FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
OLEH:
RESIDEN PEMBIMBING :
dr. Natami Dewi R
SUPERVISOR PEMBIMBING :
Dr. dr. Fatmawaty Madya, Sp. OG
1
2
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Departemen Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
3
SURAT KETERANGAN PEMBACAAN REFERAT
Hari / tanggal :
Tempat :
Nilai :
Supervisor Pembimbing
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
4
PENDAHULUAN
transmisi ibu – janin adalah modus utama penularan hepatits B di seluruh dunia.
Aspek perawatan yang harus diperhatikan mencakup efek ibu dan janin yang
terjangkit hepatitis B, efek dari kehamilan itu sendiri terhadap infeksi hepatitis B
infeksi perinatal. Infeksi HBV kronis biasanya ringan pada wanita hamil, tapi bisa
Dari sekitar 350 juta individu yang diperkirakan terinfeksi virus hepatitis
B (HBV) di seluruh dunia, biasanya paling tidak 50% terinfeksi pada saat
perinatal atau pada awal masa anak-anak, terutama di negara dimana HBV adalah
B diketahui sebagai pencegahan yang aman dan efektif. Gejala hepatitis viral akut
dapat mencakup ikterus, malaise, kelelahan, anoreksia, mual, muntah, dan nyeri
5
EPIDEMIOLOGI
HBV terjadi tiap tahun, hanya 25% yang berhubungan dengan infeksi akut
simptomatik. Sekitar 1,25 juta individu yang terinfeksi secara kronis yang
bertindak sebagai karier. Di Amerika Serikat, HBV paling sering tertular melalui
hubungan seksual. Penyakit ini juga bisa ditularkan melalui paparan darah yang
terinfeksi. HBV akut terjadi pada 1 hingga 2: 1.000 kehamilan dan HBV kronik
pada 5 hingga 15:1.000 kehamilan. Penularan dari ibu ke bayi biasanya terjadi
Hal utama pada kehamilan adalah risiko penularan pada anak, yang
negatif.7
ETIOLOGI
partikel sferis yang terdiri dari sebuah amplop disekitar inti yang memiliki
diameter 27-nm. Inti terdiri dari nukleokapsid yang mengandung genom DNA.
Genom viral terdiri dari DNA untai ganda dengan sedikit untaian tunggal yang
pendek. Virus ini terdiri dari 3200 nukleotida, membuatnya menjadi virus DNA
6
yang terkecil. Komponen inti yang lain adalah antigen inti hepatitis B (HBcAg)
dan HBeAg, yang merupakan glikoprotein dengan berat molekul yang ringan.8
Amplop virus mengandung HBsAg, yang terdiri dari satu protein utama
dan dua protein yang lain. Agregat HBsAg seringkali ditemukan dalam jumlah
besar dalam serum selama infeksi. Mereka dapat memiliki bentuk sferis atau
nukleokapsid. DNA hepatitis B juga dapat terdeteksi dalam serum dan merupakan
sebuah indikasi dimana virion yang bersifat infeksious ada disana. Pada jaringan
hepar yang terinfeksi, HBcAg, HBeAg, dan DNA hepatitis B ditemukan pada
Replikasi virus hepatitis B melibatkan langkah reverse transcription dan hal ini
merupakan sesuatu yang unik diantara virus DNA. Pada replikasi virus, transkrip
RNA virus positif dimasukkan kedalam partikel inti yang matang di akhir siklus
replikasi.8
PATOFISIOLOGI
Tidak lama setelah virus memasuki host, respon awal yang terjadi adalah
untuk menginfeksi sel-sel hati, yang disebut hepatosit. Target utama virus adalah
hati karena virus memiliki antigen permukaan spesifik untuk reseptor yang
ditemukan pada sel hati saja. Pengikatan antigen virus pada reseptor hepatosit
pengolahan nutrisi. Hati yang sehat adalah penting untuk fungsi darah, getah
7
bening, dan produksi empedu. Jika hati gagal, semua organ-organ lain dalam
Dalam sitoplasma, partikel inti dari virion akan memindahkan DNA virus
dan DNA polimerase ke dalam inti hepatosit. DNA ini kemudian diselenggarakan
jumlahnya. Virus yang dilepaskan dari membran sel hati ke dalam aliran darah
dapat menginfeksi sel hati lainnya dan bisa bereplikasi dengan efektif.9
8
MANIFESTASI KLINIS
Rangkaian manifestasi klinis dari HBV akut sama dengan HAV dan tidak
dirubah oleh adanya kehamilan. Sebagian besar infeksi HBV yang teridentifikasi
pada saat kehamilan adalah HBV yang kronis, asimptomatik, dan terdiagnosis
inkubasi, hepatitis B dapat terbukti secara klinis. Gejala awal yang paling sering
adalah demam, sakit kepala, dan nyeri abdominal, yang setelah beberapa hari
diikuti oleh kesembuhan gejala secara spontan. Pada saat ini urin mungkin
berubah menjadi gelap, dan mulai terlihat ikterus. Biasanya hepar membesar dan
lebih kenyal.1, 8
Karena ikterus berkurang, pasien secara spontan akan merasa lebih baik
dan biasanya mengalami masa pemulihan yang cepat. Seperti yang telah kita
ketahui, pada sekitar 10% pasien dengan hepatitis B adalah hepatitis B kronis.
