dengan dermatitis eksematosa tipe kontak . Konsep atopi
diperkenalkan pertama kali oleh Coca dan Cooke pada tahun 1923, sebagai suatu
istilah yang dipakai secara spontan pada individu yang mempunyai riwayat
keluarga terhadap kepekaan tersebut1,5,6,9. Kata atopi diambil dari bahasa Yunani
atopia yang berarti sesuatu yang tidak lazim, different atau out of place, dan
istilah ini untuk menggambarkan suatu reaksi yang tidak biasanya, berlebihan
5
BAB II
ISI
2.1 DEFINISI
genetik, ditandai oleh inflamasi, pruritus, dan lesi eksematosa dengan episode
dermatitis atopik sering pada masa anak-anak mulai dari lahir sampai usia 5
2.2 EPIDEMIOLOGI
hingga 20%.1
6
2.3 ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
kurang baik. Sedangkan teori kedua menyatakan adanya blokade reseptor beta
adrenegik pada kulit. Namun, kedua teori tersebut tidak adekuat untuk
Berdasarkan usia kejadian dermatitis atopik dibagi menjadi 3 tipe, yaitu : (Ilmu
Sedangkan Djuanda dan Sularsito tahun 2002, membagi usia pada tipe
7
2.4 PATOGENESIS
terbentuk dari korneosit yang dikelilingi lipid, yang terdiri dari ceramide,
kolesterol, dan asam lemak bebas. Ceramide berikatan kovalen dengan selubung
korneosit membentuk sawar yang menghalangi hilangnya air dari lapisan kulit.4
(NMF) yang berasal dari pemecahan filagrin dalam korneosit menjadi asam
amino.4
loss (TEWL) menjadi lebih tinggi pada dermatitis atopik dibandingkan pada
kulit normal karena kandungan lipid stratum korneum pada dermatitis atopik
juga berubah.3,4 Jumlah dan kandungan ceramide jenis tertentu berkurang dan
8
susunan lipid di stratum korneum juga berubah.3,4 Selain itu, ukuran korneosit
pada kulit pasien dermatitis atopik jauh lebih kecil dibandingkan korneosit kulit
mudah masuk ke dalam kulit.3,4 Agen infeksius yang paling sering terdapat pada
kulit dermatitis atopik adalah Staphylococcus aureus yang membuat koloni pada
Selain itu, pada dermatitis atopik terjadi defek respons imun bawaan
terhadap infeksi virus dan bakteri.3 Pada fase awal dermatitis atopik respons sel
dominasi menjadi respons Th1 yang berakibat pada pelepasan kemokin dan
sitokin pro-inflamasi, yaitu interleukin (IL) 4, 5, dan tumor necrosis factor yang
fase perkembangan kehidupan, mulai dari saat bayi hingga dewasa. Pada setiap
anak didapatkan tingkat keparahan yang berbeda, tetapi secara umum mereka
9
Gejala utama dermatitis atopik ialah pruritus, dapat hilang timbul
sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Akibatnya
rata-rata, sering merasa cemas, egois, frustasi, agresif, atau merasa tertekan5
Subyektif selalu terdapat pruritus. Terdiri atas 3 bentuk berdasarkan usia, yaitu
biasanya bersifat akut, sub akut, rekuren, simetris di kedua pipi.6 Karena
letaknya di daerah pipi yang berkontak dengan payudara, sering disebut eksema
susu. Terdapat eritem berbatas tegas, dapat disertai papul-papul dan vesikel-
vesikel miliar, yang menjadi erosif, eksudatif, dan berkrusta. Tempat predileksi
Rasa gatal yang timbul sangat mengganggu sehingga anak gelisah, susah
tidur, dan sering menangis. Pada umumnya lesi dermatitis atopik infantil
eksudatif, banyak eksudat, erosi, krusta dan dapat mengalami infeksi. Lesi dapat
10
meluas generalisata walaupun jarang, dapat terjadi eritroderma. Sekitar usia 18
yang halus pada pipi dan dahi, gatal. (Kanan) Terbentuk ekskoriasi dan krusta (dengan
tampak erosi, eksoriasi linear yang disebut starch marks. Tempat predileksi
11
tengkuk, fleksor kubital, dan fleksor popliteal. Sangat jarang di wajah.6 Lesi
dermatitis atopik pada anak juga bisa terjadi di paha dan bokong.8
Eksim pada kelompok ini sering terjadi pada daerah ekstensor (luar)
daerah persendian, (sendi pergelangan tangan, siku, dan lutut), pada daerah
Gambar 2. Dermatitis atopi pada anak-anak. Erupsi generalisata terdiri dari papul-
papul konfluens yang berubah menjadi erosif, ekskoriasi dan krusta. (Fitzpatrick,
2012)
12
Gambar 3. Dermatitis atopi pada anak-anak. Likenifikasi pada regio fleksura.
(Fitzpatrick, 2012)
Bentuk lesi pada fase dewasa hampir serupa dengan lesi kulit fase akhir
fleksor popliteal.
lekukan), dll7.
13
DA remaja cenderung berlangsung lama kemudian menurun dan
membaik (sembuh) satelah usia 30 tahun, jarang sampai usia pertengahan, hanya
2012)
14
Gambar 5. Dermatitis Atopik Remaja/Dewasa. Likenifikasi hebat dan papul
prurigo yang hiperpigmentasi (Fitzpatrick, 2012)
15
2.6 DIAGNOSIS
Kriteria mayor dan minor dalam diagnosis dermatitis atopik meliputi keberadaan
tahun.