Hepatitis B dapat muncul sebagai bentuk fulminan akut yang dapat menjadi fatal,
walaupun bentuk ini jarang dalam populasi negara besar yang bergizi baik.
kasus hepatitis fulminan melebihi 80%. Pada neonatus, presentasi infeksi hepatitis
yang paling sering adalah anak yang asimptomatik dengan infeksi kronis.1, 8
9
DIAGNOSIS
Infeksi ibu: HBV sering dikaitkan dengan gejala non-hepatik, seperti ruam,
arthralgias, mialgia, dan sesekali arthritis. Ikterus terjadi pada sebagian kecil
pasien. Pada orang dewasa, lebih dari 95% kasus akut sembuh sepenuhnya, dan
pasien menjadi infeksi kronis. Pasien ini memiliki tingkat terdeteksi HBsAg tapi
benar-benar asimtomatik dan memiliki hasil tes fungsi hati normal. Insiden sirosis
melahirkan. Pada wanita yang seropositif untuk kedua HBsAg dan HBeAg,
tingkat transmisi vertikal meningkat menjadi 90% . Namun, jika ibu HBsAg
positif dan anti HepB positif, dengan nilai DNA hepatitis B negatif, maka risiko
penularan adalah 10% sampai 30%. Frekuensi transmisi vertikal juga dipengaruhi
oleh waktu infeksi ibu. Jika infeksi terjadi ketika ibu pada trimester pertama, 10%
dari neonatus didapati seropositif, pada trimester ketiga, 80% sampai 90% dari
10
HBeAg yang terdeteksi selama replikasi virus aktif. Hilangnya HBeAg
Jika seorang pasien diuji selama periode dimana hasil untuk HBsAg
dominan pada daerah dengan angka prevalensi yang tinggi. Angka penularan
yang telah dilaporkan yang berasal dari ibu yang positif antigen e hepatitis B
(HBeAg) berkisar dari 7% hingga 28%. Transmisi perinatal HBV tetap terjadi
tampaknya infeksi dapat terjadi intrapartum atau in utero. Virus DNA hepatitis B
dan HBsAg telah terdeteksi dalam cairan amnion, sel plasenta, dan sekret vagina
pada wanita yang positif HBsAg dan pada darah janin mereka. Cara persalinan
tampaknya tidak berpengaruh pada resiko infeksi HBV perinatal. Telah diterima
secara luas bahwa sebagian besar penularan perinatal terjadi pada saat
intrapartum. Resiko teoritis untuk penularan HBV pada saat persalinan mencakup
umumnya menyebabkan sebagian kecil infeksi yang tidak dapat dicegah oleh
imunisasi. 2,11,12
11
Transmisi hepatitis B transplasenta
yang tidak terlindungi oleh imunisasi pasif dan aktif. Resiko utama terjadinya
infeksi HBV intrauterin adalah HBeAg positif pada serum maternal dan
adanya HBV pada plasenta, terutama pada sel endotel kapiler vili. Angka
intrauterin juga terjadi pada pasien yang memiliki polimorfisme pada gen
masih menjadi cara penularan terpenting oleh karena itu cara pencegahan
pada saat intrapartum. Vaksinasi neonatal mencegah infeksi bayi baru lahir
dari ibu ke anak mencakup transfusi darah ibu ke janin pada saat kontraksi
persalinan, infeksi setelah pecahnya ketuban, dan kontak langsung antara janin
dengan sekret atau darah yang terinfeksi dari traktus genital maternal.
12
ketuban atau onset persalinan, dapat membantu menghindari hal ini. Wang
dan rekan tidak menemukan adanya perbedaan mengenai efek cara persalinan
bahwa ASI tetap harus diberikan bahkan jika sang ibu menderita hepatitis B.
Satu-satunya yang dapat mencegah pemberian ASI adalah jika pada puting ibu
terdapat retak atau terdapat perdarahan atau lesi luka pada payudara ibu. Jika
terdapat hal seperti ini ibu harus menghentikan pemberian ASI hingga lesi
tersebut sembuh.13
PENANGANAN
medis suportif seperti pada pasien yang tidak hamil. Resiko maternal dan janin
cukup rendah jika nutrisi yang adekuat dapat dipertahankan. Terminasi kehamilan
hanya pada kasus koma hepatik. Keputusan mengenai penanganan infeksi HBV
antibodi HBsAg pada trimester pertama. Jika ibu HBsAg negatif, dapat dimulai
vaksinasi HBV maternal dan bayinya divaksinasi pada saat dilahirkan. Wanita
dengan viral load yang tinggi dapat dipertimbangkan untuk menerima pengobatan
lamivudin. Lebih dari 4600 wanita telah terpapar oleh obat ini pada saat trimester
13
kedua dan ketiga. Lamivudin dapat diberikan secara oral dengan dosis sebesar 150
DNA yang bergantung pada RNA dari HBV, obat ini juga mengganggu replikasi
DNA mitokondria, dan hal ini dapat menyebabkan toksisitas mitokondrial yang
jarang terjadi pada orang dewasa, tetapi sindrom ini dapat mempengaruhi
organogenesis.15
PENANGANAN PERSALINAN
Persalinan pada ibu hamil dengan titer HBV tinggi (3,5 pg /Ml) atau
HbeAg positif lebih dianjurkan melakukan Operasi Sectio Caesar pada persalinan
yang lebih dari 14 jam. Pada infeksi akut persalinan pervaginam usahakan dengan
trauma sekecil mungkin dan di rawat bersama dengan Ahli Penyakit dalam.6,14
menganalisis data dari 1.409 bayi yang lahir melalui persalinan pervaginam,
seksio sesaria elektif atau operasi caesar darurat untuk ibu dengan HBsAg positif.
Infeksi HBV yang ditularkan pada bayi yang lahir dengan operasi caesar elektif
pervaginam (3,4%) atau operasi caesar darurat (4,2%). Operasi caesar darurat
pervaginam, sedangkan bayi yang lahir dengan operasi caesar elektif memiliki
14
tingkat signifikan lebih rendah dari penularan vertikal dari mereka yang lahir
PENCEGAHAN
regimen yang 90% efektif dalam mencegah terjadinya HBV kronis pada bayi baru
lahir. Bayi yang dilahirkan oleh wanita HBsAg positif harus mendapatkan HBIG
(0,5 ml secara intramuskular) saat mereka telah stabil, lebih diutamakan dalam 12
jam setelah kelahiran. Selain itu, bayi-bayi ini harus mendapatkan vaksin HBV
rekombinan (5 µg per dosis), atau mereka dapat menerima vaksin yang berasal
dari plasma (Engerix-B) (10 µg per dosis). Vaksin-vaksin ini harus diberikan
secara intramuskular dalam rangkaian berikut ini: yang pertama pada saat
dilahirkan dan yang kedua dan ketiga pada usia 1 bulan dan 6 bulan. Pada bayi
yang dilahirkan oleh ibu seronegatif, HBIG tidak diindikasikan, tetapi vaksinasi
PROGNOSIS
Infeksi virus hepatitis B dapat berupa akut (self limiting) atau kronis
(lama). Penderita dengan infeksi self limiting bisa bebas dari infeksi secara
15
Anak-anak cenderung lebih rentan terkena infeksi hepatitis B
dibandingkan orang dewasa. Lebih dari 95% orang yang terinfeksi sebagai orang
dewasa atau anak-anak akan melalui tahap pemulihan penuh dan mengembangkan
kekebalan protektif terhadap virus. Namun, hal ini turun menjadi 30% untuk anak-
anak muda, dan hanya 5% bayi baru lahir yang terinfeksi dari ibu mereka saat
lahir akan bebas infeksi. Populasi ini memiliki risiko seumur hidup untuk
mereka yang terinfeksi antara umur satu sampai enam tahun, 70% akan bebas
daripada infeksi. 16
DAFTAR PUSTAKA
2005.
16
2. Jonas Maureen M. Hepatitis B and Pregnancy: An Underestimated Issue.
6. James D.K et al. High Risk Pregnancy Management Options, 3rd edition.
7. Reece Albert E, et al. Clinical Obstetric the Fetus and Mother, 3rd edition.
8. Drew L.W., MD, PhD. Current Diagnosis & Treatment in Infectious Disease,
http://www.ppdictionary.com/viruses/hepatitis_b_patho.htmpatologi anatomi
www.mja.com.
17
11. Dhar Sudhipta. Perinatal Transmission of Hepatitis B. [cited on 2nd September
12. Ugebor O, et al. The prevalence of hepatitis B and C viral infections among
from http://www.news-medical.net/health/Hepatitis-B-Prognosis.aspx
18