2. Riwayat asma atau rhinitis alergi pada anak-anak atau keluarga tingkat pertama.
Jika bukan merupakan dermatitis atopik, gejala yang muncul dapat menjadi
suatu indikator adanya kondisi atau diagnosis dari penyakit lain. Oleh karena
itu, rujukan kepada spesialis amat diperlukan. Perlu dicatat bahwa kriteria
tersebut merupakan kriteria yang akan membantu para klinisi untuk menentukan
perifer pada dermatitis atopik, belum ada tes laboratorium tunggal yang dapat
kulit atau ELISA dapat digunakan untuk identifikasi serta eksklusi atopi yang
16
mungkin disebabkan oleh pemicu alergi, tetapi tidak cukup spesifik dan sensitif
untuk diagnosis.
Tidak hanya diagnosis atau tes laboratorium yang kurang, tetapi juga kurang
dalam hal standarisasi tingkat keparahan penyakit. Saat ini terdapat sistem skor
Dermatitis). Sistem tersebut diabsorsi dari the European Task Force on Atopic
belum ada konsensus yang objektif mengenai skala keparahan sehingga masih
Kriteria dermatitis atopik yang disusun oleh Hanifin dan Rajka dan dimodifikasi
17
Dermatitis papilla mammae
Keylitis
Lipatan infra orbital dennie-morgan
Konjungtivitis berulang
Keratokonus
Katarak subkapsular anterior
Orbita menjadi gelap
Muka pucat atau eritema
Hipersensitif terhadap makanan
Gatal bila berkeringat
Intolerans terhadap wol atau pelarut
lemak
Aksentuasi perifolikular
Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dan atau emosi
Tes kulit alergi tipe dadakan positif
Kadar IgE di dalam serum meningkat
Awitan pada usia dini
minor.
1. Kriteria Mayor
18
Pruritus
Xerosis/iktiosis/hiperliniaris palmaris
Kriteria major dan minor yang diusulkan oleh Hanifin dan Rajka didasarkan
pengalaman klinis. Kriteria ini cocok untuk diagnosis penelitian berbasis rumah
sakit (hospital based) dan eksperimental, tetapi tidak dapat dipakai pada
dokter atau diuji untuk pengulangan (repeatability). Oleh karena itu kelompok
kerja Inggris (UK working party) yang dikoordinasi oleh William memperbaiki
dan menyederhanakan kriteria Hanifin dan Rajka menjadi satu set kriteria untuk
Pedoman ini sahih untuk orang dewasa, anak, berbagai ras, dan sudah divalidasi
diagnosis.
yaitu :
19
- Harus mempunyai kondisi kulit gatal (itchy skin) atau dari laporan orang tuanya
1. Riwayat terkenanya lipatan kulit, misalnya lipat siku, belakang lutut, bagian
depan pergelangan kaki atau sekeliling leher (termasuk pipi anak usia di bawah
10 tahun).
2. Riwayat asma bronkial atau hay fever pada penderita (atau riwayat penyakit
4. Adanya dermatitis yang tampak di lipatan (atau dermatitis pada pipi/dahi dan
anggota badan bagian luar anak di bawah 4 tahun). Awitan di bawah usia 2 tahun
20
Tingkatan Dermatitis Atopik
Nilai
1
<9% luas tubuh
2
>9%-36%
3
>36% luas tubuh
b. Fase Infantil
2. Perjalanan Penyakit
3. Intensitas Penyakit
tidur
Gatal sedang 2
21
Penilaian
3-4 : ringan
4,5-7,5 : sedang
8,5-9 : berat 4
22
2.8 TATALAKSANA
telah terbukti misal makanan, debu rumah, bulu binatang dan sebagainya harus
disingkirkan.
yang potensinya paling lemah yang paling efektif untuk menghindari efek
23
7. Antihistamin : Antihistamin digunakan sebagai antipruritus yang cukup
2.9 PROGNOSIS
tatalaksana yang tepat.1,3 Meskipun demikian, pasien dan orang tua pasien harus
memahami bahwa penyakit ini tidak dapat sembuh sama sekali.1 Eksaserbasi
rinitis alergika dan sepertiga yang lain berkembang menjadi asma.1,3 Prognosis
buruk jika riwayat keluarga memiliki penyakit serupa, onset lebih awal dan luas,
jenis kelamin perempuan, dan bersamaan dengan rinitis alergika dan asma.1,3
24
BAB III
KESIMPULAN
menurut Hanifin dan Rajka pada tahun 1980 yang sampai sekarang masih
digunakan. Beberapa kriteria diagnostik lain yaitu kriteria Svenssons dan yang
dewasa, anak, bayi, dengan dermatitis atopik derajat ringan sampai sedang.
penanganan dermatitis atopik ringan sampai sedang pada bayi, anak, dewasa.
Meskipun data-data yang menunjukkan kemanjuran dari obat ini pada bayi dan
25
anak-anak belum diumumkan secara lengkap, akan tetapi obat ini telah terbukti
manjur pada semua umur, dan belum ada laporan secara klinis tentang efek
sistemik pada penggunaan obat ini. Lebih lanjut lagi, pimekrolimus juga tidak
mempunyai efek yang potensial untuk terjadinya atrofi pada kulit, yang
26
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
6. Krakowski AC, Eichenfi eld LF, Dohil MA. Management of atopic dermatitis
27
7. Djuanda, A. dan Sularsito, S. A., 2010, Dermatitis dalam Djuanda, A.,
Hamzah, M. dan Aisah, S., (eds), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin 6th ed.,
Tengah : 1-15.
9. Mahadi, I. D. R., 2000, Ekzema dan Dermatitis dalam Harahap, M., (ed.),
10. Mulyono, 1986, Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin 1st ed.,
11. Siregar, R. S., 1995, Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, EGC, Jakarta :
132-135.
12. Siregar, R. S., 2004, Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit 2nd ed., EGC,
Yogyakarta : 11-19.
28